PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu maupun masyarakat memiliki kepentingan yang harus diraih dan
dipertahankanbagi kelangsungan kehidupannya, baik dalam keluarga, masyarakat, Negara
maupundengan Negara lain. Dalam rangka meraih dan mempertahankan kepentingannya ini,
tentu saja memerlukan kerja keras, perjuangan semuanya bersentuhan dengan individu atau
masyarakat, maupun yang lebih luas yaitu Negara dan pihak Internasional. Untuk itu semua,
memerlukan kekuatan dan dukungan dari semua pihak sehingga memperoleh tanggapan yang
serius dari masyarakat atau pihak tertentu yang menjadi tujuan dari kepentingan. Bentuk
kekuatan yang memiliki daya dukung. Adalah kekuatan yang didalamnya berisi dua atau
lebih orang yang bekerja-sama, untuk mencapai tujuan bersama.
Bentuk kekuatan itu disebut juga dengan organisasi. Organisasi yang berdiri dan
mengatas namakan dirinya sebagai organisasi kepentingan adalah Lembaga Swadaya
Masyarakat, Organisasi Kemasyarakatan (ORMAS) dan organisasi social lainnya. Hal lain
yang melatar belakangi lahirnya kelompok kepentingan ini adalah adanya dominasi individu,
masyarakat, Negara dan Negara lain lemah (terbelakang. Baru dan berkembang) yang dapat
membahayakan kelangsungan kehidupan dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok mata kuliah penganatar sosiologi politik pada khususnya, serta untuk mengetahui
tentang pembahasan mengenai kelompok penekan (pressure group) dan kelompok
kepentingan (interst group).
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pendapat Gabriel Almond, setiap sistem politik haruslah memiliki fungsi dan
struktur politik tertentu. Fungsi politik ialah fungsi input dan fungsi output. Dalam
masyarakat politik modern terdapat struktur-struktur politik, salah satunya adalah kelompok
kepentingan. Suatu Kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah dapat menguntungkan
maupun merugikan masyarakat. Kepentingan dan kebutuhan rakyat dapat dipenuhi namun
dapat pula terabaikan dan tidak terpenuhi. Oleh karena itu rakyat berkepentingan dan perlu
memperhatikan kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh pemerintahnya. Oleh sebab di
atas mereka dapat mengartikulasikan kepentingan dan kebutuhan mereka kepada pemerintah
melalui kelompok-kelompok yang mereka bentuk bersama atas dasar kepentingan yang sama.
Kelompok-kelompok yang dibentuk atas dasar persamaan kepentingan inilah yang kemudian
disebut kelompok kepentingan.
1. Kelompok anomic
Adalah kelompok yang terbentuk diantara usnur-unsur dalam masyarakat secara spontan
dan hanya seketika, dank arena tidak memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang
mengatur, maka kelompok ini sering tumpang tindih (overlap) dengan bentuk-bentuk
partisipasi politik non konvensional, seperti, demontrasi, kerusuhan, tindak kekerasan
politik dll.
2. Kelompok Non Assosiasional
Adalah kelompok yang termasuk kategori kelompok masyarakat awam (belum maju) dan
tidak terorganisir raoi dan kegiatanya bersifat temporer (kadangkala). Wujud kelompok
ini antara lain adalah kelompok keluarga, keturunan, etnik, regional yang menyatakan
kepentingan secara kadangkala melalui individu-individu, klik-klik, kepala keluarga dan
atau pemimpin agama.
3. Kelompok Institusional
Adalah kelompok formal yang memiliki struktur, visi, misi, tugas, fungsi serta sebagai
artikulasi kepentingan. Contohnya, Partai politik, korporasi bisnis, Badan Legislatif,
Militer, Birokrasi, dan lain-lain.
4. Kelompok Assosiasional
Adalah kelompok yang terbentuk dari masyarakat dengan fungsi untuk mengartikulasi
kepentingan anggotanya kepada pemerintah atau perusahaan pemilik modal. Contoh
lembaga ini adalah Serikat Buruh, KADIN, Paguyuban, MUI, NU, Muhammadiyah, KWI
dan lain-lain.
Kelompok kepentingan ini berbeda dengan partai politik, karena tujuan partai politik
adalah menduduki jabatan publik. Kelompok kepentingan memberikan input yang digunakan
pemerintah untuk memutuskan kebijakan yang akan diambil terhadap rakyatnya. Input yang
mereka berikan bertujuan agar pandangan-pandangan mereka dipahami oleh para pembuat
keputusan dan agar mendapat output yang sesuai dengan tuntutan mereka. Dalam tulisannya
Gabriel A. Almond, mengatakan untuk memberikan input pada pembuat kebijakan, saluran-
saluran yang penting dan biasa digunakan adalah demonstrasi dan tindakan kekerasan;
tindakan ini biasa digunakan untuk menyatukan tuntutan kepada pembuat kebijakan.
Hubungan pribadi; hubungan langsung akan memudahkan dalam pencapaian tujuan, akan
lebih mudah menerima saran teman, keluarga, atau orang lain yang dikenal daripada
mendapat tuntutan dari orang yang tidak dikenal meskipun itu melalui sarana formal.
Perwakilan langsung; perwakilan langsung dalam struktur pembuatan keputusan akan
memungkinkan suatu kelompok kepentingan untuk mengkomunikasikan secara langsung dan
kontinyu kepentingan-kepentingannya melalui seorang anggota aktif struktur tersebut.
Saluran formal dan institusional lainnya; media massa merupakan alat yang cukup efektif
untuk menyalurkan tuntutan politik, selain itu adalah partai politik, kemudian adalah badan
legislatif, kabinet, dan birokrasi, dengan menjadi bagian di dalamnya, aktifitas melobi untuk
mencapai tuntutan kelompok kepentingannya akan dapat dilakukan.
1) Independen Yaitu bahwa dalam menjalankan visi, misi, tujuan, program, sarana dan
lain sebagainya dilakukan secara bebas dengan tanpa ada intervensi pihak lain.
2) Netral Yaitu bahwa dalam menjalankan eksistensinya, tidak tergantung pihak lain.
3) Krisis Yaitu bahwa dalam menjalankan eksistensinya dilakukan berdasarkan pada
data, fakta,dan analisi yang mendalam yang dilakukan dengan metode teknik analisi
yang shahih.
4) Mandiri Yaitu bahwa dalam menjalankan eksistensinya dilakukan dengan konsep
dari, oleh, danuntuk masyarakat itu sendiri yang ditujukan bagi kesejahtraan
masyarakat luas.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan tentang kelompok kepentingan dan kelompok penekan diatas maka
dapat disimpulkan bahwa:
B. Saran
Kunawi Basyir, Civic Education, ( Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2011), hal. 143