Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ‘’Birokrasi Organisai
Pendidikan” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
bidang Manajemen Organisasi Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang perancanaan pembelajaran bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada ibu dosen. kami menyadari,


makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini

Subulussalam, 03 Februari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................1


B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Pegertian Birokrasi dan Organisasi Pendidikan...........................................................2
a. Pengertian Birokrasi................................................................................................2
b. pengertian Organisasi pendidikan............................................................................4
B. Peran Birokrasi Dalam Pendidikan..............................................................................5

BAB III PENUTUP..................................................................................................................7

A. Kesimpulan ..................................................................................................................7
B. Daftar Pustaka..............................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Birokrasi di Indonesia hingga saat ini masih belum efektif. Para birokrat di
mata publik memiliki citra buruk dan cenderung korup. Mereka tidak dapat mengikuti
situasi ekonomi, sosial dan politik yang sedang berkembang yang menuntut adanya
sikap dinamis dan terbuka. Waktu dan biaya yang tidak terukur adalah cermin
ketidakprofesional kerja penopang birokrasi. Mereka masih melestarikan budaya
birokrasi kolonial. Inilah budaya birokrasi kita saat ini yang jauh dari kesan melayani
masyarakat. Perubahan kepemimpinan yang terjadi di tingkat nasional maupun daerah
ternyata tidak mampu mendorong reformasi yang terarah dalam memperbaiki citra
pejabat birokrat dan sistem birokrasi kita.

Dalam sektor pendidikan, birokrasi juga terjadi pada level organisasi mulai
dari pimpinan puncak sampai pada pejabat yang paling rendah. Dalam hal ini
birokrasi dalam administrasi pendidikan baik dalam sistem pemerintahan maupun
persekolahan. Sistem administrasi pendidikan khususnya pada pemerintah yang
diperankan oleh Departemen Pendidikan Nasional, pemerintah provinsi yang
diperankan oleh Dinas Pendidikan Provinsi, pemerintah kabupaten/kota yang
diperankan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, serta satuan pendidikan pada
semua jenis dan jenjang yang menyelenggarakan program pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Birokrasi?
2. Apa peran Birokrasi dalam organisasi pendidikan?

1
BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengertian Birokrasi dan Organisasi Pendidikan

a. Pengertian Birokrasi

Birokrasi merupakan perangkat dalam kehidupan sosial masyarakat


modern yang muncul sebagai tindakan nyata dari tugas utama pemerintahan suatu
negara dalam rangka mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya. Birokrasi merupakan
sistem administrasi yang dibangun oleh suatu negara yang ditujukan bagi pelayanan
kepentingan rakyatnya. Dengan demikian birokrasi juga dapat dimaknai sebagai
upaya untuk mengatur dan mengendalikan perilaku masyarakat agar lebih tertib.
Ketertiban di sini berkaitan dengan pengelolaan berbagai sumber daya dan
pendistribusiannya secara adil kepada seluruh warga negara.

Secara etimologi, istilah birokrasi berasal dari bahasa Perancis “bureau”


yang artinya meja yang kemudian sering mengalami perluasan makna menjadi kantor.
Oleh karena itu, istilah birokrasi sering dipahami orang sebagai aturan yang
dikendalikan lewat meja atau kantor. Thoha (1995) menyebutkan bahwa istilah
birokrasi kemudian dikembangkan oleh Jerman yang ditandai dengan cara-cara kerja
yang rasional, impersonal, dan legalistik.

Weber menyatakan bahwa birokrasi merupakan sistem kekuasaan yang


menekankan aspek kedisiplinan, di mana pemimpin (superordinat) mengawasi
bawahan (subordinat) secara ketat. Birokrasi bersifat legal karena tunduk pada
peraturan-peraturan tertulis yang dapat dimaklumi oleh setiap orang dalam organisasi
tersebut. Rasional bermakna dapat dimengerti, dipelajari, dan jelas penjelasan sebab-
akibatnya. Namun Weber juga mengingatkan bahwa apabila pengawasan atasan
kepada bawahannya itu tidak dilakukan pembatasan dapat berakibat pada kekuasaan
yang otoriter yang dapat berakibat pada organisasi berjalan tidak rasional lagi
melainkan hanya menuruti keinginan pemimpin.

2
Birokrasi juga dapat dimaknai sebagai suatu sistem kerja yang berlaku
dalam suatu organisasi yang mengatur secara internal maupun eksternal. Hubungan
internal yaitu hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lainnya berikut
hubungan antara manusia dengan sumber daya organisasi lainnya yang berada dalam
organisasi itu sendiri. Sedangkan hubungan eksternal yaitu hubungan antara
organisasi dengan pihak lain atau lingkungan di sekitarnya, baik pada level
kelembagaan ataupun pada level individu.

