Anda di halaman 1dari 32

ANALISIS KEPIMPINAN DAN BERFIKIR SISTEM

PUSKESMAS KASSI – KASSI KOTA MAKASSAR

OLEH :

NURMILA
Nim : 091058122005

PROGRAM STUDY ADMINISTRASI KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDENREANG RAPPANG
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................3
A. Kepemimpinan.......................................................................................................3
B. Berfikir Sistem........................................................................................................4
C. Kepemimpinan Berfikir Sistem Keshatan Masyarakat............................................4
BAB II..................................................................................................................................6
ANALISIS SITUASI DI PUSKESMAS KASSI – KASSI................................................................6
A. Kepemimpinan Puskesmas Kassi – Kassi................................................................6
B. Berfikir Sistem Kesehatan Masyarakat.................................................................11
C. Sistem Kesehatan Masyarakat..............................................................................12
D. Kemitraan.............................................................................................................16
E. Kinerja Organisasi................................................................................................17
F. Sistem Hukum dan Politik dalam Perubahan Organisasi......................................21
G. Etika Organisasi....................................................................................................23
H. Budaya Organisasi................................................................................................26
BAB III...............................................................................................................................27
ANALISIS KEPEMPINAN ( PERSON )..................................................................................27
A. Analisis Kepemimpinanan Kepala Desa Mattombang Kecamatan MattiroSompe
Kabupaten Pinrang,......................................................................................................27
BAB IV..............................................................................................................................30
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................31
BAB I

PENDAHULUAN
A. Kepemimpinan

Kepemimpinan secara umum didefinisikan sebagai kemampuan dalam kesiapan

yandimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak,

menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau

kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya terbuat sesuatu yang

dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan (Azis, Bur,

and Penulis 2022)

Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi, mengarahkan,

danmengoordinasi-kan segala kegiatan organisasi atau kelompok untuk mencapai

tujuanorganisasi dan kelompok. Kepemimpinan dijelaskan sebagai proses di mana

seorangmemengaruhi sekelompok individu untuk mencapai tujuan bersama. Definisi

tersebutmencakup 3 komponen: (a) Kepemimpinan adalah proses, (b) kepemimpinan

terdapatdalam kelompok, dan (c) kepemimpinan melibatkan tujuan yang sama

(Northouse, 2013 dalam Su’Ud, 2015).

Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting di dalam suatu

organisasi.Para ahli dalam bidang organisasi umumnya mengajukan pengertian

tersendiri mengenai kepemimpinan. Kepemimpinan didefinisikan ke dalam ciri

individual, kebiasaan, caramempengaruhi orang lain, interaksi, kedudukan dalam

administrasi, dan persepsi mengenai pengaruh yang sah (Sholihah & Haksama, 2014)

Pemimpin itu dipelukan karena keperluan suatu institusi atau organisai untuk

mencapai tujuannya yang harus di pimpinnya yang disebut kepemimpinannya, maka

kepemimpinan merupakan sebuah tindakan atau prilaku dari pemimpin untuk

mencapai tujuan dari institusi atau organisasi. (Afandi 2013)


B. Berfikir Sistem

Berpikir sistem adalah salah satu pendekatan yang diperlukan agar manusia dapat

memandang persoalan-persoalan dunia ini dengan lebih menyeluruh dan dengan

demikian pengambilan keputusan dan pilihan aksi dapat dibuat lebih terarah kepada

sumber-sumber persoalan yang akan mengubah sistem secara efektif (Hidayatno,

2016).

Syarat awal untuk memulai system thinking adalah adanya kesadaran untuk

mengapresiasi dan memikirkan sesuatu kejadian sebagai sebuah sitem(system

approach).Kejadian apapun, baik fisik maupun non fisik, dipikirkansebagai unjuk

kerja dan keseluruhan interaksi antara bats lingkungan tertentu(Forrester, 1968).

Rohmadi menyatakan bahwa proses dari berpikir system akan melahirkan sebuah

hasil pikir yang nantinya berefek kepada suatu tindakan atau perilaku (Rohmadi,

2018). Sedangkan menurut Adetary, maka berpikir system berdampak kepada

serangkaian pemikiran yang membentuk kebiasaan berpikir seseorang (Mindset ) atau

cara pandang seseorang sebagai implikasi dari pemahaman terhadap suatu objek

pikiran dalam merespon suatu permasalahan (Adetary, 2016).

C. Kepemimpinan Berfikir Sistem Keshatan Masyarakat

Pendekatan manusia untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dapat

dilakukandengan pendekatan dari kader kesehatan. Kader kesehatan yang berada di

sekitar masyarakat wajib mempunyai bekal tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap

kesehatan yang terjadi dikalangan masyarakat. Kader ini adalah kepanjangan tangan

dari puskesmas atau Dinas Kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Kader

dianggap sebagai rujukan dalam penanganan berbagai masalah kesehatan

(Trisnawati, 2008)
Kader kesehatan masyarakat bertanggung jawab terhadap masyarakat setempat

serta pimpinan-pimpinan yang ditunjuk oleh pusat-pusat kesehatan. Diharapkan

mereka dapat melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh para pembimbing dalam

jalinan kerja dari sabuah tim kesehatan. Para kader kesehatan masyarakat itu mungkin

saja bekerja secara full time atau part time dalam bidang pelayanan kesehatan, dan

mereka tidak dibayar dengan uang atau bentuk lainnya. oleh masyarakat setempat

atau oleh puskesmas (Meilani, 2009).

Komunikasi antara kader kesehatan dan masyarakat merupakan komponen paling

penting dan merupakan poin penting dalam memberikan pengetahuan tentang

kesehatan. Keefektifan komunikasi yang baik antara kader kesehatan dan mayarakat

akan menciptakan keberhasilan dalam proses perubahan perilaku, perubahan perilaku

bertujuan untuk meningkatan status kesehatan masyarakat.

