Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT berkat limpahan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah kimia yang berjudul ; Hidrokarbon (Alkana, Alkena,
Alkuna dan Isomer).

Makalah ini dikemas sedemikian rupa sebagai pendamping materi meliputi


beberapa pembahasan tentang hidrokarbon aromatik, alifatik, alisiklik, siklik, senyawa
jenuh dan tak jenuh dan penyajiannya berapa ringkasan materi.
Makalah ini sebagai sarana kreatif mahasiswa, selalu mengarah pada kebaikan dan
kesempurnaan. Makalah ini juga membantu para pendidik dalam memberikan arahan dan
bimbingan. Selain itu, makalah ini dapat menjadi penuntun mahasiswa dalam memahami
materi yang disajikan.
Selanjutnya, kami hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

        
         Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. 2
DAFTAR ISI …………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang ……………………………………………………. 4
B.     Rumusan masalah …………………………………………….. 5
C.     Manfaat ……………………………………………………………. 5
BAB II PEMBAHASAN
A.    Senyawa hidrokarbon …………………………………………….. 6
B.     Penggolongan senyawa hidrokarbon …………………………....... 7
C.     Tata nama senyawa …………………………………………….. 15
D.    Penggunaan hidrokarbon ……………………………………... 19
E.     Isomer hidrokarbon …………………………………………….. 21
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan …………………………………………………….. 25
B.     Saran ……………………………………………………………. 25
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 26
BAB I

PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG

Salah satu rumpun senyawa yang melimpah di alam adalah senyawa karbon.
Senyawa ini tersusun atas atom karbon dan atom-atom lain yang terikat pada atom karbon,
seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, dan atom karbon itu sendiri. Salah satu senyawa
karbon paling sederhana adalah hidrokarbon. Hidrokarbon banyak digunakan sebagai
komponen utama minyak bumi dan gas alam.

Senyawa hidrokarbon terdiri atas hidrogen dan karbon. Pembakaran sempurna


senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) dan
pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O),
karbon dioksida (CO2), dan karbon monoksida (CO).

Sampai saat ini terdapat lebih kurang dua juta senyawa hidrokarbon. Hal ini tidak
dipungkiri, karena atom karbon yang memiliki sifat - sifat khusus. Sifat senyawa
-senyawa hidrokarbon ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan koevalen antar atom
karbon.oleh karena itu,untuk memudahkan mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu
banyak, para ahli melakukan pergolongan hidrokarbon berdasarkan strukturnya,dan jenis
ikatan koevalen antar atom karbon dalam molekulnya.
Dalam kehidupan sehari-hari hampir semua yang kita gunakan atau kenakan dalam
menjalankan aktifitas adalah hasil olahan dari senyawa hidrokarbon. Seperti pakaian, alat
masak, alat tulis tempat pensil, dan sebagainya. Begitu banyak manfaat yang diberikan
oleh produk - produk dari hidrokarbon, namun masih ada beberapa orang yang belum
mengetahui produk – produk yang dihasilkan dari hidrokarbon.

     
B.   RUMUSAN MASALAH

1)      Apakah senyawa hidrokarbon itu?


2)      Bagaimana karateristik dan klasifikasi hidrokarbon?
3)      Apa itu Alkana, Alkena dan Alkuna ?
4)      Apa manfaat dari senyawa hidrokarbon ?

C.   MANFAAT

Dengan pembuatan makalah  ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan


mengenai seluk beluk senyawa hirokarbon bagi kalangan pelajar maupun kalangan umum.
Sehingga kita dapat mengetahui lebih dalam mengenai penggolongan senyawa
hidrokarbon dan pemanfaatannya dalam kehidupan.
BAB II

PEMBAHASAN

A.  Senyawa hidrokarbon


Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari atom karbon (C) dan hidrogen (H).
Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan
dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian
dari hidrokarbon alifatik.

Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri atas hidrogen dan karbon.
Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H 2O) dan
karbondioksida (CO2) dan pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon akan
menghasilkan uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), dan karbon monoksida (CO). Sumber
utama senyawa karbon adalah minyak bumi dan batu bara. Adanya uap air dapat dideteksi
dengan menggunakan kertas kobalt biru yang akan menjadi berwarna merah muda dengan
adanya air. Sedangkan adanya gas karbon dioksida dapat dideteksi dengan menggunakan
air barit (Ca(OH)2 atau Ba(OH)2) melalui reaksi:

CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq)  CaCO3 (s) + H2O (l)

Senyawa karbon yang pertama kali disintesis adalah urea (dikenal sebagai senyawa

organik) oleh Friederick Wohler dengan memanaskan amonium sianat menjadi urea di

laboratorium.

Karbon organic Karbon anorganik

Di dalam strukturnya terdapat rantai atom Di dalam strukturnya tidak terdapat rantai
karbon. atom karbon.
Struktur molekulnya dari yang sederhana
Struktur molekulnya sederhana
sampai yang besar dan kompleks

Mempunyai isomer Tidak mempunyai isomer


Mempunyai ikatan kovalen Mempunyai ikatan ion

Titik didih/leleh rendah Titik didih/leleh tinggi

Umumnya tidak mudah larut dalam air Mudah larut dalam air

Kurang stabil terhadap pemanasan Lebih stabil terhadap pemanasan

Reaksi umumnya berlangsung lambat Reaksi berlangsung lebih cepat

KEKHASAN ATOM KARBON

Atom karbon memiliki empat elektron valensi dengan rumus Lewis yang
ditunjukkan di samping. Keempat elektron valensi tersebut dapat membentuk empat
ikatan kovalen melalui penggunaan bersama pasangan elektron dengan atom-atom lain.
Atom karbon dapat berikatan kovalen tunggal dengan empat atom hidrogen membentuk
molekul metana (CH4). Selain dapat berikatan dengan atom-atom lain, atom karbon dapat
juga berikatan kovalen dengan atom karbon lain, baik ikatan kovalen tunggal maupun
rangkap dua dan tiga, seperti pada etana, etena dan etuna (lihat pelajaran Tata Nama
Senyawa Organik).

Kecenderungan atom karbon dapat berikatan dengan atom karbon lain


memungkinkan terbentuknya senyawa karbon dengan berbagai struktur (membentuk
rantai panjang atau siklik). Hal inilah yang menjadi ciri khas atom karbon. Jika satu atom
hidrogen pada metana (CH4) diganti oleh gugus –CH3 maka akan terbentuk etana (CH3–
CH3). Jika atom hidrogen pada etana diganti oleh gugus –CH3 maka akan terbentuk
propana (CH3–CH2–CH3) dan seterusnya hingga terbentuk senyawa karbon berantai atau
siklik.

B.    Penggolongan Senyawa Hidrokarbon


Berdasarkan jumlah atom karbon yang diikat oleh atom karbon lainnya

a.      Atom C primer, adalah atom C yang diikat oleh 1 atom C yang lain.
b.      Atom C sekunder, adalah atom C yang diikat oleh 2 atom C yang lain.
c.      Atom C tersier, adalah atom C yang diikat oleh 3 atom C yang lain.
d.      Atom C kuartener, adalah atom C yang diikat oleh 4 atom C yang lain.
keterangan:

nomor (1) : atom C primer

nomor (2) : atom C sekunder

nomor (3) : atom C tersier

nomor (4) : atom C kuartener

Berdasarkan kerangkanya :

a. Senyawa hidrokarbon rantai terbuka (alifatik), adalah senyawa hidrokarbon yang


memiliki rantai karbon terbuka, baik lurus, bercabang, berikatan Senyawa
hidrokarbon rantai terbuka (alifatik), adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki
rantai karbon terbuka, baik lurus, bercabang, berikatan tunggal atau berikatan
rangkap 2 atau rangkap 3.
b. Senyawa hidrokarbon rantai tertutup (asiklik), adalah senyawa hidrokarbon yang
memiliki rantai tertutup. Dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
- Senyawa hidrokarbon asiklik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan rantai tertutup
yang mengandung ikatan jenuh atau tidak jenuh. atau dapat ditulis.
- Senyawaa hidrokarbon aromatik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan rantai tertutup
yang membentuk cincin benzena atau terdapat ikatan rangkap dan tunggal yang
bergantian. atau dapat ditulis.

