Anda di halaman 1dari 13

Pranata Sosial

1.

Pengertian Peranata Sosial


Pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dalam hubungan yang berpusat

kepada aktifitas-aktifitas untuk memenuhi berbagai kebutuhan khusus dalam masyarakat.


Pranata sosial berasal dari Bahasa Inggris yaitu institution. Beberapa ahli sosiologi
menerjemahkan pranata sosial dengan istilah berbeda-beda, ada yang mengemukakan
lembaga kemasyarakatan, bangunan sosial, ataupun lembaga sosial.
Beberapa para ahli tersebut antara lain :

a. Koentjaraningrat
Lembaga sosial atau pranata sosial adalah suatu system tata kelakuan dan hubungan
yang trpusat pada aktifitas-aktifitas khusus dalam kehidupan masyarakat.

b. Bruce J. Cohen
Pranata sosial adalah system pola-pola sosial yang tersusun rapid an relative bersifat
permanent serta mengandung perilaku-perilaku tertentu yang kokoh dan terpadu demi
pemuasan dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan.

c. Mac Iver dan Page


Pranata sosial adalah tata cara dan prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur
hubungan antar manusia yang berkelompok dalam suatu kelompok masyarakat.

d. Joseph S. Rucek dan Roland L. Warren


Pranata sosial adalah pola-pola yang mempunyai kedudukan tetap untuk memenuhi
berbagai kebutuhan manusia yang muncul dari kebiasaan-kebiasaan dengan mendapatkan
persetujuan dan cara-cara yang sudah tidak dipungkiri lagi untuk memenuhi konsep
kesejahteraan masyarakat dan menghasilkan suatu struktur.

e. Alvin L. Berrtrand
Pranata sosial adalah kumpulan norma sosial(struktur-struktur sosial) yang telah
diciptakan untuk melaksanakan fungsi masyarakat.

f. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt


Pranata sosial adalah suatu system norma untuk mencapai tujuan atau kegiatan yang
oleh masyarakat dianggap penting.

g. Summer

Lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan dipandang dari sudut kebudayaan


adalah pebuatan, cita-cita, sikap dan perlengkapan kebudayaan yang bersifat kekal, tujuannya
adalah memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat.

h. Herkovits,
Mengatakan bahwa pranata sosial itu tidak lain adalah wujud dari respon-respon yang
diformulasikan dan disistematisasikan dari segala kebutuhan hidup.

i. Hetzler
Secara lebih rinci mendefinisikan pranata sosial itu sebagai satu konsep yang
kompleks dan sikap-sikap yang berhubungan dengan pengaturan hubungan antara manusia
tertentu yang tidak dapat dielakkan, yang timbul karena dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan
elementer individual, kebutuhan-kebutuhan social yang wajib atau dipenuhinya tujuan-tujuan
sosial penting. Konsep-konsep itu berbentuk keharusan-keharusan dan kebiasaan, tradisi, dan
peraturan. Secara individual paranta sosial itu. mengambil bentuk berupa satu kebiasaan yang
dikondisikan oleh individu di dalam kelompok, dan secara sosial pranata sosial itu merupakan
suatu struktur.

2. Perbedaan Pranata Sosial dengan Lembaga Sosial


Institution (pranata) adalah sistem norma atau aturan yang menyangkut suatu aktivitas
masyarakat yang bersifat khusus. Sedangkan institute (lembaga) adalah badan atau
organisasi yang melaksanakannya. Lembaga sosial merupakan wadah/tempat dari aturanaturan khusus, wujudnya berupa organisasi atau asosiasi. Contohnya KUA, mesjid,
sekolah, partai, CV, dan sebagainya. Sedangkan pranata sosial adalah suatu sistem tata
kelakuan yang mengatur perilaku dan hubungan antara anggota masyarakat agar hidup
aman, tenteram dan harmonis. Dengan bahasa sehari-hari kita sebut aturan main/cara
main. Jadi peranan pranata sosial sebagai pedoman kita berperilaku supaya terjadi
keseimbangan sosial. Pranata sosial merupakan kesepakatan tidak tertulis namun diakui
sebagai aturan tata perilaku dan sopan santun pergaulan. Contoh: kalau makan tidak
berbunyi, di Indonesia pengguna jalan ada di kiri badan jalan, tidak boleh melanggar hak
orang lain, dan sebagainya. Jadi lembaga sosial bersifat konkret, sedangkan pranata sosial
bersifat abstrak, namun keduanya saling berkaitan.
Pranata adalah seperangkat aturan yang berkisar pada kegiatan atau kebutuhan
tertentu. Pranata termasuk kebutuhan sosial. Seperangkat aturan yang terdapat dalam
pranata termasuk kebutuhan sosial yang berpedoman kebudayaan. Pranata merupakan
seperangkat aturan, bersifat abstrak. Wujud nyata dari pranata adalah lembaga. Untuk
jelasnya lihat tabel berikut ini :

