ORGANISASI PROFESI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Etika dan Profesi Keguruan”
Dosen Pengampu:
Nur Rahmi Sonia, M.Pd.
Disusun oleh:
Kelompok 8/ Semester 6
Muhammad Syirojuluddin (201180382)
Nur Inda Sari (201180402)
Nur Shofiatun Isnaini (201180406)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Etika dan Profesi Keguruan yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan
Diri Melalui Organisasi Profesi”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga pembuatan makalah ini dapat selesai dengan baik.
Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Rasa terima kasih juga kami sampaikan kepada Ibu Nur Rahmi Sonia,
M.Pd. selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah Etika dan Profesi Keguruan.
Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi setiap pembaca dan dapat
memberikan pengetahuan tentang Meningkatkan Kemampuan Diri Melalui
Organisasi Profesi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 1
C. Tujuan................................................................................................. 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Organisasi......................................................................... 3
B. Struktur Organisasi............................................................................. 5
Kesimpulan......................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 21
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi adalah sekumpulan orang yang terdiri lebih dari dua orang
untuk membentuk kelompok secara terstruktur untuk mencapai sebuah tujuan.
Dalam pendidika terdapat organisasi yang mengikat guru untuk saling bekerja
sama dan bertanggung jawab dalam mencapai tujuan dari pendidikan. Guru
merupakan sebuah profesi dimana terdapat organisasi yang mengikatnya, yang
biasa disebut dengan PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). Organisasi
ini menyatukan seluruh guru di Indonesia dan tersusun secara teratur guna
memajukan pendidikan di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Organisasi?
2. Bagaimana Struktur Organisasi?
3. Apa Tujuan dan Fungsi Organisasi Kependidikan?
4. Bagaimana Bentuk-bentuk Peningkatan Profesi Keguruan?
5. Bagaimana Komunikasi dalam Organisasi Pendidikan?
6. Bagaimana Kepemimpinan dalam Organisasi Pendidikan?
7. Bagaimana Peran Organisasi dalam Meningkatkan Kemampuan Diri
Guru?
1
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Organisasi.
2. Untuk Mengetahui Struktur Organisasi.
3. Untuk Mengetahui Tujuan dan Fungsi Organisasi Kependidikan.
4. Untuk Mengetahui Bentuk-bentuk Peningkatan Profesi Keguruan.
5. Untuk Mengetahui Komunikasi dalam Organisasi Pendidikan.
6. Untuk Mengetahui Kepemimpinan dalam Organisasi Pendidikan.
7. Untuk Mengetahui Peran Organisasi dalam Meningkatkan Kemampuan
Diri Guru.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Organisasi
Organisasi dalam bahasa latin disebut sebagai "organum" yang dapat
diartikan sebagai alat, lalu dalam bahasa inggris kata organisasi berasal dari
"organization" yang artinya organisasi dan dapat diterjemahkan dengan
penghimpunan, pengumpulan, penyusunan kelompok.1 Dari pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan suatu susunan kesatuan dari
kelompok-kelompok kecil untuk membentuk suatu kelompok yang besar. Ada
beberapa pemdapat ahli mengenai kata organisasi ini, diantara pendapat
tersebut ialah seorang ahli bernama W. J. S. Poerwadarminta yang
berpendapat bahwa organisasi merupakan sususan yang membentuk peraturan
yang sistematis dari berbagai bagian orang dan lain-lain. Lalu Prajudi
Atmosudirjo yang mendefinisikan kata organisasi bahwa organisasi nerupakan
struktur suatu kelompok atau orang-orang yang memiliki posisi pekerjaan
yang sama dalam tata pembagian kerja dan struktir hubungan kerja guna
mencapai suatu tujuan tertentu.2
3
terencana. Yang terakhir ada pendapat dari Syaiful Sagala yanvg
medefinisikan mengenai organisasi yaitu tempat atau wadah atau institusi
yang digunakan orang untuk berinteraksi dan saling bekerjasama sebagai satu
unit yang terorganisir dan setidaknya terdiri lebih dari 2 orang yang berfungsi
untuk mencapai sasaran yang ongin dicapai.3
2. Terdapat dua orang atau lebih yang bekerja sama demi mewujudkan
tujuan bersama.
