Anda di halaman 1dari 16

Kelimpahan Unsur Halogen

Halogen umumnya terdapat dalam bentuk garamnya. Oleh sebab itu, unsur-unsur golongan
VIIA dinamakan halogen, artinya pembentuk garam (halos dan genes, halos = garam; genes =
pembentuk atau pencipta).

Fluorin dan klorin merupakan unsur halogen yang melimpah di alam. Fluorin terdapat dalam
mineral fluorapatit, 3Ca3(PO4)2.CaF2 dan mineral fluorit, CaF2. Bentuk kedua mineral
tersebut ditunjukkan pada gambar disamping. Klorin melimpah dalam bentuk NaCl terlarut di
lautan maupun sebagai deposit garam. Bromin kurang melimpah, terdapat sebagai ion Br
dalam air laut. Iodin terdapat dalam jumlah sedikit sebagai NaI dalam air laut dan sebagai
NaIO3 bersama-sama garam nitrat. Unsur astatin tidak dijumpai di alam sebab bersifat
radioaktif sehingga mudah berubah menjadi unsur lain yang lebih stabil.

Sifat-Sifat Unsur Halogen


Semua unsur halogen terdapat sebagai molekul diatom, yaitu F2, Cl2, Br2, dan I2. Fluorin dan
klorin berwujud gas, fluorin berwarna kuning pucat dan klorin berwarna kuning kehijauan.
Bromin mudah menguap, cairan dan uapnya berwarna cokelat-kemerahan. Iodin berupa zat
padat berwarna hitam mengkilap yang dapat menyublim menghasilkan uap berwarna ungu.

Unsur-unsur halogen mudah dikenali dari bau dan warnanya. Halogen umumnya berbau
menyengat, terutama klorin dan bromin (bromos, artinya pesing). Kedua gas ini bersifat
racun sehingga harus ditangani secara hati-hati. Jika wadah bromin bocor maka dalam
beberapa saat, ruangan akan tampak cokelat-kemerahan. Titik leleh, titik didih, dan sifat-sifat
fisika lainnya ditunjukkan pada tabel berikut:

Kenaikan titik leleh dan titik didih dari atas ke bawah dalam tabel periodik disebabkan gaya
London di antara molekul halogen yang makin meningkat dengan bertambahnya panjang
ikatan. Gaya berbanding lurus dengan jarak atau panjang ikatan.

Kereaktifan halogen dapat dipelajari dari jari-jari atomnya. Dari atas ke bawah, jari-jari atom
meningkat sehingga gaya tarik inti terhadap penerimaan (afinitas) elektron makin lemah.
Akibatnya, kereaktifan unsur-unsur halogen dari atas ke bawah berkurang.

Kereaktifan halogen dapat juga dipelajari dari afinitas elektron. Makin besar afinitas elektron,
makin reaktif unsur tersebut. Dari atas ke bawah dalam tabel periodik, afinitas elektron
unsur-unsur halogen makin kecil sehingga kereaktifannya: F Cl Br I.

Oleh karena unsur halogen mudah menerima elektron maka semua unsur halogen merupakan
oksidator kuat. Kekuatan oksidator halogen menurun dari atas ke bawah dalam tabel periodik.
Hal ini dapat dilihat dari potensial reduksi standar:

Berdasarkan data potensial reduksi standar dapat disimpulkan bahwa F2 merupakan oksidator
paling kuat. Oleh karena itu, unsur halogen dapat mengoksidasi halogen lain yang terletak di
bawahnya dalam tabel periodik, tetapi reaksi kembalinya tidak terjadi.

Kekuatan oksidator F2, Cl2, Br2, dan I2 dapat dilihat dari reaksi antarhalogen. Gas fluorin
dapat mengoksidasi unsur-unsur halogen yang berada di bawahnya:
F2(g) + 2Cl–(aq) →2F–(aq) + Cl2(g)
F2(g) + 2Br–(aq) →2F–(aq) + Br2(g)
F2(g) + 2l–(aq) →2F–(aq) + l2(s)

Demikian pula jika gas klorin ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung ion Br– atau
ion I–, akan terbentuk bromin dan iodin.

Cl2(aq) + 2Br–(aq) →2Cl–(aq) + Br2(aq)


Cl2(aq) + 2I–(aq) →2Cl–(aq) + I2(aq)

Reaksi Cl2 dengan Br– atau I– dapat digunakan untuk identifikasi bromin dan klorin dalam
suatu senyawa ion.

