Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“METODE PENELITIAN ANALITIK”


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu : Fitri Andayani

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Muhammad Egi Kurniawan (P21345119050)


2. Mia Hammidah (P21345119044)
3. Qorry Afifah (P21345119061)
4. Rimadhian Aulia Riswi (P21345119070)
5. Safira Septiyanti (P21345119075)
6. Salwa Anwar (P21345119077)
7. Shabrina Arviyanti (P21345119080)

KELAS 2 D-III B
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah Metodologi Penelitian yang berjudul “Metode Penelitian Analitik” dengan baik
dan tepat pada waktunya. Sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Besar
Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, beserta keluarganya, sahabatnya dan para
pengikutnya.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan kami
bisa mengaplikasikannya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut
serta dalam pembuatan makalah ikni.
Selain itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak yang harus
diperbaiki, maka dari itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
supaya kedepannya bisa lebih baik lagi.

Jakarta, April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Metode Penelitian Analitik..........................................................................................2
2.2 Penelitian Potong Silang (cross sectional study).........................................................2
2.3 Penelitian Kasus kontrol (case control study).............................................................4
2.4 Penelitian kohort (cohort study)..................................................................................7
BAB III PENUTUP 11
3.1 Kesimpulan................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rancangan atau rancangan penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam
penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat
memengaruhi akurasi suatu hasil. Istilah rancangan penelitian digunakan dalam dua hal;
pertama, rancangan penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam
mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data; dan kedua,
rancangan penelitian digunakan untuk mendefinisikan struktur penelitian yang akan
dilaksanakan.
Pada tahap ini, peneliti harus mempertimbangkan beberapa keputusan sehubungan
dengan metode yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan harus
secara cermat merencanakan pengumpulan data.
Pemilihan dan penetapan rancangan penelitian dilakukan setelah perumusan hipotesis
penelitian. Hal ini penting karena rancangan penelitian pada dasarnya merupakan strategi
untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk
menjawab pertanyaan penelitian serta sebagai alat untuk mengontrol atau mengendalikan
pelbagai variabel yang berpengaruh dalam penelitian. Dengan demikian, rancangan
penelitian pada hakikatnya merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian
yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh
proses penelitian.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Penelitian analitik, Penelitian Potong Silang (cross
sectional study), Penelitian Kasus kontrol (case control study) dan Penelitian kohort
(cohort study)

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas didapatkan tujuan sebagai berikut:
1. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami Apa yang dimaksud dengan Penelitian
analitik, Penelitian Potong Silang (cross sectional study), Penelitian Kasus kontrol (case
control study) dan Penelitian kohort (cohort study)

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Metode Penelitian Analitik


Pada penelitian jenis analitik ini, peneliti mencoba untuk mencari hubungan antar
variabel,yaitu dengan melakukan suatu analisis terhadap data yang dikumpulkan. Oleh
sebab itu, pada penelitian analitik perlu dibuat suatu hipotesis penelitian. Desain
penelitian analitik secara umum dapat di bagi menjadi tiga jenis,yaitu :
1. Penelitian Potong Silang (cross sectional study)
2. Penelitian Kasus kontrol (case control study)
3. Penelitian kohort (cohort study)

2.2 Penelitian Potong Silang (cross sectional study)


Dalam penelitian ini,peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada
satu saat. Hal ini berarti bahwa setiap subjek penelitiannya hanya diobservasi satu kali
saja dan pengukuran variabel subjek juga dilakukan pada saat itu pula, sehingga pada
studi potong silang tidak diperlukan suatu pemeriksaan/pengukuran ulangan. Jadi pada
studi ini, variabel bebas dan variabel terikat dinilai secara simultan pada saat yang
bersamaan.
Hasil pengukuran biasanya ditampilkan dalam tabel kontingensi 2 x 2. Melalui
tabel tersebut dapat dillihat prevalens efek pada kelompok dengan / tanpa faktor risiko
yang selanjutnya dapat dihitung suatu rasio prevalens (RP). Rasio prevalens adalah
suatuperbandingan antara prevalensi efek pada kelompok dengan faktor risiko dengan
prevalensi efek pada kelompok tanpa faktor risiko.
Faktor Risiko Efek Jumlah
Ya (+) Tidak (-)
Ya (+) A B A+B
Tidak (-) C D C+D

