Anda di halaman 1dari 25

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DIRI MELALUI

ORGANISASI PROFESI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Etika dan Profesi Keguruan”

Dosen Pengampu:
Nur Rahmi Sonia, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 8/ Semester 6
Muhammad Syirojuluddin (201180382)
Nur Inda Sari (201180402)
Nur Shofiatun Isnaini (201180406)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PONOROGO 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Etika dan Profesi Keguruan yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan
Diri Melalui Organisasi Profesi”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga pembuatan makalah ini dapat selesai dengan baik.
Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Rasa terima kasih juga kami sampaikan kepada Ibu Nur Rahmi Sonia,
M.Pd. selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah Etika dan Profesi Keguruan.
Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi setiap pembaca dan dapat
memberikan pengetahuan tentang Meningkatkan Kemampuan Diri Melalui
Organisasi Profesi.

Ponorogo, 5 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................... 1

C. Tujuan................................................................................................. 2

BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Organisasi......................................................................... 3

B. Struktur Organisasi............................................................................. 5

C. Tujuan dan Fungsi Organisasi Kependidikan.................................... 9

D. Bentuk-bentuk Peningkatan Profesi Keguruan ................................. 10

E. Komunikasi dalam Organisasi Pendidikan........................................ 14

F. Kepemimpinan dalam Organisasi Pendidikan................................... 17

G. Peran Organisasi dalam Meningkatkan Kemampuan Diri Guru........ 18

BAB III : PENUTUP

Kesimpulan......................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 21

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Organisasi adalah sekumpulan orang yang terdiri lebih dari dua orang
untuk membentuk kelompok secara terstruktur untuk mencapai sebuah tujuan.
Dalam pendidika terdapat organisasi yang mengikat guru untuk saling bekerja
sama dan bertanggung jawab dalam mencapai tujuan dari pendidikan. Guru
merupakan sebuah profesi dimana terdapat organisasi yang mengikatnya, yang
biasa disebut dengan PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). Organisasi
ini menyatukan seluruh guru di Indonesia dan tersusun secara teratur guna
memajukan pendidikan di Indonesia.

Organisasi profesi merupakan syarat sebuah pekerjaan itu diakui dan


sebagai bentuk profesionalisme guru, dinama ada undang-undang yang
mengatur didalamnya dan diakui oleh pemerintah. Organisasi profesi guru
memiliki tujuan bersama untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama di
Indonesia. Disini penulis akan menjelaskan mengenai organisasi profeai
sebagai pengetahuan mengenai organisasi guru di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Organisasi?
2. Bagaimana Struktur Organisasi?
3. Apa Tujuan dan Fungsi Organisasi Kependidikan?
4. Bagaimana Bentuk-bentuk Peningkatan Profesi Keguruan?
5. Bagaimana Komunikasi dalam Organisasi Pendidikan?
6. Bagaimana Kepemimpinan dalam Organisasi Pendidikan?
7. Bagaimana Peran Organisasi dalam Meningkatkan Kemampuan Diri
Guru?

1
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Organisasi.
2. Untuk Mengetahui Struktur Organisasi.
3. Untuk Mengetahui Tujuan dan Fungsi Organisasi Kependidikan.
4. Untuk Mengetahui Bentuk-bentuk Peningkatan Profesi Keguruan.
5. Untuk Mengetahui Komunikasi dalam Organisasi Pendidikan.
6. Untuk Mengetahui Kepemimpinan dalam Organisasi Pendidikan.
7. Untuk Mengetahui Peran Organisasi dalam Meningkatkan Kemampuan
Diri Guru.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi
Organisasi dalam bahasa latin disebut sebagai "organum" yang dapat
diartikan sebagai alat, lalu dalam bahasa inggris kata organisasi berasal dari
"organization" yang artinya organisasi dan dapat diterjemahkan dengan
penghimpunan, pengumpulan, penyusunan kelompok.1 Dari pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan suatu susunan kesatuan dari
kelompok-kelompok kecil untuk membentuk suatu kelompok yang besar. Ada
beberapa pemdapat ahli mengenai kata organisasi ini, diantara pendapat
tersebut ialah seorang ahli bernama W. J. S. Poerwadarminta yang
berpendapat bahwa organisasi merupakan sususan yang membentuk peraturan
yang sistematis dari berbagai bagian orang dan lain-lain. Lalu Prajudi
Atmosudirjo yang mendefinisikan kata organisasi bahwa organisasi nerupakan
struktur suatu kelompok atau orang-orang yang memiliki posisi pekerjaan
yang sama dalam tata pembagian kerja dan struktir hubungan kerja guna
mencapai suatu tujuan tertentu.2

