Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesadaran mengenai kebutuhan terhadap cara yang representatif dalam pembelajaran
saat ini semakin meningkat. Wina Sanjaya menyatakan bahwa salah satu masalah yang
dihadapi dunia pendidikan nasional adalah lemahnya proses pembelajaran. Proses
pembelajaran kurang merangsang kemampuan berpikir dan lebih menekankan hafalan
informasi. Akibatnya, lahirlah siswa-siswa yang baik dalam penguasaan teori, tetapi lemah
dalam aplikasi.1
Pada pasal 4 ayat (4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menegaskan bahwa “Pendidikan diselenggarakan dengan memberi
keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran.” Dalam pendahuluan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007,
disebutkan lebih lanjut bahwa “Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar
dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa
kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik”.
Undang-undang di atas mengisyaratkan bahwa dimensi “how” adalah salah satu
dimensi penting dalam pembelajaran. Dimensi “how” tersebut merefleksikan cara
bagaimana pembelajaran dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Cara tersebut
merupakan salah satu dimensi dalam pembelajaran karena setiap desain pembelajaran
mengandung empat dimensi: 1) kompetensi, 2) materi, 3) cara, 4) evaluasi. 2 Dengan
demikian, cara menjadi salah satu dimensi yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran.
Menurut Suyitno (2004), 3 pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan
iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, dan kebutuhan peserta
didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta
antara siswa dengan siswa dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Menurut
Fontana dalam (Erman Suherman dkk, 2003: 8), pembelajaran merupakan upaya

1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. v.
2 Barmawie Munthe, Desain Pembelajaran, (Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2009), hlm. 51-64.
3 Amin Suyitno. (2004). Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang : FMIPA Universitas Negeri

Semarang. Hal 1

1
penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan
berkembang secara optimal dan tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal.
Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung
pada proses belajar dan mengajar yang dialami siswa dan pendidik, baik ketika
para siswa di lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga sendiri. Untuk itu,
dalam pembelajaran seorang guru harus mampu menentukan model, pendekatan,
strategi, metode, dan teknik yang akan digunakan dalam pembelajaran. Pada prinsipnya
semua model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik dalam pembelajaran adalah baik,
namun belum tentu sesuai dengan situasi pembelajaran yang dialami oleh guru dan
siswa. Oleh karena itu seorang guru harus mampu memilih dan menentukan model,
pendekatan, strategi, metode, dan teknik dalam pembelajaran yang harus digunakan agar
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan optimal.
Proses pemilihan model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik dalam
pembelajaran tentu dipengaruhi oleh berbagai aspek, baik dari sisi guru maupun siswa,
dalam pemilihan tersebut dibutuhkan pertimbangan-pertimbangan agar model,
pendekatan, strategi, metode, dan teknik yang digunakan sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada saat pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas penulis mencoba
menyajikan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan model, pendekatan,
strategi, metode, dan teknik yang akan digunakan seorang guru dalam proses
pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi pokok permasalahan dan akan
dibahas dalam makalah ini ada : faktor apa saja yang mempengaruhi atau menentukan
dalam pemilihan model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik dalam pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah bagaimana cara menentukan
atau memilih model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik dalam pembelajaran guna
mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Disamping itu, makalah ini disusun untuk
memenuhi syarat akademik dalam perkuliahan pada mata kuliah Metodologi Pendidikan
Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Pada prinsipnya semua model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik dalam
pembelajaran adalah baik, namun belum tentu sesuai dengan situasi pembelajaran yang
dialami oleh guru dan siswa. Oleh karena itu seorang guru harus mampu memilih dan
menentukan model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik dalam pembelajaran yang harus
digunakan agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan optimal. Proses pemilihan
model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik dalam pembelajaran tentu dipengaruhi oleh
berbagai aspek, baik dari sisi guru maupun siswa, dalam pemilihan tersebut dibutuhkan
pertimbangan-pertimbangan agar model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik yang
digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada saat pembelajaran. Beriukut diuraikan
faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode, pendekatan, strategi, metode dan
teknik pembelajaran.

A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Model Pembelajaran


1. Model Pembelajaran
Istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan sesuatu kegiatan. Dalam pembelajaran istilah model
diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Model berfungsi sebagai pedoman dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran. Menurut Arends dalam bukunya Agus, model pembelajaran mengacu
pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan
pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran,
dan pengelolaan kelas.4
Menurut Hamzah B. Uno menyatakan:”Model pembelajaran berkonotasi
sebagai suatu patron atau pola yang dapat digunakan dalam pembelajaran, isinya tentu
tidak lepas dari berbagai teori yang digunakan dalam melaksanakan pembelajaran,
khususnya berbagai teori yang berkenaan dengan strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, teknik pembelajaran”. 5
Model pembelajaran dapat didefinisikan

4Agus Supriyono, Cooperative Learning: Teori Dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012), hal 45
5B. Uno Hamzah, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif (Jakarta:
Bumi Aksara, 2007) . Hlm. 1

3
sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model adalah
pola atau bentuk yang dijadikan sebagai acuan pelaksanaan. Menurut Kemp dalam
Rusman model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai efektif dan efisien.6
Pendapat di atas sejalan dengan pendapat Joyce (1992)7 “Earch model guides us
as we design instruction to helf students achieve various objectis” . Artinya, setiap
model mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu peserta
didik mencapai tujuan pembelajaran. Masih pendapat Joyce dan Weil, menyatakan
“Models of teaching are really models of learning. As we help student acquire
information, ideas, skills, value, ways of thinking and means of expessing themselves,
we are also teaching them how to learn”. dimana, model pembelajaran merupakan
model belajar. Dengan model tersebut guru dapat membantu siswa mendapatkan atau
memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide diri
sendiri. Selain itu, model belajar juga mengajarkan bagaimana mereka belajar.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, model pembelajaran dapat didefinisikan
sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik (teratur)
dalam pengorganisasian kegiatan (pengalaman) belajar untuk mencapai tujuan belajar
(kompetensi belajar). Dengan kata lain, model pembelajaran adalah rancangan
kegiatan belajar agar pelaksanaan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik,
menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan urutan yang logis.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Model Pembelajaran