Rasio prevalens : RP = A / (A + B) : C / (C + D)
Bila RP : > 1 = Faktor tersebut adalah faktor risiko
= 1 = Faktor tersebut bukan faktor risiko
< 1 = Faktor tersebut adalah faktor protektif
Ternyata desain potong-silang ini dapatdigunakan baik untuk penelitian analitik
maupun deskriptif. Contoh penelitian cross sectional analitik yaitu :

2
 Perbedaan kadar kolesterol antara usia di kota dan desa
 Perbedaan prevalensi asma antara perokok dan non perokok
 Peran kebiasaan merokok dalam terjadinya penyakit tuberkulosis paru
 Pengatuh malutrisi pada diare kronik
Dalam penelitian kedokteran / kesehatan, studi cross sectional meliputi sekitar
30% penelitian dan biasanya digunakan untuk mempelajari suatu penyakit yang memiliki
onset yang lama (slow onset) dan lama sakit (duration) yang lama. Sesuai dengan
namanya pada studi prevalens ini dinilai baik subjek yang baru an yang sudah lama
menderita penyakit atau kelainan yag diteliti.
 Kelebihan penelitian cross sectional yaitu :
1. Memungkinkan menggunakan populasi dari masyarakat umum, sehingga
generalisasinya cukup memadai
2. Relatif mudah, murah, hasil cepat diperoleh
3. Dapat digunakan untuk meneliti banyak variabel sekaligus
4. Tidak terancam loss to follow up
5. Dapat menjadi awal / dasar dari studi kohort atau eksperimental tanpa/dengan sedikit
tambahan biaya
 Kekurangan penelitian cross sectional
1. Sulit menentukan sebab akibat. Karena pengambilan data faktor risiko dan efek
dilakukan pada saat bersamaan (tidak jelas temporal relationship)
2. Memungkinkan terjadinya salah interprestasi karena kesempatan penderita yang
memiliki karakteristik cepat sembuh / cepat meninggal berbeda dengan yang memiliki
masa sakit panjang untuk ikut dalam penelitian ini
3. Perlu sampel dalam jumlah yangcukup besar
4. Tidak dapat menggambarkan patogenesis, insidens, maupun prognosis
5. Tidak praktis pada penelitian untuk kasus yang jarang.

3
2.3 Penelitian Kasus kontrol (case control study)
Jenis penelitian ini merupakan kebalikan dari penelitian kohort, yaitu peneliti
melakukan pengukuran pada variabel dependen terlebih dahulu (efek, misalnya asma
bronkial), sedangkan variabel independen ditelusuri secara retrospektif untuk menetukan
ada tidaknya faktor (variabel independen) yang berperan, misalnya minum susu buatan.
Pada kasus kontrol pengamatan yang dilkaukan pada variabel bebas dan variabel
terikat tidak dilakuka pada saat yang sama. Pada penelitian ini, peneliti pertama-tama
melakukan pengukuran variabel terikat, kemudian secara retrospektif baru mencari
variabel bebasnya.jadi,studi ini dapat dianggap sebagai studi longitudinal sebab subjek
diobservasi tidak pada satu saat saja, melainkan diikuti sampai periode tertentu. Sebagai
kontrol, dipilih subjek yang berasal dari populasi yang memiliki karakteristik sama
seperti kelompok kasus namun tidak memiliki variabel terikat. Pemilihan kelompok
kontrol ini dapat dilakukan dengan cara serasi maupun tidak.
Seperti pada studi potong silang,hasil pegukuran pada studi kasus kontrol
biasanya juga disusun dalam tabel 2 x 2. Pada studi ini peneliti dapat mencari hubungan
sebab akibat antara efek denga faktor risiko secara tidak langsung, yaitu melalui
perhitungan risiko relatif yang dinyatakan sebagai rasio odds. OR (Odds Ratio) adalah
perbandingan antarapeluang terjadinya sesuatu dengan peluang utuk tidak terjadinya
sesuatu. Dalam pelaksanaanya, ada beberapa tahapan pada penelitian kasus kontrol yaitu;
 Tahap I : Menentukan identifikasi masalah yang diikuti dengan membuat hipotesis
penelitian
 Tahap II : Menentukan populasi yang terdiri dari efek dan faktor risiko
 Tahap III : Menentukan populasi terjangkau dan sampel baik untuk kelompok kasus
maupun kelompok kontrol

