Anda di halaman 1dari 8

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN SEBAGAI SALAH

SATU PENERAPAN KESELAMATAN PASIEN DI RS

Melianti/181101122
Melyhutagalung9181@gmail.com

Abstrak

Latar belakang: Komunikasi merupakan  kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

Tujuan: Tujuan dari kajian ilmiah ini adalah untuk mengetahui komunikasi dalam keperawatan
sebagai salah satu penerapan keselamatan pasien di rumah sakit.

Metode: berfokus pada bagimana komunikasi dalam keperawatan sebagai salah satu penerapan
keselamatan pasien dengan menggunakan 14 sumber referensi dari buku teks, buku referensi,
jurnal, e-book yang diterbitkan 10 tahun terakhir.

Hasil: mewujudkan profesionalisme dalam pemberian asuhan Keperawatan kepada klien secara
cepat, tepat dan akurat.

Pembahasan: Komunikasi efektif yang dilakukan antara pasien dan perawat merupakan
syarat yang penting dalam memberikan pelayanan keperawatan terutama pelayanan
keperawatan yang berfokus kepada pasien. Komunikasi merupakan salah satu standar dalam
praktek keperawatan profesional terutama dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
pasein begitu pula yang di gambarkan America Nurse Association ( ANA, 2010) kompetensi
profesional dalam praktek keperawatan tidak hanya psikomotor dan kemampuan melakukan
diagnosa klinik melainkan kemampuan dalam melakukan komunikasi interpersonal.

Penutup: Komunikasi efektif merupakan dasar kompetensi yang harus dimiliki oelah seorang
tenaga pelayanan profesional dalam memberikan asuhan perawatan kepada pasien sebagai focus
pelayanan karena dengan komunikasi yang efektif dapat mencegah atau menghindari kejadian
yang tidak diharapkan terjadi dalam hal ini keselamatan atau patient safety dapat terjamin.

Kata kunci: Komunikasi,keselamatan pasien, rumah sakit.


