Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (V02 MAX)

OLEH :
NURUL MISNA LESTARI
PO714241202017

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
JURUSAN FISIOTERAPI
TAHUN 2020
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perkembangan ilmu kedokteran, usaha-usaha di bidang

kesehatan telah mengalami perkembangan. Tidak terbatas pada usaha

kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Olah

raga telah mendapat tempat dalam dunia kesehatan sebagai salah satu faktor

penting dalam usaha pencegahan penyakit. Olah raga terbukti pula dapat

meningkatkan derajat kesehatan dan tingkat kesegaran jasmani seseorang.

Seseorang yang memiliki kesegaran jasmani prima dapat melakukan

kegiatan sehari-hari dengan optimal dan tidak cepat lelah, serta masih

memiliki cadangan energi untuk melakukan kegiatan lain.

Pola hidup masyarakat zaman sekarang yang cenderung untuk sedenter

atau tidak banyak melakukan aktivitas fisik adalah hal yang patut

diwaspadai karena kebisaan ini dapat berdampak pada kesehatan. Berbagai

macam kemunduran fungsi organ tubuh pada masyarakat sedenter ini dapat

dicegah melalui olah raga.

Salah satu unsur kesegaran jasmani adalah ketahanan kardiorespirasi.

Pada dasarnya, ada dua macam ketahanan kardiorespirasi, yaitu aerobik dan

anaerobik. Pengukuran ketahanan kardiorespirasi untuk kapasitas aerobik

dapat dilakukan dengan cara mengukur konsumsi oksigen maksimal

(VO2max).
VO2 max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh

manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2 max ini

adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan dalam liter per

menit atau milli liter/menit/kg berat badan. Tinggi rendahnya VO2max

seseorang berhubungan dengan kemampuan beraktivitas seseorang.

Semakin tinggi kadar VO2 max seseorang, maka tingkat aktivitasnya

semakin tinggi dan tingkat kelelahannya semakin rendah.

Kadar VO2 max berhubungan dengan kemampuan kerja otot seseorang.

Jika seseorang melakukan kerja, makin berat kerja yang dilakukan, makin

tinggi konsumsi oksigennya. Jumlah otot yang terlibat dalam kemampuan

otot untuk memanfaatkan oksigen yang dipasok dipengaruhi oleh massa

otot. Semakin besar massa otot rangka yang diberikan beban kerja, semakin

besar potensi untuk meningkatkan ambilan oksigen. Kemampuan jaringan

untuk mengambil oksigen berbeda-beda sesuai dengan kemampuan

ekstraksi oksigennya atau tingkat VO2 maxnya. Semakin tinggi VO2max

nya maka semakin lama kemampuan otot melakukan kerja artinya otot tidak

cepat lelah, sebaliknya semakin rendah VO2max nya maka semakin cepat

kemampuan otot melakukan kerja, sehingga otot menjadi cepat lelah

(Ganon, 2002).

Hasil penelitian survey kesegaran jasmani pada usia kerja yang

dilakukan oleh Departemen Kesehatan pada tahun 2003 yaitu 92,4%

termasuk kategori kurang. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

Pradono tahun 2008 pada usia 20-39 tahun warga Kebon Manggis, Jakarta
Timur diperoleh hasil pengukuran VO2 max 50,2% termasuk kategori

sangat kurang, 26,8% kurang, 15% cukup dan 7,7% baik (Pradono, 2009).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk

Volume Oksigen Maksimal (VO2max) pada manusia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian VO2 Max ?

2. Apa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi VO2 Max ?

3. Bagaiman Cara Mengukur VO2 Max ?

4. Bagaiman Cara Meningkatkan VO2 Max ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian VO2 Max

2. Bagaiman Faktor-Faktor yang Mempengaruhi VO2 Max

3. Bagaiman Cara Mengukur VO2 Max

4. Bagaiman Cara Meningkatkan VO2 Max


BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian VO2 Max

VO2 max atau yang biasa disebut dengan maximal oxygen consumption,

maximal oxygen uptake, peak oxygen uptake atau maximal aerobic capacity

adalah kapasitas maksimum tubuh seseorang untuk menyalurkan dan

menggunakan oksigen selama olahraga berintensitas tinggi. Pengukuran

VO2 max biasanya menggunakan alat khusus. Volume O2 max ini adalah

suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan dalam liter per menit

atau milliliter/menit/kg berat badan.

