Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH

SAKIT
Rahmatia Sitanggang/181101137

rahmatiasitanggang@gmail.com

ABSTRAK

Fasilitas pelayanan kesehatan perlu melakukan perubahan paradigma pelayanan dari “Quality”,
menjadi “Quality and Safety”. Perbaikan pada kualitas pelayanan seharusnya sejalan dengan
meningkatnya keselamatan pasien dan meminimalkan terjadinya insiden. Tujuan terciptanya
budaya keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap
pasien dan masyarakat, menurunya kejadian tidak di harapkan (TKD) di rumah sakit,
terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak
diharapkan.Metode yang digunakan adalah metode kualitatif di mana maksudnya dengan cara
mengumpulkan sebanyak-banyaknya data untuk dianalisis. Yaitu dengan Literature review ini
dengan menganalisis yang berfokus pada Peran perawat dalam menerapkan prinsip pasien
safety di RS adapun tinjauan literatur yang digunakan seperti buku teks, bukureferensi, jurnal,
dan google scholar. Dengan kata knci Sasaran Keselamatan Pasien, Penerapan Keselamatan
Pasien, Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit. Dan yang digunakan adalah 14 literatur yang
diterbitkan 10 tahun terakhir.
KATA KUNCI : Sasaran Keselamatan Pasien, Penerapan Keselamatan Pasien, Keselamatan
Pasien Di Rumah Sakit.

PENDAHULUAN Rumah Sakit Nomor 44 Tahun 2009


bahwa rumah sakit wajib melaksanakan
Rumah Sakit (RS) adalah institusi
pelayanan kesehatan yang aman,
pelayanan kesehatan bagi masyarakat
bermutu, anti diskriminasi dan efektif,
dengan karateristik tersendiri yang
dengan mengutamakan kepentingan
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pasien. Rumah sakit wajib memenuhi
pengetahuan kesehatan, kemajuan
hak pasien memperoleh keamanan dan
teknologi, dan kehidupan sosial
keselamatan selama dalam perawatan di
ekonomi masyarakat yang harus tetap
rumah sakit. (Permenkes RI Nomor
mampu meningkatkan pelayanan yang
1961/Menkes/2011).
lebih bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat agar terwujud derajat Rumah sakit sebagai salah satu institusi
kesehatan yang setinggi-tingginya, pelayanan kesehatan memiliki fungsi
seperti yang dijelaskan dalam penting dalam meningkatkan derajat
UndangUndang Kesehatan Nomor 36 kesehatan masyarakat sehingga dituntut
Tahun 2009 dan Undang-Undang untuk selalu meningkatkan mutu
pelayanan yang diberikan. Dalam hal ini lanjut dan implementasi solusi untuk
semua pihak di dalam rumah sakit meminimalkan resiko (Depkes 2008).
saling terkait satu sama lain, mulai dari
Setiap tindakan pelayanan kesehatan
yayasan pemilik, direksi, para dokter,
yang diberikan kepada pasien sudah
perawat, dan profesional lainnya serta
sepatutnya memberi dampak positif dan
staf pada umumnya.
tidak memberikan kerugian bagi pasien.
Kualitas rumah sakit tidak hanya Oleh karena itu, rumah sakit harus
terlihat dari bangunan megah, memiliki standar tertentu dalam
dokterdokter berpengalaman, obat- memberikan pelayanan kepada pasien.
obatan yang lengkap, dan peralatan Standar tersebut bertujuan untuk
medis yang serba canggih. Rumah sakit melindungi hak pasien dalam menerima
dituntut untuk memberikan pelayanan pelayanan kesehatan yang baik serta
kesehatan terbaik dan lebih terbuka sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan
pada masyarakat. Kepercayaan dalam memberikan asuhan kepada
masyarakat terhadap mutu pelayanan pasien. Selain itu, keselamatan pasien
kesehatan dapat ditingkatkan dengan juga tertuang dalam undang-undang
adanya status terakreditasi karena kesehatan. Terdapat beberapa pasal
standar-standar yang ditetapkan dalam dalam undang-undang kesehatan yang
akreditasi dibuat untuk memenuhi hak- membahas secara rinci mengenai hak
hak pasien. dan keselamatan pasien.

