Anda di halaman 1dari 25

KIMIA

Gas
Mulia dan
Halogen

GRETA MAE EVANS


KEVIN, NATALIA, SHERILYN, IRVING
DAFTAR ISI
Halogen........................................................................................................... 1
Sifat Halogen.................................................................................................. 2
Senyawa Halogen.......................................................................................... 6
Fluorin............................................................................................................. 9
Klorin............................................................................................................... 10
bromin............................................................................................................. 11
iodin................................................................................................................. 12
Astatin............................................................................................................. 13

Gas Mulia......................................................................................................... 14
Sifat Gas Mulia............................................................................................... 15
Senyawa Gas Mulia........................................................................................ 16
Helium............................................................................................................. 17
Neon................................................................................................................ 18
Argon............................................................................................................... 19
Kripton............................................................................................................ 20
Xenon.............................................................................................................. 21
Radon.............................................................................................................. 22
HALOGEN
DESKRIPSI HALOGEN LETAK DARI HALOGEN
Halogen adalah Kelompok Reaktivitas unsur halogen sangat
unsur kimia VII A dalam tabel besar sehingga unsur-unsurnya sulit
periodik terdiri dari fluor (F), ditemukan di alam. Golongan halogen
klor (Cl), brom (Br), yodium (I), yang paling banyak ditemukan dan
dan astatin (At). Ini adalah melimpah di kerak bumi adalah fluor
unsur nonlogam paling reaktif. (F). Kelimpahan halogen juga banyak
ditemukan di lautan.
Mereka umumnya tidak
ditemukan di alam dalam ASAL KATA HALOGEN
Halogen menandakan unsur-unsur
bentuk bebas, tetapi sebagai
yang menghasilkan garam jika
garamnya. Unsur ini cenderung
bereaksi dengan logam. Istilah ini
membentuk ion negatif dengan
berasal dari istilah ilmiah bahasa
menambah satu elektron untuk
Prancis dari abad ke-18 yang
mengisi orbit elektron
diadaptasi dari bahasa Yunani.
terluarnya. Ion ini disebut ion
halida, sedangkan garam yang
FAKTA MENARIK HALOGEN
Halogen digunakan dalam pengolahan
terbentuk oleh ion ini disebut air. Klorin, salah satu halogen, banyak
halida. Unsur halogen digunakan di instalasi pengolahan air
ditemukan dalam keadaan untuk mendisinfeksi dan memurnikan
diatomik karena tidak stabil air dengan membunuh bakteri dan
saat berdiri sendiri, sehingga mikroorganisme lainnya.
harus membentuk ikatan untuk
mencapai kestabilan.

1
SIFAT HALOGEN
Berdasarkan konfigurasi elektronnya, unsur halogen mempunyai elektron valensi ns² np⁵. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat satu elektron yang belum berpasangan. Adanya satu elektron yang
belum berpasangan menyebabkan halogen sangat reaktif dan mudah membentuk ion halida (X‐).
Sifat ini sesuai dengan fakta bahwa halogen umumnya terdapat di alam sebagai senyawa halida.
Hampir semua senyawa halida (kecuali perak halida dan timbel (II) halida) mudah larut dalam air.
Oleh karena itu, sumber halida di alam yang paling banyak terdapat di air laut atau daerah bekas
laut.

Konfigurasi elektron valensi halogen adalah ns^2 ps^5 Adanya sebuah elektron yang tidak
berpasangan dapar digunakan untuk membentuk pasangan elektron bersama dengan satu
elektron pada subkulit dari atom halogen yang lain, sehingga halogen dalam keadaan bebas
merupakan molekul diatomik (X).
Dari F ke At titik didih dan titik lelehnya semakin tinggi Hal ini dapat dijelaskan dengan gaya
van der Waals yang bekerja pada molekul-molekul tersebut. Dari atas (F) ke bawah (Ar), ukuran
atomnya semakin besar sehingga semakin mudah terjadi dipol sesaat yang berakibat semakin
kuatnya gaya van der Waals. Semakin kuat gaya van der Waals, semakin tinggi titik didih dan
titik lelehnya.
Energi ionisasi halogen tinggi -> Tingginya energi ionisasi menunjukkan bahwa unsur halogen
sukar melepaskan elektron valensinya menjadi ion positif. Oleh karena itu, di alam tidak ada
unsur halogen yang membentuk ion positif, tetapi membentuk ion negatif. Kecenderungan
perubahan energi ionisasi dari atas ke bawah semakin rendah karena jari-jari atomnya yang
semakin panjang.
Afinitas Elektron Tinggi -> Tingginya afinitas elektron dari halogen mendukung fakta bahwa
halogen lebih mudah membentuk ion negatif.
Energi disosiasi ikatan -> Energi disosiasi ikatan merupakan salah satu ukuran mudah
tidaknya molekul halogen berubah menjadi atom-atom halogen (mengalami atomisasi). Dari
fluorin ke astatin (atas ke bawah) energi disosiasi ikatan cenderung semakin kecil. Hal ini
berkaitan dengan jari-jari atom yang semakin panjang sehingga gaya tarik inti atom terhadap
pasangan elektronnya semakin lemah. Terdapat penyimpangan, yaitu energi disosiasi F2 lebih
rendah daripada Cl2. Hal ini disebabkan ukuran atom F yang kecil menyebabkan kerapatan
pada molekul F2 sangat tinggi. Akibat adanya pengaruh gaya tolak-menolak antara pasangan
elektron bebas dari kedua atom pada F2 gaya tarik inti terhadap pasangan elektron ikaran
menjadi berkurang.

2
SIFAT HALOGEN
Sifat Fisis Halogen
Pada suhu kamar, F2 merupakan gas berwarna kuning muda, Cl2 merupakan gas berwarna
hijau muda, Br2 merupakan zar cair berwarna cokelat yang mudah menguap, dan I2
merupakan kristal berwarna ungu gelap (mendekati hitam) mengilap seperti logam dan
mudah menyublim. Semua halogen sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam pelarut
non polar. Gas F2 dan Cl 2 dalam air mengalami reaksi membentuk halida dan gas oksigen.

