Setiap masyarakat dalam sistem politik memiliki cara untuk menyampaikan aspirasi
kebutuhan mereka kepada pemerintahan. Inilah yang disebut artikulasi kepentingan. Lini
masyarakat yang kompleks membuat pemerintah harus lebih terbuka dalam melayani
kepentingan-kepentingan tiap lini. Kompleksitas masyarakat juga akan mencirikan kompleksitas
isu yang dihadapi pemerintah seperti isu lingkungan, kemiskinan, nuklir, ketenegakerjaan, dan
lain-lain. Ada banyak cara menyampaikan hal-hal tersebut dan tentunya akan berbeda-beda
penyelenggaraannya pada tiap Negara.
Aksi Masyarakat
Seseorang juga dapat melakukan protes atau beraspirasi melalui komunitas dan bersama
menyuarakan kepentingan kolektif. Cara ini jika sistematis dan terkontrol, potensi menekan
pemerintah akan lebih efektif. Banyak cara lain pula, seperti dengan mengirimkan surat terhadap
instansi terkait atau bahkan melancarkan petisi jika sudah melewati batas. Hal tersebut dapat
kita lakukan, namun dengan tata cara yang telah diatur. Dalam Negara demokrasi suasana politik
memang memungkinkan untuk mendorong aspirasi masyarakat agar dapat diartikulasikan.
Dalam rentetan pemilu, yang biasa dilakukan masyarakat adalah voting, mempengaruhi
orang lain dalam memilih, bekerja pada partai politik, kepedulian masyarakat dapat kita lihat
melalui terlibatnya dalam percakapan mengenai eleksi, ikut kampanye, mengikuti poling eleksi,
dan lain-lain. Itulah bentuk partisipasi politik yang paling nyata. Otomatis pula eleksi tersebut
akan menjadi fungsi agregasi, rekrutmen, dan sosialisasi politik. Politik akar rumput (masyarakat
bersama dalam mengutarakan masalah yang sama) adalah metode artikulasi kepentingan secara
langsung dalam mempengaruhi kebijakan. Dengan keragaman kepentingan, inilah cara yang
paling efisien dan efektif serta kolektif.
Dalam hal protes pun demikian. Ada banyak hal yang bisa dilakukan, misal demonstrasi,
memasang baliho atau banner, boikot, dan lain-lain. Demonstrasi merupakan cara yang paling lumrah
dilakukan. Demonstrasi sangat mudah menarik perhatian media sehingga dan cukup menekan. Terlebih
lagi dengan masa dengan jumlah besar dan isu yang krusial.
Terdapat riset yang menyebutkan bahwa, semakin tinggi tingkat edukasi dan status sosial
seseoran pada mayoritas Negara tertentu, partisipasi politik publik akan semakin tinggi. Ini dikarenakan
kesanggupan sikap dan nalar dan adanya rasa harus terlibat dalam tindakan kemasyarakatan. Sikap dan
nalar yang dimiliki pun akan dikembangkan melalui organisasi atau dalam menjadi pemimpin suatu
kelompok.
Kelompok Kepentingan
Artikulasi kepentingan juga dapat disampaikan melalui kelompok sosial atau politik yang telah
dianggap mewakili masyarakat. Semakin aktif dan terorganisir dengan baik, kelompok kepentingan akan
bertahan lama dan memiliki basis yang meluas dan permanen. Kelompok kepentingan ini juga kadang
menjadi alternative pemerintah dalam nasihat-nasihat isu tertentu. Isu tersebut dapat berupa isu politik,
ekonomi, dan kehidupan sosial. Terdapat empat tipe kelompok kepentingan yaitu, anomic,
nonassociational, institutional, and associational.