Kita perlu ketahui juga faal dari tubuh manusia. Setiap sel

membutuhkan oksigen untuk mengubah energi makanan menjadi ATP

(Adenosine Triphosphate) yang siap pakai untuk kerja tiap sel yang paling

sedikit mengkonsumsi oksigen adalah otot dalam keadaan istrahat. Sel otot

yang berkontraksi membutuhkan banyak ATP. Akibatnya otot yang dipakai

dalam latihan membutuhkan lebih banyak oksigen. Sel otot membutuhkan

banyak oksigen dan menghasilkan CO2. Kebutuhan akan Oksigen dan

menghasilkan CO2 dapat diukur melalui pernafasan kita.

Tingkat Kebugaran dapat diukur dari volume dalam mengkonsumsi

oksigen saat latihan pada volume dan kapasitas maksimum. Kelelahan atlet

yang dirasakan akan menyebabkan turunnya konsentrasi sehingga tanpa

konsentrasi yang prima terhadap suatu permainan, sudah hampir dipastikan

kegagalan yang akan diterima.


Cepat atau lambatnya kelelahan oleh seorang atlet dapat diperkirakan

dari kapasitas aerobik atlet yang kurang baik. Kapasitas aerobik

menunjukkan kapasitas maksimal oksigen yang dipergunakan oleh tubuh

(VO2 Max). Dan seperti yg ditahu, oksigen merupakan bahan bakar tubuh

kita. Oksigen dibutuhkan oleh otot dalam melakukan setiap aktivitas berat

maupun ringan.

Dan semakin banyak oksigen yang diasup/diserap oleh tubuh

menunjukkan semakin baik kinerja otot dalam bekerja sehingga zat sisa-

sisa yang menyebabkan kelelahan jumlahnya akan semakin sedikit.

VO2Max diukur dalam banyaknya oksigen dalam liter per menit (l/min) atau

banyaknya oksigen dalam mililiter per berat badan dalam kilogram per

menit (ml/kg/min). Tentu, semakin tinggi VO2 max, seorang atlet yang

bersangkutan juga akan memiliki daya tahan dan stamina yang istimewa.

B. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi VO2 Max

Faktor-faktor yang mempengaruhi level VO2 max tergantung dari suplai

dan permintaan oksigen dalam tubuh. Suplai maksudnya adalah penyaluran

oksigen dariparu-paru ke jaringan mitokondria, sementara permintaan

maksudnya nilai mitokondria menggunakan oksigen dalam proses oxidative

phosphorylation.

Menurut Tim Noakes, seorang profesor dari University of Cape Town,

menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi level VO2 max adalah :

 Usia

 Jenis kelamin
 Fitnes dan latihan

 Perubahan ketinggian tempat (altitude)

 Gerak otot ventilasi (ventilatory muscles)

Namun menurut Noakes, level VO2 max seorang atlet lari tidak bisa

menjadi ukuran performa karena beragamnya faktor-faktor yang

mempengaruhi, seperti misalnya kemampuan sang atlet dalam

menggunakan oksigen dalam kecepatan atau jarak tertentu dan

ketahanan terhadap rasa letih saat latihan jangka waktu lama.

Dapat disimpulkan, keluaran kardio, kapasitas difusi paru-paru,

kapasitas penyerapan oksigen, dan batas-batas lainnya seperti kapasitas

difusi otot, enzim mitokondria, dan ketebalan kapiler, adalah merupakan

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap level VO2 max seseorang. Karena

tubuh bekerja dengan sistem khusus, maka jika salah satu faktor tersebut

berada pada level dibawah standar, maka seluruh sistem tubuh dapat

kehilangan kapasitasnya untuk berfungsi dengan sempurna.

