Anda di halaman 1dari 17

YAYASAN PENDIDIKAN LANCANG KUNING

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI

(STIA) LANCANG KUNING DUMAI

Jl. Gunung Merapi NO. 1 Bumi Ayu Telp.(0765)38848 Dumai

MAKALAH PENGANTAR ADMINISTRASI NEGARA

“BIROKRASI DALAM ADMINISTRASI NEGARA”

DOSEN PENGAMPU:LILI SURYANI,S,Sos.M.Si

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3

CALVIN WILYANDA (2110090811034)

MEISYA HENDRI PUTRI (2110090811057)

SRI MARIA NINGSIH (2110090811112)

SABILA (2110090811067)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)

LANCANG KUNING DUMAI

TAHUN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta karunia- Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu yang
berjudul “Birokrasi Dalam Administrasi Negara”.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat konstruktif selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada Ibuk Lilis


Suryani ,S.Sos.Msi selaku dosen mata kuliah “Pengantar Ilmu
Administrasi Negara”. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin

DUMAI,4 JUNI,2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia.......................................................3


2.2 Struktur Perekonomian Indonesia.................................................................5
2.3 Perubahan Sumbangan Berbagai Sektor dalam Menciptakan Produksi
Nasional...................................................................................................................9
2.4 Perubahan Struktur Penggunaan Tenaga Kerja di Berbagai
Sektor .......................................................................................................................
.........13

BAB III PENUTUP..............................................................................................16


3.1 Kesimpulan.....................................................................................................16
3.2 Saran................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Birokrasi merupakan instrumen untuk bekerjanya suatu
administrasi, dimana birokrasi bekerja berdasarkan pembagian
kerja, hirarki kewenangan, impersonalitas hubungan, pengaturan
perilaku, dan kemampuan teknis dalam menjalankan tugas dan
fungsinya sebagai penyelenggara administrasi pemerintahan.
Sebagai suatu organisasi modern, menurut Henry Mintzberg
(1983:11) birokrasi pada dasarnya memiliki lima elemen dasar
sebagai berikut: satu, the strategic-apex, atau pimpinan puncak
yang bertanggungjawab penuh atas berjalannya roda organisasi:
dua, the middle-line, pimpinan pelaksana yang bertugas
menjembatani pimpinan puncak dengan bawahan: tiga, the
operatingcore, bawahan yang bertugas melaksanakan pekerjaan
pokok yang berkaitan dengan pelayanan dan produk organisasi:
empat, the technostructure, atau kelompok ahli seperti analis, yang
bertanggungjawab bagi efektifnya bentukbentuk tertentu
standardisasi dalam organisasi: lima, the supportstaff, atau staf
pendukung yang ada pada unit, membantu menyediakan layanan
tidak langsung bagi organisasi.
Bekerjanya birokrasi berdasarkan hirarki kewenangan
memungkinkan terjadinya kontrol yang efektif dan kinerja yang
positif. Apalagi jika kewenangan yang dimiliki oleh pimpinan puncak
(the strategic-apex) didesentralisasikan kepada pimpinan
pelaksana (the middle-line).
B. RUMUSAN MASALAH
1.Apa yang dimaksud dengan birokrasi dalamadministrasi negara?
2.Bagaimana birokrasi Indonesia sebelum adanya reforasi
birokrasi?
C.TUJUAN MAKALAH

Tujuan dari birokrasi yaitu menciptakan birokrasi pemerintah


yang profesional dengan karakteristik , berintegrasi, bekinerja
tinggi, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi dan
memegang teguh nilai nilai dasar dan kode etik aparatur.

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIROKRASI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), birokrasi
adalah sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai
pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang
jabatan.
Meski demikian dalam KBBI, birokrasi juga dapat diartikan
sebagai cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban,
serta menurut tata aturan (adat dan sebagainya) yang banyak liku-
likunya dan sebagainya.

