Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT berkat limpahan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah kimia yang berjudul ; Hidrokarbon (Alkana, Alkena,
Alkuna dan Isomer).
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. 2
DAFTAR ISI …………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ……………………………………………………. 4
B. Rumusan masalah …………………………………………….. 5
C. Manfaat ……………………………………………………………. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Senyawa hidrokarbon …………………………………………….. 6
B. Penggolongan senyawa hidrokarbon …………………………....... 7
C. Tata nama senyawa …………………………………………….. 15
D. Penggunaan hidrokarbon ……………………………………... 19
E. Isomer hidrokarbon …………………………………………….. 21
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………….. 25
B. Saran ……………………………………………………………. 25
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 26
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu rumpun senyawa yang melimpah di alam adalah senyawa karbon.
Senyawa ini tersusun atas atom karbon dan atom-atom lain yang terikat pada atom karbon,
seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, dan atom karbon itu sendiri. Salah satu senyawa
karbon paling sederhana adalah hidrokarbon. Hidrokarbon banyak digunakan sebagai
komponen utama minyak bumi dan gas alam.
Sampai saat ini terdapat lebih kurang dua juta senyawa hidrokarbon. Hal ini tidak
dipungkiri, karena atom karbon yang memiliki sifat - sifat khusus. Sifat senyawa
-senyawa hidrokarbon ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan koevalen antar atom
karbon.oleh karena itu,untuk memudahkan mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu
banyak, para ahli melakukan pergolongan hidrokarbon berdasarkan strukturnya,dan jenis
ikatan koevalen antar atom karbon dalam molekulnya.
Dalam kehidupan sehari-hari hampir semua yang kita gunakan atau kenakan dalam
menjalankan aktifitas adalah hasil olahan dari senyawa hidrokarbon. Seperti pakaian, alat
masak, alat tulis tempat pensil, dan sebagainya. Begitu banyak manfaat yang diberikan
oleh produk - produk dari hidrokarbon, namun masih ada beberapa orang yang belum
mengetahui produk – produk yang dihasilkan dari hidrokarbon.
B. RUMUSAN MASALAH
C. MANFAAT
PEMBAHASAN
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri atas hidrogen dan karbon.
Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H 2O) dan
karbondioksida (CO2) dan pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon akan
menghasilkan uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), dan karbon monoksida (CO). Sumber
utama senyawa karbon adalah minyak bumi dan batu bara. Adanya uap air dapat dideteksi
dengan menggunakan kertas kobalt biru yang akan menjadi berwarna merah muda dengan
adanya air. Sedangkan adanya gas karbon dioksida dapat dideteksi dengan menggunakan
air barit (Ca(OH)2 atau Ba(OH)2) melalui reaksi:
Senyawa karbon yang pertama kali disintesis adalah urea (dikenal sebagai senyawa
organik) oleh Friederick Wohler dengan memanaskan amonium sianat menjadi urea di
laboratorium.
Di dalam strukturnya terdapat rantai atom Di dalam strukturnya tidak terdapat rantai
karbon. atom karbon.
Struktur molekulnya dari yang sederhana
Struktur molekulnya sederhana
sampai yang besar dan kompleks
Umumnya tidak mudah larut dalam air Mudah larut dalam air
Atom karbon memiliki empat elektron valensi dengan rumus Lewis yang
ditunjukkan di samping. Keempat elektron valensi tersebut dapat membentuk empat
ikatan kovalen melalui penggunaan bersama pasangan elektron dengan atom-atom lain.
