Disusun Oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Strategi Pembelajaran (Kasus
Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Upaya Pemecahannya)”. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen Dr. HendraHarmi S.Ag., M.Pd.
pada mata kuliah Strategi Pembelajaran. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca juga bagi penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................................3
2.1 Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Kooperatif...............................................................3
2.2 Kekurangan dan Kelebihan Pembelajaran Kooperatif.................................................................8
2.3 Dasar – Dasar dalam Pembelajaran............................................................................................12
2.4 Langkah – Langkah dalam Pembelajaran..................................................................................14
2.5 Upaya yang dilakukan dalam Pemecahan Kasus pembelajaran.................................................16
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................I
ii
1 BAB 1
PENDAHULUAN
Rusman (2010: 134) menjelaskan pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara
guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara
tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran 1. Pembelajaran atau
learning secara leksikal merupakan proses, cara, perbuatan mempelajari. Menurut Slavin (2007),
pembelajaran kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam
kelompok, membolehkan terjadinya pertukaran ide dalam suasana yang nyaman sesuai dengan
falsafah konstruktivisme. Dengan demikian, pendidikan hendaknya mampu mengkondisikan,
dan memberikan dorongan untuk mengoptimalkan dan membangkitkan potensi siswa,
menumbuhkan aktivitas serta daya cipta (kreativitas), sehingga akan menjamin terjadinya
dinamika di dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif berjalan dengan baik dan dapat
diaplikasikan untuk semua jenis kelas, termasuk kelas-kelas yang khusus untuk anak-anak
berbakat, kelas pendidikan khusus, dan bahkan untuk kelas dengan tingkat kecerdasan “rata-
rata”, dan khususnya sangat diperlukan dalam kelas heterogen dengan berbagai tingkat
kemampuan. Pembelajaran kooperatif dapat membantu membuat perbedaan menjadi bahan
pembelajaran dan bukannya menjadi masalah. Karena sekolah bergerak dari sistem
pengelompokan berdasarkan kemampuan menuju pengelompokan yang lebih heterogen,
pembelajaran kooperatif menjadi semakin penting. Lebih jauh lagi, pembalajaran kooperatif
memiliki kelebihan yang sangat besar untuk mengembangkan hubungan antara siswa dari latar
belakang etnik yang berbeda dan antara siswa-siswa pendidikan khusus terbelakang secara
akademik dengan teman sekelas mereka, ini jelas melengkapi alas an pentingnya untuk
menggunakan pembelajaran kooperatif dalam kelas-kelas yang berbeda.
Teori konstruktivisme ini lebih mengutamakan pada pembelajaran siswa yang dihadapkan
pada masalah-masalah kompleks untuk dicari solusinya, selanjutnya menemukan bagian- bagian
yang lebih sederhana atau keterampilan yang diharapkan. Pendekatan teori konstruktivisme
1
Rusman, (2010) Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
1
dalam belajar adalah suatu pendekatan di mana siswa secara individual menemukan dan
mentransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan
merevisinya bila perlu. Dalam model pembelajaran kooperatif, guru lebih berperan sebagai
fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah pemahaman yang lebih tinggi,
dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga harus
membangun pengetahuan dalam pikiran siswanya. Siswa mempunyai kesempatan untuk
mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka, ini merupakan
kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri.
4. Apa saja langkah - langkah yang harus diambil dalam melaksanakan pembelajaran
kooperatif ?
1.3 Tujuan
2
2 BAB 2
PEMBAHASAN
Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya,
setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk
memahami materi pelajaran.
Johnson & Johnson dalam buku Hartono mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif
adalah suatu penggunaan pembelajaran kelompok-kelompok kecil sehingga para siswa
bekerjasama untuk memaksimalisir belajar mereka Hartono, Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif
Efektif dan Menyenangkan, Pekanbaru, Zanafa Publishing, 2008, h. 25
3
W.Gulo,.strategi belajar mengajar.(Jakarta : Grasindo,2002)H.176
3
1) Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan yang silih
asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga
sesame siswa.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran yang dirancang agar siswa dapat menyelesaikan tugasnya berkelompok. Pada
pembelajaran kooperatif siswa diberi kesempatan untuk bekerjasama dengan teman yang ada
pada kelompoknya masing-masing. Dengan demikian rasa setia kawan dan ingin maju bersama
semakin tertanam pada setiap diri siswa. Contoh kasus Seorang guru akan mengajarkan tentang
materi klasifikasi tumbuhan. Sumber buku yang digunakan juga banyak. Karena batas waktu
untuk mengejar materi tersebut tinggal sedikit, selanjutnya guru tersebut kemudian membentuk
kelompok lalu memberi dan membagikan materi. Kemudian setiap siswa mencatat dan
merangkum materi yang ada di buku dan mencari sumber lain untuk dijadikan bahan materi,
untuk menjelaskan kepada teman-temannya di kelas yang berbeda materi setiap kelompoknya.