4
berusaha secara maksimal. Organisasi akan berjalan dengan baik apabila
adanya pembagian-pembagian tugas sesuai dengan wewenang dan
kemampuan anggota yang saling bekerjasama membentuk sebuah harmoni
yang baik atau komunikasi yang baik guna mencapai tujuan yang baik dalam
pendidikan.
B. Struktur Organisasi
Sebuah pendidikan tentunya memiliki organisasi yang terbentuk
melalui satuan profesi keguruan. Di setiap negara organisasi pendidikan dan
pengajaran tentulah berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh struktur dari
pada pemerintah dan kebijakan dari masing-masing negara. Dalam negara
yang memiliki struktur pemerintahan yang diktator maka organisasi
pendidikannya juga bersifat sentralisasi dimana hanya berpusat pada
pemerintah pusat dan seluruh kekuasan yang mengatur dari satu orang
pemimpin dinegara tersebut. Segala hal yang mengatur tentang pendidikan
ditentukan dan diatur oleh pusat secara sentral. Adapula sebaliknya apabila
negara tersebut merupakan negara yang menganut paham demokrasi dalam
sistem tata negaranya atau pemerintahannya, maka seluruh kebijakan dari
ekonom Iiij sampai pendidikan disusun berdasarkan pola-pola dan nilai-nilai
demokratis. Penyelenggaraan pendidikan diatur melalui otonomi daerah atau
sesuai dengan kebijakan masing-masing pemerintah daerah, dengan
memperhatikan tujuan dan kepentingan daerah yang ingin dicapai.5
1. Struktur sentralisasi.
5
“Konsep Organisasi Pendidikan Dalam Pemberdayaan Sekolah.” 68.
5
Beberapa negara yang menerapkan sistem sentralisasi dalam
pemerintahannya, juga berpengaruh terhadap organisasi pendidikannya
yang dilaksanakan secara sistem sentral, maka seluruh kebijakan dalam
pemdidikan ditentukan oleh pusat pemerintahannya, dan pemerintah
daerah tidak memiliki wewenang dalam mengambil bagian atau dalam
pengurusan seluruh administrasinya. Hanya pekerjaan-pekerjaan perantara
yang kemungkinan dapat dikerjakan oleh pemerintah daerah atau wilayah-
wilayah berikutnya, sebagai penyalur atau penyambung dari ketetapan-
ketetapannya, sekolah melaksanakan kegiatan sesuai dengan intruksi-
intruksi dari pemerintah pusat. Organisasi ini berbentuk organisasi line
(line organization) dalam strukturnya, dimana bentuk tanggung jawab
pemerintah berupa garis tegak lurus dari susunan yang paling atas atau
pemimpin atasan hingga kepada struktur yang paling bawah atau bawahan.
Segala sesuatu urusan yang terdapat dalam pendidikan dan pengajaran dari
yang berupa menentukan kebijakan, perencanaan, syarat-syarat,
penerimaan pegawai, pengurusan fasilitas dan pengadaan atau
pembangunan sekolah, kurikulum, alat pendidikan dan pelajaran,
penyelenggaraan dan pembuatan soal-soal ujian, seluruhnya ditentukan
oleh pemerintah pusat atau sentral. Dan para guru atau pemimpin sekolah
dan bawahannya hanya bersifat pasif dan mematuhi kebijakan dari
pemerintah pusat.6
6
Sri Suryaningsum, “Perspektif Struktur Organisasi,” Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia Vol.
VI, No. 1 (2008). 64.
6
diseluruh daerah atau wilayah negara tersebut dengan sempurna.
Keseragaman atau kesamaan itu meliputi hampir seluruh aktivitas proses
pembelajaran, serta yang paling utama disekolah-sekolah setingkat dan
sehenisnya. Contohnya : kesamaan dalam hal organisasi sekolah, rencana
pembelajaran, buku dan sumber pelajaran, strategi dan metode pengajaran,
penyelenggaraan tes yang serentak, kesamaan soal ujian, serta kesamaan
dalam berbagai hal tanpa melihat adanya perbedaan suasana atau kondisi
dari wilayah-wilayah bagian. Sistem sentralisasi yang seperti ini tentunya
memiliki banyak sekali kekurangan dalam penyelenggaraannya, beberapa
kekurangan yang prinsipal yaitu :
2. Struktur Desentralisasi
7
M. Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2010). 130.