Ada pendapat lain dari Kochler bahwa organisasi merupakan suatu


sistem yang didalamnya terdapat interaksi yang terstruktur dan
mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk mencapai sebuah
tujuan. J. William Schulze juga berpendapat bahwa organisasi merupakan
penggabungan benda-benda, perlengkapan, alat-alat ruang kerja dan segala
sesuatu yang itu berkaitan dengan organisasi, kelompok itu dikumpulkan
untuk mencapai sebuah tujuan tertentu dengan hubungan yang sistematis dan
efektif. Pendapat lain dari John Price Jones berpendapat bahwa organisasi
adalah struktur dan peralatan yang tersusun dari kumpulan orang-orang dan
benda-benda dan diatur dengan usaha agar berjalan dengan terarur dan
1
Tukiman Taruna, Analisis Organisasi Dan Pola-Pola Pendidikan (Senarang: Universitas Katolik
Sowgijapranata, 2017). 12.
2
Fitriyani, “Konsep Organisasi Pendidikan Dalam Pemberdayaan Sekolah,” Jurnal El-Ghiroh Vol.
XVII, No. 02 (September 2, 2019). 65.

3
terencana. Yang terakhir ada pendapat dari Syaiful Sagala yanvg
medefinisikan mengenai organisasi yaitu tempat atau wadah atau institusi
yang digunakan orang untuk berinteraksi dan saling bekerjasama sebagai satu
unit yang terorganisir dan setidaknya terdiri lebih dari 2 orang yang berfungsi
untuk mencapai sasaran yang ongin dicapai.3

Dari keseluruhan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa


organisasi merupakan sebuah tempat, atau wadah yang memiliki sistem
terstruktur secara jelas untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama
dengan tujuan yang sama. Sedangkan pengorganisasian merupakan seluruh
proses dalam membentuk dan mengembangkan wadah atau tempat dengan
sistem dan penyusunan anggota yang terstruktur untuk mencapai sebuah
tujuan organisasi. Maka bila di gunakan dalam sebuah pendidikan oraganisasi
adalah wadah atau tempat guna melakukan sebuah kegiatan dalam pendidikan
guna mencapai tujuan yang ingin dicapai dari sebuah pendidikan tersebut.
Organisasi juga mempunyai unsur-unsur yang didalamnya terdapat :

1. Memiliki tujuan bersama, biasanya disusun visi dan misi untuk


menyatukan berbagai unsur demi mencapai sebuah tujuan.

2. Terdapat dua orang atau lebih yang bekerja sama demi mewujudkan
tujuan bersama.

3. Terdapat pembagian tugas sesuai dengan bidangnya masing-masing demi


menciptakan keefektifitas, efesiensi, serta produktivitas organisasi
tersebut.

4. Terdapat kesadaran untuk saling bekerjasama dan saling bertanggung


jawab antara anggota organisasi.4

Sekolah merupakan salah satu lembaga yang meniliki organisasi


pendidikan, maka sekolah hendaknya memiliki kinerja yang baik antar
anggota organisasi demi mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan dan
3
Taruna, Analisis Organisasi Dan Pola-Pola Pendidikan. 15.
4
Taruna. 16.

4
berusaha secara maksimal. Organisasi akan berjalan dengan baik apabila
adanya pembagian-pembagian tugas sesuai dengan wewenang dan
kemampuan anggota yang saling bekerjasama membentuk sebuah harmoni
yang baik atau komunikasi yang baik guna mencapai tujuan yang baik dalam
pendidikan.

B. Struktur Organisasi
Sebuah pendidikan tentunya memiliki organisasi yang terbentuk
melalui satuan profesi keguruan. Di setiap negara organisasi pendidikan dan
pengajaran tentulah berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh struktur dari
pada pemerintah dan kebijakan dari masing-masing negara. Dalam negara
yang memiliki struktur pemerintahan yang diktator maka organisasi
pendidikannya juga bersifat sentralisasi dimana hanya berpusat pada
pemerintah pusat dan seluruh kekuasan yang mengatur dari satu orang
pemimpin dinegara tersebut. Segala hal yang mengatur tentang pendidikan
ditentukan dan diatur oleh pusat secara sentral. Adapula sebaliknya apabila
negara tersebut merupakan negara yang menganut paham demokrasi dalam
sistem tata negaranya atau pemerintahannya, maka seluruh kebijakan dari
ekonom Iiij sampai pendidikan disusun berdasarkan pola-pola dan nilai-nilai
demokratis. Penyelenggaraan pendidikan diatur melalui otonomi daerah atau
sesuai dengan kebijakan masing-masing pemerintah daerah, dengan
memperhatikan tujuan dan kepentingan daerah yang ingin dicapai.5

Struktur organisasi memilik dua jenis yaitu struktuk sentralisasi dan


desentralisasi. Terdapat beberapa unsur campuran didalam dua jenis struktur
tersebut, yang salah satunya cenderung kearah sentralisasi mutlak, dan
beberapa lebih mendekati kepada struktur desentralisasi tetapi juga masih ada
beberapa yang dilakukan secara sentral.

1. Struktur sentralisasi.

5
“Konsep Organisasi Pendidikan Dalam Pemberdayaan Sekolah.” 68.

