Anda di halaman 1dari 17

Kelompok Kepentingan

Kelompok kepentingan adalah sekelompok manusia yang mengadakan


persekutuan yang didorong oleh kepentingan-kepentingan tertentu.
Kepentingan ini dapat berupa kepentingan umum atau masyarakat luas
ataupun kepentingan untuk kelompok tertentu.

Kelompok kepentingan bertujuan untuk memperjuangkan sesuatu


kepentingan dengan mempengaruhi lembaga-lembaga politik agar
mendapatkan keputusan yang menguntungkan atau menghindarkan
keputusan yang merugikan. Kelompok kepentingan tidak berusaha untuk
menempatkan wakil-wakilnya dalam dewan perwakilan rakyat, melainkan
cukup mempengaruhi satu atau beberapa partai didalamnya atau instansi
yang berwenang maupun menteri yang berwenang

Seperti yang dinyatakan oleh Eugene J. Kolb yang dimaksud kelompok


kepentingan ialah a collectivity of individuals who either formally organize
or informally cooperate to protect or promote some
common,similiar,identical, or shared interest or goal. (Eugene J.Kolb, 1987 :
73)

pg. 1
Jenis Jenis Kelompok Kepentingan

Gabriel A.Almond membagi kelompok kepentingan kedalam 4 tipe


yaitu kelompok kepentingan anomik, kelompok kepentingan non
assosiasional, kelompok kepentingan institusional, kelompok kepentingan
assosiasional.(Gabriel A. Almond, 1966 : 75-81). Berikut penjelasan ke-empat
kelompok kepentingan tersebut.

1. kelompok kepentingan anomik.

Berasal dari kata anomie yang artinya terasing. Kelompok kepentingan


ini muncul secara tiba-tiba dan hanya ada pada saat itu saja. Sifatnya yang
muncul secara tiba-tiba tersebut menyebabkan kelompok kepentingan ini
tidak memiliki pengorganisasian masa yang jelas. Mereka hanya berkumpul
pada suatu tempat dan kemudian secara bersama-sama menyuarakan
keinginan,kepentingan serta tujuan mereka. Kelompok kepentingan ini timbul
karena kelompok assosiasional belum ada dalam suatu negara. kelompok ini
terbentuk dari unsur-unsur masayarakat secara spontan dan seketika akibat
suatu isu kebijakan pemerintah,agama, politik dsb. Biasanya kelompok
kepentingan anomik ini terjadi pada negara-negara yang sedang dilanda
konflik secara terus menerus atau terjadi pada negara yang pemerintahanya
bersifat tertutup sehingga masyarakat tidak dapat menyampaikan
aspirasinya, keinginan, maupun mengkritik jalannya pemerintahan.

Contoh : Persatuan pedagang yang akan digusur bersatu saat ingin digusur
dengan berdemo dan menghilang saat aspirasi mereka terpenuhi.

2. kelompok kepentingan non assosiasional.

Kelompok kepentingan ini hampir sama dengan kelompok kepentingan


anomik dimana tidak adanya pengorganisasian yang jelas dan terencana.
Kelompok kepentingan ini muncul apabila kepentingan-kepentingan yang
timbul karena adanya kesamaan daerah asal, kesamaan agama,dll.

pg. 2
kelompok ini berasal dari unsur keluarga dan keturunan atau etnik regional
status dan kelas yang menyatakan kepentingannya berdasarkan situasi.

Kelompok kepentingan ini sudah muncul baik di negara-negara berkembang


maupun di negara-negara yang sudah maju. Baik di negara-negara
berkembang maupun di negara-negara maju kelompok kepentingan non
assosiasional ini memiliki peran yang cukup kuat dalam pembuatan
keputusan yang dilakukan oleh pemerintah negara tersebut.

Contoh : Persatuan warga Batak di Jakarta.

3. kelompok kepentingan institusional.

