Anda di halaman 1dari 8

PERAN SUPERVISI MENUJU BUDAYA KESELAMATAN PASIEN

Indri Aprilia Pratiwi/181101117

Indriapriliapratiwi01042000@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang: Upaya penerapan budaya keselamatan pasien bagi perawat pelaksana memerlukan
peran supervisi untuk mewujudkan keselamatan pasien dalam pelayanan keperawatan di rumah
sakit.

Tujuan: Kajian ini dilakukan bertujuan untuk Mengetahui Bagaimana Peran Supervisi menuju
Keselamatan Pasien.

Metode: Metode kajian ini menggunakan metode penelusuran buku teks, buku referensi, jurnal dan
e-book (10 tahun terakhir) dengan sistem literature review yaitu menganalisis, eksplorasi dan kajian
bebas dengan menggunakan kata kunci Supevisi, Budaya keselamatan pasien, dan pengetahuan
perawat . yang berfokus pada Peran Supervisi menuju Budaya Keselamatan Pasien.

Hasil: Hasil dari literature reviem didapatkan dua jurnal yang menunjukkan bahwa peran supervisi
sangatlah penting dalam kemajuan budaya keselamatan pasien

Pembahasan: Perubahan menuju penerapan budaya keselamatan dalam organisasi tersebut dapat
terjadi bila faktor kepemimpinan berperan didalamnya. Kepemimpinan yang efektif akan dapat
mempengaruhi bawahannya dalam pencapaian suatu tujuan organisasi (Cahyono, 2008).

Penutup: Peran supervisi sangat penting dalam membangun budaya keselamatan pasien, sehingga
diharapkan kompetensi supervisi dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan dapat menerapkan
aktivitas supervisi melalui program sosialisasi, mentoring, konseling, serta penguatan peran komite
kesalamatan pasien dalam melakukan survei budaya keselamatan.

Kata kunci : Budaya keselamatan pasien, supervisi rumah sakit, pengetahuan perawat
LATAR BELAKANG mencapai budaya safety
Patient safety adalah konsep dibutuhkan pemahaman tentang
pasien yang sedang dalam pelayanan nilai,
kesehatan dapat mencapai dampak yang kepercayaan, norma penting
diharapkan. Dalam hal injury, patient dalam organisasi, dan sikap serta
safety didefinisikan sebagai terbebas dari perilaku yang terkait patient
accidental injury dengan menjamin safety.
keselamatan pasien melalui penetapan Budaya keselamatan pasien
sistem operasional, meminimalisasi (patient safety culture) merupakan nilai,
kemungkinan kesalahan, dan persepsi, keyakinan, sikap, kompetensi
meningkatkan pencegahan agar dan pola perilaku dari setiap individu
kecelakaan tidak terjadi dalam proses yang dihasilkan oleh individual dan
pelayanan. Berbagai penelitian di dunia kelompok yang ditetapkan berdasarkan
membuktikan banyak kejadian yang komitmen dan gaya dari manajemen
membahayakan pasien terjadi akibat organisasi kesehatan yang ada di rumah
kelalaian dalam proses pelayanan sakit untuk menjamin keselamatan pasien
kesehatan, mulai dari kesalahan, selama perawatan (Sammer et.al, 2009;
kealpaan, dan kecelakaan yang Clancy, 2011). Penerapan budaya
menimbulkan dampak merugikan bagi keselamatan pasien akan mendeteksi
pasien. Patient safety adalah kesalahan yang akan terjadi atau jika
komponen kritis dari mutu kesalahan telah terjadi budaya
pelayanan. Banyak kesalahan keselamatan pasien akan meningkatkan
medis dikaitkan dengan budaya kesadaran untuk mencegah dan
patient safety. Sebagai melaporkan jika ada kesalahan.
organisasi pelayanan kesehatan Hasil penelitian Rasdini (2014)
yang secara kontinyu menunjukkan bahwa ada hubungan yang
memperbaiki pelayanannya, signifikan antara peran supervisi dengan

penting bagi rumah sakit untuk penerapan budaya keselamatan pasien.

