Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Salah satu rumpun senyawa yang melimpah di alam adalah senyawa karbon. Senyawa ini tersusun
atas atom karbon dan atom-atom lain yang terikat pada atom karbon, seperti hidrogen, oksigen,
nitrogen, dan atom karbon itu sendiri. Salah satu senyawa karbon paling sederhana adalah
hidrokarbon. Hidrokarbon banyak digunakan sebagai komponen utama minyak bumi dan gas alam.
Senyawa hidrokarbon terdiri atas hidrogen dan karbon. Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon
akan menghasilkan uap air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) dan pembakaran tidak sempurna
senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), dan karbon
monoksida (CO).
Sampai saat ini terdapat lebih kurang dua juta senyawa hidrokarbon. Hal ini tidak dipungkiri, karena
atom karbon yang memiliki sifat - sifat khusus. Sifat senyawa -senyawa hidrokarbon ditentukan oleh
struktur dan jenis ikatan koevalen antar atom karbon.oleh karena itu,untuk memudahkan mempelajari
senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli melakukan pergolongan hidrokarbon berdasarkan
strukturnya,dan jenis ikatan koevalen antar atom karbon dalam molekulnya.
Dalam kehidupan sehari-hari hampir semua yang kita gunakan atau kenakan dalam menjalankan
aktifitas adalah hasil olahan dari senyawa hidrokarbon. Seperti pakaian, alat masak, alat tulis tempat
pensil, dan sebagainya. Begitu banyak manfaat yang diberikan oleh produk - produk dari hidrokarbon,
namun masih ada beberapa orang yang belum mengetahui produk produk yang dihasilkan dari
hidrokarbon.

B. Rumusan Masalah
1)

Apakah senyawa hidrokarbon itu?

2)

Bagaimana karateristik dan klasifikasi hidrokarbon?

3)

Apa itu Alkana, Alkena dan Alkuna ?

4)

Apa manfaat dari senyawa hidrokarbon ?

BAB II
PEMBAHASAN

A.Senyawa hidrokarbon
Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari atom karbon ( C ) dan hidrogen ( H ). Seluruh
hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut.
Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik.
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri atas hidrogen dan karbon. Pembakaran sempurna
senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O) dan karbondioksida (CO2) dan pembakaran
tidak sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), dan

karbon monoksida (CO). Sumber utama senyawa karbon adalah minyak bumi dan batu bara. Adanya
uap air dapat dideteksi dengan menggunakan kertas kobalt biru yang akan menjadi berwarna merah
muda dengan adanya air. Sedangkan adanya gas karbon dioksida dapat dideteksi dengan
menggunakan air barit (Ca(OH)2 atau Ba(OH)2) melalui reaksi:
CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O (l)
Senyawa karbon yang pertama kali disintesis adalah urea (dikenal sebagai senyawa
organik) oleh Friederick Wohler dengan memanaskan amonium sianat menjadi urea di
laboratorium.

Karbon organic

Karbon anorganik

Di dalam strukturnya terdapat rantai atom


karbon.

Di dalam strukturnya tidak terdapat rantai atom


karbon.

Struktur molekulnya dari yang sederhana


sampai yang besar dan kompleks

Struktur molekulnya sederhana

Mempunyai isomer

Tidak mempunyai isomer

Mempunyai ikatan kovalen

Mempunyai ikatan ion

Titik didih/leleh rendah


Umumnya tidak mudah larut dalam air

Titik didih/leleh tinggi


Mudah larut dalam air

Kurang stabil terhadap pemanasan

Lebih stabil terhadap pemanasan

Reaksi umumnya berlangsung lambat

Reaksi berlangsung lebih cepat

KEKHASAN ATOM KARBON


Atom karbon memiliki empat elektron valensi dengan rumus Lewis yang ditunjukkan di samping.
Keempat elektron valensi tersebut dapat membentuk empat ikatan kovalen melalui penggunaan
bersama pasangan elektron dengan atom-atom lain. Atom karbon dapat berikatan kovalen tunggal
dengan empat atom hidrogen membentuk molekul metana (CH4). Selain dapat berikatan dengan
atom-atom lain, atom karbon dapat juga berikatan kovalen dengan atom karbon lain, baik ikatan
kovalen tunggal maupun rangkap dua dan tiga, seperti pada etana, etena dan etuna (lihat pelajaran
Tata Nama Senyawa Organik).
Kecenderungan atom karbon dapat berikatan dengan atom karbon lain memungkinkan terbentuknya
senyawa karbon dengan berbagai struktur (membentuk rantai panjang atau siklik). Hal inilah yang
menjadi ciri khas atom karbon. Jika satu atom hidrogen pada metana (CH4) diganti oleh gugus CH3
maka akan terbentuk etana (CH3CH3). Jika atom hidrogen pada etana diganti oleh gugus CH3

maka akan terbentuk propana (CH3CH2CH3) dan seterusnya hingga terbentuk senyawa karbon
berantai atau siklik.

