Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tes adalah instrument atau alat yang digunakan untuk memperoleh

informasi tentang individu atau objek. Sebagai alat pengumpul informasi atau

data, tes harus dirancang secara khusus. Kekhususan tes terlihat dari bentuk soal

tes yang digunakan, jenis pertanyaan, rumusan pertanyaan yang diberikan, dan

pola jawabannya harus dirancang menurut kriteria yang telah ditetapkan.

Demikian juga waktu yang disediakan untuk menjawab pertanyaan serta

pengadministrasian tes juga dirancang secara khusus. Selain itu, aspek yang

diteskan pun terbatas. Biasanya meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Kekhususan-kekhususan tersebut berbeda antara satu tes yang satu dan tes yang

lain. Tes ini dapat berupa pertanyaan tertulis, wawancara, pengamatan tentang

unjuk kerja fisik, checklist, dan lain-lain.

Pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi yang dilakukan

secara objektif. Melalui kegiatan pengukuran segala program yang menyangkut

perkembangan dalam bidang apa saja dapat dikontrol dan dievaluasi. Hasil

pengukuran berupa kuantifikasi dari jarak, waktu, jumlah, dan ukuran dan

sebagainya. Hasil dari pengukuran dinyatakan dalam bentuk angka yang dapat

diolah secara statistik.

Daya tahan erobik dilakukan dalam sistem latihan yang mendorong kerja

jantung, darah dan paru-paru untuk periode waktu yang cukup untuk

menghasilkan perbaikan-perbaikan dan keadaan tubuh. Daya tahan, pada banyak

1
kegiatan fisik seperti fisik seperti sepak bola, bola basket, lari jarak jauh, renang,

bersepeda dan sebagainya., dibatasi oleh kapasitas system sirkulasi (jantung,

pembuluh darah, dan darah) dan system respirasi (paru) untuk menyampaikan

oksigen ke otot yang sedang bekerja dan mengangkut limbah dari otot-otot

tersebut. Kegiatan semacam ini dikategorikan sebagai daya tahan

kardiorespiratori, daya tahan kardiovakuler, atau daya tahan erobik.

Daya tahan erobik pada multistage fitness test ini dilaksanakan untuk

mengukur seberapa besar konsumsi oksigen maksimal yang disingkat VO2max,

artinya VO2 menunjukkan volume oksigen yang dikonsumsi, biasanya dinyatakan

dalam liter atau milliliter, dan tanda titik di atas V merupakan tanda yang

menyatakan bahwa volume oksigen tersebut dinyatakan dalam satu waktu,

biasanya per menit. Jadi kalau ada pernyataan VO2 max = 3 L/menit, artinya

seseorang dapat mengkonsumsi oksigen secara maksimal 3 liter per menit.

Dalam istilah konsumsi oksigen maksimal mempunyai pengertian yang

sama dengan maximal oxygen intake, dan maximal oxygen power, yang

menunjukkan perbedaan yang terbesar antara oksigen yang dihisap masuk

kedalam paru dan oksigen yang dihembuskan ke luar paru (Lamb, 1984, Nieman

CD,1993).

1.2. MASALAH

Masalah adalah suatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan (Depdikbud,

1990). Berdasarkan uraian di atas yang menjadi masalah dalam makalah ini adalah

“Berapa Besar Kemampuan Daya Tahan Erobik seseorang dalam Multistage

Fitness Test”.

1.3. TUJUAN

2
Dari permasalah yang ditemukan tersebut, maka tujuannya adalah : “Untuk

mengetahui berapa besar kemampuan daya tahan erobik seseorang dalam

multistage fitness test”.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN DAYA TAHAN EROBIK

Daya tahan, pada banyak kegiatan fisik seperti fisik seperti sepak bola, bola

basket, lari jarak jauh, renang, bersepeda dan sebagainya., dibatasi oleh kapasitas

system sirkulasi (jantung, pembuluh darah, dan darah) dan system respirasi (paru)

untuk menyampaikan oksigen ke otot yang sedang bekerja dan mengangkut

limbah dari otot-otot tersebut. Kegiatan semacam ini dikategorikan sebagai daya

tahan kardiorespiratori, daya tahan kardiovakuler, atau daya tahan erobik. Oksigen

diangkut dari atmosfir ke sel-sel tubuh dengan system paru jantung. Selama

melakukan olahraga system ini berfungsi mendukung metabolisme erobik.

Dengan meningkatnya aktivitas olahraga, semakin banyak pula oksigen yang

dialirkan ke otot yang aktif. System paru-jantung dari empat komponen yaitu paru,

jantung, pembuluh darah, dan darah. Komponen tersebut tersusun dalam suatu

system pembuluh tertutup dan organ-organ yang menyediakan sirkulasi darah

secara tetap kepada paru dan kepada seluruh jaringan tubuh lainnya.

Faktor-faktor utama yang membatasi sebagian terbesar bentuk latihan yang

bersifat erobik adalah kapasitas jantung, paru dan sirkulasi untuk menyampaikan

oksigen ke otot yang sedang bekerja (aktif). Oleh karena itu sebagai seorang guru

olahraga atau pelatih yang bermaksud hendak mengukur kemampuan seseorang

dalam melakukan olahraga yang bersifat erobik harus menilai kemampuan

maksimal fungsi jantung, paru, dan sirkulasi murid atau atletnya. Kemampuan

4
maksimal fungsi paru-jantung merupakan penilaian yang terbaik untuk mengukur

kemampuan seseorang untuk mengukur konsumsi oksigen maksimal.