Halogen dapat bereaksi dengan hampir semua unsur, baik unsur logam maupun nonlogam.
Demikian pula dengan sesama halogen dapat membentuk senyawa antarhalogen, seperti ClF,
BrF, IBr, ClF3, ClF5, dan IF7. Pada senyawa antarhalogen, biloks positif dimiliki oleh halogen
dengan keelektronegatifan lebih kecil. Misalnya, dalam molekul ClF3, biloks Cl = +3 dan
biloks F = –1.

Halogen bereaksi dengan logam membentuk senyawa ionik. Dengan unsur bukan logam,
halogen membentuk senyawa kovalen. Baik dalam senyawa ionik maupun kovalen, pada
umumnya halogen memiliki bilangan oksidasi 1. Semua unsur halogen dapat membentuk
asam okso, kecuali fluorin. Bilangan oksidasinya mulai dari +1, +3, +5, dan +7. Contohnya
dapat dilihat pada tabel berikut.

Gas F2 merupakan oksidator kuat sehingga hanya dapat dibuat melalui elektrolisis garamnya,
yaitu larutan KF dalam HF cair. Dalam elektrolisis dihasilkan gas H2 di katode dan gas F2 di
anode. Perhatikan gambar disamping.

Gas F2 diproduksi secara komersial untuk bahan bakar nuklir uranium. Logam uranium
direaksikan dengan gas fluorin berlebih menghasilkan uranium heksafluorida, UF6 (padatan
berwarna putih dan mudah menguap).

Gas Cl2 dibuat melalui elektrolisis lelehan NaCl, reaksinya:

Anode: Cl–(l) → Cl2(g)


Katode: Na+(l) →Na(s)

Gas Cl2 digunakan sebagai bahan dasar industri plastik, seperti vinil klorida, CH2=CHCl
(untuk PVC), CCl4 (untuk fluorokarbon), dan CH3Cl (untuk silikon dan TEL). Dalam jumlah
besar, klorin digunakan untuk desinfektan, pemutih, pulp kertas, dan tekstil.
Gas Br2 dibuat dari air laut melalui oksidasi dengan gas Cl2. Secara komersial, pembuatan gas
Br2 sebagai berikut.

 Air laut dipanaskan kemudian dialirkan ke tanki yang berada di puncak menara.
 Uap air panas dan gas Cl2 dialirkan dari bawah menuju tanki. Setelah terjadi reaksi
redoks, gas Br2 yang dihasilkan diembunkan hingga terbentuk lapisan yang terpisah.
Bromin cair berada di dasar tangki, sedangkan air di atasnya.
 Selanjutnya bromin dimurnikan melalui distilasi. Bromin digunakan dalam industri
untuk membuat senyawa metil bromida, CH3Br (sebagai pestisida), perak bromida
(untuk film fotografi), dan alkali bromida (untuk sedatif).

Gas I2 diproduksi dari air laut melalui oksidasi ion iodida dengan oksidator gas Cl2. Iodin
juga dapat diproduksi dari natrium iodat (suatu pengotor dalam garam , NaNO3) melalui
reduksi ion iodat oleh NaHSO3. Iodin digunakan untuk membuat senyawa AgI sebagai film
fotografi dan KI sebagai nutrisi dan makanan ternak. Beberapa kegunaan senyawa halogen
dijabarkan pada tabel disamping.

Sifat dan Pembuatan Senyawa Halogen


Senyawa halogen yang penting adalah asam hidrogen halida (HX), asam okso-halida
(HXOn), dan garamnya (MX). Setiap unsur halogen dapat membentuk senyawa biner dengan
hidrogen: HF, HCl, HBr, dan HI. Semuanya merupakan gas tak berwarna dengan bau sangat
tajam.

Titik didih asam halida meningkat dari atas ke bawah dalam sistem periodik (HCl = –85°C;
HBr = –67°C; HI = –35°C), kecuali HF memiliki titik didih paling tinggi, yaitu 20°C.
Penyimpangan ini sebagai akibat adanya ikatan hidrogen antarmolekul HF yang sangat kuat
dibandingkan asam-asam halida yang lain.

Kekuatan asam halida di dalam pelarut air meningkat dari atas ke bawah dalam tabel
periodik. Hal ini disebabkan oleh jari-jari atom halogen yang makin besar sehingga
kemampuan menarik atom H makin lemah, akibatnya atom H mudah lepas.

Asam-asam halida di dalam air terionisasi sempurna, kecuali asam fluorida tergolong asam
lemah dengan derajat ionisasi 2,9%. Persamaan ionisasinya:

Asam-asam halida dapat disintesis langsung dari unsur-unsurnya, seperti berikut ini.