C. Indikasi tes harus dihentikan

Beriringan dengan kontraindikasi yang ada, selama palaksanaan tes


mungkin saja terjadi hal-hal yang dapat membahayakan kondisi bagi
sampel,walaupun sebelum pelaksanaan pasien telah dipastikan tidak
tergolong dalam kontraindikasi tes. Berikut adalah indikasi kapan tes harus
dihentikan, untuk mencegah resiko terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan
(Cheevers &Pettersen, 2007) :

1. Pusing/mual/sakit kepala
2. Masalah Jantung (seperti gejala angina)

3. Debar jantung tidak teratur

4. Subjek yang meminta untuk berhenti

5. Kelelahan jelas terlihat secara fisik dan verbal

6. Sesak nafas

7. Reaksi orthosympathetic (berkeringat/pucat)

8. Kaki keram

9. Kegagalan/kerusakan dari komponen/alat tes

D. Cara Mengukur VO2 Max

VO2 max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh

manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2 max ini

adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan dalam liter per

menit atau milliliter/menit/kg berat badan.VO2biasanya digunakan untuk

mengukur daya tahan atlit dalam melakukan suatu cabang olahraga.

Setiap sel dalam tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk

mengubah energi makanan menjadi ATP (Adenosine Triphosphate) yang

siap dipakai untuk kerja tiap sel. Yang paling sedikit mengkonsumsi oksigen

adalah otot dalam keadaan istrahat. Sel otot yang berkontraksi

membutuhkan banyak ATP, akibatnya otot yang dipakai dalam latihan

membutuhkan lebih banyak oksigen dan menghasilkan banyak CO2.

Kebutuhan akan Oksigen dapat diukur melalui pernafasan kita. Dengan

mengukur jumlah oksigen yang dipakai selama latihan, kita mengetahui

jumlah oksigen yang dipakai oleh otot yang bekerja. Makin tinggi jumlah
otot yang dipakai maka makin tinggi pula intensitas kerja otot, otomatis

oksigen yang dibutuhkan semakin meningkat.

Tingkat kebugaran Jasmani adalah ukuran dari kesanggupan seseorang

untuk dapat melakukan aktivitsanya sehari-hari. Semakin baik tingkat

kebugaran jasmani maka tingkat kesanggupan untuk melaksanakan aktivitas

cenderung semakin baik terutama dari segi fisik ataupun stamina. VO 2max

ini sangat menentukan kebugaran jasmani seseorang tertutama untuk atlit

Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tinggi VO2max seseorang maka

tingkat kebugaran jasmaninya semakin tinggi.

Ada beberapa cara untuk mengukur tingkat VO2max seseorang,

diantaranya Metode Balke, Harvard step test, Beep Test, Test Cooper dll.

Sebagai pertimbangan dalam mengukur VO2 max adalah tes harus

diciptakan demikian rupa sehingga tekanan pada pasokan oksigen ke otot

jantung harus berlangsung maksimal. Kegiatan fisik yang memenuhi criteria

ini harus:

1. Melibatkan minimal 50 % dari total masa otot. Aktivitas yang

memenuhi criteria ini adalah lari, bersepeda, mendayung. Cara yang

paling umum dilakukan dengan lari di Treadmill, yang bisa diatur

kecepatan dari sudut inklinasinya

2. Lamanya tes harus menjamin terjadinya kerja jantung maksimal.

Umumnya berlangsung 6 sampai 12 menit.

a. Cara Melakukan Cooper Test ( Lari 12 menit)


Perlengkapan: Lintasan lari 400 meter dan Stopwacth, pencatat jarak

tempuh.

1. Pelari melakukan pemanasan (warm up) 10-15 menit,

2. Kemudian pelari berlari selama 12 menit dan dicatat jarak yang

diempuhnya sampai dengan 100 m terdekat.

3. Setelah selesai berlari, pelari melakukan pendinginan (cooling

down)

4. Kemudian hasil yang ditempuh pelari selama 12 menit dicocokkan

dengan tabel klasifikasi Cooper Test. Rumus yang sering

dipergunakan untuk mengukur VO2max :

VO2max = Jarak yang ditempuh (meter) – 504.9) / 44.73.

contoh:

Perdi umur 18 tahun, melaksanakan Cooper Test dengan lari

selama 12 menit, jarak yang dicapai 2600 meter, VO2max nya...

(2600 meter – 504.9) dibagi 44.73 = 46.83881 mls/kg/min

Tabel Cooper Test :

Untuk Atlet Laki-Laki


Untuk Atlet Perempuan :

b. Harvard Step Test

Tes ini adalah pengukuran yang paling tua untuk mengetahui

kemampuan aerobik yang dibuat oleh Brouha pada tahun 1943. Ada

beberapa istilah seperti kemampuan jantung-paru, daya tahan jantung-

paru, aerobic power, cardiovascular endurance, cardiorespiration

endurance, dan kebugaran aerobik yang mempunyai arti yang kira-kira

sama. Penelitian ini dilakukan di Universitas Harvard, USA, jadi nama


tes ini dimulai dengan nama Harvard. Inti dari pelaksanaan tes ini

adalah dengan cara naik turun bangku selama 5 (lima) menit.