5
Beberapa negara yang menerapkan sistem sentralisasi dalam
pemerintahannya, juga berpengaruh terhadap organisasi pendidikannya
yang dilaksanakan secara sistem sentral, maka seluruh kebijakan dalam
pemdidikan ditentukan oleh pusat pemerintahannya, dan pemerintah
daerah tidak memiliki wewenang dalam mengambil bagian atau dalam
pengurusan seluruh administrasinya. Hanya pekerjaan-pekerjaan perantara
yang kemungkinan dapat dikerjakan oleh pemerintah daerah atau wilayah-
wilayah berikutnya, sebagai penyalur atau penyambung dari ketetapan-
ketetapannya, sekolah melaksanakan kegiatan sesuai dengan intruksi-
intruksi dari pemerintah pusat. Organisasi ini berbentuk organisasi line
(line organization) dalam strukturnya, dimana bentuk tanggung jawab
pemerintah berupa garis tegak lurus dari susunan yang paling atas atau
pemimpin atasan hingga kepada struktur yang paling bawah atau bawahan.
Segala sesuatu urusan yang terdapat dalam pendidikan dan pengajaran dari
yang berupa menentukan kebijakan, perencanaan, syarat-syarat,
penerimaan pegawai, pengurusan fasilitas dan pengadaan atau
pembangunan sekolah, kurikulum, alat pendidikan dan pelajaran,
penyelenggaraan dan pembuatan soal-soal ujian, seluruhnya ditentukan
oleh pemerintah pusat atau sentral. Dan para guru atau pemimpin sekolah
dan bawahannya hanya bersifat pasif dan mematuhi kebijakan dari
pemerintah pusat.6

Organisasi pendidikan yang terdapat dalam negara sentralisasi


menjadikan pemimpin sekolah atau kepala sekolah, guru, karyawan dan
staffnya dibatasi gerak dengan aturan-aturan dalam menentukan kebijakan,
tugas, dan tanggung jawabnya, serta prosedur perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan sekolah, dan mereka hanya bergerak sesuai dengan
intruksi-intruksi dari pemerintah pusat yang diserahkan kepada pemimpin
atau atasannya. Sistem sentralisasi yang seperti ini memliki identitas atau
sesuatu pokok yang sangat menonjol dimana adanya keseragaman

6
Sri Suryaningsum, “Perspektif Struktur Organisasi,” Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia Vol.
VI, No. 1 (2008). 64.

6
diseluruh daerah atau wilayah negara tersebut dengan sempurna.
Keseragaman atau kesamaan itu meliputi hampir seluruh aktivitas proses
pembelajaran, serta yang paling utama disekolah-sekolah setingkat dan
sehenisnya. Contohnya : kesamaan dalam hal organisasi sekolah, rencana
pembelajaran, buku dan sumber pelajaran, strategi dan metode pengajaran,
penyelenggaraan tes yang serentak, kesamaan soal ujian, serta kesamaan
dalam berbagai hal tanpa melihat adanya perbedaan suasana atau kondisi
dari wilayah-wilayah bagian. Sistem sentralisasi yang seperti ini tentunya
memiliki banyak sekali kekurangan dalam penyelenggaraannya, beberapa
kekurangan yang prinsipal yaitu :

a. Bentuk administrasi yang bersifat otoriter dan birokrasi yang membuat


para pelaksana pendidikan dari kepala sekolah, guru sampai legawai
memliki peran yang pasif serta bekerja sesuai intruksi pemimpin atasan

b. Organisasi dan administrasi berjalan dengan kaku dan tidak leluasa


disebabkan dibatasinya kominikasi antar sekolah satu dengan yang
lainnya, serta ketentuan dan kebijakan yang rumit membuat beberapa
persoalan dalam penyelesaiannya kurang bisa dipastikan.

c. Tertekannya sifat atau sikap inisiatif dalam mengambil tindakan karena


adanya pengawasan sentral dan menimbulkan penghalang-penghalang
hingga berefek kepada hasil-hasil pembelajaran yang sedikit.7

2. Struktur Desentralisasi

Negara yang mengabut sistem desentralisasi demokrasi, juga


berpengaruh terhadap kebijakan organisasi pendidikan pula. Pendidikan
dengan kebijakan desentralisasi bukan menjadi urusan prioritas
pemerintah pusat tetapi diserahkan oleh daerah dan wilayah masing-
masing sehingga pemerintah daerah memiliki wewenang sepenuhnya
dalam merencanakan, mengatur, menyelenggarakan pendidikan sesuai

7
M. Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2010). 130.

7
dengan kebutuhan daerah. Masyarakat juga sepenuhnya ikut berkontribusi
dalam membantu penyelenggaraan pendidikan, pemerintah daerah dan
masuarakat menjadi pengawas sepenuhnya jalannya pendidikan di daerah
tersebut. Pemerintah pusat hanya berkontribusi dalam menyediakan
subsidi dan bantuan, penyelidikan, nasihat dan konsultasi progam
pendidikan. Setiap daerah memiliki kewenangan otonomi daerah dengan
sepenuhnya yang meliputi kegiatan penentuan anggaran biaya, rencana
pendidikan, penentuan guru dan karyawan, penentuan gaji, buku pelajaran,
pemeliharan fasilitas serta pembangunan gedung sekolah. Adanay struktur
desentralisasi pendidikan membuat kepala sekolah berperan aktif dan
menjadi pemimpin yang profesional serta bertanggung jawab sepenuhnya
untuk menentukan nilai-nilai dan mencapai hasil yang ingin dicapai.
Seluruh kegiatan sekolah menjadi perhatian dan pengawasan (social
control) langsung dari pemerintah dan masyarakat. 8 Sistem struktur yang
bersifat desentralisasi memiliki kelebihan berupa :

a. Pendidikan dan pengajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan


kebutuhan daerah setempat.

