Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN BUDAYA CARRING DENGAN KESELAMATAN PASIEN

DI RUMAH SAKIT
Nama : Khairun Nisa
Email : k.khairunnisa1311@gmail.com

ABSTRACT:
The hospital is a unit in which there are many components and systems that influence each
other. These components include technology, profession, hospital system, patients, and other
visitors. Creating a patient safety culture awareness behavior is an important element
towards improving patient safety and quality of care. One of the goals of patient safety is to
reduce the incidence of unwanted adverse events. Patient safety is at the core of quality
health care. The quality service provided by nurses to patients cannot be separated from
carring behavior. caring is a manifestation of concern for others, centering on others,
respecting self-respect and humanity, commitment to preventing things from happening,
paying attention and concern, respecting others and human life, love and bonds, authority
and existence, always together, empathy, knowledge, appreciation and fun. Carring given by
the nurse can accelerate healing, carring is able to relieve stress, worry and other bad
feelings experienced by patients.
Key Word : Safety culture. Carring, Patient, Patient Satisfaction.

.
ABSTRAK:
Rumah sakit merupakan suatu unit yang di dalamnya banyak komponen komponen, dan
sistem yang saling mempengaruhi, komponen-komponen tersebut antara lain teknologi,
profesi, sistem rumah sakit, pasien, dan pengunjung lainnya. Menciptakan perilaku kesadaran
akan budaya keselamatan pasien merupakan elemen penting terhadap meningkatkan
keselamatan pasien dan kualitas pelayanan. Salah satu tujuan keselamatan pasien yaitu
menurunnyakejadian tidak dihatapkan KTD . Keselamatan pasien merupakan inti dari mutu
pelayanan kesehatan. Layanan yang berkualitas yang diberikan perawat kepada pasien tidak
terlepas dari prilaku carring. caring merupakan manifestasi dari perhatian kepada orang lain,
berpusat pada orang lain, menghormati harga diri dan kemanusiaan, komitmen untuk
mencegah terjadinya suatu yang memburuk, memberi perhatian dan konsen, menghormati
kepada orang lain dan kehidupan manusia, cinta dan ikatan, otoritas dan keberadaan, selalu
bersama, empati, pengetahuan, penghargaan dan menyenangkan. Carring yang diberikan
oleh perawat bisa mempercepat kesembuhan, carring mampu menghilangkan stres khawatir
dan perasaan buruk lainnya yang di alami oleh pasien.
Kata Kunci : Budaya keselamatan. Carring, Pasien, Kepuasan Pasien.
LATAR BELAKANG