menumbuhkan budaya safety Penelitian yang dilakukan Hasil

(culture of safety). Untuk penelitian yang dilakukan Saraswati


(2014) menunjukkan hasil ada hubungan dan pengetahuan perawat . yang berfokus
signifikan antara supervisi pelayanan pada Peran Supervisi menuju Budaya
keperawatan dengan penerapan budaya Keselamatan Pasien.
keselamatan pasien oleh perawat
HASIL
pelaksana. Peneliti merekomendasikan
agar perawat selalu menerapkan standar, Hasil dari literature review
aktif kegiatan pelatihan keselamatan didapatkan bahwa Peran Supervisi
pasien, mengikuti pendidikan menuju Budaya Keselamatan Pasien
keperawatan berlanjut, dan supervisor sangatlah penting. Adapun jurnal yang
agar meningkatkan dukungan dan terkait yaitu:
mekanisme reward atas penerapan budaya
Jurnal Pertama Hubungan
keselamatan pasien.
Penerapan Budaya Keselamatan Pasien
Berdasarkan latar belakang
Dengan Supervisi Pelayanan
tersebut dapat dirumuskan masalah kajian
Keperawatan Oleh Perawat Pelaksana.
ini yaitu Peran Supervisi Menuju Budaya
Peneliti IGA Ari Rasdini, Ni Made
Keselamatan Pasien.
Wedri, IGA Mega. Metode Penelitian
menggunakan Study Korelatif dengan
TUJUAN
Metode Pendekatan Cross Sectional.
Kajian ini dilakukan bertujuan
Hasil Penelitian yaitu menunjukkan ada
untuk Mengetahui Bagaimana Peran
hubungan signifikan dan berkekuatan
Supervisi menuju Keselamatan Pasien.
sedang antara supervisi pelayanan
keperawatan dengan penerapan budaya
METODE
keselamatan pasien oleh perawat
Metode kajian ini menggunakan pelaksana.
metode penelusuran buku teks, buku Jurnal Kedua Hubungan Supervisi
referensi, jurnal dan e-book (10 tahun Dengan Penerapan Budaya Keselamatan
terakhir) dengan sistem literature review Pasien Di Ruang Rawat Inap Rumah
yaitu menganalisis, eksplorasi dan kajian Sakit XX. Peneliti Irawan, A.G. Yulia, S.
bebas dengan menggunakan kata kunci Mulyadi (2017). Metode Penelitian
Supevisi, Budaya keselamatan pasien,
menggunakan desain penelitian serta kecakapan para perawat (Suyanto,
kuantitatif dengan rancangan penelitian 2008). Supervisi keperawatan dapat
deskriptif korelatif dan pendekatan cross dilakukan oleh ketua tim, kepala ruangan,
sectional. Supervisi yang baik sebanyak pengawas, kepala seksi, kepala bidang
33 responden (69%), sedangkan perawatan atau pun wakil direktur
penerapan budaya keselamatan pasien keperawatan (Rahmawati, 2009).
yang baik sebanyak 31 responden Hyrkas (2000) juga membuktikan
(64,6%). Hasil uji statistik menggunakan bahwa supervisi pelayanan keperawatan
Chi Square test menunjukkan bahwa ada dapat meningkatkan hubungan perawat
hubungan supervisi dengan penerapan yang disupervisi dengan supervisor serta
budaya keselamatan pasien (p value = dalam hubungan antar perawat yang lain.
0,006). Hubungan antara para perawat yang di
supervisi dengan tim supervisor
PEMBAHASAN dikarakteristikan sebagai peningkatan

