Disusun oleh:
Kelompok 6
1. Megawati Nasehatul Aminati (101611133018)
2. M. Baharuddin Wisudawan P. (101611133063)
3. Nadya Destyara Putri Ismanto (101611133130)
4. Nur Afiddah Novitasari (101611133149)
5. Selly Anggita Krisdiyani (101611133198)
6. Dwi Ghunayanti Novianda (101611133206)
mplete physical, mental and social well-being and not merely the absence of
disease or infirmity. Sehat menurut pengertian tersebut adalah suatu kondisi yang
terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental dan sosial.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, masalah sehat dan sakit
merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan
manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun
sosio budaya.
c. Defiisi Psikologi Kesehatan
Dila dilihat dari sudut terminology maka kata psikologi terdiri dari dua macam
kata yakni psyche berarti jiwa dan logos yang kemudian menjadi logi berarti ilmu.
Maka kata psikologi berarti ilmu pengetahuan tentang jiwa, tidak terbatas pada jiwa
manusia saja akan tetapi termasuk juga jiwa binatang dan sebagainya.
Seperti yang kita lihat, renovasi-renovasi didalam pendekatan-pendekatan
memiliki reaksi yang keras terhadap disiplin psikologi sendiri. Karena adanya
minat terhadap bidang baru ini, suatu displin baru muncul; Psikologi Kesehatan.
Stone (1991) meringkaskan tahun-tahun pertama kemunculan ini. Psikologi
kesehatan ini diakui oleh “American Psychological Association” tahun 1978. Lima
tahun kemudian di tahun 1982, “The Interamerican Congress of Psychology” di
Quito, Ecuador, mencurahkan perhatian sebagian besar dari program ini untuk
memperbaharui nama kegiatan ini dan pada pertemuan tersebut menekankan suatu
“Task Force” pada Psikologi Kesehatan.
Psikologi kesehatan mungkin merupakan perkembangan terbaru dalam proses
memasukkan psikologi ke dalam pemahaman tentang kesehatan. Matarazzo
digambarkan sebagai agregat kontribusi pendidikan khusus, ilmiah dan profesional
dari disiplin psikologi untuk promosi dan pemeliharaan kesehatan, promosi dan
pengobatan penyakit dan disfungsi terkait. (Matarazzo 1980: 815).
Psikologi kesehatan kembali menantang pemisahan pikiran-tubuh dengan
menyarankan peran pikiran dalam penyebab dan pengobatan penyakit tetapi
berbeda dari pengobatan psikosomatik, kesehatan perilaku dan kedokteran perilaku
dalam penelitian bahwa dalam psikologi kesehatan lebih khusus untuk disiplin
psikologi.
Psikologi Kesehatan memiliki pengertian yaitu ilmu yang mempelajari,
memahami bagaimana pengaruh faktor psikologis dalam menjaga kondisi sehat,
ketika mengalami kondisi sakit, dan baimana cara merespon ketika individu
mengalami sakit.
Apabila mengacu pada pengertian sehat menurut WHO tahun 1948,
menunjukkan adanya keselarasan antara pengertian psikologi kesehatan dengan
pengertian sehat menurut WHO, yang tidak hanya menekankan pada ada atau tidak
adanya penyakit. Pengertian sehat menurut WHO (1948) yang dimaksud yaitu
kondisi sehat atau sejahtera pada aspek fisik, aspek mental maupun aspek sosial.
Adapun faktor-faktor yang berperan dalam perkembangan ilmu psikologi
kesehatan adalah:
1. Perubahan penyakit dari penyakit akut hingga menuju penyakit kronis
2. Perkembangan teknologi dan penelitian yang kian maju
3. Peran penting epidemiologi
4. Perkembangan pelayanan perawatan kesehatan
5. Meningkatnya respon positif komunitas medis
6. Kontribusi psikologi kesehatan dalam kesehatan
7. Kontribusi metodologi penelitian terhadap kesehatan
8. Peran dari bentuk atau macam-macam penelitian seperti penelitian
korelasional,eksperimen,prospective,retrospective.
2. Model Biopsikososial
Psikologi kesehatan dapat dipahami dalam hal pertanyaan yang sama yang
ditanyakan dari model biomedis:
a. Apa yang menyebabkan penyakit?
Psikologi kesehatan menunjukkan bahwa manusia harus dilihat sebagai sistem yang
kompleks dan bahwa penyakit disebabkan oleh banyak faktor dan bukan oleh faktor
penyebab tunggal. Karena itu, psikologi kesehatan berupaya untuk beralih dari model
kesehatan linier sederhana dan mengklaim bahwa penyakit dapat disebabkan oleh
kombinasi faktor biologis (mis. Virus), psikologis (mis. Perilaku, kepercayaan) dan
sosial (mis. Pekerjaan). Pendekatan ini mencerminkan model biopsikososial dari
kesehatan dan penyakit, yang dikembangkan oleh Engel (1977, 1980) dan
diilustrasikan dalam Gambar 1.1. Model biopsikososial mewakili upaya untuk
mengintegrasikan psikologis ('psiko') dan lingkungan ('sosial') ke dalam model
kesehatan biomedis tradisional ('bio') sebagai berikut:
(1) Faktor-faktor yang berkontribusi termasuk genetika , virus, bakteri, dan cacat
struktural.
(2) Aspek psiko kesehatan dan penyakit dijelaskan dalam pengertian kognisi (mis.
