Anda di halaman 1dari 9

Peran Perawat Dalam Penerapan Budaya Keselamatan Pasien Di

Rumah Sakit

Cut Tari
e-Mail cuttari19@gmail.com

Abstrak
Latar belakang: Kurangnya kesedaran petugas medis di rumah sakit dalam menerapkan
budaya keselamatan pasien di rumah sakit yang mengakibatkan banyak terjadi
keselahan ketika sedang melakukan pelayanan kepada pasien ,sehingga membuat
petugas kesehatan yang berada di rumah sakit harus mamu menerapkan perannya untuk
menciptakan budaya keselamat pasien di rumah sakit,sehingga tidak terjadi lagi
kesalahan maupun kelalaian yang dibua oleh petugas kesehatandi rumah sakit kepada
pasien Tujuan:Untuk menerapkan budaya keselamatan pasien di rumah sakit Metode:
Metode yang digunakan oleh penulis adalah Literature review dimana dilakukan dengan cara
menganalisis kajian ,eksplorasi jurnal, maupun e-book Adapun jurnal yang digunakan pada
literature review ini adalah jurnal yang diterbitkan dari kurun waktu 10 tahun terakhir yang
didapatkan dengan menggunakan dua database Portal Garuda dan Google Scholar dan referensi
yang digunakan sebanyak 14. Kesimpulan: Untuk menerapkan budaya keselamatan pasien di
rumah sakit diperlukan kerja sama team yang baik sehingga akan diperoleh kerja sama dan
memperkecil adanya keselahan ketikan melakukan tugasyang akan mempermudah kegiatan
petugas kesehatan ketika menerapkan budaya keselamatan pasien.Dalam menerapkan budaya
keselamatan pasien di rumah sakit dapat dilakukan atau diterapkan 7 langkah menuju
keselamatan pasien .

Kata Kunci: Perawat,Keselamatan Pasien,Rumah Sakit

Abstract
Background: Lack of awareness of medical staff in hospitals in implementing a culture of
patient safety in hospitals that results in a lot of discomfort while serving patients, thus making
health workers in the hospital must be able to apply their role to create a culture of patient safety
at home illness, so that there are no more errors or negligence made by health workers in
hospitals to patients. Purpose: To implement patient safety culture in hospitals Method: The
method used by the author is Literature review which is done by analyzing studies, journal
exploration, and e -book The journals used in this literature review are journals published from
the past 10 years obtained using the two Garuda Portal databases and the Google Scholar and
references used as many as 14. Conclusion: To apply patient safety culture n the hospital
requires good teamwork so that cooperation will be obtained and minimize the presence of
fatigue when doing tasks that will facilitate the activities of health workers when applying
patient safety culture.In applying patient safety culture in hospitals can be done or applied 7
steps towards patient safety .