Dalam proses pembelajaran dikenal bermacam-macam model pembelajaran.
Dimana semua model pembelajaran yang ada adalah baik, tinggal disesuaikan dengan
situasi dan kondisi dimana model tersebut digunakan. Karena ada model
pembelajaran yang menekankan peranan utama pendidik dalam pelaksanaan
penyajiannya, adapula yang menekankan peranan media hasil teknologi seperti
televisi, radio kaset, radio tape, head projector dan sebagainya. Ada model yang
cocok digunakan untuk jumlah peserta didik yang terbatas, serta ada model yang

6 Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta : Rajawali Pers, 2011), hal
132
7 Joyce, Bruce & Marsha Weil. 1992. Models of Teaching. USA: Allyn and Bacon. Hal 1

4
efektif digunakan di dalam kelas dan diluar kelas seperti di perpustakaan,
laboratorium, dialam terbuka dan sebagainya.
Proses pemilihan model pembelajaran, Arends (1997) menyatakan bahwa model
pembelajaran harus mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.8 Hal ini dimaksudkan agar setiap
model pembelajaran dapat mengarahkan kita dalam mendesain pembelajaran untuk
membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Tujuan dari
pemilihan model pembelajaran ini agar tercipta model pembelajaran yang berkualitas.
Kualitas model pembelajaran dapat dilihat dari dua aspek, yaitu proses dan
produk. Aspek proses mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi
belajar yang menyenangkan (joyful learning) serta mendorong siswa untuk aktif
belajar dan berpikir kreatif. Sedangkan aspek produk mengacu apakah pembelajaran
mampu mencapai tujuan (kompetensi), yaitu meningkatkan kemampuan siswa sesuai
dengan standar kemampuan atau kompetensi yang ditentukan. Dalam hal ini sebelum
melihat hasilnya, terlebih dahulu aspek proses sudah dapat dipastikan berlangsung
baik. Karena itu menurut Trianto,9 setiap model memerlukan sistem pengelolaan dan
lingkungan belajar yang berbeda. Setiap model memberikan peran yang berbeda
kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas. Tujuan yang akan
dicapai meliputi aspek kognitif (produk dan proses) dari kegiatan pembelajaran
tersebut.
Rusman menyatakan bahwa sebelum menentukan model pembelajaran yang
akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan pendidik dalam memilihnya, yaitu:10
1. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai. Pertanyaan-pertanyaan yang
dapat diajukan dalam memilih media berdasarkan tujuan ini adalah :
a. Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan kompetensi
akademik, kepribadian, sosial dan kompetensi psikomotor?
b. Bagaimana kompleksitas kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai?
c. Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademik?

8 Arends, R. 1997. Classroom Instruction Management. New York: The Mc Graw-Hill Company. Hal 7
9 Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Hal 5-6
10 Ibid, hal 133

5
2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran:
a. Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori tertentu?
b. Apakah untuk mempelajaran materi tersebut memerlukan prasyarat atau tidak?
c. Apakah tersedia bahan atau sumber-sumber relevan untuk mempelajari materi
tersebut?
3. Pertimbangan dari sudut peserta didik
a. Apakah model pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan peserta didik?
b. Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat dan kondisi peserta
didik?
c. Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar peserta didik?
4. Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis
a. Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu model saja?
b. Apakah model pembelajaran yang kita tetapkan dianggap satu-satunya
model yang dapat digunakan?
c. Apakah model pembelajaran itu memiliki nilai efektivitas atau efisiensi?

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pendekatan Pembelajaran


1. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran. Secara umum, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan,
yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered
approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher
centered approach).
Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran
langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi
pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif. 11 berikut
pendapat para tokoh tentang pendekatan pembelajaran:
a. Menurut Depdikbud (1990: 180) pendekatan dapat diartikan, “sebagai proses,
perbuatan, atau cara untuk mendekati sesuatu”.

11 Wina, Sanjaya .(2008) Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta:Kencana Prenada Media Group, hal
127

6
b. Menurut pendapat Wahjoedi (1999)12 bahwa, “pendekatan pembelajaran adalah
cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan
tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal”.
c. Menurut Syaiful Sagala (2005),13 bahwa, “Pendekatan pembelajaran merupakan
jalan yang akan ditcmpuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan
instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu”.
d. Menurut Suherman (1993), 14 mengemukakan pendekatan dalam pembelajaran
adalah suatu jalan, cara atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau siswa
dalam pencapaian tujuan pembelajaran dilihat dari sudut bagaimana proses
pembelajaran atau materi pembelajaran itu, umum atau khusus.

Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke


dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan dalam Abin Syamsuddin Makmun
(2003),15 mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan
sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan
selera masyarakat yang memerlukannya.
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang
paling efektif untuk mencapai sasaran.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan
dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur strategi tersebut
adalah:
a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan
profil perilaku dan pribadi peserta didik.

