Anda di halaman 1dari 12

STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN PASIEN DIRUMAH SAKIT

Echa Lisamanda Titania / 181101066

Email : Echalismanda28@gmail.com

Abstrak

Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan pemenuhan dan tuntutan dari pemakai jasa
pelayanan pasien yang mengaharapkan penyembuhan yang berkualitas dan penyediaan
pelayanan kesehatan yang nyaman dan aman sesuai dengan standar keselamatan pasien.
Keselamatan pasien merupakan suatu sistem dimana rumah sakit atau pelayanan kesehatan
membuat asuhan pasien menjadi lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan tindakan yang seharusnya diambil . sistem tersebut meliputi pengenalan resiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan
implementasi solusi untuk meminimalkan. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus
menyelenggarakan keselamatan pasien.metode : dalam pengkajian ini menggunakan metode
litelature review untuk menjelaskan bagaimana standar keselamatan pasien melalui pemahaman
yang diambiil dari jurnal , textbook , dan artike-artikel resmi yang terkait dengan standar
keselamatan pasien . hasil : dapat digunakan sebagai acuan untuk memahami standar
keselamatan dan kesehatan pasien dirumah sakit.

Kata Kunci : Standar , keselamatan dan Kesehatan Pasien, Rumah Sakit

bantuan. Pasien yang memerlukan

LATAR BELAKANG bantuan menyeluruh dan intensif selama


24 jam dapat mengakses layanan rawat
Rumah sakit adalah sarana inap. Perawatan rawat inap memiliki
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan peran penting dalam pelayanan
ketika seseorang sakit dan perawatan untuk observasi, diagnosis,
membutuhkan bantuan dengan tujuan pengobatan atau upaya perawatan
untuk menyelamatkan kondisi pasien. kesehatan lainnya. Keselamatan pasien
Dengan berlalunya waktu dan di rumah sakit melibatkan partisipasi
perkembangan ilmu pengetahuan dan dari semua petugas kesehatan, terutama
teknologi rumah sakit tidak hanya perawat. Perawat sebagai salah satu
menjadi tempat untuk menyelamatkan tenaga kesehatan yang mempunyai
pasien. Berbagai layanan dapat diakses jumlah cukup dominan di rumah sakit
oleh pasien yang membutuhkan
yaitu sebesar 50 sampai 60% dari Insiden Keselamatan Pasien (IKP) yang
jumlah tenaga kesehatan yang ada. terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC),
Pelayanan asuhan keperawatan yang
Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan
diberikan kepada pasien merupakan
Kondisi Potensial Cedera (KPC)
pelayanan yang terintegrasi dari
(Depkes,2006).
pelayanan kesehatan yang lainnya dan
memiliki peran yang cukup penting