Berbeda dengan kelompok kepentingan sebelumnya yang timbul tidak


terorganisasi kelompok kepentingan institusional ini timbul secara
terorganisir dan sudah terencana. Kelompok kepentingan institusional ini
biasanya berbentuk suatu badan hukum. Kelompok kepentingan institusional
ini memiliki pengaruh yang besar di masyarakat.

kelompok ini bersifat Formal dan memiliki fungsi-fungsi politik dan sosial.
Anggotanya terkait dengan kepentingan ekonomi atau bisanya terkait
dengan pekerjaan. Sangat efektif dalam mempengaruhi kebijakan
pemerintah.

Contoh : KOPRI, PGRI, TNI, POLRI, dll.

4. kelompok kepentingan assosiasional.

Kelompok kepentingan ini hampir sama dengan kelompok institusional


dimana kelompok kepentingan asosiasional muncul secara terorganisir.
kelompok ini menyatakan kepentingannnya secara khusus dan memakai
tenaga profesional.

pg. 3
Kelompok kepentingan assosiasional ini muncul pada negara yang sudah
maju biasanya muncul pada negara yang menganut paham demokrasi.
Namun kelompok kepentingan assosiasional ini juga dapat muncul pada
negara yang menganut paham otokratis. Pada negara yang menganut
paham otokratis kelompok kepentingan assosiasional berada dibawah
pengawasan yang cukup ketat dari pihak pemerintah.(Gabriel A. Almond,
1966 : 75-81).

Contoh : Ikatan Dokter Indonesia, termasuk serikat perdagangan dan serikat


pengusaha.

Peran dan Fungsi Kelompok Kepentingan

Media penampung kepentingan masyarakat


Kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah dapat menguntungkan
maupun merugikan masyarakat. Kepentingan dan kebutuhan rakyat
dapat dipenuhi namun dapat pula terabaikan dan tidak terpenuhi. Oleh
karena itu rakyat berkepentingan dan perlu memperhatikan kebijakan-
kebijakan yang diputuskan oleh pemerintahnya.
Mengartikulasikan kepentingan-kepentingan
Kelompok kepentingan memusatkan perhatian pada upaya
mengartikulasikan kepentingan tertentu yang ditujukan kepada
pemerintah. Mereka berharap pemerintah menyusun kebijakan yang
memihak kelompoknya. Kelompok kepentingan bertujuan untuk
memperjuangkan sesuatu kepentingan dengan mempengaruhi
lembaga-lembaga politik agar mendapatkan keputusan yang
menguntungkan atau menghindarkan keputusan yang merugikan.
Sebagai salah satu saluran input bagi pemerintah
Kelompok kepentingan memberikan input yang digunakan pemerintah
untuk memutuskan kebijakan yang akan diambil terhadap rakyatnya.
Input yang mereka berikan bertujuan agar pandangan-pandangan
mereka dipahami oleh para pembuat keputusan dan agar mendapat
output yang sesuai dengan tuntutan mereka. Dalam tulisannya Gabriel
A. Almond, mengatakan untuk memberikan input pada pembuat

pg. 4
kebijakan, saluran-saluran yang penting dan biasa digunakan adalah
demonstrasi dan (mungkin) tindakan kekerasan; tindakan ini biasa
digunakan untuk menyatukan tuntutan kepada pembuat kebijakan.

Partai Politik

Partai politik adalah organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu


atau dibentuk dengan tujuan khusus. Definisi lainnya adalah kelompok yang
terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan
cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan
politik dan merebut kedudukan politik biasanya dilakukan dengan cara
konstitusionil - untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.

Partai politik adalah sarana politik yang menjembatani elit-elit politik


dalam upaya mencapai kekuasaan politik dalam suatu negara yang
bercirikan mandiri dalam hal finansial, memiliki platform atau haluan politik
tersendiri, mengusung kepentingan-kepentingan kelompok dalam urusan
politik, dan turut menyumbang political development sebagai suprastruktur
politik.

Berikut beberapa definisi partai politik oleh para ahli :

Menurut R.H Soltau, partai politik adalah sekelompok warga negara


yang sedikit banyak terorganisir, yang bertindak sebagai suatu
kesatuan politik dan dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk
memilih, bertujuan untuk mengendalikan dan menguasai
pemerintahan serta melaksanakan kebijakan umum mereka.