Supervisi pelayanan keperawatan evaluasi diri, keberanian, keterbukaan,

dipandang sebagai bagian terpenting dari menolong dan saling memahami antar

aktivitas keperawatan (Hyrkas, 2002; anggota tim. Selama kegiatan kegiatan

Hatter et.al, 2007). Supervisi pelayanan pengawasan tim atau supervisi klinis,

keperawatan merupakan interaksi dan keberanian perawat untuk meneliti

komunikasi professional antara supervisor masalah-masalah yang ada dalam tim

keperawatan dan perawat pelaksana yakni menjadi meningkat, termasuk

dalam komunikasi tersebut perawat keterbukaan membahas isu atau

pelaksana menerima bimbingan, topiktopik yang sensitif yang ada dalam

dukungan, bantuan, dan dipercaya, pekerjaan dan pasien. Kegiatan supervisi

sehingga perawat pelaksana dapat pelayanan keperawatan juga dapat

memberikan asuhan yang aman kepada meningkatkan penerapan budaya

pasien, karena kegiatan supervisi keselamatan pasien yang dilakukan oleh

semacam ini merupakan dorongan supervisor keperawatan (McKimm,

bimbingan dan kesempatan bagi 2006).

pertumbuhan dan perkembangan keahlian


Budaya keselamatan pasien atau yang dimaksud di sini adalah
patient safety culture merupakan pondasi kepemimpinan pada tingkat dasar, seperti
utama dalam menuju keselamatan pasien. kepala ruangan atau kepala unit.
Penerapan ini sejalan dengan National Kepemimpinan efektif kepala ruangan
Patient Safety Agency dalam tujuh merupakan salah satu faktor yang
langkah menuju keselamatan pasien juga berperan dalam keberhasilan penerapan
menekankan bahwa langkah awal menuju budaya keselamatan pasien (Wagner et al,
keselamatan pasien adalah dengan 2009). Kepala ruangan sebagai manajer
menerapkan budaya keselamatan pasien lini pertama memiliki peran yang kritis
(Carthey & Clark, 2010; NPSA, 2004). dalam mendukung budaya keselamatan
Survei budaya keselamatan pasien telah pasien dengan kepemipinan yang efektif
menjadi pendekatan untuk memonitor dalam menciptakan lingkungan yang
keselamatan pasien dan berbagai positif bagi keselamatan pasien.
instrumen penggukuran budaya Pernyataan ini sejalan dengan penelitian
keselamatan pasien juga telah banyak Setiowati (2013) menunjukkan bahwa ada
dikembangkan salah satunya melalui hubungan antara kepemimpinan efektif
peran supervisi (HSOPSC, 2009). head nurse dengan penerapan budaya
Penerapan budaya negatif menuju keselamatan pasien. Dari analisis yang
penerapan budaya keselamatan dilakukan dapat disimpulkan bahwa
mengindikasikan terjadi perubahan dalam komponen kepemimpinan efektif head
sistem suatu organisasi maupun perilaku nurse yang paling berhubungan dengan
dari anggota organisasi. penerapan budaya keselamatan pasien.
Perubahan menuju penerapan Setiap kenaikan pengetahuan head nurse
budaya keselamatan dalam organisasi dalam kepemimpinan efektif, maka
tersebut dapat terjadi bila faktor penerapan budaya keselamatan pasien
kepemimpinan berperan didalamnya. oleh perawat pelaksana akan semakin
Kepemimpinan yang efektif akan dapat baik.
mempengaruhi bawahannya dalam
pencapaian suatu tujuan organisasi
(Cahyono, 2008) Aspek kepemimpinan
PENUTUP Pelaksanaan Keselamatan Pasien (patient

Budaya keselamatan pasien atau safety) di Ruang Rawat Inap RSUD Liun

patient safety culture merupakan pondasi Kandage Tahuna. E-jurnal Keperawatan,

utama dalam menuju keselamatan pasien. 1(1), 1-7.