bagi terwujudnya kesehatan dan


keselamatan pasien. Perawat adalah
TUJUAN
pejabat eksekutif kesehatan dengan
waktu kerja tertinggi yang memberikan Keselamatan Pasien adalah suatu sistem
24 jam pelayanan terus menerus serta dimana rumah sakit membuat asuhan
harus berkolaborasi dengan tim pasien lebih aman, mencegah terjadinya
kesehatan lain dan oleh karena itu cidera yang disebabkan oleh kesalahan
lahhal tersebut dapat menyebabkan atau akibat melaksanakan suatu tindakan
berisiko terjadinya Insiden Keselamatan atau tidak mengambil tindakan yang
Pasien. Rumah sakit sebagai sarana seharusnya diambil. Tujuan dari
pelayanan kesehatan pada dasarnya pengkajian standar keselamatan dan
adalah untuk menyelamatkan pasien, kesehatan pasien adalah digunakan
keselamatan pasien merupakan prioritas sebagai acuan untuk pelayanan
bagi pelaksanaan lima isu penting kesehatan dalam melaksanakan
tentang keselamatan di rumah sakit, kegiataannya sebagai tenaga kesehatan.
karena masalah keselamatan pasien
berkaitan erat dengan kualitas dan citra
rumah sakit itu sendiri. Perkembangan METODE
ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang
Standar keselamatan pasien
sedemikian pesat menyebabkan
merupakan hal yang wajib diterapkan
pelayanan kesehatan di rumah sakit
bagi fasilitas pelayanan kesehatan untuk
menjadi sangat kompleks sehingga jika
melakukan kegiatan pelayanan
tidak dilakukan dengan benar dan hati-
kesehatan . Metode litelature review
hati akan berpotensi untuk terjadinya
yang digunakan dalam pengkajian ini
merupakan suatu metode penelitian membuat asuhan pasien lebih aman. Hal
yang menggunakan kemampuan dan ini termasuk assesment , resiko ,
pemahaman dalam Standar Keselamatan identifikasi dan pengelolaan hal yang
dan kesehatan pasien sehingga mampu berhubungan dengan risiko pasien,
menjelaskan bagaimana Standar pelaporan dan analisis insiden,
keselamatan pasien dan apa manfaat kemampuan belajar dari insident dan
standar keselamatan pasien diterapkan tindak lanjutnya serta implementasi
dan mampu melakukan pelayanan solusi untuk meminimalkan timbulnya
kesehatan dengan baik sesuai dengan resiko. sistem ini mecegah terjadinya
standar keselamatan pasien. cedera yang di sebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya dilakukan (Depkes RI,
2006 ). Ada lima isu penting yang
HASIL
berkaitan dengan keselamatan pasien
Hasil dari pengkajian Standar dirumah sakit yaitu keselamatan pasien ,
keselamatan dan kesehatan pasien keselamatan pekerja atau petugas
dirumah sakit yang menggunakan kesehatan, keselamatan bangunan dan
metode litelature riview menghasilkan peralatan di rumah sakit yang bisa
suatu pembelajaran melalui pemahaman berdampak terhadap keselamatan pasien
untuk melakukan pelayanan kesehatan dan petugas, keselamatan lingkung yang
sesuai dengan standar keselamatan berdampak terhadap pencemaran
pasien sehingga pelayanan kesehatan lingkungan dan keselamatandi rumah
dirumah sakit dapat berjalan dengan sakit yang terkait dengan kelangsungan
baik dan aman. hidup rumah sakit. Ke lima aspek
keselamatan tersebut sangatlah penting
untuk dilaksanakan di setiap rumah
sakit. tetapi pada dasarnya pelayanan
kesehatan adalah untuk menyelamtkan
PEMBAHASAN
pasien oleh karena itu keselamatan
Keselamatan pasien rumah sakit pasien merupakan prioritas utama yang
adalah suatu sistem dimana rumah sakit harus dilaksanakan dirumah sakit untuk
meningkatkan mutu dan citra rumah prosedur untuk pasien termasuk
sakit. masalah keselamatan pasien kemungkinan terjadinya insiden
merupakan masalah yang perlu
ditangani segera di fasilitas pelayanan
kesehatan maka diperlukan standar 2. Mendidik Pasien dan Keluarga
keselamatan pasien fasilitas pelayanan
Standar: Fasilitas pelayanan kesehatan
kesehatan yang merupakan acuan bagi
harus mendidik pasien dan keluarganya
fasilitas pelayanan kesehatan di
tentang kewajiban dan tanggung jawab
Indonesia untuk melaksanakan
pasien dalam asuhan pasien. Kriteria:
kegiatannya. Standar keselamatan
Keselamatan dalam pemberian
pasien tersebut terdiri dari tujuh standar
pelayanan dapat ditingkatkan dengan
yaitu:
keterlibatan pasien yang merupakan
1.Hak Pasien partner dalam proses pelayanan. Karena
itu, di fasilitas pelayanan kesehatan
Standar: Pasien dan keluarganya
harus ada sistem dan mekanisme
mempunyai hak untuk mendapatkan
mendidik pasien dan keluarganya
informasi tentang rencana dan hasil
tentang kewajiban dan tanggung jawab
pelayanan termasuk kemungkinan
pasien dalam asuhan pasien. Dengan
terjadinya insiden.
pendidikan tersebut diharapkan pasien
Kriteria: dan keluarga dapat:

1.1. Harus ada dokter penanggung 1. Memberikan informasi yang benar,


jawab pelayanan. jelas, lengkap dan jujur.