Atom karbon dapat berikatan kovalen tunggal dengan empat atom hidrogen membentuk
molekul metana (CH4). Selain dapat berikatan dengan atom-atom lain, atom karbon dapat
juga berikatan kovalen dengan atom karbon lain, baik ikatan kovalen tunggal maupun
rangkap dua dan tiga, seperti pada etana, etena dan etuna (lihat pelajaran Tata Nama
Senyawa Organik).
a. Atom C primer, adalah atom C yang diikat oleh 1 atom C yang lain.
b. Atom C sekunder, adalah atom C yang diikat oleh 2 atom C yang lain.
c. Atom C tersier, adalah atom C yang diikat oleh 3 atom C yang lain.
d. Atom C kuartener, adalah atom C yang diikat oleh 4 atom C yang lain.
keterangan:
Berdasarkan kerangkanya :
1. Alkana
Alkana adalah hidrokarbon jenuh yang memiliki struktur paling sederhana.
Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat dengan hidrogen. Rumus
umum untuk hidrokarbon tersaturasi adalah C nH2n+2. Hidrokarbon jenuh merupakan
komposisi utama pada bahan bakar fosil dan ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun
bercabang. Hidrokarbon dengan rumus molekul sama tapi rumus strukturnya berbeda
dinamakan isomer struktur.
a. Sifat-sifat Umum Alkana
1. Hidrokarbon jenuh (tidak ada ikatan atom C rangkap sehingga jumlah atom H nya
maksimal)
2. Disebut golongan parafin karena affinitas kecil (sedikit gaya gabung)
3. Sukar bereaksi
4. Bentuk Alkana dengan rantai C1 – C4 pada suhu kamar adalah gas, C4 – C17 pada
suhu adalah cair dan > C18 pada suhu kamar adalah padat
5. Titik didih makin tinggi bila unsur C nya bertambah…dan bila jumlah atom C sama
maka yang bercabang mempunyai titik didih yang lebih rendah
6. Sifat kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar
7. Massa jenisnya naik seiring dengan penambahan jumlah unsur C
8. Merupakan sumber utama gas alam dan petrolium (minyak bumi)
Pada suhu biasa, metana, etana, propana, dan butana berwujud gas; pentena sampai
heptadekana (C17H36) berwujud cair; sedangan oktadekana (C18H38) dan seterusnya
berwujud padat. Alkana tidak larut dalam air. Pelarut yang baik untuk alkana yaitu
benzena, karbontetraklorida, dan alkana lainnya.
Semakin banyak atom C yang dikandungnya (semakin besar nilai Mr), maka:
1. titik didih dan titik lelehnya semakin tinggi (alkana yang tidak bercabang titik
didihnya lebih tinggi; makin banyak cabang, titik didihnya semakin rendah).
2. kerapatannya makin besar
3. viskositas alkana makin naik.
4. volatilitas alkana makin berkurang
Alkana memiliki 2 jenis ikatan kimia, yakni ikatan C-C dan C-H . katan C-C dan
C-H tergolong kuat karena untuk memutuskan kedua ikatan tersebut diperlukan
energi masingmasing sebesar 347 kJ/mol untuk C-C dan 413 kJ/mol untuk H-H.
Energi tersebut dapat diperoleh dari panas seperti dari pemantik api pada
pembakaran elpiji di atas.
Alkana memiliki ikatan C-C yang bersifat non polar dan C-H yang dapat dianggap
non polar karena beda keelektronegatifanny yang kecil. Ini yang menyebabkan
alkana dapat bereaksi dengan pereaksi non polar seperti oksigen dan
halogen.Sebaliknya, alkana sulit bereaksi dengn perekasi polar/ionik seperti asam
kuat , basa kuat dan oksidator permanganat.
Reaksi alkana dengan oksigen diatas merupakan salah satu dari tiga reaksi alkana
akan dibahas di sini, yakni:
2. Alkena
Alkena merupakan salah satu hidrokarbon tak jenuh namun cukup reaktif. Gugus fungsi
alkena yang terpenting adalah adanya ikatan rangkap dua (C=C)
1) Sifat-sifat Umum Alkena
Ø Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua
Ø Alkena disebut juga olefin (pembentuk minyak)
Ø Sifat fisiologis lebih aktif (sbg obat tidur –> 2-metil-2-butena)
Ø Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif
Ø Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam udara
(pada konsentrasi 3 – 34 %)
Ø Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses “cracking”
2) Sifat Fisika Alkena
Alkena mempunyai sifat tidak larut dalam air, massa jenis lebih kecil dari satu, dan
titik didih bertambah tinggi dengan meningkatnya jumlah atom C. Perhatikan tabel titik
didih dan massa jenis alkana berikut ini.
Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu, alkena
sedikit larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan rangkap yang membentuk
ikatan π. Ikatan π tersebut akan ditarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif
sebagian.
Ikatan rangkap yang dimiliki alkena merupakan ciri khas dari alkena yang disebut
gugus fungsi. Reaksi terjadi pada alkena dapat terjadi pada ikatan rangkap dapat pula
terjadi diluar ikatan rangkap. Reaksi yang terjadi pada ikatan rangkap disebut reaksi adisi
yang ditandai dengan putusnya ikatan rangkap (ikatan π) membentuk ikatan tunggal
(ikatan α) dengan atom atau gugus tertentu. Selain sifat-sifat tersebut dapat mengalami
reaksi polimerisasi dan alkena juga dapat bereaksi dengan oksigen membentuk
korbondioksida dan uap air apabila jumlah oksigen melimpah, apabila jumlah oksigen
tidak mencukupi maka terbentuk karbonmonooksida dan uap air.
3. Alkuna
Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh dengan ikatan rangkap tiga (-
C≡C-). Memiliki sifat yang sama dengan alkena namun lebih reaktif. Dan memiliki
rumus CnH2n-2.
a. Ciri – ciri Alkuna
1. Hidrokarbon tak jenuh mempunyai ikatan rangkap tiga
2. Sifat-sifatnya menyerupai alkena, tetapi lebih reaktif
3. Pembuatan : CaC2 + H2O → C2H2 + Ca(OH)2
4. Sifat-sifat :
- Suatu senyawaan endoterm, maka mudah meledak
- Suatu gas, tak berwarna, baunya khas
b. Sifat Fisika Alkuna
Sifat fisik alkuna mirip dengan sifat-sifat alkana maupun alkena, Berdasarkan titik
didihnya, tiga senyawa alkuna terpendek berwujud gas. Alkuna sangat sukar larut dalam
air tetapi larut di dalam pelarut organik seperti karbontetraklorida. Massa jenis alkuna
sama seperti alkana dan alkena lebih dari air. Titik didih alkuna mirip dengan alkana dan
alkena. Semakin bertambah jumlah atom C harga Mr makin besar maka titik didihnya
makin tinggi.
c. Sifat Kimia Alkuna
· Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi
adisi, polimerisasi, substitusi dan pembakaran.
· reaksi adisi pada alkuna.
· Reaksi alkuna dengan halogen (halogenisasi)
· Perhatikan reaksi di atas, reaksi pada tahap 2 berlaku aturan markonikov.
· Reaksi alkuna dengan hidrogen halida
· Reaksi di atas mengikuti aturan markonikov, tetapi jika pada reaksi alkena dan alkuna
ditambahkan peroksida maka akan berlaku aturan antimarkonikov. Perhatikan reaksi
berikut:
· Reaksi alkuna dengan hidrogen
· Polimerisasi alkuna
· Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan
satu atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain.
· Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan
menghasilkan CO2 dan H2O.
· 2CH=CH + 5 O2 4CO2 + 2H2O
Asetilena adalah induk deret homolog alkuna, maka deret ini juga disebut deret
asetilena.
Nama yang diberikan pada suatu senyawa organik harus memberikan gambaran
yang jelas mengenai rumus strukturnya demikian pula sebaliknya dari struktur yang ada
nama suatu senyawa organik dapat ditentukan.
1) Alkana tak bercabang pemberian nama sistematik sesuai gambar di atas sedangkan
untuk nama umum ditambah n (normal) untuk alkana yang tidak bercabang.