Latar Belakang dan terlaksananya  program-program
dalam melakukan  pencegahan sehingga
Keamanan merupakan prinsip
tidak terjadi pengulangan kejadian yang
yang paling dasar di terapkan dalam
tidak diharapkan.Oleh karena
pemberian pelayanan di rumah sakit
banyaknya masalah yang berkaitan
terutama dalam pemberian pelayanan
dengan keselamatan pasien  yang di
keperawatan dan merupakan aspek yang
temukan di rumah sakit, maka di
paling diperhatikan karena berkaitan
perlukan  suatu  standar yang dapat
dengan kuantitas  dan kualitas yang ada
digunakan sebagai acuan  rumah sakit di
di rumah sakit.Keselamatan pasien
Indonesia dalam menangani
( patient safety ) merupakan sebuah
keselamatan  pasien ( patient safety ).
sistem yang di jumpai di rumah sakit
Adapun  Standar keselamatan pasien
dimana rumah sakit membuat suatu
rumah sakit yang saat ini digunakan 
asuhan yang bertujuan untuk  membuat
mengacu  pada “Hospital Patient Safety
pasien lebih aman, mencegah terjadinya
Standards” yang dikeluarkan oleh Join
cidera yang disebabkan oleh kesalahan
Commision on Accreditation of Health
yang tidak diharapkan terjadi.  Sistem
Organization di Illinois pada tahun
keselamatan pasien  meliputi
2002 yang kemudian disesuaikan juga
pengenalan resiko, identifikasi dan
dengan situasi dan kondisi yang ada di
pengelolaan hal yang berhubungan
Indonesia. Penilaian keselamatan yang
dengan resiko pasien, pelaporan dan
dipakai di Indonesia pada saat ini adalah
analisis insiden, kemampuan belajar
dengan menggunakan instrumen
dari insiden, tindak lanjut dan
Akreditasi Rumah Sakit yang
implementasi solusi untuk
dikeluarkan oleh  Komite akreditasi RS
meminimalkan resiko (Depkes 2008)
( KARS, 2012 )
Adapun Tujuan diterapkannya
Departemen Kesehatan RI  telah
program keselamatan pasien ( patient
membuat dan menerbitkan satu buku
safety ) di rumah sakit adalah guna
Panduan Nasional Keselamatan Pasien 
menciptakan budaya keselamatan pasien
Rumah Sakit (Patient Safety)  yang di
di rumah sakit, meningkatkan
dalamnya  terdapat 7 standar yang
akuntabilitas rumah sakit, sertas
membahas tentang keselamatan pasien 
menurunkan Kejadian Tidak
pada tahun 2008  yakni: Hak pasien,
Diharapkan  ( KTD ) di rumah sakit,
Mendididik  pasien dan keluarga, terakhir dan yang dikaji dari beberapa
Keselamatan pasien dan kesinambungan hasil penelitian yang dipublikasikan
pelayanan,  Penggunaan metoda metoda dari tahun 2010 hingga 2019,
peningkatan kinerja untuk melakukan menggunakan Proquest, Ebsco dan
evaluasi dan program peningkatan dari beberapa jurnal yang berkaitan
keselamatan pasien, Peran dengan judul dengan Kata kunci yang
kepemimpinan dalam meningkatkan digunakan.
keselamatan pasien, Mendidik staf
tentang keselamatan pasien, dan dalam Hasil
hal ini  Komunikasi merupakan  kunci
Berdasarkan hasil pencarian
bagi staf untuk mencapai keselamatan
analisis dari berbagai sumber
pasien .
didapatkan bahwa dalam mengetahui
Tujuan komunikasi dalam keperawatan sebagai
Tujuan dari kajian ilmiah ini salah satu penerapan keselamatan
adalah untuk mengetahui komunikasi pasien di rumah sakit mewujudkan
dalam keperawatan sebagai salah satu profesionalisme dalam pemberian
penerapan keselamatan pasien di rumah asuhan Keperawatan kepada klien
sakit. secara cepat, tepat dan akurat.
terlaksananya program-program
Metode
pencegaha nsehingga tidak terjadi
Metode yang digunakan pengulangan kejadian tidakdiharapkan,
ialah teknik pengumpulan data atau menciptakan lingkungan yang aman
informasi dengan melakukan analisis, bagi karyawan dan pengunjung.
eksplorasi, kajian bebas (literatur
review) yang relevan yang berfokus Pembahasan
pada bagimana komunikasi dalam
Komunikasi efektif yang
keperawatan sebagai salah satu
dilakukan antara pasien dan perawat
penerapan keselamatan pasien dengan
merupakan syarat yang penting dalam
menggunakan 14 sumber referensi dari
memberikan pelayanan keperawatan
buku teks, buku referensi, jurnal, e-
terutama pelayanan keperawatan yang
book yang diterbitkan 10 tahun
berfokus kepada pasien. Komunikasi
merupakan salah satu standar dalam memperbaiki sistem perawatan
praktek keperawatan profesional kesehatan dengan menggunakan
terutama dalam memberikan asuhan komunikasi dan teknologi informasi
keperawatan kepada pasein begitu pula serta mempersiapakan petugas yang
