Anda di halaman 1dari 7

MANFAAT PENERAPAN KESELAMATAN PASIEN DAN

KESELAMATAN KESEHATAN PASIEN DALAM KEPERAWATAN

ANANDA NAMORA HASIBUAN


anandahsb04@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang : Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya
perlindungan kepada tenaga kerja dan orang laain yang memasuki tempat kerja terhadap
bahaya dari akibat kecelakaan kerja.
Tujuan : Untuk mengetahui keselamatan pasien dan keselamatan kesehatan pasien dalam
keperawatan serta manfaatnya.
Metode : Metode yang dipakai untuk kajian ini adalah metode kualitatif dengan
menggunakan literature yang berasal dari buku, jurnal online, artikel ilmiah tentang
penerapan keselamatan pasien dan keselamatan Kesehatan pasien.
Hasil : Kerjasama merupakan indikator pertama dari budaya keselamatan pasien.
Berdasarkan hasil dari penelitian, Komunikasi, Berdasarkan hasilpenelitian untuk indikator
budaya komunikasi didapatkan 61 responden (54,0%) dari 113 responden telah melakukan
budaya komunikasi. Kepemimpinan. Pelaporan dalam penerapan budaya keselamatan pasien
berada dalam kategori cukup
Pembahasan : a. Adanya kecenderungan “Green Product” produk yang aman di bidang
industri lain seperti halnya menjadi persyaratan dalam berbagai proses transaksi, sehingga
suatu produk menjadi semakin laris dan dicari masyarakat. b. Rumah Sakit yang menerapkan
keselamatan pasien akan lebih mendominasi pasar jasa bagi Perusahaan-perusahaan dan
Asuransiasuransi dan menggunakan Rumah Sakit tersebut sebagai provider kesehatan
karyawan/klien mereka, dan kemudian di ikuti oleh masyarakat untuk mencari Rumah Sakit
yang aman. c. Kegiatan Rumah Sakit akan lebih memukuskan diri dalam kawasan
keselamatan pasien.
Kata Kunci : Perawat, Keselamatan, Pasien, Kesehatan

LATAR BELAKANG

Kesehatan dan Keselamatan Kerja dari akibat kecelakaan kerja. Tujuan K3


(K3) merupakan suatu upaya perlindungan adalah mencegah, mengurangi resiko
kepada tenaga kerja dan orang laain yang penyakit dan kecelakaan akibat kerja
memasuki tempat kerja terhadap bahaya (KAK) serta meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja sehingga menyebabkan cedera langsung kepada
produktivitas kerja meningkat derajat pasien, juga terkait dengan kualitas dan
kesehatan para pekerja sehingga citra rumah sakit serta standar pelayanan
produktivitas kerja meningkat. Pelayanan yang harus dipenuhi oleh rumah sakit itu
kesehatan dirumah sakit merupakan terkait dengan versi 2012 dari standar
pemenuhan kebutuhan dan tuntutan dari akreditasi mengacu pada Joint
pemakai jasa pelaayanan atau pasien yang Commission International (JCI).
mengharapkan penyembuhan dan
Budaya keselamatan pasien adalah
pemulihan yang berkualitas dan
pola terpadu perilaku individu dan
penyediaan pelayanan kesehatan yang
organisasi dalam memberikan pelayanan
nyaman dan aman.
yang aman dan bebas dari cedera. Budaya
Keselamatan Pasien adalah suatu keselamatan adalah output dari individu
sistem dimana rumah sakit membuat dan kelompok terhadap nilai-nilai, sikap,
asuhan pasien lebih aman, mencegah kompetensi, dan pola dan kebiasaan yang
terjadinya cidera yang disebabkan oleh mencerminkan komitmen dan gaya dan
kesalahan akibat melaksanakan suatu kemampuan organisasi dan manajemen
tindakan atau tidak mengambil tindakan keselamatan kesehatan. Budaya
yang seharusnya diambil. Pada prinsipnya keselamatan pasien merupakan suatu hal
keselamatan pasien bukan berarti harus yang pentingkarena membangun budaya
tidak ada risiko sama sekali agar semua keselamatan pasien merupakan suatu cara
tindakanmedis dapat dilakukan. untukmembangun program keselamatan
pasien secara keseluruhan, karena apabila
Insiden Keselamatan Pasien adalah
kita lebih fokus pada budaya keselamatan
peristiwa dan kondisi yang tidak disengaja
pasien maka akan lebih menghasilkan hasil
yang mengakibatkan atau berpotensi
keselamatan yang lebih apabila
menyebabkan cedera dapat dicegah pada
dibandingkan hanya menfokuskan pada
pasien, Insiden Keselamatan Pasien (IKP)
programnya saja.
yang terdiri dari Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris
Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera
METODE
(KTC) dan Kondisi Potensial Cedera
(KPC)2. Keselamatan pasien adalah Metode yang dipakai untuk kajian