Gas F2 dan H2 bereaksi sangat dahsyat membentuk senyawa HF, tetapi reaksinya tidak
memiliki nilai komersial, sebab gas F2 sendiri dibuat dari penguraian HF. H2(g) + F2(g)
→2HF(g)
Senyawa HCl dibuat melalui reaksi gas Cl2 dan H2 berlebih. H2(g) + Cl2(g) →2HCl(g)

HBr dan HI dibuat dengan cara serupa, tetapi menggunakan katalis platina sebab reaksi
tanpa katalis sangat lambat.

Umumnya, asam-asam halida disintesis melalui pemanasan garam halida dengan asam yang
tidak mudah menguap, seperti berikut ini.
HF, dibuat dari garam CaF2 dan asam sulfat pekat. Reaksinya: CaF2(s) + H2SO4(l)
→CaSO4(s) + 2HF(g)

HCl, dibuat dari natrium klorida dan asam sulfat pekat. Reaksinya: NaCl(s) + H2SO4(l)
→NaHSO4(s) + HCl(g) . Pada suhu tinggi, hasil yang terbentuk adalah natrium sulfat:
NaCl(s) + NaHSO4(l) →Na2SO4(s) + HCl(g)

HBr dan HI, tidak dapat dibuat dengan H2SO4, sebab dapat mengoksidasi Br– dan I– menjadi
unsur-unsurnya. Dalam hal ini digunakan asam fosfat. Reaksinya: NaBr(s) + H3PO4(l)
→HBr(g) + NaH2PO4(s)

Kegunaan utama HF adalah sebagai bahan baku pembuatan CCl3F, freon, dan teflon.
Senyawa CCl3F digunakan sebagai pendingin dan bahan bakar aerosol, yang disintesis dari
CCl4 dan HF dengan antimon pentafluorida sebagai katalis. Reaksinya: CCl4(l) + HF(g)
→CCl3F(aq) + HCl(g)

Kegunaan utama HF yang lain adalah sebagai cairan elektrolit dalam pengolahan mineral
aluminium dan untuk melukis/mengetsa gelas. Dalam mengeetsa gelas, HF bereaksi dengan
silika (SiO2), kemudian bereaksi dengan gelas. Reaksinya:

Senyawa HCl adalah asam keempat yang penting bagi industri asam setelah asam sulfat,
fosfat, dan nitrat. Asam ini digunakan untuk membersihkan permukaan logam dari oksida
(disebut pickling) dan untuk mengekstrak bijih logam tertentu, seperti tungsten.

Dalam elektrolisis larutan NaCl, gas Cl2 yang dihasilkan pada anode dapat bereaksi dengan
larutan NaOH yang dihasilkan di katode membentuk natrium hipoklorit. Reaksinya:

Cl2(g) + 2NaOH(aq) → NaClO(aq) + NaCl(aq) + H2O(l)

Larutan NaClO digunakan sebagai pemutih pada industri tekstil. Ion hipoklorit tidak stabil,
dan terdisproporsionasi membentuk ion klorat, ClO3– dan ion klorida, Cl–. Reaksinya: 3ClO–
(aq) → ClO3–(aq) + 2Cl–(aq)
Senyawa Halogen. Garis besar materi yang akan disampaikan sebagai berikut :

Unsur halogen disebut halogen (Yunani; halogen = garam), karena umumnya ditemukan dalam
bentuk garam anorganik. Hal dalam bentuk bebas selalu berupa diatomik, karena tiap atom
memerlukan 1 elektron untuk membentuk ikatan kovalen.

Yang termasuk unsur Halogen adalah lima unsur yang berada pada deret ke tujuh tabel periodik unsur
kimia. Masing-masing Fluor, Chlor, Brom, Iod, dan Astatin.

Unsur-unsur halogen mempunyai konfigurasi elektron ns2 np5 dan merupakan unsur-unsur yang
paling elektronegatif, oleh karena itu selalu mempunyai bilangan oksidasi (-1), kecuali fluor yang
selalu univalen, unsur-unsur ini dapat juga mempunyai bilangan oksidasi (+1), (+III), (+V) dan (+VII).
Bilangan oksidasi (+IV) dan (+VI) merupakan anomali, terdapat dalam oksida ClO2, Cl2O6, dan BrO3.
Kecenderungan kuat dari atom F dan Cl untuk menarik elektron mengakibatkan bentuk yang sering
ditemukan di alam adalah bentuk ion F- dan Cl-, serta kesulitan dalam pembuatan unsur murni dari
bentuk ionnya.