b. Adanya persaingan yang sehat antar satu daerah dengan daerah yang
lain untuk terus mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang baik.

c. Pendidik atau pengajar berwewenang sepenuhnya untuk mendesain


pembelajaram sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka, serta
guru dapat bekerja secara sungguh-sungguh dan profesional.

Ada kelebihan pastilah ada kekurangan, sistem desentralisasi


pendidikan ini diantaranya :

a. Perbedaan daerah tentulah membuat kebudayaan juga berbeda,


sehingga memungkinkan adanya ketertinggalan dan perpecahan antar
daerah.

8
Suryaningsum, “Perspektif Struktur Organisasi.” 68.

8
b. Hasil pendidikan yang diperoleh pun juga berbeda-beda, dari mutu,
sifat, maupun jenisnya mempersulit siswa untuk terjun dimasyarakat
yang lebih luas.

c. Pemimpin sekolah dan guru cenderung menjadi karyawan yang


materialistis.

d. Penyelenggaraan pembiayaan menjadi beban masyarakat setempat


karena ditentukan oleh daerah masing-masing.9

Dari uraian yang telah dijelaskan dan dijabarkan diatas dapat


ditarik sebuah kesimpulan bahwasanya struktur sentralisasi dan
desentralisasi masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Maka
ada baiknya mencapurkan kedua unaur tersebut sesuai dnegan kondisi dan
penyesuaian berubahan yang mungkin saja terjadi.

C. Tujuan dan Fungsi Organisasi


1. Tujuan
Pendidikan sebagai organisasi harus dikelola dengan baik sesuai
dengan sumber daya atau SDM yanga ada, dan sesuai dengan sarana
prasarana yang tersedia, sehingga diharapkan dengan adanya aktivitas
organisasi pendidikan dalam pelaksanaanya berjalan dengan efektif dan
efisien. Adapun manfaat tujuan organisasi pendidikan yaitu :

a. Mengatasi keterbatasan kemampuan

b. Mengatasi dan mengolah sumber daya yang ada guna mencapai tujuan
pendidikan.

c. Menciptakan efektifitas dan efesiensi organisasi pendidikan.

d. Sebagai wadah atau tempet mengembangkan potensi dan profesi yang


dimiliki.

9
Suryaningsum. 70.

9
e. Menambah pengalaman dan sebagai tempat mengembangkan ilmu
pengetahauan.10

2. Fungsi
Seperti yang telah dijabarkan, jabatan profesi memiliki kriteria
yang mana harus mempunyai wadah atau tempat guna menyatukan
kelompok-kelompok guru dan menyatukan langkah serta mengendalikan
keseluruhan profesi dengan organisasi profesi. Seperti halnya indonesia
yang memiliki PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) yang didirikan
di Surakarta, 25 November 1945.11

D. Bentuk-bentuk Peningkatan Profesi Keguruan


Peningkatan profesi guru adalah cara yang dilakukan oleh guru
dengan sekolah beserta pemangku kepentingan pendidikan agar terus
mengembangkan diri menjadi guru yang berkualitas juga sebagai guru yang
berprofessional yang mampu memberikan motivasi terhadap keberhasilan
peserta didiknya.12
Direktorat Jendral Pendidkan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional menyebutkan beberapa bentuk peningkatan
profesionalisme guru, diantaranya yaitu:
1. Program Peningkatan Kualifikasi Pendidikan Guru
Sesuai dengan ketentuan yang ada bahwa kualifikasi pendidikan
guru adalah minimal S1 dari program keguruan, akan tetapi masih ada
guru yang belum memenuhi kriteria tersebut. Maka dari itu program ini
diadakan untuk guru yang belum memiliki kualifikasi pendidikan minimal
S1 atau S2 pendidikan keguruan, yang mana program ini merupakan
program kelanjutan studi dalam bentuk tugas belajar.
2. Program Penyetaraan dan Sertifikasi
Program ini ditujukan bagi pendidik yang mendidk tidak sesuai
dengan bidang pendidikannya atau tidak berasal dari pendidikan keguruan.
10
Aan Hasanah, Pengembangan Profesi Guru (Bandung: Pustaka Setia, 2018). 28.
11
Hasanah. 29.
12
Khomaruddin Bashori, Dkk, Pengembangan Kapasitas Guru (Jakarta: Pustaka Alfabet, 2015). 9.