 Hidrokarbon berdasarkan klasifikasi tatanama organik terbagi atas :

1.   Alkana
Alkana adalah hidrokarbon jenuh yang memiliki struktur paling sederhana.
Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat dengan hidrogen. Rumus
umum untuk hidrokarbon tersaturasi adalah C nH2n+2. Hidrokarbon jenuh merupakan
komposisi utama pada bahan bakar fosil dan ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun
bercabang. Hidrokarbon dengan rumus molekul sama tapi rumus strukturnya berbeda
dinamakan isomer struktur.
a.      Sifat-sifat Umum Alkana
1.      Hidrokarbon jenuh (tidak ada ikatan atom C rangkap sehingga jumlah atom H nya
maksimal)
2.      Disebut golongan parafin karena affinitas kecil (sedikit gaya gabung)
3.      Sukar bereaksi
4.      Bentuk Alkana dengan rantai C1 – C4 pada suhu kamar adalah gas, C4 – C17  pada
suhu adalah cair dan > C18  pada suhu kamar adalah padat
5.      Titik didih makin tinggi bila unsur C nya bertambah…dan bila jumlah atom C sama
maka yang bercabang mempunyai titik didih yang lebih rendah
6.      Sifat kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar
7.      Massa jenisnya naik seiring dengan penambahan jumlah unsur C
8.      Merupakan sumber utama gas alam dan petrolium (minyak bumi)

b.      Sifat Fisis Alkana

Pada suhu biasa, metana, etana, propana, dan butana berwujud gas; pentena sampai
heptadekana (C17H36) berwujud cair; sedangan oktadekana (C18H38) dan seterusnya
berwujud padat. Alkana tidak larut dalam air. Pelarut yang baik untuk alkana yaitu
benzena, karbontetraklorida, dan alkana lainnya.

Semakin banyak atom C yang dikandungnya (semakin besar nilai Mr), maka:

1.      titik didih dan titik lelehnya semakin tinggi (alkana yang tidak bercabang titik
didihnya lebih tinggi; makin banyak cabang, titik didihnya semakin rendah).
2.      kerapatannya makin besar
3.      viskositas alkana makin naik.
4.      volatilitas alkana makin berkurang

c.      Sifat Kimia Alkana

Pada dasarnya, reaksi kimia melibatkan pemutusan dan pembentukkan ikatan


kimia zat-zat dalam reaksi. Untuk alkana ada dua hal yang menentukan sifat kimianya,
yaitu:

 Alkana memiliki 2 jenis ikatan kimia, yakni ikatan C-C dan C-H . katan C-C dan
C-H tergolong kuat karena untuk memutuskan kedua ikatan tersebut diperlukan
energi masingmasing sebesar 347 kJ/mol untuk C-C dan 413 kJ/mol untuk H-H.
Energi tersebut dapat diperoleh dari panas seperti dari pemantik api pada
pembakaran elpiji di atas.
 Alkana memiliki ikatan C-C yang bersifat non polar dan C-H yang dapat dianggap
non polar karena beda keelektronegatifanny yang kecil. Ini yang menyebabkan
alkana dapat bereaksi dengan pereaksi non polar seperti oksigen dan
halogen.Sebaliknya, alkana sulit bereaksi dengn perekasi polar/ionik seperti asam
kuat , basa kuat dan oksidator permanganat.