Menurut Farel Heady (1989), birokrasi merupakan struktur yang di


dalamnya terdapat hierarki, diferensiasi, dan kompetensi. Hirarki berkaitan dengan
pemeringkatan jabatan yang mengakibatkan perbedaan tingkat kewenangan antar
anggota dalam organisasi tersebut. Diferensiasi adalah pembagian tugas yang
berbeda-beda dalam suatu organisasi kepada para personil birokrasi dalam sebuah
kerangka kerja sama untuk mencapai tujuan. Sedangkan yang dimaksud dengan
kompetensi adalah birokrat yang menduduki suatu jabatan sebaiknya orang yang
berkompeten sesuai jabatannya itu sehingga dapat melaksanakan tugas dan
wewenangnya secara profesional.

Hegel mengemukakan bahwa birokrasi adalah lembaga dengan kedudukan


dalam struktur sosialnya yang tak berpihak serta berfungsi sebagai penghubung antara
negara yang merupakan perwujudan kepentingan umum dan warga negara yang
mewakili kepentingan khusus dalam masyarakat. Hegel memandang bahwa birokrasi
berfungsi sebagai jembatan yang diciptakan untuk menghubungkan antara
kepentingan masyarakat dan kepentingan negara yang dalam saat-saat tertentu dapat
berbeda. Dengan demikian birokrasi memiliki peran yang strategik dalam rangka
mempertemukan antara persepsi dan perspektif antara pemerintah dan masyarakat
sehingga dapat menciptakan ketertiban dan kestabilan dalam kehidupan berbangsa.

Dari berbagai pengertian di atas, birokrasi dapat dimaknai sebagai


sekumpulan tugas dan fungsi yang melekat pada suatu jabatan yang memiliki hirarki
secara formal dalam sebuah organisasi yang kompleks dan terdapat kepatuhan
terhadap kewenangan pejabat formal.

3
Konsep birokrasi dapat dipahami sebagai pengaplikasian prinsip prinsip
organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna administrasi.
Birokrasi kadang-kadang dapat pula disamakan pula dengan administrasi publik.
Dalam pengertian ini, birokrasi adalah unsur pelaksana dari administrasi publik yang
bertujuan agar pelayanan kepada masyarakat, pelanggan, atau klien dapat tercapai
dengan efisien, efektif, dan rasional.1

b. Pengertian Organisasi Pendidikan

Istilah organisasi secara etimologi berasal dari bahasa latin “organum”


yang berarti “alat”. Sedangkan “organize” (bahasa Inggris) berarti
“mengorganisasikan” yang menunjukkan tindakan atau usaha untuk mencapai
sesuatu. “Organizing” (pengorganisasian) menunjukkan sebuah proses untuk
mencapai sesuatu.2

Robbins mendefinisikan organisasi sebagai “kesatuan (entity) sosial yang


dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi,
yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan
bersama atau sekelompok tujuan”.

Selanjutnya definisi organisasi menurut Projoedi yang dikutip oleh


Engkoswara dan Aan Komariah dalam bukunya administrasi pendidikan
mendefinisikan bahwa “organisasi adalah struktur tata pembagian kerja dan struktur
tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama
secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu”3

Jika dikaitkan dengan pendidikan (organisasi pendidikan) adalah tempat


untuk melakukan aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan, dan pengorganisasian pendidikan adalah sebuah proses pembentukan
tempat atau sistem dalam rangka melakukan kegiatan kependidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan yang diinginkan.

1
Yusuf Hadi Jaya, “Administrasi Pendidikan”, (Medan :Perdana Publishing, 2012), H. 41-43
2
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan (Yogyakarta: Kaukaba, 2012), 59.
3
Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2012), 141.

4
Organisasi pendidikan adalah lembaga penyelenggara pendidikan yang
sangat mempengaruhi kualitas penyelenggaraan pendidikan. Dalam proses
penyelenggaraan program pendidikan, para pihak dalam organisasi pendidikan terkait
langsung dengan pelayanan pendidikan yang pasti selalu menghadapi permasalahan.
Perlbagai permasalahan timbul karena masyarakat membutuhkan pelayanan
pendidikan yang bermanfaat dan aplikatif sesuai tuntutan zaman. Oleh karena itu,
organisasi pendidikan harus efektif dan dinamis dalam pelayanannya demi
perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan.

B. Peran Birokrasi Dalam Pendidikan

Birokrasi secara sederhana diartikan sebagain organisasi pemerintah, baik


pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang menjalankan tugas sebagai
penyedia (pelayanan) jasa kepada masyarakat. Dalam sebuah organisasi, baik
organisasi swasta (private), maupun organisasi publik (public) termasuk organisasi
pemerintahan di dalamnya terdapat organ-organ yang membentuk sebuah organisasi
sehingga organisasi dapat berfungsi sebagaimana mestinya. 4

Peran birokrasi dan partisipasi masyarakat sebagai kontrol pendidikan


nasional merupakan fungsi birokrasi itu sendiri, mengontrol tugas pokok dan fungsi
birokrasi pendidikan hingga pelaksanaan proses pendidikan di daerah supaya berjalan
dengan baik. Menurut Tilaar, meningkatkan kemampuan kinerja birokrasi pendidikan
dapat dilakukan melalui program pembinaan birokrasi pendidikan nasional yang
profesional, ini dilakukan untuk menghapus stigma bahwa birokrasi merupakan
kelompok yang sangat sulit untuk berubah. Mereka cenderung menjadi orang yang
konservatif dalam melaksanakan tugasnya (business as usual).