Unsur Halogen adalah unsur yang sangat reaktif sehingga halogen ditemukan di alam dalam bentuk
senyawanya, yakni:

1. Bentuk Garam

Garam dapat dibentuk dari:

a. Halogen + unsur logam garam

b. Contoh :

Br2 + 2 Na (s)  2 NaBr (s)

3 Cl2 + 2 Fe (s)  2 FeCl3(l)

c. Asam halida + basa Garam Halida + air

Contoh :

HCl + NaOH  NaCl + H2O

HBr + NaOH  NaBr + H2O

2. 2. Bentuk Asam

a. Asam Halida (HX)


Terbentuk dari halogen yang bereaksi dengan hydrogen membentuk hidrogen halida.

H2 + X2  2 HX

Contoh :

H2 + Cl2  2 HCl

H2 + I2  2 HI

Fluorin dan klorin bereaksi dengan cepat disertai ledakan, tetapi bromine dan iodine bereaksi
dengan lambat.

Data sifat hidrogen halida

Asam Halida % Disosiasi

HF Sangat kecil

HCl 0,0014

HBr 0,5

HI 33

Dari data % disosiasi hidrogen halida dapat diketahui urutan keasaman hidrogen halida adalah HF <
HCl < HBr < HI.

b. Asam Oksihalida (HXO)

Terbentuk hanya pada halogen yang mempunyai bilangan oksidasi positif yang bereaksi
dengan air.

Contoh reaksi oksida halogen dengan air:

Cl2O + H2O  2 HCl

Cl2O3 +H2O  2 HClO2

Cl2O5 +H2O  2 HClO3


Cl2O7 +H2O  2 HClO4

Kekuatan asam oksi bertambah dengan bertambahnya oksigen pada asam tersebut.

HClO < HClO2 < HClO3 < HClO4

Bilangan oksidasi halogen, oksi halogen dan asam oksi halogen

Bilangan Oksidasi halogen Asam oksi halogen Nama umum


oksidasi
F Cl Br I Cl Br I

+1 - Cl2O Br 2O I 2O HClO* HBrO* HIO* Asam hipohalit

+3 - Cl2O3 Br 2O3 I 2O3 HClO2* HBrO2* HIO2* Asam halit

+5 - Cl2O5 Br 2O5 I 2O5 HClO3* HBrO3* HIO3* Asam halat

+7 - Cl2O7 Br 2O7 I 2O7 HClO4* HBrO4* HIO4* Asam perhalat

*
) hanya terdapat sebagian larutan encer dan tidak stabil

2. 3. Senyawa Antarhalogen

d Dapat dinyatakan:
X2 + nY2 2XYn

Halogen dengan keelektronegatifan besar + Halogen dengan Keeloktronegatiafan kecil

Antar Halogen dapat mengalami reaksi kimia. Oleh karena kekuatan oksidator menurun dari Fluor
sampai Iod,Halogen dapat mengoksidasi Ion Halida yang terletak di bawahnya (displacement
reaction). Dengan demikian, reaksi yang terjadi antar Halogen dapat disimpulkan dalam beberapa
pernyataan di bawah ini :

1. F2 dapat mengoksidasi Cl- menjadi Cl2, Br- menjadi Br2, serta I- menjadi I2.

2. Cl2 dapat mengoksidasi Br- menjadi Br2, serta I- menjadi I2. Cl2 tidak dapat mengoksidasi F- menjadi
F2.

3. Br2 dapat mengoksidasi I- menjadi I2. Br2 tidak dapat mengoksidasi F- menjadi F2 maupun Cl-
menjadi Cl2.

4. I2 tidak dapat mengokisdasi F- menjadi F2, Cl- menjadi Cl2, serta Br- menjadi Br2.
Gas F2 dapat diperoleh dari elektrolisis cairan (bukan larutan) Hidrogen Fluorida yang diberi sejumlah
padatan Kalium Fluorida untuk meningkatkan konduktivitas pada temperatur di atas 70°C. Di katoda,
ion H+ akan tereduksi menjadi gas H2, sedangkan di anoda, ion F- akan teroksidasi menjadi gas F2.