Keywords: Nurse, Patient Safety, Hospital


PENDAHULUAN mennjadi empat komponen yaitu
terbuka (open), adil (justice), informatif
LATAR BELAKANG dalam melaporkan kejadian yang terjadi
(Reporting) dan belajar dari kesalahan
Patient safety atau keselamatan
yang ada (learning). Bersikap terbuka
pasien adalah konsep pasien yang dalam
dan adil yang artinya berbagai informasi
pelayanan kesehatan dapat mencapai
secara terbuka juga bebas, dan
dampak yang diharapkan. Dalam hal
perlakukan adil bagi perawat ketika
injury, keselamatan pasien didefinisikan
terjadi sebuah kejadian. Informasi yang
sebagai terbebas dari accidental injury
akurat membantu dalam pencegahan
dengan menjamin keselamatan pasien
kejadian dari keselamatan pasien
melalui penetapan sistem operasional,
(Reason, 2000). Sistem pelaporan
meminimalisasi kemungkinan kesalahan
digunakan untuk memberikan informasi
, dan meningkatkan pencegahan.
kepada pihak manajerial mengenai
Budaya keselamatan pasien atau kejadian yang terjadi dan sebagai
patient safety culture merupakan nilai, pembelajaran sehingga kejadian yang
persepsi, keyakinan, sikap, kompetensi sama tidak akan terulang lagi (Carthey
dan pola perilaku dari setiap individu & Clarke, 2010).
yang dihasilkan oleh individual dan
Rumah sakit sebagai organisasi
kelompok yang ditetapkan berdasarkan
badan usaha di bidang kesehatan
komitmen dan gaya dari manajemen
mempunyai peranan penting dalam
organisasi kesehatan yang ada di rumah
mewujudkan derajat kesehatan ma-
sakit untuk menjamin keselamatan
syarakat secara optimal. Maka dari itu
pasien selama perawatan (Sammer et.al,
rumah sakit dituntut agar mampu
2009; Clancy, 2011). Penerapan budaya
mengelola kegiatannya dengan meng-
keselamatan pasien akan mendeteksi
utamakan pada tanggung jawab para
kesalahan yang akan terjadi atau jika
professional di bidang kesehatan, khu-
kesalahan telah terjadi budaya
susnya tenaga medis dan tenaga kepe-
keselamatan pasien akan meningkatkan
rawatan dalam menjalankan tugas dan
kesadaran untuk mencegah dan
kewenangannya. Tidak selamanya laya-
melaporkan jika ada kesalahan. Budaya
nan medis yang diberikan oleh tenaga
keselamatan pasien menurut NPSA
kesehatan dapat memberikan hasil yang
(2004) secara garis besar dibagi
sebagaimana diharapkan semua pihak. maupun pasien poliklinik (PERSI,
Tenaga kesehatan yang melakukan 2008).
kelalaian dapat dapat disebut melakukan
Metode Penelitian
malpraktik. Malpraktik yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan dapat berupa Metode yang digunakan oleh
malpraktik dibidang medik dan penulis adalah Literature review
malpraktik non medik. Karena dimana dilakukan dengan cara
banyaknya kasus malpraktik, maka menganalisis kajian dan eksplorasi
harus diterapkarr program keselamatan jurnal, text book, maupun e-book
pasien (Patient Safety). Keselarnatan yang relevan dan membahas tentang
telah menjadi isu global termasuk juga kemampuan berpikir kritis bagi
isu bagi rumah sakit. perawat.

