KOLABORASI (COLLABORATIVE
LEARNING)
muhyiituayek@gmail.com Friday, September 5, 2014
Untuk menentukan penghargaan kelompok, menggunakan Tabel 4 berdasarkan skor rata-rata kelompok.
Tabel 4 : Skor Penghargaan Kelompok Tipe TGT
NO PEROLEHAN SKOR RATA-RATA PREDIKAT
1 45 atau lebih Super Team
2 40 – 44 Great Team
3 30 – 39 Good Team
Fase 8 : Evaluasi oleh guru
PERSIAPAN GURU :
1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Lembar Soal Kuis (atau berupa kartu soal)
3. Lembar kunci jawaban
4. Lembar format rekap skor individu
5. Lembar format rekap skor kelompok
6. Alat dan bahan praktik (jika ada kegiatan eksperimen/ demonstrasi)
SELAMAT MENCOBA, SEMOGA BERHASIL !
III. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan :
1. Model-model Cooperative Learning dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
2. Model-model Cooperative Learning dapat berjalan efektif,
apabila guru mampu membuat perencanaan pembelajaran yang baik,
meliputi persiap an bahan ajar, skenario kegiatan pembelajaran dan
pengaturan kelompok secara konsekuen.
3. Penentuan tipe model Cooperative Learning yang efektif harus
disesuai-kan dengan struktur materi pembelajaran/ pokok bahasan
2. Saran :
1. Siswa perlu dikondisikan belajar mandiri secara kelompok
melalui kerja-sama
2. Perlu dilakukan suatu penelitian tindakan kelas (action research)
tentang pengaruh tipe model pembelajaran cooperative learning terhadap
peningkatan prestasi belajar siswa
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pendidikan Menengah Umum, 2002, Pendekatan Kontekstual (Contexrual Teaching and
Learning (CTL), Dit.PLP, Ditjen Dikdasmen, Jakarta
Dryden, Gordon & Vos, Jeannette, 2003, The Learning Revolution (Terjemahan) Cetakan VII, Penerbit
Kaifa, Bandung
Meier, Dave, 2003, The Accelerated Learning (Terjemahan), Kaifa, Bandung
Nasution S, 2000, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Cetakan ke tujuh, PT Bumi
Aksara, Bandung
SEAMEO-RECSAM, 2003, Model-model Cooperative Learning (Hand-out) Sosialisasi Hasil-hasil
Pelatihan Guru Matematika dan IPA SMA di RECSAM, Malaysia
Slavin, Robert E, 1995, Cooperative Learning Theory, Research and Practise, Allyn & Bacon A simon &
Schuster Company, Second Edition, Singapore
Zamroni, 2003, Pendidikan untuk Demokrasi, Bigraf Publishing, Yogyakarta
Collaborative learning-work
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Collaborative learning atau pembelajaran kolaboratif adalah situasi dimana terdapat dua atau lebih
orang belajar atau berusaha untuk belajar sesuatu secara bersama-sama. [1] Tidak seperti belajar sendirian,
orang yang terlibat dalam collaborative learning memanfaatkan sumber daya dan keterampilan satu sama
lain (meminta informasi satu sama lain, mengevaluasi ide-ide satu sama lain, memantau pekerjaan satu
sama lain, dll).[2][3] Lebih khusus, collaborative learning didasarkan pada model di mana pengetahuan dapat
dibuat dalam suatu populasi di mana anggotanya secara aktif berinteraksi dengan berbagi pengalaman dan
mengambil peran asimetri (berbeda).[4] Dengan kata lain, collaborative learning mengacu pada lingkungan
dan metodologi kegiatan peserta didik melakukan tugas umum di mana setiap individu tergantung dan
bertanggung jawab satu sama lain. Hl ini juga termasuk percakapan dengan tatap muka [5] dan diskusi
dengan komputer (forum online, chat rooms, dll.). [6] Metode untuk memeriksa proses collaborative learning
meliputi analisis percakapan dan analisis wacana statistik. [7]
Collaborative learning ini sangat berakar dalam pandangan Vygotsky bahwa ada sebuah sifat sosial yang
melekat pada pembelajaran, yang tercermin melalui teorinya tentang zona pengembangan proksimal.
Sering kali, pembelajaran kolaboratif digunakan sebagai istilah umum untuk berbagai pendekatan dalam
pendidikan itu. melibatkan upaya intelektual bersama oleh siswa atau siswa dan guru. Dengan demikian,
pembelajaran kolaboratif umumnya berlangsung ketika kelompok siswa bekerja sama untuk mencari
pengertian, makna, atau solusi untuk membuat sebuah artefak atau produk pembelajaran mereka. Lebih
jauh, pembelajaran kolaboratif yang mengubah hubungan tradisional murid-guru di kelas ini,
menghasilkan kontroversi mengenai apakah paradigma ini lebih bermanfaat daripada merugikan. Kegiatan
belajar secara kolaboratif dapat mencakup penulisan kolaboratif, proyek kelompok, pemecahan masalah
secara bersama, debat, studi tim, dan kegiatan lainnya. Pendekatan ini terkait erat dengan pembelajaran
kooperatif.