Keselamatan pasien adalah suatu sistem Keselamatan pasien adalah hal


dimana rumah sakit memberikan asuhan terpenting yang perlu diperhatikan oleh
kepada pasien secara aman serta setiap petugas medis yang terlibat
mencegah terjadinya cidera akibat dalam memberikan pelayanan kesehatan
kesalahan karena melaksanakan suatu kepada pasien. Tindakan pelayanan,
tindakan atau tidak melaksanakan suatu peralatan kesehatan, dan lingkungan
tindakan yang seharusnya diambil. sekitar pasien sudah seharusnya
Sistem tersebut meliputi pengenalan menunjang keselamatan serta
resiko, identifikasi dan pengelolaan hal kesembuhan dari pasien tersebut. Oleh
yang berhubungan dengan resiko karena itu, tenaga medis harus memiliki
pasien, pelaporan dan analisis insiden, pengetahuan mengenai hak pasien serta
kemampuan belajar dari insiden, tindak mengetahui secara luas dan teliti
tindakan pelayanan yang dapat menjaga digunakan adalah 14 literatur yang
keselamatan diri pasien. diterbitkan 10 tahun terakhir.

TUJUAN HASIL DAN PEMBAHASAN

Terciptanya budaya keselamatan pasien Sasaran Keselamatan Pasien


di rumah sakit, meningkatnya merupakan syarat untuk diterapkan
akuntabilitas rumah sakit terhadap di semua rumah sakit yang
pasien dan masyarakat, menurunya diakreditasi oleh Komisi Akreditasi
kejadian tidak di harapkan (TKD) di Rumah Sakit. Penyusunan sasaran
rumah sakit, terlaksananya program- ini mengacu kepada Nine Life-
program pencegahan sehingga tidak Saving Patient Safety Solutions dari
terjadi pengulangan kejadian tidak WHO Patient Safety (2007) yang
diharapkan. digunakan juga oleh Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
METODE PERSI (KKPRS PERSI), dan dari
Joint Commission International
Metode yang diguna adalah
(JCI).
metode kualitatif di mana
maksudnya dengan cara Maksud dari Sasaran
mengumpulkan sebanyak- Keselamatan Pasien adalah
banyaknya data untuk dianalisis. mendorong perbaikan spesifik dalam
Yaitu dengan Literature review ini keselamatan pasien. Sasaran
dengan menganalisis yang berfokus menyoroti bagian-bagian yang
pada Peran perawat dalam bermasalah dalam pelayanan
menerapkan prinsip pasien safety di kesehatan dan menjelaskan bukti
RS adapun tinjauan literatur yang serta solusi dari konsensus berbasis
digunakan seperti buku teks, bukti dan keahlian atas
bukureferensi, jurnal, dan google permasalahan ini. Diakui bahwa
scholar. Dengan kata kunci Sasaran desain sistem yang baik secara
Keselamatan Pasien, Penerapan intrinsik adalah untuk memberikan
Keselamatan Pasien, Keselamatan pelayanan kesehatan yang aman dan
Pasien Di Rumah Sakit. Dan yang bermutu tinggi, sedapat mungkin
sasaran secara umum difokuskan produk darah; pengambilan darah
pada solusi-solusi yang menyeluruh. dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis; memberikan
Enam sasaran keselamatan
pengobatan atau tindakan lain.
pasien adalah tercapainya hal-hal
Kebijakan dan/atau prosedur
sebagai berikut: 1. Ketepatan
memerlukan sedikitnya dua cara
Identifikasi Pasien
untuk mengidentifikasi seorang
Kesalahan karena keliru pasien pasien, seperti nama pasien, nomor
terjadi di hampir semua rekam medis, tanggal lahir, gelang
aspek/tahapan diagnosis dan identitas pasien dengan bar-code,
pengobatan. Kesalahan identifikasi dan lain-lain.
pasien bisa terjadi pada pasien yang
Nomor kamar pasien atau lokasi
dalam keadaan terbius/tersedasi,
tidak bisa digunakan untuk
mengalami disorientasi, tidak sadar;
identifikasi. Kebijakan dan/atau
bertukar tempat tidur/kamar/lokasi
prosedur juga menjelaskan
di rumah sakit, adanya kelainan
penggunaan dua identitas yang
sensori; atau akibat situasi lain.
berbeda pada lokasi yang berbeda
Maksud sasaran ini adalah untuk
di rumah sakit, seperti di pelayanan
melakukan dua kali pengecekan:
rawat jalan, unit gawat darurat, atau
pertama untuk identifikasi pasien
kamar operasi, termasuk identifikasi
sebagai individu yang akan
pada pasien koma tanpa identitas.
menerima pelayanan atau
Suatu proses kolaboratif digunakan
pengobatan; dan kedua, untuk
untuk mengembangkan kebijakan
kesesuaian pelayanan atau
dan/atau prosedur agar dapat
pengobatan terhadap individu
memastikan semua kemungkinan
tersebut.
situasi dapat diidentifikasi.
Kebijakan dan/atau prosedur
Elemen Penilaian Sasaran I
yang secara kolaboratif
dikembangkan untuk memperbaiki 1) Pasien diidentifikasi
proses identifikasi, khususnya pada menggunakan dua identitas pasien,
proses untuk mengidentifikasi tidak boleh menggunakan nomor
pasien ketika pemberian obat, darah/ kamar atau lokasi pasien.
2) Pasien diidentifikasi sebelum melaporkan hasil laboratorium
pemberian obat, darah, atau produk klinik cito melalui telpon ke unit
darah. pelayanan.