Menurut Carl J. Frederich, partai politik adalah sekelompok manusia


yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau

pg. 5
mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan
partainya dan berdasarkan penguasaan ini, memberikan kepada
anggota partainya kemanfaatan yang bersifat idiil serta materiil.

Menurut Sigmund Neumann dalam bukunya Modern Political Parties,


partai politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis politik yang
berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut
dukungan rakyat melalui persaingan dengan suatu golongan atau
golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda.

Menurut Mark N. Hagopian, partai politik adalah suatu organisasi yang


dibentuk untuk mempengaruhi bentuk dan karakter kebijaksanaan
publik dalam kerangka prinsip-prinsip dan kepentingan ideologis
tertentu melalui praktek kekuasaan secara langsung tau partisipasi
rakyat dalam pemilihan.

pg. 6
TIPOLOGI PARTAI POLITIK
Tipologi partai politik adalah pengelompokan berbagai macam partai
politik berdasarkan kriteria tertentu, Seperti: komposisi dan fungsi anggota,
sifat dan orientasi.
A. Komposisi dan Fungsi Anggota
Berdasarkan komposisi dan fungsi anggotanya, partai politik dapat
digolongkan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Partai Massa
merupakan partai politik yang mengandalkan kekuatan pada
keunggulan jumlah anggota dengan cara memobilisasi massa
sebanyak-banyaknya. Jumlah anggota pada partai massa ini sangat
diutamakan. Para anggotanya bisa berasal dari berbagai macam
golongan yang ada di masyarakat. Partai jenis ini tetap mempunyai
program, walaupun program-programnya masih sangat umum. Apabila
golongan yang tergabung di dalam partai massa mempunyai keinginan
untuk mencapai kepentingan-kepentingan golongannya sendiri maka
partai ini akan menjadi lemah. Sehinggah bila hal ini terjadi,biasanya
golongan tersebut akan memisahkan diri dari partai dan akan
membentuk partai baru.
2. Partai Kader
merupakan partai yang mengandalkan kualitas anggota, kekuatan
organisasi, dan disiplin anggota sebagai sumber kekuatan utama.
Partai ini tidak mempunyai anggota yang banyak seperti partai massa.
pg. 7
Seleksi keanggotaan partai kader biasanya sangat ketat, yaitu melalui
kaderisasi yang berjenjang dan intensif, serta penegakan disiplin partai
yang konsisten dan tanpa pandang bulu. Apabila ada anggota yang
menyeleweng dari ideologi partai maka anggota tersebut akan di pecat
dari keanggotaan partai.

B. Sifat dan Orientasi


Berdasarkan asas dan orientasinya, partai politik dapat digolongkan menjadi
dua jenis, yaitu:
1. Partai Lindungan (Patronage Party)
Merupakan partai yang aktif pada saat menjelang dilaksanakannya
pemilu saja. Partai ini mengembangkan diri sebagai pelindung bagi
berbagai kelompok dalam masyarakat sehingga pemilihan umum
dapat dengan mudah dimenangkan, dan kesatuan nasional dapat
dipelihara, tetapi juga masyarakat dapat dimobilisasi untuk
mendukung dan melaksanakan kebijakan tertentu. Tujuan partai
tersebut adalah berusaha memenangkan pemilihan umum, yang
berarti berusaha menempatkan anggota-anggotanya pada jabatan-
jabatan politik maupun pemerintahan yang sudah ditargetkan.
Biasanya partai lindungan kurang mempunyai disiplin yang kuat bagi
para anggota-anggotanya.
2. Partai Ideologi atau Partai Asas (Programmatic Party)
Merupakan partai yang mempunyai disiplin yang kuat dan mengikat
diantara anggota-anggotanya. Seleksi keanggotaan partai ideologi
biasanya sangat ketat, yaitu melalui penyaringan. Begitupun bagi para
anggota-anggota partai yang akan ditunjuk menjadi pemimpin akan
melalui seleksi yang sangat ketat.

