Disusun oleh:
1. SUSI AMANDASARI
2. HAERUN NISA
3. HARMAENIZA
4. LAELA NUR SARI
MUHAMMADIYAH SELONG
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin modern dan canggihnya ilmu pengetahuan semakin majunya
peredaran zamandan manusiapun menjadi beragam. Manusia memang harus
mengetahui apa yang akan dikerjakan sehingga bisa mendapatkan hal-hal yang
baik dan meggunakan akal sehatnya. Dalam hubungan manusia dan alam
semesta, jika ia bertanya kepad diri sendiri, “ Bagaimana saya ada? ia akan
menjawab saya ada entah bagaiman dalam penalaran demikian ia akan
menjalanikehidupan tanpa perna merenungkan masalah-maslah seperti itu, ia
memahami fakta bahwa iadi ciptakan. Dengan mengeal mpenciptanya, ia
berusaha memahanmi tujuan untuk apa ia diciptakan tuhan. Bagi sipa yang
igin memahami alam semsta terhadap kitab petunjuk yaitu adalah Al Qu’ran.
Mulai dari tampak ( Syadah smapai yang tidak tampak Ghoib ).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya: “dan apakah orang -orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumiitu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami
pisahkan antara keduanya, dandari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka mengapakah mereka tiada juga beriman ?”.
Ayat ini menjelaskan bahwa semua benda yang hidup (termasuk manusia )
dijadikan dari airsebagai salah satu komponen yang terpenting, kenyataan ini
dapat dikaji secara ilmiyah pada pada semua kehidupan yang ada di
muka bumi. Mengingat semua makhluk hidup tersusun daritimbunan sel
hidup, dan air merupakan satu komponen yang paling penting dari bangunan
sel.Air meliputi susunan selaput plasma, sitoplasma dan nukles dari organ sel.
Setelah air menyatudengan sel, maka gerakan larutan dalam sel menunjukan
adanya kehidupan yang penuh misteri.Tanpa air, manusia (termasuk makhluk
lainya) tidak mungkin hidup.
Unsur kedua adalah tanah, bumi atau tanah mengandung beberapa zat,
seperti zat besi, emas, perak, kalsium, dan beberapa zat lainnya. Di samping
2
itu beberapa zat kimia yang membantudalam pembentukan dan pewarnaan
tanah, sehingga warna tanah dan tempat satu denganlainnya berbeda. Seperti
daerah padang pasir tanahnya cenderung kekuning-kuningan, sedangakan
didaerah tropis tanahnya cenderung berwarna kecoklat- coklatan. Kehidupan
manusia merupakan perjalanan panjang, melelahkan, penuh liku-liku, dan
melaluitahapan demi tahapan. Berawal dari alam arwah, alam rahim, alam
dunia, alam barzakh, sampai pada alam akhirat yang berujung pada tempat
persinggahan terakhir bagi manusia, surga atauneraka. Al-Qur’an dan Sunnah
telah menceritakan setiap fase dari perjalanan panjang manusiaitu.
3
hina, yaitu sperma lelaki dan sel telur wanita. Manusia sebelumnya belum
dikenal, belum memiliki kemuliaan dan kehormatan. Lalu apakah manusia
akan bangga, congkak, dan sombong dengan kondisi sosial yang dialami
sekarang jika mengetahui asal muasal mereka? Setelah mencapai 6 bulan
sampai 9 bulan atau lebih, dan persyaratan untuk hidup normal
sudahlengkap, seperti indra, akal, dan hati, maka lahirlah manusia ke dunia
dalam keadaan telanjang.Belum bisa apa-apa dan tidak memiliki apa-apa.
1.4 Alam Dunia
Di dunia perjalanan manusia melalui proses panjang. Dari mulai bayi yang
hanya minum airsusu ibu lalu tubuh menjadi anak-anak, remaja dan baligh.
Selanjutnya menjadi dewasa, tuadan diakhiri dengan meninggal. Proses ini
tidak berjalan sama antara satu orang dengan yanglainnya. Kematian akan
datang kapan saja menjemput manusia dan tidak mengenal usia.Sebagian
meninggal saat masih bayi, sebagian lagi saat masa anak-anak, sebagian yang
lainketika sudah remaja dan dewasa, sebagian lainnya ketika sudah tua bahkan
pikun.Di dunia inilah manusia bersama dengan jin mendapat taklif (tugas) dari
Allah, yaitu ibadah.Dan dalam menjalani taklifnya di dunia, manusia dibatasi
oleh empat dimensi; dimensi tempat,yaitu bumi sebagai tempat beribadah;
dimensi waktu, yaitu umur sebagai sebuah kesempatanatau target waktu
beribadah; dimensi potensi diri sebagai modal dalam beribadah; dan
dimensi pedoman hidup, yaitu ajaran Islam yang menjadi landasan amal.