Anomic Groups
Kelompok yang diciptakan secara spontan karena terdapat sekumpulan
masyarakat yang ingin bereaksi atas rasa frustasi, kekecawaan, ketidakadilan, dan
lain-lain. Kelompok spontan ini terbentuk tanpa rencana jangka panjang. Sehingga
saat mengartikulasikan kepentingannya kadang tidak sistematis dan anarki. Pada
Negara-negara berkembang, kelompok tipe demikian seringkali menimbulkan
kerusuhan.
Kelompok nonasosional sama seperti kelompok anomic yang jarang terorganisasi dan aktifitas
mereka berkelanjutan. Namun yang membedakan merka adalah, kelompok non asosional
didasarkan pada kepentingan umum dan indentitas dari etnis, wilayah, agama, pekerjaan, atau
kekerabatan. Karena ikatan ekonomi ataupun budaya menjadikan kelompok Nonasosiasional lebih
berkesinambungan dibandingkan dengan kelompok anomic. Terdpat dua jenis kelompok
nonasosiasional yang mernarik diantaranya yakni;
Institutional Groups
Kelompok Institusi merupakan kelompok yang lebih formal dan memiliki fungsi politik dan sosial,
serta memiliki tanggung jawab sebagai keterwakilan dari sebuah kelompok kepentingan.
Kelompok institusi berupa partai politik, birokratik dan lain-lainnya. Pengaruh dari kelompok
kepentingan Institusional biasanya diambil dari basis kekuatan oraganisasi utama. Kelompok yang
didasarkan dari sebuah institusi pemrintah memiliki askses langsung dalam pembauatan
kebijakan.
Dalam industri demokrasi, birokrat dan kepentingan pengusaha menggunakan sumber daya
mereka dan informasi untuk mempengaruhi kebijakan. Partai politik merupakan isntitusi yang
paling berpartisipasi dalam proses pembuatan kebijakan. Ddalam rezim otoriter yang mana
melarang atau mengontrol kelompok politik , kelompok institusional. Pada rezim ini memiliki
peran yang signifikan dalam artikulasi kepentingan mulai dari edukasi, mileter, dan lain-lain.
Dalam masyarakat preindustrial memiliki kelompok asosiasi yang lebih sedikit dengan dukungan
yang terbatas ....
Associational Groups
Kelompok asosiasi terbentuk secara eksplisit untuk mewakili kepentingan dari kelompok
seperti kelompok pekerja, asosiasi etnik dan lain-lain. Organisasi ini memiliki prosedur untuk
merumuskan kepentingan dan tuntutan dan mereka biasanya menggunakan waktu staf profesional
secara penuh. Kelompok ini sering aktif dalam mewakili kepentingan anggotanya dalam proses
kebijakan. Kelompok kepentingan asosiasi dizinkan untuk mempengaruhi perkembangan jenis
kelompo lainnnya. Basis organisasi ini memberikan keuntungan lebih dari kelompok non
asosiasional dan taktik maupun tujuan mereka diakui sah dalam masayarakat.
Sebuah subset khusus kelompok asosiasi terdiri dari warga negara yang bersatu bukan oleh
ekonomi atau individu kepentingan umum tetapi dengan kepercayaan umum dalam ideologi politik
atau tujuan kebijakan. Asosiasi sipil merupakan cara lain bagi warga untuk mengartikulasikan
tujuan kebijakan mereka dengan kelompok-kelompok yang mendukung posisi kebijakan yang
mereka sukai. Singkatnya kepentingan sosial dapat memanifestasikan dirinya dalam berbagai
kelompok kelompok nyang berbeda.