CH3–CH2–CH2–CH3 n-butana
2) Untuk alkana yang rantainya bercabang, rantai utamanya adalah rantai dengan jumlah
atom C terpanjang. Gugus yang terikat pada rantai utama disebut substituen. Susstituen
yang diturunkan dari suatu alkana dengan mengurangi satu atom H disebut gugus alkil.
Gugus alkil memiliki rumus umum -CnH2n+1 dan dilambangkan dengan –R. Pemberian
nama gugus alkil sesuai dengan nama alkana, tetapi mengganti akhiran -ana pada alkana
asalnya dengan akhiran –il. Nama dan rumus beberapa gugus alkil dapat dilihat pada
( gambar 1)
3) Rantai terpanjang nomori dari ujung yang paling dekat dengan substituen sehingga
rantai cabang memberikan nomor yang sekecil mungkin. Pada pemberian nama, hanya
nomor atom karbon rantai utama yang mengikat substituen dituliskan kemudian diikuti
nama susbstituen. (gambar 2)
4) Jika terdapat lebih dari satu subtituen yang sama, maka nomor masing-masing atom
karbon rantai utama yang mengikat substituen semuanya harus dituliskan. Jumlah
substituen ditunjukan dengan awalan di, tri, tetra, penta, heksa dan seterusnya, yang
berturut-turut menyatakan jumlah substituen sebanyak dua, tiga, empat, lima dan
seterusnya. Penomoran tetap dimulai dari ujung yang paling dekat dengan substituen.
(gambar 3)
5) Jika terdapat dua atau lebih sustituen yang berbeda, maka dalam penulisan nama
disusun berdasarkan urutan abjad huruf pertama dari nama substituen. Penomoran rantai
utama dimulai dari ujung rantai yang nama substituen berdasarkan urutan abjad lebih
awal. awalan di, tri, tetra, penta, heksa dan seterusnya tidak perlu diperhatikan dalam
penentuan urutan abjad.
6) Awalan-awalan sek-, ters- yang diikuti tanda hubung tidak perlu diperhatikan dalam
penentuan urutan abjad. Sedangkan awalan iso dan neo tidak perlu dipisahkan dengan
tanda hubung dan diperhatikan dalam penentuan urutan abjad. Awalam iso menunjukan
adanya gugus –CH(CH3)2 dan awalan neo- menunjukan adanya gugus –C(CH3)3.
Alkena-alkena suku rendah nama umum lebih sering digunakan dibanding nama
sistematik. Misalnya :
Sistem IUPAC
1. Pemberian nama pada alkuna menyerupai tata nama elkana yakni mengganti akhiran –
ana pada alkana terkait dengan akhiran –una.
2. Rantai atom karbon terpanjang adalah rantai atom karbon yang mengandung ikatan
ganda tiga
3. Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai yang memungkinkan ikatan ganda tiga
mempunyai nomor serendah mungkin.
4. Pada penulisan nama, atom C yang mengandung atom ikatan ganda tiga ditunjukan
dengan nomor.
Contoh :
Nama umum digunakan untuk alkuna-alkuna sederhana. Dalam pemberian nama umum
alkuna dianggap sebagai turunan asetilena (C2H2) yang satu atom hidrogennya diganti
oleh gugus akil.
Contoh:
2) Alkena
- Etena; digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik polietena
- (PE).Propena, digunakan untuk membuat plastik Beberapa kegunaan monomer dan
polimer, yaitu polimer untuk membuat serat sintesis dan peralatan memasak.
- Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
- Untuk memasakkan buah-buahan
- Sintesis zat lain (gas alam, minyak bumi, etanol)
3) Alkuna
Ø Etuna (asetilena) yang sehari-hari dikenal sebagai gas karbit dihasilkan dari batu karbit
yang dengan air :
CaC2 +2H2O→Ca(OH)2 +C2H2
Ø untuk penerangan
Ø Sintesis senyawa lain.