Pranata dan Lembaga


No.
Kegiatan dan Kebutuhan
1. Makanan, pakaian, perumahan
2. Peran serta politik
3. Pengembangan keturunan

Pranata
Perdagangan
Pemilihan umum
Pernikahan

Lembaga
Keluarga Abimanyu
Komisi Pemilihan Umum
KUA, Catatan Sipil, Gereja

3. Proses timbulnya Pranata Sosial


Pranata sosial tidak terbentuk secara tiba-tiba, tetapi melalui proses yang panjang.
Proses timbulnya lembaga kemasyarakatan terkait dengan :

1. Norma-norma masyarakat
Supaya hubungan antar manusia sesuai dengan yang diharapkan, maka disusun
norma-norma masyarakat. Mula-mula norma tersebut terbentuk tidak sengaja, namun lamakelamaan norma itu dibentuk dengan sengaja. Suatu norma tertentu dikatakan telah
melembaga (institusionalized) apabila norma tersebut memenuhi tahapan-tahapan diketahui,
dipahami atau dimengerti, ditaati, dan dihargai oleh masyarakat.
2. Pengendalian Sosial (Social Control)

Pengendalian sosial dapat diartikan sebagai segala proses, baik yang direncanakan
maupun tidak yang bersifat mendidik, mengajak, atau bahkan memaksa warga-warga
masyarakat agar mematuhi norma-norma yang berlaku. Pengendalian sosial dapat dilakukan
oleh individu terhadap individu lainnya atau mungkin dilakukan oleh individu terhadap satu
kelompok sosial. Selain itu, pengendalian sosial dapat dilakukan oleh kelompok terhadap
kelompok lainnya.

Dipandang

dari sudut

sifatnya pengendalian

sosial

terdiri atas :
1) Pengendalian sosial bersifat preventif
Pengendalian sosial ini merupakan suatu usaha pencegahan terhadap terjadinya
gangguan-gangguan pada keserasian antara kepastian dan keadilan.
Misalnya, menyelenggarakan penyuluhan terhadap bahaya penggunaan narkoba di kalangan
siswa SMA. Setelah para siswa memahami tentang bahaya penggunaan narkoba, diharapkan
mereka menjauhi penggunaan narkoba.

2) Pengendalian sosial bersifat represif


Pengendalian sosial ini dilakukan setelah kejadian berlangsung. Misalnya, polisi
menangkap pengedardan pemakai narkoba.
Wujud konkret pengendalian sosial harus diwujudkan dalam bentuk alat. Alat-alat
yang digunakan untuk melaksanakan pengendalian sosial bermacam-macam.
Alat pengendalian sosial tersbut sebgai berikut :
a) Mempertebal kekayaan keyakinan anggota masyarakat akan kebaikan norma-norma
masyarakat.
b) Memberikan penghargaan kepada anggota masyarakat yang taat pada norma-norma
masyarakat.
c) Mengembangkan rasa malu dalam diri atau jiwa anggota masyarakatapabila mereka
menyimpang dari norma kemyasarakatan dan nilai-nilai yang berlaku.
d) Menciptakan system hokum, yaitu system tata tertib dengan sanksiyang tegas bagi
pelanggar.

4.

Ciri-Ciri Pranata Sosial


Menurut John Levis Gillin dan John Phillpe Gillin ciri umum pranata sosial adalah

sebagai berikut :

Pranata sosial merupakan suatu organisasi pola pemikiran dan pola perilaku yang
terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan dan hasilnya terdiri atas adat istiadat, tata
kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur kebudayaan yang secara langsung atau tidak

langsung tergabung dalam satu unit yang fungsional.


Hampir semua pranata sosial mempunyai suatu tingkat kekekalan tertentu sehingga orang
menganggapnya sebagai himpunan norma yang sudah sewajarnya harus dipertahankan.
Suatu sistem kepercayaan dan aneka macam tindakan, baru akan menjadi bagian pranata

sosial setelah melewati waktu yang sangat lama.