Gas Cl2 dapat di peroleh melalui elektrolisis lelehan NaCl maupun elektrolisis larutan NaCl. Melalui
kedua elektrolisis tersebut, ion Cl- akan teroksidasi membentuk gas Cl2 di anoda. Gas Cl2 juga dapat
diperoleh melalui proses klor-alkali, yaitu elektrolisis larutan NaCl pekat (brine). Reaksi yang terjadi
pada elektrolisis brine adalah sebagai berikut :

2 NaCl(aq) + 2 H2O(l) ——> 2 NaOH(aq) + H2(g) + Cl2(g)

Di laboratorium, unsur Klor, Brom, dan Iod dapat diperoleh melalui reaksi alkali halida (NaCl, NaBr,
NaI) dengan asam sulfat pekat yang dipercepat dengan penambahan MnO2 sebagai katalis. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut :

MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2 NaCl(aq) ——> MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + Cl2(g)

MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2 NaBr(aq) ——> MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + Br2(l)

MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2 NaI(aq) ——> MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + I2(s)

Halida dibedakan menjadi dua kategori, yaitu halida ionik dan halida kovalen. Fluorida dan klorida
dari unsur logam, terutama unsur Alkali dan Alkali Tanah (kecuali Berilium) merupakan halida ionik.
Sementara, flurida dan klorida dari unsur nonlogam, seperti Belerang dan Fosfat merupakan halida
kovalen. Bilangan oksidasi Halogen bervariasi dari -1 hingga +7 (kecuali Fluor). Unsur Fluor yang
merupakan unsur dengan keelektronegatifan terbesar di alam, hanya memiliki bilangan oksidasi 0
(F2) dan -1 (fluorida).

Halogen dapat bereaksi dengan Hidrogen menghasilkan Hidrogen Halida. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :

X2(g) + H2(g) ——> 2 HX(g)

X = F, Cl, Br, atau I

Contoh senyawa antar halogen :

Fluor lebih negative dibandingkan dengan Iodium

F- + I+  IF

3F- + I3+  IF3

Contoh lain :

IF5, BrCl, BrCl3, CIF3, CIF, IF7


3. 4. Oksida halogen

Semua halogen dapat membentuk senyawa oksida. Fluorin dapat membentuk oksida OF2 dan O2F2
yang dikenal sebagai oksigen fluoride. Senyawa O2F2 dibuat dengan mengalirkan gas F2 secara cepat
melalui larutan NaOH 2%. Senyawa O2F2 merupakan zat padat kuning jingga yang digunakan sebagai
bahan bakar roket.

Oksida klorin lebih banyak jenisnya, yaitu Cl2O, Cl2O3, ClO2, Cl2O4, Cl2O6, dan Cl2O7. Oksida
klorin tidak stabil dan cenderung meledak. ClO2 merupakan oksidator sangat kuat dan digunakan
untuk pemutih bubur kertas (pulp). ClO2 dibuat sesaat akan digunakan dengan reaksi :

2NaClO3 + SO2 + H2SO4  2ClO2 + 2NaHSO4

Iodin dapat membentuk I2O5 dengan memanaskan asam iodat pada suhu 2400 C menurut
reaksi :

2HIO3 I2O5 + H2O

4. 5. Senyawa Halida

Senyawa halida merupakan senyawa halogen dengan bilangan oksidasi -1, dan merupakan
senyawa yang paling banyak di antara senyawa halogen. Secara umum dapat dikelompokkan
menjadi senyawa hidrogen halida dan garam halida.

a. Hidrogen halida

Hidrogen halida (HX) pada suhu kamar merupakan gas yang mudah larut dalam air. Larutannya
dalam air bersifat asam, sehingga sering disebut asam halide. HF dikelompokkan sebagai asam
lemah, sedangkan HCl, HBr, dan HI merupakan asam kuat, dan kekuatan asamnya meningkat dari HF
ke HI. Peningkatan kekuatan asam ini berhubungan dengan jari-jari atom yang semakin panjang,
sehingga kekuatan ikatan H-X semakin lemah. Semakin lemahnya kekuatan ikatan tersebut
mengakibatkan ion H+ semakin mudah terlepas bila berinteraksi dengan H2O dalam larutan.

Titik didih dan titik lebur HX semakin besar dari HCl ke HI. Hal itu disebabkan semakin kuatnya
gaya Van der Waals, sedangkan titik didih HF paling tinggi di antara hidrogen halide yang lain karena
pada HF bekerja gaya ikatan hidrogen.
b. Garam halida

Garam halida dapat terbentuk dari interaksi langsung antara logam dengan halogen. Semua
garam halide mudah larut dalam air, kecuali garam halide dari perak (I), timbal (II), raksa (I), dan
tembaga (I). Warna endapan perak halida dan timbal (II) halide dari reaksiion halide dengan ion
perak dan ion timbal (II) digunakan untuk identifikasi adanya ion halide di dalam suatu larutan.