Sifat Kimia Halogen


1) Sifat umum
Secara kimiawi, halogen merupakan unsur nonlogam yang paling reaktif. Hal ini didukung
oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut

a) Berdasarkan konfigurasi elektronnya, halogen mempunyai satu elektron tidak


berpasangan sehingga mudah membentuk ikatan kovalen.
b) Afinitas elektron yang tinggi mengakibatkan halogen mudah membentuk ion negatif dan
membentuk senyawa dengan berikatan secara ionik. Dari atas ke bawah (dari F ke I),
terdapat kecenderungan berkurangnya afinitas elektron halogen. Hal ini mengakibatkan
kereaktifannya berkurang. Meskipun afinitas elektron fluorin lebih rendah daripada klorin,
karena energi disosiasi ikatan Klorin lebih rendah daripada klorin, maka fluorin masih lebih
reaktif daripada klorin. Demikian juga bromin dan iodin, keduanya masih cukup reaktif
karena energi disosiasi ikatannya yang relatif rendah. Oleh karena kereaktifannya, halogen
dapat bersenyawa dengan hampir semua unsur, termasuk fluorin yang dapar bereaksi
dengan gas mulia. Beberapa halogen dapat bereaksi langsung dengan unsur lain membentuk
suatu halida.

2) Daya oksidasi halogen dan daya reduksi halida


Potensial elektrode standar halogen ditunjukkan dengan setengah reaksi. Semua halogen
mempunyai elektrode positif. Hal ini menunjukkan bahwa semua halogen merupakan
oksidator dan mempunyai kecenderungan daya oksidasi,yaitu F2 > Cl2 > B*r2 > I2.
Menurunnya daya oksidasi halogen menunjukkan semakin kuatrıya daya reduksi halida,
dengan kecenderungan daya reduksi I- >Br- >GT- >F-. Menurunnya daya oksidasi halogen
menunjukkan semakin kuatnya daya reduksi halida.

3
SIFAT HALOGEN
3) Reaksi-reaksi Halogen

a) Reaksi halogen dengan unsur logam Reaksi halogen dengan unsur logam, baik logam
golongan A maupun golongan B dapat langsung membentuk garam dan reaksinya
berlangsung dengan hebat.
b) Reaksi halogen dengan unsur golongan IVA
Kecuali dengan karbon, halogen dapat bereaksi langsung dengan semua unsur golongan IVA
membentuk senyawa halida.
e) Reaksi halogen dengan gas hidrogen
Reaksi halogen dengan gas hidrogen berlangsung sangathebat membentuk gas hidrogen
halida.
f)Reaksi halogen dengan air
Fluorin dapat mengoksidasi air dan menghasilkan gas oksigen. Jika gas klorin dialirkan ke
dalam air, klorin akan mengalami reaksi disproporsionasi. Reaksi tersebut berada dalam
kesetimbangan sehingga di dalam air masih tetap ada gas klorin (sebagai Cl2) Larutan ini
disebut dengan air klorin. Senyawa Br2 dan I2, dalam air tidak bereaksi dan larutannya
disebut dengan air bromin dan air iodin.
g) Reaksi halogen dengan basa kuat
Kecuali F, semua halogen di dalam basa kuat akanmengalami reaksi disproporsionasi
(autoredoks). Reaksi yang terjadi dipengaruhi oleh suhu. Pada suhu rendah:
X2 (g) + 2OH- (aq) -> X- (aq) + XO- (aq) + H2O (l)
Pada suhu tinggi:
3X2 (g) + 6OH- (aq) -> 5X- (aq) + XO3- (aq) + 3H2O (l)
h) Reaksi halogen dengan holida
Dengan memperhatikan nilai potensial elektrode dari masing-masing halogen, halida dapat
dioksidasi oleh halogen yang mempunyai daya oksidasi lebih tinggi. Nilai potensial elektrode
halogen adalah sebagai berikut.
F2 (g) + 2e- -> 2F- (aq) E° = +2,87 V
Cl2 (g) + 2e- -> 2Cl- (aq) E° = +1,36 V
Br2 (l) + 2e- -> 2Br- (aq) E° = +1,07 V
I2 (s) + 2e- -> 2I- (aq) E° = +0,54 V

4
SIFAT HALOGEN
Perhatikan reaksi berikut.
2Cl- (aq) + F2 (g) -> 2F- (aq) + Cl2 (g) E° = +1,51 V (reaksi spontan)
2Cl- (aq) + Br2 (g) -> Cl2 (g) + 2Br- (aq) E° = -0,30 V (reaksi tidak spontan)
Dari dua reaksi tersebut dapat disimpulkan, jika halida direaksikan dengan halogen yang terletak
diatasnya dalam sistem periodik unsur, halida tersebut akan mengalami oksidasi menghasilkan
halogen. Sebaliknya, halogen akan mengalami reduksi menjadi halida. Akan tetapi, hal yang
sebaliknya tidak dapat terjadi, sebabakan mempunyai potensial reaksi yang bernilai negatif,
Penerapan reaksi tersebut dalam reaksi molekuler adalah sebagai berikut.
2KCl (aq) + F2 (g) -> 2KF (aq) + Cl2 (g) (reaksi spontan)
KCl (aq) + Br2 (g) -/-> (reaksi tidak spontan)
Dengan demikian, halogen dapat mendesak halida di bawahnya dari suatu senyawa.
F, dapat mendesak Cl- Br-. dan I- dari senyawanya.
Cl2 dapat mendesak Br- dan I- dari senyawanya, tetapi tidak dapat mendesak F-.
Br2 dapat mendesak I- dari senyawanya, tetapi tidak dapat mendesak Cr- dan F- dari
senyawanya.

5
SENYAWA HALOGEN
Halogen (kecuali F) dapat membentuk senyawa dengan bilangan oksidasi yang bervariasi dari -1
sampai dengan +7. Senyawa halogen dengan bilangan oksidasi -1 disebut dengan halida, sedangkan
senyawa halogen dengan bilangan oksidasi +1 sampai dengan +7 disebut dengan senyawa
oksihalogen, dan senyawanya dengan oksigen disebut dengan oksida halogen.

a. Senyawa antarhalogen
Halogen yang satu dengan halogen yang lain dapat membentuk senyawa kovalen dengan rumus
umum XYn dengan X adalah halogen yang lebih elektropositif dan Y halogen yang lebih
elektronegatif, serta n merupakan bilangan 1, 3, 5, dan 7. Contohnya adalah IF7, ICI3, CIF3, ICI5, dan
CIF. Senyawa antarhalogen mudah terurai menjadi atom-atom halogen yang sangat reaktif
sehingga senyawa antarhalogen sering dimanfaatkan untuk oksidator kuat.

b. Senyawa oksida halogen


Semua halogen dapat membentuk senyawa oksida. Fluorin dapat membentuk oksida OF2, dan O2F2,
yang dikenal sebagai oksigen fluorida. Senyawa O₂F2, dibuat dengan mengalirkan gas F2, secara
cepat melalui larutan NaOH 2%. Senyawa O2F2 merupakan zat padat berwarna kuning jingga yang
digunakan sebagai bahan bakar roket. Senyawa oksida klorin lebih banyak jenisnya, yaitu Cl₂O,
Cl₂O3, ClO₂, Cl₂O4, Cl2O6, Cl₂O, dan Cl₂O7. Senyawa oksida klorin tidak stabil dan cenderung
meledak. Senyawa CIO₂, merupakan oksidator sangat kuat yang uat yang digunakan untuk pemutih
bubur kertas (pulp).

c. Senyawa halida
Senyawa halida merupakan senyawa halogen dengan bilangan oksidasi -1, dan merupakan senyawa
yang paling banyak di antara senyawa halogen. Secara umum, senyawa halida dapat dikelompokkan
menjadi senyawa hidrogen halida dan garam halida.