Pranata sosial mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu, pranata sosial mempunyai
tujuan yang disepakati bersama oleh anggota masyarakat. Tujuan pranata sosial kadang

tidak sejalan dengan fungsinya secara keseluruhan.


Pranata sosial mempunyai alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Misalnya mesin produksi pada sebuah pabrik merupakan sarana dalam pranata ekonomi

untuk menghasilkan barang.


Panata sosial biasanya memiliki lambang-lambang tertentu yang secara simbolis
menggambarkan tujuan dan fungsinya. Setiap pranata sosial pada umumnya memiliki

lambing-lambang atau simbol-simbol yang terwujud dalam tulisan, gambar yang

memiliki makna serta menggambarkan tujuan dan fungsi pranata yang bersnagkutan.
Pranata sosial mempunyai suatu tradisi tertulis ataupun tidak tertulis yang merupakan
dasar bagi pranata yang bersangkutan dalam menjalankan fungsinya. Tradisi tersebut
merumuskan tujuan dan tata tertib yang berlaku.

5.

Fungsi-fungsi pranata sosial


Secara umum, tujuan utama diciptakannya pranata sosial yaitu untuk mengatur agar

kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi secara memadai, dan untuk mengatur agar
kehidupan sosial warga masyarakat bisa berjalan dengan tertib dan lancar sesuai dengan
kaidah-kaidah yang berlaku. Sebagai contoh, pranata keluarga mengatur bagaimana keluarga
harus memelihara anak. Sementara itu, pranata pendidikan mengatur bagaimana sekolah harus
mendidik anak-anak hingga menghasilkan lulusan yang handal. Tanpa adanya pranata sosial,
kehidupan manusia nyaris bisa dipastikan bakal porak-poranda karena jumlah prasarana dan
sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia relatif terbatas, sementara jumlah warga
masyarakat yang membutuhkan justru semakin lama semakin banyak.
Untuk mewujudkan tujuannya, menurut Soerjono Soekanto (1970), pranata sosial
didalam masyarakat harus dilaksanakan dengan fungsi-fungsi berikut :
1. Memberi pedoman pada anggota masyarakat tentang bagaimana bertingkah laku atau
bersikap didalam usaha untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
2. Menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman perpecahan atau disintegrasi masyarakat.
3. Berfungsi untuk memberikan pegangan dalam mengadakan sistem pengendalian sosial
(social control).
Selain fungsi umum tersebut, Paul B. Horton dan Chester L. Hunt berpendapat tentang
fungsi pranata sosial. Fungsi tersebut adalah :
1. Fungsi Manifes (nyata)
Fungsi ini merupakan tujuan lembaga yang diakui. Misalnya, lembaga ekonomi harus
menghasilkan atau memproduksi dan mendistribusikan kebutuhan pokok serta
mengarahkan arus modal ke pihak yang membutuhkan.
2. Fungsi Laten (terselubung)
Fungsi laten adalah hasil yang tidak di kehendaki dan mungkin tidak di akui, atau jika

di akui dianggap sebagai hasil sampingan. Misalnya, dalam pranata keluarga

mempunyai fungsi laten dalam pewarisan gelar atau sebagai pengendalian sosial dari
perilaku menyimpang.

6.

Tipe-tipe pranata sosial


Dalam kehidupan masyarakat terdapat berbagai macam pranata sosial, dimana satu

dengan yang lain sering terjadi adanya perbedaan-perbedaan maupun persamaan-persamaan


tertentu. Persamaan dari berbagai pranata sosial itu diantaranya, selain bertujuan untuk
mengatur pemenuhan kebutuhan warganya, juga karena pranata itu terdiri dari seperangkat
kaidah dan pranata sosial. Sedangkan perbedaannya, seperti dikemukakan oleh J.L. Gillin dan
J. P. Gillin (1954), bahwa pranata sosial itu diantaranya dapat diklasifikasikan menurut:
a. Dari Sudut Perkembangan
Dari sudut perkembangannya dikenal 2 macam pranata sosial yaitu :

Crescive institutions, pranata sosial yang tidak disengaja tumbuh dari adat istiadat
masyarakat sehingga disebut juga pranata yang paling primer. Contoh : pranata hak

milik, perkawinan, dan agama.