prioritas utama dan harus segera ini adalah metode kualitatif dengan

dilaksanakan di rumah sakit karena dapat menggunakan literature yang berasal dari
buku, jurnal online, artikel ilmiah tentang semua ruang rawat inap Rumah Sakit X
penerapan keselamatan pasien dan Kabupaten Jember untuk mendukung
keselamatan Kesehatan pasien. keselamatan pasien adalah dalam kategori
baik, hal ini didukung oleh hasil penelitian
HASIL
yang sebesar 91,2 % atau sebanyak 103
Berdasarkan jurnal yang saya baca, responden menyatakan hal tersebut.

Jurnal “Patient Safety Culture Inpatient In 4. Pelaporan Indikator pelaporan dalam


The Hospital X District Jember” , oleh penerapan budaya keselamatan pasien
Yennike Tri Herawati. berada dalam kategori cukup. Hal ini

Berdasarkan hasil penelitian terhadap didukung oleh hasil penelitian yang

indikator budaya keselamatan yang menunjukkan bahwa 70 responden

meliputi kerja sama, komunikasi, (61,9%) yang menyatakan hal tersebut.

kepemimpinan, pelaporan dan respon tidak


menghukum terhadap kesalahandidapatkan
Ketidakpuasan pasien saat dirawat
hasil dan pembahasan sebagai berikut :
di rumah sakit disebabkan oleh beberapa
1. Kerjasama merupakan indikator faktor. Faktor kesalahan identitas masih
pertama dari budaya keselamatan pasien. sering terjadi yaitu kekeliruan identitas
Berdasarkan hasil dari penelitian, 73 pasien terutama di unit perawatan intensif,
responden atau sebesar 64,6% dari sampel ruang operasi, dan keadaan darurat. Faktor
yang dipilih (113 perawat) dalam komunikasi, penyebab terbanyak
melaksanakan asuhan keperawatan selalu dikarenakan kesalahan dari penerapan
bekerja sama dengan sesama perawat keselamatan pasien. Kerugian yang terjadi
maupun dengan tenaga kesehatan lainnya sebagai akibat tidak dipedulikannya
dengan baik. keselamatan pasien cukup banyak

2. Komunikasi Berdasarkan hasilpenelitian (Collinson, Thorne, Dee, MacIntyre, &

untuk indikator budaya komunikasi Pidgeon, 2013).

didapatkan 61 responden (54,0%) dari 113


responden telah melakukan budaya
PEMBAHASAN
komunikasi.
1. Kerjasama
3. Kepemimpinan Berdasarkan hasil
penelitian untuk variabel kepemimpinan, Kerjasama merupakan indikator pertama
dalam hal ini partisipasi pemimpin di dari budaya keselamatan pasien.
Berdasarkan hasil dari penelitian, dalam terjadinya kesalahan dalam pengobatan,
melaksanakan asuhan keperawatan kepada termasuk pelaporan insiden, mendidik diri
pasien perawat akan selalu membutuhkan sendiri dan perawat lain tentang penting
bantuan dari perawat maupun tenaga komunikasi, memberikan rekomendasi
kesehatan yang lainnya. Bentuk kerjasama untuk perubahan prosedur dan kebijakan
tidak hanya berupa saling membantu serta keterlibatan dalam melakukan
pekerjaan ketika perawat dihadapkan pada identifikasi permasalahan.
tugas yang sangat banyak dan
3. Kepemimpinan
membutuhkan penyelesaian yang sesegera
mungkin, namun juga bisa berupa Pemimpin harus memiliki komitmen yang

pembagian tugas berdasarkan kelompok kuat terhadap keselamatan pasien,

kecil atau tim dalam satu unit ruang rawat sehingga keselamatan pasien menjadi hal