12 Wahjoedi. 1999. Jurnal Iptek Olahraga. Jurnal. Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan IPTEK

(PPPITOR).hal 121
13 Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta. Hal 68
14 Suherman,E dan Winataputra, U.S. (1993).Strategi Belajar Mengajar Matematika, Jakarta : Universitas Terbuka.

Hal 127
15 Abin Syamsuddin Makmun. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

7
b. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang paling efektif.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan
teknik pembelajaran.
d. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria
dan ukuran baku keberhasilan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pendekatan Pembelajaran


Kegiatan merancang pembelajaran menjadi titik penting dalam pembelajaran.
Salah satu bagian dari kegiatan merancang pembelajaran tersebut adalah menentukan
pendekatan pembelajaran. Apabila guru memilih pendekatan yang tidak tepat dapat
dipastikan bahwa pembelajaran tidak akan berjalan efektif dan tujuan pembelajaran
tidak akan tercapai dengan baik. Sebagai perancang pembelajaran, guru berkewajiban
memilih pendekatan yang tepat, guna memenuhi target ketercapaian pembelajaran
yang maksimal, dalam memilih pendekatan yang digunakan seorang guru harus
mempertimbangkan faktor-faktor berikut:16
a. Kesesuaian pendekatan pembelajaran dengan tujuan pembelajaran.
Tidak semua pendekatan pembelajaran cocok dengan tujuan yang ingin dicapai.
Setiap pendekatan pembelajaran seringkali punya kompatibilitas tertentu dengan
tujuan pembelajaran tertentu. Sebagai contoh mudah, bila tujuan pembelajaran
adalah: Siswa dapat merakit sebuah PC, maka metode ceramah atau diskusi tidak
akan dapat mencapai tujuan pembelajaran ini, sebaliknya mungkin metode
pembelajaran aktif akan berhasil.
b. Kesesuaian pendekatan pembelajaran dengan materi pembelajaran
Sudah barang tentu materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa
sangat mempengaruhi pemilihan pendekatan pembelajaran. Ada materi-materi yang
hanya cocok diberikan melalui pendekatan pembelajaran tertentu dan tidak cocok
jika diberikan melalui pendekatan pembelajaran yang lainnya.
c. Ketersediaan media, alat, bahan, dan sumber belajar.
Beberapa pendekatan pembelajaran mungkin sangat ideal untuk dipilih, tetapi
sebelum benar-benar memilihnya, guru kembali harus memperhatikan ketersedian

16 Toto Fathoni dan Cepi Riyana, “Komponen-Komponen Pembelajaran”, dalam Kurikulum dan Pembelajaran dalam

Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011), hlm. 154

8
media pembelajaran, alat, bahan, dan sumber belajar. Apakah guru dapat
melaksanakan suatu pendekatan pembelajaran bila alat, bahan, sumber, dan media
yang diperlukan tidak tersedia?
d. Kemampuan Siswa.
Dalam menentukan pendekatan pembelajaran tertentu, seringkali guru juga
harus memperhatikan tingkat kemampuan siswa. Ada pendekatan pembelajaran
yang mudah untuk diterapkan pada berbagai kemampuan/jenjang
pendidikan/tingkat/kelas siswa. Tetapi adapula pendekatan pembelajaran yang sulit
diterapkan pada siswa di kemampuan/jenjang pendidikan/tingkat/kelas tertentu.
Contohnya: di suatu sekolah yang sering melakukan kegiatan laboratorium, metode
inkuiri atau penemuan terbimbing mungkin dapat dengan mudah dilaksanakan,
tetapi pada sekolah tertentu yang sama sekali tidak pernah melakukan kegiatan di
laboratorium dan berlatih keterampilan proses sains, maka metode inkuiri dan
penemuan terbimbing mungkin akan sulit dilaksanakan.
e. Gaya belajar siswa.
Setiap siswa mempunyai gaya belajar masing-masing yang mungkin berbeda
satu sama lain. Oleh karena itu guru harus mempertimbangkan hal ini agar
pendekatan pembelajaran yang dipilihnya dapat mengakomodasi semua siswa
dengan gaya belajar yang berbeda-beda.
f. Ketersediaan waktu.
Kadangkala waktu adalah faktor pembatas yang sangat penting dalam
pemilihan pendekatan pembelajaran yang akan digunakan. Beberapa pendekatan
pembelajaran kadangkala dalam penerapannya memerlukan waktu yang banyak,
sementara pendekatan pembelajaran yang lain hanya membutuhkan sedikit waktu.
g. Jaminan adanya variasi.
Guru juga harus mempertimbangan bahwa ada jaminan variasi dalam
penggunaan pendekatan pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak bosan
dan mengakomodasi berbagai gaya belajar dan jenis kecerdasan yang dimiliki siswa.
h. Jaminan adanya interaksi antara guru-siswa, siswa-guru, dan siswa-siswa.
Interaksi antar anggota kelas, dalam hal ini antara guru dengan siswa, siswa
dengan guru, dan interaksi sesama siswa dalam pembelajaran sangat mempengaruhi
kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Semakin banyak interaksi yang terjadi,
dan berlangsung dari berbagai arah, maka akan semakin besar proses pembelajaran

9
yang terjadi pada siswa. Guru hendaknya mempertimbangkan aspek ini saat
menentukan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang akan
digunakannya.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Strategi Pembelajaran


1. Strategi Pembelajaran
Terdapat berbagai pendapat tentang strategi pembelajaran sebagaimana
dikemukakan oleh para ahli pembelajaran (instructional technology), di antaranya
sebagai berikut:17
a. Kozma, secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan
sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau
bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
b. Gerlach dan Ely, menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara
yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan
pembelajaran tertentu.18
c. Suparman, strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara
mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan, dan
waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan.19
Memperhatikan beberapa pengertian strategi pembelajaran di atas, dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan
digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga
akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pelajaran, tujuan
akhirnya adalah tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran tersebut di butuhkan strategi pembelajaran yang tepat,
proses pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi,
sumber belajar, kebutuhan, dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