yang di gambarkan America Nurse ingin melakukan perubahan terhadap
Association ( ANA, 2010) kompetensi lingkungan perawatan kesehatan karena
profesional dalam praktek keperawatan sistem kesehatan terbaru abad ke 21
tidak hanya psikomotor dan mempunyai target meningkatkan sistem
kemampuan melakukan diagnosa klinik perawatan baik dalam struktur maupun
melainkan kemampuan dalam proses dalam merubah lingkungan
melakukan komunikasi interpersonal. perawatan kesehatan.
Diperlukan pengetahuan dan
keterampilan berkomunikasi di dalam Dalam rangka memenuhi
memberikan Pelayanan berpusat pada standar paraktek keperawatan yang
pasien ( Patient centered care ), profesional perawat harus
kolaborasi interpersonal dan meningkatkan, mengubah, dan
informatika dalam rangka memenuhi mendesain ulang sistem perawatan
kebutuhan pasien, meningkatkan kesehatan serta mengkaji hambatan-
kualitas dan keselamatan dalam sistem hambatan yang ada dalam melakukan
lingkungan perawatan kesehatan. komunikasi. Hambatan komunikasi
antara pasien dan perawat mungkin
Patient centered care dan berhubungan dengan bahasa, tingkat
komunikasi perkembangan, kondisi medis yang
Patient cenetered care menurut dialamai misalnya :kecacatan, gaya
Institute of Medicine ( IOM ) 2003, belajar, psikososial, keuangan dan
sebagai asuhan yang menghormati dan faktor budaya (ANA, 2010;
responsif terhadap pilihan, kebutuhan Massachusetts Departementof Higher
dan nilai-nilai pribadi pasien serta Education Nurse of the Future
memastikan nilai tersebut menjadi Competency committee, 2010).Perawat
panduan bagi semua keputusan klinis. harus bersedia dan mampu memahami
Tujuan dalam Patient centered care gaya yang berbeda dari komunikasi
terkait dengan komunikasi adalah yang digunakan oleh pasien, keluarga,
dan profesional perawatan kesehatan sehingga dapat berfungsi secara efektif
lainnya, melakukan komunikasi dengan dalam melakukan keperawatan dengan
pasien, keluarga dan sistem selama tim interprofessional lainnya,
transisi dalam perawatan, dan mendorong komunikasi terbuka, serta
menggunakan teknologi informasi menunjukkan rasa saling menghormati
untuk melakukan edukasi dan promosi sertadapat dilibatkan dalam
kesehatan kepada pasien dalam berbagai pengambilan keputusan bersama untuk
cara. mencapai perawatan yang berkualitas
(American Association of Colleges of
Nursing (AACN), 2008; Cronenwett, et
Interprofesional kolaborasi dan al., 2007; Cronenwett, et al., 2009).
komunikasi
Kolaborasi interprofessional Salah satu kompetensi inti dalam
dalam lingkungan kerja profesional melakukan praktek kolaborasi
telah diakui oleh keperawatan, dan tim interprofesional adalah dengan
kesehatan lain serta organisasi melakukan komunikasi interprofesional
profesional kesehatan sebagai dimana untuk melakukan kolaborasi dan
komponen penting dalam keselamatan kerja tim perawat harus mampu
yang mempunyai kualitas tinggi dalam berkomunikasi secara efektif dengan
memberikan pelayanan perawatan tim kesehatan lainnya sehingga ddapat
berpusat pada pasien (Interprofessional mengintegrasikan perawatan yang aman
Education Colaborative Expert Panel, dan efektif bagi pasien dan tenaga
2011).Kolaborasi interprofesional kesehatan lainnya (ANA, 2010).
adalah bekerja bersama dengan profesi Contoh komunikasi interprofesional
kesehatan lain dalam melakukan yang di gunakan adalah SBAR
kolaborasi, komunikasi, yang (Situation-Background Assessment-
memastikan bahwa perawatan yang Recommendation). SBAR merupakan
diberikan reliable dan berkelanjutan tehnik dalam mengkomunikasikan
( IOM, 2003). Perawat juga harus informasi yang penting yang
mampu membangun keterampilan membutuhkan perhatian dan tindakan
komunikasi dan keterampilan dengan segera sehingga keselamatan
kepemimpinan dalam prakteknya pasien dapat terjamin dan terlindungi.
Contoh lain dari tujuan keselamatan dimanapun diperlukan, serta dapat
pasien adalah dengan meningkatkan melakukan kolaborasi dengan memberi
komunikasi, mengidentifikasi serta layanan jasa kesehatan lainnya secara
meningkatkan efektivitas komunikasi real time melalui internet. Layanan
antara para tenaga kesehatan. kesehatan seperti ini akan memberikan
banyak keuntungan terhadapa kedua
Kesimpulan belah pihak seperti penghematan dari

