Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MAKALAH

MIKROBA TANAH DAN UDARA

Disusun oleh :

1. Ramadiaz Eka Putra

2. Safira Septiyanti

3. Siti Risqa Sa’adah

PROGRAM STUDI MIKROBIOLOGI

FAKULTAS 1D3-B KESEHATAN LINGUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II


KATA PENGANTAR

Atas berkat Rahmat Allah yang Maha Kuasa yang telah memberikan nikmat
kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun Makalah ini dengan baik guna melengkapi
dan memenuhi Tugas Mata Kuliah mikrobiologi yang berjudul ““MIKROBA TANAH dan
UDARA ”

Dengan rasa bangga pula penulis sajikan Makalah ini dengan semaksimal mungkin
agar dalam penyajian Makalah ini benar-benar memuaskan, cukup memadai, mudah
dipahami, dan ada manfaat.

Walaupun demikian penulis memaklumi bahwa Makalah yang penulis sajikan belum
sempurna. Meski penulis telah berusaha semaksimal mungkin, Penulis berharap semoga
Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan akan menambah pengetahuan.

Dalam penyusunan Makalah Tugas Mata Pelajaran mikrobiologi ini penulis


berpedoman pada teori yang dipelajari. penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuannya kepada penulis dalam penyusunan
Makalah Tugas Mata Pelajaran Mikrobiologi.

Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan atas segala
kekurangannya penulis mohon saran dan kritik yang dapat memperbaiki pembuatan
Makalah lainnya.

Jakarta, November 2019

Penyusun

ii
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 TUJUAN .................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

A. Pengertian flora normal pada tanah, dan udara ................................................. 3

B. jenis flora normal/mikroorganisme pada tanah, dan udara ................................ 2

C. manfaat dan kerugian dari masing-masing mikroorganisme yang hidup………7


di tanah, dan udara.

D. cara pengendalian mikroorganisme di tanah, dan udara……………………….12

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………….. 19

A. Simpulan ……………………………………………………………………………19
B. Saran ………………………………………………………………………………..19

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanah merupakan suatu campuran bahan-bahan organik yang padat, misalnya: batu-
batuan , mineral, air ,udara dan jsad hidup beserta produk dari hasil pembusukan.
Tanah yang subur mengandung sejumlah binatang-binatang molai dari bentuk
mikroskopis, nematoda, serangga, sampai hewan mamalia seperti tikus. tanah banyak
mengandung bahan -bahan yang dibutuhkan oleh organisme, karena didalam tanah juga
terkandung bahan organik, Didalam tanah juga terjadi interaksi antara tumbuhan dan mikroba
yang dapat merugikan ataumenguntungkan tumbuhan. Beberapa mikroorganisme tanah
bersifat patogenik terhadap tumbuhan dan menyebabkan penyakit pada perakaran sehingga
menjadi layu dan busuk. Banyak tumbuhan bersimbiosis dengan jamur bernama mikoriza.
Mikoriza meningkatkan kemampuan tumbuhan untuk menyerap nutrisi dan air. Interaksi
antara mikroorganisme tanah dan akar tumbuhan banyak dikaji dalam ilmu mikrobiologi
tanah. Mikroorganisme tanah juga bermanfaat bagi kehidupan manusia. Salah satunya
adalah bakteri actinomycetes yang menghasilkan antibiotik.
Udara merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka terdapat dalam
jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah. Udara tidak
mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya bakteri di udara
kemungkinan terbawa oleh debu, tetesan uap air kering ataupun terhembus oleh tiupan
angin.
Udara dibagi menjadi dua bagian yaitu udara luar dan udara dalam ruangan. Udara
dalam ruang atau indoor air adalah udara dalam ruang gedung (rumah, sekolah, restoran,
hotel, rumah sakit, perkantoran) yang ditempati sekelompok orang dengan tingkat kesehatan
yang berbeda-beda selama minimal satu jam. Sedangkan udara luar atau outdoor air adalah
udara yang bergerak bebas di atmosfer dan jumlahnya lebih banyak dari udara dalam suatu
ruangan Budiyanto, 2001).
Kelompok mikroba yang paling banyak di udara adalah bakteri, jamur (termasuk di
dalamnya ragi) dan juga mikroalga. Kehadiran jasad hidup tersebut di udara, ada yang dalam

1
bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif (umumnya spora). Mikroba
udara dapat dipelajari dalam dua bagian, yaitu mikroba di luar ruangan dan mikroba di dalam
ruangan. Mikroba paling banyak ditemukan di dalam ruangan (Pudjiastuti, dkk. 1998).