6
SENYAWA HALOGEN
1) Senyawa hidrogen halida
Senyawa hidrogen halida (HX) pada suhu kamar merupakan gas yang mudah larut dalam air.
Larutannya dalam air bersifat asam sehingga sering disebut asam balida. Senyawa HF
dikelompokkan sebagai asam lemah, sedangkan HCl, HBr, dan HI merupakan asam kuat. Kekuatan
asaMnya meningkat dari MF ke HI. Peningkatan kekuatan asam ini berhubungan dengan jari-jari
atomnya yang semakin panjang sehingga kekuatan ikatan H-X semakin lemah. Semakin lemahnya
kekuatan ikatan tersebut mengakibatkan semakin mudahnya ion H terlepas jika berinteraksi
dengan H2O dalam larutan. Titik didih dan titik leleh HX semakin besar dari HCI ke Hl. Hal ini
disebabkan semakin kuarnya gaya van der Waals. Titik didih HF paling tinggi di antara hidrogen
halida yang lain karena adanya ikatan hidogen pada HF.

2) Garam Halida
Garam halida dapat terbentuk dari interaksi langsung antara logam dengan halogen. Semua garam
halida mudah larut dalam ait, kecuali garam halida dari perak (I), timbel (II). raksa (I), dan tembaga
(I). Warna endapan perak halida dan timbel (II) halida dari reaksi ion halida dengan ion perak dan ion
timbel (II) digunakan untuk identifikasi adanya ion halida di dalam suatu larutan Membedakan lon
Halida, Endapan perak klorida dapat larut dalam amonia encer, sedangkan perak bromida tidak
larut dalam amonia encer, tetapi larut dalam amonia pekar. Sementara itu, perak iodida tidak dapat
larut dalam amonia encer dan pekat. Endapan perak klorida dan perak bromida dapat larut dalam
amonia karena membentuk ion kompleks dengan reaksi sebagai berikut.
AgCl (s) + 2NH3 -> [Ag(NH3)2]+ (aq) + Cl- (aq)
Identifikasi adanya ion halida dapat dilakukan dengan menambahkan larutan Pb2+ (misalnya
Pb(NO₂)₂). Jika terbentuk endapan putih, kemungkinan ion halidanya adalah F- atau Cl-. Akan tetapi,
jika endapannya berwarna kuning berarti ion halidanya adalah Br- atau I-. Jika tidak terbentuk
endapan, berarti tidak ada ion halida di dalam larutan. Untuk membedakan ion F dan Cr, maka ke
dalam larutan ditambahkan Ag+ (misalnya AgNO3). Jika tidak terbentuk endapan, berarti ion
halidanya adalah ion F- dan jika terbentuk endapan putih, berarti ion halidanya adalah ion Cl-. Untuk
membedakan ion Br- dan I-, maka larutan direaksikan dengan Ag+. Endapan yang terbentuk
didekantasi, kemudian ditambahkan NH3 pekat. Jika larut, berarti yang ada dalam larutan adalah
ion Br- dan jika tidak larut, berarti yang ada dalam larutan adalah ion I-.

7
SENYAWA HALOGEN
Halida padat (kecuali fluorida) dapat dioksidasi oleh oksidator kuat (misalnya MnO2, KMnO4, atau
K₂Cr₂O7, dalam H₂SO₄ pekat) menghasilkan gas halogen. Bromida dan iodida dapat teroksidasi
sebagian oleh asam kuat oksidator, misalnya H₂SO₄ pekat, sedangkan fluorida dan klorida tidak
dapat teroksidasi. Halida padat dapat digunakan untuk membuat gas hidrogen halida (HX) jika
direaksikan dengan asam lemah pekat.

d. Senyawa oksihalogen
Selain membentuk oksida dan halida, unsur-unsur halogen dapat membentuk senyawa-senyawa
oksihalogen. Garam oksihalogen lebih stabil daripada asamnya. Asam oksihalogen sedikit larut
dalam air.
Asam oksi mempunyai struktur umum berikut.
H-O-X
Kekuatan asam oksi halogen ditentukan oleh kekuatan ikatan H-O dan ikatan O-X. Jika ikatan O-X
lemah, ikatan H-O kuat dan sebaliknya jika ikatan O-X kuat, ikatan H-O lemah Semakin lemah ikatan
H-O, semakin mudah asam tersebut terionisasi dan berarti semakin kuat asannya. Kekuatan ikatan
O-X dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu keelektronegatifan dari X dan banyak sedikitnya atom
oksigen yang mengelilingi X. Semua halogen dapat membentuk senyawa oksihalogen. kecuali
fluorin. Larutan ion oksihalogen dapat diperoleh dengan mereaksikan halogen dengan basa. Halida
padat dapat digunakan untuk membuat gas hidrogen halida (HX) jika direaksikan dengan asam
lemah pekat. Dalam suasana asam, senyawa oksi merupakan oksidator kuat. Perubahan yang
terjadi jika senyawa oksihalogen bertindak sebagai oksidator adalah sebagai berikut.
XOn- (aq) + 2nH+ (aq) + 2ne- -> X- (aq) + nH20 (l)
Reaksi antara oksihalogen dengan halida dapat membebaskan halogen. Reaksi-reaksi yang
membebaskan i2 dimanfaatkan untuk penentuan kadar zat dengan cara titrasi yang dikenal dengan
titrasi iodometri. Dalam titrasi tersebut, I2 yang dibebaskan dari suatu reaksi dititrasi dengan
larutan standar Na2S2O3 dan indikator yang digunakan adalah amilum. Amilum dengan I2 akan
memberikan warna biru sampai ungu. Hilangnya warna biru menandakan bahwa I2 telah habis
bereaksi.