Pengertian Birokrasi Menurut Para Ahli:

1. Max Weber, ahli politik dan sosiolog asal Jerman

Birokrasi adalah suatu bentuk organisasi yang penerapannya


berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai. Birokrasi ini
dimaksudkan sebagai suatu sistem otoritas yang ditetapkan secara
rasional oleh berbagai macam peraturan untuk mengorganisir
pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang.

2. Fritz Morstein Marx, Ilmuwan administrasi dan politik Jerman-


Amerika
Birokrasi adalah suatu tipe organisasi yang digunakan oleh
pemerintah modern untuk melaksanakan tugas-tugasnya yang
bersifat spesialis, dilaksanakan dalam sistem administrasi dan
khususnya oleh aparatur pemerintah.

3. Peter M. Blau dan Charles H. Page, Sosiolog asal Amerika

Birokrasi adalah suatu tipe organisasi yang dimaksudkan untuk


mencapai tugas-tugas administratif yang besar, yaitu dengan cara
mengkoordinir secara sistematik pekerjaan yang dilakukan oleh
banyak orang.

4. Riant Nugroho Dwijowijoto, penulis buku berjudul Otonomi


Daerah

Birokrasi adalah suatu lembaga yang sangat kuat dengan


kemampuan untuk meningkatkan kapasitas-kapasitas potensial
terhadap hal-hal yang baik maupun buruk dalam keberadaannya
sebagai instrumen administrasi rasional yang netral pada skala
yang besar.

5. Dennis Wrong, profesor sosiologi Universitas New York

Birokrasi adalah menurut Dennis Wrong mencatat bahwa


birokrasi adalah organisasi yang diangkat sepenuhnya untuk
mencapai satu tujuan tertentu dari berbagai macam tujuan, ia
diorganisasi secara hierarki dengan jalinan komando yang tegas
dari atas ke bawah, ia menciptakan pembagian pekerjaan jelas
yang menugasi setiap orang dengan tugas yang spesifik, peraturan
dan ketentuan umum yang menuntun semua sikap dan usaha
untuk mencapai tujuan. Karyawannya dipilih terutama berdasarkan
kompetensi dan keterlatihannya, sehingga kerja dalam birokrasi
cenderung merupakan pekerjaan sepanjang hidup.

6. Hegel dan Karl Marx, filsuf asal Jerman

Keduanya mengartikan birokrasi adalah instrumen untuk


melakukan pembebasan dan perubahan sosial. Hegel berpendapat
birokrasi ialah medium yang dapat dipergunakan untuk
mengkomunikasikan kepentingan partikular dengan kepentingan
general “umum”.

Semenetara itu, Karl Marx beranggapan bahwa birokrasi


adalah instrumen yang difungsikan oleh kelas yang berpengaruh
untuk melakukan kekuasaan dominasinya atas kelas-kelas sosial
lainnya, dengan kata lain birokrasi memihak kepada kelas partikular
yang mendominasi tersebut.

B. Jenis-jenis Birokrasi

1. The Cabinet Departments (departemen-departemen di dalam


kabinet)

Birokrasi ini terorganisir ke dalam departemen-departemen


yang dibagi berdasarkan tugas yang dimiliki, contohnya seperti
departemen kesehatan,departemen pertahanan, departemen
pendidikan, dan sebagainya.Tugas utama dari deretan departemen
ini adalah melaksanakan kebijakan yang telah diterapkan oleh
lembaga yudikatif maupun eksekutif.

2. Federal Agencies (agen-agen federal)

Agen-agen federal merupakan tangan kanan dari lembaga


kepresidenan yang dibentuk dan dipilih secara langsung oleh
presiden yang tengah menjabat pada saat itu, misalkan saja seperti
FBI atau Nasa. Sementara, birokrasi ini di Indonesia dapat
dicontohkan dengan BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional), dan
LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional),

3. Federal Corporation (perusahaan-perusahaan federal milik


federal)

Birokrasi ini memadukan fungsinya sebagai lembaga


pemerintah sekaligus lembaga bisnis, contohnya di birokrasi
Indonesia adalah BUMN (Badan Usaha Milik Negara), Perusahaan
Jawatan Kereta Api (PJKA), Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan
Garuda Indonesia Airways (GIA)

4. Independent Regulatory Agencies (agen-agen pengaturan


independen).