Enacted institutions, pranata sosial yang sengaja dibentuk untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Contoh : pranata utang-piutang dan pranata pendidikan.

b. Dari Sudut Sistem Nilai yang Diterima oleh Masyarakat

Dari sudut sistem nilai yang diterima oleh masyarakat dikenal 2 macam pranata social
yaitu :

Basic institutions, pranata sosial yang penting untuk memelihara dan mempertahankan

tata tertib dalam masyarakat, misalnya keluarga, sekolah, dan Negara.


Subsidiary institutions, pranata sosial yang berkaitan dengan hal yang dianggap oleh
masyarakat kurang penting, misalnya rekreasi.

c. Dari Sudut Penerimaan Masyarakat


Dari sudut penerimaan masyarakat dikenal 2 macam pranata sosial yaitu :

Aproved dan Sanctioned institutions, pranata sosial yang diterima oleh masyarakat,

seperti sekolah dan perdagangan.


Unsantioned institutions, pranata sosial yang ditolak oleh masyarakat meskipun
masyarakat tidak mampu memberantasnya, misalnya pemerasan, kejahatan, dan
pencolongan.

d. Dari Sudut Penyebaran


General institutions, pranata sosial yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat

dunia. Misalnya : pranata agama, HAM.


Restricted institutions, pranata sosial yang hanya dikenal oleh sebagian masyarakat
tertentu, misalnya pranata Agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, dll.

e. Dari Sudut Fungsi

Operative institutions, pranata sosial yang berfungsi menghimpun pola-pola atau caracara yang diperlukan untuk mencapai tujuan dari masyarakat yang bersangkutan,

misalnya pranata industri.


Regulative institutions, pranata sosial yang bertujuan mengawasi adat istiadat atau tata
kelakuan yang ada dalam masyarakat, misalnya pranata hukum seperti kejaksaan dan
pengadilan.

7.

Jenis-jenis Pranata Sosial


1)

Pranata Keluarga
Pranata keluarga adalah bagian dari pranata sosial yang meliputi lingkingan keluarga

dan kerabat. Pembentukan watak dan perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh pranata
keluarga yang dialami dan diterapkannya sejak kecil. Bagi masyarakat, pranata keluarga
berfungsi untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat.
Berdasarkan jumlah anggotanya, keluarga dapat dibedakan menjadi :
1. Keluarga inti atau batin (nuclear family) adalah satuan kekerabatan yang terdiri atas ayah
dan ibu (orang tua) beserta anak-anaknya dalam satu rumah, ada juga keluarga inti yang
belum atau tidak mempunyai anak.
2. Keluarga luas (extended family) adalah satuan kekerabatan yang terdiri atas lebih dari satu
generasi atau lebih dari satu keluarga inti dalam satu rumah. Misalnya, keluarga
mempunyai kakek atau nenek, paman atau bibi, keponakan, yang tinggal serumah.
Keluarga merupakan unit masyarakat yang terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak. Keluarga mempunyai banyak fungsi penting yaitu :
a. Fungsi Reproduksi
Keluarga merupakan lembaga yang fungsinya mempertahankan kelangsungan hidup
manusia. Dalam masyarakat yang beradab, keluarga adalah satu-satunya tempat untuk
tujuan itu. Berlangsungnya fungsi reproduksi berkaitan erat dengan aktivitas seksual laki-