7
dengan kebutuhan daerah. Masyarakat juga sepenuhnya ikut berkontribusi
dalam membantu penyelenggaraan pendidikan, pemerintah daerah dan
masuarakat menjadi pengawas sepenuhnya jalannya pendidikan di daerah
tersebut. Pemerintah pusat hanya berkontribusi dalam menyediakan
subsidi dan bantuan, penyelidikan, nasihat dan konsultasi progam
pendidikan. Setiap daerah memiliki kewenangan otonomi daerah dengan
sepenuhnya yang meliputi kegiatan penentuan anggaran biaya, rencana
pendidikan, penentuan guru dan karyawan, penentuan gaji, buku pelajaran,
pemeliharan fasilitas serta pembangunan gedung sekolah. Adanay struktur
desentralisasi pendidikan membuat kepala sekolah berperan aktif dan
menjadi pemimpin yang profesional serta bertanggung jawab sepenuhnya
untuk menentukan nilai-nilai dan mencapai hasil yang ingin dicapai.
Seluruh kegiatan sekolah menjadi perhatian dan pengawasan (social
control) langsung dari pemerintah dan masyarakat. 8 Sistem struktur yang
bersifat desentralisasi memiliki kelebihan berupa :
b. Adanya persaingan yang sehat antar satu daerah dengan daerah yang
lain untuk terus mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang baik.
8
Suryaningsum, “Perspektif Struktur Organisasi.” 68.
8
b. Hasil pendidikan yang diperoleh pun juga berbeda-beda, dari mutu,
sifat, maupun jenisnya mempersulit siswa untuk terjun dimasyarakat
yang lebih luas.
b. Mengatasi dan mengolah sumber daya yang ada guna mencapai tujuan
pendidikan.
9
Suryaningsum. 70.
9
e. Menambah pengalaman dan sebagai tempat mengembangkan ilmu
pengetahauan.10
2. Fungsi
Seperti yang telah dijabarkan, jabatan profesi memiliki kriteria
yang mana harus mempunyai wadah atau tempat guna menyatukan
kelompok-kelompok guru dan menyatukan langkah serta mengendalikan
keseluruhan profesi dengan organisasi profesi. Seperti halnya indonesia
yang memiliki PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) yang didirikan
di Surakarta, 25 November 1945.11
10
Hal ini sering terjadi di sekolah yang memiliki kekurangan atau kelebihan
guru dalam mengampu mata pelajaran tertentu. Terjadinya kualifikasi
pendidikan dikarenakan kualifikasi pendidikan mereka lebih tinggi dari
kualifikasi yang ditetapkan namun tidak sesuai, contohnya ijasah S1 tetapi
berlatang belakang bukan kependidikan. Maka pendidik tersebut bisa
mengikuti program penyetaraan atau sertifikasi.13
3. Program Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi
Program pelatihan yang diberikan adalah pengajaran yang sesuai
dengan kebutuhan guru, yaitu berdasarkan pada tuntutan kompetensi.
Pengajaran yang diberikan dalam hal ini adalah pelatihan yang berpegang
pada kompetensi yang akan dituju dan dibutuhkan oleh seorang peserta
didik, sehingga isi atau materi pelatihan yang akan diajarkan kepada
pendidik merupakan campuran bidang-bidang ilmu sumber bahan
pelatihan yang secara penuh digunakan untuk tercapainya kompetensi
yang ditetapkan.
4. Program Supervisi Pendidikan
Program ini memuat rangkaian-rangkaian suatu proses belajar
mengajar agar menjadi lebih baik, efektif dan efisien untuk diterapkan.
Kemudian didalam lingkungan sekolah program ini berfungsi untuk
meningkatkan prestasi kerja seorang pendidik yang pada akhirnya
diharapkan dapat meningkatkan prestasi sekolah tersebut. Maka dari itu,
kualitas fungsi supervise pendidikan di lingkungan sekolah akan bisa
meningkatkan profesionalisme guru yang kedepannya diharapkan dapat
berakibat positif pada prestasi sekolah tersebut.14
5. Program Pemberdayaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Program ini merupakan suatu forum kegiatan professional guru
mata pelajaran seperti didalam sanggar ataupun pada tiap-tiap sekolah
yang terdiri dari dua unsur yaitu musyawarah dan guru mata pelajaran.