Daftar isi
1 Contoh Pembelajaran Kolaboratif
2 Collaborative Scripts
2.1 Conceptual Components of Scripts
3 Lihat Juga
4 Referensi
Contoh Pembelajaran Kolaboratif
Collaborative Networked Learning adalah suatu bentuk pembelajaran kolaboratif untuk para
pembelajar dewasa mandiri. Menurut Findley (1987) " Collaborative Networked Learning (CNL)
pembelajaran yang terjadi melalui dialog elektronik antara co-learner, leaner (peserta didik), dan para
pakar yang masing-masing memegang kendali atas dirinya sendiri. Peserta didik memiliki sebuah tujuan
bersama, tergantung pada satu sama lain dan bertanggung jawab kepada satu sama lain untuk keberhasilan
mereka. CNL terjadi dalam kelompok interaktif di mana peserta secara aktif berkomunikasi dan
bernegosiasi makna satu sama lain dalam kerangka kontekstual, dapat difasilitasi oleh seorang mentor,
pelatih online atau pemimpin kelompok. " Pada 1980-an Charles almarhum Dr A. Findley memimpin
proyek Collaborative Networked Learning di Digital Equipment Corporation di Pantai Timur Amerika
Serikat. Pada proyek Findley, dilakukan analisis kecenderungan dan dikembangkan prototipe dari
lingkungan belajar kolaboratif, yang menjadi dasar untuk mereka lebih lanjut penelitian dan
pengembangan apa yang mereka sebut Collaborative Networked Learning (CNL),
Computer-supported collaborative learning (CSCL) merupakan paradigma pendidikan yang relatif
baru dalam pembelajaran kolaboratif yang menggunakan teknologi dalam lingkungan pembelajaran untuk
membantu menengahi dan mendukung interaksi kelompok dalam konteks pembelajaran kolaboratif.
Sistem CSCL menggunakan teknologi untuk mengontrol dan memonitor interaksi, untuk mengatur tugas,
aturan, peran, dan untuk menengahi perolehan pengetahuan baru. Baru-baru ini, ada sebuah studi yang
menunjukkan bahwa penggunaan robot di dalam kelas untuk meningkatkan pembelajaran kolaboratif
menyebabkan peningkatan efektivitas belajar dari kegiatan dan peningkatan motivasi siswa. Para peneliti
dan praktisi di beberapa bidang, termasuk ilmu kognitif, sosiologi, teknik komputer telah mulai
menyelidiki CSCL. Dengan demikian, bahkan CSCL dapat menjadi bidang trans-disiplin yang baru.
Learning Management Systems adalah konteks yang memberikan makna pembelajaran kolaboratif
tertentu. Dalam konteks ini, pembelajaran kolaboratif mengacu pada kumpulan alat yang peserta didik
dapat digunakan untuk membantu, atau dibantu oleh orang lain. Alat tersebut termasuk ruang kelas virtual
(yaitu ruang kelas yang didistribusikan secara geografis dan dihubungkan oleh koneksi jaringan secara
audio-visual), chatting, thread diskusi, application sharing (misalnya seorang rekan proyek spreadsheet
pada layar rekan lain di seluruh link jaringan untuk tujuan kolaborasi), dan lain sebagainya.
Collaborative Learning Development memungkinkan pengembang sistem pembelajaran untuk
bekerja sebagai sebuah jaringan. Secara khusus hal ini relevan dengan e-learning di mana pengembang
dapat berbagi dan membangun pengetahuan di program studi dalam lingkungan kolaboratif. Pengetahuan
tentang subjek tunggal dapat ditarik bersama-sama dari lokasi yang berbeda secara geografis menggunakan
sistem perangkat lunak. Contoh sistem ini adalah Content Point dari Atlantic Link.
Collaborative Learning in Virtual Worlds adalah Virtual Worlds yang menurut sifatnya
diharapkan memberikan kesempatan yang sangat baik untuk pembelajaran kolaboratif. Pertama-tama
pembelajaran di dunia virtual terbatas pada pertemuan kelas dan kuliah, mirip dengan rekan-rekan mereka
dalam kehidupan nyata. Sekarang pembelajaran kolaboratif berkembang sebagai perusahaan yang mulai
memanfaatkan fitur unik yang ditawarkan oleh ruang dunia maya - seperti kemampuan untuk merekam
dan memetakan aliran ide, menggunakan model 3D dan virtual worlds mind mapping tool.
Pembelajaran kolaboratif di lingkaran tesisdalam pendidikan tinggi adalah contoh lain dari orang-
orang yang belajar bersama. Dalam lingkaran tesis, sejumlah mahasiswa bekerja sama dengan setidaknya
satu profesor atau dosen, untuk bersama-sama melatih dan mengawasi pekerjaan individu pada akhir
proyek (sarjana atau magister misalnya). Siswa sering beralih antara peran mereka sebagai co-supervisor
dari siswa lain dan tesis mereka sendiri (termasuk menerima pendapat dari siswa lain).
Collaborative Scripts
Collaborative scripts adalah pembuat struktur dari collaborative learning dengan membuat peran dan
menengahi interaksi demi fleksibilitas dalam dialog dan aktivitas. Collaborative scripts digunakan pada
semua kasus collaborative learning yang beberapa diantaranya lebih cocok untuk face-to-face collaborative
learning (biasanya lebih fleksibel) dan beberapa yang lain ditujukan untuk computer-supported
collaborative learning (biasanya lebih banyak batasannya). Sebagai tambahan, terdapat dua tipe dari script:
macro-script dan micro-script. Macro-script ditujukan pada pembuatan situasi dimana interaksi yang
diharapkan akan terjadi. Micro-script dititikberatkan pada aktivitas pembelajar individual.