Rumah sakit merupakan salah satu unit tersebut antara lain teknologi, profesi,
pelayanan kesehatan yang berperan sistem rumah sakit, pasien, dan
penting dalam menyellesaikan pengunjung lainnya. Dari banyaknya
permasalahan kesehatan masyarakat. komponen ini maka tidak heran jika kita
Pelayanan yang di berikan di sana bukan melihat dan mendengar ada banyak resiko
hanya untuk mereka yang sakit saja dan insiden yang terjadi selama di rumah
melainkan masih banyak lagi. Setiap sakit, resiko bisa di akibatkan kejadian
instansi memiliki budaya masing-masing yang tidak sengaja dan mengakibatkan
beegitu pula dengan rumah sakit. rumah cedera pada pasien. Keselamatan pasien
sakit berperan dalam memberikan merupakan inti dari mutu pelayanan
keselamatan pasien, kesembuhan pasien, kesehatan. Untuk mencapai iu , perlu
kepuasan pasien dan masih banyak lagi. komitmen yang kuat dari individu maupun
Budaya keselamatan ini memiliki tim organisasi. Kolaborasi dan kerjasama
hubungan yang sangat erat dengan cara antar tim bisa membuahkan hasil yang
organisasi mementingkan dan mendukung maksimal.
perkembangan keselamatan dengan baik.
Menilai tingkat keselamatan pasien
Organisasi yang memiliki pemikiran
dapat dilakukan berdasarkan dimensi yang
positif terkait budaya keselamatan
mendasari ataupun berdasarkan tingkat
memiliki rasa saling percaya, memiliki
maturitas dari organisasi dalam
pemahaman bahwa keselamatan itu
mejalankan budaya keselamatan pasien.
penting, memiliki solusi pencegahan
Menciptakan perilaku kesadaran akan
terhadap hal yang tidak diinginkan, dan
budaya keselamatan pasien merupakan
dukungan bagi tenaga kerja. Keselamatan
elemen penting terhadap meningkatkan
pasien di rumah sakit merupakan suatu
keselamatan pasien dan kualitas
tujuan utama dan prioritas penting rumah
pelayanan. Penilaian budaya keselamatan
sakit yang tujuannya yaitu memperoleh
pasien di rumah sakit dapat dilakukan
kepuasan dan keselamatan pasien. Upaya
dengan menilai dimensi–dimensi yang
yang di lakukan pihak rumah sakit dalam
terkait dengan budaya keselamatan pasien.
upaya mencegah hal hal yang bisa
Keselamatan pasien rumah sakit
menimbulkan insiden berupa kecelakaan
merupakan suatu sistem dimana rumah
dan hal-hal yang tidak diinginkan lainnya.
sakit memberikan asuhan yang lebih aman
Untuk meminimalisir terjadinya
melalui usaha-usaha, menganalisi resiko,
kecelakaan tersebut, pihak yang
mengelola resiko, dan belajar dari resiko
bertanggung jawab perlu mengambil
yang terjadi supaya kejadian tersebut tidak
langkah-langkah upaya pencegahan dan
terulang kembali. Dengan kata lain bahwa
upaya untuk memaksimalkan terjadinya
keselamatan pasien rumah sakit
insidem tersebut
merupakan upaya mencegah kejadian yang
Rumah sakit merupakan suatu unit tidak diharapkan.
yang di dalamnya banyak komponen
Keselamatan merupakan prinsip
komponen, dan sistem yang saling
dasar dalam pelayanan pasien dan
mempengaruhi, komponen-komponen
komponen kritis dari manajemen mutu.
Salah satu tujuan keselamatan pasien yaitu tingkat kepuasan pasien yang mendapatkan
menurunnyakejadian tidak dihatapkan layanan. Layanan yang berkualitas yang
KTD. Untuk mencapai tujuan tersebut diberikan perawat kepada pasien tidak
makan ada upaya-upaya yang harus terlepas dari prilaku carring. Terdapat
dilakukan. Apabila rumah sakit ingin beberapa faktor yang dapat
menurunkan kejadian insiden keselamatan mempengaruhi perilaku caring perawat.
pasien upaya yang dilakukan rumah sakkit carring bertujuan memberikan
bersama tim-timnya yaitu menerapkan kenyamanan dan kepuasan secara
budaya keselamatan pasien. maksimal kepada pasien, carring perawat
bisa meminimalisir kekhawatiran yang
Institute for Healthcare Improvement
dirasakan pasien. Carring tersebut bukan
merekomendasikan ada 10 komponen
muncul secara sendirinya melainkan dari
pendekatan yang bisa di gunakan dalam
motivasi perawat dalam memberikan
membangun budaya keselamatan pasien
carring tersebut.
dalam pelayanan kesehatan, komponen-
komponen tersebut antara lain, yaitu: Pendapat yang dilakukan oleh
melakukan kepemimpinan keselamatan Newton (2009) yang menyimpulkan
pasien WalkRounds, membuat sistem bahwa motivasi menjadi perawat didasari