Reaksi alkana dengan oksigen diatas merupakan salah satu dari tiga reaksi alkana
akan dibahas di sini, yakni:

1.         Pembakaran Alkana


2.         Perengkahan ( Reaksi Eliminasi ) Alkana
3.         Reaksi Substitusi Alkana oleh Halogen

Deret Homolog Alkana


Deret homolog adalah suatu golongan/kelompok senyawa karbon dengan rumus
umum yang sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku berturutannya
mempunyai beda CH2atau dengan kata lain merupakan rantai terbuka tanpa cabang atau
dengan cabang yang nomor cabangnya sama.
Sifat-sifat deret homolog alkana :
o Mempunyai sifat kimia yang mirip
o Mempunyai rumus umum yang sama
o Perbedaan Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14
o Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya

2.     Alkena
Alkena merupakan salah satu hidrokarbon tak jenuh namun cukup reaktif. Gugus fungsi
alkena yang terpenting adalah adanya ikatan rangkap dua (C=C) 
1)     Sifat-sifat Umum Alkena
Ø  Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua
Ø  Alkena disebut juga olefin (pembentuk minyak)
Ø  Sifat fisiologis lebih aktif (sbg obat tidur –> 2-metil-2-butena)
Ø  Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif
Ø  Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam udara
(pada konsentrasi 3 – 34 %)
Ø  Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses “cracking”
2)     Sifat Fisika Alkena

Alkena mempunyai sifat tidak larut dalam air, massa jenis lebih kecil dari satu, dan
titik didih bertambah tinggi dengan meningkatnya jumlah atom C. Perhatikan tabel titik
didih dan massa jenis alkana berikut ini.

Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu, alkena
sedikit larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan rangkap yang membentuk
ikatan π. Ikatan π tersebut akan ditarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif
sebagian.

3)     Sifat kimia Alkena

Ikatan rangkap yang dimiliki alkena merupakan ciri khas dari alkena yang disebut
gugus fungsi. Reaksi terjadi pada alkena dapat terjadi pada ikatan rangkap dapat pula
terjadi diluar ikatan rangkap. Reaksi yang terjadi pada ikatan rangkap disebut reaksi adisi
yang ditandai dengan putusnya ikatan rangkap (ikatan π) membentuk ikatan tunggal
(ikatan α) dengan atom atau gugus tertentu. Selain sifat-sifat tersebut dapat mengalami
reaksi polimerisasi dan alkena juga dapat bereaksi dengan oksigen membentuk
korbondioksida dan uap air apabila jumlah oksigen melimpah, apabila jumlah oksigen
tidak mencukupi maka terbentuk karbonmonooksida dan uap air.

Deret Homolog Alkena


Pemberian nama alkena sesuai dengan pemberian nama alkane hanya mengganti
akhiran –ana dengan –ena. Deret homolog senyawa alkena dapat dilihat di bawah ini.

No. Rumus Nama


1. C2H4 Etena
2. C3H6 Propena
3. C4H8 Butena
4. C5H10 Pentena
5. C6H12 Heksena
6. C7H14 Heptena
7. C8H16 Oktena
8. C9H18 Nonena
9. C10H20 Dekena