Allah Ta’ala telah melengkapi manusia dengan perangkat pedoman hidup
agar dalam menjalani hidupnya di muka bumi tidak tersesat. Allah
telah mengutus rasul-Nya, menurunkan wahyu Al-Qur’an dan hadits sebagai
penjelas, agar manusia dapat mengaplikasikan pedoman itu secara jelas tanpa
keraguan. Sayangnya, banyak yang menolak dan ingkar
terhadap pedoman hidup tersebut. Banyak manusia lebih memperturutkan haw
a nafsunya ketimbangmenjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup, akhirnya
mereka sesat dan menyesatkan.
1.5 Alam Barzakh
Fase berikutnya manusia akan memasuki alam kubur atau alam barzakh.
Di sana merekatinggal sendiri. Yang akan menemaninya adalah amal mereka
4
sendiri. Kubur adalah taman daritaman-taman surga atau lembah dari lembah-
lembah neraka. Manusia sudah akan mengetahui nasibnya ketika mereka
berada di alam barzakh. Apakah termasuk ahli surga atau ahli neraka. Jika
seseorang menjadi penghuni surga, maka dibukakan baginya pintu surga
setiap pagi dan sore. Hawa surga akan mereka rasakan. Sebaliknya jika
menjadi penghuni neraka, pintu neraka pun akan dibukakan untuknya
setiap pagi dan sore dan dia akan merasakan hawa panasnya neraka.
1.6 Alam Akhirat (Hari Akhir)
Dan rihlah berikutnya adalah kehidupan di hari akhir dengan segala
rinciannya. Kehidupan hari akhir didahului dengan terjadinya Kiamat, berupa
kerusakan total seluruh alam semesta. Peristiwa setelah kiamat adalah
mahsyar, yaitu seluruh manusia dari mulai nabi Adam.as. Sampai manusia
terakhir dikumpulkan dalam satu tempat. Di sana manusia dikumpulkan
dalamkeadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan belum dikhitan. Saat itu
mataharisangatdekat jaraknya sekitar satu mil, sehingga mengalirlah keringat
dari tubuh ma usia sesuai dengan amalnya. Ada yang sampai pergelangan
kaki, ada yang sampai lutut, ada yang sampai pusar, ada yang sampai dada,
bahkan banyak yang tenggelam dengan keringatnya. Dalam kondisi yang berat
ini manusia berbondong-bondong mendatangi para nabi untukmeminta
pertolongan dari kesulitan yang maha berat itu. Tetapi semuanya tidak
ada yangdapat menolong. Dan terakhir, hanya Rasulullah saw. yang dapat
menolong mereka darikesulitan mahsyar. Rasulullah saw. sujud di haribaan
Allah swt. di bawah Arasy denganmemuji-muji- Nya. Kemudian Allah swt.
berfirman: “Tegakkan kepalamu, mintalah niscayadikabulkan. Mintalah
syafaat, pasti diberikan.” Kemudian Rasululullah saw. Mengangkat kepalanya
dan berkata: “Ya Rabb, umatku.” Dan dikabulkanlah pertolongan tersebut dan
selesailah mahsyar untuk kemudian melalui proses berikutnya.
5
menjadi agen kerusakan (Al- fasid). Gambaran ini menunjukkan konsekuensi
manusia sebagai salah satu makhluk Allah yang dikaruniai beberapa potensi,
secara tidak langsung menghantarkan kesadarn manusia akan keagungan
Allah dan keterbatasan hambanya sebagai makhluk-Nya. Untuk itu diperlukan
penyikapan yang tegas dalam menempuh perjalanan hidup ini, agar kehidupan
dapat mendapat manfaat bagi dirinya dan orang lain, sehingga dapat
memperoleh kebahagiaan dan leselamatan hidup di dunia maupun akhirat.
Demikian, ada 2 hal yan harus diperhatikan oleh setiap orang untuk menyikapi
orientasi hidup, yaitu:
1. Orientasi hidup yang salah Sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an QS.
Al Baqarah ayat 200 menyebutkan bahwa ada diantara manusia yang
orientasi hidupnya didunia hanya mengejar kenikmatan duniawi, sehingga
ia lupa bahkan tidak pernah memikirkan nasib hidupnya di akhirat kelak.
