SEMESTER V A
Besar harapan saya semoga hasil makalah ini dapat memberikan manfaat
yang besar baik untuk saya ataupun orang lain.
Penulis juga menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kesalahan. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik maupun sarannya dari
pembaca makalah ini. Sehingga di kemudian hari dapat menyusun lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat digunakan dengan baik dan bermanfaat bagi kita
semua. Amin
Penyusun
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................I
DAFTAR ISI..........................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif............................................................3
B. Tipe-Tipe dari Pembelajaran Kooperatif......................................................5
C. Peran Guru dalam Pembelajaran Kooperatif..............................................14
D. Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif.............................15
BAB III PENUTUP.............................................................................................18
A. Kesimpulan.................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam pembelajaran dikelas maupun tutorial. Model pembelajaran harus
mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk tujuan-tujuan
pembelajaran, lingkungan dan pengelolahan kelas. Melalui pembelajaran guru
dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara
berfikir dan mengekpresikan ide. Juga berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran.
Dalam dunia pendidikan pembelajaran cooperative telah memiliki sejarah
yang panjang sejak zaman dahulu kala, para guru telah mendorong siswa-siswa
mereka untuk bekerja sama dalam tugas-tugas kelompok tertentu dalam
diskusi, debat, atau pelajaaran tambahan. Menurut beberapa ahli bahwa
cooperative learning tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami
konsep yang sulit, akan tetapi sangat berguna untuk menumbuhkan berfikir
kritis.
Jadi, cooperative learning adalah konsep yang lebih luas yang meliputi
semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh
guru atau diarahkan oleh guru. Dalam hal ini, guru perlu menyusun dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dimana siswa dapat aktif membangun
pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan pandangan kontruktivisme yaitu
keberhasilan belajar tidak hanya bergantung pada lingkungan atau kondisi
belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Keberhasilan dalam proses
pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berkaitan dengan diri siswa,
diantaranya adalah kemampuan, minat, motivasi, keaktifan belajar dan lain-
lain. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa, diantaranya
adalah model pembelajaran.
III
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pembelajaran kooperatif?
2. Apa saja Apa saja tipe-tipe dari pembelajaran kooperatif?
3. Apa Peran Guru dalam Pembelajaran Kooperatif
4. Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif?
IV
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
V
Sugandi (2002:14) menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif lebih dari
sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif
ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat
interdepedensi efektif diantara anggota kelompok”.
Menurut Sugiyanto (2008:35) “pembelajaran kooperatif (cooperative
learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi
belajar untuk mencapai tujuan belajar”.
Malik (2011) menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan sosial yang
bermuatan akademis untuk sampai kepada pengalaman individual dan
kelompok, saling membantu, berdiskusi, ber- argumentasi dan saling mengisi
untuk memperoleh pemahaman bersama”.
Menurut Wikipedia (2011) “pembelajaran kooperatif atau cooperative
learning merupakan istilah umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang
dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antar siswa”.
Dari beberapa definisi diatas dapat diperoleh bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan salah satu pembelajaran efektif dengan cara membentuk kelompok-
kelompok kecil untuk saling bekerja sama, berinteraksi, dan bertukar pikiran
dalam proses belajar. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum
selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan
pelajaran.
Falsafah yang mendasari pembelajaran cooperative learning (pembelajaran
gotong royong) dalam pendidikan adalah homo homini socius yang
menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Model pembelajaran
kooperatif sangat berbeda dengan pengajaran langsung. Di samping model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar
akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan
keterampilan sosial siswa.1
1
Budiningsih. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 67.
VI
B. Tipe-Tipe dari Pembelajaran Kooperatif
3
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), hlm. 123.
IX
Pembelajaran CIRC dikembangkan oleh Stevans, Madden, Slavin dan
Farnish. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dari segi bahasa dapat diartikan
sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu
bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya
menjadi bagian-bagian yang penting.
2. Fase Organisasi
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, dengan
memperhatikan keheterogenan akademik. Membagikan bahan bacaan
tentang materi yang akan dibahas kepada siswa. Selain itu menjelaskan
mekanisme diskusi kelompok dan tugas yang harus diselesaikan selama
proses pembelajaran berlangsung.
3. Fase Pengenalan Konsep
Dengan cara mengenalkan tentang suatu konsep baru yang
mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan ini bisa
X
didapat dari keterangan guru, buku paket, film, kli- ping, poster atau
media lainnya.
4. Fase Publikasi
Siswa mengkomunikasikan hasil temuan-temuannya,
membuktikan, memperagakan tentang materi yang dibahas baik dalam
kelompok maupun di depan kelas.
5. Fase Penguatan dan Refleksi
Pada fase ini guru memberikan penguatan berhubungan dengan
materi yang dipelajari melalui penjelasan-penjelasan ataupun
memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya
siswa pun diberi kesempatan untuk mere- fleksikan dan mengevaluasi
hasil pembelajarannya.
5. Tipe JIGSAW
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode jigsaw. Istilah metode
berasal dari bahasa Yunani "Metodos". Kata ini terdiri dari dua suku kata
yaitu "Metha" yang berarti melalui atau melewati dan "hodos" jalan atau
cara. Jadi metode adalah suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu
tujuan. Pengertian Kata jigsaw berasal dari bahasa Inggris yang berarti
“gergaji atau memotong”. Dalam metode pembelajaran teknik jigsaw
termasuk dalam jenis metode pembelajaran kooperatif.4
Metode jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana siswa,
bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan
pembelajaran. Jigsaw adalah teknik pembelajaran aktif yang biasa
digunakan karena teknik ini mempertahankan tingkat tanggung jawab
pribadi yang tinggi. Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja
tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara
mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk
mempelajari semua materi sendirian.