Dan guru mata pelajaran adalah guru SMP dan SMA Negeri atau Swasta
13
Udin Syaefudin Saud, Pengembangan Profesi Guru (Bandung: Alfabeta, 2011). 105.
14
Syaefudin Saud. 106.
11
yang bertanggung jawab dalam mengelola mata pelajaran yang ditetapkan
dalam kurikulum sekolah tersebut.
6. Symposium Guru
Program ini digunakan sebagai tempat untu saling berbagi
berbagai pengalaman dalam memecahkan suatu masalah yang ada dalam
proses belajar mengajar. melalui program ini diharapkan para pendidik
menerapkan upaya-upaya tersebut dalam memecahkan suatu masalah
yang terjadi dalam proses belajar mengajar. selain itu, program ini juga
digunakan untuk bertukar pengalaman antar para pendidik sehingga
kedepannya pendidik akan mendapatkan pengalaman yang lebih banyak
dan luas lagi dan sebagai media kompetensi antar para pendidik dengan
menunjukkan pendidik-pendidik yang berprestasi di berbagai bidang
pendidikan,contohnya dalam penggunaan metode pembelajaran, hasil
penelitian tindakan kelas atau penulisan karya ilmiah.15
7. Program Pelatihan Tradisional Lainnya
Program ini mengacu pada satu aspek khusus yang bersifat actual
dan sangat penting untuk diketahui oleh para pendidik, misalnya
Contextual Teaching and Learning (CTL), Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), penelitian tindakan kelas, penulisan karya ilmiah dan
sebagainya.
8. Membaca atau Menulis Jurnal atau Karya Ilmiah
Jurnal atau karya ilmiah dibuat secara individual oleh pengarang,
lembaga pendidikan maupun lembaga-lembaga lainnya. Jurnal atau karya
ilmiah dapat ditemukan di berbagai pusat sumber belajar seperti
perpustakaan, internet, dan lain-lain. Artikel didalam jurnal lebih singkat
dan mudah dipahami oleh pembacanya. Dengan mempelajari isi jurnal
atau karya ilmiah tersebut maka para pendidik bisa mengembangkan ke
profesionalismenya.
9. Berpartisipasi Dalam Pertemuan Ilmiah
15
Syaefudin Saud. 107.
12
Program ini bisa dilakukan oleh masing-masing pendidik secara
mandiri, kemudian yang dibutuhkan dalam program ini adalah bagaimana
pendidik itu memotivasi dirinya sendiri untuk bisa berperan aktif dalam
berbagai pertemuan ilmiah. Dan tujuan utama dari program ini adalah
menyediakan berbagai informasi dan inovasi terbaru di dalam suatu
bidang tertentu.16
10. Melakukan Penelitian (Khususnya Penelitian Tindakan Kelas)
Kegiatan ini merupakan studi sistematik yang dilakukan oleh para
pendidik melalui kerjasama atau tidak dengan para ahli pendidikan dalam
rangka untuk mengembangkan kegiatan praktik pembelajaran secara
berkesinambungan dan juga merupakan strategi yang sesuai untuk
mengembangkan profesionalisme pendidik.
11. Magang
Kegiatan ini diperuntukkan bagi guru pemula khususnya, bentuk
pengajarannya adalah pre-servis atau in-servis bagi guru junior untuk
secara perlahan-lahan menjadi guru yang berprofessional dengan melalui
magang tersebut di kelas tertentu. Kegiatan tersebut berbeda dengan
pendekatan pelatihan yang dilakukan secara konvensional, karena fokus
pengajaran dari magang ini merupakan gabungan antara materi akademis
dengan suatu oengalaman lapangan dibawah supervise guru senior.17
12. Mengikuti Berita Aktual dari Media Pemberitaan
Contoh dari program ini yaitu dengan pendidik mendengarkan
program-program yang berada di radio dan televisi serta dengan sering
membaca surat kabar. Dengan program tersebut diharapkan akan dapat
mengembangkan pengetahuan pendidik terkait berlangsungnya suatu
proses pendidikan yang diterapkan. Kemudian jika pendidik
menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan bidang yang
digelutinya maka akan membantu proses peningkatan profesionalisme
pendidik tersebut kedepannya.