inap. Perawat adalah petugas kesehatan yang utama dalam memberikan pelayanan

dengan waktu kerja tertinggi yang keperawatan. Pemimpin harus mampu

memberikan 24 jam pelayanan terus menjadi agen perubahan bagi anak

menerus, melakukan kolaborasi dengan buahnya dengan melaksanakan program

tim kesehatan lain dan oleh karena hal keselamatan pasien. Pimpinan mendorong

tersebut dapat menyebabkan risiko dan menjamin implementasi program

terjadinya cidera keselamatan pasien secara terintegrasi


dalam organisasi melalui penerapan
2. Komunikasi
“Tujuh Langkah Menuju Keselamatan
Komunikasi sangatlah penting dalam Pasien Rumah Sakit”. Pemimpin harus
setiap melaksanakan tugas dalam hal ini membangun komitmen dan fokus yang
adalah melaksanakan asuhan keperawatan kuat dan jelas guna mendukung staff untuk
pada pasien. Komunikasi yang baik dan menjalankan program keselamatan pasien
benar perlu dilakukan untuk secara berkesinambungan,
mengkoordinasikan asuhan keperawatan memprioritaskan atau mengintegrasikan
yang melibatkan banyak profesi selain program keselamatan pasien dalam setiap
profesi perawat. Komuniasi dalam praktek rapat dengan para pengambil keputusan,
keperawatan merupakan elemen penting mengagendakan pelatihan tentang
bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keselamatan pasien bagi semua staf secara
keperawatan untuk mendapatkan hasil berkala dan berkesinambungan.
yang optimal3. Perawat memiliki peran
yang paling dominan dalam mencegah
4. Pelaporan Indikator pelaporan dalam keselamatan pasien rumah sakit. Dan di
penerapan budaya keselamatan pasien evaluasi melalui akreditasi rumah sakit.
berada dalam kategori cukup. Perawat
diharuskan melaporkan kejadian kesalahan
yang tidak disengaja dan kondisi yang
mengakibatkan atau berpotensi c. Peningkatan keselamatan penggunaan
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah darah (blood safety).
pada pasien, yang terdiri dari kejadian
d. Dievaluasi melalui akreditasi rumah
tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera,
sakit.
kejadian tidak cedera dan kejadian
potensial cedera. e. Peningkatan keselamatan pasien di
kamar operasi cegah terjadinya wrong
Tujuan penerapan sistem keselamatan
person, wrong site, wrong prosedure (Draft
pasien di rumah sakit antara lain:
SPM RS:100% tidak terjadi kesalahan
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien orang, tempat, dan prosedur di kamar
dirumah sakit operasi)

b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit f. Peningkatan keselamatan pasien dari


terhadap pasien dan masyarakat. kesalahan obat.

c. Menurunnya Kejadian Tak Diharapkan g. Pelaksanaan pelaporan insiden di rumah


(KTD) sakit dan ke komite keselamatan rumah.

d. Terlaksananya program pencegahan


sehingga tidak terjadi pengulangan KTD
Program keselamatan pasien ini
memberikan berbagai manfaat bagi rumah

Dalam upaya pencapaian tujuan sakit antara lain:

keselamatan pasien ini, setiap rumah sakit a. Adanya kecenderungan “Green Product”
wajib melaksanakan sistem keselamatan produk yang aman di bidang industri lain
pasien melalui upayaupaya sebagai berikut seperti halnya menjadi persyaratan dalam
: a. Akselerasi program infeksion control berbagai proses transaksi, sehingga suatu
prevention (ICP) produk menjadi semakin laris dan dicari

b. Penerapan standar keselamatan pasien masyarakat.

dan pelaksanaan 7 langkah menuju


b. Rumah Sakit yang menerapkan Sistem tersebut meliputi penilaian risiko,
keselamatan pasien akan lebih identifikasi dan pengelolaan hal yang
mendominasi pasar jasa bagi Perusahaan- berhubungan dengan risiko pasien,
perusahaan dan Asuransiasuransi dan pelaporan dan analisis insiden,
menggunakan Rumah Sakit tersebut kemampuan belajar dari insiden dan tindak
sebagai provider kesehatan karyawan/klien lanjutnya serta implementasi solusi untuk
mereka, dan kemudian di ikuti oleh meminimalkan timbulnya risiko. Sistem
masyarakat untuk mencari Rumah Sakit tersebut diharapkan dapat mencegah
yang aman. terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu
c. Kegiatan Rumah Sakit akan lebih
tindakan atau tidak melakukan tindakan
memukuskan diri dalam kawasan
yang seharusnya dilakukan (Depkes
keselamatan pasien.
R.I.,2006).