Larutan perak klorida dapat larut dalam ammonia encer. Perak bromida tidak larut dalam
ammonia encer, tetapi larut dalam ammonia pekat, sedangkan perak iodide tidak dapat larut dalam
ammonia encer pekat. Perak klorida dan perak bromida dapat larut dalam ammonia dikarenakan
membentuk ion kompleks dengan reaksi sebagai berikut.

AgCl(s) + NH3(aq)  [Ag(NH3)2]+(aq) + Cl-(aq)

Untuk mengidentifikasi adanya ion halida dapat dilakukan dengan menambahkan larutan Pb2+
(misalnya sebagai Pb(NO2)2). Apabila terjadi endapan putih maka kemungkinan ion halidanya adalah
F- atau Cl--, tetapi bila endapannya berwarna kuning yang berarti yang ada Br- atau I-, dan bila tidak
ada endapan berarti tidak ada ion halide dalam larutan.

Untuk membedakan ion F- atau Cl- maka larutan ditambahkan Ag+ (misalnya AgNO3). Apabila tidak
ada endapan, berarti halidanya adlah F- dan bila ada endapan putih berarti Cl-. Untuk membedakan
ion Br- dan I- maka larutan direaksikan dengan Ag+ dan endapan didekantasi kemudian ditambahkan
NH3 pekat, bila larut berarti yang ada dalam larutan Br- dan bila tidak larut berarti yang ada dalam
larutan ion F-.

Halide padat dapat dioksidasi oleh oksidator kuat (misalnya MnO2, KMnO4, K2Cr2O7, dalam H2SO4
pekat) menghasilkan gas halogen, kecuali fluoride.

6. Senyawa Oksihalogen
Asam oksihalida adalah asam yang mengandung oksigen. Halogennya memiliki bilangan oksidasi (
+1,+3, dan +7 ) untuk Cl, Br, I karena oksigen lebih elektronegatifan.

Selain membentuk oksida dan halide, halogen dapat membentuk senyawa-senyawa oksihalida.
Garam oksihalogen lebih stabil daripada asamnya. Asam oksihalogen sedikit larut dalam air.

Asam oksi mempunyai struktur umum: H-O-X

Kekuatan asam oksi halogen ditentukan oleh kekuatan ikatan H-O dan ikatan O-X. jika ikatan O-X
kuat maka ikatan H-O lemah. Semakin lemah ikatan H-O semakin mudah asam tersebut
terionisasi,dan berarti semakin kuat asamnya.
Kekuatan ikatan X-O dipengaruhi oleh dua factor, pertama keelektronegatifan dari X dan banyak
sedikitnya atom oksigen yang mengelilingi X.

Semua halogen dapat membentuk senyawa oksihalogenida, kecuali fluorin. Larutan ion
oksihalogenida dapat diperoleh dengan meraksikan halogen dengan basa.

Pembentukannya :
Biloks Asam oksilklorida Asam oksilbromida Asam oksiliodida
+1 HClO HBrO HIO
+3 HClO2 HBrO2 HIO2
+5 HClO3 HBrO3 HIO3
+7 HClO4 HBrO4 HIO4
X2O + H2O → 2HXO
X2O3 + H2O → 2HXO2
X2O5 + H2O → 2HXO3
X2O7 + H2O → 2HXO4 Makin banyak Onya maka makin kuat asamnya, begitu pula oksidanya.
d. Kekuatan asam
Semakin banyak atom oksigen pada asam oksilhalida maka sifat asam akan semakin kuat. Hal
tersebut akibat atom O disekitar Cl yang menyebabkan O pada O-H sangat polar sehingga ion H+
mudah lepas. Urutan kekuatan asam oksilhalida:
HClO > HBrO > HIO
Asam terkuat dalam asam oksilhalida adalah senyawa HClO4 (asam perklorat)

7.PEMBUATAN HALOGEN
Halogen dapat dibuat melalui reaksi antara mangan (IV) oksida atau kalium permanganat dengan
asam klorida, asam bromida atau asam iodida.
Reaksinya :
MnO2 + AHX Mn X2 + X2 + 2H2O.
2KMnO4 + 16 HX 2 Mn X2 + 2 KX + 5X2 + 8H2O