Konsumsi oksigen maksimal yang disingkat VO2max, artinya VO2

menunjukkan volume oksigen yang dikonsumsi, biasanya dinyatakan dalam liter

atau milliliter, dan tanda titik di atas V merupakan tanda yang menyatakan bahwa

volume oksigen tersebut dinyatakan dalam satu waktu, biasanya per menit. Jadi

kalau ada pernyataan VO2 max = 3 L/menit, artinya seseorang dapat

mengkonsumsi oksigen secara maksimal 3 liter per menit. Istilah konsumsi

oksigen maksimal mempunyai pengertian yang sama dengan maximal oxygen

intake, dan maximal oxygen power, yang menunjukkan perbedaan yang terbesar

antara oksigen yang dihisap masuk kedalam paru dan oksigen yang dihembuskan

ke luar paru (Lamb, 1984, Nieman CD,1993). Di dalam materi ini selanjutnya

disebut konsumsi oksigen maksimal.

Untuk mengetahui besarnya konsumsi oksigen maksimal, harus diketahui

terlebih dahulu berapa banyak oksigen yang dihisap dan yang dihembuskan,

perbedaan di antara keduanya itulah merupakan jumlah oksigen yang dikonsumsi

dan digunakan oleh system transpot electron pada mitochondria untuk

menghasilkan energi yang diperlukan oleh jaringan-jaringan yang aktif. Dalam

keadaan istirahat, konsumsi oksigen maksimal sekitar 0,25 L/menit, jumlah ini

dapat meningkat sebanyak 10 bahkan 20 kali (menjadi 2,5 – 5 L/menit) apabila

seseorang melakukan latihan daya tahan yang berat (Lamb,1984). Ketika

melakukan latihan maksimal, seseorang perempuan dewasa muda mengkonsumsi

oksigen 2,3 L/menit, sedangkan laki-laki dewasa muda sekitar oksigen 23,4

5
L/menit. Meningkatnya konsumsi oksigen maksimal bergantung kepada beberapa

factor, seperti sifat latihan fisik, umur dan jenis kelamin.

Karena oksigen dipergunakan oleh semua jaringan tubuh orang yang

memiliki ukuran tubuh lebih besar, juga memiliki konsumsi oksigen maksimal

yang lebih besar jika dibandingkan dengan orang yang memiliki tubuh lebih kecil,

baik pada waktu istirahat maupun latihan. Karena itu ukuran tubuh merupakan

dasar bagi pengukuran nilai konsumsi oksigen maksimal, dan biasanya dinyatakan

dalam milliliter oksigen per kilogram berat badan. Jadi kalau seseorang mamiliki

berat badan 70 kg dan konsumsi oksigen maksimal 2,8 L/menit (2800 ml/menit)

juga dapat dikatakan dia dia memiliki konsumsi oksigen maksimal 2800/70 = 40

ml/kg bb/menit.

2.2. FAKTOR-FAKTOR DAYA TAHAN EROBIK

Faktor-faktor daya tahan erobik yang menentukan konsumsi oksigen

maksimal, antara lain :

a. Jantung, paru, dan pembuluh darah harus berfungsi dengan baik, sehingga

oksigen yang dihisap ke dalam paru selanjutnya sampai ke darah.

b. Proses penyampaian oksigen ke jaringan-jaringan oleh sel-sel darah merah

harus normal, yakni fungsi jantung harus normal, dan konsentrasi

hemoglobin harus normal, jumlah sel drah merah harus normal, dan

konsentrasi hemoglobin harus normal, serta pembuluh darah harus mampu

mengalirkan darah dari jaringan-jaringan yang tidak aktif ke otot yang

sedang aktif yang membutuhkan oksigen lebih besar.

6
c. Jaringan-jaringan terutama otot, harus mempunyai kapasitas yang normal

untuk mempergunakan oksigen yang disampaikan kepadanya.

Dengan kata lain harus mempunyai metabolisme yang normal, demikian

juga dengan fungsi mitokhondriannya.

2.3. PENGERTIAN MULTISTAGE FITNESS TEST

Multistage fitness tes merupakan tes yang dilakukan di lapangan, sederhana

namun menghasilkan suatu perkiraan yang cukup akurat tentang konsumsi

oksigen maksimal untuk berbagi kegunaan atau tujuan. Pada dasarnya tes ini

bersifat langsung yaitu tes berlari secara bolak-balik sepanjang jalur atau lintasan

yang telah diukur sebelumnya, sambil mendengarkan serangkaian tanda yang

berupa bunyi “tut” yang terekam dalam kaset. Waktu tanda “tut” tersebut pada

mulanya berdurasi sangat lambat, tetapi secara tertahap menjadi lebih cepat

sehingga akhirnya makin sulit testi untuk menyamakan kecepatan langkahnya

dengan kecepatan yang diberikan oleh tanda tersebut. Testi berhenti apabila ia

tidak mampu lagi mempertahankan langkahnya, dan tahap ini menunjukkan

tingkat konsumsi oksigen maksimal testi tersebut.

2.4. HAL - HAL DALAM MULTISTAGE FITNESS TEST

Dalam multistage fitness test, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan baik

oleh tester maupun testi, antara lain :

2.4.1. TINDAKAN PENCEGAHAN

Tindakan – tindakan pencegahan yang harus diperhatikan sebelum

melakukan multistage fitness test, yaitu:

7
a. Apabila testi mengalami cidera atau menderita suatu penyakit, atau

apabila sedang tidak berada dalam kondisi sehat, sebaiknya testi

berkonsultasi kepada dokter sebelum melaksanakan tes ini.

b. Sebelum melakukan tes, testi harus melakukan pemanasan.

c. Sebelum melaksanakan tes, testi dlarang makan selama 2 jam.

d. Testi dianjurkan mengenakan pakaian olahraga dan alas kaki yang

dapat mengurangi kemungkinan tergelincir.

e. Sebelum melakukan tes, testi dilarang minum alkohol, obat atau

merokok jangan melakukan tes setelah selesai melakukan latihan berat

pada hari yang sama.

f. Hindari kondisi udara lembab atau cuaca panas.

g. Setelah menyelesaikan tes lari multitahap, testi harus melakukan

pendinginan misalnya dengan berjalan dan kemudian dilanjutkan

peregangan.