8
FLUORIN
A. SIFAT - SIFAT UMUM
Simbol :F
Nomor Atom :9
Berat Atom : 19
Kelompok : 17 / VIIB (IUPAC), VIIA (CAS)
Periode :2
Blok :p

B. MEDIA
Kepadatan : 0,0017 g/cm³
Isipadu Atom : 17,1 cm³/mol
Radius Atom : 0,57 Å
Radius Kovalen : 72 pm
Kelimpahan (Kerak) : 0,054%
Struktur Krystal : Kubik
Warna : Tidak berwarna

C. KONDISI
Titik Lebur : -219,8 ℃
Titik Didih : -188,1 ℃
Panas Hasil Fusi : 0,26 kJ/mol
Panas Penguapan : 3,2698 kJ/mol

D. ENERGI
Elektronegativitas : 4,0 (Skala Pauling)
Afinitas Elektron : 328 kJ/mol
Ionisasi Energi Pertama : 1.681 kJ/mol
Kapasitas Panas Spesifik : 0,824 J/(g⋅K)
Konduktivitas Termal : 0,0279 W/(m K)
Radioaktif : Tidak Bersifat Radioaktif

E. ELEKTRON & OKSIDASI


Kondisi Oksidasi : -1
Konfigurasi Elektron :27
Elektron Setiap Kelopak : 1s² 2s² 2p⁵
[He] 2s² 2p⁵

Fluorin pertama kali di temukan pada 1886. Halogen ini ditemukan oleh Henri Moissan di
Perancis. Asal kata fluorin adalah ‘fluere’ dalam bahasa Latin yang memiliki arti ‘mengalir’.
Fluorin sendiri merupakan gas berwarna kuning kehijauan, tajam, dan korosif. Gas ini sangat
reaktif. Gas ini terjadi secara terkombinasi di alam. Fluorin digunakan dalam pendingin dan
fluorokarbon lainnya. Fluorin juga digunakan dalam pasta gigi sebagai sodium fluoride (NaF)
dan stannous fluoride (SnF2) dan di teflon. Fluorin ditemukan dalam mineral fluorit (CaF2) dan
kriolit (Na3AlF6). Elektrolisis asam fluorida (HF) atau asam kalium fluorida (KHF2) adalah
satu-satunya metode praktis produksi komersial. Fluorin adalah halogen yang paling reaktif.
Fluorin adalah unsur paling reaktif dalam kelompok halogen. Ia memiliki afinitas yang kuat
terhadap elektron dan dapat bereaksi secara eksplosif dengan zat tertentu. Ini sering
digunakan dalam produksi pelapis anti lengket dan zat pendingin.

9
KLORIN
A. SIFAT - SIFAT UMUM
Simbol : Cl
Nomor Atom : 17
Berat Atom : 35.453
Kelompok : 17 / VIIB (IUPAC), VIIA (cas)
Periode :3
Blok :p

B. MEDIA
Kepadatan : 0,00321 g/cm³
Isipadu Atom : 18,7 cm³/mol
Radius Atom : 0,97 A
Radius Kovalen : 99 pm
Kelimpahan : 0,017%
Struktur Krystal : Orthorhombic
Warna : Kuning

C. KONDISI
Titik Lebur : -101 ℃
Titik Didih : -34,6 ℃
Panas Hasil Fusi : 3,21 kJ/mol
Panas Penguapan : 10,2 kJ/mol

D. ENERGI
Elektronegativitas : 3,2 (Skala Pauling)
Afinitas Elektron : 349 kJ/mol
Ionisasi Energi Pertama : 1.251,2 kJ/mol
Kapasitas Panas Spesifik : 0,48 J/(g⋅K)
Konduktivitas Termal : 0,0089 W/(m K)
Radioaktif : Tidak Bersifat Radioaktif
E. ELEKTRON & OKSIDASI
Kondisi Oksidasi : -1
Konfigurasi Elektron :287
Elektron Setiap Kelopak : 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁵
[Ne] 3s² 3p⁵

Klorin pertama kali di temukan pada 1774. Halogen ini ditemukan oleh Carl William Scheele di
Swedia. Asal kata klorin adalah ‘chloros’ dalam bahasa Yunani yang memiliki arti ‘hijau pucat’.
Klorin sendiri merupakan gas berwarna kuning kehijauan dan tidak menyenangkan. Gas ini
tidak ditemukan di alam bebas. Klorin digunakan dalam pemurnian air, pemutih, asam dan
banyak senyawa lainnya seperti klorofluorokarbon (CFC). Garam (NaCl) adalah senyawa yang
paling umum dari klorin. Jumlah komersial dihasilkan melalui elektrolisis larutan natrium
klorida (air laut atau air garam dari tambang garam). Gas klorin jauh lebih padat dibandingkan
gas di atmosfer. Jika seluruh klorin di laut dilepaskan ke atmosfer sebagai gas, maka berat
atmosfer akan bertambah lima kali lipat.

10
BROMIN
A. SIFAT - SIFAT UMUM
Simbol : Br
Nomor Atom : 35
Berat Atom : 79.904
Kelompok : 17 / VIIB (IUPAC), VIIA (CAS)
Periode :4
Blok :p

B. MEDIA
Kepadatan : 3,12 g/cm³
Isipadu Atom : 23.5 cm³/mol
Radius Atom : 1,12 Å
Radius Kovalen : 114 pm
Kelimpahan : 0,0003%
Struktur Krystal : Orthorhombic
Warna : Merah

C. KONDISI
Titik Lebur : -7,2 ℃
Titik Didih : 58,8 ℃
Panas Hasil Fusi : 5,286 kJ/mol
Panas Penguapan : 14,725 kJ/mol

D. ENERGI
Elektronegativitas : 3,0 (Skala Pauling)
Afinitas Elektron : 324,6 kJ/mol
Ionisasi Energi Pertama : 1.139,9 kJ/mol
Kapasitas Panas Spesifik : 0,226 J/(g⋅K)
Konduktivitas Termal : 0,122 W/(m K)
Radioaktif : Tidak Bersifat Radioaktif
E. ELEKTRON & OKSIDASI
Kondisi Oksidasi : Â+1, -1, +5
Konfigurasi Elektron : 2 8 18 7
Elektron Setiap Kelopak : 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 4s² 3d¹⁰ 4p⁵
[Ar] 4s² 3d¹⁰ 4p⁵

Bromin pertama kali di temukan pada 1826. Halogen ini ditemukan oleh Antoine-J. Balard di
Perancis. Asal kata bromin adalah ‘bromos’ dalam bahasa Yunani yang memiliki arti ‘bau
busuk’. Bromin sendiri merupakan cairan berwarna coklat kemerahan. Bromin pernah
digunakan dalam jumlah besar untuk membuat senyawa yang menghilangkan senyawa yang
menghilangkan senyawa timbal yang terbentuk di mesin yang membakar bensin bertimbal.
Sekarang ini terutama digunakan dalam pewarna, disinfektan, dan bahan kimia fotografi.
Bromin terdapat pada senyawa dalam air laut. Bromin adalah cairan berbahaya berwarna
merah kecokelatan yang menguap dengan cepat saat terkena udara. Brom merupakan
senyawa halogen digunakan dalam penghambat api. Penghambat api brominasi, yang
mengandung brom, unsur halogen, biasanya digunakan pada barang elektronik, tekstil, dan
furnitur untuk mengurangi risiko kebakaran. Senyawa ini membantu memperlambat
penyebaran api dan meningkatkan keselamatan kebakaran.