Ekspetasi birokratis adalah tuntutan dan kewajiban formal yang ditetapkan


oleh suatu organisasi termasuk di satuan lembaga pendidikan; ekspetasi birokratis
merupakan bahan mentah utama dalam struktur organisasional. Peran birokratis
ditentukan oleh serangkaian ekspetasi yang dileburkan ke dalam posisi dan jabatan di
4
Zaidan Nawawi, Manajemen Pemerintahan (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013), 71-72.

5
dalam suatu organisasi tertentu. Di lembaga sekolah, jabatan kepala sekolah, guru dan
siswa sangatlah penting dan masing-masingnya didefinisikan berdasarkan serangkaian
ekspetasi. Ekspetasi birokratis memerinci dan menetapkan perilaku yang
semestinya/tepat bagi peran atau posisi tertentu. Seorang guru, mengemban kewajiban
untuk merancang pengalaman belajar para siswa dan memiliki tugas untuk melibatkan
para murid dengan cara yang efektif secara pedagogis. Peran dan ekspetasi birokratis
merupakan cetak biru resmi bagi aksi, yang merupakan hadiah/fasilitas organisasi
jabatan.5

Singkat kata, organisasi formal semisal sekolah memiliki struktur yang


terdiri atas ekspetasi dan peran birokratis, sebuah hierarki jabatan dan posisi, aturan
dan peraturan, serta spesialisasi. Ekspetasi birokratis mendefinisikan peran-peran
organisasional; peran dileburkan ke dalam posisi dan jabatan. Adapun posisi dan
jabatan disusun ke dalam sebuah hirarki kewenangan/otoritas formal yang sesuai
dengan kekuasaan dan status relatifnya. Aturan dan peraturan ditetapkan untuk
memandu pengambilan keputusan dan meningkatkan rasionalitas organisasional,
sedangkan tenaga kerja dibagi-bagi sesuai dengan spesialisasi individu di dalam
tugas. Perilaku di sekolah sebagian ditentukan oleh struktur organisasinya; sebagian
struktur mempermudah dan sebagian yang lain menghambat fungsi sekolah.

BAB III
5
Wayne K. Hoy dan Cecil G. Miskel, Administrasi Pendidikan: Teori, Riset dan Praktek, diterjemahkan
dari Educational Administration: Teory, Research and practice oleh Daryatno dan Rianayati K. Pancasari
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 36.

6
PENUTUP

A. Kesimpulan

Birokrasi merupakan perangkat dalam kehidupan sosial masyarakat


modern yang muncul sebagai tindakan nyata dari tugas utama pemerintahan suatu
negara dalam rangka mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya. Birokrasi merupakan
sistem administrasi yang dibangun oleh suatu negara yang ditujukan bagi pelayanan
kepentingan rakyatnya. Dengan demikian birokrasi juga dapat dimaknai sebagai
upaya untuk mengatur dan mengendalikan perilaku masyarakat agar lebih tertib.
Ketertiban di sini berkaitan dengan pengelolaan berbagai sumber daya dan
pendistribusiannya secara adil kepada seluruh warga negara.

Peran birokrasi dan partisipasi masyarakat sebagai kontrol pendidikan


nasional merupakan fungsi birokrasi itu sendiri, mengontrol tugas pokok dan fungsi
birokrasi pendidikan hingga pelaksanaan proses pendidikan di daerah supaya berjalan
dengan baik. Menurut Tilaar, meningkatkan kemampuan kinerja birokrasi pendidikan
dapat dilakukan melalui program pembinaan birokrasi pendidikan nasional yang
profesional, ini dilakukan untuk menghapus stigma bahwa birokrasi merupakan
kelompok yang sangat sulit untuk berubah. Mereka cenderung menjadi orang yang
konservatif dalam melaksanakan tugasnya (business as usual).

B. Daftra Pustaka

7
Jaya Yusuf Hadi, “Administrasi Pendidikan”, (Medan :Perdana Publishing, 2012)
Hidayat Ara dan Machali Imam, Pengelolaan Pendidikan,Yogyakarta:
Kaukaba, 2012
Engkoswara dan Komariah Aan, Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta,
2012
Zaidan Nawawi, Manajemen Pemerintahan, Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2013

Anda mungkin juga menyukai