2.4.2. PERLENGKAPAN

Ada beberapa perlengkapan yang diperlukan dalam melakukan tes ini,

yaitu :

a. Halaman, lapangan, atau permukaan datar dan tidak licin dengan

panjang 22 meter.

b. Mesin pemutar kaset (tape recorder).

c. Kaset audio yang telah tersedia.

d. Pita pengukur atau meteran untuk mengukur jalur sepanjang 20 meter.

e. Kerucut sebagai tanda batas jarak.

f. Lebar lintasan kurang lebih 1 hingga 1,5 meter untuk tiap testi.

8
g. Stopwatch.

2.4.3. PERSIAPAN PELAKSANAAN TES

Sebelum dilaksanakan tes, maka sebaiknya lebih dahulu persiapan dalam

pelaksanaan tes. Persiapan pelaksanaan tes, antara lain :

a. Pertama-tama ukurlah jarak sepanjang 20 meter dan berilah tanda pada

kedua ujungnya dengan kerucut atau tanda lain sebagai tanda jarak.

b. Masukkan kaset rekaman ke dalam tape recorder kemudian pastikan

bahwa pita telah tergulung kembali kepermukaan sisinya (kedua belah

sisi pita kaset tersebut sama isinya).

2.4.4. PELAKSANAAN TES

a. Mulailah menghidupkan tape recorder. Pada bagian permulaan pita

tersebut, jarak antara dua tanda “tut” menandai suatu interval 1 menit

yang telah terukur secara tepat. Pergunakan saat permulaan ini untuk

memastikan bahwa pita dalam kaset itu belum mengalami peregangan

(molor), dan juga bahwa kecepatan mesin pemutar kaset bekerjanya

dengan benar. Ketelitian sekitar 0,5 detik kearah (sisi) yang manapun

dianggap cukup memadai. Apabila waktunya berselisih lebih besar dari

9
0,5 detik maka jarak tempat berlari perlu di ubah (periksa tabel 1 untuk

koreksi jarak).

Tabel 1
Penyesuaian Jarak Lari Bolak Balik Berdasarkan Kecepatan Pemutar Kaset
Periode Waktu Periode Waktu
Jarak Lari (Meter) Jarak Lari (Meter)
Standar (Detik) Standar (Detik)
55,0 18,333 60,5 20,166
55,5 18,500 61,0 20,333
56,0 18,666 61,5 20,500
56,5 18,833 62,0 20,688
57,0 19,000 62,5 20,833
57,5 19,166 63,0 21,000
58,0 19,333 63,5 21,166
58,5 19,500 64,0 21,333
59,0 19,666 60,5 20,166
59,5 19,833 61,0 20,333
6,0 20,000 64,5 21,500
65,0 21,666

b. Beberapa petunjuk kepada testi telah tersedia dalam pita kaset

rekaman. Pita tersebut berlanjut dengan penjelasan ringkas mengenai

pelaksanaan tes, yang mengantarkan pada perhitungan mundur selama

5 detik menjelang pelaksanaan dari permulaan tes tersebut. Setelah itu,

pita kaset mengeluarkan tanda suara “tut” tunggal pada beberapa

interval yang teratur. Para testi diharapkan berusaha agar dapat sampai

ke ujung yang berlawanan (diseberang) bertepatan dengan saat “tut”

yang pertama berbunyi. Kemudian testi yang harus meneruskan berlari

pada kecepatan seperti ini, dengan tujuan agar dapat sampai ke salah

satu dari kedua ujung tersebut bertepatan dengan terdengarnya bunyi

“tut” berikutnya.

c. Setelah mencapai waktu selama satu menit, interval waktu diantara

kedua bunyi “tut” akan berkurang, sehingga dengan demikian

10
kecepatan lari harus makin ditingkatkan. Kecepatan lari pada menit

pertama disebut level 1, kecepatan pada menit kedua disebut level 2,

dan seterusnya. Masing-masing level berlangsung meningkat sampai

ke level 21. Akhir tiap lari bolak-balik ditandai dengan bunyi “tut”

tunggal, sedangkan akhir tiap level ditandai dengan sinyal “tut” tiga

kali berturut-turut serta oleh pemberi komentar dari rekaman pita

tersebut. Penting untuk diketahui bahwa kecepatan lari pada permulaan

tes lari multitahap ini amat lambat. Pada level 1, para testi diberi waktu

9 detik harus sudah satu kali lari sepanjang jarak 20 meter.

d. Testi harus selalu menempatkan satu kaki tepat pada atau di belakang

tanda meter ke 20 pada akhir tiap kali lari. Apabila testi telah mencapai

salah satu ujung batas lari sebelum sinyal “tut” berikutnya, testi harus

berbalik (dengan bertumpu pada sumbu putar kaki tersebut) dan

menunggu isyarat bunyi “tut” kemudian melanjutkan kembali lari dan

menyesuaikan kecepatan lari pada level berikutnya.