10
Hal ini sering terjadi di sekolah yang memiliki kekurangan atau kelebihan
guru dalam mengampu mata pelajaran tertentu. Terjadinya kualifikasi
pendidikan dikarenakan kualifikasi pendidikan mereka lebih tinggi dari
kualifikasi yang ditetapkan namun tidak sesuai, contohnya ijasah S1 tetapi
berlatang belakang bukan kependidikan. Maka pendidik tersebut bisa
mengikuti program penyetaraan atau sertifikasi.13
3. Program Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi
Program pelatihan yang diberikan adalah pengajaran yang sesuai
dengan kebutuhan guru, yaitu berdasarkan pada tuntutan kompetensi.
Pengajaran yang diberikan dalam hal ini adalah pelatihan yang berpegang
pada kompetensi yang akan dituju dan dibutuhkan oleh seorang peserta
didik, sehingga isi atau materi pelatihan yang akan diajarkan kepada
pendidik merupakan campuran bidang-bidang ilmu sumber bahan
pelatihan yang secara penuh digunakan untuk tercapainya kompetensi
yang ditetapkan.
4. Program Supervisi Pendidikan
Program ini memuat rangkaian-rangkaian suatu proses belajar
mengajar agar menjadi lebih baik, efektif dan efisien untuk diterapkan.
Kemudian didalam lingkungan sekolah program ini berfungsi untuk
meningkatkan prestasi kerja seorang pendidik yang pada akhirnya
diharapkan dapat meningkatkan prestasi sekolah tersebut. Maka dari itu,
kualitas fungsi supervise pendidikan di lingkungan sekolah akan bisa
meningkatkan profesionalisme guru yang kedepannya diharapkan dapat
berakibat positif pada prestasi sekolah tersebut.14
5. Program Pemberdayaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Program ini merupakan suatu forum kegiatan professional guru
mata pelajaran seperti didalam sanggar ataupun pada tiap-tiap sekolah
yang terdiri dari dua unsur yaitu musyawarah dan guru mata pelajaran.
Dan guru mata pelajaran adalah guru SMP dan SMA Negeri atau Swasta

13
Udin Syaefudin Saud, Pengembangan Profesi Guru (Bandung: Alfabeta, 2011). 105.
14
Syaefudin Saud. 106.

11
yang bertanggung jawab dalam mengelola mata pelajaran yang ditetapkan
dalam kurikulum sekolah tersebut.
6. Symposium Guru
Program ini digunakan sebagai tempat untu saling berbagi
berbagai pengalaman dalam memecahkan suatu masalah yang ada dalam
proses belajar mengajar. melalui program ini diharapkan para pendidik
menerapkan upaya-upaya tersebut dalam memecahkan suatu masalah
yang terjadi dalam proses belajar mengajar. selain itu, program ini juga
digunakan untuk bertukar pengalaman antar para pendidik sehingga
kedepannya pendidik akan mendapatkan pengalaman yang lebih banyak
dan luas lagi dan sebagai media kompetensi antar para pendidik dengan
menunjukkan pendidik-pendidik yang berprestasi di berbagai bidang
pendidikan,contohnya dalam penggunaan metode pembelajaran, hasil
penelitian tindakan kelas atau penulisan karya ilmiah.15
7. Program Pelatihan Tradisional Lainnya
Program ini mengacu pada satu aspek khusus yang bersifat actual
dan sangat penting untuk diketahui oleh para pendidik, misalnya
Contextual Teaching and Learning (CTL), Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), penelitian tindakan kelas, penulisan karya ilmiah dan
sebagainya.
8. Membaca atau Menulis Jurnal atau Karya Ilmiah
Jurnal atau karya ilmiah dibuat secara individual oleh pengarang,
lembaga pendidikan maupun lembaga-lembaga lainnya. Jurnal atau karya
ilmiah dapat ditemukan di berbagai pusat sumber belajar seperti
perpustakaan, internet, dan lain-lain. Artikel didalam jurnal lebih singkat
dan mudah dipahami oleh pembacanya. Dengan mempelajari isi jurnal
atau karya ilmiah tersebut maka para pendidik bisa mengembangkan ke
profesionalismenya.
9. Berpartisipasi Dalam Pertemuan Ilmiah

