Anda di halaman 1dari 14

Organisasi Dalam Pendidikan

Dosen Pengampu:

Ady Setiawan, M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok 1

Muhammad Izma Wahyuda : 11901061


Resha Melinda : 11901171
Nurul Alfikri : 11901180
Firmansyah : 11901272

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang mana atas
rahmatnyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul tentang “Organisasi
Dalam Pendidikan”.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah memenuhi tugas dosen Ady Setiawan, M.Pd
pada bidang studi Manajemen Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang organisasi dalam pendidikan bagi para pembaca dan juga bagi
penyusun. Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ady Setiawan, M.Pd selaku
dosen pengampuh mata kuliah Manajemen Pendidikan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar penulis
dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Organisasi.....................................................................................3
B. Jenis Pendidikan...................................................................................................5
C. Jalur Pendidikan...................................................................................................5
D. Jenjang Pendidikan...............................................................................................7
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN...................................................................................................10
B. SARAN................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah organisasi secara etimologi berasl dari bahsa latin atau yunani organun yang
berarti alat. Sedangkan, organize ( bahasa Inggris) berarti mengorganisasikan yang
menunjukkan tindakan atau usaha untuk mencapai sesuatu. Organizing (pengorganisasian)
menunjukkan sebuah proses untuk mencapai sesuatu. Organisasi pendidikan adalah wadah
dan proses kerjasama diantara sejumlah atau sekelompok orang yang terhimpun dan
berhubungan serta berstruktur dalam rangka mencapai tujuan pendidikan secara bersama.

jalur, jenjang, dan jenis pendidikan diatur dalam UU RI No. Tahun 2003 mengenai
Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 16 menjelaskan bahwa jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan dapat berupa satuan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, dan/atau masyarakat. Pengorganisasian suatu lembaga pendidikan tergantung
beberapa aspek di antaranya adalah jalur, jenjang, dan jenis organisasi lembaga pendidikan
yang bersangkutan. Dalam dunia kependidikan, kita tidak akan terlepas dari organisasi.
Maka, dalam menguasai manajemen pendidikan sangat perlu untuk mengetahui seluk
beluk organisasi terlebih organisasi lembaga pendidikan. oleh karena itu, penulis
membahas tentang organisasi kependidikan sekolah dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah makalah ini penulis rasakan adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana Konsep Dasar Organisasi


2. Bagaimana Jenis Pendidikan
3. Bagaimana Jalur Pendidikan
4. Bagaimana Jenjang Pendidikan

C. Tujuan

Adapun tujuan masalah dari penulisan makalah ini sebagai berikut.


1. Untuk mengetahui Konsep Dasar Organisasi
2. Untuk mengetahui Jenis Pendidikan
3. Untuk mengetahui Jalur Pendidikan

1
4. Untuk mengetahui Jenjang Pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Organisasi
Istilah organisasi secara etimologi berasl dari bahsa latin organun yang berarti alat.
Sedangkan, organize ( bahasa Inggris) berarti mengorganisasikan yang menunjukkan
tindakan atau usaha untuk mencapai sesuatu. Organizing (pengorganisasian) menunjukkan
sebuah proses untuk mencapai sesuatu. Secara konseptual ada dua batasan yang perlu
dikemukakan di sini, yakni istilah “organization” sebagai kata benda dan “organizing”
(pengorganisasian) sebagai kata kerja, menunjukkan pada rangkaian aktivitas yang harus
dilakukan secara sistematis.

Organisasi adalah suatu sistem, mempunyai struktur dan perencanaan yang dilakukan
dengan penuh kesadaran, di dalamnya orang-orang bekerja dan berhubungan satu sama
lain dengan suatu cara yang terkoordinasi, kooperatif, dan dorongan-dorongan guna
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan (Beach, 1980; Champoux, 2003).