11
IODIN
A. SIFAT - SIFAT UMUM
Simbol :I
Nomor Atom : 53
Berat Atom : 126,90447
Kelompok : 17 / VIIB (IUPAC), VIIA (CAS)
Periode :5
Blok :p

B. MEDIA
Kepadatan : 4,93 g/cm³
Isipadu Atom : 25,7 cm³/mol
Radius Atom : 1,32 Å
Radius Kovalen : 133 pm
Kelimpahan : 0,000049%
Struktur Krystal : Orthorhombic
Warna : Abu-abu

C. KONDISI
Titik Lebur : 113,5 ℃
Titik Didih : 184 ℃
Panas Hasil Fusi : 7,76 kJ/mol
Panas Penguapan : 20,9 kJ/mol

D. ENERGI
Elektronegativitas : 2,7 (Skala Pauling)
Afinitas Elektron : 295,2 kJ/mol
Ionisasi Energi Pertama : 1.008,4 kJ/mol
Kapasitas Panas Spesifik : 0,145 J/(g-K)
Konduktivitas Termal : 0,449 W/(m K)
Radioaktif : Tidak Bersifat Radioaktif
E. ELEKTRON & OKSIDASI
Kondisi Oksidasi : -1, +5, 7
Konfigurasi Elektron : 2 8 18 18 7
Elektron Setiap Kelopak : 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 4s² 3d¹⁰ 4p⁶ 4d¹⁰ 5s² 5p⁵
[Kr] 4d¹⁰ 5s² 5p⁵

Iodin pertama kali di temukan pada 1811. Halogen ini ditemukan oleh Bernard Courtois di
Perancis. Asal kata iodin adalah ‘iodes’ dalam bahasa Yunani yang memiliki arti ‘ungu’. Iodin
sendiri merupakan padatan bukan logam yang mengkilap, hitam. Iodin juga dapat berwujuad
sebagai gas yang memiliki warna ungu dan sangat mengiritasi mata, hidung, dan tenggorokan.
Iodin dibutuhkan dalam jumlah kecil oleh manusia. Dulunya digunakan sebagai antiseptik,
namun tidak lagi karena sifatnya yang beracun. Iodin terdapat di darat dan di laut dalam
senyawa natrium dan kalium. Iodin atau yodium sangat penting untuk produksi hormon tiroid.
Tubuh kita membutuhkan yodium, unsur halogen, untuk menghasilkan hormon tiroid yang
mengatur metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan. Kekurangan yodium dapat
menyebabkan masalah tiroid dan berbagai masalah kesehatan.

12
ASTATIN
A. SIFAT - SIFAT UMUM
Simbol : At
Nomor Atom : 85
Berat Atom : (210)
Kelompok : 17 / VIIB (IUPAC), VIIA (CAS)
Periode :6
Blok :p

B. MEDIA
Kepadatan :-
Isipadu Atom :-
Radius Atom : 1,45 Å
Radius Kovalen : 142 pm
Kelimpahan :-
Struktur Krystal : Tidak Diketahui
Warna : Perak

C. KONDISI
Titik Lebur : 302 ℃
Titik Didih : 337 ℃
Panas Hasil Fusi : 12 kJ/mol
Panas Penguapan : 30 kJ/mol

D. ENERGI
Elektronegativitas : 2,2 (Skala Pauling)
Afinitas Elektron : 270,1 kJ/mol
Ionisasi Energi Pertama : 890 kJ/mol
Kapasitas Panas Spesifik :-
Konduktivitas Termal : 1,7 W/(m K)
Radioaktif : Bersifat Radioaktif (Beta Plus Decay)

E. ELEKTRON & OKSIDASI


Kondisi Oksidasi : Tidak diketahui
Konfigurasi Elektron : 2 8 18 32 18 7
Elektron Setiap Kelopak : 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 4s² 3d¹⁰ 4p⁶ 4d¹⁰ 5s² 5p⁶ 4f¹⁴ 5d¹⁰
6s² 6p⁵
[Xe] 4f¹⁴ 5d¹⁰ 6s² 6p⁵

Astatin pertama kali di temukan pada 1940. Halogen ini ditemukan oleh Dale Corson,
MacKenzie, dan Segre di California, Amerika Serikat. Asal kata astatin adalah ‘astatos’ dalam
bahasa Yunani yang memiliki arti ‘tidak stabil’. Astatin sendiri merupakan halogen yang
bersifat radioaktif dan tidak stabil. Halogen memiliki isotop yang waktu paruhnya pendek,
sehingga tidak ada senyawa astatin yang signifikan secara komersial. Astatin tidak terbentuk
di alam. Mirip dengan iodin, astati diproduksi dengan membombardir bismut dengan partikel
alfa. Astatin adalah unsur paling langka di Bumi; hanya sekitar 25 gram yang terdapat secara
alami di planet ini pada waktu tertentu. Keberadaannya diperkirakan terjadi pada tahun 1800-
an, namun akhirnya ditemukan sekitar 70 tahun kemudian. Beberapa dekade setelah
penemuannya, sangat sedikit yang diketahui tentang astatin.

13
GAS MULIA
DESKRIPSI GAS MULIA LETAK DARI GAS MULIA
Gas mulia adalah istilah yang Sumber utama gas mulia adalah
digunakan dalam kimia untuk udara, terkecuali untuk He dan Rn. He
mengacu pada unsur-unsur lebih banyak ditemukan di gas alam,
kimia tertentu yang terletak sementara Rn berasal dari peluruhan
dalam kelompok gas di tabel panjang unsur radioaktif unsur
periodik, terutama golongan 18, uranium dan peluruhan langsung
yang juga dikenal sebagai radium. Jumlahnya yang sangat
golongan gas mulia atau gas sedikit di atmosfer atau di udara
inert. Golongan ini terdiri dari membuat gas mulia disebut juga
helium (He), neon (Ne), argon dengan gas jarang.
(Ar), kripton (Kr), xenon (Xe), FAKTA MENARIK GAS MULIA
dan radon (Rn). Gas mulia terdapat dalam jumlah yang
sangat kecil di atmosfer bumi, yaitu
ASAL KATA GAS MULIA kurang dari 1% dari total komposisi
Disebut mulia karena unsur-
gas. Namun, mereka memainkan
unsur ini sangat stabil (sangat
peran penting dalam berbagai aplikasi
sukar bereaksi). Unsur pertama
karena sifatnya yang unik. Gas mulia
gas mulia yang ditemukan
mempunyai kulit elektron yang
adalah argon, yang ditemukan
lengkap, sehingga sangat stabil dan
oleh seorang kimiawan inggris
inert secara kimia. Kelambanan ini
bernama Sir William Ramsey.
adalah alasan di balik kurangnya
Tidak ditemukan satupun
reaktivitas dengan unsur-unsur lain.
senyawa alami dari gas mulia.