B. klasifikasi hidrokarbon
1. Berdasarkan jumlah atom karbon yang diikat oleh atom karbon lainnya
a. Atom C primer, adalah atom C yang diikat oleh 1 atom C yang lain.
b. Atom C sekunder, adalah atom C yang diikat oleh 2 atom C yang lain.
c. Atom C tersier, adalah atom C yang diikat oleh 3 atom C yang lain.
d. Atom C kuartener, adalah atom C yang diikat oleh 4 atom C yang lain.
keterangan:
nomor (1) : atom C primer
nomor (2) : atom C sekunder
nomor (3) : atom C tersier
nomor (4) : atom C kuartener
2. Klasifikasi hidrokarbon yang dikelompokkan oleh tatanama organik adalah:
1.
Hidrokarbon jenuh/tersaturasi (alkana) adalah hidrokarbon yang paling sederhana.
Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat dengan hidrogen. Rumus umum
untuk hidrokarbon tersaturasi adalah CnH2n+2. Hidrokarbon jenuh merupakan komposisi utama pada
bahan bakar fosil dan ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun bercabang. Hidrokarbon
dengan rumus molekul sama tapi rumus strukturnya berbeda dinamakan isomer struktur.
2.
Hidrokarbon tak jenuh/tak tersaturasi adalah hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan
rangkap, baik rangkap dua maupun rangkap tiga. Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua
disebut dengan alkena, dengan rumus umum CnH2n. Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap
tiga disebut alkuna, dengan rumus umum CnH2n-2.
3.
Sikloalkana adalah hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih cincin karbon. Rumus umum
untuk hidrokarbon jenuh dengan 1 cincin adalah CnH2n.
4.
Hidrokarbon aromatik, juga dikenal dengan arena, adalah hidrokarbon yang paling tidak
mempunyai satu cincin aromatik.

Hidrokarbon
dapat
berbentuk gas(contohnya metana dan propana),cairan(contohnya heksana dan benzena), lilin atau
padatan
dengan
titik
didih
rendah
(contohnya paraffin
wax dan naftalena)
atau polimer (contohnya polietilena,polipropilena dan polistirena).
Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa hidrokarbon. Untuk mempermudah
mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli mengolongkan hidrokarbon
berdasarkan susunan atom-atom karbon dalam molekulnya.
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2 golongan
besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa

karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah
ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.
- Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal
saja. Golongan ini dinamakan alkana.
Contoh senyawa hidrokarbon alifatik jenuh:

- Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua
atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan
alkuna. Contoh senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh:

- Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya melingkar dan lingkaran itu
mungkin juga mengikat rantai samping. Golongan ini terbagi lagi menjadi senyawa alisiklik dan
aromatik.
senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang membentuk rantai tertutup.

Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang membentuk rantai benzena.

C. Alkana, Alkena, Alkuna


1. Alkana
Alkana adalah hidrokarbon jenuh yang memiliki struktur paling sederhana. Hidrokarbon ini
seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat dengan hidrogen. Rumus umum untuk hidrokarbon
tersaturasi adalah CnH2n+2. Hidrokarbon jenuh merupakan komposisi utama pada bahan bakar fosil
dan ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun bercabang. Hidrokarbon dengan rumus
molekul sama tapi rumus strukturnya berbeda dinamakan isomer struktur.

a.

Sifat Fisis Alkana

Pada suhu biasa, metana, etana, propana, dan butana berwujud gas; pentena sampai heptadekana
(C17H36) berwujud cair; sedangan oktadekana (C18H38) dan seterusnya berwujud padat. Alkana
tidak larut dalam air. Pelarut yang baik untuk alkana yaitu benzena, karbontetraklorida, dan alkana
lainnya.
Semakin banyak atom C yang dikandungnya (semakin besar nilai Mr), maka:
a. titik didih dan titik lelehnya semakin tinggi (alkana yang tidak bercabang titik didihnya lebih
tinggi; makin banyak cabang, titik didihnya semakin rendah).
b. kerapatannya makin besar
c. viskositas alkana makin naik.
d. volatilitas alkana makin berkurang

b.

Sifat Kimia Alkana

Pada dasarnya, reaksi kimia melibatkan pemutusan dan pembentukkan ikatan kimia zat-zat dalam
reaksi. Untuk alkana ada dua hal yang menentukan sifat kimianya, yaitu:
Alkana memiliki 2 jenis ikatan kimia, yakni ikatan C-C dan C-H . katan C-C dan C-H tergolong
kuat karena untuk memutuskan kedua ikatan tersebut diperlukan energi masingmasing sebesar 347
kJ/mol untuk C-C dan 413 kJ/mol untuk H-H. Energi tersebut dapat diperoleh dari panas seperti dari
pemantik api pada pembakaran elpiji di atas.
Alkana memiliki ikatan C-C yang bersifat non polar dan C-H yang dapat dianggap non polar karena
beda keelektronegatifanny yang kecil. Ini yang menyebabkan alkana dapat bereaksi dengan pereaksi
non polar seperti oksigen dan halogen.Sebaliknya, alkana sulit bereaksi dengn perekasi polar/ionik
seperti asam kuat , basa kuat dan oksidator permanganat.
Reaksi alkana dengan oksigen diatas merupakan salah satu dari tiga reaksi alkana akan dibahas di sini,
yakni: pembakaran alkana, perengkahan (craking)/eliminasi alkana, dan reaksi substitusi alkana oleh
halogen.
1. Pembakaran Alkana

2. Perengkahan ( Reaksi Eliminasi ) Alkana


3. Reaksi Substitusi Alkana oleh Halogen
Deret Homolog Alkana
Deret homolog adalah suatu golongan/kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang sama,
mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku berturutannya mempunyai beda CH2atau dengan
kata lain merupakan rantai terbuka tanpa cabang atau dengan cabang yang nomor cabangnya sama.