15
Syaefudin Saud. 107.

12
Program ini bisa dilakukan oleh masing-masing pendidik secara
mandiri, kemudian yang dibutuhkan dalam program ini adalah bagaimana
pendidik itu memotivasi dirinya sendiri untuk bisa berperan aktif dalam
berbagai pertemuan ilmiah. Dan tujuan utama dari program ini adalah
menyediakan berbagai informasi dan inovasi terbaru di dalam suatu
bidang tertentu.16
10. Melakukan Penelitian (Khususnya Penelitian Tindakan Kelas)
Kegiatan ini merupakan studi sistematik yang dilakukan oleh para
pendidik melalui kerjasama atau tidak dengan para ahli pendidikan dalam
rangka untuk mengembangkan kegiatan praktik pembelajaran secara
berkesinambungan dan juga merupakan strategi yang sesuai untuk
mengembangkan profesionalisme pendidik.
11. Magang
Kegiatan ini diperuntukkan bagi guru pemula khususnya, bentuk
pengajarannya adalah pre-servis atau in-servis bagi guru junior untuk
secara perlahan-lahan menjadi guru yang berprofessional dengan melalui
magang tersebut di kelas tertentu. Kegiatan tersebut berbeda dengan
pendekatan pelatihan yang dilakukan secara konvensional, karena fokus
pengajaran dari magang ini merupakan gabungan antara materi akademis
dengan suatu oengalaman lapangan dibawah supervise guru senior.17
12. Mengikuti Berita Aktual dari Media Pemberitaan
Contoh dari program ini yaitu dengan pendidik mendengarkan
program-program yang berada di radio dan televisi serta dengan sering
membaca surat kabar. Dengan program tersebut diharapkan akan dapat
mengembangkan pengetahuan pendidik terkait berlangsungnya suatu
proses pendidikan yang diterapkan. Kemudian jika pendidik
menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan bidang yang
digelutinya maka akan membantu proses peningkatan profesionalisme
pendidik tersebut kedepannya.

16
Syaefudin Saud. 108.
17
Syaefudin Saud. 109

13
13. Berpartisipasi dan Aktif dalam Organisasi Profesi
Hal ini dilakukan seperti dengan pendidik itu ikut berpartisipasi
dalam organisasi atau komunitass professional yang kemudian dengan
mengikuti kegiatan tersebut maka akan dapat mengembangkan
profesionalisme seorang pendidik dimasa yang mendatang.organisasi
professional tersebut akan melayani anggotanya dengan membangun
hubungan yang baik dan erat dengan masyarakat sekitarnya baik itu
swasta, industry maupun lainnya.
14. Menggalang Kerjasama dengan Teman Sejawat
Kegiatan ini sangat berguna untuk mengembangkan
profesionalisme pendidik. Berbagai masalah yang dapat diselesaikan
berkat adanya kerja sama tersebut yaitu seperti dengan dilakukannya
penelitian tindakan kelas, berperan aktif dalam kegiatan ilmiah dan
kegiatan-kegiatan professional lainnya.18

E. Komuikasi dalam Organisasi Pendidikan


1. Pengertian Komunikasi dalam Organisasi Pendidikan
Komunikasi dalam organisasi pendidikan adalah sebuah hubungan
yang terjadi antara komponen-komponen komunikasi seperti
komunikator, pesan, media atau saluran komunikasi, penerima pesan dan
komponen-komponen lainnya dari suatu organisasi pendidikan. Pada
dasarnya, sebuah organisasi pendidikan merupakan bagian dari
komponen-komponen komunikasi yang memiliki hubungan antara yang
satu dengan yang lainnya yang kemudian berfungsi terhadap
lingkungannya. Komunikasi dalam sebuah organisasi pendidikan dapat
berlangsung kapan saja. proses komunikasi ini melibatkan orang-orang
yang berada dalam organisasi tersebut, baik dari atasan, bawahan atau
unsur pimpinan dan unsur bawahan kemudian antara pendidik dengan
peserta didik di sekolah, maupun antara peserta didik dengan peserta didik

18
Syaefudin Saud. 111.

14
yang lainnya dan antara pendidik dengan orang tua peserta didik dan lain
sebagainya.19
Dalam sebuah organisasi kependidikan, komunikasi dapat
dibangun melalui dua proses yaitu:
a. Komunikasi Internal
Komunikasi internal merupakan komunikasi yang terjadi di
dalam lingkungan sekolah. Contoh dari komunikasi ini yaitu antara
kepala sekolah dengan pendidik yang disertai dengan kegiatan
bertukar pendapat mengenai lingkungan sekolah tersebut.
Komunikasi internal ini memiliki dua dimensi penting yakni: 1)
Dimensi vertical, yaitu komunikasi yang berasal dari pimpinan
kemudian ke kepala sekolah, rector dan direktur lembaga pendidikan
kepada guru, dosen dengan staff dengan cara saling timbal balik. 2)
Dimensi horizontal yaitu komunikasi yang mendatar antara pendidik,
dosen dan staff dengan anggota staff lainnya yang berlangsung secara
tidak formal.
b. Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal merupakan komunikasi yang terjadi
diluar lingkungan sekolah. Contoh dari komunikasi ini yaitu antara
pimpinan organisasi pendidikan dengan orang tua siswa, komite
sekolah, kepala desa atau kepala kelurahan di mana sekolah berada
dan pihak lain yang berada di luar komponen sekolah atau
lingkungan sekolah.20
2. Peranan Komunikasi dalam Organisasi Pendidikan
Komunikasi di dalam sebuah organisasi pendidikan memiliki
peranan yang sangat penting diantaranya adalah:
a. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan dalam komunikasi ini yaitu berupa peringatan
dan pengontrolan yang bersifat persuasive. Kegiatan ini dilakukan
19
Fory Armin Naway, Komunikasi Dan Organisasi Pendidikan (Gorontalo: Ideas Publishing,
2016). 60.
20
Armin Naway. 61.