14
SIFAT GAS MULIA
A. Konfigurasi elektron gas mulia (kecuali He) berakhir pada ns^2 np^6. Konfigurasi tersebut
merupakan konfigurasi elektron yang stabilisasi yang karena semua elektron pada
subkulitnya sudah berpasangan. Oleh-oleh dari karena itu, tidak mungkin gas mulia
membentuk ikatan kovalen dengan atom lain-lain.

b. Energi ionisasi yang tinggi menyebabkan gas mulia sukar membenturkan ion positif. Hal
ini berarti, gas mulia sukar berikatan dengan unsur lain secara ionik.

c. Afinitas elektron yang rendah menyebabkan gas mulia tidak dapat mengikat elektron
untuk menjadi ion negatif. Hal ini berarti, gas mulia sukar berikatan dengan unsur lain
membentuk senyawa ionik. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa gas mulia
sukar berikatan secara kovalen (membentuk senyawa kovalen) dan berikatan secara ionik
(membentuk senyawa ion) dengan unsur lain.

Terdapat pola kecenderungan perubahan dari He ke Rn, di antaranya sebagai berikut.


a. Jari-jari atomnya semakin panjang, akibatnya dari He ke Rn semakin mudah membentuk
dipol sesaat dan gaya van der Waals semakin kuat.

b. Semakin kuatnya gaya van der Waals (dari He ke Rn) menyebabkan titik didih dan titik
leleh gas mulia dari atas ke bawah semakin tinggi.

c. Energi ionisasinya semakin kecil dan bahkan untuk Xe dan Rn mempunyai energi ionisasi
lebih rendah dari hidrogen (energi ionisasi hidrogen 1.312 kJ/mol).

15
SENYAWA GAS MULIA
Sejak tahun 1894, telah diupayakan pembuatan senyawa gas mulia, mulai dari Moissan yang
berusaha mereaksikan gas argon dengan fluorin, sampai beberapa ahli kimia lainnya yang telah
berupaya, tetapi selalu gagal. Tahun 1962, Neil Bartlett mengamati bahwa gas O₂ dapat bereaksi
dengan senyawa PrF, pada suhu kamar untuk membentuk zat padar O,PtF, (oksigenil
heksafluoroplatinat). Dalam penelitian dengan sinar-X, diketahui bahwa senyawa tersebut
merupakan senyawa ionik dari ion oksigenil (O₂) dengan ion PtF. Dari pengamatan selanjutnya,
didapatkan bahwa energi ionisasi molekul oksigen sedikit lebih tinggi daripada energi ionisasi Xe.
Berdasarkan pengamatan tersebut, maka dilakukan percobaan untuk mereaksikan Xe dengan PtF,
pada suhu kamar dan berhasil diperoleh senyawa gas mulia yang pertama kali, yaitu XePtF dalam
bentuk kristal merah yang stabil. Beberapa bulan kemudian, peneliti di pusat penelitian Argone
National Laboratory Chicago berhasil mereaksikan gas Xe dengan gas F₂ pada suhu 400°C dan
mendapatkan zat padat yang tidak berwarna dari XeF4, kemudian XeF, dan XeF. Setelah itu,
didapatkan tidak kurang dari 200 jenis senyawa gas mulia. Tidak hanya senyawa biner, senyawa
yang dibentuk dari unsur xenon dapat pula berupa senyawa oksi. Beberapa senyawa oksi dari Xe,
misalnya XeOF, XeOF XeO,F2, XeO,F2, XeO,F4, XeO3, dan XeO, dapat diperoleh dari XeF dan XeF
Sebagai contoh, ion perxenat (XeO) dapat diperoleh dari reaksi antara XeF, dengan basa kuat.
Senyawa XeF₂, XeF4, dan XeF, merupakan oksidator kuat, serta dapat mengoksidasi H₂O
menghasilkan O2. Senyawa XeO, merupakan zat padat putih yang mudah meledak hanya dengan
sedikit ditekan atau digosok. Daya ledaknya seringkat TNT. Selanjutnya, senyawa-senyawa lain dari
gas mulia, yaitu He, Ar, Kr, dan Rn juga sudah dapat disintesis, misalnya Na2He, HArF, KrF2, dan
RnF2.

16
HELIUM
A. SIFAT - SIFAT UMUM
Simbol : He
Nomor Atom :2
Berat Atom : 4,002602
Kelompok : 18 / VIII (IUPAC), VIIIA (CAS)
Periode :1
Blok :s

B. MEDIA
Kepadatan : 0,0001785 g/cm³
Isipadu Atom : 31,8 cm³/mol
Radius Atom :-
Radius Kovalen : 32 pm
Kelimpahan (Kerak) : 5,5E-7%
Struktur Krystal : Heksagon
Warna : Tidak Berwarna

C. KONDISI
Titik Lebur : -272,2 ℃
Titik Didih : -268,9 ℃
Panas Hasil Fusi : 0,021 kJ/mol
Panas Penguapan : 0,0845 kJ/mol

D. ENERGI
Elektronegativitas :-
Afinitas Elektron : 0 kJ/mol
Ionisasi Energi Pertama : 2.372,3 kJ/mol
Kapasitas Panas Spesifik : 5,193 J/(g⋅K)
Konduktivitas Termal : 0,152 W/(m K)
Radioaktif : Tidak Bersifat Radioaktif

E. ELEKTRON & OKSIDASI


Kondisi Oksidasi :0
Konfigurasi Elektron :2
Elektron Setiap Kelopak : 1s²

Helium pertama kali di temukan pada 1895. Gas mulia ini ditemukan oleh William Ramsay di
London, Inggris. Asal kata helium adalah ‘helios’ dalam bahasa Yunani yang memiliki arti
‘matahari’. Helium sendiri merupakan gas inert yang ringan, tidak berbau, tidak berasa, dan
tidak berwarna. Helium merupakan unsur paling melimpah kedua di alam semesta dan keenam
paling melimpah di atmosfer bumi. Helium biasa digunakan dalam balon, penyelamatan dan
pengelasan laut dalam. Helium juga biasa digunakan dalam penelitian suhu sangat rendah.
Helium ditemukan dalam simpanan gas alam dan di udara (5 bagian per miliar). Secara konstan
hilang ke luar angkasa; dibentuk kenali oleh peluruhan radioaktif (partikel alfa). Helium
bersifat inert, tidak beracun, tidak mudah terbakar, lebih ringan dari udara dan pada suhu
kamar, helium adalah unsur paling berlimpah kedua di alam semesta, setelah hidrogen. Helium
digunakan untuk membuat banyak hal yang kita gunakan setiap hari.