Keselamatan pasien di rumah Adapun jurnal yang digunakan


sakit (KPRS) adalah system pelayanan pada literature review ini adalah jurnal
dalam suatu Rumah sakit yang yang diterbitkan dari kurun waktu 10
bertujuan untuk memberikan asuhan tahun terakhir didapatkan dengan
kepada pasien agar menjadi lebih aman, menggunakan 2 database Portal Garuda
termasuk didalamnya mengukur resiko, dan Google Scholar dengan
identifikasi dan pengelolahan resiko memasukkan kata kunci ” Budaya
terhadap pasien analisa insiden, keselamatan pasien”, “peran perawat
kemampuan untuk belajar dan dalam keselamatan pasien”,dan
menindaklanjuti insiden serta “keselamatan pasien di rumah sakit
menerapkan solusi untuk mengurangi ”.itulah kata kunci yang digunakan pada
resiko (WHO,2004). Oleh karena itu saat melakukan pencarian jurnal Artikel
diperlukan komitmen dan ethis dalam yang digunakan menggunakan 14
keperawatan. Keselamatan pasien referensi.
merupakan suatu system yang sangat
dibutuhkan dan dengan adanya system Hasil Penelitian
ini diharapkan dapat meminimalisir Berdasarkan hasil pencarian
kesalahan dalam penanganan pasien literatur didapatkan Peran perawat
baik pada pasien UGD, rawat inap dalam penerapan budaya keselamatan
pasien di rumah sakit ,dimana didalam
literature review tersebut penelitian ini safetydan alokasi biaya di Indonesia
mendapatkan hasil bahwa perawat yang menunjukkan hasil 30% jawa- ban
memiliki peran penting dalam responden mengatakan ”selalu” atau
menerepkan budaya keselamatan pasien ”sering” mela- porkan kejadian atau
di rumah sakit untuk menjaga pasien kesalahan. Pelaporan tiap kesalahan
dari suatu kecelekaan yang tidak di yang dibuat oleh petugas merupakan
inginkan selama pasien tersebut berada suatu hal yang di- tanggapi berbeda oleh
di rumah sakit oleh karena itu budaya petugas. Hal ini ditunjukkan oleh
keselamatan pasien harus di jalankan di kecilnya jumlah petugas yang selalu
RS ataupun sering melaporkan kejadian
atau kesalahan yang telah dilakukannya.
Budaya Patient hasil penelitian
Petugas yang melaporkan kejadian atau
menunjukan bahwa ,safety di tingkat
kesalahan adalah petugas yang telah
unit kerja rumah sakit menunjukan
menyadari pentingnya melaporkan
14,7% responden memberikan respons
kesalahan agar dapat ditindaklanjuti dan
positif pada budaya patient safetydi unit
diatasi di masa yang akan datang.
rumah sakit. Jika dicermati lebih teliti,
Sementara, petugas lainnya belum
budaya patient safetyberdasarkan tiap
memahami pentingnya melaporkan
dimensinya dapat dilihat bahwa respons
kejadian atau karena sebab- sebab lain
positif yang paling besar (81,7%)
(misalnya takut, merasa malu atau
diberikan pada kerja sama tim di tingkat
mendapat sanksi). Kenyataan ini
unit, sedangkan respons positif paling
menunjukkan fakta bahwa diperlukan
kecil (10,5%) diberikan pada dimensi
sosialisasi kepada petugas tentang
penyusunan staf (Elrifda,Soha.2011)
pentingnya patient safety dan pelaporan
Pembahasan kejadian kesalahan untuk upaya
mengatasi masalah dan memperbaiki
Di dalam penelitian Hanya
guna memperoleh keselamatan pasien
sebagian kecil responden yang ”sering”
atau ”selalu” melaporkan kesalahan Ada beberapa jenis sistem
yang terjadi. Penelitian ini tidak jauh pelaporan yang dapat dilakukan antara
berbeda dengan penelitian yang lain, yaitu mandatory reporting
dilakukan oleh Permanasari,4 yang systemdan vo-luntary reporting system.
meneliti tentang budaya patient Mandatory reporting system adalah
sistem pelaporan bertujuan untuk kegagalan sistem, dalam hal ini berupa
membuat petugas menjaga dan komunikasi yang buruk. Selain itu,
bertanggung jawab terhadap kinerja penyebab kesalahan pelayanan oleh
yang dilakukannya. Sistem pelaporan petugas adalah kurangnyaa pengetahuan
ini difokuskan pada kesalahan yang petugas yang luas sehingga petugas
berhubungan dengan cedera serius atau tidak dapat melakukan tugasnya dengan
kematian. baik. Kesalahan pelayanan kesehatan
dapat disebabkan oleh faktor manusia,
Dengan memberi reward kepada
seperti contohnya variasi pendidikan,
tim dapat membantu menyelesaikan
training, dan pengalaman petugas yang
tugasnya dengan baik serta memberikan
