Teori Administrasi
1.1 Menurut Stephen P. Robbins, teori administrasi dalam Harbani Pasolong 2010:17
meliputi :
Teori ini dirintis oleh Elton Mayo. Pengembangan Teori Mayo didasarkan pada
penemuannya selama memimpin proyek. Mayo bermaksud menguji hubungan antara
produktivitas dengan lingkungan fisik. Mayo menangkap bahwa normanorma sosial, justru
merupakan faktor kunci dalam perilaku kerja individual. Karenanya, rangsangan kenaikan
upah tiak memacu pekerja untuk bekerja lebih produktif.
c. Teori Perilaku.
d. Teori Sistem. Dalam teori ini, organisasi dipandang sebagai suatu sistem yang
menampilkan karakteristiknya sebagai penerima masukan, pengolah dan pengahasil.
Sondang Siagian mendefinisikan administrasi sebagai keseluruhan proses kerja sama antara
dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Ada beberapa hal yang terkandung dalam definisi di atas. Pertama, administrasi sebagai seni
adalah suatu proses yang diketahui hanya permulaannya sedang akhirnya tidak ada. Kedua,
administrasi mempunyai unsur-unsur tertentu, yaitu :
Ketiga, administrasi sebagai proses kerja sama bukan merupakan hal yang baru karena ia
telah timbul bersama-sama dengan timbulnya peradaban manusia.
1.3 Teori administrasi menurut Wiliam L. Morrow dalam Ali Mufiz, (2004)
(1) Teori Deskriptif, adalah teori yang menggambarkan apa yang nyata terjadi dalam sesuatu
organisasi dan memberikan postulat mengenai faktor-faktor yang mendorong orang
berperilaku.
(2) Teori Perspektif, adalah teori yang menggambarkan perubahan-perubahan di dalam arah
kebijakan publik, dengan mengeksplotasi keahlian berokrasi, penekanan teori ini ada adalah
untuk melakukan pembaharuan, melakukan koreksi dan memperbaiki proses pemerintahan.
(4) Teori Asumtif, adalah teori yang memusatkan perhatiannya pada usaha-usaha untuk
memperbaiki praktik administrasi.
(5) Teori Istrumental, adalah teori yang bermaksud untuk melakukan konseptualisasi
mengenai cara-cara untuk memperbaiki teknik manjemen, sehingga dapat dibuat sasaran
kebijakan secara lebih realistis.
Bailey mengemukakan empat kategori teori administrasi publik, dan setiap kategori teori
mempunyai pusat perhatian yang berbeda satu sama lain.
(1) Teori deskriptif atau deskripsi struktur bertingkat dan berbagai hubungan dengan
lingkungan kerjanya.
(2) Teoti Normatif atau nilai-nilai yang menjadi tujuan bidan ini, alternative keputusan yang
seharusnya diambil oleh penyelenggara administrasi public (praktisi) dan apa yang
seharusnya dikaji dan dianjurkan kepada pelaksana kebijakan.
(3) Teori Asumtif, pemahaman yang benar tergadap realitas seorang administrator, suatu teori
yang tidak mengambil asumsi model setan muapun model malaikat berkras (4) Teori
Instrumens, atau peningkatan teknik-teknik manajerual dalam rangka efisiensi dan efektivaras
pencapian tujuan publik.
(1) Teori Klasik. Teori klasik berasumsi bahwa pekerja atau manusia itu bersifat rasional,
berpikir logik, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan. Salah satu teori klasik adalah
manajemen ilmiah yang dipelopori Federik W. Taylor. Sasaran pada pendekatan ini adalah
kemakmuran maksimum bagi pengusaha dan karyawan. Selanjutnya Prinsip Studi Waktu
dipelopori oleh Gilbreth menyatakan bahwa semua usaha yang produktif diukur dengan studi
waktu secara teliti. Berdasarkan studi waktu muncul Prinsip Hasil Upah yaitu upah diberikan
harus sesuai dengan hasil yang besarnya ditentukan dari studi waktu.