3) Pasien diidentifikasi sebelum Rumah sakit secara kolaboratif


mengambil darah dan spesimen lain mengembangkan suatu kebijakan
untuk pemeriksaan klinis. dan/atau prosedur untuk perintah
lisan dan telepon termasuk:
4) Pasien diidentifikasi sebelum
mencatat/(memasukkan ke
pemberian pengobatan dan tindakan/
komputer) perintah secara lengkap
prosedur.
atau hasil pemeriksaan oleh
5) Kebijakan dan prosedur penerima perintah; kemudian
mengarahkan pelaksanaan penerima perintah membacakan
identifikasi yang konsisten pada kembali (read back) perintah atau
semua situasi dan lokasi. hasil pemeriksaan; dan
mengkonfirmasi bahwa apa yang
Sasaran II.: Peningkatan
sudah dituliskan dan dibaca ulang
Komunikasi yang Efektif
adalah akurat. Kebijakan dan/atau
Komunikasi efektif, yang tepat prosedur pengidentifikasian juga
waktu, akurat, lengkap, jelas, dan menjelaskan bahwa diperbolehkan
yang dipahami oleh pasien, akan tidak melakukan pembacaan
mengurangi kesalahan, dan kembali (read back) bila tidak
menghasilkan peningkatan memungkinkan seperti di kamar
keselamatan pasien. Komunikasi operasi dan situasi gawat darurat di
dapat berbentuk elektronik, lisan, IGD atau ICU.
atau tertulis. Komunikasi yang
Elemen Penilaian Sasaran II
mudah terjadi kesalahan kebanyakan
terjadi pada saat perintah diberikan 1. Perintah lengkap secara lisan
secara lisan atau melalui telpon. dan yang melalui telepon atau hasil
Komunikasi yang mudah terjadi pemeriksaan dituliskan secara
kesalahan yang lain adalah lengkap oleh penerima perintah.
pelaporan kembali hasil
pemeriksaan kritis, seperti
2. Perintah lengkap lisan dan Obat Rupa dan Ucapan
telpon atau hasil pemeriksaan Mirip/NORUM, atau Look Alike
dibacakan kembali secara lengkap Sound Alike/LASA).
oleh penerima perintah.
Obat-obatan yang sering
3. Perintah atau hasil disebutkan dalam issue keselamatan
pemeriksaan dikonfirmasi oleh pasien adalah pemberian elektrolit
pemberi perintah atau yang konsentrat secara tidak sengaja
menyampaikan hasil pemeriksaan (misalnya, kalium klorida 2meq/ml
atau yang lebih pekat, kalium fosfat,
4. Kebijakan dan prosedur
natrium klorida lebih pekat dari
mengarahkan pelaksanaan verifikasi
0.9%, dan magnesium sulfat =50%
keakuratan komunikasi lisan atau
atau lebih pekat-). Kesalahan ini
melalui telepon secara konsisten
bisa terjadi bila perawat tidak
mendapatkan orientasi dengan baik
di unit pelayanan pasien, atau bila
Sasaran III.: Peningkatan
perawat kontrak tidak diorientasikan
Keamanan Obat yang Perlu
terlebih dahulu sebelum ditugaskan,
Diwaspadai (High-Alert)
atau pada keadaan gawat darurat.
Bila obat-obatan menjadi bagian Cara yang paling efektif untuk
dari rencana pengobatan pasien, mengurangi atau mengeliminasi
manajemen harus berperan secara kejadian tsb adalah dengan
kritis untuk memastikan meningkatkan proses pengelolaan
keselamatan pasien. Obat-obatan obat-obat yang perlu diwaspadai
yang perlu diwaspadai (high-alert termasuk memindahkan elektrolit
medications) adalah obat yang konsentrat dari unit pelayanan
sering menyebabkan terjadi pasien ke farmasi.
kesalahan/kesalahan serius (sentinel
Rumah sakit secara kolaboratif
event), obat yang berisiko tinggi
mengembangkan suatu kebijakan
menyebabkan dampak yang tidak
dan/atau prosedur untuk membuat
diinginkan (adverse outcome)
daftar obat-obat yang perlu
seperti obat-obat yang terlihat mirip
diwaspadai berdasarkan data yang
dan kedengarannya mirip (Nama
ada di rumah sakit. Kebijakan disimpan pada area yang dibatasi