16
Syaefudin Saud. 108.
17
Syaefudin Saud. 109
13
13. Berpartisipasi dan Aktif dalam Organisasi Profesi
Hal ini dilakukan seperti dengan pendidik itu ikut berpartisipasi
dalam organisasi atau komunitass professional yang kemudian dengan
mengikuti kegiatan tersebut maka akan dapat mengembangkan
profesionalisme seorang pendidik dimasa yang mendatang.organisasi
professional tersebut akan melayani anggotanya dengan membangun
hubungan yang baik dan erat dengan masyarakat sekitarnya baik itu
swasta, industry maupun lainnya.
14. Menggalang Kerjasama dengan Teman Sejawat
Kegiatan ini sangat berguna untuk mengembangkan
profesionalisme pendidik. Berbagai masalah yang dapat diselesaikan
berkat adanya kerja sama tersebut yaitu seperti dengan dilakukannya
penelitian tindakan kelas, berperan aktif dalam kegiatan ilmiah dan
kegiatan-kegiatan professional lainnya.18
18
Syaefudin Saud. 111.
14
yang lainnya dan antara pendidik dengan orang tua peserta didik dan lain
sebagainya.19
Dalam sebuah organisasi kependidikan, komunikasi dapat
dibangun melalui dua proses yaitu:
a. Komunikasi Internal
Komunikasi internal merupakan komunikasi yang terjadi di
dalam lingkungan sekolah. Contoh dari komunikasi ini yaitu antara
kepala sekolah dengan pendidik yang disertai dengan kegiatan
bertukar pendapat mengenai lingkungan sekolah tersebut.
Komunikasi internal ini memiliki dua dimensi penting yakni: 1)
Dimensi vertical, yaitu komunikasi yang berasal dari pimpinan
kemudian ke kepala sekolah, rector dan direktur lembaga pendidikan
kepada guru, dosen dengan staff dengan cara saling timbal balik. 2)
Dimensi horizontal yaitu komunikasi yang mendatar antara pendidik,
dosen dan staff dengan anggota staff lainnya yang berlangsung secara
tidak formal.
b. Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal merupakan komunikasi yang terjadi
diluar lingkungan sekolah. Contoh dari komunikasi ini yaitu antara
pimpinan organisasi pendidikan dengan orang tua siswa, komite
sekolah, kepala desa atau kepala kelurahan di mana sekolah berada
dan pihak lain yang berada di luar komponen sekolah atau
lingkungan sekolah.20
2. Peranan Komunikasi dalam Organisasi Pendidikan
Komunikasi di dalam sebuah organisasi pendidikan memiliki
peranan yang sangat penting diantaranya adalah:
a. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan dalam komunikasi ini yaitu berupa peringatan
dan pengontrolan yang bersifat persuasive. Kegiatan ini dilakukan
19
Fory Armin Naway, Komunikasi Dan Organisasi Pendidikan (Gorontalo: Ideas Publishing,
2016). 60.
20
Armin Naway. 61.
15
untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan untuk terjadi seperti
pemberian informasi yang berbahaya tentang narkoba yang dilakukan
melalui media masa dan ditunjukan kepada peserta didik dan yang
lebih luas lagi seperti masyarakat.
b. Fungsi Sosial Learning
Fungsi sosial learning dalam komunikasi pendidikan yaitu
menghindari dan mengatasi konflik-konflik yang terjadi antar pribadi
manusia kemudian mengurangi sesuatu yang belum jelas
kebenarannya serta bermacam pengetahuan dan pengalaman dengan
orang lain disekitarnya.
c. Fungsi Penyampaian Informasi
Fungsi ini yaitu suatu proses untuk menyampaikan informasi kepada
khalayak ramai.