15
untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan untuk terjadi seperti
pemberian informasi yang berbahaya tentang narkoba yang dilakukan
melalui media masa dan ditunjukan kepada peserta didik dan yang
lebih luas lagi seperti masyarakat.
b. Fungsi Sosial Learning
Fungsi sosial learning dalam komunikasi pendidikan yaitu
menghindari dan mengatasi konflik-konflik yang terjadi antar pribadi
manusia kemudian mengurangi sesuatu yang belum jelas
kebenarannya serta bermacam pengetahuan dan pengalaman dengan
orang lain disekitarnya.
c. Fungsi Penyampaian Informasi
Fungsi ini yaitu suatu proses untuk menyampaikan informasi kepada
khalayak ramai.
3. Prinsip-Prinsip Komunikasi dalam Organisasi Pendidikan
Prinsip-prinsip berikut ini dapat dikatan sebagai penjelasan yang
lebih rinci dari pengertian dan makna dari komunikasi yaitu:
a. Komunikasi adalah suatu proses yang simbolik
Dalam prinsip ini komunikasi merupakan sesuatu yang bersifat
seimbang dan tidak berhenti pada sebuah titik, tetapi terus
berkesinambungan.

b. Komunikasi mempunyai dimensi isi dan hubungan


Dalam prinsip ini komunikasi memuat dimensi isi dimana dari
dimensi isi tersebut kita dapat memprediksi dimensi hubungan yang
ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi
c. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Dalam prinsip ini komunikasi bisa terjadi atas dua hal yaitu karena
disengaja dan tidak disengaja.
d. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu

16
Dalam prinsip ini pesan komunikasi disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang terjadi agar proses penyampaian pesan dapat
tersampaikan dengan baik.
e. Komunikasi bersifat nonsekuensial
Dalam prinsip ini komunikasi tidak berlangsung secara satu arah akan
tetapi melibatkan respon sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan
itu diterima dan dimengerti dengan baik.
f. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis,dan transaksional
Konsekuensi dari prinsip ini adalah komunikasi merupakan sebuah
proses, komunikasi itu dinamis, dan transaksional. Dalam prinsip ini
ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-
pihak yang melakukan komunikasi.21

F. Kepemimpinan Dalam Organisasi Pendidikan.


Kepemimpinan pendidikan merupakan pelaksanaan pendidikan,
sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Soetopo dan Soemanto (1982) menjelaskan bahwa kepemimpinan
pendidikan adalah kemampuan untukmempengaruhi dan menggerakkan orang
lain untuk mencapai tujuan pendidikan secara bebas dan sukarela.
Pemimpin dalam Organisasi pendidikan adalah mengatur agar seluruh
potensi sekolah berfungsi secara optimal dalam mendukung tercapainya tujuan
sekolah. Jadi kepala sekolah mengatur agar guru dan staf lain bekerja secara
optimal, dengan mendayagunakan sarana/prasarana yang dimiliki serta potensi
masyarakat demi mendukung ketercapaian tujuan sekolah. alam satuan
pendidikan, Kepala Sekolah menduduki dua jabatan penting untuk dapat
menjamin kelangsungan proses pendidikan sebagaimana yang telah digariskan
oleh peraturan perundang-undangan. Pertama, Kepala Sekolah adalah
pengelola pendidikan di sekolah secara keseluruhan. Kedua, Kepala Sekolah
adalah pemimpin formal pendidikan di sekolahnya. Adapun peran
kepemimpinan adalah sebagai suatu pengorganisasian yang merupakan

21
Armin Naway. 73.

17
susunan prosedur, tata kerja, tata laksana, dan hal-hal yang mengatur
organisasi itu agar bisa berjalan lancar. Melalui pengorganisasian diatur
pembagian kerja, hubungan kerja, struktur kerja dan pendelegasian wewenang.
Selain itu dalam kehidupan organisasi kepemimpinan adalah bagian dari tugas
utama yang harus dilaksanakan.22
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah
merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan
organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki
2 aspek yaitu :
1. Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan
administrasi dan menyediakanfasilitasnya.
2. Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing,
staffing, directing, commanding, controling, Ada empat macam tugas
penting seorang pemimpin dalam sebuah organisasi menurut Selznick :
a. Mendefinisikan misi dan peranan organisasi
b. Seorang pemimpin adalah pengejawantahan tujuan organisasi
c. Mempertahankan keutuhan organisasi
d. Mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi.23

G. Peran Organisasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Diri Guru


Salah satu ciri profesi adalah dimiliknya organisasi profesional. Begitu
juga guru sebagai tenaga profesional kependidikan , juga memiliki organisasi
profesional, di indonesia wadah atau organisasi itu adalah PGRI, atau juga
ISPI. Untuk meningkatkan pelayanan dan sarana pengapdiannya, maka
organisasi itu harus terus dipelihara, dibina bahkan ditingkatkan mutu dan
kekompakan. Sebab dengan peningkatan mutu organisasi berarti akan mampu
merencanakan dan melaksanakan program yang bermutu dan yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.