Sifat-sifat deret homolog alkana :


o Mempunyai sifat kimia yang mirip
o Mempunyai rumus umum yang sama
o Perbedaan Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14
o Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya

No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Rumus

Nama

CH4
C2H6
C3H8
C4H10
C5H12
C6H14
C7H16
C8H18
C9H20
C10H22

Metana
Etana
Propana
Butana
Pentana
Heksana
Heptana
Oktana
Nonana
Dekana

2. Alkena
Alkena merupakan salah satu hidrokarbon tak jenuh namun cukup reaktif. Gugus fungsi alkena yang
terpenting adalah adanya ikatan rangkap dua (C=C)

1.

Sifat Fisik Alkena

Alkena mempunyai sifat tidak larut dalam air, massa jenis lebih kecil dari satu, dan titik didih
bertambah tinggi dengan meningkatnya jumlah atom C. Perhatikan tabel titik didih dan massa jenis
alkana berikut ini.
Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu, alkena sedikit larut dalam
air. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan rangkap yang membentuk ikatan . Ikatan tersebut akan
ditarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif sebagian.

Deret Homolog Alkena

Pemberian nama alkena sesuai dengan pemberian nama alkane hanya mengganti akhiran ana dengan
ena. Deret homolog senyawa alkena dapat dilihat di bawah ini.

No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Rumus

Nama

C2H4
C3H6
C4H8
C5H10
C6H12
C7H14
C8H16
C9H18
C10H20

Etena
Propena
Butena
Pentena
Heksena
Heptena
Oktena
Nonena
Dekena

3. Alkuna
Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh dengan ikatan rangkap tiga (-C C-). Memiliki sifat
yang sama dengan alkena namun lebih reaktif. Dan memiliki rumusCnH2n-2.
a.

Ciri ciri Alkuna


1.
2.
3.
4.

b.

Hidrokarbon tak jenuh mempunyai ikatan rangkap tiga


Sifat-sifatnya menyerupai alkena, tetapi lebih reaktif
Pembuatan : CaC2 + H2O C2H2 + Ca(OH)2
Sifat-sifat :
o Suatu senyawaan endoterm, maka mudah meledak
o Suatu gas, tak berwarna, baunya khas

Sifat Fisika Alkuna

Sifat fisik alkuna mirip dengan sifat-sifat alkana maupun alkena, Berdasarkan titik didihnya, tiga
senyawa alkuna terpendek berwujud gas. Perhatikan tabel berikut.

Alkuna sangat sukar larut dalam air tetapi larut di dalam pelarut organik seperti karbontetraklorida.
Massa jenis alkuna sama seperti alkana dan alkena lebih dari air. Titik didih alkuna mirip dengan

alkana dan alkena. Semakin bertambah jumlah atom C harga Mr makin besar maka titik didihnya
makin tinggi.
c.

Sifat Kimia Alkuna

Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi
adisi, polimerisasi, substitusi dan pembakaran.
reaksi adisi pada alkuna.
Reaksi alkuna dengan halogen (halogenisasi)
Perhatikan reaksi di atas, reaksi pada tahap 2 berlaku aturan markonikov.
Reaksi alkuna dengan hidrogen halida
Reaksi di atas mengikuti aturan markonikov, tetapi jika pada reaksi alkena dan alkuna
ditambahkan peroksida maka akan berlaku aturan antimarkonikov. Perhatikan reaksi
berikut:

Reaksi alkuna dengan hidrogen

Polimerisasi alkuna

Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan satu atom
H yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain.
Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan menghasilkan CO2
dan H2O.

2CH=CH + 5 O2 4CO2 + 2H2O

Deret Homolog Alkuna


Asetilena adalah induk deret homolog alkuna, maka deret ini juga disebut deret asetilena.

Atom
C
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Rumus
Molekul

Nama

C2H2
C3H4
C4H6
C5H8
C6H10
C7H12
C8H14
C9H16
C10H18

Etuna
Propuna
Butuna
Pentuna
Heksuna
Heptuna
Oktuna
Nonuna
Dekuna

D. Kegunaan
1.

Alkana

Gas Alam

Hampir 80 % gas alam tersusun dari senyawa alkana yaitu metana (rumus CH4) dan
20% sisanya terdiri dari senyawa alkana lainnya seperti etana, propana, dan juga
butana. Gas alam yang diolah dan dikemas dalam tabung bisa menjadi bahan bakar
alternatif selain minyak bumi. Gas alam yang ditaruh pada suhu minus 160 derajat
akan berubah wujud menjadi cair yang kita kenal dengan Liquified Petroleum Gas
(populer dengan nama elpiji). Dalam bentuk inilah gas alam terasa sekali kegunaanya
di kehidupan sehari-hari, mulai dari memasak, las, bahan bakar kendaraan (BBG),
dan lain lain.

2.

Metil Klorida atau Monoklor Metana (CH3Cl)


Seiring dengan kesadaran banyak pihak tentang penggunaan gas freon yang sudah
tidak ramah lingkungan lagi, muncul yang namanya Metil Klorida. Senyawa yang
dihasilkan dari reaksi subtitusi alkana dengan gas klor ini banyak digunakan sebagai
pada pendingan kulkas. Zat ini lebih ramah lingkungan karena tidak merusak ozon.
Kloroform (CHCl3)
Kegunaan senyawa alakan berikutnya adalah kloroform. Kloroform merupakan hasil
reaksi subtitusi metana dengan gas klor berlebih. Zat ini berupa cairan yang sering
digunakan sebagai agen anastetik atau pemati rasa atau lebih dikenal dengan nama
obat bius. Dalam dunia medis zat ini sangat penting guna membantu mengurangi rasa
sakit saat operasi. Tidak hanya itu, kloroform pada suhu kamar punya wujud cair
sering digunakan sebagai bahan pelarut organik.
Karbon Tetraklorida
Di dalam tabung pemadam kebakaran ada salah satu senyawa alkana yaitu Karbon
Tetraklorida namanya. Zat ini ampuh untuk memadamkan api dengan cepat. Sama
dengan kloroform, zat ini juga bisa dimanfaatkan sebagai pelarut nonorganik.

