Anda di halaman 1dari 12

Makalah Tekhnik Sampling

Memahami persiapan, berbagai jenis peralatan penentuan titik, dan


prosedur pengambilan sampel tanah dan sampah

Disusun oleh :
Kelompok 12 Tingkat 1 D3 B
1. Rani Aulia Putri
2. Rafi Ahmad Zaidan
3. Sania Maulida
4. Widya Nur Anggraini

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
TAHUN 2019

1
Kata pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nyalah, sehingga
kami se-kelompok dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Memahami persiapan, berbagai
jenis peralatan penentuan titik, dan prosedur pengambilan sampel tanah dan sampah
cair ” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari bahwa yang
diungkapkan dalam makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh kami se-kelompok, sehingga akan menjadi suatu
kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun
makalah ini sehingga selanjutnya akan lebih baik dan sempurna.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
pihak dan sebagai media pembelajaran Tekhnik Pengambilan Sampel khususnya dalam segi
teoritis sehingga dapat membuka wawasan ilmu pengetahuan serta akan menghasilkan yang
lebih baik di masa yang akan datang.
Akhir kata, kami se-kelompok mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah
diberikan oleh masing-masing anggota sampai tersusunnya makalah ini.

2
DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR 2
BAB I Pendahuluan 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 5
1.4 Manfaat 5
BAB II Pembahasan 6
2.1 Pengertian Teknik Sampel Tanah dan Sampah 6
2.2 Alat yang digunakan saat pengambil sampel Tanah dan Sampah 8
2.3 Prosedur dan Cara Pengambilan Sampel Tanah dan Sampah 9
BAB III Penutup 11
3.1 Kesimpulan 11
3.2 Saran 11

Daftar Pustaka 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen
padat, cairan, dan gas, mempunyai sifat serta prilaku yang dinamik. Sifat dinamik tanah
tersebut karena tanah merupakan system yang terbuka dengan terjadinya proses
pertukaran bahan dan energy secara berkesinambungan

Tanah merupakan suatu sistem yang kompleks, berperan sebagai sumber


kehidupan tanaman, yang mengandung semua unsur yang berbeda baik dalam bentuk
maupun jumlahnya. Unsur hara mikro seperti besi (Fe), mangan (Mn), seng (Zn) dan
tembaga (Cu) merupakan unsur hara penting bagi tanaman yang terdapat dalam tanah.

Tanah dengan atau tanpa disadari merupakan tempat penimbunan akhir dari
limbah yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Secara alami tanah akan menguraikan
bahan kimia yang mask kedalam tanah, tetapi apabila bahan kimia yang direrima tersebut
berlebihan maka tanah tidak akan mampu menguraikannya. Setiap jenis tanah
mempunyai kemampuan yang berbeda dalam merespon bahan kimia yang diterimanya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Teknik Pengambilan Sampel Tanah dan Sampah?
2. Apa saja alat-alat yang digunakan untuk Teknik Pengambilan Sampel Tanah dan
Sampah?
3. Bagaimana menentukan lokasi dan titik pengambilan sampel Tanah dan Sampah?

4
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Teknik Pengambilan Sampel Tanah dan Sampah
2. Untuk mengetahui alat-alat apa saja yang digunakan saat pengambilan sampel pada
Tanah dan Sampah
3. Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan lokasi dan titik pengambilan sampel pada
Tanah dan Sampah

1.4 Manfaat
1. Pembaca mengetahui tentang Persiapan pengambilan sampel tanah dan sampah
2. Jenis alat pengambil contoh sampel tanah dan sampah

3 .Pengambilan titik dan pengambilan sampel tanah dan sampah

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teknik Sampel Tanah dan Sampah

2.1.1 Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam
proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang
dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Sampah adalah bahan baik
padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat
dibagi sebagai:

a. Sampah padat

Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair.
Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-
lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah
anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung
bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari
peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan
sebagainya.

Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:

 Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi
baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan
perkebunan.

 Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat
dibagi lagi menjadi:

 Recyclable, sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai
secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.

 Non-recyclable, sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah
atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.

6
b. Sampah cair

Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan
dibuang ke tempat pembuangan sampah.

 Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen
yang berbahaya.

 Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat
cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam
dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi
biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang
dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan,
manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu
waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.

Berdasarkan sifatnya sampah dibagi menjadi dua yakni;

 Sampah organik – dapat diurai (degradable), yaitu sampah yang mudah membusuk
seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat
diolah lebih lanjut menjadi kompos.

 Sampah anorganik – tidak terurai (undegradable), Sampah Anorganik, yaitu sampah yang
tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik
mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat
dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk
laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah
pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik
kertas koran, HVS, maupun karton.

2.1.2 Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program


uji tanah. Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur
kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk
penggunaan pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Namun, hasil
uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal yang
dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan cara benar. Oleh karena itu pengambilan
sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah.

7
Sampel tanah dapat diambil setiap saat, tidak perlu menunggu saat sebelum tanam namun
tidak boleh dilakukan beberapa hari setelah pemupukan. Keadaan tanah saat pengambilan
sampel tanah pada lahan kering sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban
tanah sedang yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk pengolahan tanah). Sedang
pengambilan pada lahan sawah sebaiknya diambil pada kondisi basah.

Sampel tanah tersebut biasa digunakan untuk pengujian analisis saringan,


bataskonsistensi, hidrometri, berat jenis, pemadatan (proctor modified), dan CBR.
Pengambilan sampel tanah terganggu (disturbed) sesuai dengan kebutuhan tanah.