memberikan pelayanan kesehatan .
sanksi pada tim yang tidak dapat
Penyebab lainnya yang banyak
menyelesaikan tugasnya dengan baik.
dikemukakan oleh respoden adalah
Pola reward serta punishmentyang
kelalaian petugas rumah sakit karena
konsisten dan berbasis kinerja dapat
kurang hati-hati, tertidur, ataupun
memberikan harapan pada petugas dan
karena aktivitas lain. Kelalaian petugas
meningkatkan motivasi kerjanya.
dimungkinkan oleh berbagai hal, antara
Kesalah yang dilakukan oleh lain karena volume kerja yang begitu
petugas yang berada di rumah sakit tinggi atau karena tekanan waktu
meliputi kesalahan dalam kedisipilinan, sehingga mengurangi konsentrasi
komunikasi, hingga kesalahan teknis. petugas atau dapat mengakibatkan
Penyebab kesalahantersebut dapat kelelahan.Salah satu sebab kesalahan
terjadi paling banyak dikemukakan pelayanan yang dikemukakan oleh 2
responden adalah salah informasi. dari 34 responden yang mengaku
Kesalahan informasi salah satunya oleh melakukan kesalahan adalah faktor
komunikasi yang buruk sehingga sarana atau peralatan. Kurangnya
petugas tidak memahami dengan jelas peralatan dapat membatasi tindakan
apa yang dibicarakan atau pesan yang yang harus dilakukan oleh petugas,
disampaikan. Hasil penelitian ini selaras sementara petugas dituntut melakukan
dengan penjelasan dalam Journal of the tindakan tertentu sehingga hal itu dapat
Royal Society of Medicinebahwa menyulitkan petugas kesehatan yang
penyebab kesalahan pelayanan adalah berada di rumah sakit. Sebagaimana
dikemukakan oleh World Health Orga- 7.komunikasi merupakan kunci bagi
nization (WHO) bahwa jika ada staf untuk mencapai keselamatan pasien
kegagalan sistem (salah satunya yang baik di rumah sakit. Untuk
infrastruktur) dapat menyebabkan mencapai ketujuh standar tersebut,
tindakan yang tidak Panduan Nasional menganjurkan 7
Langkah Menuju Keselamatan Pasien
Berbagai penyebab kesalahan
Rumah Sakit, diman ke tujuh itu adalah:
pelayanan yang dilakukan petugas
1. bangun kesadaran akan keselamatan
tersebut, dapat diringkas menjadi 2 hal,
pasien, 2. pimpin staf, 3. integrasikan
yaitu faktor manusia dan kegagalan
aktivitas pengelolaan risiko, 4.
sistem. Kedua area ini bisa diperbaiki
kembangkan sistem pelaporan, 5.
dengan beberapa langkah. Langkah
libatkan dan berkomunikasi dengan
pertama yaitu melakukan analisis
pasien, 6. belajar dari berbagai
kebijakan yang ada, apakah perlu suatu
pengalaman tentang keselamatan
sistem itu dapat diubah atau
pasien, dan 7. cegah cedera melalui
ditingkatkan. Langkah kedua yaitu
implementasi sistem keselamatan
intervensi pada tingkat pimpinan,
pasien. Ketujuh langkah tersebut dibuat
intervensi pada tingkat petugas, dan
dalam 2 tingkat dalam penerapan yaitu
pada tingkat pasien atau klien serta
untuk tingkat rumah sakit dan tingkat
keluarganya. Dalam menerapkan patient
unit/tim melalui 3 fase yaitu
safety di rumah sakit, Kementerian
persiapan,pelaksanaan ,dan evaluasi.
Kesehatan Republik Indonesia telah
menerbitkan Panduan Nasional Kesimpulan Dan Saran
Keselamatan Pasien (Patient Safety) di
Untuk menerapkan budaya
Rumah Sakit tahun 2008 yang terdiri
keselamatan pasien di rumah sakit
dari 7 standar, yaitu: 1. hak pasien, 2.
diperlukan kerja sama team yang baik
mendidik pasien dan keluarga, 3.
sehingga akan diperoleh kerja sama dan
keselamatan pasien dan kesinambungan
memperkecil adanya keselahan ketikan
pelayanan, 4. penggunaan metode
melakukan tugasyang akan
peningkatan kinerja untuk melakukan
mempermudah kegiatan petugas
evaluasi dan program, 5. peningkatan
kesehatan ketika menerapkan budaya
keselamatan pasien, 6. mendidik staf
keselamatan pasien.Dalam menerapkan
tentang keselamatan kerja, dan
budaya keselamatan pasien di rumah memperbaiki keselamatan
sakit dapat dilakukan atau diterapkan 7 pasien,lalu kerja sama tim dalam suatu
langkah menuju keselamatan pasien . ruangan harus di tingkatkan serta
pemberian reward kepada tim juga
Diperlukan sosialisasi kepada
dapat meningkatkan yang membuat
petugas tentang pentingnya patient
motivasi dalam menerapkan budaya
safety dan pelaporan kejadian kesalahan
keselamatan pasien menjadi lebih
untuk upaya mengatasi masalah dan
tinggi.