Pelaksanaan:

1. Tinggi bangku 20 feet (50 cm)

2. Irama langkah pada waktu naik turun bangku (NTB) adalah 30

langkah per menit, jadi 1 (satu) langkah setiap 2 (dua) detik

3. 1 (satu) langkah terdiri dari 4 (empat) gerakan/hitungan:

 Hitungan 1 : Salah satu kaki diangkat (boleh kanan atau kiri

terlebih dahulu tetapi konsisten), kemudian menginjak bangku.

(Asumsi kaki kanan)

 Hitungan 2 : Kaki kiri diangkat lalu berdiri tegak di atas bangku

 Hitungan 3 : Kaki yang pertama menginjak bangku pada

hitungan 1 (asumsi kaki kanan) diturunkan kembali ke lantai

 Hitungan 4 : Kaki kiri diturunkan kembali ke lantai untuk

berdiri tegak seperti sikap semula

4. Ganti langkah diperbolehkan tetapi tidak lebih dari 3 (tiga) kali

5. Supaya irama langkah ajeg/stabil, maka digunakan alat metronome

6. NTB dilakukan selama 5 (lima) menit. Saat aba-aba stop, tubuh

harus dalam keadaan tegak. Kemudian duduk dibangku tersebut

dengan santai selama 1 (satu) menit

7. Hitung denyut nadi (DN) orang coba (testi) selama 30 detik.

Dicatat sebagai DN 1
8. 30 detik kemudian hitung kembali DN testi selama 30 detik.

Dicatat sebagai DN 2

9. 30 detik kemudian hitung kembali DN testi selama 30 detik.

Dicatat sebagai DN 3

10. Setelah mendapatkan DN 1, DN 2, DN 3, maka data tersebut

dimasukan kedalam rumus Indeks kebugaran yang selanjutnya

dikonversikan sesuai rumus yang dipilih

11. Apabila testi tidak kuat melakukan NTB selama 5 (lima) menit,

maka waktu lama NTB tersebut dicatat, lalu DN-nya

diukur/dihitung sesuai dengan petunjuk pengambilan DN tersebut.

Indeks Kebugaran

Rumus Panjang:

Durasi NTB (detik) x 100/2 (DN 1+DN 2+DN 3)

Indeks Kebugaran Kategori Kebugaran

 < 55 Jelek

 55-64 Kurang dari rata-rata

 65-79 Rata-rata

 80-89 Baik

 ≥90 Baik sekali


Rumus Pendek: Durasi NTB (detik) x 100/(5,5 x DN 1) Indeks

Kebugaran Kategori Kebugaran < 50 Jelek 50-80 Rata-rata >80

Baik.

Disamping dari kedua tes diatas, beberapa cara untuk mengetahui

kapasitas VO2Max, seperti :

• 2.4km Run Test

• Astrand 6 minute Cycle test – VO2max test on a static bike

• Balke VO2max test – suitable for endurance sports

• Conconi test

• Multistage Fitness Test or Bleep test – VO2max test for endurance sports

• Treadmill VO2max test – VO2max test

• VO2max from non-exercise data – VO2max test

E. Cara Meningkatkan VO2 Max

Selain berdasarkan genetika, kemampuan memiliki level VO2 max yang

tinggi juga didasarkan dari program latihan yang diterapkan. Program

latihan terbaik yang mampu memaksimalkan level VO2max adalah yang

latihan yang intensitasnya mampu menghasilkan VO2max, atau dengan kata

lain, latihan yang membuat Anda mampu bernafas sekuat mungkin.

Tidak ada angka intensitas tertentu yang mampu menghasilkan

VO2max, yang ada adalah tingkatan intensitas tertentu karena konsumsi

oksigen bersifat terus naik saat melakukan aktivitas berintensitas berapapun


tingginya. Karena itu pula, ada beberapa cara untuk mencapai VO2max 100

% dalam latihan.