2.2 Alat yang digunakan saat pengambilan sampel tanah dan sampah

 Alat yang digunakan saat pengambilan sampel tanah :


 Alat untuk mengambil sampe tanah seperti bor tanah (auger, tabung), cangkul, sekop.
 Alat untuk membersihkan bor, cangkul dan sekop seperti pisau dan sendok tanah untuk
mencampur atau mengaduk
 Ember plastic untuk mengaduk kumpulan contoh tanah individu
 Kantong plastic agak tebal yang dapat memuat 1 kg tanah, dan kantong plastic untuk label.
 Kertas manila karton untuk label dan benang kasur untuk mengikat label luar
 Spidol (water proof) untuk menulis isi label
 Lembaran informasi contoh tanah yang diambil
 Ring Samper Untuk tempat tanah yang diambil samplenya

 Alat yang digunakan saat pengambilan sampel sampah :


 pakaian lapangan (wear pack, masker, sepatu booth, sarung tangan)
 keranjang sampah
 kantong-kantong plastik dan lembaran plastik.
 Timbangan, Timbangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menimbang
sampel sampah.
Seperangkat alat dan kemikalia untuk analisis proksimat sampel sampah (organik), dan
analisis kandungan logam berat (Pb dan Hg) pada sampah organik.

8
2.3 Prosedur dan Cara Pengambilan Sampel Tanah dan Sampah
1. Hal-hal yang harus diperhatikan :
a. Jangan mengambil contoh tanah dari galengan, selokan, bibir teras, tanah tererosi sekitar rumah
dan jalan, bekas pembakaran sampah/ sisa tanaman/ jerami, bekas penimbunan pupuk, kapur dan
bahan organic, dan bekas penggembalaan ternak.
b. Permukaan tanah yang akan diambil contohnya harus bersih dari rumput- rumputan, sisa
tanaman, bahyan organic/ serasah, dan batu- batuan atau kerikil.
c. Alat- alat yang digunakan bersih dari kotoran- kotoran dan tidak berkarat. Kantong plastic yang
digunakan sebaiknya masih baru, belum pernah dipakai untuk keperluan lain.

2. Cara Pengambilan Sampel Tanah :


 Sampel Sesaat (Grab Sample) : Sampel yng diambil secara langsung dr badan tanah yang sedang
dipantau. Sampel ini hanya menggmbarkan karakteritik tanah pada saat pengambilan sampel.
 Sampel komposit (Compsite sample) : Sampel campuran dari beberapa waktu pengambilan.
Pengambilan sampel komposit dapat dilakukan secara manual ataupun secara otomatis dgn
menggunakan peralatan yang dapat mengambil air pada waktu-waktu tertentu. Pengambilan
sampel scara otomatis hanya dilakukan jika ingi mengetahui gambaran tentang karakteristik
kualitas tanah secara terus-menerus
 Sampel gambungan tempat (integrated sample) : sampel gabungan yang diambil secara terpisah
dari beberpa tempat, dengan volume yang sama.
 Selain itu ada juga satu metode yang biasa digunakan dalam pengammbilan sampel penelitian
yaitu: Automatic Sampling (Pengambilan Contoh Otomatis), Cara ini dikembangkan untuk
memenuhi program pengamatan kualias sampel secara penyeluruh. Peralatan memerlukan
bangunan khusus dengan penampungan dan pemeliharaan yang baik alat mengambil contoh
otomatis biasanya bekerja dalam 24 jam.
 Contoh tanah yang diambil dapat berbentuk contoh tanah terganggu (disturb soil samples)
 Contoh tanah utuh atau tidak terganggu (undisturb soil samples).
 Contoh tanah utuh biasanya diperlukan untuk analisis sifat fisik tanah (bobot isi, porisitas dan
permeabilitas tanah), sedangkan contoh tanah terganggu diperlukan untuk analisis sifat kimia
tanah dan sifat fisik tanah lainnya (tekstur, kadar air tanah/pF).
 Pengambilan contoh tanah utuh (undisturb soil samples) harus menggunakan “ring
samples”, sedangkan contoh tanah terganggu dapat diambil dengan menggunakan alat cangkul,
sekop, atau auger (bor tanah).

9
 Untuk keperluan evaluasi status kesuburan tanah, sebaiknya contoh yang diambil merupakan
contoh komposit yaitu contoh tanah campuran dari contoh-contoh tanah individu (sub amples).
 Suatu contoh komposit harus mewakili suatu bentuk/unit lahan yang akan dikembangkan atau
digunakan untuk tujuan pertanian.
 Satu contoh komposit mewakili suatu hamparan lahan yang homogen (10 – 15 Ha).
 Untuk lahan miring dan bergelombang satu contoh komposit dapat mewakili tidak kurang dari 5
hektar.
 Satu contoh komposit terdiri dari campuran 15 contoh tanah individu (sub samples).

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

metode teknik pengambilan sampel tanah dan sampah ini untuk mendapatkan contoh
yang andal. Metode pengambilan contoh ini meliputi persyaratan dan tata cara pengambilan
contoh kualitas air untuk keperluan perneriksaan kualitas air yang mencakup pemeriksaan sifat
fisik, kimia, mikrobiologi, biologi dan lain-lain.

3.2. Saran

Kita harus mempelajari teknik pengambilan sampel karena tanpa kita sadari besaran dan
sistem satuan tersebut ada dalam kehidupan kita sehari-hari, jadi kita dapat mengaplikasikannya
dalam kegitan kita.

11
Daftar Pustaka
https://bannuntahtoh.wordpress.com/2013/09/15/pengambilan-sampah-uji-fisik-kimia-bio/

https://adigunakaryapersada.co.id/2019/teknik-pengambilan-sampel-tanah/

12

Anda mungkin juga menyukai