Pembentukan birokrasi ini karena adanya kebutuhan untuk


menyelenggarakan regulasi ekonomi pada dunia bisnis, yang
nantinya akan berhubungan langsung dengan kesejahteraan
masyarakat. Birokrasi jenis ini di Indonesia dapat dicontohkan
seperti KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), BPPN (Badan
Penyehatan Perbankan Nasional), KPU (Komisi Pemilihan Umum),
dan sebagainya.

C.SEJARAH BIROKRASI

Perjalanan Birokrasi Indonesia Dari Masa ke Masa


 Birokrasi Zaman Kerajaan
Sebagian besar wilayah Indonesia sebelum kedatangan
bangsa asing pada abad ke-16, menganut sistem kekuasaan dan
pengaturan masyarakat yang berbentuk sistem kerajaan. Dalam
sistem kerajaan,pucuk pimpinan ada di tangan raja sebagai
pemegang kekuasaan tunggal atau absolute. Segala keputusan
ada di tangan raja dan semua masyarakat harus patuh dan tunduk
pada kehendak sang Raja. Birokrasi pemerintahan yang terbentuk
pada saat itu adalah birokrasi kerajaan, yang memiliki cirri-ciri
sebagai berikut :
 Penguasa menganggap dan menggunakan administrasi publik
sebagai urusan pribadi.
 Administrasi adalah perluasan rumah tangga istana.
 Tugas pelayanan ditujukan kepada pribadi sang raja.
 “Gaji” dari raja kepada bawahan pada hakikatnya adalah anugerah
yang juga dapat ditarik sewaktu- waktu sekehendak raja.

 Birokrasi Zaman Orde Lama


Berakhirnya masa pemerintahan kolonial membawa
perubahan sosial politik yang sangat berarti bagi kelangsungan
sistem birokrasi pemerintahan. Perbedaan-perbedaan pandangan
yang terjadi diantara pendiri bangsa di awal masa kemerdekaan
tentang bentuk Negara yang akan didirikan, termasuk dalam
pengaturan birokrasinya, telah menjurus ke arah disintegrasi
bangsa dan keutuhan aparatur pemerintahan.
Perubahan bentuk Negara dari kesatuan menjadi federal
berdasarkan konstitusi RIS melahirkan dilematis dalam cara
pengaturan aparatur pemerintah. Setidak-tidaknya terdapat dua
persoalan dilematis menyangkut birokrasi pada saat itu. Pertama,
bagaimana cara menempatkan pegawai Republik Indonesia yang
telah berjasa mempertahankan NKRI, tetapi relatif kurang memiliki
keahlian dan pengalaman kerja yang memadai. Kedua, bagaimana
menempatkan pegawai yang telah bekerja pada Pemerintah
belanda yang memiliki keahlian, tetapi dianggap berkhianat atau
tidak loyal terhadap NKRI. Demikian pula penerapan sistem
pemerintahan parlementer dan sistem politik yang mengiringinya
pada tahun 1950-1959 telah membawa konsekuensi pada
seringnya terjadi pergantian kabinet hanya dalam tempo beberapa
bulan. Seringnya terjadi pergantian kabinaet menyebabkan
birokrasi sangat terfragmentasi secara politik. Di dalam birokrasi
tejadi tarik-menarik antar berbagai kepentingan partai politik yang
kuat pada masa itu. Banyak kebijakan atau program birokrasi
pemerintah yang lebih kental nuansa kepentingan politik dari partai
yang sedang berkuasa atau berpengaruh dalam suatu departemen.
Program-program departemen yang tidak sesuai dengan garis
kebijakan partai yang berkuasa dengan mudah dihapuskan oleh
menteri baru yang menduduki suatu departemen. Birokrasi pada
masa itu benar- benar mengalami politisasi sebagai instrument
politik yang berkuasa atau berpengaruh. Dampak dari sistem
pemerintahan parlementer telah memunculkan persaingan dan
sistem kerja yang tidak sehat di dalam birokrasi. Birokrasi menjadi
tidak professional dalam menjalankan tugas-tugasnya,
birokrasitidak pernah dapat melaksanakan kebijakan atau program-
programnya karena sering terjadi pergantian pejabat dari partai
politik yang memenangkan pemilu. Setiap pejabat atau menteri
baru selalu menerapkan kebijakan yang berbeda dari
pendahulunya yang berasal dari partai politik yang berbeda.
Pengangkatan dan penempatan pegawai tidak berdasarkan merit
system, tetapi lebih pada pertimbangan loyalitas politik terhadap
partainya.
 Birokrasi Zaman Orde Baru
Birokrasi pada masa Orde Baru menciptakan strategi politik
korporatisme Negara yang bertujuan untuk mendukung
penetrasinya ke dalam masyarakat, sekaligus dalam rangka
mengontrol piblik secara penuh. Strategi politik birokrasi tersebut
merupakan strategi dalam mengatur system perwakilan
kepentingan melalui jaringan fungsional nonideologis, dimana
sistem tersebut memberikan berbagai lisensi pada kelompok
fungsional dalam masyarakat, seperti monopoli atau perizinan,
yang bertujuan untuk meniadakan konflik antar kelas atau antar
kelompok kepentingan dalam masyarakat yang memiliki
konsekuensi terhadap hilangnya pluralitas social,politik maupun
budaya. Pemerintahan Orde Baru mulai menggunakan birokrasi
sebagai premium mobile bagi program pembangunan nasional.
Reformasi birokrasi yang dilakukan diarahkan pada :
1. Memindahkan wewenang administratif kepada eselon atas dalam
hierarki birokrasi.
2. Untuk membuat agar birokrasi responsif terhadap kehendak
kepemimpinan pusat.
3. Untuk memperluas wewenang pemerintah baru dalam rangka
mengkonsolidasikan pengendalian atas daerah-daerah.
 Birokrasi Zaman Kolonial