17 Hamzah B. Uno , Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Op.Cit
hal. 26.
18 Gerlach dan Ely (1971). Teaching & Media: A Systematic Approach. Second Edition, by V.S. Gerlach & D.P. Ely,

1980, Boston, MA: Allyn and Bacon. Copyright 1980 by Pearson Education.
19 Atwi Suparman, 1997, Model-model Pembelajaran Interaktif, Jakarta, STIA-LAN. Hal 157

10
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Strategi Pembelajaran
Pertimbangan dalam pemilihan strategi pembelajaran, terdapat pembentuk-
pembentuk variabel pembelajaran. Dalam pernyataan Hilda Taba, tindakan
pembelajaran memiliki banyak variabel, yaitu: guru, materi pembelajaran (subject
matter), siswa, proses belajar, dan susunan pelajaran.20 Selanjutnya, variabel-varibel
pembelajaran itu sendiri yang merupakan pertimbangan utama dalam memilih dan
mengembangkan suatu strategi pembelajaran.
Lawrence T. Alexander dan Robert H. Davis menyebutkan ada empat faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran. Faktor tersebut adalah:21
a. Tujuan pembelajaran khusus,
Strategi kegiatan pembelajaran presentasi tepat apabila digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran aspek kognitif dan psikomotor, tetapi tidak tepat
untuk afektif. Tujuan pembelajaran afektif lebih tepat menggunakan pola kegiatan
interaktif. Tujuan-tujuan pembelajaran segi kognitif tingkat rendah penggunaan
metode pembelajaran yang bermacam-macam dapat digunakan dengan hasil yang
relatif sama, tetapi apabila tujuan pembelajaran tingkat tinggi seperti
mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah, teknik diskusi,
mengembangkan keterampilan berkomunikasi antar pribadi.
b. Keadaan siswa (karakteristik siswa)
Setiap guru harus menyadari adanya kenyataan bahwa senantiasa terdapat
perbedaan individual dikalangan siswa. Berbeda dalam kemampuan belajar, cara
belajar, latar belakang, pengalaman dan kepribadian mereka. Dengan perbedaan
yang mereka miliki maka seorang guru harus mampu membuat strategi
pembelajaran yang berbeda pula.
c. Sumber dan fasilitas untuk melaksanakan suatu strategi tertentu
Fasilitas menyangkut peralatan, ruangan. Strategi pembelajaran sangat
ditentukan oleh jenis dan jumlah sumber yang tersedia untuk melaksanakan strategi
secara efektif.
d. Karakteristik tekhnik penyajian tertentu.
Unsur pokok yang harus diketahui oleh guru adalah sifat dan karakteristik
masing-masing metode pembelajarn. Tentunya dapat dipahami bahwa metode

20 Hilda Taba, 1962. Curriculum Development: Theory and Practice. New York: Harcourt Brace and World, Inc
21 Davis, Robert H., Alexander, Lawrence T. and Yelon, Stephen L. Learning System Design. New York: Mc Graw-
Hill, 1974.

11
tersebut mempengaruhi pemilihan strategi, sebab realisasi penggunaan karenanya
adalah wajar untuk dapat menentukan pilihan tentang metode tertentu untuk
kegiaitanpembelajaran didahului dengan pemahaman tentang sifat dan karakteristik
metode-metode tersebut.
Raka Joni menyebutkan untuk dapat mengelola dan merancang strategi
pembelajaran seorang guru hendaknya menngenal faktor-faktor penentu kegiatan
pembelajaran, faktor-faktor penentu tersebut adalah:22
1. Karakteristik mata pelajaran yang meliputi tujuan, isi pelajaran, urutan dan cara
mempelajarinya.
2. Karakteristik siswa yang mencakup karakteristik perilaku masukan kognitif dan
efektif, usia, jenis kelamin, dan lainnya.
3. Karakteristik ekonomi dan administrasi pembelajaran mencakup kuantitas dan
kualitas prasarana, alokasi jam pertemuan dan jumlah siswa dalam kelas.
4. Karakteristik guru meliputi filosofinya tentang pendidikan dan pembelajaran
kompetensinya dalam teknik pembelajaran, kebiasaan pengalaman kependidikan
dan lainnya.
Sementara menurut Direktorat Tenaga Kependidikan pada Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan
Nasional menjelaskan tentang beberapa faktor yang mesti dipertimbangkan oleh
pendidik dalam memilih strategi pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan
tersebut mesti berdasarkan pada:23
1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir
pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat
terwujud dengan menggunakan metode-metode pembelajaran. Tujuan
pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan
dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu. Tujuan
pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus digunakan guru.
Misalnya, seorang guru Olahraga dan Kesehatan menetapkan tujuan pembelajaran
agar siswa dapat mendemontrasikan cara menendang bola dengan baik dan benar.