3. Prinsip-Prinsip Komunikasi dalam Organisasi Pendidikan
Prinsip-prinsip berikut ini dapat dikatan sebagai penjelasan yang
lebih rinci dari pengertian dan makna dari komunikasi yaitu:
a. Komunikasi adalah suatu proses yang simbolik
Dalam prinsip ini komunikasi merupakan sesuatu yang bersifat
seimbang dan tidak berhenti pada sebuah titik, tetapi terus
berkesinambungan.
16
Dalam prinsip ini pesan komunikasi disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang terjadi agar proses penyampaian pesan dapat
tersampaikan dengan baik.
e. Komunikasi bersifat nonsekuensial
Dalam prinsip ini komunikasi tidak berlangsung secara satu arah akan
tetapi melibatkan respon sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan
itu diterima dan dimengerti dengan baik.
f. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis,dan transaksional
Konsekuensi dari prinsip ini adalah komunikasi merupakan sebuah
proses, komunikasi itu dinamis, dan transaksional. Dalam prinsip ini
ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-
pihak yang melakukan komunikasi.21
21
Armin Naway. 73.
17
susunan prosedur, tata kerja, tata laksana, dan hal-hal yang mengatur
organisasi itu agar bisa berjalan lancar. Melalui pengorganisasian diatur
pembagian kerja, hubungan kerja, struktur kerja dan pendelegasian wewenang.
Selain itu dalam kehidupan organisasi kepemimpinan adalah bagian dari tugas
utama yang harus dilaksanakan.22
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah
merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan
organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki
2 aspek yaitu :
1. Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan
administrasi dan menyediakanfasilitasnya.
2. Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing,
staffing, directing, commanding, controling, Ada empat macam tugas
penting seorang pemimpin dalam sebuah organisasi menurut Selznick :
a. Mendefinisikan misi dan peranan organisasi
b. Seorang pemimpin adalah pengejawantahan tujuan organisasi
c. Mempertahankan keutuhan organisasi
d. Mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi.23
22
Sutarto Wijono, Kepemimpinan Dalam Perspektif Organisasi (Jakarta: Prena Media Grub,
2018). 47.
23
Wijono. 48.
18
Karena itu organisasi PGRI dan ISPI harus lebuh ditingkatkan dan
perlu setiap kali mengadakan pertemuan antara guru berbagai daerah atau
mungkin secara nasional. Dalam pertemuan itu dibicarakan berbagai program
yang bermanfaat, terutama bagaimana upaya meningkatkan mutu organisasi
tersebut. Peningkatan mutu organisasi profesional itu, disamping untuk
melindungi kepentingan anggota (para guru) juga sebagai wadah kegiatan
pembinaan dan peningkatan mutu profesionalisme guru.24
Jadi organisasi profesi PGRI (persatuan guru republik indonesia)
sangat berperan penting bagi para guru di Indonesia dalam meningkatkan dan
mengembangkan mutu para guru dan kemampuan profesinya serta
meningkatkan kesejahteraan guru.
Selain itu juga berfungsi sebagai pemersatu seluruh anggota profesi
kependidikan dalam kiprahnya menjalankan tugas keprofesinya dan memiliki
fungsi peningkatan kemampuan profesional profesi ini. PGRI merupakan
organisasi profesi yang memiliki kekuatan dan mengakar diseluruh penjuru
Indonesia. Artinya, PGRI memiliki potensi besar untuk meningkatkan hakikat
dan martabat guru.
BAB III
24
Mustofa, “Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru Di Indonesia,” Jurnal Ekonomi Dan
Pendidikan Vol. 4, No. 1 (April 2007). 84.
19
PENUTUP
Kesimpulan
Jabatan profesi memiliki kriteria yang mana harus mempunyai wadah atau
tempat guna menyatukan kelompok-kelompok guru dan menyatukan langkah
serta mengendalikan keseluruhan profesi dengan organisasi profesi. Peningkatan
profesi guru adalah cara yang dilakukan oleh guru dengan sekolah beserta
pemangku kepentingan pendidikan agar terus mengembangkan diri menjadi guru
yang berkualitas juga sebagai guru yang berprofessional yang mampu
memberikan motivasi terhadap keberhasilan peserta didiknya.
DAFTAR PUSTAKA
20
Armin Naway, Fory. Komunikasi Dan Organisasi Pendidikan. Gorontalo: Ideas
Publishing, 2016.
21