Agar komunikasi dapat efektif perlu diperhatikan beberapa prinsip komunikasi

efektif (Lestari, 2006). Prinsip prinsip komunikasi efektif meliputi: Mendengarkan

dengan aktif

1. Berbicara dengan efektif

2. Keterampilan berbicara

3. Gaya berbicara
BAB II

ANALISIS SITUASI DI PUSKESMAS KASSI – KASSI

A. Kepemimpinan Puskesmas Kassi – Kassi

Kepala Puskesmas merupakan pemimpin tertinggi di puskesmas. Peraturan

MenteriKesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang pusat

Kesehatan masyarakat pasal 33 puskeasmas dipimpin oleh seorang kepala

puskesmas . Kepemimpinan memiliki peranan yang penting karena

pemimpin dapat menpengaruhi perilaku pegawai dalam bekerja untuk

mendorong tercapai tujuan organisasi. Kepemimpinana yang efektif adalah

perilaku pimpinan yang mengarahkan pegawainya mencapai sasaran bersama

sesuai dengan kehendak pemimpin tanpa mengabaikan kepuasan pegawainya

(makatumpia , 2012)

Para pemimpin yang efektif senantiasa fleksibel ketika memutuskan gaya

kepemimpinan yang akan dipakainya untuk mempengaruhi kelompoknya

pada suatu saa tertentu. Gaya kepemimpinan secara signifikan mempengaruhi

motivasi kerja maupunkinerja karyawan, dan motivasi kerja secara signifikan

mempengaruhi kinerja karyawan(kaimuddin,2010).

Konsep Kepala Puskesmas Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik

NO.75 tahun 2014 tentang pusat Kesehatan masyarakat pasal 33 puskesmas

dipimpin oleh kepala puskesmas . Kepala Puskesmas sebagaimana dimaksud

merupakanseorang Tenaga Kesehatan dengan kriteria sebagai berikut ;

a. Tingkat Pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi

manajemen kesehatan masyarakat ;

b. masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun ; dan

c. telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.


Kepala Puskesmas adalah penanggung jawab pembangunan kesehatan di

tingkatkecamatan, Sedangkan Dokter Puskesmas adalah tenaga kesehatan

yang berkerja diPuskesmas yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang

dan hak secara penuh oleh pejabatyang berwenang untuk melakukan kegiatan

pelayanan kesehatan kepada Masyarakat padasarana pelayanan kesehatan

(Kemenkes, 2015)

Kepala puskesmas Kassi – Kassi adalah Dr. Mariathy Jassin, M.Kes yang

mimiliki tujuan Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu yang

dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat wilayah kerja puskesmas

sehingga masyarakat dapat sehat secara mandiri.

Berdasarkan hasil dari beberapa sumber di media sosial dapat disimpulkan

bahwa untuk efektivitas kinerja pegawai puskesmas sudah sangat maksimal,

dapat dilihat dari pelayanan yang sangat lengkap di tambah dengan tenaga

kesehatan yang ada di puskesmas cukup banyak sehingga dapat

memaksimalkan setiap pekerjaan yang di berikan. Selain itu puskesmas Kassi

– Kassi juga telah mendapat predikat terakreditasi oleh Kementerian

Kesehatan (Kemenkes) RI dan meraih predikat tertinggi yakni Paripurna .

Peranan Kepemimpinan Kepala Puskesmas dalam Meningkatkan Kinerja

Aparatur Sipil Negara Pada Puskesmas Kassi – Kassi Makassar ;

1. Kepala Puskesmas berperan mengambil dan menjalankan keputusan

Kepemimpinan memiliki peranan yang penting karena pemimpin dapat

menpengaruhi perilaku pegawai dalam bekerja untuk mendorong tercapai

tujuan organisasi. Kepemimpinan yang efektif adalah perilaku pimpinan


yang dapat mengarahkan pegawainya mencapai sasaran bersama sesuai

dengan kehendak pemimpin tanpa mengabaikan kepuasan pegawainya.

Hal tersebut berarti seorang pemimpin juga harus memperhatikan

kepuasan kerja pegawainya

Sesuai dengan tanggungjawab seorang kepala puskesmas yaitu

mengkoordinir penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas berdasarkan

data program Dinas Kesehatan dan juga mempunyai tugas pokok dan

fungsi memimpin, mengawasi dan mengkoordinir. Jadi peran soerang

kepala puskesmas untuk mengambil serta menjalankan kebijakan

menentukan kinerja pegawai yang ada di Puskesmas Kassi – Kassi yang

ada di Makassar dimana setiap tindakan dan keputusan yang diambil

mempunyai konsekuensi dan resiko tersendiri.

2. Kepala Puskesmas berperan memimpin penyelenggaraan pelayanan

Tugas Kepala Puskesmas disamping mengambil keputusan dan

kebijakan, kepala puskesmas juga Memimpin urusan tata usaha, unit-unit

pelayanan, puskesmas pembantu, ponkesdes dan staf Puskesmas dalam

melaksanakan tugas pelayanan.

Terbukti dari Pelaksanaan kegiatan rutin Puskesmas Kassi kassi, loka

karya mini pada bulan November 2019, merupakan kegiatan bulanan

yang dilakukan oleh Puskesmas Kassi kassi untuk membahas

permasalahan yang ada di puskesmas kassi kassi, kegiatan ini juga

merupakan sarana untuk mengkordinasikan sistem yang berjalan di


puskesmas yang dipimpin langsung oleh kepala puskesmas kassi kassi,

dr.Hj.Mariathy Jassin,M.Kes,

3. Kepala Puskesmas berperan mengorganisasikan program-program di

puskesmas

Kepala Puskesmas bertanggung jawab atas penyelenggaraan

pelaksanaan program-program di puskesmas. Puskesmas sangat

mengharapkan mempunyai pengorganisasian yang baik dalam pekerjaan

program yang ada, hal itu tentunya supaya semua tujuan program dapat

tercapai dengan baik. Kepala Puskesmas diharapkan mampu untuk

mengkoordinir dan mampu untuk mengajak para pegawainya untuk

bekerja sama dan terlibat langsung dalam pelaksanaan program kerja

yang ada dipuskemas.