4
 Tahap IV : Melakukan pengukuran variabel efek dan faktor risiko
 Tahap V : Melakukan analisis data
Tergantung dari ada atau tidaknya matching pada waktu menetapkan kelompok
kontrol, maka analisis pada studi kasus kontrol di bagi menjadi :
 Studi kasus kontrol tanpa matching
Faktor Risiko Efek Jumlah
Ya (+) Tidak (-)
Ya (+) A B A+B
Tidak (-) C D C+D
Bila RP : > 1 = Faktor tersebut adalah faktor risiko
= 1 = Faktor tersebut bukan faktor risiko
< 1 = Faktor tersebut adalah faktor protektif
Odds Ratio (OR) = (A / (A + B) : B / (A + B)) / (C / (C + D) : D / ( C + D))
=A/B:C/D
= AD / BC
 Studi kasus kotrol dengan matching
KASUS KONTROL
Risiko (+) Risiko (-)
Risiko (+) A B
Risiko (-) C D

Bila RP : > 1 = Faktor tersebut adalah faktor risiko

= 1 = Faktor tersebut bukan faktor risiko

< 1 = Faktor tersebut adalah faktor protektif


Dalam suatu kasus yang meyangkut masyarakat luas, maka diperlukan suatu
nulai population attributable risk (PAR) yang dapat menggambarkan seberapa besar
dampakyang terjadi pada masyarakat bila faktor risiko tersebut dihilangkan

PAR = p ( OR – 1 ) / 1 + p ( OR – 1 )
P = proporsi dari populasi yang terpajan, yaitu B / B + D

• Memilih Kasus
Tiga hal penting yang perlu diperhatikan dari kasus yaitu :
1. Kriteria Diagnosis

5
Kriteria diagnosis dan definisi operasional kasus harus dibuat sejelas jelasnya agar
tidak menimbulkan bias pengukuran (bias misklasifikasi).
2. Populasi Kasus
Populasi sumber kasus dapat berasal dari rumah sakit (hospital based), dan
populasi/masyarakat/komunitas (population based). Masing-masing ada keuntungan dan
kerugiannya.
3. Jenis data penyakit
Dalam pemilihan kasus jenis data penyakit yang digunakan sebaiknya adalah data
insiden.
 Memilih Kontrol
Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam memilih kontrol adalah
1. Karakter populasi sumber kasus
Kontrol yang terpilih tidak perlu mencerminkan populasi semua individu yang tak terkena
penyakit yang diteliti.
2. Matching
Untuk mendapatkan control yang baik ialah dengan cara melakukan matching yaitu
memilih control yang memiliki karakteristik yang sama dengan kasus dalam semua variabel
yang mungkin berperan sebagai faktor risiko kecuali variabel yang diteliti
3. Sumber Kontrol
Ada beberapa sumber populasi yang dapat digunakan untuk memilih kontrol, yaitu
a. Rumah sakit
Keuntungan memilih kontrol dari pasien rumah sakit :
2) Mudah dan murah
3) Karena dirawat di rumah sakit, pada umumnya mereka lebih menyadari berbagai
paparan faktor dan peristiwa yang pernah dialami ketimbang individu-individu sehat,
sehingga mengurangi bias mengingat kembali (recall bias)
4) Lebih kooperatif

 Contoh penelitian kasus kontrol


1. Hubungan antara perilaku Kesehatan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue
(DBD)
2. Hubungan faktor kualitas Lingkungan rumah dengan kejadian pneumonia pada
bayi