22Raka Joni.T. 1980. Pengelolaan Kelas. Jakarta : Depdikbud


23Direktorat Tenaga Kependidikan pada Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan Nasional, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Supervisi Akademik. Jakarta, Dirjen
Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan. Hal 40

12
Agar tujuan pembelajaran ini dapat dicapai dengan baik, makan pendidik haru
mengatur strategi yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, tercapai atau
tidaknya tujuan pembelajaran harus berpedoman kepada silabus, di dalam silabus
harus dirumuskan indikator pencapaian hasil belajar, setidaknya ada empat
komponen dalam merumuskan indikator hasil belajar antara lain: 1) penentuan
subyek belajar untuk menentukan sasaran belajar, 2) kompetensi yang dapat diukur
atau dapat ditampilkan melalui performance siswa, 3) keadaan dan situasi dimana
siswa dapat mendemonstrasikan performance nya, 4) standar kualitas dan kuantitas
hasil belajar siswa.
Berdasarkan indikator dalam penentuan tujuan pembelajaran maka dapat
dirumuskan tujuan pembelajaran mengandung unsur; Audience (peserta didik),
Behavior (perilaku yang harus dimiliki), Condition (kondisi dan situasi) dan Degree
(kualitas dan kuantítas hasil belajar) dan strategi pembelajaran yang dipakai oleh
guru harus mengacu pada tujuan pembelajaran tersebut.
2. Aktivitas dan Pengetahuan Awal Siswa
Belajar merupakan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Karena itu strategi pembelajaran harus dapat mendorong
aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan hanya terbatas pada aktifitas fisik saja
akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis atau aktivitas mental.
3. Integritas Bidang Studi/Pokok Bahasan
Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga
meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Karena itu strategi
pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian secara
terintegritas. Oleh karena itu metode dan strategi yang digunakan lebih berorientasi
pada masing-masing ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang terdapat dalam
pokok bahasan.
4. Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang
Alokasi waktu dan sarana penunjang termasuk yang harus di jadikan dasar
dalam pemilihan strategi pembelajaran, strategi pembelajaran yang dipilih harus
mempertimbangka waktu yang terbatas dan ketersediaan sarana penunjang
pembelajaran, karena bisa jadi ketidak tepatan dalam memilih strategi pembelajaran
dengan alokasi waktu dan sarana penunjang akan menghambat pencapaian tujuan
pembelajaran yang ditetapkan.

13
5. Jumlah Siswa
Strategi pembelajaran idelanya harus mempertimbangkan jumlah siswa, para
ahli pendidikan berpendapat bahwa mutu pengajaran akan tercapai apabila
mengurangi besarnya kelas, sebaliknya pengelola pendidikan mengatakan bahwa
kelas yang kecil-kecil cenderung tingginya biaya pendidikan dan latihan. Kedua
pendapat ini bertentangan, manakala kita dihadapkan pada mutu, maka kita
membutuhkan biaya yang sangat besar, bila pendidikan mempertimbangkan biaya
sering mutu pendidikan terabaikan, apalagi saat ini kondisi masyarakat Indonesia
mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan.
6. Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar
Strata pendidikan tidak jaminan utama dalam keberhasilan mengajar, tetapi
ada faktor lain yang sangat menentukan terutama pengalaman yang dimiliki oleh
guru, dengan pengalaman guru akan lebih peka terhadap masalah, memecahkan
masalah, memilih metode yang tepat, merumuskan tujuan instruksional, memotivasi
siswa, mengelola siswa, mendapat umpan balik dalam proses belajar mengajar, oleh
karena itu, pengalaman yang dimiliki juga harus menjadi faktor penting bagi
seorang guru dalam menentukan strategi pembelajaran.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pembelajaran


1. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan langkah operasional dari strategi
pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, dalam menggunakan suatu
metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan.
Ketepatan penggunaan suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam
kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan
kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan
metode adalah “a way in achieving something”24 Jadi, metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2)

24 Sanjaya Wina. 2008.Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. . Jakarta: Kencana Prenada Media Group

14
demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7)
brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
Selanjutnya Hamzah B. Uno mengemukakan bahwa : “Metode pembelajaran
adalah cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya, merupakan alat
untuk mencapai tujuan pembelajaran, tekhnik pembelajaran seringkali disamakan
artinya dengan metode pembelajaran, tekhnik adalah jalan, alat, atau media yang
digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kearah tujuan yang
ingin dicapai, sedangkan strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan
dan dipilih oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran
sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi
pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya diakhir
kegiatan belajar. Dan ketiga hal ini tidak dapat terpisahkan dalam proses
pembelajaran”25
Metode pembelajaran memiliki dua unsur yaitu unsure kegiatan guru dan unsur
kegiatan murid. Dalam proses mengajar atau sering juga disebut prosedur mengajar
disatu pihak guru melakukan kegiatan atau perbuatan-perbuatan berbentuk membawa
anak kearah tujuan dalam melakukan serangkaian kegiatan atau perbuatan yang
disediakan oleh guru yaitu kegiatan belajar yang terarah pada tujuan yang hendak
dicapai.26
Metode dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk
menyampaikan materi saja, sebab metode pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran
mempunyai cakupan yang luas yaitu disamping sebagai penyampai informasi juga
mempunyai tugas untuk mengelola kegiatan pembelajaran sehingga warga belajar
dapat belajar untuk mencapai tujuan belajar secara tepat. Jadi, metode pembelajaran
dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran.

25 Hamzah B. Uno. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif.
Bumi Aksara. Jakarta. Hlm. 1
26 Oemar,Hamalik. 1989, Media Pendidikan, Bandung, Citra Aditya. Hal 98.