Minyak Tanah
Hampir semua produk olahan minyak bumi tersusun dari senyawa alkana. Salah
satunya yang sering kita manfaatkan adalah minyak tanah. Walaupun sekarang sudah
jarang yang memakai tapi sobat tidak bisa mengelak kalau dulu minyak yang satu ini
sangat berguna. Minyak tanah berasal dari minyak bumi yang difraksinasi sehingga
menghasilkan berbagai produk salah satunya minyak tanah.
Butana
Berguna sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan baku karet sintesis.
Oktana
Komponen utama bahan bakar kendaraan bermotor, yaitu bensin.

Alkena

Etena; digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik polietena (PE).Propena, digunakan untuk
membuat plastik. Beberapa kegunaan monomer dan polimer, yaitu polimer untuk membuat serat
sintesis dan peralatan memasak.

3.

Alkuna

Etuna (asetilena) yang sehari-hari dikenal sebagai gas karbit dihasilkan dari batu karbit yang dengan
air :
CaC2 +

2H2O

Ca(OH)2 +

C2H2

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Darinamanya, senyawa
hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atomhidrogen dan atom karbon. Dalam
kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawahidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas
alam, plastik dan lain-lain. Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa hidrokarbon. Untuk
mempermudah mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli mengolongkan
hidrokarbon berdasarkan susunan atom-atom karbon dalam molekulnya.
Hidrokarbon pada kehidupan sehari-hari sangatlah penting dan memiliki kegunaanyang tidak dapat
digantkan oleh senyawa lain dalam penggunaan sehari-hari dalambidang sandang, pangan serta papan.
Dalam penggunaannya pun memiliki peran tersendiri dalam kegunaannya sehari-hari.

Daftar Pustaka
http://iswanadahsnh.blogspot.co.id/2014/10/makalah-hidrokarbon.html
http://ohmayjourney.blogspot.co.id/2013/05/makalah-hidrokarbon-dan-minyak-bumi.html

Nb:
Turunan Hidrokarbon

MINYAK BUMI
Minyak bumi atau dalam bahasa Inggrisnya disebut Petroleum,
menurut bahasa Latin terdiri dari dua penggalan kata
yaitu Petrus yang artinya karang danOleum yang artinya minyak.
Oleh karena itu kimia minyak bumi (petroleum) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang kelanjutan dari tumbuhan setelah
dipendam atau dikubur selama jutaan tahun. Senyawa yang
terkandung dalam petroleum mempunyai variasi yang besar dari
senyawa dengan kerapatan rendah (gas) sampai senyawa dengan
kerapatan tinggi (padatan).

1. Asal Minyak Bumi


Minyak bumi atau petroleum dijuluki juga sebagai emas hitam,
yaitu cairan yang kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah
terbakar, dan berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak
bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai
hidrokarbon, dimana sebagian besar terdiri dari seri alkana tetapi
bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya.
Asal minyak bumi adalah mahluk hidup (tumbuhan, hewan)
yang terkubur selama jutaan tahun dengan melalui proses
penguburan, proses diagenesis kemudian proses lebih lanjut pada
masa katagenesis dan tidak dapat dimanfaatkan lagi pada masa
metagenesis.
Tahapan penguburan bahan alam mengalami tiga masa perubahan
kimiawi yaitu:
a.
Diagenesis
Masa ini merupakan zona tak matang dan terjadi perengkahan tak
mencolok (10%), yang dibagi dalam tiga bagian yaitu :
1)
Diagenesis dini, yaitu peralihan dari senyawa yang stabil saat di
permukaan bumi, menjadi senyawa yang stabil pada kedalaman
ribuan meter dengan suhu sekitar 40-42oC. Pada masa ini terjadi
pembentukan kerogen (fase dari petroleum yang tidak dapat larut
dalam pelarut organik dan anorganik).
2)
Diagenesis pertengahan, terjadi proses aromatisasi (senyawa
rantai panjang membentuk senyawa aromatik, lingkar dan
mempunyai ikatan rangkap dengan elektron terdelokalisasi).
3)
Diagenesis akhir, adalah proses yang terjadi pengkhelatan logam
oleh senyawa organik yang terbentuk pada masa sebelumnya.
Pembentukan minyak bumi terjadi pada diagenesis akhir dan dapat
dikenal berdasar hasil eksplorasi.
b.
Katagenesis
Katagenesis adalah zona minyak dan gas basah. Pada masa ini
terjadi perengkahan mencolok, dimana terjadi perubahan senyawa
kimia yang diakibatkan oleh suhu dan kedalaman pendaman
(penguburan) sehingga menyebabkan penguraian termal kerogen.
c.
Metagenesis
Pada tahap ini terjadi masa perusakan termal dari karakter senyawa
(cairan) menjadi residu (padatan), sehingga mengakibatkan
senyawa organik menjadi senyawa yang kekurangan hidrogen, dan
material tak bernilai atau menjadi material bernilai dari senyawa
karbon (grafit, intan).
2. Jenis Minyak Bumi
Komposisi kimia dari minyak bumi dipisahkan dengan cara
destilasi yang didasari oleh perbedaan titik didih, kemudian setelah
diolah lagi lebih lanjut akan diperoleh minyak tanah, bensin, lilin dan
lain-lain. Meskipun demikian pemisahan tidak dapat memberikan
senyawa tunggal, melainkan kumpulan senyawa dengan isomernya.