(2) Teori neo klasik. Teori ini muncul karena pada manajer terdapat kelemahan dengan teori
klasik. Teori ini berasmsi bahwa manusia itu makhluk social dengan mengaktualisasikan
dirinya. Para tokoh aliran ini menyatakan hakikat organisasi adalah kerjasama, manajemen
dapat bekerja secara efisien dan tetap hidup jika tujuan organisasi dan kebutuhan perorangan
yang bekerja dijaga dengan baik.
(3) Teori modern. Pendekatan ini didasarkan hal-hal yang bersifat situasional. Asumsi yang
dipakai adalah bahwa orang itu berlainan dan berubah, baik kebutuhannya, reaksinya,
tindakannya sesuai dengan lingkungan. Manajemen dipandang sebagai suatu sistem
didasarkan pada asumsi bahwa organisasi merupakan system terbuka dan tujuan organisasi
mempunyai kebergantungan.
2. Teori Organisasi
Teori organisasi Muncul pada abad 19 di latar belakangi oleh Revolusi Inggris dan lahirnya
perusahaan raksasa di Amerika Serikat. Berikut ini akan dibahas mengenai teori organisasi
klasik yang dipelopori oleh Max Weber, teori neoklasik, dan teori organisasi modern. Teori
organisasi adalah studi tentang bagaimana organisasi menjalankan fungsinya dan bagaimana
mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang yang bekerja di dalamnya ataupun
masyarakat di lingkup kerja mereka. Adapun bagian – bagian dari teori organisasi sebagai
berikut :
Teori klasik (classical theory) kadang-kadang disebut juga teori tradisional, yang berisi
konsep-konsep tentang organisasi mulai dari tahun seribu delapan ratusan(abad 19) yang
mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan,
peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi bila
orang-orang bekerja sama. Teori ini juga berkembang dalam tiga aliran yang dibangun atas
dasar anggapan-anggapan yang sama dan mempunyai efek yang sama, yaitu:
a. Teori birokrasi : dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic and
Spirit of Capitalism
b. Teori administrasi : dikembangkan atas dasar sumbangan Henry Fayol dan Lyndall
Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika.
c. Manajemen ilmiah : dikembangkan mulai tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor.
2.2 Teori Organisasi Neoklasik
Teori neoklasik secara sederhana dikenal sebagai teori/aliran hubungan manusiawi (The
human relation movement). Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Anggapan
dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai
individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya, atas dasar anggapan ini maka teori
neoklasik mendefinisikan “suatu organisasi” sebagai sekelompok orang dengan tujuan
bersama. Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang
dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga Munsterberg. Dalam hal pembagian kerja,
teori neklasik telah mengemukaan perlunya hal-hal sebagai berikut:
c. Manajemen bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para yunior untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.
Teori modern ditandai dengan ahirnya gerakan contingency yang dipelopori Herbert Simon,
yang menyatakan bahwa teori organisasi perlu melebihi prinsip-prinsip yang dangkal dan
terlalu disederhanakan bagi suatu kajian mengenai kondisi yang dibawahnya dapat
diterapkan prinsip yang saling bersaing. Kemudian Katz dan Robert Kahn dalam bukunya
“the social psychology of organization” mengenalkan perspektif organisasi sebagai suatu
sistem terbuka
Dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan
desain organisasi. Teori organisasi memfokuskan diri pada perilaku dari organisasi dan
menggunakan keefektifan organisasi. Sehingga teori organisasi tidak hanya memperhatikan
prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga kemampuan untuk mencapai visi dan misi organisasi.
Sumber :
Ambarwaty, Ragil Catur. Makalah Teori Organisasi (dasar teori organisasi unsur asas).
https://www.academia.edu/25124005/MAKALAH_TEORI_ORGANISASI_dasar
_teori_organisasi_unsur_asas.