e. Tiap testi harus meneruskan lari selama mungkin, sampai tidak mampu

lagi mengikuti dengan kecepatan yang telah diatur dalam pita rekaman,

sehingga testi secara suka rela harus menarik diri dari tes yang sedang

dilakukan. Dalam beberapa hal, pelatih yang menyelenggarakan tes ini

perlu menghentikan testi apabila mulai ketinggalan di belakang

langkah yang diharapkan. Apabila testi gagal mencapai jarak dua

langkah menjelang garis ujung pada saat terjarak dua langkah

menjelang garis ujung pada saat terdengar bunyi “tut”, testi masih

diberi kesempatan untuk meneruskan dua kali agar dapat memperoleh

11
kembali langkah yang diperlukan sebelum ditarik mundur. Tes lari

muli-tahap ini bersifat maksimal dan progresir, artinya cukup mudah

pada masa permulaanya, tetapi makin meningkat dan makin sulit

menjelang saat-saat terakhir. Agar hasil cukup sahih, testi harus

mengerahkan kerja maksimal sewaktu menjalani tes ini, dan oleh

karena itu testi harus berusaha mencapai level setinggi mungkin

sebelum menghentikan tes.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tes lari multi

tahap, antara lain :

a. Ingatkanlah kepada testi bahwa kecepatan awal harus lambat dan testi

tidak boleh memulai pelaksanaan lari ini terlampau cepat.

b. Pastikanlah bahwa setelah satu kaki testi telah menginjak tepat pada

atau dibelakang garis batas akhir tiap kali lari.

c. Pastikan kepada testi agar berbalik dengan membuat sumbu putar pada

kakinya, dan jangan sampai testi berputar dalam lengkungan yang

lebar.

d. Apabila testi mulai tertinggal sejauh dua langkah atau lebih sebelum

mencapai garis ujung putaran, atau dua kali lari bolak-balik dalam satu

baris, tariklah testi tersebut dari pelaksanaan tes ini.

12
2.4.5. PENILAIAN

Penilaian tes lari Multi Tahap, yaitu :

a. Untuk mengetahui konsumsi oksigen maksimal testi gunakan tabel

dibawah ini.

Tabel 2
Prediksi Ambilan Konsumsi Oksigen Maksimal dengan Tes Lari Bolak-Balik
Prediksi Prediksi VO2
Level Shuttle Level Shuttle
VO2 Max Max
4 2 26,8 7 2 37,1
4 4 27,6 7 4 37,8
4 6 28,3 7 6 38,5
4 9 29,5 7 8 39,2
7 10 39,9
5 2 30,2 8 2 40,5
5 4 31,0 8 4 41,1
5 6 31,8 8 6 41,8
5 9 32,9 8 8 42,4
8 11 43,3
6 2 33,6
6 4 34,3 9 2 43,9
6 6 35,0 9 4 44,5
6 8 35,7 9 6 45,2
6 10 36,4 9 11 46,8

10 2 47,5 15 2 64,6
10 4 48,0 15 4 65,1
10 6 48,7 15 6 65,6
10 18 49,3 15 8 66,2
15 10 66,7
11 2 50,8 15 13 67,5
11 4 51,4
11 6 51,9 16 2 86,0
11 8 52,5 16 4 68,5
11 10 53,1 16 6 69,0
11 12 53,7 16 8 69,5
16 10 69,9
12 2 54,4 16 12 70,5
12 4 54,8 16 14 70,9
12 6 55,4
12 8 56,0 17 2 71,4
12 10 56,5 17 4 71,9
12 12 57,1 17 6 72,4
17 8 72,9

13
13 2 57,6 17 10 73,4
13 4 58,2 17 12 73,9
13 6 58,7
13 8 59,3 18 2 74,8
13 10 59,8 18 4 75,3
13 12 60,6 18 6 75,8
18 8 76,2
14 2 61,1 18 10 76,7
14 4 61,7 18 12 77,2
14 6 62,6 18 15 77,9
14 8 62,7
14 10 63,2 19 2 78,3
14 13 64,0 19 4 78,8
19 6 79,2
20 2 81,8 19 8 79,7
20 4 82,2 19 10 80,2
20 6 82,6 19 12 80,6
20 8 83,0 19 15 81,3
20 10 83,5 21 2 85,2
20 12 83,9 21 4 85,6
20 14 84,3 21 6 86,1
20 16 84,8 21 8 86,5
21 10 86,9
21 12 87,4
21 14 87,8
21 16 88,2

b. Setelah diketahui komsumsi oksigen maksimal test, gunakanlah tabel

dibawah ini untuk mengetahui kategori kesegaran jasmaninya.

Tabel 3
Penilaian Tingkat Kesegaran Jasmani Berdasarkan Konsumsi Oksigen Maksimal
Konsumsi Oksigen Maksimal (ml/kg bb/ menit)
Kategori
< 30 Tahun 30 – 39 Tahun 40 – 49 Tahun > 50 Tahun
Sangat Buruk < 25,0 < 25,0 < 25,0
Buruk 25,0 – 33,7 25,0 – 30,1 25,0 – 26,4 < 25,0
Sedang 33,8 – 42,5 30,2 – 39,1 26,5 – 35,4 25,0 -33,7
Baik 42,6 – 51,5 39,2 – 48 35,5 – 45,0 33,8 – 43,0
Sangat Baik > 51,6 > 48 >45,1 > 43,1

Tabel 4
Norma Konsumsi Oksigen Maksimal (dalam milliliter O2 / kg bb / per menit)

