Filsafat ilmu berfungsi untuk memberi petunjuk tentang cara pandang hakekat sesuatu yang
menjadi obyek penelitian.
Filsafat ilmu membahas 3 komponen dasar berkaitan dengan penelitian yaitu: 1).ontologi,
2).epistemologi dan 3).aksiologi.
-ontologi yaitu pembahasan tentang bagaimana cara memandang apa hakekat sesuatu itu, apakah
dipahami sebagai sesuatu yang tunggal dan bisa dipisah dari sesuatu yang lain atau bernuansa
jamak, terikat dengan sesuatu yang lain, sehingga harus dipahami sebagai suatu kebulatan
(holistik).
-epistemologi yaitu pembahasan tentang bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmu
pengetahuan. Bagaimana tatacara memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan ini dipengaruhi oleh
ontologi yang dipilihnya. Bila ontologi memahami sesuatu adalah tunggal, maka cara
memperoleh kebenaranya dengan menggunakan jenis “penelitian kuantitatif”. Akan tetapi bila
ontologinya memahami sesuatu secara jamak, maka digunakan jenis “penelitian kualitatif”.
-aksiologi adalah pembahasan tentang bentuk ilmu yang dihasilkan dari penelitian. Inipun
dipengaruhi oleh ontologi yang digunakan. Ontologi yang memahami sesuatu itu tunggal,
penelitianya jenis kuantitatif, maka ilmu yng dibentuknya disebut “ nomotetik” dan bebas nilai
(value free), sedangkan ontologi yang memahami sesuatu itu jamak dan penelitiannya jenis
kualitatif, maka ilmu yang dihasilkan disebut “idiografik” dan bermuatan nilai (value bound).
Pembahasan ontologi, epistemologi dan aksiologi dikaitkan dengan logika yang digunakan untuk
pembuktian, baik mengenai kenyataan, kebenaran dan tingkat kepastian, dapat dikelompokkan
menjadi dua aliran filsafat ilmu yaitu emperisme dan rasionalisme/realisme.
Filsafat emperisme menghendaki kebenaran terbatas pada emperik sensual atau indrawi,
memunculkan logika positivistik, sedangkan filsafat resionalisme/realisme menghendaki kebenaran
emperik logik, etik dan transendental/metafisik, memunculkan logika phenomenologik.
Logika positivistik menghendaki perencanaan riset yang rigor / ketat, rinci, terukur, terkontrol
dan penetapan data yang konkrit yang teramati, memunculkan jenis penelitian kuantitatif. Logika
phenomenologik menghendaki perencanaan riset yang longgar dan luwes, sebab data yang dicari
tidak pasti, sangat tergantung pada fenomena yang dijadikan sasaran risetnya, memunculkan jenis
penelitian kualitatif.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menurut H.L. Blum ada empat factor yang memengaruhi kesehatan masyarakat, yaitu perilaku
masyarakat, lingkungan tempat tinggal, pelayanan kesehatan dan genetika/keturunan. Perilaku hidup
bersih dan sehat merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk menciptakan
masyarakat sadar akan kebersihan dan kesehatan diri dan keluarga. Perilaku hidup bersih dan sehat
sangatlah penting dalam meningkatkan derajat kersehatan masyarakat. Karena perilaku hidup bersih
dan sehat merupakan langkah awal untuk mencegah terjadinya penyakit.
Perilaku hidup bersih dan sehat dalam menciptakan perilaku baru yang lebih baik memang tidaklah
mudah. Hal itu dikarenakan adanya beberapa hambatan yang mungkin muncul dalam pelaksanaan
program tersebut.
Pada dasarnya perilaku hidup bersih dan sehat harus dimulai dari diri sendiri. Namun untuk bisa lebih
mendukung perilaku tersebut juga membutuhkan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan ini dapat
melalui penyuluhan kepada masyarakat secara umum atau ditujukan kepada pelajar di sekolah –
sekolah.
Melihat perilaku hidup pada masyarakat saat ini, yang kurang memerhatikan kebersihan dan
kesehatan sangat mengkhawatirkkan. Perilaku hidup bersih dan sehat ini memiliki hal-hal yang perlu
diperhatikan seperti cara menyuci tangan yang baik dan benar, menyikat gigi dan lain-lain.
2. Tujuan
1. Membangun masyarakat yang sadar akan kebersihan dan kesehatan
2. Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan kesehatan
4. Memraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk menuju keluarga sehat
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian PHBS
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan upaya memberikan pengalaman belajar kepada perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, informasi dan memberikan
edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku dengan pendekatan pimpinan, kondisi
social, dan pemberdayaan masyarakat sebagai upaya untuk membantu masyarakat dalam mengenali
dan mengetahui masalahnya sendiri dalam tatanan rumah tangga agar dapat menerapkan cara-cara
hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya.
Jika masyarakat mampu melakukan perilaku hidup bersih dan sehat, hal itu akan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat tersebut. Perilaku hidup bersih dan sehat diutamakan pada kehidupan rumah
tangga yang merupakan awal bagi pendidikan seseorang termasuk juga pendidikan kesehatan. Selain
dalan tatanan rumah tangga perilaku hidup bersih dan sehat juga harus dilakukan pada tatanan institusi
pendidikan terutama pada pendidikan dasar.
Perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga merupakan upaya pemberdayaan anggota
rumah tangga yang terdiri atas bapak, ibu dan anak-anak agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS
untuk memelihara danmeningkatkan kesehatannya. Sedangkan perilaku hidup bersih dan sehat pada
tatanan institusi pendidikan adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan perilaku hidup bersih dan
sehat pada institusi pendidikan.
2. Ruang Lingkup PHBS
Perilaku hidup bersih dan sehat memiliki beberapa ruang lingkup antara lain sebagai berikut
A. PHBS Bidang Gizi dan Farmasi
Perilaku hidup bersih dan sehat pada bidang gizi dan farmasi ini meliputi, menu gizi seimbang,
mengonsumsi tablet multivitamin saat hamil, memberikan ASI eksklusif dan mengonsumsi garam
beriodium.
Filsafat sains dapat dipahami dalam dua sisi yaitu sebagai suatu disiplin ilmu dan sebagai landasan
filosofis bagi proses keilmuan. Dengan kata lain filsafat ilm merupakan disiplin ilmu yang digunakan
sebagai kerangka dasar/landasan berpikir bagi proses keilmuan. Filsafat sains mendorong para ilmuan
untuk melakukan penelitian secara terus-menerus dan berkesinambungan tidak hanya menerima hasil
untuk mendukung teori yang ada.