pelaporan, membentuk tim keselamatan oleh faktor intrinsik seperti keinginan
pasien, melibatkan pasien dalam inisiatif untuk membantu atau peduli kepada orang
keselamatan, menyampaikan laporan lain dan berkontribusi pada masyarakat.
keselamatan di pergeseran shift, menunjuk Malini (2009) juga berasumsi bahwa
juara keselamatan untuk setiap unit, perilaku caring banyak dipengaruhi oleh
memahami berbagai risiko yang mungkin berbagai faktor dan salah satunya adalah
terjadi, melakukan pengarahan motivasi diri. Perilaku Caring perawat
keselamatan, membentuk team respon sangat penting dalam memenuhi kepuasan
kejadian yang tidak diinginkan pasien, carring yang diberikan perawat
menjadi tolak ukur dalam menjamin
Penilaian klien terhadap pelayanan
kualitas pelayanan yang baik yang ada di
kesehatan harus diperhatikan, sebab
rumah sakit, dengan adanya carring pasien
masyarakatlah yang menilai baik buruknya
yang sedang menjalankan perawatannya
pelayanan yang ada di rumah sakit.
tidak perlu khawatr, karena perawat yang
Perawat perlu memperhatikan tingkat
menangani mereka telah mampu
kepuasan pasien atau klien, Informasi
memahami apa yang mereka rasakan dan
merupakan elemen yang penting dalam
apa yang mereka butuhkan. .
membangun sistem pemberian pelayanan
yang efektif, termasuk terhadap kepuasan
pelanggan dan kualitas pelayanan (Kotler,
2005) usaha yang di lakukan perawat
dalam memberi layanan dan perawatan
yang baik bertujuan untuk mencapai
METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tujuan penelitian ini adalah untuk
kualitatif, yang mana sumber referensinya mendapatkan informasi tentang Hubungan
di ambil dari jurnal terpercaya guna budaya carring dengan keselamatan pasien
mendapatkan informasi yang akurat . di rumah sakit. Dengan adanya penelitian
ini diharapkan dapat membantu pembaca
mendapatkan informasi terkain tema ini.
HASIL
Ada banyak faktor yang bisa Perilaku carring perawat mampu
mempengaruhi kepuasan pasien di rumah mengasah berperilaku humanis terhadap
sakit, salah satunya adalah kinerja pasien, di sini pasien mampu
(performance) misalnya kecepatan, memperlakukan pasien sebagai manusia
kemudahan, kenyamanan ketika perawat yang harus diperhatikan, dijaga dan
dalam menangani pasien dan metepatan dilayani dengan setulus hati tanpa
dalam memberi asuhan keperawatan. membeda-bedakan. Keperawatan dan
asuhan yang tepat dapat mempercepat caring merupakan 2 komponen yang tidak
kesembuhan pasien, kecepatan, ketelitian, terpisahkan, carring ibarat pakaian yang
manajemen waktu kebersihan, keramahan dipakai perawat ketika ia hendak melayani
dan kelengkapan fasilitas rumah sakit pasiennya. Caring merupakan pancaran
harus di perhatikan supaya pelayanan yang dan inti dari praktik keperawatan yang
diberikan tidak menyimpang dari tujuan tujuannya untuk meningkatkan kepedulian
awal. Keberhasilan layanan yang di dalam pencapaian pelayanan keperawatan
berikan rumah sakit dapat dinilai dari yang lebih baik dan membangun struktur
persepsi-persepsi yang di berikan oleh sosial yang lebih baik. Perilaku caring
klien yang mendapatkan layanan, para merupakan inti dari keperawatan, dalam
kliendan pasienlah yang menilai kualitas memberikan layanan kepada pasien carring
baik-dan buruknya pelayanann yang ada di akan menjadi tolak ukur keberhasilan
rumah saki, oleh karena itu upaya yang perawat dalam melayyani pasien karena
bisa di lakukan untk menjaga citra rumah carring merupakan bukti ketulusan dan
sakit dan memenuhi kebutuhan pasien keperdulian pasien terhadap perawatnya.
yaitu dengan meningkatkan pelayann Sikap carring perawat dapat mengurangi
dengan menprioritaskan keelamatan masalah dan kekhawatiran yang di alami
pasien. Salah satu usaha perawat dalam oleh pasien, dengan carring rasa khawatir
memenuhi kepuasan dan kesembuhan pasien bsisa berlurang, dengan itu pasien
pasien yaitu dengan menerapkan prilaku akan merasa tenang dan ketenangan ini
carring. caring dapat diwujudkan dengan memberikan pemikiran positif yang
memberikan perhatian, penghargaan, bembuahkan hasil kesembuhan terhadap
tanggung jawab dan bantuan secara ikhlas pasien tersebut.
yang diberikan perawat kepada pasien.