laki dan wanita. Dengan berkeluarga, manusia dapat melanjutkan keturunan secara tepat,
wajar, dan teratur di lihat dari segi moral, cultural, sosial, dan kesehatan.
b. Fungsi Afeksi
Salah satu kebutuhan manusia adalah kasih saying atau rasa saling mencintai. Apabila
kebutuhan kasih sayang tidak terpenuhi, keluarga akan mendapatkan gangguan emosional,
masalah perilaku, dan kesehatan fisik.
c. Fungsi Sosialisasi
Keluarga merupakan tempat sosialisasi pertama dan paling utama bagi anak sehingga
kelak dapat berperan dengan baik di masyarakat. Keluarga sebagai media sosialisasi
kelompok primeryang pertama bagi seorang anak, dan dari situlah perkembangan
kepribadian dimulai. Pada saat anak sudah cukup umur untuk memasuki kelompok atau
media sosialisasi lain diluar keluarga. Pondasi dasar kepribadian anak sudah tertanam
secara kuat, dan kepribadiannya pun sudah terarah dengan baik melalui keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggota keluarganya. Untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, semua anggota keluarga melakukan kerja sama.
Pada umumnya, seorang suami melakukan kegiatan ekonomi untuk mencukupi
kebutuhan-kebutuhan keluarga, sedangkan isteri berfungsi mengatur keuangan dan belanja
keluarga.
e. Fungsi penentuan status
Melalui keluarga seorang anak memperoleh statusnya dalam masyarakat, seperti nama,
jenis kelamin, hak waris, tempat dan tanggal lahir, dan sebagainya.
f. Fungsi pendidikan
Keluarga merupakan satuan kekerabatan yang pertama kali dikenal oleh anak, sehinggah
keluargalah anak memperoleh pendidikan pertamanya dari orang tua atau kerabat lainnya.
Orang tua, dalam hal ini ayah dan ibu memiliki tanggung jawab yang sama untuk
memberikan dasar pendidikan yang baik bagi anak sebelum mereka memasuki masa
bermain di lingkungan dan sekolahnya.
g. Fungsi perlindungan
Keluarga merupakan tempat berlindung lahir batin bagi anak khususnya bagi seluruh
anggota keluarga pada umumnya. Berdasarkan fungsi ini, anak atau anggota lainnya
merasa aman, nyaman, dan dapat menerima curahan kasih saying dari orang tua atau dari
sesame anggota keluarga. Mengingat arti penting pranata keluarga tersebut, maka perlu
diciotakan suasana keluarga yang harmonis sehingga dapat digunakan sebagai tempat
perlindungan anak yang pertama dan utama.
Unsur-unsur pranata keluarga :
Pola perilaku
: afeksi, keetiaan, tanggung jawab, rasa hormat, dan kepatuhan
Budaya simbolis
: mas kawin, cincin kawin, busana pengantin, upacara
Budaya manfaat
: rumah, apartemen, alat rumah tangga, dan kendaraan
Kode spesialisasi
: izin kawin, kehendak, keturunan, dan hukum perkawinan

2)

Pranata Ekonomi
Pranata ekonomi merupakan bagian dari pranata sosial yang mengatur kegiaan

ekonomi, seperti produksi, distribusi, dan konsumsi barang/jasa yang dibutuhkan manusia.
Pranata ekonomi ada dan diadakan oleh masyarakat dalam rangka mengatur dan membatasi
perilaku ekonomi masyarakat agar dapat tercapai keteraturan dan keadilan dalam
perekonomian masyarakat. Pranata ekonomi muncul sejak adanyainteraksi manusia, yaitu
sejak manusia mulai membutuhkan barang dan jasa dari manusia lain. Bentuk paling
sederhana dari pelaksanaan pranata ekonomi adalh adanya system barter (tukar menukar
barang). Akan tetapi, untuk kondisi saat ini system barter telah jarang digunakan dan sulit
untuk diterapkan. Secara umum, peran-peran pranata ekonomi dapat dibedakan atas peran
pranata ekonomi produksi, distribusi dan konsumsi.
a. Peran ekonomi produksi
Kegiatan produksi meliputi unsure-unsur bahan dasar, modal, tenaga kerja dan
manajemen. Pemanfaatan unsure-unsur produksi tersebut harus melalui aturan yang berlaku
agar tercapai suatu keseimbangan dan keadilan sosial. Di dalam pemanfaatan sumber daya
alam, pranata ekonomi berperan dalam menjaga keseimbangan dalam pemanfaatannya.
Aturan-aturan dibuat sedemikian rupa sehingga para pelaku produksi dapat memanfaatkan
ketersediaan sumber daya alam secara efektif dan efisien. Beberapa aturan dalam pemanfaaan
sumber daya di Indonesia, antara lain :
a) Monopoli pemerintah
Dilakukan oleh Negara untuk menjamin ketersediaan suatu sumber produksi. Pada
umumnya sumber-sumber produksi tersebut sangat penting dan menyangkut hajat hidup
orang banyak, misalnya minyak, air, listrik, dan lain-lain.
b) Monopoli swasta
Dilakukan oleh pihak swasta melalui perjanjian atau kontrak kerja khusus dengan
pemerintah untuk memanfaatkan sumber daya alam tertentu.Contoh monopoli garam,
monopoli cengkeh, hak penguasaan hutan.
c) Kuota
Dilakukan pemerintah untuk membatasi produksi dan konsumsi dalam suatu barang atau
sumber daya alam. Hal ini dimaksudkan agar produksi dan pengolahan sumber daya alam
tersebut dapat dilakukan dengan hemat.
d) Proteksi