Pelayanan publik pada masa pemerintahan kolonial Belanda


tidak Terlepas dari sistem administrasi pemerintahan yang
berlangsung pada Saat itu. Kedatangan penguasa kolonial tidak
banyak mengubah sistem Birokrasi dan adminitrasi pemerintahan
yang berlaku di Indonesia, sebagai Bangsa pendatang yang ingin
menguasai wilayah nusantara baik secara Politik maupun ekonomi,
pemerintah kolonial menjalin hubungan politik Dengan pemerintah
kerajaan yang masih disegani oleh masyarakat, motif Utamanya
adalah menanamkan pengaruh politiknya terhadap elite politik
Kerajaan.
Selama pemerintahan kolonial terjadi dualisme sistem
birokrasi Pemerintahan. Di satu sisi telah mulai diperkenalkan dan
diberlakukan Sistem administrasi kolonial (binnenlandcshe Bestuur)
yang mengenalkan Sistem birokrasi dan administrasi modern,
sedangkan pada sisi lain, Sistem tradisional (Inheemsche Bestuur)
masih tetap dipertahankan. Birokrasi pemerintahan kolonial disusun
secara hierarki yang puncaknya Pada Raja Belanda. Dalam
mengimplementasikan kebijakan Pemerintahan di Negara jajahan,
Ratu Belanda menyerahkan kepada Wakilnya, yakni seorang
gubernur jenderal. Kekuasaan dan kewenangan