1.2. Tujuan

Adapun tujuan-tujuan pembuatan makalah ini :

1. Untuk mengetahui pengertian flora normal pada tanah, dan udara.


2. Untuk mengetahui jenis flora normal/mikroorganisme pada tanah, dan udara.
3. Untuk mengetahui manfaat dan kerugian dari masing-masing mikroorganisme yang
hidup di tanah, dan udara.
4. Untuk mengetahui cara pengendalian mikroorganisme di tanah, dan udara.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Flora Normal Tanah, dan Udara

2.1.1 Pengertiam flora normal pada Tanah

Flora normal pada Tanah adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami
terdapat pada tanah bakteri penghasil spora.

2.1.2 Pengertiam flora normal pada Udara

Flora normal pada Udara adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami
terdapat pada udara dipengaruhi UV, ozon dan kering.

2.2 Jenis Flora Normal/Mikroorganisme Pada Tanah, dan Udara

2.2.1 Jenis Flora Normal/Mikroorganisme Pada Tanah

1. Bakteri

Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak bacteria) adalah kelompok organisme yang tidak
memiliki membran inti sel. Organime ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran
sangat kecil (mikroskropik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa
kelompok bakteri dikenal sabagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok
lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel
bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain
seperti mitokondria dan kloroplas..

Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam simbiosis dengan
organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia. Pada
umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga
700 μm, yaitu Thiomargarita. Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti

3
sel tumbuhan danjamur, tetapi dengan bahan pembentuk dangat berbeda (peptidoglikan).
Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh
flagel.

2. Virus

Virus adalah parasir berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus
bersifat parasit, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapatbereproduksi di dalam material
hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki
perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah
kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi
semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kobinasi ketiganya.
Genon virus akan diekspresikan menjadi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan
genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.

3. Jamur

Jamur atau cendawan adalah tumbuhan yang tidak memiliki klorofil sehingga bersifat
heterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang
yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium.
Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada juga dengan cara generatif. Jamur
menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk memperoleh
makanannya. Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen. Jamur merupakan konsumen,
maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin,
dan senyawa kimia lainnya Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk
heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.

4. Alga

Alga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan
perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki “organ” seperti yang
dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan sebagainya).

4
Karena itu, alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus. Dalam taksonomi yang
banyak didukung para pakar biologi, alga tidak lagi dimasukkan dalam satu kelompok divisi atau
kelas tersendiri, namun dipisah-pisahkan sesuai dengan fakta-fakta yang bermunculan saat ini.
Dengan demikian alga bukanlah satu kelompok takson tersendiri.

5. Protozoa

Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani,
yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi,Protozoa adalah hewan pertama.
Protozoa merupakan kelompok lain protista
eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan
Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop.

2.2.2 Jenis Flora Normal/Mikroorganisme pada Udara


Selain gas, partikel debu dan uap air, udara juga mengandung mikroorganisme. Di udara terdapat
sel vegetatif dan spora bakteri, jamur dan ganggang, virus dan kista protozoa. Selama udara
terkena sinar matahari, udara tersebut akan bersuhu tinggi dan berkurang kelembabannya. Selain
mikroba yang mempunyai mekanisme untuk dapat toleran pada kondisi ini, kebanyakan mikroba
akan mati. Udara terutama merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka terdapat
dalam jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah. Mikroba udara
dapat dipelajari dalam dua bagian, yaitu mikroba di luar ruangan dan di dalam ruangan.

Pentingnya mikroorganisme udara telah dipelajari sejak 1799, di mana tahun Lazaro Spallanzani
berusaha untuk menyangkal teori “generatio spontanea”. Tahun 1837, Theodore Schwann,
dalam percobaan untuk mendukung pandangan Spallanzani memasukkan udara segar yang telah
dipanaskan ke dalam kaldu daging steril dan menunjukkan bahwa pertumbuhan mikroba tidak
dapat terjadi. Louis Pasteur pada tahun 1861 merupakan orang yang pertama menunjukkan
bahwa mikroorganisme tumbuh akibat kontaminasi dari udara. Dia menggunakan kapas khusus
untuk menyaring udara sehingga mikroba tidak dapat masuk ke dalam kaldu daging steril. Dia
secara mikroskopis menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam kapas. Dalam percobaan
menggunakan tabung berleher angsa, ia menunjukkan bahwa pertumbuhan tidak bisa terjadi
dalam media steril kecuali terdapat kontaminasi dari udara yang tidak steril (Dwidjoseputro,
1990).