Apabila kita membicarakan organisasi sebagai suatu sistem, berarti memandangnya


terdiri dari unsur-unsur yang saling bergantungan dan di dalamnya terdapat sub-sub
sistem. Sedangkan struktur di sini mengisyaratkan bahwa di dalam organisasi terdapat
suatu kadar formalitas dan adanya pembagian tugas atau peranan yang harus dimainkan
oleh anggota-anggota kelompoknya. Perencanaan secara sadar menunjukkan rasionalitas,
pedoman, dan pemilihan altematif. Di samping itu, orang-orang yang terlibat dalam
organisasi bekerja dengan cara kerja sama dan terkoordinasi dengan baik. Tingkah laku
mereka bukanlah tidak terarahkan dan sembarangan saja, melainkan didasarkan pada
maksud dan tujuan tertentu. Tujuan-tujuan itu mungkin ditetapkan melalui konsensus
kelompok-kelompok yang terlibat baik di dalam maupun luar organisasi atau mungkin
pula oleh seorang atau beberapa wakil (figur-figur tertentu) yang diberi kuasa. Ciri-ciri
tersebut jelas membedakan organisasi dari pengelompokkan-pengelompokkan temporer,
group informal, kelompok persahabatan, sebuah kerumunan, suku, atau golongan.

Istilah organisasi dapat pula diartikan sebagai suatu perkumpulan atau perhimpunan
yang terdiri dari dua orang atau lebih punya komitmen bersama dan ikatan formal
mencapai tujuan organisasi, dan di dalam perhimpunannya terdapat hubungan antar
anggota dan kelompok dan antara pemimpin dan angota yang dipimpin atau bawahan
(Beach and Reinhartz, 2004; Bush and Middlewood, 2005).

3
Dari kedua definisi di atas, dapat dinyatakan betapa pentingnya organisasi sebagai alat
administrasi dan manajemen dalam melaksanakan segala kebijakan/keputusan yang dibuat
pada tingkatan administratif maupun manajerial. Dalam hubungan ini, hakiki organisasi
dapat ditinjau dari dua sudut pandangan. Pertama, organisasi dipandang sebagai wadah,
tempat di mana kegiatan administrasi dan manajemen dilaksanakan. Kedua, sebagai proses
yang berusaha menyoroti interaksi (hubungan) antara orang-orang yang terlibat di dalam
organisasi itu. Tinjauan yang kedua ini juga mencoba menganalisis dua macam hubungan
yang terjadi di dalam organisasi: hubungan formal dan informal. Hubungan formal selalu
diatur atas dasar hukum pendirian organisasi, struktur serta hierarki yang telah ditetapkan.
Bahkan mekanisme hubungan formal ini biasanya digambarkan dalam bagan organisasi
yang mempunyai kekuatan hukum tertentu seperti tergambar pada bagan struktur
organisasi Departemen Pendidikan Nasional tingkat Pusat, Propinsi, Kota dan Kabupaten
dan sekolah, semua diatur berdasarkan peraturan-peraturan pemerintah dan keputusan-
keputusan pimpinan departemen.

Proses pengorganisasian dengan demikian mencakup kegiatan-kegiatan berikut:

1. Pembagian kerja yang harus dilakukan dan menugaskannya pada individu tertentu,
kelompok-kelompok dan departemen.
2. Pembagian aktivitas menurut level kekuasaan dan tanggungjawab.
3. Pembagian/pengelompokkan tugas menurut tipe dan jenis yang berbeda-beda.
4. Penggunaan mekanisme koordinasi kegiatan individu dan kelompok.
5. Pengaturan hubungan kerja antara anggota organisasi.