Minyak bumi terdiri dari hidrokarbon, senyawa hydrogen dan


karbon. Empat alkana teringan, yaitu : CH4 (metana), C2H6 (etana),
C3H8 (propane), dan C4H10 (butana) semuanya adalah gas yang
mendidih pada suhu -161.6oC, -88.6oC, -42oC, dan -0.5oC, berturutturut (-258.9o, 127.5o, -43.6o, dan +31.1o F).
Rantai karbon dengan C5-7 semuanya ringan, dan mudah
menguap, nafta jernih. Senyawaan tersebut digunakan sebagai
pelarut, cairan pencuci kering (dry clean), dan produk cepat-kering
lainnya. Rantai dari C6H14 sampai C12H26dicampur bersama dan
digunakan untuk bensin. Minyak tanah terbuat dari rantai C 10 sampai
C15, diikuti oleh minyak diesel (C10 hingga C20) dan bahan bakar
minyak yang digunakan dalam mesin kapal. Senyawaan dari minyak
bumi ini semuanya dalam bentuk cair dalam suhu ruangan. Minyak
pelumas dan gemuk setengah-padat (termasuk Vaselin) berada di
antara C16 sampai ke C20. Sedangkan rantai di atas C20 berwujud
padat, dimulai dari "lilin, kemudian tar, dan bitumen aspal.
Titik pendidihan dalam tekanan atmosfer dari fraksi distilasi
minyak bumi (oC) adalah sebagai berikut.
Minyak eter: 40 - 70 oC (digunakan sebagai pe
Minyak ringan: 60 - 100 oC (bahan bakar mob
Minyak berat: 100 - 150 oC (bahan bakar mob
Minyak tanah ringan: 120 - 150 oC (pelarut da
Kerosene: 150 - 300 oC (bahan bakar mesin je
Minyak gas: 250 - 350 oC minyak diesel/pema
Minyak pelumas > 300 oC (minyak mesin)
Sisanya: ter, aspal, bahan bakar residu
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah Apakah ada
perbedaan antara gas yang di dalam tabung dan gas di dalam
pipa?. Jawaban pertanyaan ini adalah gas LPG (LPG singkatan dari
gas dan bertekanan atau liquid pressure gas) lebih murni dari pada
gas dalam pipa. Harga gas LPG lebih mahal, hal ini menunjukkan
bahwa proses gas LPG yang melibatkan pembuatan gas-gas
metana, etana, dan propana dari hasil perengkahan (cracking) tidak
mudah yaitu dengan cara memasukkan gas dalam tabung yang
harus dikontrol tekanannya sehingga mencair dan volume cairan
lebih kecil dari volume gas. Tekanan tabung harus dijaga dan
dipertahankan.
3. Zat Kimia dari Minyak Bumi
Proses perengkahan, pengubahan, alkilasi, atau polimerisasi
merupakan tahap awal dari pemanfaatan senyawa (zat kimia) yang
berasal dari minyak bumi. Minyak bumi mengandung banyak
senyawa kimia dan hasil isolasi senyawa ini dapat dimanfaatkan
oleh industri. Bahan kimia ini disebut sebagai bahan petrokimia.
Pemanfaatan industri umumnya didasari oleh reaksi-reaksi
polimerisasi
(perpanjangan
rantai),
reaksi
perengkahan
(perpendekan rantai), reaksi pengubahan (paduan dengan senyawa