5
Beberapa bakteri yang terdapat di udara antara lain :
1. Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen kuning, bersifat
aerob fakultatif, tidak menghasilkan spora dan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan
maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm S. aureus tumbuh dengan optimum
pada suhu 37oC dengan waktu pembelahan 0,47 jam. Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran
pernapasan atas dan kulit. Keberadaan S. aureus pada saluran pernapasan atas dan kulit pada
individu jarang menyebabkan penyakit, individu sehat biasanya hanya berperan sebagai karier.
Infeksi serius akan terjadi ketika resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon;
adanya penyakit, luka, atau perlakuan menggunakan steroid atau obat lain yang memengaruhi
imunitas sehingga terjadi pelemahan inang S. aureus termasuk bakteri osmotoleran, yaitu bakteri
yang dapat hidup di lingkungan dengan rentang konsentrasi zat terlarut (contohnya garam) yang
luas, dan dapat hidup pada konsentrasi NaCl sekitar 3 Molar. Habitat alami S aureus pada
manusia adalah di daerah kulit, hidung, mulut, dan usus besar, di mana pada keadaan sistem
imun normal, S. aureus tidak bersifat patogen (mikroflora normal manusia) (Anonim, 2014 d).

2. Enterobacter aerogenes

Enterobacter aerogenes dapat menyebabkan infeksi di banyak bagian tubuh manusia. Bakteri
merupakan penyebab infeksi pernapasan bawah, termasuk pneumonia. Hal ini juga dapat
menyebabkan infeksi saluran kemih dan infeksi kulit dan jaringan di bawahnya. Ini mungkin
hadir sebagai selulit, nekrotikans, abses atau pasca-operasi infeksi luka. Jika bakteri mencapai
darah (bakteremia), dapat menyebabkan sepsis. Jarang, bakteri memasuki cairan serebrospinal,
yang mengarah ke meningitis. Enterobacter aerogenes keseluruhan memiliki tingkat kematian
rendah (10,2 persen), dengan masalah medis yang mendasari meningkatnya risiko kematian
(Anonim, 2014 b).

3. Pseudomonas aeroginosa

P. aeruginosa menyebabkan penyakit terlokalisasi dan sistemik yang sangat serius dan tidak
jarang berakibat fatal. Penyakit karena P. aeruginosa dimulai dengan penempelan dan kolonisasi
bakteri ini pada jaringan inang. Bakteri ini menggunakan fili untuk penempelan sel bakteri pada
permukaan inang. Selain itu, P. aeruginosa juga dapat membentuk biofilm yang terbuat dari
kapsul glikokalis untuk mengurangi keefektifan mekanisme sistem imun inang. Jaringan inang

6
akan mencoba merusak penempelan dan kolonisasi bakteri.Selanjutnya, P.
aeruginosa memproduksi sejumlah endotoksin dan produk ekstaseluler yang menunjang invasi
local dan penyebaran mikroorganisme. Toksin dan produk ekstraseluler ini mencakup protease
ekstraseluler, sitotoksin, hemolisin, dan piosianin (Anonim, 2014 c).

4. Haemophylus influenzae

Infeksi oleh Haemophilus influenzae terjadi setelah mengisap droplet yang berasal dari penderita
baru sembuh, atau carrier, yang biasanya menyebar secara langsung saat bersin atau
batuk. Haemophilus influenzaemenyebabkan sejumlah infeksi pada saluran pernafasan bagian
atas seperti faringitis, otitis media, dan sinusitis yang terutama penting pada penyakit paru
kronik. Meningitis karena Haemophilus influenzae jarang terjadi pada bayi berumur kurang dari
3 bulan dan tidak umum dijumpai pada anak-anak diatas umur 6 tahun. Pada anak-anak, selain
meningitis, Haemophilus influenzae tipe b juga menyebabkan penyakit bacterial epiglottitis
akut(Anonim, 2014 d).

2.2 Manfaat dan Kerugian dari masing-masing Mikroorganisme yang hidup di tanah,
dan udara

2.2.1 Manfaat dan Kerugian dari masing-masing Mikroorganisme yang hidup di tanah

Tanah merupakan sumber yang kaya akan mikroorganisme. Kebanyakan mikroorganisme disini
bersifat apatogen bagi manusia. Bakteri pathogen yang terdapat di tanah adalah : Clostridium
tetani, Clostridium perfringens, Clostridium botulinum. Manfaat bidang pertanian ialah
mikroorganisme dapat digunakan untuk peningkatan kesuburan tanah melalui fiksasi N2, siklus
nutrien dan pertenakan hewan. Pembentukan nitrat dari nitrogen ini dapat terjadi karena adanya
mikroorganisme. Penyusunan nitrat dilakukan secara bertahap oleh beberapa genus bakteri
secara sinergetik.