Dilakukan oleh pemerintah untuk melindungi produk local dari persaingan luar negeri
(impor). Dlam hal ini, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk impor
tertentu atau bahkan melarangnya sama sekali.
b. Peran ekonomi distribusi
Distribusi merupakan kegiatan menyalurkan barang hasil produksi ke konsumen untuk
dikonsumsi. Pendistribusian penting dilakukan untuk mencapai kemakmuran rakyat dengan
cara memeratakan ketercukupan kebutuhan rakyat akan barang dan jasa. Dengan adanya
proses distribusi, maka produsen dapat menjual hasil produknya dan konsumen dapat
memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan, melalui proses distribusi pulalah, arus
perdagangan dapat berjalan.
c. Peran ekonomi konsumsi
Konsumsi adalah kegiatan menghabiskan atau menggunakan nilai guna suatu barang
atau jasa. Penggunaan atau pemanfaatan nilai guna barang atau jasa tersebut dapat dilakukan
sekaligus ataupun secara berangsur-angsur. Pemenuhan kebutuhan kebutuhan manusia yang
diukur melalui tingkat pendapatan atau penghasilan. Hal yang harus diperhatikan adalah
kebutuhan manusia dalam berkonsumsi tidak terbatas, sedangkan kemampuan manusia
terbatas. Oleh karena itu, manusia harus pandai-pandai membelanjakan uangnya sesuai
dengan tingkat kebutuhan.
Berdasarkan peran-peran tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa peran atau fungsi pokok
pranata ekonomi adalah mengatur kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi agar dapa
tberjalan dengan lancar, tertib dan dapat memberi hasil yang maksimal dengan
meminimalisasi dampak negatih yang ditimbulkan.
Unsur-unsur pranata ekonomi :

Pola Perilaku
Budaya simbolis
Budaya manfaat
Kode spesialisasi

3)

: efisiensi, penghematan, professional, dan mencari keuntungan.


: merek dagang, hak paten, slogan, dan lagu komersial
: toko, pabrik, pasar, kantor, blanko, dan formulir
: kontrak, lisensi, hak, monopoli, dan akte perusahaan

Pranata Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok

orang dalam usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau pelatihan.

10

Di Indonesia, pendidikan dapat di golonggan menjadi dua, yaitu pendidikan sekolah


(pendidikan

formal)

dan

pendidikan

luar

sekolah

(pendidikan

informal).

Pada

perkembangannya, ada beberapa ahli sosiologi yang menambahkan satu golongan pendidikan
lagi, yaitu pendidikan yang di peroleh melalui pengalaman atau kehidupan sehari-hari
(pendidikan informal).
Pranata pendidikan berfungsi untuk mempersiapkan manusia agar mampu mencari
nafkah hidup saat ia dewasa kelak. Persiapan-persiapan yang dimaksud, meliputi kegiatan
dalam :
1. Meningkatkan potensi, kreatifitas, dan kemampuan diri
2. Membentuk kepribadian dan pola pikir yang logis dan sistematis
3. Mengembangkan sikap tanah air

4)

Pranata Politik
Politik adalah pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan, meliputi segala

urusan dan tindakan atau kebijakan mengenai pemerintahan Negara atau terhadap Negara
lain. Di dalam hal ini, yang dimaksud politik adalah semua usaha dan aktifitas manusia dalam
rangka memperoleh, menjalankan, dan mempertahankan kekuasaan dalam kaitannya dengan
penyelanggaraan pemerintahan Negara.
Pranata politik adalah serangkaian peraturan, baik tertulis ataupun tidak tertulis yang
berfungsi mengatur semua aktifitas politik dalam masyarakt atau Negara. Di Indonesia,
pranata politik tersusun secara hieraki, berikut ini :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Pancasila
Undang-Undang Dasar 1945
Ketetapan MPR
Undang-Undang
Peraturan Pemerintah
Keputusan Presiden
Keputusan Menteri
Peraturan Daerah
Beberapa peran atau fungsi pranata politik, antara lain :
a) Pelindung dan penyaluran aspirasi/hak asasi manusia, sesuai dengan UUD45, bahwa
masyarakat mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam hokum dan
pemerintahan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka rakyat berhak berpolitik sejauh
tetap mematuhi kaidah-kadah politik yang telah ditetapkan.

