Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Birokrasi Pemerintahan

“Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan”

Dosen Pengampu :

Charles Hutapea, S.IP., M.IP

Di Susun Oleh :

Yessica Claudia
NIM GAC 118 136

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PALANGKARAYA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah saya tentang “Birokrasi Pemerintahan tentang Penyelenggaraan Organisasi
Pemerintahan”. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide, pendapat, saran
serta gagasannya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan, kemampuan dan
referensi serta landasan teori para pembaca. Namun terlepas dari itu, saya memahami
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah.

Palangaka Raya, 16 Oktober 2019

Yessica Claudia
Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................

1.1 Latar Belakang............................................................................................


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan Pembahasan...................................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................

2.1 Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan


Dalam Model Birokrasi Saat Ini...................................................................
A. Dasar Sistem Penyelenggaraan Pemerintah...................................
B. Sifat Penyelenggaran Pemerintah Berdasarkan Urusan.................
C. 5 (lima) Elemen pokok dalam Birokrasi..........................................
D. Keseragaman Urusan Pemerintahan di Indonesia.........................
2.2 Proses Penyelenggaraan Pemerintahan.....................................................
A. Ruang Lingkup Birokrasi..................................................................
B. Objek Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan..............................

BAB III PENUTUP...............................................................................................

3.1 Kesimpulan.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara bahasa, istilah birokrasi berasal dari kata Prancis “bureau” yang berarti kantor
atau meja tulis dan dari bahasa Yunani “cratein” yang berarti mengatur (Said, 2010). Sesuai
dengan perkembangan istilah birokrasi pada dasarnya di samakan kegiatan-kegiatan
administrasi yang merupakan suatu rangkaian kerja yang di perintah oleh seseorang (atasan)
kepada orang lan (bawahan) pada suatu kantor. Selanjutnya dalam konsep bahasa Inggris
secara umum, birokrasi disebut dengan “civil service”. Selain itu juga sering disebut dengan
public sector, public service atau public administration. Pemerintah sebagai pelaksana birokrasi
tidak bias di pisahkan dengan pelayanan publik, karena sebagai organisasi formal, birokrasi
pemerintahan bertujuan untuk memberikan pelayanan yang dapat memuaskan masyarakat.
Pada setiap negara di dunia pelaksanaan birokrasi tidaklah sama antara satu negara dengan
negara lain, perbedaan ini ada tergantung atas sistem yang di anut oleh negara tersebut. Peter
(1984) menggarisbawahi keberadaan peran yang sangat pentng dari birokrasi sebagai
kosekuensi logis dari tugas utama negara (pemerintahan) untuk mensejahterakan masyarakat
(social welfare) dan negara di tuntut untuk terlibat dalam memproduksi barang dan jasa yang di
perlukan oleh rakyatnya baik secara langsung dan tidak langsung. Negara berkembang seperti
Indonesia termasuk dalam kategori masyarakat transisional, Sinambela (2010:61), dan sesuai
dengan perkembangannya, birokrasi pemerintahan dalam memberikan pelayanan publik belum
bisa dikatakan baik, karena pelayanan yang di terima masyarakat belum bisa memuaskan
mereka, hal ini terjadi karena muncul sifat masa bodoh (acuh tak acuh) dari pemebri layanan, di
samping itu teknologi informasi yang belum memadai, kemampuan sumber daya manusia yang
masih terbatas, dan budaya organisasi yang membelit para pemberi layanan.

1.2Rumusan Masalah
 Apakah Penyelenggaran Urusan Birokrasi di Indonesia Layak Jika di Bandingkan dengan
Sistem Birokrasi Pemerintahan yang di anut nya ?
 Bagaimana Proses yang terjadi pada Penyelenggaran Urusan Pemerintahan ?

1.3 Tujuan Pembahasan


Tujuan dari pembahasan materi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
dan posisi birokrasi pemerintahan di Indonesia.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Dalam Model Birokrasi Saat Ini.