lain), maupun pembentukan senyawa pendek dari senyawa panjang


minyak bumi (pembentukan gas, alkilasi, perpendekan rantai atom
karbon). Perpendekan rantai minyak bumi menghasilkan senyawa
yang ekonomis dan bermanfaat.
Senyawa kimia lain dari tumbuhan atau hewan pembentuk
minyak bumi adalah alkaloid, terpena, steroid, asam amino, dan
lipid. Senyawa-senyawa ini terkubur bersama tumbuhan dan
hewan. Senyawa kimia yang terkubur dan pada saat pengeboran
minyak masih dapat dikenali dari strukturnya, maka senyawa ini
dianggap dapat menjadi pengungkap sejarah pembentukan minyak
bumi yang dikenal sebagai biomarker atau penanda hayati (contoh:
porfirin dari klorofil, sekobikadinana dari isoprena atau terpena,
skualena, sterana, bahkan steroid, dan kolesterol).
4. Proses Pembuatan dari Minyak Bumi
Minyak bumi dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar
industri. Bahan dasar ini dipisahkan berdasar beberapa proses
sebagai berikut.
a.
Reaksi Perengkahan (cracking)
Cracking adalah pemecahan senyawa organik rantai panjang
menjadi dua atau lebih senyawa organik rantai lebih pendek, terjadi
secara alami maupun dari pemanasan langsung.
Proses cracking atau alkilasi penting untuk minyak bumi dalam
mencari senyawa yang lebih dibutuhkan oleh konsumen, yaitu untuk
mendapatkan bensin lebih banyak dari minyak pelumas.
Contoh cracking adalah minyak diesel (C16-C24) dan minyak pelumas
(C20-C30) yang dipecah menjadi bensin (C 4-C10) dan senyawa lain
yang lebih banyak digunakan.
b.
Reaksi pengubahan (reforming)
Reaksi pengubahan adalah reaksi dari bahan petroleum menjadi
bahan dasar industri dengan pemanfaatan bahan yang murah
menjadi material yang dibutuhkan sehingga bernilai ekonomis
(murah). Proses ini diperoleh pada polimerisasi (pembentukan
plastik).
c.
Reaksi alkilasi
Proses alkilasi dibagi dua yaitu proses perpanjangan atom karbon
rantai lurus dan proses pemutusan ikatan rantai karbon (dealkilasi).
Proses ini dapat dikelompokkan dalam polimerisasi, bila
perpanjangannya memiliki gugus fungsi yang sama. Dealkilasi dapat
dimasukkan ke dalam kelompok perengkahan.
d.
Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses pembentukan polimer. Polimer terdiri dari
polimer alami dan polimer sintetik. Polimer adalah molekul besar
yang terdiri atas pengulangan satuan kecil (monomer). Monomer
adalah senyawa organik yang memiliki ikatan rangkap dua dan
ikatan rangkap ini terbuka membentuk ikatan dengan monomer lain
sampai jumlah yang diinginkan (polimer sintetik). Polimer alam

membentuk senyawa secara alami, contoh polimer alam yaitu lateks


(dari pohon karet), karbohidrat (singkong jagung), protein, selulosa,
resin. Sedangkan Contoh polimer sintetik adalah nilon, dakron,
teflon.
Proses pembentukan polimer terdiri dari tiga tahap yaitu
pembentukan radikal bebas (inisiasi), perpanjangan monomer
(propagasi), dan terminasi (pemotongan atau penyetopan reaksi).
Pembentukan cabang dalam proses polimerisasi menyebabkan tiga
bentuk struktur yaitu struktur beraturan (isotaktik), struktur tak
beraturan (ataktik), campuran (sindiotaktik). Struktur polimer sangat
berpengaruh terhadap sifat polimernya.
5. Sintesis Atau Pengubahan Zat Kimia dari Bahan Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan bahan alam dengan berbagai jenis
senyawa kimia, sehingga dapat digunakan dalam berbagai bahan
baku industri.
a.

Plastik (PE)
Plastik adalah bahan yang elastik, tahan panas, mudah dibentuk,
lebih ringan dari kayu, dan tidak berkarat oleh adanya kelembapan.
Plastik selain harganya murah, juga dapat digunakan sebagai
isolator dan mudah diwarnai. Sedangkan kelemahan plastik adalah
tidak dapat dihancurkan (degredasi). Contoh plastik adalah
polietilena, polistirena, (Styron, Lustrex, Loalin), poliester (Mylar,
Celanex, Ekonol), polipropilena (Poly- Pro, Pro-fax), polivinil asetat.
Polietilena atau PE
(Poly -Eth, Tygothene, Pentothene) adalah
polimer dari etilena (CH2 = CH2) dan merupakan plastik putih mirip
lilin, dapat dibuat dari resin sintetik dan digolongkan dalam
termoplastik (plastik tahan panas). Polietilena mempunyai sifat daya
tekan baik, tahan bahan kimia, kekuatan mekanik rendah, tahan
kelembapan, kelenturan tinggi, hantaran elektrik rendah. Berdasar
kerapatannya PE dibagi dua yaitu PE dengan kerapatan rendah
(digunakan sebagai pembungkus, alat rumah tangga dan isolator)
dan yang berkerapatan tinggi (dimanfaatkan sebagai drum, pipa air,
atau botol).
Plastik disamping mempunyai kelebihan dalam berbagai hal,
ternyata
limbahnya
dapat
menimbulkan
masalah
bagi
lingkungan. Penyebabnya yaitu sifat plastik yang tidak dapat
diuraikan dalam tanah. Untuk mengatasi masalah ini para pakar
lingkungan dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu telah melakukan
berbagai penelitian dan tindakan, diantaranya yaitu dengan cara
mendaur ulang limbah plastik, Namun cara ini tidak terlalu efektif
karena hanya sekitar 4% yang dapat didaur ulang. sisanya
menggunung di tempat penampungan sampah. Sebagian besar
plastik yang digunakan masyarakat merupakan jenis plastik
polietilena.
Ada dua jenis polietilena, yaitu high density