2.2.2 Manfaat dan Kerugian dari masing-masing Mikroorganisme yang hidup di udara

Umumnya mikroorganisme yang terdapat diudara adalah mikroorganisme kontaminan yang bisa
bersifat patogen. Mikroorganisme tersebut dapat dikelompokan seperti bakteri, virus dan jamur,
yang bisa terdapat ditanah dan disebarkan keudara oleh angin baik dalam bentuk vegetatif
maupun dalam bentuk sporanya

7
1. Bakteri

1) Bacillus

Merupakan bakteri yang hidup saprofit ditanah, air, udara dan tumbuh-tumbuhan. Bakteri ini
dapat menyebabkan penyakit pada manusia dengan fungsi imun terganggu.(Jawetz, 1998)

2) Streptococcus pyogenes

Merupakan bakteri yang bersifat aerotoleran dan hidup sebagai saprofit dn parasit pada manusia.
Dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas karena penularannya melalui udara.(Unus
S,1995 dan Jawetz,1998).

3) Staphylococcus aureus

Merupakan bakteri yang hidup sebagai flora normal pada kulit dan selaput mukosa tetapi dapat
juga bersifat patogen yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia serta dapat ditularkan
melalui udara. (Jawetz, 1998)

4) Bordetella pertusis

Merupakan bakteri yang dapat ditularkan melalui udara dan dapat menyebabkan penyakit
pertusis/ batuk rejan. (Jawetz,1998)

5) Corynebacterium diptheria

Merupakan bakteri patogen yang ditularkan melalui udara dan dapat menyebabkan penyakit
dipteri. (Jawetz, 1998).

6) Streptococcus pneumonia

Merupakan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pneumonia dan biasanya merupakan
penyakit infeksi pernapasan yang lanjut. Sehingga dapat menyebabkan kematian.(Sleigh DJ,
1994 dan Jawetz, 1998).

7) Mycobacterium tuberculosis

Merupakan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tuberkulosis yang dapat ditularkan melalui
udara baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

8
8) Legionella pnemophili

Merupakan bakteri yang sering terdapat pada pendingin ruangan (AC), pancuran mandi dan
dapat ditularkan melalui udara. (Jawetz, 1998).

9) Psudomonas

Merupakan bakteri yang ditemukan secara luas ditanah, air, tumbuhan dan hewan. Biasanya
terdapat dilingkungan yang lembab dirumah sakit dan bersifat sebagai flora normal dan saprofit
pada manusi. Bakteri dapat menyebabkan penyakit pada manusia bila keadaan imun menurun.
(Jawetz, 1998).

2. Virus

Umumnya virus yang terdapat diudara ditularkan melalui saluran pernapasan contohnya adalah:

1) Adenovirus

Adenovirus menginfeksi sel-sel epitel faring, selaput mata, usus kecil, dan kadang-kadang sistem
organ lainnya. Biasanya virus ini tidak sampai menyebar di luar daerah getah bening.

2) Rinovirus

Rinovirus adalah virus selesma. Virus ini biasanya diisolasi dari hidung dan tenggorok, dan
jarang sekali dari tinja. Virus-virus ini, serta koronavirus dan beberapa reovirus, adenovirus,
enterovirus, virus parainfluenza, dan virus influenza, menyebabkan infeksi saluran napas bagian
atas, termasuk selesma..

3) Ortomiksovirus (Virus Influenza)

Merupakan virus penyebab influenza yang berbentuk seperti partikel–partikel bulat dan inri
RNAnya memiliki simetris heliks, dapat menyebabkan influenza.

4) Virus Sinsitium Pernapasan (RSV: Respiratory Syncitial Virus)

Merupakan virus yang dapat menyebabkan kasus bronkitis dan pneumoni pada 6 bulan pertama
kehidupan. Tetapi pada orang dewasa hanya mengakibatkan infeksi ringan saluran pernapasan
atas.

3. Jamur

9
Banyak jenis jamur kontaminan udara yang bersifat termofilik, yaitu jamur yang tahan pada
pemanasan tinggi sampai diatas 800C. Biasanya tahan selama suatu benda sedang disterilkan bila
janur tersebut berada dalam bentuk spora. Jamur tersebut antara lain:

1. Aspergillus

Merupakan jamur yang hidup ditanah dan dapat menyebabkan penyakit Aspergilosis, tetapi
dapat ditularkan melalui udara karena dalam bentuk spora berada diudara.