3.     Alkuna
Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh dengan ikatan rangkap tiga (-
C≡C-). Memiliki sifat yang  sama dengan alkena namun lebih reaktif. Dan memiliki
rumus CnH2n-2.  
a.      Ciri – ciri Alkuna
1.      Hidrokarbon tak jenuh mempunyai ikatan rangkap tiga
2.      Sifat-sifatnya menyerupai alkena, tetapi lebih reaktif
3.      Pembuatan : CaC2 + H2O → C2H2 + Ca(OH)2
4.      Sifat-sifat :
-         Suatu senyawaan endoterm, maka mudah meledak
-         Suatu gas, tak berwarna, baunya khas
b.      Sifat Fisika Alkuna
Sifat fisik alkuna mirip dengan sifat-sifat alkana maupun alkena, Berdasarkan titik
didihnya, tiga senyawa alkuna terpendek berwujud gas. Alkuna sangat sukar larut dalam
air tetapi larut di dalam pelarut organik seperti karbontetraklorida. Massa jenis alkuna
sama seperti alkana dan alkena lebih dari air.  Titik didih alkuna mirip dengan alkana dan
alkena. Semakin bertambah jumlah atom C harga Mr makin besar maka titik didihnya
makin tinggi.
c.      Sifat Kimia Alkuna
·        Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi
adisi, polimerisasi, substitusi dan pembakaran.
·        reaksi adisi pada alkuna.
·        Reaksi alkuna dengan halogen (halogenisasi)
·        Perhatikan reaksi di atas, reaksi pada tahap 2 berlaku aturan markonikov.
·        Reaksi alkuna dengan hidrogen halida
·        Reaksi di atas mengikuti aturan markonikov, tetapi jika pada reaksi alkena dan alkuna
ditambahkan peroksida maka akan berlaku aturan antimarkonikov. Perhatikan reaksi
berikut:
·        Reaksi alkuna dengan hidrogen
·        Polimerisasi alkuna
·        Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan
satu atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain.
·        Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan
menghasilkan CO2 dan H2O.
·        2CH=CH + 5 O2  4CO2 + 2H2O

Deret Homolog Alkuna

  Asetilena adalah induk deret homolog alkuna, maka deret ini juga disebut deret
asetilena.

Atom C Rumus Molekul Nama


1 - -
2 C2H2 Etuna
3 C3H4 Propuna
4 C4H6 Butuna
5 C5H8 Pentuna
6 C6H10 Heksuna
7 C7H12 Heptuna
8 C8H14 Oktuna
9 C9H16 Nonuna
10 C10H18 Dekuna

C.   Tata Nama Senyawa


1.      Tata Nama Alkana
Tata nama semua senyawa organik terbagi menjadi tata nama sistematik dan tata
nama umum. Tata nama sistematik diatur oleh badan internasional IUPAC
(International Union of Pure and Applied Chemistry). Sedangkan nama umum
pemakaiannya sangat terbatas, karena hanya digunakan untuk senyawa-senyawa dengan
rumus molekul sederhana atau senyawa-senyawa tertentu saja.

Nama yang diberikan pada suatu senyawa organik harus memberikan gambaran
yang jelas mengenai rumus strukturnya demikian pula sebaliknya dari struktur yang ada
nama suatu senyawa organik dapat ditentukan.

Aturan-aturan pemberian nama sistematik alkana bercabang menurut IUPAC

1)     Alkana tak bercabang pemberian nama sistematik sesuai gambar di atas sedangkan
untuk nama umum ditambah n (normal) untuk alkana yang tidak bercabang.

CH3–CH2–CH2–CH3 n-butana

2)     Untuk alkana yang rantainya bercabang, rantai utamanya adalah rantai dengan jumlah
atom C terpanjang. Gugus yang terikat pada rantai utama disebut substituen. Susstituen
yang diturunkan dari suatu alkana dengan mengurangi satu atom H disebut gugus alkil.
Gugus alkil memiliki rumus umum -CnH2n+1 dan dilambangkan dengan –R. Pemberian
nama gugus alkil sesuai dengan nama alkana, tetapi mengganti akhiran -ana pada alkana
asalnya dengan akhiran –il. Nama dan rumus beberapa gugus alkil dapat dilihat pada
( gambar 1)

3)     Rantai terpanjang nomori dari ujung yang paling dekat dengan substituen sehingga
rantai cabang memberikan nomor yang sekecil mungkin. Pada pemberian nama, hanya
nomor atom karbon rantai utama yang mengikat substituen dituliskan kemudian diikuti
nama susbstituen. (gambar 2)

4)     Jika terdapat lebih dari satu subtituen yang sama, maka nomor masing-masing atom
karbon rantai utama yang mengikat substituen semuanya harus dituliskan. Jumlah
substituen ditunjukan dengan awalan di, tri, tetra, penta, heksa dan seterusnya, yang
berturut-turut menyatakan jumlah substituen sebanyak dua, tiga, empat, lima dan
seterusnya. Penomoran tetap dimulai dari ujung yang paling dekat dengan substituen.
(gambar 3)
5)     Jika terdapat dua atau lebih sustituen yang berbeda, maka dalam penulisan nama
disusun berdasarkan urutan abjad huruf pertama dari nama substituen. Penomoran rantai
utama dimulai dari ujung rantai yang nama substituen berdasarkan urutan abjad lebih
awal. awalan di, tri, tetra, penta, heksa dan seterusnya tidak perlu diperhatikan dalam
penentuan urutan abjad.