Kemudian terdapat pula pengelompokan partai politik menurut Maurice


Duverger dalam bukunya yang berjudul Political Parties, dia mengelompokan

pg. 8
partai politik menjadi tiga, yaitu: sistem partai tunggal (one-party system),
sistem dwi partai (two-party system), dan sistem multi partai (multy party
system).
Sistem Partai Tunggal
Jika suatu negara hanya mempunyai satu partai saja maka negara
tersebut menganut sistem partai tunggal atau yang kita kenal dengan
sistem satu partai. Di negara-negara yang hanya mempunyai satu
partai politik pada umumnya menganut sistem multi partai, akan tetapi
dalam perkembangannya hanya satu partai saja yang selalu
memenangkan mayoritas suara. Dengan begitu partai tersebut akan
meninggalkan partai-partai yang lainnya, sehinggah bila hal ini terjadi
maka suasana politik yang akan terjadi di negara tersebut menjadi non
kompetitif. Dalam artian, partai-partai politik yang lain akan sulit untuk
bersaing dengan partai yang selalu dominan memenangkan mayoritas
suara.

Sistem Dwi Partai


Pada umumnya sistem dwi partai dianut oleh negara yang mempunyai
dua partai politik yang memerankan peran di bidang politik. Sistem ini
bisa juga dianut oleh negara yang mempunyai beberapa partai politik,
tetapi yang memainkan peran di bidang politik hanya dua partai saja,
sedangkan partai yang lainnya merupakan partai-partai minoritas yang
mempunyai peran sangat kecil. Dalam sistem ini terdapat dua partai
politik yang dominan,sehinggah partai yang menang dalam pemilu
akan menjadi partai yang memegang kuasa. Sebaliknya partai yang
kalah dalam pemilu akan menjadi partai oposisi terhadap partai yang
sedang memegang kuasa.
Adapun beberapa macam persyaratan sistem dwi partai bila ingin
berjalan dengan baik. Pulzer memberikan tiga macam persyaratan
yaitu:
- komposisi masyarakatnya homogen (social homogeinity)
- konsensus atau kesepakatan dalam masyarakat mengenai asas dan
tujuan sosial yang pokok adalah kuat
- adanya kontinuitas sejarah (historical continuity)
Sistem Multi Partai

pg. 9
Sering juga disebut sistem banyak partai. Umumnya sistem multi
partai dianut oleh sustu negara yang mempunyai beberapa partai
politik (lebih dari dua) dan diantara partai-partai politik yang ada
mempunyai kekuatan yang seimbang. Negara yang menganut sistem
multi partai biasanya mempunyai masyarakat yang terdiri dari
berbagai macam suku bangsa. Mayarakat akan lebih suka
menyalurkan kepentingan-kepentingannya melalui organisasi yang
berdasarkan ikatan primodial. Negara yang mempunyai beraneka
ragam agama,suku,ras ataupun lapisan sosial yang lain maka akan
terdapat berbagai macam organisasi atau beberapa partai politik.
Sistem multi partai ternyata mempunyai konsekuensi. Konsekuensi
yang dianut oleh sistem ini adalah apabila diantara partai-partai politik
yang ada saling bersaing dan persaingan tersebut semakin memanas
yang pada akhirnya dapat menimbulkan konflik, sehinggah
menimbulkan stabilitas nasional menjadi goyah. Seandainya
persaingan dalam terselesaikan dengan baik melalui jalan
musyawarah, maka stabilitas nasional tetap dapat terjamin walaupun
menganut sistem multi partai.

pg. 10
FUNGSI dan PERAN PARTAI POLITIK

1. Sebagai Sarana Sosialisasi Politik

Menurut Kenneth P. Langon, sosialisasi adalah suatu cara/jalan/upaya


suatu masyarakat dalam meneruskan kebudayaan politik dari suatu generasi
ke generasi selanjutnya.

Untuk meneruskan suatu budaya berpolitik dalam suatu negara dari satu
generasi ke generasi selanjutnya dibutuhkan suatu sarana/alat/agen
sosialisasi politik. Parpol merupakan salah satu alat untuk mensosialisasikan
politik kepada masyarakat.