2. Candida

Merupakan jamur yang hidup sebagai flora normal pada selaput mukosa saluran pernapasan,
saluran pencernaan dan saluran genitalia wanita dan juga dapat bersifat sangat patogen. Jamur ini
ditularkan dalama bentuk spora karena bisa terdapat diudara.

3. Histoplasma

Merupakan penyakit jamur sistemik yang ditularkan melalui udara, tetapi umumnya jamur ini
terdapat ditanah yang mengandung kotoran ayam.

4. Cryptococcus neoformans

Merupakan jamur yang berbentuk khamir yang mempunyai simpai dan dapat hidup dalam
keadaan kering sehingga hidup diudara. Biasanya ditularkan melalui inhalasi spora yang didalam
paru dapat menimbulkan kelainan setempat dengan gejala yang ringan.

5. Rhizopus

Merupakan jamur yang terdapat ditanah dan menghasilkan spora sehingga sporanya bisa
ditularkan melalui udara.

2.4 Cara Pengendalian Mikroorganisme di Air, Tanah, dan Udara

Mikroorganisme merupakan suatu kelompok organisme yang tidak dapat dilihat dengan
menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk dapat melihatnya seperti
mikroskop, lup dan lain-lain. Cakupan dunia mikroorganisme sangat luas, terdiri dari berbagai
kelompok dan jenis, sehingga diperlukan suatu cara pengelompokan atau pengklasifikasian. Hal

10
itu Nampak dari kemampuannya menginfeksi manusia, hewan, serta tanaman, menimbulkan
penyakit yang berkisar dari infeksi ringan sampai pada kematian. Pengendalian mikroorganisme
sangat esensial dan penting di dalam industri dan produksi pangan, obat-obatan, kosmetika dan
lainnya. Alasan utama pengendalian organisme adalah :

1. Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi.


2. Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi
3. Mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme.

2.4.1 Dasar-dasar Pengendalian


Berbagai macam sarana proses fisik telah tersedia untuk mengendalikan populasi mikroba.
Pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan cara mematikan mikro-organisme, menghambat
pertumbuhan dan metabolismenya, atau secara fisik menyingkirkannya. Cara pengendalian mana
yang digunakan tergantung kepada keadaan yang berlaku pada situasi tertentu.
Pemberian suhu tinggi/terutama pada uap bertekanan, merupakan salah satu cara yang paling
efisien dan efektif untuk mensterilkan sesuatu bahan. Namun demikian bahan-bahan tertentu
yang biasa digunakan di laboratorium, rumah-rumah penduduk, dan rumah-rumah sakit mudah
rusak bila dikenai suhu tinggi. Prosedur sterilisasi pilihan seperti radiasi, penggunaan berkas
elektron, atau penyaringan harus digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan yang akan rusak
bila diberi suhu tinggi.
Tersedia beribu-ribu zat kimia dipakai untuk mengendalikan mikroorganisme. Penting sekali
memahami ciri-ciri pembeda masing-masing zat ini dan organisme yang dapat dikendalikannya
serta bagaimana zat-zat tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya. Setiap zat kimia mempunyai
keterbatasan dalam keefektifannya, bila digunakan dalam kondisi praktis keterbatasan-
keterbatasan ini perlu di amati. Tujuan yang dikehendaki dalam hal pengendalian
mikroorganisme tidak selalu sama. Pada beberapa kasus mungkin perlu mematikan semua
organisme (sterilisasi) sedangkan pada kasus-kasus lain mungkin cukup mematikan sebagian
mikroorganisme tetapi tidak semua (sanitasi).
Dengan demikian pemilihan suatu bahan kimia untuk penggunaan praktis dipengaruhi juga oleh
hasil antimikrobial yang diharapkan daripadanya.
Cara kerja zat-zat kimia dalam menghambat atau mematikan mikroorganisme itu berbeda-beda,
beberapa diantaranya mengubah struktur dinding sel atau membran sel yang lain menghambat