A. Dasar Sistem Penyelenggaraan Pemerintah
Ultra Fires Doctrine atau Structural Efficiency Model berasal dari bahasa latin
yang berarti melebihi kekuasaan atau kewenangan yang diizinkan oleh hukum dan
merupakan kewenangan penyelenggaraan urusan pemerintahan cenderng lebih
terpusat atau sentralis. Kewenangan pemerintah daerah terbatas dalam urusan-urusan
tertentu yang di batasi pemerintah pusat. Dalam model ini terjadi duplikasi kewenangan
antara tingkat pemerintah, sehingga terjadi rasionalisasi dalam pembagian kewenangan.
Open End Arrangement atau Competence Model merupakan dasar sistem
penyelenggaran pemerintahan mengenai teori pembagian urusan kewenangan terdapat
3 (tiga) cara dalam menentukan pembagian atau penyerahan wewenang kepada
pemerintah daerah (Ari Dwipayana:2009) yakni :
1. Penyerahan formil (formele huishoudingsleer). Dalam model ini kewenangan atau
urusan tidak diperinci secara normative atau tidak di tentukan secara satu persatu,
melainkan di satukan dalam satu rumusan umum.
2. Kerumahtanggan materil (materiele huishoudingsleer). Dalam model ini pembagian
kewenangan atau urusan yang berbeda sifatnya diantara tingkat-tingkat
pemerintahan. Secara normative, kewenangan atau urusan daerah di perinci satu
persatu dan di tentukan dalam undang-undang pembentukannya.
3. Kerumahtanggaan riel (riele huishoudingsleer). Dalam model ini pembagian
kewenangan atau urusan di dasarkan kepada faktor-faktor yang nyata(rieel) untuk
mencapai keserasian antara tugas dan kemampuan atau kekuatan daerah.
Penyesuaian dengan keanekaragaman (heterogenous) dari masing-masing daerah
yang bersangkutan guna menyesuaikan pelaksanaan otonomi daerah dengan
keadaan daerah masing-masing, dimana keadaan khusus (local spesifik) sangat
diutamakan.
B. Sifat Penyelenggaran Pemerintah Berdasarkan Urusan.
Single Purpose atau Tujuan Tunggal merupakan penyelenggaran urusan
pemerintahan yang lebih spesifik dan hanya terfokus pada satu bidang atau satu bagian
urusan-urusan tertentu (Contoh Dinas Pendidikan).
Multi Purpose atau Tujuan Jamak merupakan penyelenggaran beragam urusan
pemerintahan dan mempunyai lebih dari satu bagian yang terfokus atau bidang
penyelenggaraan (Contoh Pendidikan, pemuda dan olahraga (dispora).
C. 5 (lima) Elemen pokok dalam Birokrasi
1. Struktur Organisasi Birokrasi
2. Visi dan Misi Organisasi
3. Personil atau Pejabat Birokrasi
4. Fasilitas Pendukung Birokrasi
5. Kepemimpinan Birokrasi
D. Keragaman Urusan Pemerintahan Indonesia
Keragaman urusan pemerintahan yang ada di Indonesia tercantum dalam PP
Nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan kepada pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Pengelompokkan urusan pemerintahan wajib yaitu ada 27 urusan
yang wajib di laksanakan daerah-daerah otonom dengan tujuan agar menjamin
pelayanan dan fasilitas publil pada setiap daerah serta adanya pembagian urusan
penyelenggaran pemerintah pusat kepada pemerintah daerah guna lebih efektif dan
efisien sesuai dengan potensi di daerah masing-masing.
2.2 Proses Penyelenggaraan Pemerintahan
A. Ruang Lingkup Birokrasi
Proses penyelenggaran pemerintahan terdapat dalam ruang lingkup “ruang
birokrasi” dimana di dalam ruang birokrasi terdapat 2 objek, yakni :
Pemerintahan Pusat dalam hubungannya dengan otonomi darah (desentralisasi)
merupakan suatu penyerahan kebijakan dari pemerintah pusat kepada daerah
supaya mengatur rumah tangga nya sendiri, namun tidak semua hal atau
kewenangan urusan yang tidak diberikan kepada pemerintahan daerah yaitu : (1)
Peradilan atau Yustisi, (2) Militer/Kepolisian, (3) Agama, (4) Pertahanan dan
Keamanan, (5) Moneter dan Fiskal Nasional, dan (6) Politik Luar Negeri. Terdapat 3
(tiga) fungsi pemerintah pusat melaksanakan desentralisasi yaitu :
1. Fungsi Layanan (Serviving Funtion)
2. Fungsi Pengaturan (Regulating Function)
3. Fungsi Pemberdayaan.

Pemerintahan Daerah dalam hubungannya dengan desentralisasi merupakan


penerima kebijakan dari asas otonomi daerah. Fungsi dari organisasi pemerintah
daerah yakni,

1. The Strategic Apex atau Strategi Awal meliputi kepala daerah dam DPRD.
2. The Middle Line atau Garis Tengah meliputi Sekretaris Daerah (Sekda) dan
Asisten.
3. The Technostructure atau Struktur Teknologi meliputi Lembaga Teknis
Daerah (LTD)
4. The Operating Cores atau Inti meliputi Dinas, Kecamatan dan Kelurahan
5. The Support Staff atau Staf Pendukung meliputi secretariat sekda, secretariat
dinas, secretariat DPRD, secretariat lembaga teknis, dan secretariat
kecamatan dan kelurahan.
ASISTEN I

DPRD - KPD
SEKDA
ASISTEN II
BADAN/KANTOR

ASISTEN III
DINAS KECAMATAN

BAGIAN
KELURAHAN

SUB BAGIAN

B. Objek Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

PEMERINTAH PUSAT

DESENTRALISASI

ADMINISTRATIF OTONOM

PROVINSI

KABUPATEN/KOTA

KECAMATAN

KELURAHAN DESA
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyelenggaraan urusan pemerintahan merupakan salahsatu hal yang
terpenting dalam prinsip kesatuan negara karena di dalam penyelenggaraan nya sendiri
memuat banyak unsur dan menyatukan berbagai perbedaan serta latar belakang.
Namun tentu nya sebagai negara kepulauan da negara kesatuan dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan tidak bisa hanya di jalankan dan di pusatkan
pada suatu daerah. Penyelenggaraan tersebut harus adanya suatu koordinasi satu
dengan lainnya guna terciptanya kesatuan, kerjasama, toleransi, dan aturan serta
kebijakan tertentu. Hal ini sangat penting agar birokrasi pemerintahan di Indonesia
berjalan dengan baik dan sesuai dengan prinsip good governance.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Delly Mustafa, M.si.,2014., Birokrasi Pemerintahan., Penerbit Alfabeta, Bandung.

https://business-law.binus.ac.id/2016/12/28/ultra-vires-dan-kewenangan-direksi/

https://books.google.co.id/books?
id=UaOMDwAAQBAJ&pg=PA79&lpnt+atau+competency+model+merupakan&source
=bl&ots=LXiIVY5RBd&sig=ACfU3U1r44hXEWbHr07Tk9rv01llpMWgvg&hl=id&sa=
X&ved=2ahUKEwjulY_SoKHlAhXGXisKHW_iBVsQ6AEwCnoECAEQAQ#v=onepag
e&q=open%20end%20arrangement%20atau
%20compg=PA79&dq=open+end+arrangemeetency%20model%20merupakan&f=false

https://brainly.co.id/tugas/21766200

https://www.eduspensa.id/sentralisasi-desentralisasi-dekonsentrasi/

Anda mungkin juga menyukai