2. Tiap bab berisi berapa topik? Dan jelaskan judul masing-masing topik pada tiap bab
tersebut!
e. Konsep keselamatan pasien
1) Keselamatan pasien menurut Emanuel (2008) yang menyatakan bahwa
keselamatan pasien merupakan disiplin ilmu disektor perawatan kesehatan yang
menerapkan metode ilmu kesehatan menuju tujuan mencapai sistem
penyampaian layanan kesehatan yang dapat dipercaya. Tujuan dari bidang
keselamatan pasien adalah untuk meminimalkan kejadian buruk dan
menghilangkan kerusakan yang dapat dicegah dalam perawatan kesehatan.
Keselamatan pasien dan kualitas pasien adalah jantung dari penyampaian
layanan kesehatan. Untuk setiap pasien, yang merawat anggota keluarga dan
professional kesehatan, keselamatan sangat penting untuk penegakan diagnosa,
tindakan kesehatan dan perawatan. Dokter, perawat dan semua orang yang
bekerja di sistem kesehatan untuk semua orang yang membutuhkannya. Telah
ada investigasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir dalam
peningkatan layanan, peningkatan kapasitas sistem, perekrutan professional
yang sangat terlatih dan penyediaan teknologi dan perawatan baru. Namun
sistem kesehatan di seluruh dunia, profesional layanan kesehatan yang tidak
kompeten, tata pemerintah yang buruk dalam pemberian layanan kesehatan,
kesalahan dalam diagnosis dan perawatan dan ketidakpatuhan terhadap standar
(Commission on Patient Safety & Quality Assurance, 2008)
Istilah insiden keselamatan pasien : IKP (setiap kejadian atau situasi yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi harm yang tidak seharusnya terjadi), KTD
(kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena
suatu tindakan atau karena tidak bertindak, bukan karena atau kondisi pasien,
KNC (insiden yang belum sampai terpapar ke pasien tidak menyebabkan cedera
pada pasien), KTC (insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak
menimbulkan cedera, dapat terjadi karena keberuntungan atau peringanan),
KPC (kondisi yang berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi
insiden), Kejadian sentimental (KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera
yang diharapkan atau tidak dapat diterima seperti operasi pada bagian tubuh
yang salah)
2) Enam elemen keselamatan pasien dari Vincent (2010) yang mempengaruhi
keselamatan pasien : faktor organisasi dan manjemen, faktor lingkungan kerja,
faktor tim, faktor individu, karakteristik pasien dan faktor lingkungan pasien.
Faktor-faktor ini menyebar diantara tiga domain : sistem untuk tindakan
terapeutik, orang-orang yang bekerja di bidang perawatan kesehatan dan orang-
orang yang menerimanya atau memilih saham dalam ketersediaannya. Tahap
pertama pelaksanaan formasi akreditasi telah difokuskan pada pengembangan
seperangkat standar pelayanan kesehatan keselamatan dan mutu nasional. Draft
standar berfokus pada area yang penting untuk meningkatkan keselamatan dan
kualitas perawatan bagi pasien dengan memberikan pernyatan eksplisit tentang
tingkat keselamatan dan kualitas perawatan yang diharapakan yang akan
diberikan kepada pasien oleh organisasi layanan kesehatan. Standar tersebut
juga menyediakan sarana untuk menilai kerja organisasi. Draft standar telah
dikembangkan untuk tata kelola untuk keselamatan dan mutu dalam organisasi
pelayanan kesehatan, infeksi terkait kesehatan, keamanan obat, identifikasi
pasien dan prosedur pencocokan dan timbang terima. Manajemen resiko adalah
proses dimana kita mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat membantu dalam
memberikan perawatan yang sangat baik, aman, efisien dan efektif. Resiko
dapat terjadi dalam berbagai cara, misalnya akibat dari perubahan bagaimana
atau dimana kita memberikan layanan. Tujuan pengelolaan resiko adalah untuk
memastikan resiko ini diidentifikasi sejat dini, dinilai sebagai cara terbaik untuk
mengelola atau mengendalikan dan untuk mengurangi pengaruhnya.
f. Standar, langkah-langkah dan kebijakan yang mendukung keselamatan pasien
di fasilitas pelayanan kesehatan
1) Standar keselamatan pasien : hak pasien untuk mendapatkan informasi
tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terhadap
insiden ; mendidik pasien dan keluarga dengan memberikan informasi
yang benar, jelas, lengkap dan jujur, mengetahui kewajiban dan tanggung
jawab pasien dan keluarga, mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang
tidak dimengerti, memahami dan menerima konsekuensi pelayanan, mematuhi
instruksi dan menghormati peraturan fasilitas pelayanan kesehatan, memperlihatkan
sikap menghormati dan tenggang rasa, memenuhi kewajiban finansial yang
disepakati ; Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan (Standarnya adalah
fasilitas pelayanan kesehatan menjamin keselamatan pasien dalam kesinambungan
pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan) ;
Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien ; Penggunaan metode-metode peningkatan
kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien ;
peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien ; mendidik staf
tentang keselamatan pasien.
2) Langkah-langkah menuju keselamatan pasien : penatalaksanaan patient
safety dalam fasilitas pelayanan kesehatan harus dilakukan secara optimal
hal ini dapat diketahui dari masih adanya indikator pelaksanaan patient
safety yang dilakukan. Hambatan yang dirasakan dalam pelaksanaan
patient safety adalah kurangnya pengetahuan terhadap pentingnya patient
safety serta kuantitas baik sumber daya manusia maupun sarana dan
prasarananya. Dengan 7 langkah menuju keselamatan pasien, fasilitas
pelayanan kesehatan diharapkan dapat memperbaiki keselamatan pasien,
melalui perencanaan kegiatan dan pengukuran kinerjanya. Melaksanakan
7 langkah ini akan membantu memastikan bahwa asuhan yang diberikan
seaman mungkin, dan jika terjadi sesuatu hal yang tidak benar bisa segera
diambil tindakan yang tepat. Tujuh langkah ini juga bisa membantu
fasilitas pelayanan kesehatan mencapai sasaran-sasaran untuk tata kelola
klinik, manajemen resiko dan pengendalian mutu.
3) Kebijakan keselamatan pasien di pelayanan kesehatan : keselamatan
pasien merupakan upaya untuk melindungi hak setiap orang terutama
dalam pelayanan kesehatanagar memperoleh pelayanan kesehatanyang
bermutu dan aman. Indonesia salah satu negara yang menerapkan
keselamatan pasien sejak 2005 dengan didirikannya Komite Keselamatan
Pasien Rumah Sakit (KKPRS) oleh Persatuan Rumah Sakit Seluruh
Indonesia (PERSI). Dalam perkembangannya Komite Akreditasi Rumah
Sakit (KARS) Departemen Kesehatan menyusun Standar Keselamatan
Pasien Rumah Sakit dalam instrument Standar Akreditasi Rumah Sakit.
Peraturan perundang-undangan memberikan jaminan kepastian
perlindungan hukum terhadap semua komponen yang terlibat dalam
keselamatan pasien, yaitu pasien itu sendiri, sumber daya manusia di
rumah sakit, dan masyarakat. Ketentuan mengenai keselamatan pasien
dalam peraturan perundang-undangan memberikan kejelasan atas
tanggung jawab hukum bagi semua komponen tersebut.