Peran supervisi sangat penting dalam


membangun budaya keselamatan pasien, Dewi, M. 2012. Pengaruh

sehingga diharapkan kompetensi Pelatihan Timbang Terima Pasien

supervisi dapat ditingkatkan melalui Terhadap Keselamatan Pasien Oleh

pelatihan dan dapat menerapkan aktivitas Perawat Pelaksana di RSUD Raden

supervisi melalui program sosialisasi, Mattaher Jambi. Jurnal Health & Sport,

mentoring, konseling, serta penguatan 5(3), 647-655.

peran komite kesalamatan pasien dalam


melakukan survei budaya keselamatan. Erianti, S., Indra, L.S.,&Sepila, B.
2019. Hubungan Supervisi Kepala

REFERENSI Ruangan dengan Pelaksanaan HandOver

Anugrahini, C., Sahar, J., & di Ruang Rawat Inap RSUD Petala Bumi

Mustikasari. (2010). Kepatuhan perawat Provinsi Riau 2018, Jurnal Kesehatan

menerapkan pedoman patient safety Komunitas, 5(2), 71-75.

berdasarkan faktor individu dan


organisasi. Jurnal Keperawatan Indonesia, Fazrinnoor., Pertiwiwati, E., &

13 (3), 139–144. Rizany, I. 2018. Pelaksanaan Suoervisi


Oleh Supervisor Dengan Penerapan

Arum, D., Salbiah., & Manik, M. Patient Safety, NersPedia, 1(1), 83-92.

2015. Pengetahuan Tenaga Kesehatan


dalam Sasaran Keselamatan Pasien di Hakim, L., Pudjiraharjo, W. J.

Rumah Sakit Sumatera Utara. Idea 2014. Optimalisasi Proses Koordinasi

Nursing Journal, 7(2), 1-6. Program Keselamatan Pasien (Patient


Safety) di Rumah Sakit X Surabaya.

Bawelle, S.C. 2013. Hubungan Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia,

Pengetahuan dan Sikap Perawat dengan 2(3), 198-208.


Proctor Untuk Meningkatkan Pelaksanaan
Harus, B.D., Sutriningsih, A. Keselamatan Pasien ,Jurnal Keperawatan
2015. Pengetahuan Perawat Tentang Indonesia, 20(1), 56-64.
Keselamatan Pasien dengan Prosedur
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Pujilestari, A., Maidin, A &
(KPRS) di Rumah Sakit Panti Waluya Anggreini, R. 2014. Budaya
Sawahan Malang. Jurnal Care, 3(1), 25- Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat
32. Inap RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo
Herawati, Y.T. 2015. Budaya Kota Makassar. JURNAL MKMI, 57-64.
Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit X Kabupaten Jember. Simamora, R.H. (2018). Buku
Jurnal IKESMA, 11(1), 52-60. Ajar Keselamatan Pasien Melalui
Timbang Terima Pasien Berbasis
Irawan., S. Y., & Muliyadi. 2017. Komunikasi Efektif: SBAR.
Hubungan Supervisi dengan Penerapan
Budaya Keselamatan Pasien di Ruang Simamora, R.H. (2019). The
Rawat Inap Rumah Sakit XX. 5(1), 241- Influence Of Training HandOver Based
254. SBAR Communication For Improving
Patient Safety, Indian Journal Of Public
Nivalinda, D., Hartini, I., & Health Research & Development, 9 jilid
Santoso, A. 2013. Pengaruh Motivasi 10, 1280-1285.
Perawat san Gaya Kepemimpinan Kepala
Ruang Terhadap Penerapan Budaya Simamora, R.H. (2019).
Keselamatan Pasien Oleh Perawat Documentation of Patient Identification
Pelaksana Pada Rumah Sakit Pemerintah Into the Electronic System to Improve the
di Semarang. Jurnal Managemen Quality of Nursing Service, International
Keperawatan, 1(2), 138-145. Journal Of Scientific & Thecnologhy
Service, 08 (09) jilid 1, 1884-1886.
Nugroho, S.H.P., Sujianto. U.
2017. Supervisi Kepala Ruang Model
Widyanti, A., Agriatni, A. 2016.
Budaya Organisasi Yang Mendukung
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit.
Jurnal Teknik Industri, 18(02), 95-102.

Anda mungkin juga menyukai