polyethylene (HDPE) dan low density polyethylene (LDPE). HDPE


banyak digunakan sebagai botol plastik minuman, sedangkan LDPE
untuk kantong plastik.
Pemanasan polietilena menggunakan metode pirolisis akan
terbentuk suatu senyawa hidrokarbon cair. Senyawa ini mempunyai
bentuk mirip lilin (wax). Banyaknya plastik yang terurai adalah
sekitar 60%, suatu jumlah yang cukup banyak. Struktur kimia yang
dimiliki senyawa hidrokarbon cair mirip lilin ini memungkinkannya
untuk diolah menjadi minyak pelumas berkualitas tinggi. Pada
pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa minyak pelumas
yang saat ini beredar di pasaran berasal dari pengolahan minyak
bumi. Sifat kimia senyawa hidrokarbon cair dari hasil pemanasan
limbah plastik mirip dengan senyawa hidrokarbon yang terkandung
dalam minyak mentah sehingga dapat diolah menjadi minyak
pelumas. Pengubahan hidrokarbon cair hasil pirolisis limbah plastik
menjadi minyak pelumas menggunakan metode hidroisomerisasi.
Minyak pelumas buatan ini diharapkan dapat digunakan untuk
kendaraan bermotor dengan kualitas yang sama dengan minyak
bumi hasil penyulingan minyak mentah, ramah lingkungan,
sekaligus ekonomis.
b.
Cat
Cat adalah produk dari industri pelapis permukaan, bertujuan untuk
menjaga keawetan bahan yang dilapisi (kayu, logam atau tembok)
dan untuk estetika (keindahan). Fungsi cat ini yaitu memberikan
ikatan yang baik antara permukaan benda dan cat pelapis. Cat
primer disediakan dalam kemasan yang lebih encer dari cat biasa
dan dilarutkan dalam air atau minyak. Kemasan cat umumnya terdiri
atas resin atau bahan pengikat (untuk mengikat pigmen warna di
dalam cat, misal: minyak biji rami dan getah tumbuhan seperti gom
arab, gom senegal), bahan pengisi (untuk memperbaiki sifat
mekanis dan fisik cat agar tidak retak/terjadi goresan saat
pengeringan, contohnya: bubuk kaca agar memantulkan cahaya
matahari/lampu pada rambu lalu lintas), penstabil (digunakan
sebagai penetral pengaruh sinar ultraviolet matahari), pengering
pelarut, dan pigmen.
Pigmen bersifat ganda yaitu untuk menampilkan keindahan dan
memberikan sifat mekanik pada selaput yang terbentuk. Pigmen
menghalangi penyebaran uap air dan sinar matahari langsung pada
bahan yang dilapisi. Warna yang dihasilkan pigmen bergantung
pada banyaknya cahaya matahari yang diserap dan diserap dan
dipantulkan. Pigmen harus tidak toksik dan merupakan senyawa
anorganik yang tak larut dalam pelarut organik sehingga
mengendap di dasar wadah. Pigmen seperti zink, aluminium,
dan stainless digolongkan dalam pigmen metalik, banyak digunakan
untuk dekorasi. Krom dalam bentuk polikrometik dipakai sebagai cat
lapis akhir pada kendaraan bermotor.

c.
Tekstil ( Nilon )
Kata tekstil berasal dari bahasa latin texer yang berarti menenun.
Tekstil dibuat dari serat yang dipintal, ditenun, dirajut, dianyam atau
dibuat jala benang. Serat dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
serat alami dan serat sintetik. Serat alami (wol, sutera, katun, dan
rami) pada umumnya pendek dengan panjang 1,3-20 cm. Serat
alam berasal dari kapas akan menghasilkan kain yang lunak dan
menyerap air sehingga baik untuk dibuat handuk, sprei, maupun
pakaian. Serat rami dapat dibuat linen yang indah dan kuat
sehingga dimanfaatkan untuk membuat taplak, sapu tangan dan
serbet. Serat binatang (domba) dibentuk menjadi wol, sutera
(kepompong ulat sutera) juga termasuk serat alami Serat alam
yang berasal dari mineral adalah asbestos, mempunyai sifat tahan
terhadap api dan digunakan pada pembungkus kabel.
Bahan baku serat sintetik adalah filamen yang bersambung/serat
pendek, seragam dalam panjang, dan terpintal dalam benang.
Poliester, nilon, akrilik, dan poliolefin merupakan contoh serat
sintetik yang dibuat dari petrokimia. Perbedaan bahan tersebut
terletak pada kekuatan tarik, elastisitas, kelembutan, daya serap
terhadap air, ketahanan terhadap cahaya dan panas atau usia
pemakaian. Bahan yang dihasilkan merupakan bahan yang kuat dan
mudah disetrika. Serat sintetik yang terbuat dari bubur kayu,
sampah kapas atau petrokimia yaitu rayon, asetat dan triasetat.
Kain rayon menghasilkan bahan penghisap yang mudah kering, kain
asetat tahan kerut dan tarikan, sedangkan triasetat merupakan
bahan yang lebih tahan kusut.
Nilon adalah kelompok poliamida hasil polimerisasi heksametilenadiamina dan asam adipat. Nilon termasuk polimer paling ulet, kuat,
dan kenyal, tidak rusak oleh minyak dan gemuk serta tak basah oleh
air sehingga dapat dibentuk menjadi serat, sikat, lembaran, batang,
pipa, maupun bahan penyalut. Nilon terdiri dari Nilon 6, Nilon 6,6
dan Nilon 8.. Nilon 6,6 dibuat dari reaksi polimerisasi asam adipat
dan heksametilena diamina. Asam adipat dibuat dari sikloheksana,
dan petroleum mengandung sikloheksana.
Untuk produksi nilon besar-besaran sebagai bahan baku
digunakan batu bara, minyak bumi, gas alam, maupun hasil
pertanian. Nylon 66 (Huruf 6,6 atau 6 merupakan jumlah atom
karbon pembentuk bahan) dibuat dari bahan baku kaprolaktam.
d.
PVC (Polivinil klorida)
Monomer dari PVC (poli vinil klorida) adalah etena yang satu atom
hidrogen diganti (substitusi) dengan atom klorida. Vinil klorida
dengan rumus kimia CH2=CHCl disebut kloroetilena atau kloroetena
adalah gas tak berwarna, yang mencair pada suhu 13,9 oC. PVC
termasuk termoplastik yang paling banyak digunakan, bersifat kuat
dan ulet. PVC dibagi dua yaitu PVC elastik dan PVC keras, atau kaku.