15
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan salah satu sarana yang amat penting dalam
mencapai tujuan pendidikan. E. Mulyasa menjelaskan bahwasannya dalam proses
interaksi edukasi seorang pendidik atau guru harus mampu memberikan pengalaman
yang bervariasi, serta memperhatikan minat dan kemampuan siswa. 27 Masih menurut
E. Mulyasa bahwa pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-
metode yang berpusat pada guru. Senada dengan E. Muyasa, Nana Sudjana
menyatakan bahwa proses interaksi edukasi akan berjalan baik jika siswa banyak
aktif dibanding dengan guru. Oleh karena itu metode belajar yang baik adalah yang
dapat menumbuh kembangkan kegiatan belajar siswa.28
Berdasarkan pendapat diatas ada beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan
bagi guru dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran, Prof. Dr. Winarno Surakhmat menyatakan bahwa setidaknya ada lima
faktor yang perlu diperhatikan perhatikan yakni:29
1. Siswa (dengan berbagai tingkat kematangan dan minatnya)
2. Tujuan (dengan berbagai jenis dan fungsinya)
3. Situasi (dengan berbagai keadaannya)
4. Fasilitas (dengan berbagai kuailitas dan kuantitasnya)
5. Pengajar (dengan berbagai kemampuannya)
Sedangkan Ahmad Pathoni dalam bukunya Metodologi Pendidikan Agama Islam
menuliskan bahwa ada 6 faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pendidikan,
natara lain :30
1. Tujuan pendidikan
2. Bahan pendidikan
3. Guru/pendidik
4. Anak didik
5. Situasi mengajar
6. Faktor lain, yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi jenis
metode tersebut.
Hal yang sama pendapat Hamdayama, menurutnya faktor-faktor yang harus
diperhatikan oleh guru dalam memilih metode pembelajaran, sebagai berikut:31

27 E. Mulyasa. Menjadi Guru Profesional “Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan”. hal. 107
28 Ibid. hal.76
29 Winarno Surahmat. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. hal.97
30 Achmad Patoni. Metodologi Pendidikan agama Islam. hal.107-109

16
1. Tujuan yang Hendak Dicapai
2. Keadaan Siswa
3. Bahan Pengajaran
4. Situasi Belajar Mengajar
5. Fasilitas yang Tersedia
6. Guru
7. Kelebihan dan Kekurangan dari Tiap Metode
Berdasarkan pendapat para tokoh di atas, dapat dijelaskan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Siswa atau peserta didik
Pemilihan suatu metode pembelajaran, harus menyesuaikan tingkatan jenjang
pendidikan siswa. Pertimbangan yang menekankan pada perbedaan jenjang
pendidikan ini adalah pada kemampuan peserta didik, apakah sudah mampu untuk
berpikir abstrak atau belum. Penerapan suatu metode yang sederhana dan yang
kompleks tentu sangat berbeda, dan keduanya berkaitan dengan tingkatan
kemampuan berpikir dan berperilaku peserta didik pada setiap jenjangnya. Di
ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak dengan latar
belakang kehidupan yang berlainan. Status sosial mereka juga bermacam-macam.
Demikian juga dengan jenis kelamin serta postur tubuh. Pendek kata dari
aspek fisik selalu ada perbedaan dan persamaan pada setiap anak didik.
Sedangkan dari segi intelektual pun sama, ada perbedaan yang
ditunjukkan dari cepat dan lambatnya tanggapan anak didik terhadap
rangsangan yang diberikan dalam kegiatan belajar mengajar. Aspek psikologis
juga ada perbedaan yaitu adanya anak didik yang pendiam, terbuka, dan lain-
lain. Perbedaan dari aspek yang disebutkan di atas mempengaruhi pemilihan
dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kreatif dalam waktu yang relatif lama demi
tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional.
2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Setiap pelaksanaan pembelajaran tentu memiliki tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai. Penyelenggaraan pembelajaran bertujuan agar pesera didik sebagai
warga belajar akan memperoleh pengalaman belajar dan menunjukkan perubahan

31 Jumanta Hamdayana, Metodologi Pengajaran, hal 95

17
perilaku, dimana perubahan tersebut bersifat positif dan bertahan lama. Kalimat
tersebut dapat dimaknai bahwa pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran
yang tidak hanya akan menambah pengetahuan peserta didik tetapi juga
berpengaruh terhadap sikap dan cara pandang peserta didik terhadap realitas
kehidupan.
Tujuan pembelajaran adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan
belajar mengajar. Hal ini dapat mempengaruhi penyeleksian metode yang
harus digunakan. Metode yang dipilih guru harus sesuai dengan taraf
kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik. Jadi metode harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
3. Materi pembelajaran
Materi pelajaran memiliki tingkat kedalaman, keluasan, kerumitan yang
berbeda-beda. Materi pembelajaran dengan tingkat kesulitan yang tinggi biasanya
menuntut langkah-langkah analisis dalam tataran yang beragam. Analisis bisa
hanya pada tataran dangkal, sedang, maupun analisis secara mendalam. Pemilihan
metode pembelajaran yang tepat mampu memberikan arahan praktis untuk
mengatasi tingkat kesulitan suatu materi pembelajaran.
4. Situasi atau dinamika kelas
a. Jumlah peserta didik
Jumlah peserta didik dalam satu kelas perlu menjadi pertimbangan dalam
pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Dalam kelas yang jumlah peserta
didiknya melampau batas, guru akan kewalahan mengampu pembelajaran.
Pencapaian tujuan belajar akan menjadi lebih sulit karena ketidakseimbangan
antara porsi maksimal perhatian dan penanganan yang dapat diberikan guru,
dengan kondisi besarnya jumlah siswa yang akan menimbulkan berbagai
keruwetan. Kelas yang over capasity, cenderung sulit diatur, gaduh, peserta didik
sulit untuk memfokuskan perhatian secara konsisten terhadap pelaksanaan
pembelajaran dan berbagai masalah lainnya.
Pemilihan metode yang tepat akan mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang memberdayakan. Artinya, dengan penggunaan metode
tersebut setiap peserta didik tidak luput dari perolehan peran dan porsi
keterlibatan dalam pembelajaran.