Dengan meneliti beberapa batasan dan pokok-pokok pikiran organisasi ini, kita tentu
sependapat, bahwa pengorganisasian sebagai fungsi manajemen sebenamya merupakan
langkah pertama ke arah pelaksanaan rencana yang telah disusun sebelumnya. Oleh sebab
itu, secara hirarkhis di dalam bagian tulisan ini ditempatkan sebagai fungsi manajemen
yang kedua (setelah perencanaan). Pelaksanaan fungsi ini dengan baik akan menghasilkan
suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan yang bulat dalam mencapai
sasaran yang telah ditetapkan bersama. Dalam prakteknya, ia bisa diterapkan pada
lapangan kegiatan yang lebih luas yang meliputi organisasi perusahaan, pemerintahan,
militer, perguruan dan sekolah-sekolah serta organisasi layanan publik. Karena begitu
luasnya medan penggunaan fungsi manajemen kedua ini, kita perlu memahami di samping

4
hakiki (batasan-batasan) di atas, juga tentang pendekatan tipe dan struktur organisasi
maupun teknik-teknik penyusunannya.

B. Jenis Pendidikan

Jenis pendidikan merupakan kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan


pendidikan suatu satuan pendidikan

1. Pendidikan Umum

Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan


perluasan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi seperti : SD, SMP, SMA.

2. Pendidikan Kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta
didik terutama untuk bekerja. Contoh : SMK
3. Pendidikan Profesi
Pendidikan porefesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang
mempersiapkan peserta didik menjadi seorang yang professional. Contohnya: mulai
dari D1 sampai D4 dengan berbagai bidang keahlian.
4. Pendidikan Vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik
untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian serapan tertentu. Contohnya : dalam jenjang
D4 dengan S1.
5. Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang
mempersiapkan peserta didik terhadap ajaran agama. Contohnya : MIN, MTsN, MAN
dan PTN ISLAM.
6. Pendidikan Khusus
Pendidikan khusus  merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik
yang berkelainan. Contohnya : SLB (Sekolah Luar Biasa)

C. Jalur Pendidikan
Jalur pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga arah yaitu pendidikan informal,
formal, dan non formal. Pendidikan adalah hal mutlak yang wajib dimiliki oleh semua

5
individu, di dalam setiap ajaran agama menganjurkan agar setiap individu wajib berusaha
untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan dapat diperoleh melalui jalur formal, non
formal dan informal. Pendidikan dalam lingkungan keluarga (In formal) memiliki peranan
yang sangat penting. Ini karena setiap individu mendapatkan pendidikan yang pertama
berasal dari lingkungan keluarga. Di dalam keluarga individu dididik untuk menjadi
seorang anak yang baik, yang tahu sopan santun dan etika serta mempunyai moral sifat
yang terpuji.
Selain dari keluarga pendidikan dapat diperoleh pula dari lingkungan formal, dalam hal
ini sekolah atau lembaga formal lainnya yang berkompeten dalam bidang pendidikan.
Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian
jenjang pendidikan yang telah baku misalnya SD, SMP, SMA dan PT (Perguruan Tinggi).
Pendidikan formal lebih difokuskan pada emberian keahlian atau skill guna terjun ke
masyarakat dalam lingkungan formal ini setiap individu akan mendapatkan pendidikan
yang lebih luas mengenai pedoman dan etika moral kemanusiaan untuk bekalnya dalam
menghadapi pergaulan di masyarakat. Lingkungan ketiga yang menjadi penentu sukses
tidaknya pendidikan iindividu adalah lingkungan masyarakat (Nonformal), lingkungan ini
menuntut pengaplikasian pendidikan yang telah didapat oleh seorang individu baik dari
lingkungan keluarga maupun dari lingkungan formal. Pendidikan non formal merupakan
mekanisme yang memberikan peluang bagi setiap orang untuk memperkaya ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui pembelajaran seumur hidup. Pendidikan nonformal
adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar
sekolah. Dalam pergaulannya di masyarakat, individu harus mempunyai etika dan sopan
santun.