4
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Jakarta, Kencana, 2006, h. 244-246
4
1) Pembelajaran secara tim yaitu, pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat untuk
mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Semua
anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itulah,
kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim di dasarkan pada
manajemen kooperatif
3) Kemauan untuk bekerja sama, dalam pembelajaran kooperatif setiap anggota kelompok
bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga
ditanamkan perlunya saling membantu. Misalnya, yang pandai membantu yang kurang
pandai.
4) Keterampilan bekerja sama, kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikkan
melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan bekerja sama.
Siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan
anggota lain.
5
Terdapat empat prinsip dasar pembelajaraan kooperatif, seperti di jelaskan di bawah ini :
Prinsip ini merupakan kosekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena keberhasilan
kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki
tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk
keberhasilan kelompoknya. Untuk mencapai hal tersebut, guru memberikan penilaian terhadap
individu dan juga kelompok. Penilaian individu bisa berbeda, akan tetapi penilaian kelompok
harus sama.
Pembelajaran koopertif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota
kelompok untuk bertatap muka saling memebrikan informasi dan saling membelajarkan.
Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota
kelompok untuk bekrja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-
6
masing dan mengisi kekurangan masing-masing. Kelompok belajar kooperatif dibentuk secara
hiterogen, yang berasal dari budaya, latar belakang sosial dan kemampuan akademik yang
berbeda. Perbedaan semacam ini akan menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya
antar anggota kelompok.
Pembelajaran kooperatif membantu siswa untuk dapata mampu berpartisipasi aktif dan
berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di
masyarakat kelak. Oleh sebab itu sebelum melakukan kooperatif, guru perlu membekali siswa
dengan kemampuan berkomunikasi, misalnya kemampuan mendengarakan dan kemampuan
berbicara, padahal keberhasilan kelompok ditentukkan oleh partisipasi setiap anggotanya. Untuk
dapat melakukan partisipasi dan komunikasi, siswa perlu dibekali dengan kemampuan-
kemampuan berkomunikasi. Misalnya cara menyatakan ketidaksetujuan atau cara menyanggah
pendapat orang lain dengan santun, tidak memojokkan, cara menyampaikan gagasan, ide-ide
yang dianggapnya baik dan berguna. Keterampilan berkomunikasi memang perlu waktu. Siswa
tak mungkin dapat menguasainya dalam waktu sekejap. Oleh sebab itu, guru perlu terus melatih
dan melatih, sampai akhirnya siswa memiliki kemampuan untuk menjadi komunikator yang baik
7
2.2 Kekurangan dan Kelebihan Pembelajaran Kooperatif
Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan
tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi
dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
Dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala
keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam
belajar.
Merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik
sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan
interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage
waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
8
Kekurangan Pembelajaran Kooperatif
Untuk memahami dan mengerti filosofis pembelajaran kooperatif memang perlu waktu.
Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa akan mengerti dan
memahami filsafat pembelajaran kooperatif. Untuk siswa yang dianggap memiliki
kelebihan, contohnya, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang
memiliki kemampuan. Akibatnya keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim
kerjasama dalam kelompok.
Ciri utama kooperatif adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika
tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari
guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa apa yang seharusnya dipelajari dan
dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja
kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya prestasi yang
diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
Walaupun kemauan bekerjasama merupakan kemampuan yang sangat untuk siswa, akan
tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan
secara individual.
9
Ada juga pendapat lain mengenai keunggulan dan kekurangan pembelajaran kooperaktif
yaitu Mulyadiana (Trianto, 2000:10) menyatakan bahwa keunggulan pembelajaran kooperatif
sebagai suatu strategi pembelajaran di antaranya :
Keunggulan
Melalui pembelajaran kooperatif siswa diharapkan tidak terlalu berharap pada guru, akan
tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri sehingga menemukan
informasi dan berbagai sumber dan belajar dan siswa yang lain.
Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan
menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
Untuk memahami dan mengerti filosofis pembelajaran kooperatif memang butuh waktu
karena terdapat perbedaan antara siswa yangmemiliki kelebihan dan siswa yang merasa
kurang.