PEMBAHASAN

Keberhasilan rumah sakit dalam memberi Pelayanan yang paling berpengaruh


pelayanan adalah kepuasan pasien. terhadap pelayanan di rumah sakit yaitu
Kepuasan tersebut bisa tercapai apabila pelayann yang di berikan oleh perawat,
pasien di tangani dengan cepat dan tepat. perawat lah yang bertanggung jawab besar
terhadap kesembuhan pasien dalam proses keperawatan yang diberikan perawat
perawatan di rumah sakit, perawat yang merupakan pelayanan yang harus
memiliki waktu lebih banyak ketika pasien berlandaskan carring, karena Fungsi
berada di rumah sakit. Perawat merupa kan keperawatan adalah membantu individu,
ujung tombak pelayanan kesehatan di baik sehat maupun sakit, pelayanan yang
rumah sakit. tingkat kepuasan dan di berikan oleh perawat sudah
kecewaan pasien terhadap pelayanan pastiberkaitan dengan kesehatan,
kesehatan di rumah sakit merupakan penyembuhan penyakit, ataupun untuk
indikator pelayanan kesehatan. Hal ini memberikan kenyamanan ketika pasien
dibuktikan karena perawat merupakan sedang dalam kondisi menghadapi
profesi yang memiliki banyak waktu kematian.
dalam berinteraksi dengan pasien. Kualitas
Jean Watson merupakan tokoh
pelayanan keperawatan yang diberika
pertama yang mencetus teory tentang
perawat tercermin dari pelaksanaan asuhan
carring. Caring ini merupakan tindakan
keperawatan yang profesional. Perawat
yang digunakan perawat dalam
yang profesional dan berkualitas wajib
memberikan asuhan keperawatan kepada
memiliki ketrampilan hard skill dan soft
pasiennya. Caring mencerminkan sikap
skill, karena kesuksesan seseorang dalam
peduli, hormat dan menghargai orang lain.
dunia kerja dipengaruhi oleh soft skill
Watson dalam Theory of Human Care,
(80%) dan hard skill (20%)
mengatakan bahwa caring diperlukan
Kepuasan pasien merupakan antara pemberi dan penerima asuhan
harapan dari rumah sakit, sedangkan keperawatan dalam upaya meningkatkan
kesembuhan dan mendapatkan layanann dan melindungi pasien, dengan
yang baik merupakan harapan dari pasien. pengaplikasian carring dalam memberikan
Kepuasan merupakan pengertian dari layananan dan asuhan keperawatan dapat
keadaan yang harapan dan kebutuhan meminimalisir hal yang yang
pasien dapat dipenuhi. Asuhan dan layanan menbahayakan pasien. Prilaku carring
dinilai memuaskan apabila layanan perawat mampu memberikan kenyamanan
tersebut dapat memenuhi harapan pasien dan sifat terbuka pasien terhadap perawat
dan memberikan kepuasan terhadap karena carring merupakan pengertian dari
pasien. Kepuasan atau ketidak puasan perawat yang memiliki sikap yang mampu
pasien adalah kesimpulan dari interaksi menyayangi pasiennya, perduli terdadap
antara pasien dan perawat. Pelayanan pasiennya, dan memahami kondisi
kesehatan dan tau apa yang di butuhkan bersama, empati, pengetahuan,
oleh pasien tersebut. perawat yang penghargaan dan menyenangkan.
mengaplikasikan carring mampu (Juwariyah, Joyo, & Santosa, 2014)
meminimalisir stress pasien akibat saitnya, Kepuasan adalah cukup, kukup atas
dengan berkurangnya stres maka pasien pelayanan dan tidak mengecewakan.
akan merasa aman dan tenang, perasaan perasaan senang atau kecewa seseorang
aman ini aman berefek positif terhadap yang dirasakan setelah membandingkan
kesembuhan pasien. antara kinerja (hasil) dengan yang
harapkan, jika kinerja berada dibawah
harapan maka pelanggan tidak puas,
Caring adalah fenomena yang umum namun sebaliknya jika memenuhi harapan
dalam keperawatan, hal ini dapat pelanggan merasa puas dan jika kinerja
dimengerti dan diterima sebagai nilai yang melebihi harapan pelanggan merasa
mendasar yaitu sebuah disiplin dalam saaangat puas dan merasa senang (Kotler,
pengetahuan dan profesional dalam 2008). Rahayu (2011) dalam
praktek.inti dada keperawatan adalah penelitiannya tentang faktor-faktor yang
perawat memiliki keperdulian atau carring berhubungan dengan sikap caring perawat
yang baik. Carring merupakan merupakan yang dipersiapkan perawat pelaksana di
inti dari keperawatan dan carring juga di ruang rawat inap RSUP Persahabatan
golongkan sebagai karakteristik Jakarta, menemukan bahwa 51,9%