Jenis PVC elastik dimanfaatkan untuk penutup lantai, bola mainan,


sarung tangan, jas hujan.
PVC keras dimanfaatkan sebagai pipa listrik atau pipa air, kartu
kredit.Kedua jenis PVC memiliki sifat sama yaitu tahan cuaca dan
isolator. PVC dimodifikasi dengan bahan lain untuk meningkatkan
pemakaiannya. PVC/akrilik tahan api dan bahan kimia, sedangkan
PVC/ABS (akrilonitril-butadiena-stirena) mudah diproses pada
rentangan api dan kuat terhadap tegangan tinggi. ABS adalah suatu
bahan yang kuat, kaku, dan murah. PVC di Indonesia dijual dengan
beberapa merk, dari yang tebal sampai yang tipis. Pabrik pembuat
PVC menyebut dengan istilah paralon. Membakar PVC bekas
menimbulkan asap yang diduga dapat menyebabkan kanker hati.
PVC terbakar perlahan-lahan.
Plastik vinil dibuat dari gas alam, atau minyak bumi. Vinil dapat
dibuat lemas, kaku, maupun bening. Sebagai bahan yang tidak
mudah pecah atau sobek, vinil tidak dirusak oleh asam, minyak atau
air. Sejak tahun 1927 PVC merupakan bahan plastik vinil yang telah
diproduksi secara komersial. Pada pertengahan tahun 1970 vinil
diteliti sebagai salah satu pencemar udara penyebab penyakit
serius, seperti kanker hati. Plastik vinil dimanfaatkan secara luas
sebagai barang yang murah dan tahan lama yang fleksibel (lantai,
isolasi, kopor, tirai kamar mandi, pakaian mirip kulit, atau selang
air). Jenis vinil yang tegar digunakan untuk mainan dan pipa air.
Penyalutan dengan vinil dilakukan agar tidak lembek atau lembab,
dan kertas dokumen maupun kertas dinding tidak terkena noda.
e.
Perekat atau Adhesif
Perekat adalah bahan untuk menggabungkan dua benda pada
permukaannya, contohnya semen, pelapisan tablet, lem, maupun
getah.Mekanisme kerja perekat adalah perekatan mekanik atau
fisika dan perekatan kimia.
Proses perekatan benda yaitu dengan memasukkan bahan perekat
ke dalam pori-pori benda, sehingga terjadi penguncian secara
mekanik. Pada perekatan kimia terjadi reaksi kimia (gaya tarik
elektrik) antar molekul perekat dan permukaan benda. Umumnya
perekatan terjadi secara bersamaan antara perekatan fisika dan
kimia.
Perekat terdiri dari perekat yang mengering di udara, dilelehkan
sebelum digunakan, dilakukan penekanan, atau yang aktif secara
kimiawi. Benda yang direkatkan biasanya kertas, plastik, karet,
kayu, logam, logam bukan logam, kaca, bahkan gigi. Plastik
termoset memerlukan perekat untuk menggabungkan kedua bahan.
Powerglu
adalah perekat yang
bekerja
berdasarkan
reaksi
polimerisasi pada saat pengeringan. Reaksi perekatan dibantu oleh
uap air di udara/zat lain yang ditambahkan. Perekat untuk kayu
dikenal sebagai perekat tahan-cuaca dan setengah tahan-cuaca.
Perekat tahan cuaca umumnya memiliki kekuatan lebih besar dari

kayunya. Bahan perekat jenis ini dibuat dari bahan polimer fenolik,
epoksi, atau resorsinol. Perabot kayu yang tidak mengalami
perubahan suhu yang drastis dan tidak kena air terlalu sering dapat
memanfaatkan perekat dari bahan tulang atau perekat vinil. Perekat
kayu setengah tahan-cuaca terbuat dari perekat urea dan kasein.
f.
Polistirena (PS).
Polistirena adalah polimer yang mengandung monomer stirena
C6H5CH=CH2.
Polimer ini termasuk golongan termoplastik,
merupakan plastik jernih dan keras. Polistirena diproduksi dalam
bentuk busa plastik dengan nama komersial styrofoam, atau
sebagai bahan isolasi (listrik, panas), komponen perabot, bahan
pengemas, mainan, maupun benda toilet. Stirena dibuat dengan
cara pirolisis-dehidrogenasi dari etilbenzena. Etilbenzena disintesis
dari etilena dan benzena. Polimer ini bersifat tahan asam, basa,
maupun garam. Penampilan PS lembut dan kecerahannya baik
sehingga banyak digunakan untuk pipa, busa, pendingin, instrumen
atau panel dalam otomotif.
Stirena dapat digunakan sebagai monomer karet sintetik. Jenis karet
sintetik ini dikopolimerisasi dengan gugus lain yaitu SBR (stirenabutadiena), SCR (stirena-kloroprena), dan SIR (stirena-isoprena).
Pemanfaatan polimer yang dapat menggantikan logam (sifat:
konduktor, titik leleh yang tinggi, berpenampilan cantik dalam
pewarnaan) dan kayu (tahan suhu dan tekanan) makin diteliti.
Polimer adalah bahan yang anti karat dan tidak mudah terbakar.

Anda mungkin juga menyukai