dan/atau prosedur juga ketat (restricted).
mengidentifikasi area mana saja
yang membutuhkan elektrolit
konsentrat, seperti di IGD atau Sasaran IV.: Kepastian Tepat-
kamar operasi serta pemberian Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-
laboratoriumel secara benar pada Pasien Operasi
elektrolit dan bagaimana
Salah-lokasi, salah-prosedur,
penyimpanannya di area tersebut,
salah pasien pada operasi, adalah
sehingga membatasi akses untuk
sesuatu yang mengkhawatirkan dan
mencegah pemberian yang tidak
tidak jarang terjadi di rumah sakit.
disengaja/kurang hati-hati.
Kesalahan ini adalah akibat dari
Elemen Penilaian Sasaran III komunikasi yang tidak efektif atau
tidak adekuat antara anggota tim
Kebijakan dan/atau prosedur
bedah, kurang/tidak melibatkan
dikembangkan agar memuat proses
pasien di dalam penandaan lokasi
identifikasi, menetapkan lokasi,
(site marking), dan tidak ada
pemberian label, dan penyimpanan
prosedur untuk verifikasi lokasi
elektrolit konsentrat.
operasi. Di samping itu pula
Implementasi kebijakan dan asesmen pasien yang tidak adekuat,
prosedur. penelaahan ulang catatan medis
tidak adekuat, budaya yang tidak
Elektrolit konsentrat tidak
mendukung komunikasi terbuka
berada di unit pelayanan pasien
antar anggota tim bedah,
kecuali jika dibutuhkan secara klinis
permasalahan yang berhubungan
dan tindakan diambil untuk
dengan resep yang tidak terbaca
mencegah pemberian yang kurang
(illegible handwriting) dan
hati-hati di area tersebut sesuai
pemakaian singkatan adalah
kebijakan.
merupakan faktor-faktor kontribusi
Elektrolit konsentrat yang yang sering terjadi.
disimpan pada unit pelayanan pasien
harus diberi label yang jelas, dan
Rumah sakit perlu untuk secara Memverifikasi lokasi, prosedur,
kolaboratif mengembangkan suatu dan pasien yang benar;
kebijakan dan/atau prosedur yang
Memastikan bahwa semua
efektif di dalam mengeliminasi
dokumen, foto (imaging), hasil
masalah yang mengkhawatirkan ini.
pemeriksaan yang relevan tersedia,
Digunakan juga praktek berbasis
diberi laboratoriumel dengan baik,
bukti, seperti yang digambarkan di
dan dipampang;
Surgical Safety Checklist dari WHO
Patient Safety (2009), juga di The Lakukan verifikasi ketersediaan
Joint Commission’s Universal setiap peralatan khusus dan/atau
Protocol for Preventing Wrong Site, implant-implant yang dibutuhkan.
Wrong Procedure, Wrong Person
Tahap “Sebelum insisi” (Time
Surgery.
out) memungkinkan semua
Penandaan lokasi operasi perlu pertanyaan atau kekeliruan
melibatkan pasien dan dilakukan diselesaikan. Time out dilakukan di
atas satu pada tanda yang dapat tempat, dimana tindakan akan
dikenali. Tanda itu harus digunakan dilakukan, tepat sebelum tindakan
secara konsisten di rumah sakit dan dimulai, dan melibatkan seluruh tim
harus dibuat oleh operator /orang operasi. Rumah sakit menetapkan
yang akan melakukan tindakan, bagaimana proses itu
dilaksanakan saat pasien terjaga dan didokumentasikan secara ringkas,
sadar jika memungkinkan, dan harus misalnya menggunakan ceklist.
terlihat sampai saat akan disayat.
Elemen Penilaian Sasaran IV
Penandaan lokasi operasi ditandai
dilakukan pada semua kasus Rumah sakit menggunakan suatu
termasuk sisi (laterality), multipel tanda yang jelas dan dimengerti
struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), untuk identifikasi lokasi operasi dan
atau multipel level (tulang melibatkan pasien di dalam proses
belakang). penandaan.