Hal ini sesuia dengan firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 200
sebagai berikut: Artinya : “Maka diantara manusia ada orang yang berdoa
“Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) didunia” dan tiadalah baginya
bahagia (yang menyenangkan) diakhirat.”
a. Obsesinya hanya mengejar kenikmatan dunia, baik berupa wanita,
anak, harta benda (seperti : emas, perak, kendaraan, binatang ternak,
sawah, ladang dll), karena kenikmatan dunia itu merupakan daya
tarik bagi mereka. Oleh karena itu, mereka tidak memperdulikan
waktu lagi, dimna siang dan malam hanya digunakan untuk mengejar
dan memperbanyak kesenangan hidup. Hal ini sesuai dengan firman
Allah dalam QS. Ali Imran ayat 14 sebagai berikut :
Artinya : ”Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan
pada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita – wanita, anak- anak
harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang –
binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia,
dan disisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga)”
b. Bertambahnya ambisi untuk memperbanyak kesenangan hidup
duniawi manakala melihat orang lain memiliki kekayaan diatas
dirinya. Hal ini dapat dipahami dari perilaku teman – teman karun
6
disaat melihat kemegahan karun. Sebagai mana firman Allah dalam
QS. Al- Qashash ayat 76.
Artinya: Maka keluarlah karun pada kaumnya dalam kemegahannya.
berkatalah orang – orang yang menghendaki kehidupan
dunia :“moga-moga kiranya kita mempempunyai seperti apa yang
telah diberikan kepada karun, sesungguhnya ia benar – benar
mempunyai keberuntungan yang besar” Ayat ini menjelaskan dan
mengingatkan pada seluruh manusia tentang karun ketika keluar
dari istananya dengan diiring-iringin pasukan keamanan yang
lengkap, terdiri dari pengawal, hamba sahaya, orang-orang sebagai
kaki kanannya, para kerabatnya, istri dan dayang-dayangnya, anak
keturunannya. Hal ini dilalkukan dengan tujuan untuk
memperlihatkan kemegahannya kepada kaumnya. Dalam kondisi
demikian, sebagian diantara manusia ada yang berdoa dan
berkeinginan agar kehidupan didunianya seperti yang diberikan oleh
karun.
2. Orientasi hidup yang benar Allah tidak menghendaki kehidupan didunia
yang dilakukan oleh manusia sangat memberatkan, bahwa sebaliknya
yang dikehendaki Allah adalah kehidupan yang mudah. Untuk itu Allah
memberi petunjuk kepada mereka pada jalan yang harus dilaluinya,
sebagaimana firman Allah dalam QS.AL Baqarah ayat 256
Artinya : Tidak ada paksaan untuk (memasuki ) agama (islam) :
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat..
karena itu barang siapa yang ingkar kepada thaghut [syaitan dan apa
saja yang disembah selain Allah] dan beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang
tidak akan putus dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui. Ayat
ini dengan jelas bahwa Allah telah menunjukkan jalan kehidupan yang
harus dilalui oleh setiap manusia, yaitu jalan menuju kebenaran (akan
diuraikan) dan jalan menuju kesesatan ( baca pada bagian diatas).
Diantara kedua jalan ini, Allah mempertegaskan perbedaannya, begitu
juga dengan konsekwensi bagi setiap manusia yang menempuh jalan ini.
7
Siapa orangnya yang mengikuti jalan yang benar, maka ia termasuk
tergolongan orang- orang yang cerdas. Salah satu indikatornya adalah
mampu memanfaatkan potensipotensi pemberian Allah kepada
dirinyamana yang harus digunakan dan mana yang tidak harus digunakan,
sehingga membawa manfaat bagi dirinya dan orang-orang
disekelilingnya. Di samping itu, dia selau menghitung dan
mempertimbangkan secara cermat dan berhati- hatian untung dan ruginya
terhadap aktivitas yang dilakukanya, karena dia memahami resiko yang
dilakukannya akan berdampak pada kehidupan didunia, dialam kubur dan
dialam akhirat. Dia pun menyadari sepenuhnya bahwa apa yang dilakukan
tidak akan terlewati oleh pantauan Allah yang tercatat secara rapih oleh
malaikat Raqib dan ‘Atib yang bertugas mencatat amal perbuatanya (baca
seluruh aktivitas), dan diakhirat nanti harus dipertanggung jawaban.
Adapun jaminan Allah yag diberikan kepada orang-orang yang mengikuti
jalan yang benar adalah:
a. Dimudahkan ketika mendapat kesulitan, dicukupkan kebutuhan
hidupnya dan diberi rizki yang tak terduga, sesuai firman Allah QS.
Ath Thalaq 2-3
Artinya : (2) barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya dia
akan mengadakan baginya jalan keluar. (3) dan memberikan rizki dari
arah yang tiada disangka- sangkanyadan barang siapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya akan mencukupkan (keperluan) nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)- Nya,
sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap – tiap
sesuatu.
b. Dihapus kesalahannya dan dilipatgandakan pahalanya, sebagaimana
firman Allah dalam QS. Ath – Thalaq ayat 5. Artinya : itulah perintah
Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu, dan barangsiapa bertaqwa
kepada Allah, niscaya dia akan menghapus kesalahankesalahannya dan
akan melipat gandakan pahala baginya.