14
Age Low Fair Average Good High Athletic Olympic
Women
20 – 29 < 28 29 – 34 35 - 43 44 – 48 49 - 53 54 – 59 60 +
30 – 39 < 27 28 – 33 34 – 42 42 – 47 48 – 52 53 – 58 59 +
40 – 49 < 25 26 – 31 32 – 40 41 – 45 46 – 50 51 – 56 57 +
50 - 65 < 21 22 – 28 29 – 36 37 - 41 42 – 45 46 - 49 50 +
Men
20 – 29 < 38 39 – 43 44 - 51 52 – 56 57 – 62 63 – 69 70 +
30 – 39 < 34 35 – 39 40 – 47 48 – 51 52 – 57 58 – 64 65 +
40 – 49 < 30 31 – 35 36 – 43 44 – 47 48 – 53 54 – 60 61 +
50 - 59 < 25 26 – 31 32 – 39 40 – 43 44 – 48 49 - 55 56 +
60 - 69 < 21 22 – 26 27 – 35 36 – 39 40 – 44 45 - 49 50 +

Penyesuaian jarak lari bolak-balik berdasarkan kecepatan pemutar

kaset. Waktu standar adalah 60 detik. Dengan menggunakan sebuah

stopwatch (dengan tingkat ketelitian hingga 1/10 detik), periksalah apakah

durasi periode waktu standar benar-benar selama 60 detik. Apabila durasi

tersebut lebih pendek atau lebih lama dari 60 detik, koreksilah jarak

lintasan sejauh 20 meter.

TABEL 5

FORMULIR PENCATATAN LARI BOLAK-BALIK

LAVEL NO SHUTTLE
1 1 2 3 4 5 6 7
2 1 2 3 4 5 6 7 8
3 1 2 3 4 5 6 7 8
4 1 2 3 4 5 6 7 8 9
5 1 2 3 4 5 6 7 8 9
6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

15
11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
21 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

TABEL 6
FORMAT HASIL PENILAIAN
TES DAYA TAHAN EROBIK DALAM MULTI TAHAP (LARI BOLAK-BALIK)

NO NAMA MAHASISWA NIM JENIS VO2 MAX HASIL


KELAMI
N
1 ADI SAPUTERA 2007 151 322 L 27,6 Kurang
2 ADI WIJAYANTO 2007 151 347 L 31,8 Kurang
3 AHMAD YUNUS 2007 151 341 L - -
4 ANDI MARANTIKA 2007 151 339 L 37,1 Cukup
5 ANDI PUTRA 2007 151 354 L 33,6 Kurang
6 ANJAR APRIANTO 2007 151 349 L 27,6 Kurang
7 APRIDA SUHANA 2007 151 338 P 25,7 Kurang
8 CEASAR MATIAS 2007 151 360 L - -
9 DAVID BRAM 2007 151 125 L 32,9 Kurang
10 DEDY KURNI IRAWAN 2007 151 356 L 27,6 Kurang
11 DIAN PURNAMA 2007 151 600 P 28,3 Cukup
12 DONI MAHABRATA 2007 151 355 L 26,8 Kurang
13 ELIANA 2007 151 592 P 26,8 Cukup
14 FANDI PURBAYA 2007 151 323 L 31,0 Kurang
15 FENI WIJAYA 2007 151 353 L 31,0 Kurang
16 GANJAR TRI 2007 151 348 L - -
DIANTORO
17 GERRY ANDREAN 2007 151 335 L 25,0 Sangat Kurang
18 HERI BUDIANTARA 2007 151 329 L 31,8 Kurang
19 IDA OKTANISA 2007 151 590 P 30,2 Cukup

16
20 IIN MERISKA 2007 151 576 P 27,6 Cukup
21 INDRA ANGUNG 2007 151 326 L 31,0 Kurang
22 MEIRI MARYANTI 2007 151 333 P 22,5 Kurang
23 M. ABI PRATAMA 2007 151 344 L - -
24 MUHARDIYANTO 2007 151 345 L 39,2 Cukup
25 M. IRZAN 2007 151 000 L 29,5 Kurang
26 PURWITI NINGSIH 2007 151 337 P 23,6 Kurang
27 PUSPITO ARI 2007 151 000 L - -
HANDOKO
28 RAHMADI 2007 151 L 25,0 Sangat Kurang
346
29 ROMEYDON 2007 151 325 L 32,9 Kurang
30 RICKY ADYTIA 2007 151 334 L 37,1 Cukup
FELANI
31 WIDYA APRYATI 2007 151 358 P 23,6 Kurang
32 WIWIN FITRIYANTI 2007 151 587 P 29,5 Cukup
33 YUIZAMRIS 2007 151 342 L - -
34 RAHMAD FAJAR 2007 151 351 L 26,8 Kurang

KESIMPULAN DARI HASIL TES DAYA TAHAN EROBIK DALAM MULTI


TAHAP (LARI BOLAK-BALIK)
Jumlah mahasiswa di semester 6.i ada 34 orang. Tetapi dalam pelaksanaan tes

daya tahan erobik dalam multi tahap atau lari bolak balik yang dilakukan pada tanggal

20 April 2010, jumlah yang mengikuti tes yang ada di semester 6.i sejumlah 28 siswa

yang terdiri dari 10 Perempuan dan 18 Laki-laki. Tes daya tahan erobik dalam multi

tahap (lari bolak balik) da mendapat VO2max cukup, kurang, dan bahkan ada yang

sangat kurang. Yang mendapat VO2max cukup ada 8 mahasiswa, VO2max kurang ada

18 mahasiswa, dan VO2max sangat kurang ada 2 masiswa. Jadi dari hasil tes tersebut

VO2max mahasiswa lebih banyak kurang dari pada cukup, dikarenakan mahasiswa

melakukannya tidak bersungguh-sungguh dan kurang latihan.

17
Pengertian Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan
tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Untuk dapat
mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan
fisik yang melibatkan komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan yang
benar.

