2. MIA NURROHIMAH
4. PRATIKA AGUSTIEN
6. ZENITHA LIEZTIYAWASE
Halogen adalah unsur-unsur golongan
VIIA atau sekarang lebih dikenal dengan
golongan 17 dalam tabel sistem periodik
unsur, yang mempunyai elektron valensi 7
pada subkulit
ns²np⁵. Istilah halogen berasal dari istilah
ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang
diadaptasi dari bahasa Yunani, yaituhalo
genes yang artinya ‘pembentuk garam’
karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi
dengan logam membentuk garam. Halogen
merupakan sekumpulan unsur
nonlogam yang saling berkaitan erat, lincah,
dan berwarna terang. Dan secara alamiah
bentuk molekulnya diatomik.
UNSUR-UNSUR HALOGEN
HALOGEN
Fluorin (F2) Klorin (Cl2) Bromin (Br2) Iodium (I2) Astatin (At2)
FLUORIN
WUJUD,
SIFAT UNSUR
WARNA DAN
HALOGEN
AROMA
1. Halogen merupakan elektron yang sangat
elektronegatif, karena mempunyai 7 elektron valensi
(ns² np⁵) sehingga cenderung menarik 1 elektron dan
menjadi ion negatif dalam rangka membentuk
susunan elektron gas mulia (ns² np⁶) .
2. Titik didih dan titik leleh
fluorin sampai iodin
bertambah besar
disebabkan semakin
besarnya gaya Van der
Walls antara molekul-
molekul halogen. Hal ini
disebabkan
bertambahnya jumlah
elektron, brtambah berat
dan ukuran dari fluorin
hingga iodin.
F2 0,64 Å 3. Kereaktifan halogen sangat
besar, dikarenakan jari-jari
0,99 Å atom halogen sangat kecil
Cl2
dibandingkan unsur golongan
lain, sehingga mudah menarik
elektron. Dalam satu golongan
Br2 1,14 Å jari-jari atom halogen
bertambar dari fluorin sampai
astatin. Makin besar jari-jari
I2 1,33 Å atom makin kurang reaktif,
sehingga dari fluorin sampai
astatin kereaktifan makin
berkurang.
At2 1,40 Å
4. Halogen merupakan oksidator kuat, oleh karena unsur halogen
mudah mengikat elektron atau mudah tereduksi.
F₂(g) + 2é → 2Fˉ(aq) E°= +2,87 volt Daya pengoksidasi
Cl₂(g) + 2é → 2Clˉ(aq) E°= +1,36 volt (oksidator) dari fluor
Br₂(g) + 2é → 2Brˉ(aq) E°= +1,07 volt hingga astatin makin
I₂(g) + 2é → 2Iˉ(aq) E°= +0,51 volt berkurang
F₂ > Cl₂ > Br₂ > I₂
Contoh lain:
IF₅, BrCl, BrCl₃, ClF₃, ClF, IF₇
REAKSI HALOGEN
REAKSI
PENDESAKAN
Dalam halogen terdapat istilah reaksi pendesakan, reaksi pendesakkan ini terjadi
jika halogen yang terletak lebih atas dalam golongan VII A dalam keadaan
diatomik mampu mendesak ion halogen dari garamnya yang terletak
dibawahnya. Dan berlangsung atau tidaknya suatu reaksi dapat dilihat dari reaksi
pendesakkan halogen.
Contoh:
F2 + 2KCl → 2KF +Cl2
Br- + Cl2 → Br2 + Cl-
Br2 + 2I- → Br- + I2
REAKSI
Br2 + Cl- → (tidak bereaksi) HALOGEN
I2 + Br- → (tidak bereaksi)
DENGAN
DENGAN DENGAN DENGAN ANTAR
NON
LOGAM AIR BASA HALOGEN
LOGAM
1. Reaksi Halogen dengan Non Logam
Halogen bereaksi dengan hampir semua non logam. Jenis senyawa yang
terbentuk sebagian besar adalah senyawa kovalen. Beberapa contoh reaksi
halogen yang banyak ditemukan senyawanya adalah hydrogen halida atau
biasa disebut asam halida jika dilarutkan dalam air dan non logam halida
(reaksi halogen dengan unsur-unsur penting seperti O, P, C, maupun S).
Hydrogen Halida
Hydrogen bereaksi dengan halogen membentuk senyawa hydrogen halida
yang semuanya adalah gas tidak berwarna. Persamaan reaksi halogen
(x) dengan hydrogen adalah sebagai berikut:
H2(g) + X2(g) --> 2HX(g)
Bromine dan basa : ion OBr- terdisproporsionasi dengan cepat pada suhu
ruang, reaksinya adalah sebagai berikut:
Br2(g) + 2OH-(aq) --> OBr-(aq) + Br-(aq) + H2O(l)
3OBr-(aq) --> BrO3-(aq) + 2Br-(aq)
Iodine dan basa : ion OI- bereaksi sangat cepat, sehingga sulit untuk
diamati, reaksinya adalah sebagai berikut:
I2(g) + 2OH-(aq) --> OI-(aq) + I-(aq) + H2O(l)
3OI-(aq) --> IO3-(aq) + 2I-(aq)
5. Reaksi Antar Halogen
Reaksi antar halogen termasuk reaksi substitusi, membentuk
senyawa antar halogen, dengan reaksi sebagai berikut:
X2 + Y2 --> 2XY
Contoh reaksi antar halogen adalah sebagai berikut:
Cl2 + F2 --> 2ClF
I2 + Cl2 --> 2ICl
At2 + Br2 --> 2AtBr
Unsur halogen dengan periode 3 ke atas (Cl, Br, I, At) dapat
bereaksi menurut persamaan reaksi berikut: X2 + nY2 --> 2XYn
Reaksi ini menghasilkan senyawa halogen dengan beberapa
bilangan oksidasi. Contoh reaksinya adalah sebagai berikut:
Biloks +3 Cl2 + 3F2 --> 2ClF3
Biloks +5 Br2 + 5F2 --> 2BrF5
Biloks +7 I2 + 7F2 --> 2IF7
FLUOR
Fluor Untuk mendapat unsur fluor yang murni sangat sulit, hal ini
dikarenakan unsur flour ini adalah unsure yang bebas dan sangat
reaktif. Namun tetap saja gas fluor dapat dibuat dengan cara elektrolisis
dari leburan garam kalium florida (KF), dan asam flourida (HF).
Sedangkan untuk memperoleh fluor cair dapat dilakukan dengan cara
melewatkan gas fluor tersebut melalui sebuah tabung logam atau karet
yang dikelilingi oleh udara cair. Asam hirofluorida juga dapat
diperoleh dari pengolahan fluorit dengan asam belerang dan dipakai
untuk mengelektrolitkan gas fluor.
- Proses Downs
Proses Downs dilakukan untuk menurunlf titik lebur dari 800 °C
menjadi 600 or Caranya, dengan mengelektrolisis leburan NaCI dengan
sedikit NaF.
Ingat! Leburan "tanpa air".
Katoda (besi) Na + e ——> Na
Anoda (karbon) 2CI ——>Cl2 + 2e
- Proses Gibbs
Proses Gibbs dilakukan dengan caro mengelektrolisis larutan NaCI.
Katoda (besi): H2O + 2e ——> OH- + H2
Anoda (karbon): Cl- ——>Cl2 + e
1. Fluorin