keperawatan.dan sudah pasti bahwa bagi perawat bersikap caring dan 48,1%
perawat melaksanakan praktek kurang bersikap caring.
keperawatan dengan dasar carring
Ada 10 faktor yang bisa
merupakan tugas dan tanggung jawab
mencerminkan perilaku caring perawat
mereka. (Aring, 2016). Dwidiyanti (2008)
menurut (Tomey & Alligood,
menyatakan bahwa caring merupakan
2006).adanya prilaku carring dalam diri
manifestasi dari perhatian kepada orang
perawat mampu memnuat perubahan
lain, berpusat pada orang lain,
terhadap pasien, perubahan bukan hanya
menghormati harga diri dan kemanusiaan,
pasien yang busa sembuh karena carring
komitmen untuk mencegah terjadinya
yang diberikan perawat namun carring
suatu yang memburuk, memberi perhatian
juga mampu merubah persepsi pasien
dan konsen, menghormati kepada orang
terkait pelayanan yang ada di rumah sakit
lain dan kehidupan manusia, cinta dan
itu menyakitkan dan menyeramkan,
ikatan, otoritas dan keberadaan, selalu
sehingga pasien enggan datang ke rumah Rasa caring ini yang menjadikan pasien
sakit. Perilaku caring yang ada dalam diri lebih termotivasi untuk sembuh, semangat
perawat merupakan hasil dari usaha dan keperdulian yang diberikan perawat
perawat dalam memberikan perhatian dan mampu membuat pasien bangkit dari
mempu merasakan perasaan orang yang pemikiran-pemikiran negatif pasien.
ada di sekitarnya, carring bisa lahir dari seorang perawat yang memang memiliki
lingkungan dan kebiasaan orang-orang sift skill yang baik dan membiasakan diri
yang ada di lingkunga. Namun carring untuk memunculkan rasa caring akan
bukan semudah itu mampu tertera dalam sangat membantu pasien bangkit dari
diri perawat, ada banyak yang keterpurukannya. Rasa caring tersebut
mempengaruhi carring, selain lingkungan, yang menjadi cerminan salah satu kualitas
unsur instrinsik yang ada dalam diri personal seorang perawat. Dengan
perawat juga sangat berpengaruh. Caring memberikan pelayanan yang bagus maka
merupakan ciri khas yang membedakan pasien akan merasa puas. Kepuasan
antara perawat dengan profesi lain, dari pasien adalah tujuan yang mendasar dari
carring pasien mampu merasakan pelayanan yang ada di rumah sakit, jika
ketulusan dan keperdulian perawat, kinerja yang dilakukan tim jauh dari
perawat memang harus carri karena harapan pasien makan pelayanan yang di
carring ini yang menjadi dasar ia mampu berikan termasuk ke dalam kata gagal, atau
menyelesaikan masalah pasien atau lebih tepatka tim rumah sakit tidak mampu
kliennya. Penyakit yang di alami pasien memberikan apa yang di butuhkan pasien.
harus diobati tetapi tanpa adanya caring Dan jika kinerja tim sudah sesuai dengan
makan kesehatan pasien akan sulit apa yang diharapkan pasien, maka tim
tercapai. Caring merupakan bentuk tergolong sukses dalam memberkan
kepedulian dan bentuk pertanggung layanan kepada pasien,
jawaban hubungan antara perawat dan
Carring merupakan harapan bagi
pasien (Watson, 1985 dalam George,
kita semua, Caring bukan hanya tentang
2011). a
kepedulian melainkan rasa kasih kasayang,
Untuk mewujudkan keselamatan rasa empati,rendah hati dan masih banyak
pasien, perawat perlu memastikan pasien lagi sehingga terpancar rasa kemuliaan hati
dalam keadaan aman dan nyaman. Perawat perawat dalam menghadapi pasiennya.
yang memiliki rasa caring akan lebih jauh Namun masih minim sekali orang-orang
memperhatikan keselamatan pasiennya. yang memiliki rasa caring yang tulus lahir
dari hati. Banyak yang merasa kurang asuhan yang diberikan sesuai deengan
ikhlas dalam menjalankan perkerjaanya konsep carring. Perilaku caring perawat di
dikarenakan gaji yang kecil dan tidak mau pelayanan keperawatan dapat
ribet terhadap suatu hal yang terjadi. meningkatkan kualitas kesehatan pasien,
Perasaan egois tersebut menjadi mengurangi stres, dan kecemasan,
penghambat proses pembinaan kegiatan kemarahan, penyangkalan, rasa
carring antar perawat dengan pasien. malu,berduka dan ketidakpastian terhadap
Sebab kesembuhan pasien tersebut akan penyakitnya dapat segera diatasi.
lebih mudah sembuh ketika pelayanan