4. Kepala Puskesmas berperan dalam penetapan kebijakan

Kepala Puskesmas juga memimpin pelaksanan kegiatan di puskesmas

melakukan penyelenggaraan pertemuan berkala (Mini Lokakarya) dan

membangun kerjasama dengan berbagai pihak terkait di kecamatan,

lintas sektor, penyediaan pelayanan kesehatan tingkat pertama swasta,

perencanaan masyarakat.

Diliput dari web resmi puskesmas Kassi – Kassi ada beberapa point

kebijakan yang telah ditetapkan oleh Dr. Mariathy Jassin, M.Kes selaku

kepala puskesmas yakni – yakni :


1. Memberi pelayanan kesehatan yang profesional sesuai standar mutu

secara menyeluruh dan komprehensif. 

2. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional untuk

kemandirian puskesmas. 

3. Melakukan audit tentang mutu pelayanan secara berkesinambungan. 

4. Mengembangkan sarana dan prasarana yang mengutamakan

pelayanan kesehatan yang bermutu. 

5. Mengembangkan sistem manajemen yang berbasis informasi

teknologi yang handal, efisien,akuntabel dan transparansi. 

6. Mengembangkan sistem manajemen yang berbasis informasi

teknologi yang handal, efisien,akuntabel dan transparansi. 

7. Memberdayakan potensi keluarga untuk mewujudkan masyarakat

yang sehat dan mandiri.

Adanya program pelayanan kesehatan adalah semata-mata untuk

memberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan.

Sangat diharapkan dalam penentuan suatu kebijakan, seorang pemimpin

selalu mendahulukan kepentingan bersama sebagai sasaran utama yang

akan dicapai, tanpa ada pihak yang merasa diuntungkan atau dirugikan.

5. Kepala Puskesmas berperan dalam memotivasi pegawai

Dalam perencanaan dan prosedur penyelesaian masalah penting tidak

hanya memotivasi mereka, tetapi juga mengajarkan seluk-beluk faktor-

faktor pengambilan keputusan utama ini. Selain itu, ini akan membantu

semua orang untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang

peran mereka dalam organisasi. Komunikasi akan tidak ambigu dan

tentunya akan menarik pengakuan dan penghargaan dari pemimpin.


Selain itu, motivasi dan kepemimpinan yang handal juga tergambarkan

dalam mengembangkan semangat ke pegawai agar berdampak besar pada

kesejahteraan organisasi. Keadaan perasaan seseorang membentuk

tatanan semangatnya. Tindakan dan keputusan seorang pemimpin

memengaruhi semangat bawahannya. Karena itu, dia harus selalu sadar

akan keputusan dan kegiatannya. Semangat tim adalah jiwa organisasi.

Dr. Mariathy Jassin, M.Kes menetapkan 6 poin budaya kerja untuk

pegawai puskesmas Kassi – Kassi yakni ;

1. Senyum dan sapa memberi pelayanan 

2. Ramah kepada semua pengunjung 

3. Empati kepada pasien 

4. Kedisiplinan dijunjung tinggi 

5. Ikhlas melaksanakan pekerjaan 

6. Sigap dan tanggap permasalahan kesehatan

B. Berfikir Sistem Kesehatan Masyarakat

Pendekatan manusia untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan dapat dilakukan dengan pendekatan dari kader kesehatan..

Kader ini adalah kepanjangan tangan dari puskesmas atau Dinas Kesehatan

kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Kader dianggap sebagai rujukan

dalam penanganan berbagai masalah kesehatan (Trisnawati, 2008)

Komunikasi antar kader dan masyarakat merupakan komponen paling

penting dan merupakan poin penting dalam memberikan pengetahuan

tentang kesehatan. Keefektifan komunikasi yang baik antara kader kesehatan

dan mayarakat akan menciptakan keberhasilan dalam proses perubahan


perilaku, perubahan perilaku bertujuan untuk meningkatan status kesehatan

masyarakat.

Kader kesehatan masyarakat bertanggung jawab terhadap masyarakat

setempat serta pimpinan-pimpinan yang ditunjuk oleh pusat-pusat kesehatan.

Diharapkan mereka dapat melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh para

pembimbing dalam jalinan kerjadari sabuah tim kesehatan. Para kader

kesehatan masyarakat itu mungkin saja bekerjasecara full time atau part time

dalam bidang pelayanan kesehatan, dan mereka tidak dibayar dengan uang

atau bentuk lainnya. oleh masyarakat setempat atau olehpuskesmas (Meilani,

2009)

Salah satu cara melakukan pendekatan antara kader Kesehatan dengan

masyarakat adalah pada saat imunisasi dan pada saat melakukan promosi

Kesehatan.Salah satu kegiatan imunisasi yang pernah dilakukan oleh

puskesmas Kassi – Kassi adalah Kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah

Kegiatan Bulan Imunisasi anak sekolah merupakan program dari

pemerintah, dimana kegiatan ini dilakukan setiap tahun oleh seluruh

puskesmas di indonesia. kegiatan ini bertujuan untuk memberikan imunisasi

campak dan HPV pada siswa/siswi kelas 1 untuk imunisasi campak, dan

HPV untuk siswi kelas 5 dan 6.

C. Sistem Kesehatan Masyarakat

WHO mendefinisikan sistem kesehatan sebagai seluruh kegiatan yang

mana mempunyai maksud utama untuk meningkatkan dan

memelihara kesehatan. Sistem Kesehatan. Sistem kesehatan paling tidak

mempunyai 4 fungsi pokok yaitu: Pelayanan kesehatan, pembiayaan

kesehatan, penyediaan sumber daya dan stewardship/ regulator.