6)     Awalan-awalan sek-, ters- yang diikuti tanda hubung tidak perlu diperhatikan dalam
penentuan urutan abjad. Sedangkan awalan iso dan neo tidak perlu dipisahkan dengan
tanda hubung dan diperhatikan dalam penentuan urutan abjad. Awalam iso menunjukan
adanya gugus –CH(CH3)2 dan awalan neo- menunjukan adanya gugus –C(CH3)3.

2.      Tata Nama Alkena

Pemberian nama untuk senyawa-senyawa alkena berdasarkan sistem IUPAC mirip


pemberian nama pada alkana. Rantai utama alkena merupakan rantai dengan jumlah
atom C terpanjang yang melewati gugus ikatan rangkap dan atom C yang
mengandung ikatan rangkap ditunjukan dengan nomor.

Ikatan rangkap yang dinomori diusahakan memperoleh nomor serendah mungkin.


Pemberian nama pada alkena yaitu mengganti akhiran –ana pada alkana dengan akhiran –
ena dengan jumlah atom C sama dengan alkana. Pemberian nama untuk alkena bercabang
seperti pemberian nama pada alkana.

Alkena-alkena suku rendah nama umum lebih sering digunakan dibanding nama
sistematik. Misalnya :

3.      Tatanama Alkuna

Sistem IUPAC

1.      Pemberian nama pada alkuna menyerupai tata nama elkana yakni mengganti akhiran –
ana pada alkana terkait dengan akhiran –una.

2.      Rantai atom karbon terpanjang adalah rantai atom karbon yang mengandung ikatan
ganda tiga

3.      Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai yang memungkinkan ikatan ganda tiga
mempunyai nomor serendah mungkin.
4.      Pada penulisan nama, atom C yang mengandung atom ikatan ganda tiga ditunjukan
dengan nomor.

Contoh :

4.      Nama Umum

Nama umum digunakan untuk alkuna-alkuna sederhana. Dalam pemberian nama umum
alkuna dianggap sebagai turunan asetilena (C2H2) yang satu atom hidrogennya diganti
oleh gugus akil.

Contoh:

D.  Penggunaan Hidrokarbon Dalam Kehidupan


1)  Alkana
a)     Gas Alam
Hampir 80 % gas alam  tersusun dari senyawa alkana yaitu metana (rumus CH 4) dan 20%
sisanya terdiri dari senyawa alkana lainnya seperti etana, propana, dan juga butana. Gas
alam  yang diolah dan dikemas dalam tabung bisa menjadi bahan bakar alternatif selain
minyak bumi. Gas alam yang ditaruh pada suhu minus 160 derajat  akan berubah wujud
menjadi cair yang kita kenal dengan Liquified Petroleum Gas (populer dengan nama
elpiji). Dalam bentuk inilah gas alam terasa sekali kegunaanya di kehidupan sehari-hari,
mulai dari memasak, las, bahan bakar kendaraan (BBG), dan lain – lain.
b)     Metil Klorida atau Monoklor Metana (CH3Cl)
Seiring dengan kesadaran banyak pihak tentang penggunaan gas freon yang sudah tidak
ramah lingkungan lagi, muncul yang namanya Metil Klorida. Senyawa yang dihasilkan
dari reaksi subtitusi alkana dengan gas klor ini banyak digunakan sebagai pada pendingan
kulkas. Zat ini lebih ramah lingkungan karena tidak merusak ozon.
c)     Kloroform (CHCl3)
Kegunaan senyawa alakan berikutnya adalah kloroform. Kloroform merupakan hasil
reaksi subtitusi metana dengan gas klor berlebih. Zat ini berupa cairan yang sering
digunakan sebagai agen anastetik atau pemati rasa atau lebih dikenal dengan nama obat
bius. Dalam dunia medis zat ini sangat penting guna membantu mengurangi rasa sakit saat
operasi. Tidak hanya itu, kloroform pada suhu kamar punya wujud cair sering digunakan
sebagai bahan pelarut organik.
d)     Karbon Tetraklorida
Di dalam tabung pemadam kebakaran ada salah satu senyawa alkana yaitu Karbon
Tetraklorida namanya. Zat ini ampuh untuk memadamkan api dengan cepat.  Sama
dengan kloroform, zat ini juga bisa dimanfaatkan sebagai pelarut nonorganik.
e)     Minyak Tanah
Hampir semua produk olahan minyak bumi tersusun dari senyawa alkana. Salah satunya
yang sering kita manfaatkan adalah minyak tanah. Walaupun sekarang sudah jarang yang
memakai tapi sobat tidak bisa mengelak kalau dulu minyak yang satu ini sangat berguna.
Minyak tanah berasal dari minyak bumi yang difraksinasi sehingga menghasilkan
berbagai produk salah satunya minyak tanah.
f)      Butana
Berguna sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan baku karet sintesis.
g)     Oktana
Komponen utama bahan bakar kendaraan bermotor, yaitu bensin.

2)     Alkena
-         Etena; digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik polietena
-         (PE).Propena, digunakan untuk membuat plastik Beberapa kegunaan monomer dan
polimer, yaitu polimer untuk membuat serat sintesis dan peralatan memasak.
-         Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
-         Untuk memasakkan buah-buahan
-         Sintesis zat lain (gas alam, minyak bumi, etanol)

3)     Alkuna
Ø  Etuna (asetilena) yang sehari-hari dikenal sebagai gas karbit dihasilkan dari batu karbit
yang dengan air :
CaC2 +2H2O→Ca(OH)2 +C2H2
Ø  untuk penerangan
Ø  Sintesis senyawa lain.

E.   ISOMER SENYAWA HIDROKARBON


Isomer Alkana, Alkena dan Alkuna
Kita sering menjumpai suatu senyawa kimia yang memiliki rumus kimia/ molekul sama
tetapi memiliki rumus struktur molekul berbeda. Hal ini disebabkan karena pada suatu
senyawa tertentu terjadi proses isomerisasi. Ismerisasi merupakan peristiwa terjadi ketika
dua senyawa atau lebih memiliki rumus molekul sama tetapi memiliki struktur ikatan
berbeda. Senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi memiliki struktur
ikatan beda disebut isomer. Adapun jenis-jenis isomer yang terjadi pada senyawa-
senyawa kimia meliputi isomer Struktur (kerangka, posisi dan fungsional) dan geometri
(cis dan trans).

1. Isomer Alkana

Struktur alkana dapat berupa rantai lurus atau rantai bercabang. Alkana yang
mengandung tiga atom karbon atau kurang tidak mempunyai isomer seperti CH 4, C2H6
dan C3H8 karena hanya memiliki satu cara untuk menata atom-atom dalam struktur
ikatannya sehingga memilki rumus molekul dan rumus struktur molekul sama. Perhatikan
gambar di bawah ini:

Dalam senyawa alkana juga ada yang rumus molekulnya sama, tetapi rumus
struktur molekulnya berbeda. Mulai dari alkana dengan rumus molekul C 4H10 mempunyai
dua kemungkina struktur ikatan untuk menata atom-atom karbonnya seperti di bawah ini:

Untuk senyawa-senyawa tersebut disebut isomer. Oleh karena perbedaan hanya pada
kerangka struktur maka isomernya disebut isomer kerangka.