Maksud proses verifikasi Rumah sakit menggunakan suatu


praoperatif adalah untuk: checklist atau proses lain untuk
memverifikasi saat preoperasi tepat semua bentuk pelayanan kesehatan
lokasi, tepat prosedur, dan tepat termasuk infeksi saluran kemih,
pasien dan semua dokumen serta infeksi pada aliran darah (blood
peralatan yang diperlukan tersedia, stream infections) dan pneumonia
tepat, dan fungsional. (sering kali dihubungkan dengan
ventilasi mekanis).
Tim operasi yang lengkap
menerapkan dan mencatat prosedur Pokok eliminasi infeksi ini
“sebelum insisi/time-out” tepat maupun infeksi-infeksi lain adalah
sebelum dimulainya suatu cuci tangan (hand hygiene) yang
prosedur/tindakanpembedahan. tepat. Pedoman hand hygiene bisa di
baca di kepustakaan WHO, dan
Kebijakan dan prosedur
berbagai organisasi nasional dan
dikembangkan untuk mendukung
intemasional.
proses yang seragam untuk
memastikan tepat lokasi, tepat Rumah sakit mempunyai proses
prosedur, dan tepat pasien, termasuk kolaboratif untuk mengembangkan
prosedur medis dan dental yang kebijakan dan/atau prosedur yang
dilaksanakan di luar kamar operasi. menyesuaikan atau mengadopsi
petunjuk hand hygiene yang sudah
diterima secara umum untuk
Sasaran V.: Pengurangan Risiko implementasi petunjuk itu di rumah
Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan sakit.

Pencegahan dan pengendalian Elemen Penilaian Sasaran V


infeksi merupakan tantangan
Rumah sakit mengadopsi atau
terbesar dalam tatanan pelayanan
mengadaptasi pedoman hand
kesehatan, dan peningkatan biaya
hygiene terbaru yang diterbitkan dan
untuk mengatasi infeksi yang
sudah diterima secara umum (al.dari
berhubungan dengan pelayanan
WHO Patient Safety).
kesehatan merupakan keprihatinan
besar bagi pasien maupun para Rumah sakit menerapkan
profesional pelayanan kesehatan. program hand hygiene yang efektif.
Infeksi biasanya dijumpai dalam
Kebijakan dan/atau prosedur kondisi atau pengobatan, dan lain-
dikembangkan untuk mengarahkan lain.
pengurangan secara berkelanjutan
2. Langkah-langkah
risiko dari infeksi yang terkait
diterapkan untuk mengurangi risiko
pelayanan kesehatan.
jatuh bagi mereka yang pada hasil
Sasaran VI.: Pengurangan asesmen dianggap berisiko jatuh.
Risiko Pasien Jatuh
3. Langkah-langkah
Jumlah kasus jatuh cukup dimonitor hasilnya, baik
bermakna sebagai penyebab cedera keberhasilan pengurangan cedera
pasien rawat inap. Dalam konteks akibat jatuh dan dampak dari
populasi/masyarakat yang dilayani, kejadian tidak diharapkan.
pelayanan yang diberikan, dan
4. Kebijakan dan/atau
fasilitasnya, rumah sakit perlu
prosedur dikembangkan untuk
mengevaluasi risiko pasien jatuh dan
mengarahkan pengurangan
mengambil tindakan untuk
berkelanjutan risiko pasien cedera
mengurangi risiko cedera bila
akibat jatuh di rumah sakit.
sampai jatuh. Evaluasi bisa termasuk
riwayat jatuh, obat dan telaah PENUTUP
terhadap konsumsi alkohol, gaya
Keselamatan pasien merupakan
jalan dan keseimbangan, serta alat
suatu sistem yang membuat asuhan
bantu berjalan yang digunakan oleh
pasien lebih aman, meliputi asesmen
pasien. Program tersebut harus
risiko, identifikasi dan pengelolaan
diterapkan di rumah sakit.
risiko pasien, pelaporan dan analisis
Elemen Penilaian Sasaran VI insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya, serta
1. Rumah sakit menerapkan
implementasi solusi untuk
proses asesmen awal atas pasien
meminimalkan timbulnya risiko dan
terhadap risiko jatuh dan melakukan
mencegah terjadinya cedera yang
asesmen ulang pasien bila
disebabkan oleh kesalahan akibat
diindikasikan terjadi perubahan
melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Peraturan yang Islami, K., Arso, S.P., &
berlaku di Indonesia mewajibkan Lestantyo, D. (2018). Analisis
setiap fasilitas kesehatan termasuk Pelaksanaan Program Keselamatan
rumah sakit maupun pelayanan Pasien Puskesmas Mangkang, Kota
primer lainnya harus Semarang. Jurnal Kesehatan
menyelenggarakan keselamatan Masyarakat, 6(4), 27-41.
pasien melalui menerapkan standar
Ismainar, H. (2019).
keselamatan pasien.
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit.
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta : Deepublish.