10
Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling bekerjasama dalam
memecahkan permasalahan.
Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja
kelompok.
Kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa,
akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan
secara individual
Oleh karena idealnya melalui kooperatif selain siswa belajar bekerjasama, siswa juga
harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu
dalam kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah.
11
2.3 Dasar – Dasar dalam Pembelajaran
Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisa dan diinterpretasikan secara
developmental,
Kemampuan kognitif dimediasi dengan kata,bahasa dan bentuk diskursus, yang berfungsi
sebagai alat psikologis untuk membantuk menstransformasikan aktifitas mental.
Kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang
sosiokultural
Sistem oembelajaran dipandu oleh sistem genetik yang dipengaruhi oleh input lingkungan
dalam pembentuk pola respons. Aspek genetic merupakan aspek bawaan dan bersifat permanen
sedangkan input lingkungan yang paling kuat adalah pola pengasuhan, dalam hal ini orang tua
dan guru. Struktur dalam pembelajaran kooperatif memberikan peluang yang sangat tinggi dalam
membangun 5 sistem pembelajaran primer anak yaitu: emosional, sosial, kognitif, fisik, dan
reflektif.
Untuk meningkatkan efektivitas belajar guru guru perlu menciptakan iklim kelas yang
kondusif bagi keamanan emosional dan hubungan pribadi untuk siswa. Guru yang memupuk
sistem emosional berfungsi sebagai mentor bagi siswa dengan menunjukkan antusiasme yang
tulus terhadap anak didik, dengan menentukan hasrat untuk belajar, dengan mewujudkan mereka
menuju target pribadi/ pencapaian apa yang mereka ingin capai, dan mendukung mereka untuk
menjadi apapun yang bisa merela capai.
12
untuk mengkomodasi lima sistem pembelajaran yang terdapat dalam konpleks konteks otak
dengan rancangan pembelajaran berkelompok dalam kelas, siswa mendapat peluang dalam
mengembangkan kemampuan dan potensi diri melalui aktivitas individual dan koloboratif yang
proposional. Menurut Slavin pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang efektif untuk
meningkatkan prestasi terutama jika disediakan penghargaan tim atau kelompok san tanggung
jawab individual.
13
2.4 Langkah – Langkah dalam Pembelajaran
Langkah pelaksanaan strategi pembelajaraan kooperatif terdiri dari empat tahap yaitu :
1) Penjelasan Materi
Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran
sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam thap ini adalah pemahaman sisiwa
terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang
materi pelajran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam
pembelajaran kelompok (tim). Pada tahap ini guru dapat menggunakan metode ceramah, curah
pendapat, dan tanya jawab, bahkan guru dapat menggunakan demonstrasi. Disamping itu, guru
juga dapat mempergunakan berbagai media pembelajaran agar proses penyampaian lebih
menarik siswa.
14
3) Penilaian
Penilaian dalam SPK bisa dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik
secara individual maupun secara kelompok. Tes individual nantinya akan memberikan informasi
kemampuan setiap siswa, dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap
kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dibagi dua. Nilai kelompok
memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai
bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil akhir kerja sama setiap anggota kelompok.
4) Pengakuan Tim
Pengakuan tim (team reognition) adalah penetapan tim yang paling menonjol atau tim paling
berprestasi untuk kemudian di beri penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan pemberian
penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga
membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka.
15
2.5 Upaya yang dilakukan dalam Pemecahan Kasus pembelajaran
Dalam pembelajaran kooperaktif dapat terjadi beberapa kasus untuk itu dilakukan upaya-
upaya pemecahan permasalahan antara lain sebagai berikut :
Guru harus mampu menjadi fasilitator untuk memahami karakter semua siswa agar dapat
memberikan nilai yang objectif terhadap masing-masing siswa.
Dalam keberhasilan pemecahan kasus dalam pembelajaran harus adanya unsur unsur yang
mempengaruhi keberhasilan itu. Diantaranya :
Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama.”
Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam
kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi
yang dihadapi.
Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.
Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para anggota kelompok.
16
Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh
terhadap evaluasi kelompok.
17
1 BAB 3
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan
mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Model pembelajaran kooperatif
merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok- kelompok. Setiap
siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi,
sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku
yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.
18
2 DAFTAR PUSTAKA
Sudjana,Nana.1987. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
baru
Surya M.(2008) Potensi Tekhnologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Peningkatan Mutu
Pembelajaran Dikelas.(online). Akses 13