Sistem pelayanan kesehatan puskesmas dapat dilihat 5 dari dimensi

Menurut Levey dan Loomba 2000 input, proses, output, dampak, umpan

balik.

1. Input

Input yang dimaksud disini adalah saran fisik, Perlengkapan dan

perlatan, Organisasi dan manajemen, Keuangan, serta sumber daya

manusia dipuskesmas beberapa aspek penting yang harus mendapat

perhatian dalam hal ini adalah kejujuran, dan efisiensi, serta kuantitas,

efektifitas dan kualitas dari masukan yang ada.

Ditinjau dari Input sistem pelayanan kesehatan puskesmas Kassi –

Kassi telah berjalan dengan baik dilihat dari banyaknya sumber daya

manusia yang telah memadai puskesmas Kassi- Kassi dimana kualitas

dari sumber daya manusia berkaitan dan ketermpilan, profesionalitas,

kompeten dalam bidangnya, .

Selan itu dari segi fasilitas saran dan prasarana yang lengkap seperti

ketersediaan obat-obat yang sudah sangat memadai dan ruang tindakan

untuk pelayanan kepada masyarakat yang sudah sangat lengkap. Dilipiut

dari web puskesmas Kassi – Kassi Ruang pelayanan Kesehatan di

puskesmas tersebut kurang lebih ada 17 runag untuk pelayanan

kesehatan dan ini memberikan pelayanan kepada masyarakat menjadi

lebih efeltif efektif

2. Proses

Proses menggambarkan interaksi profesional antara pemberi pelayanan

dengan konsumen (pasien/masyarakat) (Depkes RI, 200). Suatu kegiatan


yang berjalanantara dokter dan pasien. Semua kegiatan dokter dan

tenaga profesi lainnya. Dan proses yaitu semua kegiatan system.

Dilihat dari proses, berdasarkan dari beberapa sumber informasi

dimedia sosial program – program yang telah dibuat oleh puskesmas

Kassi – Kassi sudah efektif dan telah terlaksana dengan baik .

Salah satu program puskesmas Kassi yang telah terlaksana adalah

program Home Care. Fasilitas ini bertujuan mendekatkan akses

pelayanan dasar dan menjadi filter pelayanan kesehatan agar rumah sakit

tidak lagi menjadi Puskesmas raksasa tapi lebih berfungsi menjadi

rumah sakit rujukan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar dr.

Naisyah Tun Azikin, M.Kes

Fasilitas lain yang disiapkan adalah mobil Home Care yang diberi

nama Dottoro’ta yang berarti dokter kita. Mobil yang layaknya

Puskesmas berjalan itu memiliki fasilitas pertolongan pertama yang

canggih.Di dalam mobil mini van itu terdapat monitor dan GPS agar bisa

cepat sampai di lokasi tujuan. Selain itu, ada EKG -pengukur kinerja

jantung- dan USG yang datanya langsung terhubung ke Puskesmas. Ada

pula peralatan standar lain seperti stetoskop, tensimeter, obat-obatan

generik dan peralatan lainnya. “Jadi pasien yang dirawat oleh mobil

Home Care dapat segera tahu penyakit apa yang diderita. Telemedicine

itu juga tersambung langsung dengan dokter secara online,” 

Melalui home care 24 jam, ia yakin dapat membantu 6 kelurahan atau

83.000 warga yang dinaungi Puskesmas Kassi-Kassi. Hal ini terbukti dari

jumlah kunjungan sakit 35.430. Program inovatif Puskesmas Kassi-Kassi

lainnya adalah Lorong Sehat dan Posyandu Bunda.


3. Output

Output memberikan penjelasan bahwa secara tidak langsung dapat

digunakan sebagai pendekatan untuk menilai pelayanan kesehatan.

Menurut Levey dan Loomba (2000), mengatakan bahwa Hasil yang

diperoleh dari sebuah proses,dalam system pelayanan kesehatan hasilnya

dapat berupa pelayanan kesehatan yang berkualitas ,efektif dan efisien

serta dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga, pasien

sembuh dan sehat secara optimal.

Ditinjau dari hasil sistem pelayanan kesehatan puskesmas Kassi –

Kassi hasil pelayanan yang sudah sangat baik , mulai dari ruang

tindakan yang lengkap dan ketersediaan obat membuat pelayanan

Kesehatan di puskesmas Kassi – Kassi jauh lebih efektif .

Berdasarkan dari beberapa sumber di media sosial pelayanan yang

diberikan pegawai puskesmas Kassi- Kassi sudah sangat bai karena dari

segi fasilitas saja sudah sangat lengkap. Ini juga terbukti dari pencapaian

puskesmas Kassi – Kassi yang telah terakreditasi paripuna oleh

KEMENKES RI .

4. Dampak

Menurut Levey dan Loomba (2000) mengatakan dampak merupakan

akibat yang dihasilkan sebuah hasil dari sistem, yang terjadi relative

lama waktunya setelah hasil dicapai. Sebagaiman dalam sistem

pelayanan kesehatan, maka dampaknya akan menjadikan masyarakat

sehat dan mengurangi angka kesakitan dan kematian karena pelayanan

terjangkau oleh masyarakat.


Dari Input dan output yang telah optimal dampaknya karena

disebabkan sumber daya manusianya yang sudah memenuhi

kapasitasnya dan fasilitas sarana dan prasarana yang sudah memadai, ini

menjadi dampak terlihat sangat efektif.

Semoga kedepannya puskesmas Kassi – Kassi tetap mempertahakan

fasilitas yang ada. Agar tetap berdampak baik dimasyarakat. Tentunya

hal ini sangat bermanfaat bagi masyarakat dan dapat mengurangi angka

kematian dan kesakitan.