 Birokrasi Zaman Reformasi


Publik mengharapkan bahwa dengan terjadinya Reformasi,
akan diikuti pula dengan perubahan besar pada desain kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, baik yang menyangkut
dimensi kehidupan politik, sosial, ekonomi maupun kultural.
Perubahan struktur, kultur dan paradigma birokrasi dalam
berhadapan dengan masyarakat menjadi begitu mendesak untuk
segera dilakukan mengingat birokrasi mempunyai kontribusi yang
besar terhadap terjadinya krisis multidimensional yang tengah
terjadi sampai saat ini.
Namun, harapan terbentuknya kinerja birokrasi yang
berorientasi pada pelanggan sebagaimana birokrasi di Negara-
negara maju tampaknya masih sulit untuk diwujudkan. Osborne
dan Plastrik (1997) mengemukakan bahwa realitas sosial, politik
dan ekonomi yang dihadapi oleh Negara-negara yang sedang
berkembang seringkali berbeda dengan realitas sosial yang
ditemukan pada masyarakat di negara maju. Realitas empirik
tersebut berlaku pula bagi birokrasi pemerintah, dimana kondisi
birokrasi di Negara-negara berkembang saat ini sama dengan
kondisi birokrasi yang dihadapi oleh para reformis di Negara-
negara maju pada sepuluh dekade yang lalu. Persoalan birokrasi di
Negara berkembang, seperti merajalelanya korupsi, pengaruh
kepentingan politik partisan, sistem Patron-client yang menjadi
norma birokrasi sehingga pola perekrutan lebih banyak
berdasarkan hubungan personal daripada faktor kapabilitas, serta
birokrasi pemerintah yang digunakan oleh masyarakat sebagai
tempat favorit untuk mencari
D.TUJUAN BIROKRASI

birokrasi memiliki tujuan untuk melaksanakan administrasi,


pelayanan publik serta kerja sama antar lembaga maupun negara.
Berikut beberapa tujuan birokrasi:

1. Menjalankan program atau kegiatan guna tercapainya visi dan misi


pemerintahan
2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dan melakukan
pembangunan secara netral dan profesional.
3. Mengaplikasikan seluruh aspek manajemen pemerintahan, mulai
dari aspek perencanaan, koordinasi, pengawasan, preventif,
represif, evaluasi, dan lain lain.
4. Memberi kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses setiap
layanan dan perlindungan.
5. Memberi jaminan atas keberlangsungan sistem pemerintahan pada
suatu negara.
6. Mendukung, mempermudah, mempercepat, meningkatkan
efektivitas, serta efisiensi pencapaian dari beragam tujuan
pemerintah.

E. FUNGSI BIROKRASI

Andrew Heywood menyampaikan empat fungsi dari Birokrasi , yaitu:

1. Sebagai Pelaksanaan Administrasi. Fungsi utama birokrasi


adalah mengimplementasikan atau mengeksekusi undang-
undang dan kebijakan negara.
2. Sebagai Nasehat Kebijakan (Policy Advice). Birokrasi memiliki
peran penting dalam pemberian nasehat kebijakan kepada
pemerintah. Ini karena birokrasi menjadi lini terdepan dalam
implementasi suatu kebijakan.
3. Sebagai Artikulasi Kepentingan. Dalam kesehariannya, birokrasi
banyak melakukan kontak dengan kelompok kepentingan dalam
suatu negara. Ini membuat kecenderungan “korporatis”, yang
mana akan terjadi kekaburan antara kepentingan yang
terorganisir dengan kantor pemerintah (birokrasi).
4. Stabilitas Politik. Birokrasi berperan sebagai stabilitator politik,
yang berarti fokus kerja mereka adalah untuk menciptakan
stabilitas dan kontinuitas sistem politik.

F.CARA KERJA BIROKRASI

Proses birokrasi cocok untuk kritik. Sistem ini sering


diidentikkan dengan redundansi, kesewenang-wenangan, dan
inefisiensi. Salah satu definisi satir yang umum tentang birokrasi
adalah "seni membuat yang mungkin menjadi tidak mungkin".
Secara struktural, birokrasi bermula dari upaya untuk mengatur
organisasi melalui sistem tertutup. Sistem tertutup bersifat ini
formal dan kaku untuk menjaga ketertiban. Ketepatan prosedural
adalah yang terpenting dalam birokrasi. Mungkin satu-satunya
identifikasi karakteristik birokrasi yang paling dekat adalah
penggunaan prosedur hierarkis untuk menyederhanakan atau
menggantikan keputusan otonom.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), birokrasi


adalah sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai
pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang
jabatan.

Meski demikian dalam KBBI, birokrasi juga dapat diartikan


sebagai cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban,
serta menurut tata aturan (adat dan sebagainya) yang banyak liku-
likunya dan sebagainya.