17
NEON
A. SIFAT - SIFAT UMUM
Simbol : Ne
Nomor Atom : 10
Berat Atom : 20,1797
Kelompok : 18 / VIII (IUPAC), VIIIA (CAS)
Periode :2
Blok :p

B. MEDIA
Kepadatan : 0,0009 g/cm³
Isipadu Atom : 16,9 cm³/mol
Radius Atom : 0,51 Å
Radius Kovalen : 71 pm
Kelimpahan (Kerak) : 3E-7%
Struktur Krystal : Kubik : Berpusat Muka
Warna : Tidak Berwarna

C. KONDISI
Titik Lebur : -248 ℃
Titik Didih : -248,7 ℃
Panas Hasil Fusi : 0,34 kJ/mol
Panas Penguapan : 1,77 kJ/mol

D. ENERGI
Elektronegativitas :-
Afinitas Elektron : 0 kJ/mol
Ionisasi Energi Pertama : 2.080,7 kJ/mol
Kapasitas Panas Spesifik : 1,03 J/(g⋅K)
Konduktivitas Termal : 0,0493 W/(m K)
Radioaktif : Tidak Bersifat Radioaktif

E. ELEKTRON & OKSIDASI


Kondisi Oksidasi :0
Konfigurasi Elektron :28
Elektron Setiap Kelopak : 1s² 2s² 2p⁶
[He] 2s² 2p⁶

Neon pertama kali di temukan pada 1898. Gas mulia ini ditemukan oleh William Ramsay dan
Morris W. Travers di London, Inggris. Asal kata neon adalah ‘neon’ dalam bahasa Yunani yang
memiliki arti ‘baru’. Neon sendiri merupakan gas inert yang tidak berbau, tidak berasa, dan
tidak berwarna. Neon merupakan unsur paling melimpah keempat di alam semesta dan kelima
paling melimpah di atmosfer bumi. Neon biasa digunakan untuk penerangan. Neon diperoleh
dari produksi udara cair sebagai produk sampingan dari produksi oksigen cair dan nitrogen.
Neon dapat ditemukan pada bintang. Neon, dalam bentuk isotop stabil, diproduksi di dalam
bintang. Agar ini terjadi, bintang harus memiliki massa yang setara dengan setidaknya
delapan kali lipat dari matahari bumi.

18
ARGON
A. SIFAT - SIFAT UMUM
Simbol : Ar
Nomor Atom : 18
Berat Atom : 39,948
Kelompok : 18 / VIII (IUPAC), VIIIA (CAS)
Periode :3
Blok :p

B. MEDIA
Kepadatan : 0,00178 g/cm³
Isipadu Atom : 24,2 cm³/mol
Radius Atom : 0,88 Å
Radius Kovalen : 97 pm
Kelimpahan (Kerak) : 0,00015%
Struktur Krystal : Kubik : Berpusat Muka
Warna : Tidak Berwarna

C. KONDISI
Titik Lebur : -189,2 ℃
Titik Didih : -185,7 ℃
Panas Hasil Fusi : 1,188 kJ/mol
Panas Penguapan : 6,506 kJ/mol

D. ENERGI
Elektronegativitas :-
Afinitas Elektron : 0 kJ/mol
Ionisasi Energi Pertama : 1.520,6 kJ/mol
Kapasitas Panas Spesifik : 0,52 J/(g⋅K)
Konduktivitas Termal : 0,0177 W/(m K)
Radioaktif : Tidak Bersifat Radioaktif

E. ELEKTRON & OKSIDASI


Kondisi Oksidasi :0
Konfigurasi Elektron :288
Elektron Setiap Kelopak : 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶
[Ne] 3s² 3p⁶

Argon pertama kali di temukan pada 1894. Gas mulia ini ditemukan oleh William Ramsay dan
Lord Rayleigh di Scotland. Asal kata Argon adalah ‘argos’ dalam bahasa Yunani yang memiliki
arti ‘tidak aktif’. Argon sendiri merupakan gas mulia yang tidak berbau, tidak berasa, dan tidak
berwarna. Argon merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam semesta dan jumlahnya
sekitar 1%. Argon biasa digunakan dalam produk pencahayaan dan sering digunakan untuk
mengisi bola lampu pijar. Beberapa argon juga dicampur dengan kripton dalam lampu neon.
Kristal dalam industri semikonduktor juga ditanam di atmosfer argon. Arggon terus menerus
dilepaskan ke udara melalui peluruhan radioaktif potasium-40. Bentuk murni argon diperoleh
melalui distilasi fraksional udara cair. Argon adalah unsur yang paling melimpah di atmosfer
Bumi setelah nitrogen dan oksigen. Ini digunakan dalam lampu pijar yang diisi gas dan juga
sebagai gas pengelasan dalam industri.

19
KRIPTON
A. SIFAT - SIFAT UMUM
Simbol : Kr
Nomor Atom : 36
Berat Atom : 83,798
Kelompok : 18 / VIII (IUPAC), VIIIA (CAS)
Periode :4
Blok :p

B. MEDIA
Kepadatan : 0,00374 g/cm³
Isipadu Atom : 32,2 cm³/mol
Radius Atom : 1,03 Å
Radius Kovalen : 110 pm
Kelimpahan (Kerak) : 1,5E-8%
Struktur Krystal : Kubik : Berpusat Muka
Warna : Tidak Berwarna

C. KONDISI
Titik Lebur : -157 ℃
Titik Didih : -152 ℃
Panas Hasil Fusi : 1,638 kJ/mol
Panas Penguapan : 9,029 kJ/mol

D. ENERGI
Elektronegativitas : 3,0 (Skala Pauling)
Afinitas Elektron : 0 kJ/mol
Ionisasi Energi Pertama : 1.350,8 kJ/mol
Kapasitas Panas Spesifik : 0,248 J/(g⋅K)
Konduktivitas Termal : 0,00949 W/(m K)
Radioaktif : Tidak Bersifat Radioaktif

E. ELEKTRON & OKSIDASI


Kondisi Oksidasi :0
Konfigurasi Elektron : 2 8 18 8
Elektron Setiap Kelopak : 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 3d¹⁰ 4s² 4p⁶
[Ar] 3d¹⁰ 4s² 4p⁶