5. Umpan Balik

Menurut Levey dan Loomba (2000) Merupakan suatu hasil yang

sekaligus menjadikan masukan dan ini terjadi dari sebuah sistem yang

saling berhubungan dan saling mempengaruhi umpan balik dalam sistem

pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan yang juga

dapat menjadikan input yang selalu meningkat.

Dilihat dari Umpan balik Sistem pelayanan kesehatan puskesmas

Kassi – Kassi , pelayanan yang di sudah sangat efektif. baik dalam

bentuk sarana dan prasarana. , Selain itu Promosi Kesehatan juga telah

terjadwal di puksesmas Kassi – Kassi ini dapat diliat dari web resmi

puskesmas Kassi – Kassi . Kegiatan ini tentu sangat berdampak baik

kepada Kesehatan masyarakat .

D. Kemitraan

Kemitraan merupakan suatu kerjasama formal antara individu-individu,

kelompok-kelompok atau organisasiorganisasi untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. 1 Kemitraan antara puskesmas dan sekolah dilakukan melalui


program yang digiatkan untuk meningkatkan derajat kesehatan pada anak

usia sekolah.

Dalam menjalankan program imunisasi yan gefektif dan efisien, perlu

adanya dukungan baik dariPuskesmas selaku provider  maupun dari

masyarakat.Dalam kehidupan sehari-hari, istilah kemitraan lebih dikenal

dengan istilah gotong royong yang diartikan melibatkan seluruh warg

amasyarakat. Kemitraan merupakan upaya yangmelibatkan berbagai

komponen,yaitumasyarakat,lembaga pemerintah dan non - pemerintah untuk

bekerja sama dalam mencapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan

kesepakatan, prinsip, sertaperan dari masing-masing pihak. Kegiatan

imunisasi sebagai salah satu prioritasutama dari Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia,

Salah satu program kemitraan puskesmas Kassi – Kassi adalah pelaksanaan

Bulan imunisasi Anak Sekolah ( BIAS) . Kegiatan Bulan Imunisasi anak

sekolah merupakan program dari pemerintah, dimana kegiatan ini dilakukan

setiap tahun oleh seluruh puskesmas di Indonesia termasuk puskesmas Kassi

– Kassi kegiatan ini bertujuan untuk memberikan imunisasi campak dan

HPV pada siswa/siswi kelas 1 untuk imunisasi campak, dan HPV untuk siswi

kelas 5 dan 6. jumlah sasaran Sekolah Dasar untuk wilayah kerja puskesmas

kassi kassi adalah 25 SD .

E. Kinerja Organisasi

Kinerja organisasi adalah gambaran mengenai tingkat pencapain

pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran,

tujuan, misi dan visi. kinerja organisasi merupakan tolak ukur keberhasilan

organisasi yang tak terlepas dari hasil capaian kinerja organisasi sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Begitu pula untuk

mengetahui kinerja organisasi pada puskesmas Kassi – Kassi dapat dilihat

dari sejauh mana UPT Puskesmas Kassi – Kassi tugas dan fungsinya.

Untuk melihat kinerja organisasi pada UPT Puskesmas Kassi – Kassi

dapat dilihat dari beberapa indikator.. Dimana 5 (lima) indikator dalam

pengukuran kinerja organisasi yaitu :

1. Produktivitas

Produktivitas merupakan salah satu tolak ukur untuk melihat

sejauhmana kinerja dari pada pelaksana kegiatan pelayanan publik,

dimana konsep kerja tidak hanya mengukur tingkat efektivitas

tetapi juga efesiensi pelayanan. Produktivitas pada umumnya

dipahami sebagai rasio antara input dan output.Pelayanan yang

diberikan oleh UPT Puskesmas Kassi – Kassi yaitu upaya

pelayanan kesehatan perseorangan (UKP) dan upaya kesehatan

masyarakat (UKM)Di liput dari web resmi lansung puskesmas Kassi –

Kasso Jadwal UKP dan UKM telah terjadwal dengan baik.

2. Kualitas Layanan

Kualitas pelayanan yang dimaksud tidak hanya kepuasan masyarakat

terhadap pelayanan yang diterima oleh masyarakat, tetapi lebih

kepada kemampuan pegawai dan honorer pada UPT Puskesmas

Kassi – Kassi memahami petunjuk kerja dalam melayani serta

memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar operasional

prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.


Berdasarkan dari beberapa sumber informasi di media sosial gambaran

kenyamanan pelayanan di rawat jalan puskesmas Kassi Kassi termasuk

dalam kategori cukup nyaman. 99 (96,1%) pasien dari 103 pasien

menyatakan sangat merasa puas dengan kenyamanan pelayanan

Kenyamanan yang termasuk seperti pasien tidak jenuh ketika menunggu,

penampilan petugas kesehatan yang rapi dan sopan, suasan ditempat

pelayanan yang bersih dan sejuk serta dilengkapi dengan alat pendingin

(AC), pasien merasa nyaman dan puas terhadap pelayanan yang diberikan

oleh petugas kesehatan dan puskesmas menyediakan fasilitas kursi duduk

disetiap pelayanan.

3. Responsivitas

Responsivitas merupakan bentuk kepekaan dan kemampuan sumber

daya dalam menyelenggarakan pelayanan. Responsivitas mengacu

kepada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan yang

diberikan oleh organisasi/instansi public.

Berdasarkan dari beberapa sumber informasi di media sosial gambaran

keramahan petugas di rawat jalan puskesmas Kassi Kassi termasuk dalam

kategori cukup ramah. 101 (98,1%) pasien dari 103 pasien menyatakan

merasa puas dengan keramahan petugas, mereka mengatakan para

petugas kesehatan selalu sopan terhadap pasien terutama terhadap

pasien yang lebih tua, murah senyum dan lembut dalam bertutur kata.