REFERENSI dengan penerapan budaya


keselamatan pasien di Ruang
Elrifda, S. (2011). Budaya patient safety
Rawat Inap Rumah Sakit
dan karakteristik kesalahan
XX. Masker Medika, 5(1), 241-
pelayanan: implikasi kebijakan
254.
di salah satu rumah sakit di
Kota Jambi. Kesmas: National Mandriani, E., Hardisman, H., & Yetti,

Public Health Journal, 6(2), H. (2019). Analisis Dimensi

67-76. Budaya Keselamatan Pasien


Oleh Petugas Kesehatan di
Harus, B. D., & Sutriningsih, A. (2015).
RSUD dr Rasidin Padang
Pengetahuan Perawat tentang
Tahun 2018. Jurnal Kesehatan
Keselamatan Pasien dengan
Andalas, 8(1), 131-137.
Pelaksanaan Prosedur
Keselamatan Pasien Rumah Mudayana, A. A. (2015). Peran Aspek

Sakit (KPRS) di Rumah Sakit Etika Tenaga Medis dalam

Panti Waluya Sawahan Penerapan Budaya

Malang. Care: Jurnal Ilmiah Keselamatan Pasien di Rumah

Ilmu Kesehatan, 3(1), 25-32. Sakit. Majalah Kedokteran


Andalas, 37, 69-74.
Irawan, A. G., Yulia, S., & Mulyadi, M.
(2017). Hubungan supervisi
Nivalinda, D., Hartini, M. I., & Santoso, Berbasis Komunikasi Efektif :
A. (2013). Pengaruh motivasi SBAR.
perawat dan gaya
Sukarip, S., Haryati, T. S., Lestari, A.,
kepemimpinan kepala ruang
Purnamaria, M., Dja'afara, C.,
terhadap penerapan budaya
Nonaria, L., ... & Gautami, E.
keselamatan pasien oleh
(2019). Peningkatan
perawat pelaksana pada rumah
Pendidikan Pasien dan
sakit pemerintah di
Keluarga dengan Penguatan
Semarang. Jurnal Manajemen
Peran Interpersonal Champion
Keperawatan, 1(2).
Promosi Kesehatan dengan
Pujilestari, A., Maidin, A., & Pendekatan Peplau. The
Anggraeni, R. (2016). Budaya Journal of Hospital
Keselamatan Pasien di Accreditation, 1(1).
Instalasi Rawat Inap RSUP
Surahmat, R., Neherta, M., & Nurariati,
DR. Wahidin Sudirohusodo
N. (2019). Hubungan
Kota Makassar. Media
Karakteristik Perawat
Kesehatan Masyarakat
terhadap Pelaksanaan Sasaran
Indonesia, 10(1), 57-64.
Keselamatan Pasien Pasca
Setiowati, D. (2010). Hubungan Akreditasi Rumah Sakit “X” di
Kepemimpinan Efektif Head Kota Palembang Tahun
Nurse dengan Penerapan 2018. Jurnal Ilmiah Universitas
Budaya Keselamatan Pasien Batanghari Jambi, 19(1), 1-10.
oleh Perawat Pelaksana di
Ritonga, E. P., & Gulo, E. K. (2019).
RSUPN Dr. Cipto
Hubungan Fungsi Manajemen
Mangkusumo Jakarta. Cipto
Kepala Ruangan Dengan
Mangunkusumo Jakarta
Kepatuhan Perawat Pelaksana
[Tesis]. Depok: Universitas
Dalam Penerapan Patient
Indonesia, 7.
Safety Di Rumah Sakit Umum
Simamora,R.H..(2018) Buku Ajar Imelda Pekerja Indonesia
Keselamatan Pasien Melalui Medan. Jurnal Ilmiah
Timbang Terima Pasien
Keperawatan Imelda, 5(2), Yulia, S., Hamid, A. Y. S., &
624-628. Mustikasari, M. (2012).
Peningkatan pemahaman
Widiasari, W., Handiyani, H., &
perawat pelaksana dalam
Novieastari, E. (2019).
penerapan keselamatan pasien
Kepuasan Pasien Terhadap
melalui pelatihan keselamatan
Penerapan Keselamatan
pasien. Jurnal Keperawatan
Pasien Di Rumah Sakit. Jurnal
Indonesia, 15(3), 185-192.
Keperawatan Indonesia, 22(1),
43-52.

Anda mungkin juga menyukai