6
3. Hubungan antara merokok dengan kejadian kanker paru
4. Hubungan antara merokok dan silikosis dengan kejadian kanker paru pada pekerja
tambang
5. Hubungan antara sterilitas pemotongan tali pusat dengan kejadian tetanus
neonatorum dalam suatu populasi tertentu
 Kelebihan penelitian kasus kontrol :
1. Dapat digunakan untuk meneliti suatu kasus yang jarang atau penyakit yang
memiliki masa laten yang panjang
2. Hasil dapat diperoleh dengan cepat
3. Biaya penelitian relatif lebih sedikit
4. Jumlah subjek penelitian lebih sedikit
5. Dapat sekaligus mengidentifikasi beberapa faktor risiko
 Kekurangan penelitian kasus kontrol :
1. Terdapat recall bias dalam menentukan ada/tidaknya faktor risiko, karena
mengadalkan memori dari subjekpenelitian maupun data rekam medik yang
kurang akurat
2. Validasi dari informasi kadang-kadang sulit didapat
3. Sulit untuk meyakinkan bahwa natara kelompok kasus dengan kontrol memiliki
sumber bias yang setara
4. Tidak dapat memberikan incidence rates
5. Tidak dapat digunakan untuk menentukan lebih dari satu variabel dependen

7
2.4 Penelitian kohort (cohort study)
Menurut Sastroasmoro & Ismail (1995) istilah kohort berasal dari Romawi kuno
yang berarti sekelompok tentara yang maju berbaris ke medan perang. Jenis penelitian
ini merupakan penelitian epidemiologik noneksperimental yang mengkaji antara variabel
independen (faktor risiko) dan variabel dependen (efek/kejadian penyakit). Pendekatan
yang digunakan pada rancangan penelitian kohort adalah pendekatan waktu secara
longitudinal atau time period approach. Sehingga jenis penelitian ini disebut juga
penelitian prospektif. Menurut Sastroasmoro & Ismail (1995) peneliti mengobservasi
variabel independen terlebih dahulu (faktor risiko), kemudian subjek diikuti sampai
waktu tertentu untuk melihat terjadinya pengaruh pada variabel dependen (efek atau
penyakit yang diteliti).
Rancangan kohor adalah rancangan penelitian observasional yang digunakan
untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko dan penyakit dengan
pengamatan longitudinal ke depan, dengan pendekatan prospektif. Faktor risiko yang
hendak dipelajari korelasinya dengan penyakit tertentu diidentifikasi terlebih dahulu,
kemudian dikuti secara prospektif ke depan apakah muncul efek (penyakit atau masalah
kesehatan) tertentu.
Kesimpulan penelitian diketahui dengan membandingkan proporsi subjek yang
menjadi sakit atau status positif pada variabel efek atau variabel terikat diantara subjek
dengan faktor risiko positif dengan kelompok subjek yang sakit diantara subjek dengan
faktor risiko negatif. Secara skematis rancangan penelitian kohor dapat digambarkan
sebagai berikut

8
Alur desain kohort
Seperti terlihat pada skema rancangan penelitian kohor, jumlah faktor risiko yang
dipelajari dapat dibatasi. Pembatasan jumlah faktor risiko atau variabel bebas merupakan
salah satu hal yang dapat meningkatkan potensi rancangan kohor dalam mengeksplorasi
korelasi antara faktor risiko sebagai variabel bebas dan efek sebagai variabel terikat.
Kondisi itu membuat rancangan kohor sebagai rancangan observasional yang paling
valid dalam mengkaji faktor ‘etiologi’ dan perkembangan suatu penyakit. Hal lain yang
memperkuat rancangan ini adalah dapat diikutinya secara longitudinal pengaruh faktor
risiko dari satu waktu ke waktu lain, sehingga memberi gambaran yang lebih jelas
tentang pengaruhnya terhadap kejadian efek penyakit dapat diketahui secara lebih tepat.

A . Langkah-langkah desain penelitian kohort


Langkah-langkah desain penelitian kohort:
a. Menetapkan pertanyaan penelitian & hipotesis
b. Menetapkan kohort
c. Memilih kelompok kontrol
d. Mengidentifikasi variabel penelitian
e. Mengamati timbulnya efek
f. Menganalisis hasil

B. Memilih Kelompok Terpapar


Kelompok terpapar adalah suatu kelompok dari populasi yang anggotanya telah
terpapar faktor risiko yang dimaksud. Kelompok terpapar dapat diperoleh dari dua
sumber,
yaitu populasi umum dan populasi khusus. Populasi umum dapat digunakan jika:
a. Prevalensi paparan pada populasi cukup tinggi
b. Mempunyai batas geografik yang jelas
c. Secara demografik stabil
d. Ketersediaan catatan demografik yang lengkap dan up to date