Max Weber, ahli politik dan sosiolog asal Jerman Birokrasi


adalah suatu bentuk organisasi yang penerapannya berhubungan
dengan tujuan yang hendak dicapai Birokrasi ini dimaksudkan
sebagai suatu sistem otoritas yang ditetapkan secara rasional oleh
berbagai macam peraturan untuk mengorganisir pekerjaan yang
dilakukan oleh banyak orang.

Fritz Morstein Marx, Ilmuwan administrasi dan politik Jerman-


Amerika Birokrasi adalah suatu tipe organisasi yang digunakan
oleh pemerintah modern untuk melaksanakan tugas-tugasnya
yang bersifat spesialis, dilaksanakan dalam sistem administrasi
dan khususnya oleh aparatur pemerintah. Peter M. Blau dan
Charles H. Page, Sosiolog asal Amerika Birokrasi adalah suatu
tipe organisasi yang dimaksudkan untuk mencapai tugas-tugas
administratif yang besar, yaitu dengan cara mengkoordinir secara
sistematik pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang. Riant
Nugroho Dwijowijoto, penulis buku berjudul Otonomi Daerah
Birokrasi adalah suatu lembaga yang sangat kuat dengan
kemampuan untuk meningkatkan kapasitas-kapasitas potensial
terhadap hal-hal yang baik maupun buruk dalam keberadaannya
sebagai instrumen administrasi rasional yang netral pada skala
yang besar.

Perjalanan Birokrasi Indonesia Dari Masa ke Masa

• Birokrasi Zaman Kerajaan Sebagian besar wilayah Indonesia


sebelum kedatangan bangsa asing pada abad ke-16, menganut
sistem kekuasaan dan pengaturan masyarakat yang berbentuk
sistem kerajaan Birokrasi pemerintahan yang terbentuk pada
saat itu adalah birokrasi kerajaan, yang memiliki cirri-ciri
sebagai berikut Penguasa menganggap dan menggunakan
administrasi publik sebagai urusan pribadi.

• Birokrasi Zaman Orde Lama Berakhirnya masa pemerintahan


kolonial membawa perubahan sosial politik yang sangat berarti
bagi kelangsungan sistem birokrasi pemerintahan.

Banyak kebijakan atau program birokrasi pemerintah yang lebih


kental nuansa kepentingan politik dari partai yang sedang
berkuasa atau berpengaruh dalam suatu departemen.

Program-program departemen yang tidak sesuai dengan garis


kebijakan partai yang berkuasa dengan mudah dihapuskan oleh
menteri baru yang menduduki suatu departemen. Dampak dari
sistem pemerintahan parlementer telah memunculkan persaingan
dan sistem kerja yang tidak sehat di dalam birokrasi. Setiap
pejabat atau menteri baru selalu menerapkan kebijakan yang
berbeda dari pendahulunya yang berasal dari partai politik yang
berbeda.

• Birokrasi Zaman Orde Baru Birokrasi pada masa Orde Baru


menciptakan strategi politik korporatisme Negara yang
bertujuan untuk mendukung penetrasinya ke dalam
masyarakat, sekaligus dalam rangka mengontrol piblik secara
penuh.

Strategi politik birokrasi tersebut merupakan strategi dalam


mengatur system perwakilan kepentingan melalui jaringan
fungsional nonideologis, dimana sistem tersebut memberikan
berbagai lisensi pada kelompok fungsional dalam masyarakat,
seperti monopoli atau perizinan, yang bertujuan untuk meniadakan
konflik antar kelas atau antar kelompok kepentingan dalam
masyarakat yang memiliki konsekuensi terhadap hilangnya
pluralitas social,politik maupun budaya. Perubahan struktur, kultur
dan paradigma birokrasi dalam berhadapan dengan masyarakat
menjadi begitu mendesak untuk segera dilakukan mengingat
birokrasi mempunyai kontribusi yang besar terhadap terjadinya
krisis multidimensional yang tengah terjadi sampai saat ini.

Anda mungkin juga menyukai