DIREKTIF
DI SUSUN OLEH :
HENDRIANUS 196070021
MARSELIA 196070007
MUSLIM 196070042
Menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah pemberdayaan pada hakekatnya bertujuan untuk membantu
suatu proses pribadi dan sosial; suatu klien mendapatkan daya, kekuatan dan kemampuan untuk
pembebasan kemampuan pribadi, mengambil keputusan dan tindakan yang akan dilakukan dan
kompetensi, kreatifitas dan kebebasan berhubungan dengan diri klien tersebut, termasuk
bertindak mengurangi kendala pribadi dan sosial dalam melakukan
tindakan.
pengaplikasian di masyarakat di temui bahwa situasi dan kondisi tiap masyarakat itu
berbeda.
Situasi dan kondisi yang berbeda inilah dilihat sebagai suatu kendala.
Masyarakat yang lebih siap dapat dibina dengan pendekatan non direktif, sedangkan
masyarakat yang belum siap di lakukan pendekatan direktif.
Dalam upaya melakukan intervensi masyarakat melalui pengembangan
masyarakat dibutuhkan suatu pendekatan, terdapat 3 (tiga) pendekatan dalam
pengembangan masyarakat, yaitu :
PENDEKATAN DIREKTIF
Dalam pendekatan ini peranan community worker bersifat lebih dominan karena prakarsa kegiatan dan sumber
daya yang dibutuhkan lebih banyak berasal dari community worker.
Community worker-lah yang menetapkan apa yang baik atau buruk bagi masyarakat, cara-cara apa yang perlu
dilakukan untuk memperbaikinya dan menyediakan sarana yang diperlukan untuk perbaikan tersebut.
Dengan pendekatan ini, prakarsa dan pengambilan keputusan berada ditangan masyarakat.
Ibu-ibu dan bapak-bapak, sesuai program,
bapak dan ibu harus membuat WC leher
angsa
Pendekatan Direktif :
Petugas mempunyai wewenang dan fasilitas, petugas paling
tahu kondisi masyarakat
PENDEKATAN DIREKTIF
KELEBIHAN KEKURANGAN
Pendekatan ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa masyarakat tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan dan apa
yang baik untuk mereka. Pada pendekatan ini, community worker tidak menempatkan diri sebagai orang yang
Masyarakat diberikan kesempatan untuk membuat analisis dan mengambil keputusan yang berguna bagi mereka
sendiri, serta mereka diberi kesempatan penuh dalam penentuan cara-cara untuk mecapai tujuan yang mereka
inginkan. Tujuan dari pendekatan ini agar masyarakat memperoleh pengalaman belajar untuk mengembangkan
dirinya melalui pemikiran dan tindakan yang dirumuskan oleh mereka.
Pendekatan non direktif :
Masyarakat lebih tahu kebutuhannya
PENDEKATAN NON DIREKTIF
KELEBIHAN KEKURANGAN
Perubahan perilaku permanen Tidak efisien dan sulit
Perubahan perilaku terjadi secara sukarela Lambat terjadi perubahan perilaku
Alternatif tindakan beragam Tidak efisien bagi masyarakat yang terbiasa
“direktif”
Petuugas tidak mnejamin keberhasilan program
PENDEKATAN EKLEKTIF
Pendekatan eklektik dikenal sebagai konseling integratif. Hal ini tentu saja disebabkan karena orientasi teori
eklektik adalah penggabungan teori – teori konseling dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan
pada masing – masing teori – teori tersebut. Menurut Latipun (2001), teori eklektik adalah suatu teori yang
berusaha menyelidiki berbagai system metode dan teori dengan tujuan untuk memahami dan menerapkannya
dalam situasi konseling.
Pendekatan Eklektif
Tujuan Peran dan Fungsi Konselor
dalam menerapkan/memadukan berbagai pendekatan, konseling dapat merasa bingung bila konselor mengubah-
menggunakan variasi dalam prosedur dan teknik, sehingga ubah strategi yang sesuai dengan kebutuhan konseli pada
dapat melayani konseli sesuai dengan kebutuhannya dan suatu waktu dalam proses konseling, dan yang kedua yaitu
sesuai dengan ciri khas masalah yang dihadapinya konselor bisa mengalami kesulitan dalam proses konseling,
karena konselor dituntut untuk mahir dalam menerapkan
semua pendekatan yang ada.
ENAM TAHAP PENDEKATAN ELEKTIF
●
Tahap awal dalam proses konseling adalah eksplorasi masalah,
1. Tahap eksplorasi masalah agar klien bersedia menyampaikan masalahnya, maka sebelum itu
harus dilakukan pengkondusifan suasana.
●
mengelompokkan setiap aspek dari masalah konseling, tergolong
2. Tahap perumusan masalah
aspek kognitif, afektif ataukah tingkah laku
●
mengidentifikasi alternatif penyelesaian masalah yang dilakukan
3. Tahap identifikasi alternatif
oleh konselor dan klien, dapat disusun secara tertulis
ENAM TAHAP PENDEKATAN ELEKTIF
●
Pada tahap ini dilakukan oleh konselor dan klien, karena meliputi
4. Tahap perencanaan tindakan apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, dan
kapan rencana akan mulai dijalankan.
●
Pada tahap ini akan mengaplikasikan apa yang sudah direncanakan,
merupakan aplikasi dari proses konseling. Klien akan memulai
5. Tahap tindakan/komitmen
tindakannya sesuai yang telah direncanakan sebelumnya bersama
konselor.
●
Penilaian konselor terhadap tindakan konseli selama proses
penyelesaian masalah. Penilaian konselor harus dilakukan dengan
objektif, yakni dengan melihat dari sudut pandang klien. Mengulangi
pertanyaan kepada konseli mengenai tujuan konseling.
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’ruf. 2010. Panduan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press.
Lubis, Namora Lumongga. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Tambunan, Elistiani. 2017. Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Konseling Eklektik Dengan Menggunakan Media Superhero pada
Siswa Kelas VIII-6 SMP Negeri 5 Sibolga. Jurnal Psikologi Konseling, 11(2), 1-13.
Adi, Isbandi, R., 2008, Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta :
Rajawali-Press
Batten, T.R. 1967. The-Non Directive Approach in Group and Community Work. London: Oxford
TERIMAKASIH