Mereka juga menyatakan petugas kesehatan yang memiliki tingkat

keramahan yang baik dalam melaksanakan pelayanan terhadap pasien

itu memiliki rasa empati yang baik.


4. Responsibilitas

Responsibilitas adalah yang berkaitan dengan pelaksanan kegiatan

organisasi yang dilakukan sesuai dengan kebijakan organisasi

dalam menjalankan tugas dan fungsi organisasi.Terkait dengan

responsibilitas dalam penyelenggaraan pelayanan puskesmas Kassi – Kassi

, maka seluruh bentuk pelayanan harus mengacu pada standar

kebijakan yang di operasionalisasikan dalam standar operasional

pelayanan (SOP).

Berdasarkan dari beberapa sumber informasi di media sosial gambaran

keterampilan petugas di rawat jalan puskesmas Kassi Kassi termasuk

dalam kategori cukup terampil. 102 (99,0%) pasien dari 103 pasien

menyatakan bahwa keterampilan petugas yang ada di Puskesmas Kassi

Kassi cukup terampil, mereka mengatakan bahwa petugas kesehatan

terampil dalam memberikan pelayanan dan mampu berkomunikasi dengan

baik sehingga pasien dengan mudah percaya terhadap pelayanan yang

diberikan.

Keterampilan petugas kesehatan tentunya didorong oleh tingkat

pengetahuan yang tinggi sehingga mereka mampu memberi pemahaman

yang baik terhadap pasien. Keterampilan petugas yang dimaksud dalam

adalah memiliki kemampuan pelayanan yang dapat dipercaya, sangat

terampil dalam memberikan pelayanan, petugas kesehatan memiliki

kemampuan berkomunikasi lisan yang sangat baik. Petugas kesehatan

selalu memberikan perhatian ekstra kepada pasien dan kemampuan bekerja

sama dengan petugas kesehatan lainnya.


5. Akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan suatu pertanggungjawaban dalam

menjalankan tugas dan tanggungjawabannya sesuai dengan peraturan

dan ketentuan yang berlaku dengan selalu menjaga nilai-nilai dan

norma kerja dalam organisasi.

F. Sistem Hukum dan Politik dalam Perubahan Organisasi

William Zevenberger mengutarakan bahwa politik hukum (legal

policy) adalah mencakup proses pembuatan dan pelaksanaan hukum yang

dapat menunjukkan sifat dan kearah mana hukum akan dibangun. Dengan

kata lain, politik hukum memberikan landasan terhadap proses pembentukan

hukum yang lebih sesuai dengan situasi dan kondisi, kultur serta nilai yang

berkembang di masyarakat dengan memperh

atikan kebutuhan masyarakat terhadap hukum itu sendiri.

Perubahan struktur organisasi merupakan salah satu kunci reformasi

administrasi publik dalam rangka meningkatkan mutu, efektivitas dan

efisiensi pelayanan publik di era desentralisasi. Dasar hukum perubahan

struktur organisasi kesehatan tersebut adalah Undang-Undang (UU) No.

22/1999 tentang pemerintahan daerah yang kemudian diganti dengan UU No.

32/2004, Keputusan Presiden (Keppres) No. 40/2001 tentang Pedoman

Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah (RSD) serta Peraturan

Pemerintah (PP) No.8/2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah

sebagai peraturan pelaksana dari UU No. 22/1999.

Variasi Aspek Legal Struktur Organisasi Idealnya dari segi hukum, struktur

organisasi dan perangkat daerah hendaknya berpedoman pada PP No.

8/20032 yang merupakan peraturan pelaksana UU No. 22/1999 tentang


pemerintahan daerah yang kemudian diganti dengan UU No. 32/ 2004.

Dalam penelitian ini ditemukan masih adanya variasi dalam hal dasar hukum

penyusunan struktur organisasi lembaga kesehatan daerah dengan beberapa

lembaga kesehatan daerah masih menggunakan PP No. 84/2000 sebagai

dasar hukum penyusunan struktur organisasinya.

Struktur Organisasi Puskesmas Kassi Kassi berdasarkan Surat Keputusan

Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar Nomor: 800/1682/SK/IV/2010

Tanggal 21 April 2010 terdiri atas:

1. Kepala Puskesmas

2. Kepala Subtag Tata Usaha

3. Unit Pelayanan Teknis Puskesmas

a. Unit Kesehatan Masyrakat

b. Unit Kesehatan Perorangan

4. Unit Jaringan Pelayanan Puskesmas

a. Unit Pelayanan Puskesmas Pembantu ( PUSTU )

b. Unit Puskesmas Keliling ( PUSKEL )

c. Unit Bidang Komunitas

Perubahan organisasi menurut para ahli yang lebih mengacu pada kesehatan

tentu saja akan mengutamakan paradigma sehat sebagai pembangunan

kesehatan yang lebih memadai. Dengan adanya perubahan yang ada tentu saja

akan mempengaruhi beberapa perubahan yang ada dalam konsep kesehatan

meliputi ;

1. Pembangunan kesehatan dilakukan dnegan berbagai upaya meliputi

kuratif dan rehabilitatif, menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan

kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif,


2. Pelaksanaan kesehatan berdasarkan pemilihan yang sesuai

3. Pembangunan kesehatan bersifat otonomi daerah

4. Pengelolahan kesehatan banyak dilakukan oleh mitra

Untuk itu, agar organisasi pelayanan kesehatan dalam hal ini rumah sakit dan

puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal, perlu melakukan

perubahan atau reformasi. Soedarmono Soejitno (2001) mengemukakan bahwa

terdapat lima hal penting yang perlu diantisipasi dalam melakukan perubahan

suatu organisasi atau lembaga, yaitu :