Pada masa sekarang ini pendidikan merupakan suatu kebutuhan primer, pendidikan
memegang peranan penting, Orang tua memegang peranan penting dalam hal keberhasilan
dan perkembangan anak sedangkan tugas dan tanggung jawab untuk hal tersebut adalah
tugas bersama antara orang tua, masyarakat, serta anak itu sendiri, secara alami anak lahir
dan dibesarkan dalam keluarga, sejak lahir anak sudah dipengaruhi oleh lingkungan yang
terdekat yaitu keluarga. Pendidikan yang diterima sebelum memasuki pendidikan formal
adalah pendidikan informal dan nonformal yang bersumber dari keluarga dan lingkungan
masyarakat, disinilah awal pembentukan karakter dan kepribadian anak namun tidak
semua lingkungan yang mendukung pendidikan anak, ada lingkungan yang memberi

6
pengaruh negatif kepada anak yang mengganggu proses pembelajaran anak. Pendidkan di
dalam masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai penanaman sikap saja tetapi bagaimana
kita diajarkan nilai-nilai dan norma mereka juga diajarkan bagaimana bersikap sopan
kepada orang lain, disiplin dan juga bertanggung jawab dan juga memliki akhlak yang
baik dan pengaplikasianya dalam kehidupan masyarakat sehingga mereka paham mana
yang harus di lakukan dan tidak boleh dilakukan serta menghargai orang yang lebih tua
dari kita dan juga sebagai pengganti pendidikan formal, baik untuk anak didik dalam hal
kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa, mensejahterakan dirinya dan keluarganya.

jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah :


1) Suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan.
2) Suatu pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepda anak dalam pertumbuhannya.
3) Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang di
kehendaki oleh masyarakat.
4) Suatu pembentukan kepribadin dan kemampuan anak dalam menuju kedewasaan.

D. Jenjang Pendidikan
Jenjang merupakan tingkat atau level dari bawah ke atas yang terbagi dalam beberapa
tahap. Sementara pendidikan merupakan pembelajaran yang mengarahkan suatu kelompok
individu untuk memperoleh sebuah kebiasaan. Hal tersebut dilakukan untuk mengasah
keterampilan dan pengetahuan dengan cara pelatihan, pengajaran maupun penelitian.
Jenjang pendidikan menurut Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan
kemampuan yang di kembangkan. Yang mana pendidikan Indonesia pada jenjang
pendidikan formal terdiri dari usia dini, dasar, menengah dan tinggi.

Pengertian:

Jenjang pendidikan adalah tingkatan pendidikan yang telah dikukuhkan berlandaskan


strata atau hirarki dan level perkembangan siswa, misi yang akan diraih dan keterampilan
yang akan dikembangkan.

Di Indonesia jenjang pendidikan diklasifikasikan dalam beberapa tahap, diantaranya


adalah pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan

7
tinggi. Jenjang pendidikan yang ada diklasifikasikan berlandaskan keahlian siswa, usia
dan tingkat kecakapannya. Setiap jenjang pendidikan yang ada mempunyai waktu tempuh
yang berbeda. Ini dikarenakan agar dalam kontrolnya bisa memudahkan dalam
pengklasifikasian siswa dan kebijakan yang harus dilakukan dalam meraih tujuan
pembelajaran dan pendidikan. Pada Juni 2015 Indonesia telah menetapkan bahwa masa
sekolah atau wajib belajar dilaksanakan selama 12 tahun, yang berarti seorang peserta
didik wajib belajar 12 tahun. Di mana pendidikan yang dilalui adalah 6 tahun di masa
sekolah dasar (SD), 3 tahun sekolah menengah pertama (SMP) dan 3 tahun di sekolah
menengah atas (SMA). Untuk lebih paham tentang klasifikasi tingkat pendidikan
resmi/formal yang ada di Indonesia. Berikut merupakan level terkait yang bisa menjadi
referensi.

a. Pendidikan Anak Usia Dini

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003, pada Pasal 1 Ayat 14 mengenai pendidikan


nasional mengatakan. Bahwa PAUD atau pendidikan anak usia dini merupakan salah
satu usaha bimbingan yang diarahkan untuk anak dari mulai lahir hingga mencapai usia
enam tahun.