Fluor (F)
Beberapa mineral penting untuk F yaitu :
CaF2 → fhuspat
CaF2 3Ca3 (PO4)2 garam rangkapnya adalah Ca5 (PO4)3 (F) → Fluoroapatik
Fluor biasanya dibuat dari K2MnF6, bisa juga dengan elektrolisis dan yang lebih praktis adalah
dengan menggunakan K2MnF6 yang reaksinya sebagai berikut :
K2MnF6 + 2SbF6 → 2KSbF6 + MnF3 + F2
Cara membuat K2MnF6 adalah dengan menggunakan KMnO4 reaksinya adalah sebagai berikut :
KMnO4 + 2KF + 10HF + 3H2O2 → 2K2MnF6
8 H2O + 3 O2
Cara membuat SbF5 adalah dengan SbCl5 + 5 HF → SbF5 + 5HCl
Khlor (Cl)
Cara memproduksi Cl :
1. Elektrolisa : Membuat Cl2 lebih banyak menggunakan elektrolisa NaCl.
Elektrolisa 2NaCl + 2H2O → 2NaOH + H2 + Cl2
2. Cara Dekon yaitu : mereaksikan HCl dengan oksigen
2HCl + O2 → Cl2 + H2O
3. Cara Weldon
Cara ini merupakan cara/proses yang di terapkan dalam laboratorium.
Mn + HCl ₂ Cl + MnCl2 + H2O2
4. Dengan mereaksikan KMnO4 dengan HCl
2KMnO4 +16HCl → 5Cl + 2MnCl2 + 2 KCl + 8H2O
Brom (Br)
Br2 dibuat dengan HBr + H2SO4 → Br2 + SO2 + H2O. Brom terdapat sebagai bromida, dalam jumlah
yang jauh lebih kecil bersama klorida. Brom juga dapat di peroleh dari air laut melalui reaksi.: 2Br- +
Cl2 → 2Cl- + Br2
Brom adalah cairan kental, mudah bergerak, berwarna merah tua pada suhu kamar. Ia melarut
dalam air & dapat bercampur dengan pelarut non polar seperti Cs2 dan CCl4.
Yod (I)
Iod terdapat sebagai ioda dalam air laut, dan sebagai iodat dalam garam chili (guano). Iod adalah
padatan hitam dengan sedikit kilap logam. Ia menyublim tanpa meleleh pada tekanan atmosfer. I2
dapat dibuat dengan mereaksikan iodat (HIO3) dengan HI.
HIO3 + H2SO4 → Hl + SO2 + H2O
I2 susah larut dalam air, sehingga untuk menggunakan I2 maka di larutkan dalam KI.
KI (aq) + I2 (s) → I3- (aq) + K (aq)
KI inilah yang menyebabkan I2 larut. Ion I3- ini dikenal dengan ion polihalogenida.

8.MANFAAT HALOGEN DAN SENYAWANYA

1. Fluorin

 Membuat senyawa CFC (CCl2F2)sebagai pendingin ruangan, lemari es, dan mesin-mesin
pendingin lainnya.
 Untuk memisahkan isotop U-235 dari U-238 melalui difusi gas dalam teknologi nuklir
 Garam fluorida (NaF) untuk mencegah kerusakan gigi pada pasta gigi
 Hidrogen Fluorida (HF) untuk membuat tulisan/lukisan di atas kaca (mengetsa)
 Magnesium Fluorida (MgF2) digunakan dalam bidang optik, seperti pembuatan lensa.
 Lithium Fluorida (LiF) digunakan sebagai katode untuk PLED (LED organik), sebagai reaktor
nuklir, pendeteksi radiasi, dalam optik, dan lelehan garam.
 Ammonium Bifluorida (NH4HF2) sebagai salah satu komponen mengetsa
 Berillium Fluorida (BeF2), dalam biokimia, ADP dan BeF2 akan mengikat ATP

2. Klorin

 Membuat garam dapur NaCl


 Klorinasi hidrokarbon untuk bahan baku industri plastik serta karet sintesis
 Pembuatan tetraklormetana (CCl4) dan etil klorida (C2H5Cl) yang digunakan untuk membuat
TEL
 Desinfektan (Cl2) dan kaporit (CaCl(OCl))
 HCl untuk membersihkan permukaan logam dari karat
 KCl sebagai pupuk
 MgCl2 sebagai penghancur es
 CaCl2 untuk menambah massa jenis zat padat yang bebas air garam
 NH4Cl, sebagai bahan pembuatan kembang api dan obat batuk
 ZnCl2 untuk membuat bom asap
 BaCl2 untuk menguji ion sulfat
 HClO4 untuk bahan bakar roket
 HClO sebagai sanitizer aktif dalam penanganan air
 NaClO sebagai pemutih
 PbCl2 untuk memproduksi gelas infrared transmisi
3. Bromin