Pengertian jigsaw learning adalah sebuah teknik yang dipakai secara
luas yang memiliki kesamaan dengan teknis "pertukaran dari kelompok ke
4
Daryanto, Model Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta: Gava Media, 2012), hlm. 55.
XI
kolompok lain." (group to group exchange) dengan suatu perbedaan
penting: setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Sedangkan menurut
Arends (1997) model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model
pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang
terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling
ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian
materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut
kepada kelompok yang lain.
1. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Jigsaw
5
Sugiyanto, Model-model pembelajaran inovatif (Surabaya: Mata Padi Presindo, 2009), hlm.
97.
XIII
Sediakanlah empat kertas lipat, lipatlah masing-masing menjadi
dua menjadi papan nama, berilah nomor 1 sampai 4 dan letakkanlah di
setiap meja. Biarkan para peserta mencari tempatnya sendiri sesuai
bab yang telah mereka baca berdasarkan “siapa cepat ia dapat”.
Kelebihan: Memungkinkan “peer instruction” dan pengumpulan
pengetahuan, memberikan peserta informasi dari bab-bab yang tidak
mereka baca.
Kelemahan: Apabila satu peserta tidak membaca tugasnya,
informasi tersebut tidak dapat dibagi/ didiskusikan. Potensi untuk
pembelajaran yang naratif (bukan interpretatif) dalam berbagi infor-
masi.
6. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization)
Model Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) ini dikembangkan oleh Slavin. Menurut Slavin (2005)
tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan
pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan
belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya
lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada model
pembelajaran TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi
pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual
dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh
anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas
keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.
XV
Peran guru dalam pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah
sebagai fasilitator, mediator, director-motivator, dan evaluator.
Sebagai fasilitator seorang guru harus memiliki sikap-sikap sebagai barikut:
1) Mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan
2) Membantu dan mendorong siswa untuk mengungkapkan dan menjelaskan
keinginan dan pembicaraannya baik secara individual dan kelompok
3) Membantu kegiatan-kegiatan dan menyediakan sumber atau peralatan
serta membantu kelancaran belajar
4) Membina siswa agar setiap orang merupakan sumber belajar yang
bermanfaat bagi yang lainnya
5) Menjelaskan tujuan kegiatan pada kelompok dan mengatur penyebaran
dalam pertukaran pendapat
Sebagai mediator guru berperan sebagai penghubung dalam menjebatani
mengaitkan materi pembelajaran yang sedang dibahas melalui pembelajaran
kooperatif dengan permasalahan yang nyata ditemukan di lapangan. Peran ini
sangat penting dalam menciptakan pembelajaran bermakna (meaningful
learning), yaitu istilah yang dikemukakan Ausubel untuk menunjukkan bahan
yang dipelajari memiliki kaitan makna dan wawasan dengan apa yang sudah
dimiliki siswa sehingga mengubah apa yang menjadi milik siswa
Sebagai director-motivator guru berperan dalam membimbing serta
mengerahkan jalannya diskusi, membantu kelancaran diskusi tapi tidak
memberikan jawaban. Selain itu juga menjadi pemberi semangat pada siswa
untuk aktif berpartisipasi. Peran ini sangat penting dalam rangka memberikan
semangat dan mendorong belajar kepada siswa dalam mengembangkan
keberanian siswa baik dalam mengembangkan keahlian dalam bekerjasama
yang meliputi mendengarkan dengan seksama, mengembangkan rasa empati,
maupun berkomunikasi saat bertanya, mengemukakan pendapat atau
menyampaikan permasalahannya.
Sebagai evaluator guru berperan dalam menilai kegiatan belajar mengajar
yang sedang berlangsung. Penilaian ini tidak hanya pada hasil, tapi lebih
ditekankan pada proses pembelajarannya. Penilaian dilakukan baik secara
XVI
perorangan maupun kelompok. Alat yang digunakan dalam evaluasi selain
bentuk tes sebagai alat pengumpul data juga berbentuk catatan observasi guru
untuk melihat kegiatan siswa di kelas.
D. Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
XVIII
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
XIX
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran efektif dengan
cara membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama,
berinteraksi, dan bertukar pikiran dalam proses belajar. Dalam pembelajaran
kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam
kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Unsur-unsur pembelajaran kooperatif yaitu saling ketergantungan
positif, interaksi tatap muka, tanggung jawab perseorangan, komunikasi
antar anggota kelompok, evaluasi proses kelompok. Karakteristik pembelajaran
kooperatif yaitu siswa harus memiliki tujuan yang sama, rasa saling menolong,
saling bertukar pikiran, saling menghargai, saling membagi tugas, dan dapat
dipertanggungjawabkan secara kolompok.
kooperatif yaitu: siswa tidak ber- gantung kepada guru, mampu
mengekplorasikan ide dan gagasannya, saling menerima perbedaan, saling
bertukar pendapat, meningkatkan semangat belajar, siswa menjadi aktif.
Kelemahan model pembela- jaran kooperatif yaitu: dibutuhkan tenaga yang
lebih dari guru untuk mengatur siswadan menyiapkan materi, dapat terjadi
perdebatan kecil, siswa lebih cenderung bergurau dengan temannya,
membutuhkan fasili- tas yang memadai, terjadi perluasan masalah sehingga
waktu terbuang sia-sia, terkadang diskusi didominasi seseorang saja sehingga
siswa lain menjadi pasif.
DAFTAR PUSTAKA
Budiningsih. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2005
XXI