OLEH:
FERI FEBRIYANSYAH
A1N118135
TAHUN
2021
Pengertian Sosisologi Kesehatan
Objek dari sosiologi adalah masyarakat berhubungan dan juga proses yang
dihasilkan dari hubungan tersebut. Sedangkan tujuan dari ilmu sosiologi adalah untuk
meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan
lingkungan sosialnya.
Seperti halnya ilmu-ilmu yang lain, sosiologi kesehatan juga memiliki konsep dasar
yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai apa akan dipelajari. Fungsi konsep
dasar itu sendiri, diantaranya:
1. sebagai alat kognitif agar seseorang menjadilebih tahu dan mengerti mengenai apa yang
mereka pelajari.
2. sebagai alat evaluasi agar seseorang dapat membedakan serta memisahkan mengenai
pokok bahsan yang mereka pelajari.
4. sebagai alat komunikatif agar terjalin komunikasi yang baik antara yang belajar dan
mengajar.
1. bersifat empiris artinya sosiologi kesehatan mempelajari apa yang benar-benar terjadi di
masyarakat dan apa yang dipelajari dapat dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari.
3. bersifat kumulatif artinya ilmu soiologi kesehatan yang sekarang dipelajari tidak lain
adalah pengembangan dari ilmu sosiologi kesehatan yang telah ada sebelumnya. Sehingga
ilmu sosiologi kesehatan bersifat dinamis dalam artian dapat berubah sesuai dengan
kondisi social yang terjadi saat ini.
4. tidak bersifat menilai artinya ilmu sosilogi kesehatan tidak dapat membenarkan dan
menyalahkan tindakan atau perilaku individu/kelompok masyarakat karena tiap daerah
memiliki norma tersendiri sehingga apa yang diianggap salah di satu daerah bia dianggap
benar di darah lain, begitu juga sebaliknya.
Sosiologi kesehatan merupakan cabang sosiologi yang relative baru. Di masa lalu dalam
sosiologi telah lama dikenal cabang sosiologi, sosiologi medis yang merupakan
pendahuluan sosiologi kesehatan dan terkait erat dengannya. Pertumbuhan sosiologi
medis berlangsung melalui enam tahap (Sunarto, 2014:1.3-1.4):
1. Tahun 1920-an dan 1930-an tumbuh kajian media social, yaitu kajian bersama antara
ilmuwan social dan medis terhadap masalah yang menjadi perhatian bersama mereka;
3. Sosiologi mulai ditempatkan pada berbagai lembaga pendidikan medis dan keperawatan;
4. Berbagai lembaga donor swasta mulai menyediakan dana penelitian dan pelatihan;
5. Pada tahun 1959 terbentuk seksi sosiologi medis dalam ikatan sosiologi Amerika
(American Sociological Association);
Konsep kesehatan reproduksi berlaku juga bagi komunitisa penyandang cacat, yang
memiliki hak dan kewajiban yang sam dalama rangka menjalankan fungsi, proses dan
system reproduksi sebagaimana layaknya manusia “normal” lainnya. Pendidikan
kesehatan, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
meminimalkan dampak kecacataan (Coleridge, 1997), masih belum seluruhnya
menjangkau penyandang cacat karena keterbatasan indera penglihatannya. Penyandang
tunanetra mengeluhkan belum tersedianya informasi kesehatan dalam bentuk leaflet atau
majalah dalam huruf Braille (Nugrono dkk, 2004).
Factor risiko utama PJK diantaranya adalah dislipidemia merupakan suatu kondisi
dimana terjadi abnormalitas kadar lipid di dalam darah, diantaranya peningkatan kadar
kolestrol, LDL (Low Densitiy Lipoprotein), dan kadar trigliserida, serta penurunan kadar
HDL (High Density Lipoprotein). Menurut penelitian kedokteran molekuler terbaru,
didapatkan bahwa jenis dislipidemia yang paling berbahaya adalah dislipidemia
arterogenik. Deposit kolestrol LDL dislipidemia arterogenik pada dinding pembuluh darah
arteri menjadi salah satu penyebab terjadinya disfungsi endotel sebagai proses awal
terbentuknya plak aterosklerosis.