 Untuk membuat etil bromida (C2H5Br) yang dicampurkan ke dalam bensin bertimbel
 AgBr sebagai bahan sensitif terhadap cahaya pada film fotografi
 HBr untuk produksi bromida alkil
 LiBr digunakan untuk pengondisian udara
 NaBr sebagai desinfektan pada kolam renang
 KBr untuk menahan resep-resep pengembangan hitam-putih pada fotografi
 MgBr2 sebagai katalis untuk beberapa reaksi
 BaBr2 untuk pemurnian radium
 NH4Br untuk fotografi

4. Iodin

 Asam Iodida (HI) untuk mensintesis NaI dan KI


 KI untuk fotografi
 NH4I untuk fotografi dan medis
Unsur-Unsur Halogen
Fluor Klor Brom Iodium
UNSUR
9F 17Cl 35Br 53I

1. Konfigurasi elektron [X] ns2 , np5

2. Massa Atom

Catatan :
3. Jari-jari Atom
[X]unsur-unsur gas
=mulia (He, Ne, Ar, Kr)
4. Energi Ionisasi dan Afinitas
Elektron
n =nomor perioda (2, 3,
4, 5)
5. Keelektronegatifan
 =makin besar sesuai
6. Potensial Reduksi (Eored > 0) dengan arah panah

7. Suhu Lebur (0o) -216.6 -101.0 -72 114.0

8. Suhu Didih (0o) -188.2 -34 58 183

-1 +1
9. Bilangan Oksidasi Senyawa + 1, +3 +5,
+1 +5, +7
Halogen +7
+5, +7

SIFAT UNSUR HALOGEN

X2 Fluor (F2) Klor (Cl2) Brom (Br2) Iodium (I2)

1. Molekulnya Diatom

2. Wujud zat (suhu kamar) Gas Gas Cair Padat

3. Warna gas/uap Kuning muda Kuning hijau Coklat merah Ungu

4. Pelarutnya (organik) CCl4, CS2

5. Warna larutan (terhadap pelarut 4) Tak berwarna Tak berwarna Coklat Ungu

6. Kelarutan oksidator

7. Kereaktifan terhadap gas H2

(makin besar sesuai dengan arah panah)

X = Br dan I X=I Tidak dapat


X = Cl, Br, I
8. Reaksi pengusiran pada senyawa halogenida Cl2 + 2KX  Br2 + KX  mengusir F, Cl,
F2 + 2KX  2KF X2
2KCl + X2 2KBr + X2 Br

9. Reaksi dengan logam (M) 2 M + nX2  2MXn (n = valensi logam tertinggi)


10. Dengan basa kuat MOH (dingin) X2 + 2MOH  MX + MXO + H2O (auto redoks)

11. Dengan basa kuat (panas) 3X2 + 6MOH  5MX + MXO3 + 3H2O (auto redoks)

12. Pembentukan asam oksi Membentuk asam oksi kecuali F

Catatan :

I2 larut dalam KI membentuk garam poli iodida


I2 + KI  Kl3
I2 larut terhadap alkohol coklat

SIFAT GOLONGAN

HX HF HCl HBr HI

Sifat reduktor
Catatan :

Keasaman  makin besar/kuat sesuai


dengan arah panah

Kepolaran

Kestabilan terhadap
panas

SIFAT FISIKA DAN KIMIA HIDROGEN HALIDA

HCl HBr HI

1. Bentuk pada suhu biasa Gas tidak berwarna

2. Dalam pelarut non polar (Benzana/Toluensa) Larut, tak menghantarkan arus listrik

3. Dalam air Larut, menghantarkan arus listrik

4. Dengan H2SO4, pekat (oksidator) Tidak teroksidasi Teroksidasi menjadi Br2 Teroksidasi menjadi I2

5. Kestabilan terhadap pemanasan Tidak terurai Sedikit terurai Terurai menjadi He dan I2

Sumber :
http://brontaxdalamsempax.wordpress.com/2011/11/30/kegunaan-halogen-dan-senyawanya/
http://dsupardi.wordpress.com/kimia-xii-2/elektrokimia/unsur-unsur-halogen/
http://inspirehalogen.wordpress.com/
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0704127/materi_senyawa_halogen.htm

Anda mungkin juga menyukai