PENUTUP.

keselamatan pasien akan tercipta bilamana umpan balik yang dapat diterima oleh
seorang perawat memiliki rasa peduli dan perawat adalah penilaian pasien terhadap
tanggung jawab atas kerjanya. Perawat perilaku caring yang dilakukan oleh
yang berkompeten dan memiliki pemikiran perawat. Hal ini sangat penting karena
yang kritis pasti akan memikirkan apa persepsi pasien tentang perilaku caring
yang akan dilakukannya terhadap pasien perawat yang rendah dapat berdampak
dan akan memikirkan tindakan selanjutnya pada motivasi pasien untuk sembuh.
setelah menangani pasien. Caring Kemampuan perawat dengan memberikan
bukanlah hal yang muncul pelayanan yang baik, menciptakan
secaragamblang, melainkan orang yang komunikasi terapeutik yang
benar-benar tuluslah yang akan muncul menyenangkan dapat mempengaruhi
rasa caringnya. Rasa caring perawat juga kepuasan pasien dan berdampak
akan menunjang keselamatan pasien di meningkatkan motivasi pasien untuk
rumah sakit. mengikuti program terapi.

REFERENSI

Apriyatmoko,Raharjo.Susilo, Eko. (2014). Jurnal Manajemen Keperawatan .


Budaya Organisasi Dan Volume 2, No. 2,. 116-125.
Profesionalisme Perawat Di Rumah
Sakit Swasta Di Temanggung. Ariani, Tutu, April. Aini, Nur. 2018.
Perilaku caring perawat terhadap
kepuasan pasien rawat Inap Pada Sakit Jiwa Daerah Dr Amino
Pelayanan Keperawatan. Gondohutomo Semarang Tahun
http://ejournal.umm.ac.id/index.ph 2016.Jurnal Kesehatan
p/keperawatan/issue/view. 9(1):58- Masyarakat (e-Journal) 5(1):68-
64. 74.
Asmirajanti, Mira.(2014). Pengaruh Simamora, R. H. (2018). Buku ajar
Pelaksanaan Caring Perawat keselamatan pasien melalui
Terhadap Kepuasan Pasien di timbang terima pasien berbasis
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit komunikasi efektif:
Umum SBAR. Medan: USUpress.
Daerah Bandung. Jurnal Inohim.
Volume 2 Nomor 2.140-144. Simamora, R. H. (2020). Learning of
Patient Identification in Patient
Iriviranty,Afrisya. (2015).Analisis Budaya Safety Programs Through Clinical
Organisasi dan Budaya Preceptor Models. Medico Legal
Keselamatan Pasien Sebagai Update, 20(3), 553-556.
Langkah Pengembangan
Keselamatan Pasien di RSIA Budi Sugiyati,Sri.(2015).Hubungan
Kemuliaan Tahun 2014.Jurnal Pengetahuan Perawat Dalam
Administrasi Rumah Sakit. Dokumentasi Keperawatan Dengan
1(3):196-206. Pelaksanaannya Di Rawat Inap RSI
Kendal. Jurnal Keperawatan. Vol.
Juwariyah, Titik. Joyo, Nanang Bagus 8 No. 2 : 109 – 125.
Witjayanto. (2014).Hubungan
Perilaku Caring Perawat Dengan Sunardi. (2014).Analisis Perilaku Caring
Tingkat Kepuasan Pasien Di Poli Perawat. Jurnal keperawatan. 5(1):
Vct Rsud Gambiran Kota Kediri 69 – 78.
Berdasarkan Teori Watson. Jurnal Suwekoa, Hadi. W.,Bambang,Edi.
Ners dan Kebidanan. 1(3):178-183. (2019).Hubungan Perilaku Caring
Najihah. (2018).Budaya Keselamatan Perawat Dengan Kepuasan Pasien
Pasiendan Insiden Keselamatan Diruang Rawat Inap : Literatur
Pasien Di Rumah Sakit: Literature Review.Jurnal Ilmu Keperawatan
Review.Journal Of Islamic dan Kebidanan.10(1). 243-247.
Nursing. 3(1):1-8. Yasmi, Yulia. T.,Hasbullah.
Napitupulu, Helena. Dkk. (2017).Analisis (2018).Faktor-Faktor yang
Budaya Keselamatan Pasien Berhubungan dengan Budaya
Dengan Pendekatan Institute For Keselamatan Pasien di Rumah
Healthcare Improvement Ditinjau Sakit Karya Bhakti Pratiwi Bogor
Dari Aspek Organisasi Di Rumah Tahun 2015. Jurnal ARSI. 4(2):98-
109.

Anda mungkin juga menyukai