18
b. Karakter kelas.
Pemilihan metode pembelajaran harus memperhatikan karakter kelas.
Karakter kelas menyangkut sifat dan sikap peserta didik dalam tataran umum
untuk ruang lingkup kelas. Guru harus memiliki ketajaman pandangan dan
mampu menilai karakter yang dimiliki oleh kelas-kelas yang diampunya. Setiap
kelas memiliki karakternya masing-masing. Salah satu keterampilan wajib
seorang guru adalah dalam hal penguasaan kelas. Penguasaan kelas bukan
diartikan guru dominan dan diktatoris, tapi guru sangat mengenali dan
memahami secara mendalam karakter kelas yang diampunya.
Cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui karakter kelas adalah dari sikap
yang paling dominan yang dimiliki kelas tersebut, dimana sikap dominan tersebut
merupakan sikap yang mencirikan (membedakan) kelas tersebut dengan kelas
lainnya. Ini berarti setiap kelas memiliki ciri khas sendiri-sendiri. Sikap dominan
bisa ditelusur dari indikasi-indikasi seperti yang tampak, antara lain: Seberapa
kooperatifkah warga belajar, Adakah kelompok dominan dalam kelas tersebut,
Bagaimana performa dan tingkat partisipasinya.
5. Fasilitas Pembelajaran
Fasilitas pembelajaran berfungsi untuk memudahkan proses pembelajaran
dan pemenuhan kebutuhan proses pembelajaran, Fasilitas merupakan hal yang
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah
kelengkapan yang menunjang belajar anak di sekolah. Lengkap tidaknya
fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar.
6. Alokasi Waktu
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat juga harus memperhitungkan
ketersediaan waktu. Rancangan belajar yang baik adalah penggunaan alokasi
waktu yang dihitung secara terperinci, agar pembelajaran berjalan dengan
dinamis, tidak ada waktu terbuang tanpa arti. Kegiatan pembukaan, inti, dan
penutup disusun secara sistematis
7. Guru/Pendidik
Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi.
Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala
dalam memilih dan menentukan metode. Apalagi belum memiliki
pengalaman mengajar yang memadai. Tetapi ada juga yang tepatmemilihnya

19
namun dalam pelaksanaannya menemui kendala disebabkan labilnya
kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas metode yang digunakan.
8. Kelebihan dan Kekurangan dari Tiap Metode
Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya. Oleh
sebab itu, tidak bisa bagi seorang guru untuk membuat kesimpulan terha-dap
suatu metode lebih baik atau lebih buruk Tugas guru dalam menetapkan metode
ialah mengetahui dan mempertimbangkan batas-batas kelebihan dan kekurangan
metode yang akan digunakannya. Pengetahuan dan pemahaman seorang guru
dalam memilih suatu metode pembelajaran sangat penting sebelum memutuskan
metode mana yang akan dipakai.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Teknik Pembelajaran


1. Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan
metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan
teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan
metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan
penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang
siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini,
guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa teknik
adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan
peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai. 32 Dalam kamus Besar Bahasa
Indonesia, teknik diartikan sebagai metode atau sistem mengerjakan sesuatu, cara
33
membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni. Slameto
menjelaskan teknik pembelajaran adalah suatu rencana tentang cara-cara
pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi (pengajaran). Dengan kata lain, teknik pembelajaran
merupakan suatu rencana bagaimana melaksanakan tugas belajar mengajar yang telah

32 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta:

Bumi Aksara, 2009, hlm. 2


33 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, hlm. 1158

20
diidentifikasikan (hasil analisis) sehingga tugas tersebut dapat memberikan hasil
belajar yang optimal.34
Berikut perbedaan antara Metode dan Teknik pembelajaran:
No. Metode Teknik

1 Mencakup semua tahap dalam Hanya tertuju kepada satu tahap


proses belajar mengajar. proses belajar mengajar, yaitu pada
tahap pelaksanaan.

2 Bersifat prosedural (menggam- Bersifat implementasional (meng-


barkan prosedur langkag-lang- gambarkan pelaksanaan pengajaran
kah menyeluruh proses belajar di kelas).
mengajar).

3 Tidak tampak, tidak bisa dide- Tampak pada saat melihat guru
teksi dengan jelas dengan yang sedang mengajar di kelas.
melihat guru yang sedang
mengajar di kelas.

4 Ditunjukkan untuk mencapai Ditujukan untuk mencapai tujuan


tujuan umum pengajaran. khusus suatu pertemuan.

5 Jumlahnya hanya satu (satu Jumlahnya sangat banyak untuk


metode khusus) untuk satu setiap pengajaran bidang studi
bidang studi dalam satu dalam suatu program.
program.

6 Metode pengajaran (metode Guru bebas memilih teknik asal


khusus) ditetapkan oleh kur- cocok dan dapat mencapai tujuan
ikulum, guru tinggal mengi- pengajaran bahan yang sedang
kutinya. diajarkannya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Teknik Pembelajaran


Upaya pemilihan Teknik pembelajaran menurut T. Raka Joni (dalam Abimanyu,
2008)35 harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu:
1. Metode yang digunakan dalam pembelajaran tertentu,
2. Kemampuan dan kebiasaan guru,
3. Ketersediaan peralatan,
4. Kesiapan siswa
5. Karakteristik siswa

34 Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS), Jakarta: Bumi Aksara, 1991, hlm. 90
35Soli,Abimanyu dkk, (2008), Strategi Pembelajaran, Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional

21
6. Ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan teknik belajar tersebut,
dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran merupakan sebuah cara yang
dilakukan seorang guru dalam mengimplementasikan metode pembelajaran secara
lebih spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah di sebuah kelas dengan jumlah
peserta didik yang terbatas tentunya secara teknis harus berbeda dengan penggunaan
metode ceramah di kelas dengan jumlah peserta didik yang banyak.