Untuk pentana (C5H12) memiliki tiga kemungkinan struktur ikatan untuk menata
atom-atom karbonnya yaitu:

Kita dapat menyimpulkan dari 2 contoh di atas bahwa semakin bertambah jumlah
atom C pada rumus molekul suatu alkana maka semakin banyak isomernya seperti yang
tertera ditabel bawah ini:
Jumlah atom C C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10
Rumus molekul C4H10 C5H12 C6H14 C7H16 C8H18 C9H20 C10H22
Jumlah isomer 2 3 5 9 18 35 75
2. Isomer Alkena
Pada senyawa alkena, keisomeran dimulai dari senyawa dengan rumus kimia C 4H8
sama seperti senyawa alkana. Jenis isomer yang dapat terjadi pada senyawa alkena yaitu
isomer struktur dan isomer geometri.

a.      Isomer Struktur


1.      Isomer Kerangka/ Rantai
2.      Isomer posisi

Isomer posisi adalah isomer yang memiliki perbedaan posisi ikatan rangkap
karbon-karbon dalam molekul yang sama. 

b.      Isomer geometri 

Ikatan rangkap dua karbon-karbon pada alkena tidak dapat memutar (melintir)
sebab jika diputar akan memutuskan ikatan rangkap, tentunya memerlukan energi cukup
besar sehingga mengakibatkan ketegaran diantara ikatan rangkap tersebut. Akibat dari
ketegaran, ikatan rangkap menimbulkan isomer tertentu pada alkena. Pada contoh berikut,
ada dua isomer untuk 2-butena (CH3CH=CHCH3), yaitu cis-2-butena dan trans-2-butena. 

c.      Isomer Fungsional

Isomer fungsional pada alkena dimulai dari propena (C3H6) 

3. Isomer Alkuna 

           Pada senyawa alkuna, keisomeran dimulai dari senyawa butuna dengan rumus
kimia (C4H6) memiliki jenis isomer yaitu isomer struktur. Pada pembahasan berikut akan
dijelaskan mengenai isomer struktur senyawa alkuna. Perhatikan dua isomer yang dimiliki
butuna (C4H6) 

a.      Isomer Posisi 

      Pada pentuna C5H8 memiliki  3 isomer  seperti di bawah ini:

b.      Isomer kerangka/ rantai 


c.      Isomer Fungsi
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari


namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom
hydrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa
hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-lain. Sampai saat
ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa hidrokarbon. Untuk mempermudah
mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli mengolongkan
hidrokarbon berdasarkan susunan atom-atom karbon dalam molekulnya.

Hidrokarbon pada kehidupan sehari-hari sangatlah penting dan memiliki kegunaan


yang tidak dapat digantkan oleh senyawa lain dalam penggunaan sehari-hari dalam bidang
sandang, pangan serta papan. Dalam penggunaannya pun memiliki peran tersendiri dalam
kegunaannya sehari-hari.

B.     Saran

Dari pembelajaran materi ini, diharapkan kita bisa mengerti tentang reaksi
senyawa hidrokarbon. Jadi, belajar itu tidak hanya dari satu buku tetapi dari buku lain kita
juga bisa, karena buku adalah ilmu pengetahuan untuk kita. Keraguan bukanlah lawan
keyakinan, keraguan adalah sebuah elemen dari kegagalan. Dan kita tidak harus takut
pada kegagalan. tetapi pada keberhasilan melakukan sesuatu yang tidak berarti.
DAFTAR PUSTAKA
http://blogmerko.blogspot.co.id/2013/05/makalah-kimia-senyawa-hidrokarbon.html
(diakses kamis 3/12/2015)

http://putriaswantihsn.blogspot.co.id/2015/03/alkana-alkena-alkuna-beserta-sifat.html
(diakses jum’at 4/12/2015)

https://wanibesak.wordpress.com/2010/10/23/tatanama-alkana-alkena-dan-alkuna/
(diakses jum’at 4/12/2015)

Anda mungkin juga menyukai