A. Komponen Kesegaran Jasmani


Kesegaran Jasmani terdiri dari beberapa komponen, yaitu:
1. Daya tahan kardiovaskuler atau daya tahan jantung dan paru-paru
(cardiovascular endurance).
2. Daya tahan otot (muscle endurance)
3. Kekuatan otot (muscle strength)
4. Kelentukan (flexibility)
5. Komposisi tubuh (body composition)
6. Kecepatan gerak (speed of movement)
7. Kelincahan (agility)
8. Keseimbangan (balance)
9. Kecepatan reaksi (reaction time)
10. Koordinasi (coordination)
Sejumlah ahli kesehatan olahraga sependapat bahwa dari 10 komponen
tersebut di atas, komponen daya tahan jantung dan paru-paru adalah komponen
terpenting dalam menentukan kesegaran jasmani seseorang.
Daya tahan jantung dan paru-paru adalah suatu kemampuan tubuh untuk
bekerja dalam waktu lama tanpa mengalami kelelahan setelah menyelesaikan
pekerjaan tersebut. Daya tahan jantung dan paru-paru umumnya diartikan sebagai
ketahanan terhadap kelelahan dan kemampuan pemulihan segera setelah mengalami
kelelahan. Daya tahan yang tinggi dapat mempertahankan penampilan dalam jangka
waktu yang relatif lama secara terus menerus.
B. Evaluasi Kesegaran Jasmani
Sejumlah protokol tes kesegaran jasmani yang ada, khusus untuk mengukur
satu komponen tertentu kesegaran jasmani, tetapi ada juga metode tes yang dapat

18
digunakan untuk mengevaluasi beberapa komponen kesegaran jasmani dalam satu
rangkaian tes. Masing-masing protokol tes mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Hal ini tergantung dari masing-masing kebutuhan yang hendak dicapai dalam
evaluasi kesegaran jasmani. Evaluasi kesegaran jasmani yang dilaksanakan terhadap
seorang atlit tentu akan berbeda dengan masyarakat umum.

C. Latihan Jasmani
Latihan jasmani yang teratur sesuai kaidah yang berlaku dapat meningkatkan
kesegaran jasmani, antara lain:
1. Dampak latihan jasmani terhadap tubuh
o Meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru
o memperkuat sendi dan otot
o Menurunkan tekanan darah
o Mengurangi lemak
o Memperbaiki bentuk tubuh
o Memperbaiki kadar gula darah
o Mengurangi risiko penyakit jantung koroner
o Memperlancar aliran darah
o Memperlancar pertukaran gas
o Memperlambat proses menjadi tua
2. Prinsip latihan jasmani
o Pembebanan lebih - untuk dapat menghasilkan kesegaran jasmani yang baik
perlu diberikan beban kerja yang lebih dari yang biasa dilakukan.
o Pengkhususan - untuk tujuan tertentu diperlukan jenis latihan yang tertentu
pula.
o Riversibilitas - kemajuan hasil latihan dapat menjadi hilang, jika lama tidak
aktif berlatih
o Pemeliharaan - hasil latihan harus dipelihara dengan tetap berlatih pada
intensitas dan frekuensi yang telah ditempuh.
3. Dosis Latihan
o Frekuensi : 3-5 seminggu
o Intensitas (zona latihan) : 60-90 % dari DNM (denyut nadi maksimal)

19
o Lama latihan : 20-60 menit, kontinyu dan melibatkan otot-otot besar.

Salah satu cara untuk menghitung intensitas latihan berdasarkan tolok ukur
“Nadi”, adalah sebagai berikut.
Intensitas latihan = 60 s.d. 90 % x {(220-
usia(tahun)}
atau
Intensitas latihan = 65 s.d. 75 % x (nadi
cadangan + nadi istirahat)
Keterangan:
Nadi cadangan = DN Max - DN istirahat
Nadi maksimum = 220 - usia (tahun)Nadi istirahat = Nadi yang dihitung,
saat seseorang dalam keadaan istirahat
DN = Denyut nadi
Contoh menentukan intensitas latihan:
Seseorang dengan usia 45 tahun, maka intensitas/denyut nadi waktu berlatih
hendaknya berkisar antara 105 - 158 per menit. 60 x (220-45) = 105 - 90 x (220-45)
= 158 100 100

20
A. VO2 MAX
VO2 max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada
saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2 max ini adalah suatu tingkatan
kemampuan tubuh yang dinyatakan dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg berat
badan. Kebutuhan akan Oksigen dan menghasilkan CO2 dapat diukur melalui
pernafasan kita. Dengan mengukur jumlah oksigen yang dipakai selama latihan, kita
mengetahui jumlah oksigen yang dipakai oleh otot yang bekerja. Makin tinggi jumlah
otot yang dipakai maka makin tinggi pula intensitas kerja otot.
VO2Max diukur dalam banyaknya oksigen dalam liter per menit (l/min) atau
banyaknya oksigen dalam mililiter per berat badan dalam kilogram per menit
(ml/kg/min). Tentu, semakin tinggi VO2 max, seorang atlet yang bersangkutan juga
akan memiliki daya tahan dan stamina yang istimewa.Sebagai pertimbangan dalam
mengukur VO2 max adalah tes harus diciptakan demikian rupa sehingga tekanan pada
pasokan oksigen ke otot jantung harus berlangsung maksimal. Kegiatan fisik yang
memenuhi kriteria ini harus melibatkan minimal 50 % dari total masa otot. Aktivitas
yang memenuhi criteria ini adalah lari, bersepeda, mendayung. Cara yang paling umum
dilakukan dengan lari di Treadmill, yang bisa diatur kecepatan dari sudut inklinasinya.
Lamanya tes harus menjamin terjadinya kerja jantung maksimal. Umumnya
berlangsung 6 sampai 12 menit.