Keselamatan pasien (patient


Sasaran keselamatan pasien terdiri safety;;) adalah suatu sistem dimana rumah
dari: (a). Ketepatan identifikasi pasien, (b). sakit membuat asuhan pasien lebih aman,
Peningkatan Komunikasi yang Efektif, (c). mencegah terjadinya cidera yang
Peningkatan Keamanan Obat yang perlu disebabkan oleh kesalahan akibat
diwaspadai (HIGH-ALERT), (d). melaksanakan suatu tindakan atau tidak
Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, mengambil tindakan yang seharusnya
tepat pasien operasi, (e). Pengurangan diambil.
Risiko Infeksi Terkait Pelayanan kesehatan
Hal yang dapat menyebabkan kecelakaan
pasien adalah: (a) Kesalahan dalam PENUTUP
mengidentifikasi pasien, (b) Komunikasi
Keselamatan adalah pasien bebas
yang tidak efektif, (c) Penggunaan obat
dari cedera yang seharusnya tidak terjadi
high alert yang tidak aman, (d) Tidak tepat
atau bebas dari cedera yang potensial
lokasi, prosedur, dan pasien operasi, (e).
terjadi akibat pelayanan kesehatan.
Pencegahan risiko infeksi yang buruk, (f).
Keselamatan pasien merupakan prioritas
Pencegahan pasien jatuh yang buruk
yang utaman dalam pelayanan kesehatan
Keselamatan pasien rumah sakit dan pelayanan keperawatan sekaligus
adalah suatu sistem dimana rumah sakit aspek paling penting dari manajemen yang
membuat asuhan pasien lebih aman. berkualitas. Pada prinsipnya keselamatan
pasien bukan berarti harus tidak ada risiko Najihah. 2018. Budaya Keselamatan
sama sekali agar semua tindakanmedis Pasien dan Insiden Keselamatan Pasien di
dapat dilakukan. Rumah sakit sebagai Rumah Sakit. Literature Review. Journal
sarana pelayanan kesehatan pada dasarnya of Islamic Nursing. 3(2).
adalah untuk menyelamatkan pasien.
Putra, A., dkk. 2012. Pelaksana Program
Keselamatan Paisen Di RSUD Solok.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. 6(2).
REFERENSI
Simamora, R. H. (2018). Buku ajar
Cahyono, A. 2015. Hubungan
keselamatan pasien melalui timbang terima
Karakterisktik dan Tingkat Penegtahuan
pasien berbasis komunikasi efektif:
Perawat Terhadap Pengelolaan
SBAR. Medan: USUpress.
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit.
Jurnal Ilmiah WIDYA. 3(2): 97-102. Simamora, R. H. (2019). Buku ajar
pelaksanaan identifikasi pasien. Uwais
Dermawan. 2013. Pengantar Keperawatan
Inspirasi Indonesia.
Profesional. Jakarta : Gosyen Publising.
Wahyudin. 2019. Hubungan Supervisi
Dewi, M. 2012. Pengaruh Pelatihan
Kepala Ruangan dengan Pelaksanaan
Timbang Terima Pasien Terhadap
Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang
Penerapan Keselamatan Pasien Oleh
Rawat Inap (Nilam dan Alexandri) RSUD
Perawat Pelaksana di RSUD Raden
DR. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Mattaher Jambi. Jurnal Health & Sport.
Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas
5(3): 646-655.
Keperawatan dan Ilmu Kesehatan.
Hawkins, C. T., & Flynn, L. 2015. Patient Universitas Muhammadaiyah
Safety Culture and Nurse-Reported. Banjarmasin: Banjarmasin.

Islami, K., dkk. 2018. Analisis Widiasari, dkk. 2019. Kepuasan Pasien
Pelaksanaan Program Keselamatan Pasien Terhadap Penerapan Keselamatan Pasien
Puskesmas Mangkang, Kota Semarang. di Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan
Jurnal Kesehatan Masyarakat. 6(4): 27- Indonesia. 22(1): 43-52.
41.

Ismainar, H. 2015. Keselamatan Pasien di


Rumah Sakit. Yogyakarta : Deepublish
Publisher.

Anda mungkin juga menyukai