Civil Society
Dalam analisis politik memberikan perhatian untuk meningkatnya kelompok-kelompok
kepentingan dan partisipasi masyarakat yang menciptakan masyarakat sipil. Masyarakat sipail
merupakan masyarakat dengan orang-orang yang berada dalam naungan kontrol negara atau
regulasi namun terlibat interaksi ynag bebas secara sosial dan politik. Sumber informasi seperti
kelompok asosiasi, kelompok-kelompok agama, akses komunikasi melalui media massa dan
internet merupak bagian penting bagi masyarakat sipil. Orang-orang belajar untuk mengorganisir,
mengekspresikan kepentingan mereka, dan bekerja dengan yang lain untuk mencapai tujuan
bersama. Kelompok aktivitas membantu masyarakat untuk berkembang dan menjelaskan pilihan
mereka, menyediakan informasi yang penting tentang kejadia politik, dan artikulasi kepentingan
dari masyarakat lebih jelas dan tepat dari partai dan pemiligan.
Ciri yang penting dalam proses politik adalah hubungan yang alami antara kelompok
kepentingan dan institusi pembuatan kebijakan pemerintahan. Perbedaan hubungan membentuk
sistem kelompok kepentingan yang berbeda. Sistem kelompok kepentingan terbagi atas 3 yakni
pluralis, korporasi demokratik dan kontrol.
Poin yang terpenting adalah kelompok yang ada untuk memfasilitasi kontrol pemerintah
dari masyarakat.
Cara pertama yang ditempuh oleh kelompok kepentingan adalah melalui hubungan personal,
dimana dengan adanya hubungan personal dengan pemangku kebijakan kelompok kepentingan
dapat menyampaikan kepentingan secara langsung dan efektif. Cara kedua yaitu melalui Media
Massa, dimana melalui media massa para kelompok kepentingan dapat menyampaikan
kepentingan mereka dan menggalang dukungan teradap kepentingan mereka. Cara ketiga yaitu
melalui Partai Politik, dimana partai politik dapat menjadi perwakilan dari kelompok kepentingan
di dalam pemerintahan karena adanya dukungan dana dari kelompok kepentingan. Cara
keempat yaitu melalui Legislator, dimana kelompok kepentingan berusaha menyampaikan
kepentingan mereka melalui legislator dan legislator dapat memperjuangkan kepentingan
tersebut di dalam pemerintahan. Cara kelima yaitu melalui birokrasi pemerintah, dimana
kelompok pemerintah dapat secara langsung menyisipkan kepentingan-kepentingan mereka ke
dalam kebijakan-kebijakan pemerintah kepada birokrasi pemerintah. Cara keenam yaitu yaitu
melalui protes yang sah secara hukum, dimana kelompok kepentingan menggunakan protes
sebagai sarana artikulasi kepentingan dengan terorganisir dan mencoba mempengaruhi
masyarakat agar kepentingan mereka dapat diterima dan mendukung kepentingan mereka.
Cara pertama yang tidak sah adalah melalui kekerasan. Kekerasan terkait erat dengan karakter
masyarakat dan keadaan bangsa, dimana masyarakat merasa frustrasi dan kecewa dengan
keadaan yang dialami. Selain itu masyarakat merasa bahwa apa yang diperjuangkan masyarakat
selama ini tidak membuahkan hasil yang lebih baik, maka dari itu masyarakat memilih
memperjuangkan kepentingannya melalui kekerasan, seperti kerusuhan. Cara kedua yaitu
melalui Teror Politik, seperti pembunuhan dan penyerangan. Teror ini lebih mencerminkan
keinginan kelompok untuk mengubah tatanan politik atau menghancurkan sistem politik yang
ada, daripada untuk terlibat di dalam sistem politik yang ada.
Untuk memahami pembentukan dari suatu kebijakan, kita perlu untuk mengetahui kelompok
yang mengartikulasi kepentingan dan tujuan kebijakannya. Kelompok kepentingan memilki
spesialisasi yang berbeda-beda dalam kebijakan-kebijakan tertentu dan mencapai tujuannya
dengan berbagai cara, sehingga diperlukan adanya pengklasifikasian kelompok-kelompok
kepentingan. Dengan adanya pengklasifikasian ini, kita dapat berpikir bahwa kelompok satu
kelompok kepentingan dapat mengupayakan kepentingannya dengan berbagai cara.