1. Masa depan akan sangat berbeda dengan masa kini

2. Perlu adanya visi yang dapat memberikan pedoman bagi segala upaya di

masa depan

3. Perlu perubahan tata nilai yang akan dianut oleh organisasi di masa depan

4. Perlu strategi yang konkret untuk mewujudkan perubahan

5. Perlu bentuk dan struktur baru organisasi di masa depan

G. Etika Organisasi

Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan mempunyai dua fungsi, yaitu

fungsi pelayanan publik dan fungsi pelayanan klinis atau medikal. Indikasi

dalam pemberian pelayanan di puskesmas dapat tercermin dari persepsi

pasien atas layanan kesehatan yang diterima. Dari persepsi ini, pasien dapat

memberikan penilaian tentang etika dan kinerja tenaga kesehatan dalam

pemberian pelayanan. Seperti yang tercantum dalam Undangundang 1945

pasal 23 ayat (1) menyatakan bahwa harus memenuhi ketentuan kode etik,

standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan

standar prosedur operasional.


Etika adalah kode perilaku yang memperhatikan perbuatan yang baik bagi

kelompok tertentu dan prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika yang

berhubungan dengan hal yang baik dan hal tidak baik dengan kewajiban

moral. Karena etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari

kode etik berarti tidak memiliki perilaku yang baik dan tidak memiliki moral

yang tidak.

Etika tenaga kesehatan merupakan seperangkat perilaku anggota profesi

tenaga kesehatan kerja dalam hubungannya dengan klien/pasien, teman

sejawat dan masyarrakat pekerja serta merupakan bagian dari keseluruhan

proses kesehatan kerja ditinjau dari segi norma-norma/nilai-nilai moral. Etika

tenaga kesehatan kerja yang didalamnya diikuti adanya kesadaran akan

pilihan dari pihak manajemen, pihak tenaga kerja dan dari masyarakat

sekitarnya.

Berdasarkan sumber dari penelitian

TABEL 1. Keramahan Petugas

Kecepatan Pelayanan Jumlah %

Cukup Ramah 101 98 , 1 %

Kurang Ramah 2 1, 9 %

Sumber ; Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat

Tabel 1 menunjukkan bahwa etika tenaga kesehatan yang mengatakan

baik sebanyak 101 orang (98 , 1 %) pasien dari 103 pasien menyatakan

merasa puas dengan keramahan petugas, mereka mengatakan para petugas

kesehatan selalu sopan terhadap pasien terutama terhadap pasien yang lebih

tua, murah senyum dan lembut dalam bertutur kata. Mereka juga
menyatakan petugas kesehatan yang memiliki tingkat keramahan yang baik

dalam melaksanakan pelayanan terhadap pasien itu memiliki rasa empati

yang baik. Petugas kesehatan yang memilki rasa empati yang baik dalam

dirinya akan mampu meningkatkan kemampuannya dalam mengerti

emosional yang sedang dialami pasien.

Berdasarkan interprestasi tersebut dapat dikemukakan bahwa etika tenaga

kesehatan berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian pelayanan

kesehatan di Puskesmas Kassi – Kassi dalam hal ini yang berkaitan adalah:

1. Ikhlas dalam memberikan pertolongan kepada pasien baik secara

individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat dan semata-mata

mengharapkan ridha Allah SWT.

2. Lemah lembut bersedia menerima keterbatasan dan kesulitan yang ada

tanpa melampiaskan kenjengkelan terhadap pasien

3. Berpenampilan yang rapi berarti berpakaian yang rapi, bersih dan elok

di pandang mata.

4. Keadilan berarti prinsip keadilan yang dibutuhkan untuk tercapai

yang sama dan adil terhadap orang lain.

5. Kebenaran berarti melakukan kegiatan atau tindakan sesuai dengan

nilai dan moral dan etika yang tidak bertentangan.

Berdasarkan dari Tabel 1 lebih banyak menjawab cukup ramah

dibandingkan kurang ramah yang menandahkan bahwa etika tenaga

kesehatan sudah dikatakan baik khususnya pada keikhlasan dalam melayani

pasien di Puskesmas Kassi – Kassi kota Makassar .

Makin baik etika perawat pelaksana, maka tingkat kepuasan pasien

dalam pelayanan juga semakin meningkat. Sebaliknya jika perawat


pelaksana memiliki etika kurang maka tingkat kepuasan pasien juga semakin

menurun. Dapat disimpulkan bahwa etika perawat pelaksana salah satu

faktor yang menpengaruhi kepuasan.

H. Budaya Organisasi

Menurut Robbins dalam Misna Febriana ( 2016) Semua Organisasi

mempunyai budaya yang tak tertulis yang mendefinisikan standar-standar

perilaku yang dapat diterima dengan baik maupun tidak untuk para

karyawan. Menurut Gibson dalam Misna Febriana (2016) mendefinisikan

budaya organisasi sebagai sistem yang menembus nilai-nilai, keyakinan, dan

norma yang ada di setiap organisasi.

Diliput dari web resmi puskesmas Kassi – Kassi kepala puskesmas Kassi

– Kassi Dr. Mariathy Jassin, M.Kes. mencantum yang paling menonjol di

Puskesmas Kassi – Kassi yaitu Budaya Kerja yang berisi ;

1. Senyum dan sapa memberi pelayanan 

2. Ramah kepada semua pengunjung 

3. Empati kepada pasien 

4. Kedisiplinan dijunjung tinggi 

5. Ikhlas melaksanakan pekerjaan 

6. Sigap dan tanggap permasalahan Kesehatan

Berdasarkan dari sumber informasi di media sosial menyatakan bahwa ;

1. Gambaran budaya organisasi pada Puskesmas Kassi-Kassi berada

pada kategori baik dilihat dari aspek tujuan organisasi, konsensus,

keunggulan, kesatuan, prestasi, empiris, keakraban, dan integritas.