Tabel 1 Nilai VO2 max untuk non atlet (ml/kg/menit)


Umur Laki-laki Perempuan
10-19 47-56 38-46
20-29 43-52 33-42
30-39 39-48 30-38
40-49 36-44 26-35
50-59 34-41 24-33
60-69 31-38 22-30
70-79 28-35 20-27
Sumber: Wilmore JH dan Costill DL

Tabel 2 Klasifikasi VO2 max (ml/kg/menit)


 VO2max men

   Age   Very bad Bad Reasonable Average Good Very Good Excellent

20-24 < 32 32-37 38-43 44-50 51-56 57-62 > 62

25-29 < 31 31-35 36-42 43-48 49-53 54-59 > 59

30-34 < 29 29-34 35-40 41-45 46-51 52-56 > 56

35-39 < 28 28-32 33-38 39-43 44-48 49-54 > 54

21
40-44 < 26 26-31 32-35 36-41 42-46 47-51 > 51

45-49 < 25 25-29 30-34 35-39 40-43 44-48 > 48

50-54 < 24 24-27 28-32 33-36 37-41 42-46 > 46

55-59 < 22 22-26 27-30 31-34 35-39 40-43 > 43

60 > < 21 21-24 25-28 29-32 33-36 37-40 > 40

VO2max women

Age Very bad Bad Reasonable Average Good Very Good Excellent

20-24 < 27 27-31 32-36 37-41 42-46 47-51 > 51

25-29 < 26 26-30 31-35 36-40 41-44 45-49 > 49

30-34 < 25 25-29 30-33 34-37 38-42 43-46 > 46

35-39 < 24 24-27 28-31 32-35 36-40 41-44 > 44

40-44 < 22 22-25 26-29 30-33 34-37 38-41 > 41

45-49 < 21 21-23 24-27 28-31 32-35 36-38 > 38

50-54 < 19 19-22 23-25 26-29 30-32 33-36 > 36

55-59 < 18 18-20 21-23 24-27 28-30 31-33 > 33

60 > < 16 16-18 19-21 22-24 25-27 28-30 > 30

1. Metode
Cooper Test
Metode ini cukup sederhana. Dimana atlet melakukan lari/jalan selama 12 menit
pada lintasan lari sepanjang 400 meter. Setelah waktu habis jarak yang dicapai oleh atlet
tersebut dicatat.
Rumus sederhana untuk mengetahui VO2Maxnya adalah :

Contoh : Dio melaksanakan Cooper Test dengan lari selama 12 menit, jarak yang
dicapai (2600 meter – 504.9) dibagi 44.73 = 46.83881 mls/kg/min.

22
Tabel 3 Kategori kebugaran jasmani tes lari 12 menit untuk laki-laki dan perempuan
berdasarkan kelompok umur

2. Harvard Step Test


Tes ini adalah pengukuran yang paling tua untuk mengetahui kemampuan
aerobik yang dibuat oleh Brouha pada tahun 1943. Ada beberapa istilah seperti
kemampuan jantung-paru, daya tahan jantung-paru, aerobic power, cardiovascular
endurance, cardiorespiration endurance, dan kebugaran aerobik yang mempunyai arti
yang kira-kira sama. Penelitian ini dilakukan di Universitas Harvard, USA, jadi nama
tes ini dimulai dengan nama Harvard. Inti dari pelaksanaan tes ini adalah dengan cara
naik turun bangku selama 5 (lima) menit.

Pelaksanaan: 

23
1. Tinggi bangku 20 feet (50 cm)
2. Irama langkah pada waktu naik turun bangku (NTB) adalah 30 langkah per menit,
jadi 1 (satu) langkah setiap 2 (dua) detik
3. 1 (satu) langkah terdiri dari 4 (empat) gerakan/hitungan:
 Hitungan 1 : Salah satu kaki diangkat (boleh kanan atau kiri terlebih dahulu
tetapi konsisten), kemudian menginjak bangku. (Asumsi kaki kanan)
 Hitungan 2 : Kaki kiri diangkat lalu berdiri tegak di atas bangku
 Hitungan 3 : Kaki yang pertama menginjak bangku pada hitungan 1 (asumsi
kaki kanan) diturunkan kembali ke lantai
 Hitungan 4 : Kaki kiri diturunkan kembali ke lantai untuk berdiri tegak seperti
sikap semula
4. Ganti langkah diperbolehkan tetapi tidak lebih dari 3 (tiga) kali
5. Supaya irama langkah ajeg/stabil, maka digunakan alat metronome
6. NTB dilakukan selama 5 (lima) menit. Saat aba-aba stop, tubuh harus dalam keadaan
tegak. Kemudian duduk dibangku tersebut dengan santai selama 1 (satu) menit
7. Hitung denyut nadi (DN) orang coba (testi) selama 30 detik. Dicatat sebagai DN 1
8. 30 detik kemudian hitung kembali DN testi selama 30 detik. Dicatat sebagai DN 2
9. 30 detik kemudian hitung kembali DN testi selama 30 detik. Dicatat sebagai DN 3
10. Setelah mendapatkan DN 1, DN 2, DN 3, maka data tersebut dimasukan kedalam
rumus Indeks kebugaran yang selanjutnya dikonversikan sesuai rumus yang dipilih
11. Apabila testi tidak kuat melakukan NTB selama 5 (lima) menit, maka waktu lama
NTB tersebut dicatat, lalu DN-nya diukur/dihitung sesuai dengan petunjuk
pengambilan DN tersebut

Indeks Kebugaran
Rumus Panjang:

= Durasi NTB (detik) x (DN 1+DN 2+DN 3)

Rumus Pendek:

= Durasi NTB (detik) x

Tabel 4 Kategori VO2 dengan metode havard test (cara cepat)