11

b) Memberikan pembelajaran politik bagi masyarakat, dalam hal ini rakyat secara
langsung mulai dilibatkan dalam proses penentuan kebijakan. Rakyat ditempatkan
sebagai subjek dan bukannya objek kebijakan. Dengan cara ini, akan dapat tercapai
keberhasilan pembangunan dan meningkatkan stabilitas sosial.
c) Meningkatkan kesadaran berpolitik di kalangan masyarakat, hal ini terlihat dari
meningkatnya keikutsertaan masyarakat dala pemilu, kesadaran dalam mengawasi
jalannya pemerintahan, dan adanya tuntuta transparasi dan akuntabilitas pemerintah.
Unsur-unsur pranata politik :

Pola perilaku
Budaya simbolis

5)

: loyalitas, kepatuhan, subordinasi, kerjasama, dan konsesus


: bendera, materai, mascot, dan lagu kebangsaan

Pranata Agama
Agama adalah ajaran atau system yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan

peribadatan kepada Tuhan Ynag Maha Kuasa serta mencakup pula tata kaidah yang
berhubungan dengan pergaulan antar manusia dan antara manusia dengan lingkungannya. Jika
dilihat dari sudut pandang sosiologi, agama memiliki arti yang lebih luas, karena mencakup
juga aliran kepercayaan yang sebenarnya berbeda dengan agama.
Sebagai salah satu bentuk pranata sosial, pranata agama memiliki beberapa fungsi
berikut ini :
1. Fungsi ajaran
Memberi tujuan atau orientasi sehingga timbul rasa saling hormat antar sesame manusia.
Agama juga dapat menumbuhkan sifaat disiplin, pengendalian diri, dan mengembangkan
rasa kepekaan sosial.
2. Fungsi hukum
Memberikan aturan yang jelas terhadap tingkah laku manusia akan hal-hal yang dianggap
benar dan hal-hal yang di anggap salah.
3. Fungsi social
Sehubungan dengan fungsi hukum, aturan agama juga dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sosial manusia, yaitu sebagai dasar aturan kesusilaan dalam masyarakat,
misalnya dalam masalah ekonomi, pendidikan, kesehatan, perkawinan dan lain-lain.
4. Fungsi ritual
Ajaran agama memiliki cara-cara ibadah khusus yang tentu saja berbeda dengan agama
lainnya. Seoran yang telah menentuka agamanya, harus mau menjalankan ibadah sesuai
yang diperintahkan Tuhan dengan ikhlas seuai dengan petunjuk yang terdapat dalam kitab

12

suci. Dengan mendalami dan memahami ajaran agama, seorang akan mengetahui sanksi
yang akan diterimanya jika ia melakukan pelanggaran.
5. Fungsi transformatif
Agama dapat mendorong manusia untuk melakukan perubahan kea rah yang lebih baik.
Oleh karena itu, kita harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi masyarakat agar tidak
terjebak dalam fanatisme agama yang berlebihan. Dengan kata lain, kita harus mampu
menyeimbangkan antara hubungan vertical kita dengan Tuhan dan hubungan horizontal
kita dengan sesame manusia atau masyarakat. Bila keadaan ini dapat kita ciptakan dan
dipelihara, maka akan tercipta suatu kehidupan keagamaan yang serasi dan saling
menghormati sebagaimana termuat dalam butir II sila I Pancasila, Hormat menghormati
dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang
berbeda-beda, seghingga terbina kerukunan hidup.
Unsur-unsur pranata agama :

Kepercayaan agama, yaitu suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi.
Misalnya, kepercayaan bahwa Tuhan itu satu (monoteisme).

Simbol agama, yaitu identitas agama yang dianut umatnya. Misalnya, baju koko sebagai

symbol umat islam


Politik agama, yaitu hubungan vertical antara manusia dengan Tuhannya, serta hubungan
horizontal atau hubungan antar umat beragama sesuai dengan ajaran agama. Hubungan
vertical contohnya berdoa, puasa dan semahyang. Hubungan horizontal contohnya saling

menolong antar manusia.


Umat, yaitu penganut masing-masing agama
Pengalaman keagamaan, yaitu bebagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami oleh
penganut-penganutnya secara pribadi. Misalnya, panggilan untuk menunaikan ibadah haji.

13

Anda mungkin juga menyukai