Sebagai agen/alat sosialisasi politik, parpol diharuskan untuk mengajarkan


ideologi partai kepada anggota dan pendukungnya, serta mengajarkan
kesadaran berbangsa dan bernegara kepada warga negara/masyarakat.

2. Sebagai Sarana Rekrutmen Politik

pg. 11
Rekrutmen politik merupakan proses dimana parpol mencari dan
mengajak orang yang memiliki kemampuan untuk ikut berpartisipasi dalam
proses politik.

3. Sebagai Sarana Komunikasi Politik

Parpol menjadi penghubung antara dua pihak, antara


penguasa/pemerintah dengan pihak masyarakat, yaitu dimana parpol
menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan
mengaturnya sedemikian rupa sehingga kesimpangsiuran pendapat dalam
masyarakat bisa diminimalkan.

4. Sebagai Sarana Artikulasi dan Agregasi Kepentingan

Artikulasi kepentingan atau interest articulation adalah proses


merumuskan dan menyalurkan macam-macam aspirasi dan kepentingan
masyarakat kepada pemerintah/penguasa.

Agregrasi kepentingan atau interest agregration merupakan proses


menyatukan tuntunan-tuntutan dan dukungan-dukungan yang ada di
masyarakat.

5. Sebagai Sarana Partisipasi Politik

Parpol sebagai tempat/wadah bagi masyarakat untuk ikut dalam


proses berpolitik.

6. Sebagai Sarana Pengatur Konflik

Yaitu berfungsi dalam menyelesaikan konflik/perselisihan yang terjadi


dalam masyarakat, sehingga mencegah timbulnya ketidakstabilan dalam
kesatuan dan persatuan negara.

7. Sebagai Sarana Pembuatan Kebijakan

Fungsi ini hanya dapat berjalan apabila suatu parpol menjabat di


pemerintahan sebagai badan perakilan rakyat dengan suara mayoritas.

pg. 12
8. Sebagai Sarana Mengkritik Rezim yang Berkuasa

Fungsi parpol ini umumnya terjadi di negara-negara yang menganut


sistem/paham demokrasi.

PERAN PARTAI POLITIK

Posisi dan peran partai politik dalam proses interaksi antara negara
negara dengan rakyat adalah dalam bentuk kebijakan publik, disadari telah
menjadi idealitas terjauh dari identitas partai modern. Berkembangnya
rakyat untuk berpartisipasi dengan partai politik semakin menjadi bagian
penting dari sistem politik modern. Di lingkungan masyarakat modern
( rakyat ) partai politik menjadi hal yang umum dalam kehidupan politik.
Partai politik merupakan suatu asosiasi politik yang mengaktifkan,
memobilisasi masyarakat, mewakili kepentingan, dan pada akhirnya akan
melahirkan seorang pemimpin. Sehingga partai politik sangat berperan
menjadi penghubung antara rakyat dengan negara ( pemerintahan ).

Perbedaan Antara Kelompok Kepentingan Dan Partai Politik

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kelompok


kepentingan memiliki orientasi yang lebih kecil daripada partai politik.
Kelompok kepentingan dan kelompok masyarakat hanya mewakili golongan-
golongan masyarakat dan lebih banyak memperjuangan kepentingan umum
suatu kelompok saja. Kelompok kepentingan dan kelompok penekan juga
tidak perlu menempatkan wakil-wakilnya di dewan perwakilan rakyat,
mereka hanya perlu mempengaruhi satu partai saja.

pg. 13
Berbeda dengan partai politik yang berusaha untuk menempatkan
wakil-wakilnya di dalam dewan perwakilan rakyat. Partai politik sebagai salah
satu instrumen politik yang memiliki tujuan untuk meraih kekuasaan. Selain
memiliki tujuan yang jelas adapula fungsi-fungsi yang harus dijalankan yaitu
rekrutmen politik, komunikasi politik, pengendali konflik dan lain-lain.
Disamping itu partai politik merupakan representasi dari beberapa kelompok
yang ada di dalam masyarakat. Partai politik sangat diperlukan untuk
menampung seluruh aspirasi rakyat namun pada saat sekarang ini, partai
politik lebih banyak menjadi media atau alat agar penguasa dapat
menjalankan tujuannya.