1.8 Tujuan Dan Fungsi Penciptaan Manusia
8
a. Tujuan Penciptaan Manusia Segala sesuatu ciptaan Allah yang ada
dimuka bumi tidak ada yang sia-sia, bahkan seekor lalat sekalipun,
meskipun banyak mudaratnya menurut pandangan manusia. Pernyataan
ini akan berlanjut pada keberadaan manusia dimuka bumi sebagai
khalifah, dengan misi memimpin, mengelola, memakmurkan dan
memelihara keselamatan alam semesta. Untuk itu Allah menurunkan
agama yang terakhir (islam) untuk dijadikan pegangan hidupnya dalam
rangka menjalankan tugas kehalifahan sesuai dengan maksud dan tujuan
Allah menciptakan manusia. Secara normatif tujuan penciptaan manusia
sesuai dengan firman Allah dalam QS.Adz-Dzaariyaat ayat 56
Artinya:” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku”. Pengertian menyembah dalam ayat ini bukan
terbatas pada ritual keagamaan (ibadah) seperti shalat, puasa, zakat dan
haji akan tetapi lebih luas lagi. Sesuai dengan Al-Quran surat Ali Imran
ayat 191-192 :
9
4. Selalu berdoa memohon ampun kepada Allah, terlebih yang
bersangkutan merasa berbuat salah atau melanggar atauran. Bertolak
pada ayat tersebut maka tujuan manusia beribadah adalah untuk
memenuhi tujuan Allah menciotakan manusia. oleh karena itu bila
manusia beribadah, maka ia termasuk sebaik-baik manusia sedangkan
balasannya adalah surga. Sebagai mana firman Allah dalam surat Al-
Bayyinag ayat 7-8
10
Artinya :”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:”
Sesungguhnya aku hendak menjadikan seseorang khalifah dimuka bumi.”
Mereka berkata:” Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) dibumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
Mensucikan Engakau?” Tuhan berfirman:” Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Al Baqarah ayat 30) .
Artinya: “Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa- penguasa di bumi
dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagiab(yang lain)
beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat ceoat siksaanNya dan
Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.Al
An’am ayat 165) Kedua ayat ini dengan tegas Allah menyatakan bahwa
fungsi manusia dimuka bumi sebagai khalifatullah, karena itu mereka
bertugas menciptakan kemakmuran di dunia dan membangun berbagai
segi kehidupan. Mengingat tugas ini sebagai amanah dari Allah maka
setiap menjalankan tugas sebagai khalifah merupakan pengabdian(ibadah)
kepadaNya Adapuntugas yang dibebankan manusia banyak sekali
diantaranya ialah :
- Tugas kehalifahan terhadap dirisendii, seperti menuntut ilmu
pengetahuan yang berguna bagi dirinya sendiri dan orang lain atau
masyarakat secara umum dan menghiasi diri dengan akhlak mulia
yang harus disadari dan dilakukan setiap orang
- Tugas kehalifahan dalam keluarga atau rumah tangga, hal ini erat
kaitannya dengan penyaluran nafsu seksual dalam diri setiap orang
yang bermoral. Namun dalam menyalurkan seksualnya hanya pada
suamo atau istri yang dinikahi dan sebaliknya jika bukan pada
pasangan yang dinikahinya maka disebut zinah.
- Tugas kehalifahan didalam masyarakat. Setiap manusia hidup di
dunia tidak lepas dari manusia lainnya karena saling membuthkan
11
sehingga perlu mengadakan hubungan positif dan bermanfaat bagi
semuanya.
c. Hidup sukses dalam pandangan Al-Qur’an prinsip meraih kesuksesan
hidup didunia menurut islam ialah beriman dan beramal saleh.Allah swt
berfirman dalam surah Ar-Ra’ad ayat 29 yang artinya “Orang-orang yang
beramal saleh ,bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik”.
12
dan cantik dan umur yang panjang. Semua itu bisa didapat dari factor
diluar diri, kaya harta yang diiringi dengan kaya family, anak, karib
kerabat, terpandang dan terhormat serta mulia keturunan. (Hamka dalam
tasawwuf modern)
Demikian halnya jika kita ingin bahagia ,bagaimana semua yang kita
miliki dapat menghantarkan jiwa kita merasa tentram dan bahagia
sehingga tidak dapat mengganggu aktifitas yang kita lakukan.
13
14
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.madaninews.id/8271/manusia-dalam-perspektif-al-quran.html
https://google.com
16