2. Gambaran kinerja pegawai pada Puskesmas Kassi-Kassi berada pada

kategori setuju dilihat dari aspek persiapan pekerjaan, karakter

pribadi, hasil pekerjaan, dan perilaku dalam mencapai hasil

BAB III

ANALISIS KEPEMPINAN ( PERSON )

A. Analisis Kepemimpinanan Kepala Desa Mattombang Kecamatan

MattiroSompe Kabupaten Pinrang,

R.Bintarto (2010:6) menyatakan desa dapat dikatakan sebagai suatu hasil

perpaduan anatara kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Hasil

dari perpaduan itu ialah suatu wujud atau kenampakan di muka bumi yang

ditimbulkan oleh unsur – unsur fisiografi, social, ekonomi, politik dan cultural

yang saling berinteraksi antar unsur dan juga dalam hubungannya dengan daerah

– daerah.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang perubahan atas Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa

desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus masyarakat setempat, berdasarkan

asal- usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tugas pokok pemerintahan desa adalah menjalankan sebagian kewenangan

kecamatan serta melaksanakan tugas-tugas lainnya berdasar kepada peraturan

yang berlaku. Dalam kapasitasnya sebagai sebuah organisasi pemerintah dibawah


Kecamatan, tujuan penyelenggaraan pemerintahan desa adalah terlaksananya

berbagai fungsi kelurahan sesuai dengan kewenangannya yang diberikan oleh

kecamatan secara efektif dan efisien, termasuk di dalamnya adalah fungsi

pelayanan administrasi aparat kepada masyarakat.

Bersumber dari data di media sosial Kepala Desa Mattombang Kecamatan

Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang, tentang gaya kepemimpinannya bahwa;

1. Gaya kepemimpinan diDesa Samaenre Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten

Pinrang ;

“Gaya kepemimpinan ini ditandai dengan sangat banyaknya petunjuk yang

datangnya dari pemimpin dan sangat terbatasnya bahkan sama sekali tidak

adanya peran serta anak buah dalam perencanaan dan pengambilan

keputusan”.(Hasil wawancara FRD pada tanggal 6 Juli tahun 2017).

maka dapat disimpulkan bahwa Gaya ini kadang-kadang dikatakan

kepemimpinan terpusat pada diri pemimpin atau gaya direktif. Gaya ini

ditandai dengan sangat banyaknya petunjuk yang datangnya dari pemimpin

dan sangat terbatasnya bahkan sama sekali tidak adanya peran serta anak

buah dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.

2. Pengaruh gaya kepemimpinan Kepala Desa di Desa Mattombang Kecamatan

Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang ;

“Pengaruhnya terhadap di Desa Mattombang Kecamatan Mattiro

Sompe Kabupaten Pinrang adalah sangat meningkat seiring dengan

peningkatan mutu pelayanan. Semakin tinggi mutu pelayanan bagi

masyarakat, maka semakin tinggi pula kepercayaan masyarakat kepada

pemerintahan. Dengan demikian akan semakin tinggi pula peran serta


masyarakat dalam kegiatan pelayanan.” (Hasil wawancara FRD pada

tanggal 6 Juli tahun 2017).

Gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi sekelompok orang atau

bawahan untuk bekerja sama dan berdaya upaya dengan penuh

semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun

berbagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung

pada efektivitas kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang

bersangkutan. Dapat dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang

terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat

dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut dalam

menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam

kinerja

Maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan mutu pelayanan.

Semakin tinggi mutu pelayanan bagi masyarakat, maka semakin tinggi

pula kepercayaan masyarakat kepada pemerintahan dan Gaya

kepemimpinan bertujuan dalam keberhasilan suatu organisasi baik

sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok dalam suatu

organisasi tertentu, sangat tergantung pada efektivitas kepemimpinan

yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan. Dapat dikatakan

bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi

memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan


organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya

terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya .

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kecepatan pelayanan yang ada di rawat jalan Puskesmas Kassi Kassi cukup cepat,

kenyamanan pelayanan yang ada di rawat jalan Puskesmas Kassi Kassi cukup nyaman,

keramahan petugas yang ada di rawat jalan Puskesmas Kassi Kassi cukup ramah,

ketersedian alat yang ada di rawat jalan Puskesmas Kassi Kassi cukup tersedia, dan

keterampilan petugas yang ada di rawat jalan Puskesmas Kassi Kassi cukup terampil.

Saran

Diharapkan agar kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas Kassi – Kassi kota

Makassar P tetap dipertahankan untuk menjaga kepuasan pasien, oleh karena itu

organisasi harus menambah fasilitas serta tenaga kerja untuk kinerja pelayanan

kesehatan akan lebih baik lagi kedepannya. Mengingat akan pentingnya kesehatan

bagi tiap warga masyarakat, olehnya itu tiap sarana pelayanan kesehatan mampu

menjalin kerjasama yang baik dengan masyarakat sekitar dalam rangka

memberikan pelayanan kesehatan yang lebih optimal.


DAFTAR PUSTAKA

Azis, Sri Wahyuni, Nurfardiansyah Bur, and Email Penulis. 2022. “GAMBARAN

MUTU PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN PUSKESMAS KASSI KASSI

KOTA MAKASSAR.” 2(6): 1790–97.

Deni, Sulistiawan, Sukisno S Riadi, and Siti Maria. 2017. “Pengaruh Budaya Organisasi

Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai.” 14(2): 61–69.

(Suaib 2018)Suaib. 2018. “GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA DESA DI DESA

MATTOMBANG KECAMATAN MATTIRO SOMPE KABUPATEN

PINRANG.” : 1–26.

(Ningtyas and Sari 2017)Ningtyas, Dvi Irma Sucia, and Retno M Sari. 2017. “Analisis

Kinerja Pelayanan Publik Puskesmas Terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat ( Studi

Kasus UPTD Kesehatan Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar ).” : 122–34.

Anda mungkin juga menyukai