Kripton pertama kali di temukan pada 1898. Gas mulia ini ditemukan oleh William Ramsay dan
Morris W. Travers di Inggris Raya. Asal kata kripton adalah ‘kryptos’ dalam bahasa Yunani
yang memiliki arti ‘tersembunyi’. Kripton sendiri merupakan gas mulia langka yang tidak
berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna. Kripton biasa digunakan dalam produk
pencahayaan. Kripton juga dapat digunakan sebagai gas inert pengisi pada lampu pijar.
Beberapa dari kripton juga dicampur dengan argon dalam lampu neon. Kegunaan kripton yang
paling penting adalah untuk menyalakan lampu stroboskopik yang menguraikan landasan
pacu bandara. Kripton membentuk 1 juta atmosfer dan diperoleh dari produksi udara cair.
Kripton mempunyai titik d idih yang lebih tinggi dibandingkan kebanyakan gas mulia
lainnya.Dibandingkan dengan gas mulia lainnya, kripton memiliki titik didih yang lebih tinggi,
sehingga berguna dalam aplikasi tertentu. Kripton tidak diketahui memiliki peran atau
signifikansi biologis apa pun. Tidak seperti beberapa elemen lainnya, kripton tidak memainkan
peran yang diketahui dalam proses atau sistem biologis.

20
XENON
A. SIFAT - SIFAT UMUM
Simbol : Xe
Nomor Atom : 54
Berat Atom : 131,293
Kelompok : 18 / VIII (IUPAC), VIIIA (CAS)
Periode :5
Blok :p

B. MEDIA
Kepadatan : 0,00589 g/cm³
Isipadu Atom : 42,9 cm³/mol
Radius Atom : 1,24 Å
Radius Kovalen : 131 pm
Kelimpahan (Kerak) : 2E-9%
Struktur Krystal : Kubik : Berpusat Muka
Warna : Tidak Berwarna

C. KONDISI
Titik Lebur : -111,8 ℃
Titik Didih : -107,1℃
Panas Hasil Fusi : 2,3 kJ/mol
Panas Penguapan : 12,64 kJ/mol

D. ENERGI
Elektronegativitas : 2,6 (Skala Pauling)
Afinitas Elektron : 0 kJ/mol
Ionisasi Energi Pertama : 1.170,4 kJ/mol
Kapasitas Panas Spesifik : 0,158 J/(g⋅K)
Konduktivitas Termal : 0,00569 W/(m K)
Radioaktif : Tidak Bersifat Radioaktif

E. ELEKTRON & OKSIDASI


Kondisi Oksidasi :0
Konfigurasi Elektron : 2 8 18 18 8
Elektron Setiap Kelopak : 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 3d¹⁰ 4s² 4p⁶ 4d¹⁰ 5s² 5p⁶
[Kr] 4d¹⁰ 5s² 5p⁶

Xenon pertama kali di temukan pada 1895. Gas mulia ini ditemukan oleh William Ramsay dan
Morris W. Travers di Inggris. Asal kata xenon adalah ‘xenos’ dalam bahasa Yunani yang
memiliki arti ‘orang asing’. Xenon sendiri merupakan gas mulia yang berat, tidak berbau, dan
tidak berwarna. Xenon biasa digunakan untuk mengisi lampu flash dan lampu bertenaga
lainnya. Eksitasi listrik xenon menghasilkan semburan cahaya putih cemerlang. Xenon juga
digunakan di ruang gelembung dan reaktor tenaga nuklir modern. Xenon diperoleh dari jumlah
kecil di udara cair. Lampu pelepasan busur Xenon digunakan dalam lampu depan yang sangat
terang dari mobil-mobil mahal dan untuk menerangi objek besar (misalnya roket) untuk
melihat malam. Banyak lampu xenon yang dijual secara online adalah palsu - lampu pijar yang
dibungkus dengan film biru, mungkin mengandung gas xenon, tetapi tidak mampu
menghasilkan cahaya terang dari lampu busur asli.

21
RADON
A. SIFAT - SIFAT UMUM
Simbol : Rn
Nomor Atom : 86
Berat Atom : (222)
Kelompok : 18 / VIII (IUPAC), VIIIA (CAS)
Periode :6
Blok :p

B. MEDIA
Kepadatan : 0,00973 g/cm³
Isipadu Atom : 50,5 cm³/mol
Radius Atom : 1,34 Å
Radius Kovalen : 140 pm
Kelimpahan (Kerak) :-
Struktur Krystal : Kubik : Berpusat Muka
Warna : Tidak Berwarna

C. KONDISI
Titik Lebur : -71 ℃
Titik Didih : -61,8℃
Panas Hasil Fusi : 2,9 kJ/mol
Panas Penguapan : 16,4 kJ/mol

D. ENERGI
Elektronegativitas :-
Afinitas Elektron : 0 kJ/mol
Ionisasi Energi Pertama : 1.037 kJ/mol
Kapasitas Panas Spesifik : 0,094J/(g⋅K)
Konduktivitas Termal : 0,00364 W/(m K)
Radioaktif : Bersifat Radioaktif (Alpha Emission)

E. ELEKTRON & OKSIDASI


Kondisi Oksidasi :0
Konfigurasi Elektron : 2 8 18 32 18 8
Elektron Setiap Kelopak : 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 3d¹⁰ 4s² 4p⁶ 4d¹⁰ 5s² 5p⁶ 4f¹⁴ 5d¹⁰
6s² 6p⁶
[Xe] 4f¹⁴ 5d¹⁰ 6s² 6p⁶

Radon pertama kali di temukan pada 1900. Gas mulia ini ditemukan oleh Friedrich Ernst Dorn
di Jerman. Pada awalnya radon disebut niton yang berasal dari kata ‘nitens’ dalam bahasa
Yunani yang memiliki arti ‘bersinar’. Radon sendiri merupakan gas mulia yang berat, tidak
berbau, tidak berasa, tidak berwarna, dan radioaktif. Radon digunakan untuk mengobati
beberapa bentuk kanker. Radon terbentuk dari peluruhan radium pada kerak bumi. Radon
adalah penyebab utama kanker paru-paru kedua secara keseluruhan (setelah merokok) dan
penyebab utama kanker paru-paru pada bukan perokok. Beberapa penelitian menghubungkan
paparan radon dengan leukemia pada masa kanak-kanak. Unsur tersebut memancarkan
partikel alfa, yang tidak mampu menembus kulit, namun dapat bereaksi dengan sel ketika
unsur tersebut dihirup. Karena bersifat monatomik , radon mampu menembus sebagian besar
bahan dan mudah menyebar dari sumbernya.

22
Sumber Utama chemicalaid, Erlangga Kimia

Anda mungkin juga menyukai