PAUD dilaksanakan dengan cara stimulasi pendidikan yang berkaitan dengan


pengembangan, perubahan dan progress. Hal tersebut agar siswa mampu memperoleh
kesiapan rohani dan jasmani untuk menempuh jenjang pendidikan selanjutnya.

b. Jenjang Pendidikan Dasar

Jenjang pendidikan dasar adalah level pendidikan yang disiapkan untuk


perkembangan dan pertumbuhan siswa. Agar mampu bersaing dan melaksanakan
pendidikan level menengah.

Pendidikan dasar di Indonesia bisa berupa lembaga yang memiliki bentuk MI


(Madrasah Ibtidaiyah) dan SD (Sekolah Dasar) serta SMP (Sekolah Menengah
Pertama) dan MTS (Madrasah Tsanawiyah). Pendidikan dasar ini akan dilaksanakan
selama 9 tahun. Yang mana level pendidikan mulai dari kelas 1 hingga 6 merupakan
SD, dan kelas 7 hingga 9 merupakan SMP.

c. Jenjang Pendidikan Menengah


Ini merupakan tahap lanjut dari pendidikan dasar, yang di dalamnya terdapat
pendidikan menengah kejuruan (SMK dan MAK) dan pendidikan menengah umum

8
(SMA dan MAN). Pada pendidikan menengah ini, siswa akan dipersiapkan secara
matang untuk bisa memperoleh pendidikan atau pekerjaan di masa setelah pendidikan
menengah telah rampung. Di mana siswa bisa memilih untuk melanjutkan pendidikan
tinggi atau mencari pekerjaan sesuai dengan keahliannya.

d. Jenjang Pendidikan Tinggi


Pada level pendidikan tinggi, siswa akan memilih program pendidikan apa yang
cocok untuk dirinya mulai dari diploma (D3), sarjana (S1), magister (S2), spesialis dan
doktor. Program pendidikan tersebut akan dilaksanakan oleh perguruan tinggi terkait.
Tugas dari perguruan tinggi adalah untuk mencetak peserta didik menjadi insan yang
berguna bagi masyarakat. Serta mampu meraih potensi yang ada untuk
mengembangkan keahlian akademik.
Selain itu peserta didik juga diharapkan mampu menjadi profesional yang bisa
mengaplikasikan, mengembangkan, membuat pengetahuan dan teknologi baru. Agar
misi, tugas dan cita-cita dari lembaga pendidikan yakni perguruan tinggi bisa
terlaksana. Perguruan tinggi akan mengembang amanat “Tridharma” pendidikan tinggi
yang terdiri dari pengabdian masyarakat, penelitian dan pendidikan.
Jenis pendidikan tinggi yang bernama perguruan tinggi ini bisa berupa universitas,
institut, sekolah tinggi, politeknik dan akademik. Setelah menempuh pendidikan tinggi,
peserta didik diharapkan mampu untuk meningkatkan, mengisi, mendongkrak dan
mengayomi masyarakat dengan segala permasalahannya.

9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dapat penulis simpulkan bahwa Organisasi Dalam Pendidikan adalah wadah dan proses
kerjasama diantara sejumlah atau sekelompok orang yang terhimpun dan berhubungan
serta berstruktur dalam rangka mencapai tujuan pendidikan secara bersama. Serta
pendidikan juga terbagi dalam: Pendidikan Formal, Pendidikan Nonformal, dan
Pendidikan Informal.

B. SARAN
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan mkalah ini, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar tercapai pembuatan makalah yang
lebih baik lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA
 https://www.academia.edu/6910934/Organisasi_pendidikan.
 Suryana Edeng. 2015. Administrasi Pendidikan Dalam Pembelajaran. Yogyakarta: CV
BUDI UTAMA.
 https://www.academia.edu/28203674/kelompok_1_Organisasi_dan_Lembaga_Pendidikan
_docx.
 Sumber : Jurnal Equilibrium Pendidikan Sosiologi Volume IV No. 2 November 2016
ISSN e-2477-0221 p-2339-2401

 https://www.rpp-silabus.com/2015/08/jenis-jenis-pendidikan-di-indonesia_15.html?m=1

11

Anda mungkin juga menyukai