Komunikasi efektif merupakan sisi biaya dokumen dan administrasi

dasar kompetensi yang harus dimiliki layanan dan memberikan pemberian

oelah seorang tenaga pelayanan keputusan layanan kesehatan yang

profesional dalam memberikan asuhan terbaik kepada pasien dengan lebih

perawatan kepada pasien sebagai focus cepat.

pelayanan karena dengan komunikasi


yang efektif dapat mencegah atau Referensi
menghindari kejadian yang tidak Bea, I.F., Syahrir A.P., Noer.
diharapkan terjadi dalam hal ini B.N. (2013).Gambaran Budaya
keselamatan atau patient safety dapat Keselamatan pasien di Rumah Sakit
terjamin. Universitas Hasanuddin Tahun 2013
Komunikasi yang efektif juga [Jurnal]disitasi dari
digunakan dalam sistem teknolofi repository.unhas.ac.id pada tanggal 22
informasi kesehatan teruatama dalam Juli 2014.
mempromosikan, memberikan
pendidikan kepada pasien melalui akses Beginta, R. (2012). Pengaruh
internet seperti informasi-informasi Budaya Keselamatan pasien, Gaya
yang bisa di searcing oleh pasien terkait Kepemimpinan, Tim Kerja,Terhadap
dengan kesehatannya di internet selain Persepsi Pelaporan Kesalahan
itu e-Health dapat diterapkan di dalam Pelayanan Oleh Perawat Di Unit
program pelayanan kesehatan yang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
dapat membantu dokter, perawat, dan Daerah Kabupaten Bekasitahun 2011.
tenaga kesehatan lainnya saling bertukar [Tesis]. Jakarta:Fakultas Kesehatan
infomasi secara elektronik, mengambil MasyarakatUniversitas Indonesia.
data rekam medis pasien kapan dan
Choo, J. Hutchinson, A., & Kedokteran Indonesia.2004;54(9):355-
Bucknall, T.(2010). Nurses' role in 61.
medicationsafety. Journal of Nursing
Management . Vol.18/No.5 Komite Akreditasi Rumah Sakit
halaman853-861. (KARS)(2012). Instrumen
AkreditasiRumah Sakit Standar
Depkes, RI. (2008).Panduan AkreditasiVersi 2012.
Nasional Keselamatan Pasien Rumah Jakarta.Kementerian Kesehatan RI.
Sakit .Jakarta: Kementerian Kesehatan (2010).Keputusan Menteri
RI.Ernawati, Elies, Asih Tri R. KesehatanRepublik Indonesia
Nomor:1087/MENKES/SK/VIII/2010:S
SatraWiyanto. (2014) tandar Kesehatan dan KeselamatanKerja
Penerapan Hand hygiene Perawat di di Rumah Sakit. Jakarta.
Ruang RawatInap Rumah Sakit.
JurnalKedokteran Brawijaya, Vol. Simamora, R.H. (2018). Buku
28,Suplemen No. 1, 2014 halaman89- Ajar Keselamatan Pasien Melalui
94. Timbang Terima Pasien Berbasis
Flynn, L., Liang, Y., Dickson, Komunikasi Efektif: SBAR.
G.L., Xie,M., & Suh, D.C. (2012).
Nurses’ practice environments, error Wakefield, JG & Jorm, CM.
interception practices, and (2009). Patient Safety-a
inpatientmedication errors.Journal of Balanced Measurements
Nursing Scholarship Framework. Australia Health
Vol.44/No.22halaman 180-186. Review. Vol 33, No 3.

Widiastoeti, Tri Hesi. (2015).


Herkutanto. (2004). Kualitas
Pedoman Pelaporan Insiden
Visum EtRepertum (VeR) Perlukaan
Keselamatan Pasien (IKP).
diJakarta dan Faktor
Jakarta: KKPRS .
yangMempengaruhinya. Majalah

Anda mungkin juga menyukai