1. Isomer Alkana
Struktur alkana dapat berupa rantai lurus atau rantai bercabang. Alkana yang
mengandung tiga atom karbon atau kurang tidak mempunyai isomer seperti CH 4, C2H6
dan C3H8 karena hanya memiliki satu cara untuk menata atom-atom dalam struktur
ikatannya sehingga memilki rumus molekul dan rumus struktur molekul sama. Perhatikan
gambar di bawah ini:
Dalam senyawa alkana juga ada yang rumus molekulnya sama, tetapi rumus
struktur molekulnya berbeda. Mulai dari alkana dengan rumus molekul C 4H10 mempunyai
dua kemungkina struktur ikatan untuk menata atom-atom karbonnya seperti di bawah ini:
Untuk senyawa-senyawa tersebut disebut isomer. Oleh karena perbedaan hanya pada
kerangka struktur maka isomernya disebut isomer kerangka.
Untuk pentana (C5H12) memiliki tiga kemungkinan struktur ikatan untuk menata
atom-atom karbonnya yaitu:
Kita dapat menyimpulkan dari 2 contoh di atas bahwa semakin bertambah jumlah
atom C pada rumus molekul suatu alkana maka semakin banyak isomernya seperti yang
tertera ditabel bawah ini:
Jumlah atom C C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10
Rumus molekul C4H10 C5H12 C6H14 C7H16 C8H18 C9H20 C10H22
Jumlah isomer 2 3 5 9 18 35 75
2. Isomer Alkena
Pada senyawa alkena, keisomeran dimulai dari senyawa dengan rumus kimia C 4H8
sama seperti senyawa alkana. Jenis isomer yang dapat terjadi pada senyawa alkena yaitu
isomer struktur dan isomer geometri.
Isomer posisi adalah isomer yang memiliki perbedaan posisi ikatan rangkap
karbon-karbon dalam molekul yang sama.
Ikatan rangkap dua karbon-karbon pada alkena tidak dapat memutar (melintir)
sebab jika diputar akan memutuskan ikatan rangkap, tentunya memerlukan energi cukup
besar sehingga mengakibatkan ketegaran diantara ikatan rangkap tersebut. Akibat dari
ketegaran, ikatan rangkap menimbulkan isomer tertentu pada alkena. Pada contoh berikut,
ada dua isomer untuk 2-butena (CH3CH=CHCH3), yaitu cis-2-butena dan trans-2-butena.
3. Isomer Alkuna
Pada senyawa alkuna, keisomeran dimulai dari senyawa butuna dengan rumus
kimia (C4H6) memiliki jenis isomer yaitu isomer struktur. Pada pembahasan berikut akan
dijelaskan mengenai isomer struktur senyawa alkuna. Perhatikan dua isomer yang dimiliki
butuna (C4H6)
A. Kesimpulan
B. Saran
Dari pembelajaran materi ini, diharapkan kita bisa mengerti tentang reaksi
senyawa hidrokarbon. Jadi, belajar itu tidak hanya dari satu buku tetapi dari buku lain kita
juga bisa, karena buku adalah ilmu pengetahuan untuk kita. Keraguan bukanlah lawan
keyakinan, keraguan adalah sebuah elemen dari kegagalan. Dan kita tidak harus takut
pada kegagalan. tetapi pada keberhasilan melakukan sesuatu yang tidak berarti.
DAFTAR PUSTAKA
http://blogmerko.blogspot.co.id/2013/05/makalah-kimia-senyawa-hidrokarbon.html
(diakses kamis 3/12/2015)
http://putriaswantihsn.blogspot.co.id/2015/03/alkana-alkena-alkuna-beserta-sifat.html
(diakses jum’at 4/12/2015)
https://wanibesak.wordpress.com/2010/10/23/tatanama-alkana-alkena-dan-alkuna/
(diakses jum’at 4/12/2015)