Harapan kesehatan), emosi (mis. Ketakutan terhadap pengobatan), dan perilaku
(mis. Merokok, diet, olahraga atau konsumsi alkohol).
(3) Aspek sosial kesehatan dijelaskan dalam norma sosial perilaku (misalnya norma
sosial merokok atau tidak merokok), tekanan untuk mengubah perilaku (misalnya
harapan kelompok sebaya, tekanan orang tua), nilai-nilai sosial pada kesehatan
(misalnya apakah kesehatan dianggap sebagai hal yang baik atau buruk), kelas
sosial dan etnis.
mereka ('Saya akan merokok') yang pada gilirannya dapat berdampak pada kesehatan
mereka. Jalur langsung dan tidak langsung diilustrasikan pada Gambar 1.2.
(2) Psikologi kesehatan juga bertujuan untuk mempraktikkan teori. Ini dapat
diimplementasikan dengan:
(a) Mempromosikan perilaku sehat. Misalnya: Memahami peran perilaku dalam
penyakit dapat memungkinkan perilaku yang tidak sehat menjadi sasaran.
Memahami keyakinan yang memprediksi perilaku dapat memungkinkan
keyakinan ini ditargetkan. Memahami keyakinan dapat membantu keyakinan
ini diubah.
(b) Mencegah penyakit. Misalnya: Mengubah keyakinan dan perilaku dapat
mencegah timbulnya penyakit. Memodifikasi stres dapat mengurangi risiko
serangan jantung. Intervensi perilaku selama sakit (mis. Berhenti merokok
setelah serangan jantung) dapat mencegah penyakit lebih lanjut. Melatih para
profesional kesehatan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi mereka
dan melakukan intervensi dapat membantu mencegah penyakit.
B. Kasus
C. Opini
1. Dinamika Psikologi Sebelum Sakit
Terdapat beberapa respon emosional yang muncul dari penderita penyakit
anorexia sebelum terjadinya sakit.
a. Depresi
Depresi dialami oleh penderita anorexia yang bernama Elle saat dia sering di
bully oleh teman sekolanya dengan cara ditendang, didorong, dan diejek "paus
gendut" karena memiliki tubuh yang besar dan gemuk sehingga ini menyebabkan
bahwa Elle tidak memiliki seorang teman sama sekali.
b. Senang
Respon senang ini dialami oleh penderita ketika ia tidak sengaja menjadi lebih
kurus karena mengikuti ekstrakurikuler olahraga renang di sekolahnya sehingga ia
memilik banyak teman.
c. Ambisius
Respon emosional ambisius adalah berkeinan keras untuk mencapai sesuatu
(KBBI, 2019). Penderita memiliki respon emosional ambisius ketika ia ingin berat
badannya tetap stabil karena ia berhenti atau sudah tidak mengikuti
ekstrakurikuler olahraga renang di sekolahnya. Untuk menjaga kestabilan berat
badan, penderita melakukan olahraga selama dua jam sebelum berangkat sekolah,
melakukan olahraga jalan hingga cukup jauh dari rumahnya, dan melakukan diet
ketat yaitu hanya makan sayuran dan ikan saja. Dari semua kegiatan yang telah
penderita lakukan menghasilkan berat badan yang turun sebanyak 12 Kilogram
dalam kurun waktu 2 bulan.
2. Dinamika Psikologi Saat Sakit
Pada dinamika psikologis saat sakit penderita mengalami dua respon emosional
yaitu
a. Semangat/mendapat dukungan/dorongan
Respon emosional ini muncul ketika penderita telah sakit dan harus menaikkan
berat badannya supaya sehat kembali hal ini juga didukung oleh keluarga serta
temannya sehingga Elle melakukannya.
b. Depresi
Respon emosional depresi muncul saat penderita merasa tubuhnya sangat gemuk
sehingga melakukan diet yang menyiksa yaitu hanya makan kubis yang diberikan
garam lalu berhenti makan dan minum total selama seminggu. Hal yang dilakukan
penderita ini menghasilkan turun berat badan sebanyak 40 Kilogram serta
menjadikan tubuhnya sangat sakit sehingga harus selalu berbaring di tempat tidur
dan membutuhkan perawatan rumah sakit karena hati dan ginjalnya mengalami
masalah.
3. Dinamika Psikologi Sesudah Sakit
Penyakit yang diderita oleh wanita tersebut membawanya untuk sadar bahwa yang
dilakukannya tidak benar, sehingga ia melakukan sebuah perubahan yang membuat
tubuhnya lebih sehat dari sebelumnya. Ia sadar bahwa yang bisa menyadarkan dan
menyelamatkan hidupnya adalah dirinya sendiri. Perubahan yang ia lakukan
membawanya ke kehidupan yang lebih baik yaitu lebih mudah bergaul bahkan
menginspirasi orang lain. Ia menginspirasi orang lain melalui media sosial yang aka
dilihat banyak orang dan akan menghasilkan keuntungan yang menjanjikan, sehingga
hidupnya sangat terjamin. Selain keuntungan yang didapatkan, ia juga mendapat
banyak teman baru dan akan banyak orang yang mengenalnya, sehingga ia sangat
mudah dalam menjalin hubungan dengan orang lain dan keinginannya menjadi populer
menjadi kenyataan. Setelah sembuh dari penyakit yang dialami akibat diet ketat, ia
lebih bahagia menjalani hidupnya dengan pola hidup sehat.