Firawati., Pabuty, A., & Putra, Kemenkes RI. (2011).


A.S. (2012). Pelaksanaan Program Permenkes RI
Keselamatan Pasien di RSUD Solok. No.1691/Menkes/VIII/2011 tentang
Jurnal Kesehatan Masyrakat, 6(2), 73- Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
79.
Najihah. (2018). Budaya
Herawati, Y., T. (2015). Budaya Keselamatan Pasien dan Insiden
Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit:
Inap Rumah Sakit X Kabupaten Jember. Literature Review. Journal Of Islamic
Jurnal Ikatan Kesehatan Masyarakat. Nursing. 3 (1), 1-4.
11(1), 54-58.
Rivai, F., Sidin, A., I., &
Hermanto, W. (2016). Tingkat Kartika, I. (2016). Faktor Yang
Pengetahuan Perawat Tentang Patient Berhubungan Dengan Implementasi
Safety di Rumah Sakit Adi Husada Keselamatan Pasien Di Rsud
Surabaya. Adi Husada Nursing Journal. Ajjappannge Soppeng Tahun 2015.
2(1), 68-69 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia.
5(4), 152-154.improving Patients
Iskandar, E. (2017). Tata Kelola
Safety. Indian Journal of Public Health
dan Kepatuhan Penerapan Standar
Research & Development, 10(9), 1280-
Patient Safety Penyakit Stroke di
1285.
Rumah Sakit Dr Kanujoso
Djatiwibowo. Jurnal Administrasi Simamora, R. H. (2018). Buku
Rumah Sakit. 3(3), 169-170. Ajar Keselamatan Pasien Melalui
Timbang Terima Pasien Berbasis 2015. Jurnal Administrasi Rumah Sakit.
Komunikasi Efektif: SBAR. 4 (2), 99-103.

Simamora, R. H. (2019). Buku Yulidar, Girsang, E., &


Ajar Pelaksanaan Identifikasi Pasien. Nasution, A., N. (2019). Analisis
Uwais Inspirasi Indonesia. Faktor-Faktor yangMempengaruhi
Perilaku Perawat Dalam Rangka
Simamora, R. H., & Fathi, A.
Penerapan Patient Safety di Rawat Inap
(2019). The Influence of Training
Rumah Sakit Royal Prima Jambi Tahun
Handover based SBAR communication
2018. Scientia Journal. 8(1), 370-371.
for improving Patients Safety. Indian
Journal of Public Health Research & Yusuf, M. (2017). Penerapan
Development, 10(9), 1280-1285. Patient Safety di Ruang Rawat Inap

Simamora, R, H. ( 2019) Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel

Documention Of Patient Identifikasi Abidin. Jurnal Ilmu Keperawatan. 5 (1),

Into Guality Of Nursing Serviceec 84-85.

International Journal Of Soenrifio & Zainoel Abidin. Jurnal Ilmu


Technology tesearch. Keperawatan, 5(1), 84-89.
Supranto. (2006). Pengukuran
Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk
Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta:
Rineka Cipta.

Simamora, R, H. ( 2019)
Documention Of Patient Identifikasi
Into Guality Of Nursing Serviceec
International Journal Of Soenrifio &
Technology tesearch.

Yasmi, Y., & Thabrany, H.


(2018). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Budaya
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
Karya Bhakti Pratiwi Bogor Tahun

Anda mungkin juga menyukai