Peran Partai Politikdan Kelompok Kepentingan pada Era Reformasi


dan Masa Kini

Setelah reformasi, pertumbuhan Partai Politik didasari atas


kepentingan yang sama masing-masing anggotanya. Boleh jadi, Era
Reformasi yang melahirkan sistem multi-partai ini sebagai titik awal
pertumbuhan partai yang didasari kepentingan dan orientasi politik yang
sama di antara anggotanya.

pg. 14
Kondisi yang demikian ini perlu dipertahankan, karena Partai Politik
adalah alat demokrasi untuk mengantarkan rakyat menyampaikan artikulasi
kepentingannya. Tidak ada demokrasi sejati tanpa Partai Politik. Meski
keberadaan Partai Politik saat ini dianggap kurang baik, bukan berarti dalam
sistem ketatanegaraan kita menghilangkan peran dan eksistensi Partai
Politik. Keadaan Partai Politik seperti sekarang ini hanyalah bagian dari
proses demokrasi.

Dalam kondisi kepartaian yang seperti ini, Pemilihan Umum 2004


digelar dengan bersandar kepada Undang-undang No. 31 Tahun 2002
tentang Partai Politik. Dalam perjalanannya, undang-undang ini di anggap
belum mampu mengantarkan sistem kepartaian dan demokrasi perwakilan
yang efektif dan fungsional. Undang-undang ini juga belum mampu
melahirkan Partai Politik yang stabil dan akuntabel. Masyarakat juga masih
belum percaya pada keberadaan Partai Politik, padahal fungsi Partai Politik
salah satunya adalah sebagai alat artikulasi kepentingan rakyat. Untuk
menciptakan Partai Politik yang efektif dan fungsional diperlukan adanya
kepercayaan yang penuh dari rakyat. Tanpa dukungan dan kepercayaan
rakyat, Partai Politik akan terus dianggap sebagai pembawa ketidakstabilan
politik sehingga kurang berkah bagi kehidupan rakyat.

Untuk menciptakan sistem politik yang memungkinkan rakyat menaruh


kepercayaaan, diperlukan sebuah peraturan perundang-undangan yang
mampu menjadi landasan bagi tumbuhnya Partai Politik yang efektif dan
fungsional. Dengan kata lain, diperlukan perubahan terhadap peraturan
perundang-undangan yang mengatur sistem Politik Indonesia yakni Undang-
undang No. 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik, Undang-undang No. 12
Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD,
Undang-undang No. 23 tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden, dan Undang-undang No. 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan
Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD.

Boleh dikatakan bahwa setelah era reformasi ini peran partai sebagai
penyalur aspirasi rakyat bisa dimaksimalkan, dapat dilihat dari partai-partai

pg. 15
yang tumbuh dan berkembang dengan bebas tanpa intervensi dari pihak
manapun. Walaupun begitu masih banyak yang harus dibenahi partai politik
kita, diantaranya adalah masih banyaknya korupsi, kolusi dan nepotisme di
dalam organisasi partai politik saat ini.

Sedangkan Kelompok Kepentingan berperan memberikan input yang


digunakan pemerintah untuk memutuskan kebijakan yang akan diambil
terhadap rakyatnya. Input yang mereka berikan bertujuan agar pandangan-
pandangan mereka dipahami oleh para pembuat keputusan dan agar
mendapat output yang sesuai dengan tuntutannya.

DAFTAR PUSTAKA
pg. 16
Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik, Jakarta;Gramedia Widiasarana
Indonesia,2010.
http://www.scribd.com/doc/57391937/Kelompok-Kepentingan-Politik-Auto-
Saved
https://www.academia.edu/3769448/Makalah_SPI

pg. 17

Anda mungkin juga menyukai