11
sintetis komponen-komponen seluler yang vital atau yang mengubah keadaan fisik bahan selular.
Pengetahuan mengenai perilaku khusus tentang bagaimana suatu zat kimia menghasilkan efek
anti mikroba sangat berguna baik untuk mempertimbangkan kemungkinannya bagi penggunaan
praktis maupun untuk mengusulkan perbaikan-perbaikan apa yang mungkin dilakukan untuk
merancang bahan bahan kimia baru.
Desinfeksi adalah proses penting dalam pengendalian penyakit, karena bertujuan merusak agen-
agen patogen. Berbagai istilah digunakan berkaitan dengan agen-agen kimia sesuai dengan
kerjanya atau organisme yang khas yang terkena. Istilah-istilah ini meliputi desinfektan,
antiseptic, agen bakteriostasis, bakterisida, germisida, sporisida, virisida, fungisida, dan
preservative (pengawet).
Mekanisme desinfektan mungkin beraneka dari satu desinfektan ke desinfektan yang lain dapat
menyebabkan kerusakan pada membran sel atau oleh tindakan pada protein sel atau pada gen
yang khas yang berakibat kematian atau mutasi.
Faktor yang mengubah laju desinfeksi mencakup macam agen konsentrasi, waktu dan suhu,
jumlah mikroorgansime dengan ciri-cirinya (misalnya perbedaan jenis, spora, dan kapsul) dan
keadaan medium yang mengelilinginya.
Dalam merencanakan desinfeksi, desinfektan harus dipilih sesuai organisme yang akan
dihancurkan dan material yang akan diperlakukan. Keamanan selalu menjadi pertimbangan
utama, dan variabel perlu ditangani sebagaimana diperlukan untuk menjamin hasil yang aman.
Berbagai uji dalam penggunaan untuk menilai agen-agen kimia. Semuanya menyediakan jumlah
tertentu informasi yang berguna namun harus diingat keterbatasan uji yang digunakan.

2.4.2 Mikroorganisme, Penyakit-Resistensi dan Pemindah sebarannya


Tubuh manusia mempunyai flora normal yang mulai diperolehnya segera setelah lahir. Setiap
bagian tubuh mempunyai keadaan lingkungan khusus yang didiami berbagai macam mikroba
yang berbeda-beda.

Hasil interaksi antara inang dan mikroba ada yang menyerang inang. Apakah suatu
mikroorganisme itu akan menimbulkan penyakit ditentukan oleh tidak hanya sifat- sifatnya,
tetapi juga oleh kemampuan inangnya untuk menekan infeksi.

12
Resistensi inang dapat berupa resistensi alamiah atau resistensi khusus. Resistensi alamiah
bergantung kepada sejumlah faktor. Faktor-faktor resistensi yang dibawa sejak lahir adalah;
spesies, ras dan perorangan. Faktor-faktor luar meliputi rintangan mekanis dan kimiawi tubuh.
Diantara faktor-faktor pertahanan internal adalah peradangan, fagositosis, komplemen, dan
interferon.
Penyakit yang dipindahsebarkan melalui udara meliputi wahana tetesan liur dan sekresi
pernafasan liurnya, debu tercemar, dan fomit. Gerbang masuk bagi penyebab penyakit adalah
nasofaring. Beberapa infeksi asal udara ini menyerang sistem organ lain pada tubuh meskipun
mereka memasuki tubuh melalui hidung maupun tenggorokan.
Penyakit asal makanan ditularkan melalui penelanan makanan yang tercemar oleh jenis-jenis
mikroorganisme tertentu dalam jumlah cukup tinggi sehingga mencakup dosis infektif. Ada dua
mekanisme yang terlibat pada peracunan makanan oleh mikrorganisme, yaitu infeksi asal
makanan dan keracunan makanan.
Sumber infeksi asal air yang sesungguhnya ialah tinja yang telah mencemari air. Bahan tinja
mengandung mikroorganisme patogenik bila berasal dari orang-orang yang terinfeksi atau
penular. Sayangnya, air merupakan wahana yang baik bagi penularan dan penyebaran penyakit-
penyakit enterik semacam itu, yang kesemuanya mempunyai rute tinja ke mulut ke usus. Rute ini
harus dihambat untuk dapat mengendalikan infeksi enterik asal air dengan baik.
Arthropoda tidak hanya merupakan penular mekanis penyakit ( seperti penularan demam tifoid
oleh lalat rumah), tetapi juga merupakan vektor biologis, karena mikroba patogenik yang
ditularkannya berinkubasi dan berkembang di dalam diri mereka.