22
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dalam pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan tentang
faktor yang menentukan dalam pemilihan model pembelajaran antara lain: (1)
Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai (2) Pertimbangan yang berhubungan
dengan bahan atau materi pembelajaran (3) Pertimbangan dari sudut peserta didik (4)
Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis. Sedangkan faktor penentu dalam
pemilihan pendekatan pemeblajaran meliputi: (1) Kesesuaian pendekatan pembelajaran
dengan tujuan pembelajaran (2) Kesesuaian pendekatan pembelajaran dengan materi
pembelajaran (3) Kemampuan Siswa (4) Gaya belajar siswa (5) Ketersediaan waktu (6)
Jaminan adanya variasi (8) Jaminan adanya interaksi antara guru-siswa, siswa-guru, dan
siswa-siswa.
Selanjutnya faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi pembelajaran adalah:
(1) Tujuan pembelajaran khusus,(2) Keadaan siswa (karakteristik siswa) (3) Sumber dan
fasilitas untuk melaksanakan suatu strategi tertentu (4) Karakteristik tekhnik penyajian
tertentu. Strategi diturunkan menjadi metode, faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan metode antara lain: (1) Siswa (dengan berbagai tingkat kematangan dan
minatnya) (2) Tujuan (dengan berbagai jenis dan fungsinya) (3) Situasi (dengan
berbagai keadaannya) (4) Fasilitas (dengan berbagai kuailitas dan kuantitasnya) (5)
Pengajar (dengan berbagai kemampuannya). selanjutnya faktor penentu pemilihan
teknik pembelajaran adalah : (1) Metode yang digunakan dalam pembelajaran tertentu,
(2) Kemampuan dan kebiasaan guru, (3) Ketersediaan peralatan, (4) Kesiapan siswa (5)
Karakteristik siswa (6) Ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran.

B. KRITIK DAN SARAN


Penulis menyadari ada banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu
penulis membutuhkan kritikan yang sifatnya konstruktif demi kesempurnaan makalah,
penulis merasa berbangga jika ada pihak yang bersedia memberi masukan serta saran
perbaikan kedepannya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Patoni. 2004. Metodologi Pendidikan agama Islam. Bina Ilmu. Jakarta

Abin Syamsuddin Makmun. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda


Karya.

Agus Supriyono, Cooperative Learning: Teori Dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2012).

Amin Suyitno. (2004). Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang :


FMIPA Universitas Negeri Semarang.

Arends, R. 1997. Classroom Instruction Management. New York: The Mc Graw-Hill


Company.

Atwi Suparman, 1997, Model-model Pembelajaran Interaktif, Jakarta, STIA-LAN.

Barmawie Munthe, Desain Pembelajaran, (Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2009

Davis, Robert H., Alexander, Lawrence T. and Yelon, Stephen L. Learning System Design.
New York: Mc Graw-Hill

Direktorat Tenaga Kependidikan pada Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional, Strategi Pembelajaran dan
Pemilihannya, Supervisi Akademik. Jakarta, Dirjen Peningkatan Mutu Tenaga
Kependidikan.

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

E, Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional “Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan”. Remaja Rosdakarya. Bandung

Gerlach dan Ely (1971). Teaching & Media: A Systematic Approach. Second Edition, by V.S.
Gerlach & D.P. Ely, 1980, Boston, MA: Allyn and Bacon. Copyright 1980 by Pearson
Education.

Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif
dan Efektif (Jakarta: Bumi Aksara, 2007)

-------------. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif
dan Efektif. Bumi Aksara. Jakarta.

Hilda Taba, 1962. Curriculum Development: Theory and Practice. New York: Harcourt
Brace and World, Inc

24
Jumanta Hamdayana, Metodologi Pengajaran, Jakarta, Kalam Mulia, 2008.

Joyce, Bruce & Marsha Weil. 1992. Models of Teaching. USA: Allyn and Bacon. Hal 1

Martinus Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi (Jakarta: GP Press,2003)

Nana Sudjana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru. Bandung

Oemar,Hamalik. 1989, Media Pendidikan, Bandung, Citra Aditya.

Raka Joni.T. 1980. Pengelolaan Kelas. Jakarta : Depdikbud

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta :


Rajawali Pers, 2011)

Rohani, Ahmad (2010) Pengantar Pengajaran, Sebuah Pengantar Menuju Guru


Profesional. Jakarta: Rinieka Cipta

Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta. Hal 68

Suherman,E dan Winataputra, U.S. (1993).Strategi Belajar Mengajar Matematika, Jakarta :


Universitas Terbuka.

Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS), Jakarta: Bumi
Aksara, 1991.
Soli, Abimanyu dkk, (2008), Strategi Pembelajaran, Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher

Toto Fathoni dan Cepi Riyana, “Komponen-Komponen Pembelajaran”, dalam Kurikulum


dan Pembelajaran dalam Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2011)

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pembelajaran, (Jakarta:


Kencana, 2012

--------(2008) Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta:Kencana Prenada


Media Group
Wahjoedi. 1999. Jurnal Iptek Olahraga. Jurnal. Jakarta: Pusat Pengkajian dan
Pengembangan IPTEK (PPPITOR)

Winarno Surahmat. 2003. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Tarsito. Bandung

25

Anda mungkin juga menyukai