22
Sutarto Wijono, Kepemimpinan Dalam Perspektif Organisasi (Jakarta: Prena Media Grub,
2018). 47.
23
Wijono. 48.

18
Karena itu organisasi PGRI dan ISPI harus lebuh ditingkatkan dan
perlu setiap kali mengadakan pertemuan antara guru berbagai daerah atau
mungkin secara nasional. Dalam pertemuan itu dibicarakan berbagai program
yang bermanfaat, terutama bagaimana upaya meningkatkan mutu organisasi
tersebut. Peningkatan mutu organisasi profesional itu, disamping untuk
melindungi kepentingan anggota (para guru) juga sebagai wadah kegiatan
pembinaan dan peningkatan mutu profesionalisme guru.24
Jadi organisasi profesi PGRI (persatuan guru republik indonesia)
sangat berperan penting bagi para guru di Indonesia dalam meningkatkan dan
mengembangkan mutu para guru dan kemampuan profesinya serta
meningkatkan kesejahteraan guru.
Selain itu juga berfungsi sebagai pemersatu seluruh anggota profesi
kependidikan dalam kiprahnya menjalankan tugas keprofesinya dan memiliki
fungsi peningkatan kemampuan profesional profesi ini. PGRI merupakan
organisasi profesi yang memiliki kekuatan dan mengakar diseluruh penjuru
Indonesia. Artinya, PGRI memiliki potensi besar untuk meningkatkan hakikat
dan martabat guru.

BAB III
24
Mustofa, “Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru Di Indonesia,” Jurnal Ekonomi Dan
Pendidikan Vol. 4, No. 1 (April 2007). 84.

19
PENUTUP

Kesimpulan

Organisasi dalam bahasa latin disebut sebagai "organum" yang dapat


diartikan sebagai alat, lalu dalam bahasa inggris kata organisasi berasal dari
"organization" yang artinya organisasi dan dapat diterjemahkan dengan
penghimpunan, pengumpulan, penyusunan kelompok. Struktur organisasi
memilik dua jenis yaitu struktuk sentralisasi dan desentralisasi. Adapun manfaat
tujuan organisasi pendidikan yaitu Mengatasi keterbatasan kemampuan,
Mengatasi dan mengolah sumber daya yang ada guna mencapai tujuan
pendidikan, Menciptakan efektifitas dan efesiensi organisasi pendidikan, dan lain
sebagainya.

Jabatan profesi memiliki kriteria yang mana harus mempunyai wadah atau
tempat guna menyatukan kelompok-kelompok guru dan menyatukan langkah
serta mengendalikan keseluruhan profesi dengan organisasi profesi. Peningkatan
profesi guru adalah cara yang dilakukan oleh guru dengan sekolah beserta
pemangku kepentingan pendidikan agar terus mengembangkan diri menjadi guru
yang berkualitas juga sebagai guru yang berprofessional yang mampu
memberikan motivasi terhadap keberhasilan peserta didiknya.

Komunikasi dalam organisasi pendidikan adalah sebuah hubungan yang


terjadi antara komponen-komponen komunikasi seperti komunikator, pesan,
media atau saluran komunikasi, penerima pesan dan komponen-komponen
lainnya dari suatu organisasi pendidikan. Pemimpin dalam Organisasi pendidikan
adalah mengatur agar seluruh potensi sekolah berfungsi secara optimal dalam
mendukung tercapainya tujuan sekolah. Organisasi profesi PGRI (persatuan guru
republik indonesia) sangat berperan penting bagi para guru di Indonesia dalam
meningkatkan dan mengembangkan mutu para guru dan kemampuan profesinya
serta meningkatkan kesejahteraan guru.

DAFTAR PUSTAKA

20
Armin Naway, Fory. Komunikasi Dan Organisasi Pendidikan. Gorontalo: Ideas
Publishing, 2016.

Bashori, Dkk, Khomaruddin. Pengembangan Kapasitas Guru. Jakarta: Pustaka


Alfabet, 2015.

Fitriyani. “Konsep Organisasi Pendidikan Dalam Pemberdayaan Sekolah.” Jurnal


El-Ghiroh Vol. XVII, No. 02 (September 2, 2019).

Hasanah, Aan. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Pustaka Setia, 2018.

Mustofa. “Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru Di Indonesia.” Jurnal


Ekonomi Dan Pendidikan Vol. 4, No. 1 (April 2007).

Purwanto, M. Ngalim. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosda Karya, 2010.

Suryaningsum, Sri. “Perspektif Struktur Organisasi.” Jurnal Pendidikan Akutansi


Indonesia Vol. VI, No. 1 (2008).

Syaefudin Saud, Udin. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta, 2011.

Taruna, Tukiman. Analisis Organisasi Dan Pola-Pola Pendidikan. Senarang:


Universitas Katolik Sowgijapranata, 2017.

Wijono, Sutarto. Kepemimpinan Dalam Perspektif Organisasi. Jakarta: Prena


Media Grub, 2018.

21

Anda mungkin juga menyukai