Terdapat sejumlah besar penyakit yang ditularkan oleh arthropoda. Mereka menyerang
berjuta-juta manusia dan tersebar luas diseluruh muka bumi.
Mikroorganisme dapat dikendalikan dengan beberapa cara, dapat dengan diminimalisir,
dihambat dan dibunuh dengan sarana atau proses fisika atau bahan kimia.
Ada beberapa cara untuk mengendalikan jumlah populasi mikroorganisme, diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Cleaning (kebersihan) dan Sanitasi

Cleaning dan Sanitasi sangat penting di dalam mengurangi jumlah populasi mikroorganisme
pada suatu ruang/tempat. Prinsip cleaning dan sanitasi adalah menciptakan lingkungan yang

13
tidak dapat menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sekaligus membunuh
sebagian besar populasi mikroba.

b. Desinfeksi

Adalah proses pengaplikasian bahan kimia (desinfektans) terhadap peralatan, lantai, dinding atau
lainnya untuk membunuh sel vegetatif mikrobial. Desinfeksi diaplikasikan pada benda dan hanya
berguna untuk membunuh sel vegetatif saja, tidak mampu membunuh spora.

c. Antiseptis

Merupakan aplikasi senyawa kimia yang bersifat antiseptis terhadap tubuh untuk melawan
infeksi atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan cara menghancurkan atau
menghambat aktivitas mikroba.

d. Sterilisasi

Proses menghancurkan semua jenis kehidupan sehingga menjadi steril. Sterilisasi seringkali
dilakukan dengan pengaplikasian udara panas. Ada dua metode yang sering digunakan, yaitu :

1. Panas lembab dengan uap jenuh bertekanan. Sangat efektif untuk sterilisasi karena
menyediakan suhu jauh di atas titik didih, proses cepat, daya tembus kuat dan kelembaban sangat
tinggi sehingga mempermudah koagulasi protein sel-sel mikroba yang menyebabkan sel hancur.
Suhu efektifnya adalah 121oC pada tekanan 5 kg/cm2 dengan waktu standar 15 menit. Alat yang
digunakan : pressure cooker, autoklaf (autoclave) dan retort.

2. Panas kering, biasanya digunakan untuk mensterilisasi alat-alat laboratorium. Suhu


efektifnya adalah 160oC selama 2 jam. Alat yang digunakan pada umumnya adalah oven.
e. Pengendalian Mikroba dengan Suhu Panas lainnya
a. Pasteurisasi :

Proses pembunuhan mikroba patogen dengan suhu terkendali berdasarkan waktu kematian
termal bagi tipe patogen yang paling resisten untuk dibasmi. Dalam proses pasteurisasi yang
terbunuh hanyalah bakteri patogen dan bakteri penyebab kebusukan namun tidak pada bakteri
lainnya. Pasteurisasi biasanya dilakukan untuk susu, rum, anggur dan makanan asam lainnya.
Suhu pemanasan adalah 65oC selama 30 menit.

b. Tyndalisasi :

14
Pemanasan yang dilakukan biasanya pada makanan dan minuman kaleng. Tyndalisasi dapat
membunuh sel vegetatif sekaligus spora mikroba tanpa merusak zat-zat yang terkandung di
dalam makanan dan minuman yang diproses. Suhu pemanasan adalah 65oC selama 30 menit
dalam waktu tiga hari berturut-turut.

c. Boiling :

Pemanasan dengan cara merebus bahan yang akan disterilkan pada suhu 100oC selama 10-15
menit. Boiling dapat membunuh sel vegetatif bakteri yang patogen maupun non patogen. Namun
spora dan beberapa virus masih dapat hidup. Biasanya dilakukan pada alat-alat kedokteran gigi,
alat suntik, pipet, dll.

d. Red heating :
Pemanasan langsung di atas api bunsen burner (pembakar spiritus) sampai berpijar merah.
Biasanya digunakan untuk mensterilkan alat yang sederhana seperti jarum ose.

e. Flaming :

Pembakaran langsung alat-alat laboratorium diatas pembakar bunsen dengan alkohol atau
spiritus tanpa terjadinya pemijaran.

f. Pengendalian Mikroba dengan Radiasi


Bakteri terutama bentuk sel vegetatifnya dapat terbunuh dengan penyinaran sinar ultraviolet
(UV) dan sinar-sinar ionisasi.
1. Sinar UV :
2. Bakteri yang berada di udara atau yang berada di lapisan permukaan suatu benda yang
terpapar sinar UV akan mati.
3. Sinar Ionisasi :
4. Sinar ionisasi adalah sinar X, sinar alfa, sinar beta dan sinar gamma. Sterilisasi dengan
sinar ionisasi memerlukan biaya yang besar dan biasanya hanya digunakan pada industri farmasi
maupun industri kedokteran.
- Sinar X : Daya penetrasi baik namun perlu energi besar.
- Sinar alfa : Memiliki sifat bakterisidal tetapi tidak memiliki daya penetrasi.
- Sinar beta : Daya penetrasinya sedikit lebih besar daripada sinar X.
- Sinar gamma : Kekuatan radiasinya besar dan efektif untuk sterilisasi bahan makanan.