Salah satu cara termudah menghasilkan VO2max Anda adalah berlari

secepat dan sekuat mungkin yang Anda mampu selama 6 menit. Jadi Anda

bisa melakukan latihan VO2max yang terdiri atas pemanasan 10 menit,

berlari secepat mungkin selama 6 menit, dan pendinginan selama 10 menit.

Namun cara tersebut bukanlah latihan terbaik untuk mencapai VO2max

karena setelah menit keenam, Anda akan merasa sangat lelah. Yang lebih

dianjurkan adalah melakukan beberapa jenis latihan lain berdurasi lebih

pendek yang berintensitas sama atau lebih tinggi yang terbagi atas beberapa

periode pemulihan. Cara ini akan membuat seorang atlet mencapai level

VO2max 100 % sebelum merasa lelah. Cara yang lainnya adalah dengan

cara sedikit mengulang intensitasnya kembali dan melakukan beberapa

interval yang lebih lama.

Contoh Program Latihan VO2max

a. Interval 30/30 dan 60/60

 Kita mulai dengan interval 30/30. Setelah pemanasan dengan

jogging minimal selama 10 menit, berlarilah sekuat mungkin

selama 30 detik (dengan perkiraan mampu Anda lakukan selama 6

menit), lalu kembali jogging selama 30 detik. Lakukan berulang-

ulang bergantian sampai jumlah masing-masing adalah 12.

Tingkatkan jumlahnya masing-masing sampai maksimal 20 kali.

Jika sudah, lakukan cara yang sama dengan metode interval 60/60.
Lakukan metode interval 60/60 dengan jumlah masing-masing

minimal sebanyak 6 kali dan maksimal sebanyak 10 kali.

b. Interval Jalur Menanjak

 Pilihlah jalur yang menanjak. Lakukan pemanasan dengan jogging

minimal selama 10 menit, lalu berlarilah sekuat tenaga di jalur

menanjak selama 2-3 menit (tentukan dulu sebelum mulai), lalu

kembali jogging selama 10 menit, dan ulangi lagi tahapannya.

Pilihlah sebanyak 4 kali untuk cara 2 menit atau 3 kali untuk cara 3

menit. Untuk tahapan mahir, Anda bisa melakukan sebanyak 10

kali 2 menit atau 7 kali 3 menit.

 Sebaiknya pilihlah kecepatan berlari yang cukup menantang Anda

lakukan. Jangan sampai Anda tidak mampu melakukan sebelum

menyelesaikan metodenya, atau jangan sampai pula Anda merasa

masih mampu melakukannya lagi ketika sudah menyelesaikan.

c. Interval Laktat

 Metode ini adalah latihan VO2 max yang terberat. Pastikan Anda

sudah benar-benar menjalankan dan menguasai metode interval

30/30, 60/60, dan jalur menanjak sebelum mulai melakukan metode

interval laktat ini. Lakukan metode interval laktat di jalur/trek

khusus berlari.

 Lakukan pemanasan dengan jogging minimal selama 10 menit, lalu

berlarilah dengan jarak 800-1200 meter mengelilingi trek, lalu

kembali jogging sejauh 400 meter.


 Pilihlah jarak interval 800 meter terlebih dahulu sebelum

meningkat menjadi interval 1200 meter hingga total jaraknya

adalah 5000 meter atau 5 km. Jadi urutannya dari jarak yang paling

pendek adalah misalnya 6-7 x 800 meter, lalu 5 x 1000 meter, dan

4 x 1200 meter. Sekali lagi ingatlah, pilihlah kecepatan berlari yang

cukup menantang Anda lakukan tanpa harus melambat.

Latihan untuk memaksimalkan VO2 max memang berat sehingga banyak

atlet yang tidak mau melakukannya.


Daftar Pustaka

http://duniafitnes.com/training/vo2-max-dan-faktor-yang-mempengaruhinya.html

http://ekspedisikapakata2013.wordpress.com/2013/01/23/apa-itu-volume-

oksigen-maximum-vo2max/

http://goligog.wordpress.com/2010/07/09/vo2-max-itu-apa/

http://nughmedia.blogspot.com/2013/12/menghitung-vo2max.html

http://zudine.wordpress.com/2011/04/12/mengukur-vo2max/comment-page-1/

http://duniafitnes.com/training/latihan-untuk-maksimalkan-level-vo2-max.html

http://www.brianmac.co.uk/gentest.htm

Anda mungkin juga menyukai