C. Kelompok Tidak Terpapar


Kelompok tidak terpapar adalah suatu kelompok dari populasi yang anggotanya tidak
terpapar faktor yang sedang diteliti. Kelompok tidak terpapar dapat berasal dari :
a. Internal Comparison

9
Baik exposed group maupun non exposed group berasal dari populasi yang sama (single
population)
b. External Comparison
Pada suatu studi dimana exposed group terpapar pada faktor yang spesifik seperti
lingkungan pekerjaan, lingkungan dengan polusi tinggi, mencari anggota non exposed
sulit pada populasi tersebut. Kelompok pembanding (non exposed) diambil dari populasi
umum dimana anggota exposed tinggal dan tidak bekerja pada lingkungan yang sama
dengan exposed group, dengan syarat antara exposed group dan non exposed group harus
komparabel.
c. Population Comparison
Kelompok kohort pembanding (non exposed) dapat berasal dari populasi umum dengan
syarat data outcome dari populasi umum tadi telah diketahui/telah ada seperti insiden
atau mortalitas

D. Analisis Kohort
Ukuran derajat kesehatan yang digunakan dalam desain penelitian kohort adalah Relative
Risk atau risiko relative (RR), yang perhitungannya adalah sebagai berikut:
Tabel 7 Perhitungan Nilai RR untuk Desain Kohort
Faktor resiko Efek
YA TIDAK JUMLAH
YA A B A+B
TIDAK C D

Relatif risk =

RR =

Interpretasi nilai RR sebagai berikut:


RR = 1 , maka faktor yang diteliti bukan sebagai factor risiko
RR<1 , maka faktor yang diteliti (faktor risiko) merupakan faktor protektif (pencegah
terjadinya efek)
RR>1 , maka faktor yang diteliti (faktor risiko) merupakan faktor penyebab

10
 Kelebihan desain penelitian kohort:
a. Desain terbaik dalam menentukan insidens dan perjalanan penyakit
b. Dapat menentukan kasus yang fatal / progresif
c. Dapat meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu faktor risiko tertentu
d. Dapat meneliti berbagai masalah kesehatan yang makin meningkat

 Kekurangan desain penelitian kohort:


a. Memerlukan waktu yang lama dan biaya mahal
b. Seringkali rumit
c. Kurang efisien untuk meneliti kasus yang jarang terjadi
d. Terancam terjadinya drop out atau terjadinya perubahan intensitas pajanan
e. Dapat menimbulkan maslh etika, karena membiarkan subjek terpajan faktor yang
dicurigai sebagai faktor risiko

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
penelitian analitik merupakan penelitian mencari hubungan antar variabel, yaitu
dengan melakukan analisis terhadap data yang dikumpulkan. desain penelitian analitik
dibagi 3 jenis yaitu;

11
1. penelitian cross sectional study merupakan penelitian yang dilakukan observasi atau
pengukuran variabel pada saat itu dan dilakukan hanya 1 kali. penelitian
2. penelitian case control study merupakan penelitian yang dilakukan dengan pengkuran
variabel dependen terlebih dahulu, kemudian variabel independen nya ditelusuri secara
retrospektif
3. penelitian cohort study merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengobservasi
variabel independen terlebih dahulu, kemudian subjek diikuti sampai waktu tertentu
untuk melihat terjadinya pengaruh variabel dependen

DAFTAR PUSTAKA

Diana Krisanti Jasaputra, Slamet Santosa. (2008). Metode Penelitian Biomedis edisi 2.
Bandung: Danamartha Sejahtera Utama.
Irmawartini, Nurhaedah. (2017). bahan ajar kesehatan lingkungan metodologi penelitian.
Jakarta: BPPSDMK.
Nursalam. (2016). Metodologi penelitian ilmu keperawatan pendekatan praktis edisi 4.
Jakarta : salemba medika.

12
Surahman, Mochamad Rachmat, Sudibyo Supardi. (2016). Modul bahan ajar cetak farmasi
metodologi penelitian. Jakarta: BPPSDMK.
Wahyu Mahardika. (2009). Hubungan antara Perilaku Kesehatan dengan Kejadian Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Cepiring Kecamatan Cepiring
Kabupaten Kendal Tahun 2009. Skripsi, 138.

13

Anda mungkin juga menyukai