Skor Nilai Kategori

24
>80 5 Baik
50-80 3 Cukup
<50 1 Kurang

3. Multista
ge Fitness Tes (Bleep Tes)
Prosedur pelaksanaan tes bleep adalah sebagai berikut.
a. Tes bleep dilakukan dengan lari menempuh jarak 20 meter bolak-balik, yang dimulai
dengan lari pelan-pelan secara bertahap yang semakin lama semakin cepat hingga atlet
tidak mampu mengikuti irama waktu lari, berarti kemampuan maksimalnya pada level
bolak-balik tersebut.
b. Waktu setiap level 1 menit.
c. Pada level 1 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 8,6 detik dalam 7 kali bolakbalik.
d. Pada level 2 dan 3 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 7,5 detik dalam 8 kali
bolak-balik.
e. Pada level 4 dan 5 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 6,7 detik dalam 9 kali
bolak-balik, dan seterusnya.
f. Setiap jarak 20 meter telah ditempuh, dan pada setiap akhir level, akan terdengar
tanda bunyi 1 kali.
g. Start dilakukan dengan berdiri, dan kedua kaki di belakang garis start. Dengan aba-
aba “siap ya”, atlet lari sesuai dengan irama menuju garis batas hingga satu kaki
melewati garis batas.
h. Bila tanda bunyi belum terdengar, atlet telah melampuai garis batas, tetapi untuk lari
balik harus menunggu tanda bunyi. Sebaliknya, bila telah ada tanda bunyi atlet belum
sampai pada garis batas, atlet harus mempercepat lari sampai melewati garis batas dan
segera kembali lari ke arah sebaliknya.
i. Bila dua kali berurutan atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari berarti
kemampuan maksimalnya hanya pada level dan balikan tersebut.
j. Setelah atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari, atlet tidak boleh terus berhenti,
tetapi tetap meneruskan lari pelan-pelan selama 3-5 menit untuk cooling down.

Tabel 5 Kategori VO2 max bleep tes

25
Tabel 6 Prediksi VO2 max dengan metode bleep test

26
27
28
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tes adalah sebuah

instrument untuk mencari informasi dari seseorang atau objek untuk tujuan

tertentu. Pengukuran merupakan suatu proses pengambilan data untuk

mendapatkan data bersifat atau secara kuantitatif dengan menggunakan alat ukur

yang baku yang sebaiknya di tera. Daya tahan erobik dilakukan dalam sistem

latihan yang mendorong kerja jantung, darah dan paru-paru untuk periode waktu

yang cukup untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan dan keadaan tubuh. Daya

tahan, pada banyak kegiatan fisik seperti fisik seperti sepak bola, bola basket, lari

jarak jauh, renang, bersepeda dan sebagainya., dibatasi oleh kapasitas system

sirkulasi (jantung, pembuluh darah, dan darah) dan system respirasi (paru) untuk

menyampaikan oksigen ke otot yang sedang bekerja dan mengangkut limbah dari

otot-otot tersebut. Kegiatan semacam ini dikategorikan sebagai daya tahan

kardiorespiratori, daya tahan kardiovakuler, atau daya tahan erobik. Daya tahan

erobik pada multistage fitness test ini dilaksanakan untuk mengukur seberapa

besar konsumsi oksigen maksimal yang disingkat VO2max, artinya VO2

menunjukkan volume oksigen yang dikonsumsi, biasanya dinyatakan dalam liter

atau milliliter, dan tanda titik di atas V merupakan tanda yang menyatakan bahwa

volume oksigen tersebut dinyatakan dalam satu waktu, biasanya per menit.

Multistage fitness tes merupakan tes yang dilakukan di lapangan, sederhana

namun menghasilkan suatu perkiraan yang cukup akurat tentang konsumsi

oksigen maksimal untuk berbagi kegunaan atau tujuan. Pada dasarnya tes ini

29
bersifat langsung yaitu tes berlari secara bolak-balik sepanjang jalur atau lintasan

yang telah diukur sebelumnya, sambil mendengarkan serangkaian tanda yang

berupa bunyi “tut” yang terekam dalam kaset. Waktu tanda “tut” tersebut pada

mulanya berdurasi sangat lambat, tetapi secara tertahap menjadi lebih cepat

sehingga akhirnya makin sulit testi untuk menyamakan kecepatan langkahnya

dengan kecepatan yang diberikan oleh tanda tersebut. Testi berhenti apabila ia

tidak mampu lagi mempertahankan langkahnya, dan tahap ini menunjukkan

tingkat konsumsi oksigen maksimal testi tersebut. Dalam multistage fitness test,

ada beberapa hal yang perlu diperhatikan baik oleh tester maupun testi, antara

lain : Tindakan Pencegahan, Perlengkapan, Persiapan Pelaksanaan Tes,

Pelaksanaan Tes, dan Penilaian. Jadi dengan adanya penjelasan itu tes multi tahap

ini dapat dilaksanakan dengan baik, benar dan dapat diketahui seberapa besar

kemampuan daya tahan erobik.

30
DAFTAR PUSTAKA

Ismaryati. 2008. Tes dan Pengukuran OLahraga. Surakarta : Lembaga Pengembangan

Pendidikan UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS.

Internet : www. Bleep Test. Com. Kamis, 1 april 2010, pukul 19.00 WIB.

Brian Mackenzie. 2010. 101 Performance Evaluation Test. Tersedia pada


http://www.brianmac.co.uk/vo2max.htm. [diunduh pada 2014 Oktober 4]
Fernando. 2013. Mengukur Tingkat Kebugaran Jasmani Melalui VO2 max (Tes
Cooper). www.Sports and Science.com.[diunduh pada 2014 Oktober 4]

31

Anda mungkin juga menyukai