15
g. Pengendalian Mikroba dengan Filtrasi

Ada dua filter, yaitu filter bakteriologis dan filter udara.

1. Filter bakteriologis biasanya digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan yang tidak tahan
terhadap pemanasan, misalnya larutan gula, serum, antibiotika, antitoksin, dll. Teknik filtrasi
prinsipnya menggunakan penyaringan, dimana yang tersaring hanyalah bakteri saja. Diantara
jenis filter bakteri yang umum digunakan adalah : Berkefeld (dari fosil diatomae), Chamberland
(dari porselen), Seitz (dari asbes) dan seluosa.
2. Filter udara berefisiensi tinggi untuk menyaring udara berisikan partikel (High Efficiency
Particulate Air Filter atau HEPA) memungkinkan dialirkannya udara bersih ke dalam ruang
tertutup dengan sistem aliran udara laminar (Laminar Air Flow)
h. Pengendalian Mikroba dengan Bahan Kimia

Saat ini, telah banyak agen kimia yang berpotensi untuk membunuh atau menghambat mikroba.
Penelitian dan penemuan senyawa kimia baru terus berkembang. Agen kimia yang baik adalah
yang memiliki kemampuan membunuh mikroba secara cepat dengan dosis yang rendah tanpa
merusak bahan atau alat yang didisinfeksi.

Pada prinsipnya, cara kerja agen kimia ini digolongkan menjadi :


1. Agen kimia yang merusak membran sel mikroba.
2. Agen kimia yang merusak enzim mikroba.
3. Agen kimia yang mendenaturasi protein.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas agen kimia di dalam mengendalikan
mikroba, yaitu :
a. Konsentrasi agen kimia yang digunakan. Semakin tinggi konsentrasinya maka
efektivitasnya semakin meningkat.
b. Waktu kontak. Semakin lama bahan tersebut kontak dengan bahan yang disterilkan maka
hasilnya akan semakin baik.
c. Sifat dan jenis mikroba. Mikroba yang berkapsul dan berspora lebih resisten
dibandingkan yang berkapsul dan berspora.
d. Adanya bahan organik dan ekstra. Adanya bahan-bahan organik dapat menurunkan
efektivitas agen kimia.

16
e. pH atau derajat keasaman. Efektivitas bahan kimia dapat berubah seiring dengan
perubahan pH.
1. Agen Kimia yang merusak membran sel

Golongan Surfaktans (Surface Active Agents), yaitu golongan anionik, kationik dan nonionik.

Golongan fenol.

17
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang umum ditemukan secara alamiah
pada orang sehat dan hidup rukun berdampingan dalam hubungan yang seimbang dengan
inangnya. Ada pun yang dimaksud flora normal pada air, tanah dan udara, yaitu flora normal
air yang dipengaruhi oleh kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada air
yang tercemar dengan urine & feses manusia, flora normal tanah yang dipengaruhi oleh
kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tanah bakteri penghasil spora,
flora normal udara yang dipengaruhi oleh kumpulan mikroorganisme yang secara alami
terdapat pada udara dipengaruhi UV, ozon dan kering.
Ada pun dari masing-masing flora normal air, tanah dan udara memiliki kerugian dan
manfaatnya masing-masing dan juga jenisnya masing-masing.
Dengan demikian, walaupun masud dari flora normal yaitu mikroorganisme yang secara
alamiah terdapat pada air, tanah dan udara yang hidup rukun berdamppingan dalam
hubungan yang seimbang dengan inanganya, kita harus tau bagaimana cara mengendalikan
mikroorganisme tersebut tidak menyebarkan penyakit dan infeksi yang disebabkan oleh
flora normal tersebut.

4.2. Saran
Menurut kami, masih banyak kekurangan dalam makalah ini, karenga kurangnya
pengetahuan mengenai materi yang kami dapatkan dan kami kemukakan pada makalah ini,
oleh karena itu disarankan kepada penulis agar lebih banyak membaca buku atau artikel
mengenai materi ini, agar lebih bisa membahas materi pada makalah ini dengan lebih jelas.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://andre4088.blogspot.com/2012/02/mikrobiologi-udara.html

http://unsa-73.blogspot.com/2011/07/pengendalian-mikroorganisme.html

https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/12/08/pemanfaatan-mikroorganisme-dalam-
penyuburan-tanah/
http://www.academia.edu/36001350/Makalah_Mikrobiologi_Terapan_Tentang_Mikroba_Lingk
ungan_Udara

https://id.wikipedia.org/wiki/Mikrobiologi

https://id.wikipedia.org/wiki/Air

19

Anda mungkin juga menyukai