1.2. Dokter penanggung jawab 2. Mengetahui kewajiban dan tanggung


pelayanan wajib membuat rencana jawab pasien dan keluarga.
pelayanan.
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
1.3. Dokter penanggung jawab untuk hal yang tidak dimengerti.
pelayanan wajib memberikan penjelasan
4. Memahami dan menerima
secara jelas dan benar kepada pasien
konsekuensi pelayanan.
dan keluarganya tentang rencana dan
hasil pelayanan, pengobatan atau
5. Mematuhi instruksi dan menghormati 3.3. Terdapat koordinasi pelayanan
peraturan fasilitas pelayanan kesehatan. yang mencakup peningkatan
komunikasi untuk memfasilitasi
6. Memperlihatkan sikap menghormati
dukungan keluarga, pelayanan
dan tenggang rasa.
keperawatan, pelayanan sosial,
7. Memenuhi kewajiban finansial yang konsultasi dan rujukan, pelayanan
disepakati kesehatan primer dan tindak lanjut
lainnya.
3. Keselamatan Pasien dan
Kesinambungan Pelayanan 3.4. Terdapat komunikasi dan transfer
informasi antar profesi kesehatan
Standar: Fasilitas pelayanan kesehatan
sehingga dapat tercapainya proses
menjamin keselamatan pasien dalam
koordinasi tanpa hambatan, aman dan
kesinambungan pelayanan dan
efektif.
menjamin koordinasi antar tenaga dan
antar unit pelayanan. 4. Penggunaan Metoda-Metoda
Peningkatan Kinerja untuk Melakukan
Kriteria:
Evaluasi dan Program Peningkatan
3.1. Terdapat koordinasi pelayanan Keselamatan Pasien
secara menyeluruh mulai dari saat
Standar: Fasilitas pelayanan kesehatan
pasien masuk, pemeriksaan, diagnosis,
harus mendesain proses baru atau
perencanaan pelayanan, tindakan
memperbaiki proses yang ada,
pengobatan, rujukan dan saat pasien
memonitor dan mengevaluasi kinerja
keluar dari fasilitas pelayanan
melalui pengumpulan data,
kesehatan.
menganalisis secara intensif insiden,
3.2. Terdapat koordinasi pelayanan dan melakukan perubahan untuk
yang disesuaikan dengan kebutuhan meningkatkan kinerja serta keselamatan
pasien dan kelayakan sumber daya pasien.
secara berkesinambungan sehingga pada
Kriteria:
seluruh tahap pelayanan transisi antar
unit pelayanan dapat berjalan baik dan 4.1. Setiap fasilitas pelayanan
lancar. kesehatan harus melakukan proses
perancangan (desain) yang baik,
mengacu pada visi, misi, dan tujuan dalam organisasi melalui penerapan
fasilitas pelayanan kesehatan, “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan
kebutuhan pasien, petugas pelayanan Pasien“.
kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik
2. Pimpinan menjamin berlangsungnya
bisnis yang sehat, dan faktorfaktor lain
program proaktif untuk identifikasi
yang berpotensi risiko bagi pasien
risiko keselamatan pasien dan program
sesuai dengan “Tujuh Langkah Menuju
menekan atau mengurangi insiden.
Keselamatan Pasien.
3. Pimpinan mendorong dan
4.2. Setiap fasilitas pelayanan
menumbuhkan komunikasi dan
kesehatan harus melakukan
koordinasi antar unit dan individu
pengumpulan data kinerja yang antara
berkaitan dengan pengambilan
lain terkait dengan: pelaporan insiden,
keputusan tentang keselamatan pasien.
akreditasi, manajemen risiko, utilisasi,
mutu pelayanan, keuangan 4. Pimpinan mengalokasikan sumber
daya yang adekuat untuk mengukur,
. 4.3. Setiap fasilitas pelayanan
mengkaji, dan meningkatkan kinerja
kesehatan harus melakukan evaluasi
fasilitas pelayanan kesehatan serta
intensif terkait dengan semua insiden,
meningkatkan keselamatan pasien.
dan secara proaktif melakukan evaluasi
satu proses kasus risiko tinggi. 5. Pimpinan mengukur dan mengkaji
efektifitas kontribusinya dalam
4.4. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan
meningkatkan kinerja fasilitas
harus menggunakan semua data dan
pelayanan kesehatan dan keselamatan
informasi hasil analisis untuk
pasien.
menentukan perubahan sistem yang
diperlukan, agar kinerja dan Kriteria:
keselamatan pasien terjamin.
5.1. Terdapat tim antar disiplin untuk
5. peran kepemimpinan dalam mengelola program keselamatan pasien.
meningkatkan keselamatan pasien.
5.2. Tersedia program proaktif untuk
Standar: 1. Pimpinan mendorong dan identifikasi risiko keselamatan dan
menjamin implementasi program program meminimalkan insiden. Insiden
keselamatan pasien secara terintegrasi meliputi Kondisi Potensial Cedera
(KPC), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), sudah terlanjur di “ blow up” oleh
Kejadian Tidak Cedera (KTC), media, Kejadian yang menyangkut
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD). pejabat, selebriti dan publik figure
Selain Insiden diatas, terdapat KTD lainnya, Kejadian yang melibatkan
yang mengakibatkan kematian, cedera berbagai institusi maupun fasilitas
permanen, atau cedera berat yang pelayanan kesehatan lain, Kejadian
temporer dan membutuhkan intervensi yang sama yang timbul di berbagai
untuk mempetahankan kehidupan, baik fasilitas pelayanan kesehatan dalam
fisik maupun psikis, yang tidak terkait kurun waktu yang relatif bersamaan,
dengan perjalanan penyakit atau Kejadian yang menyangkut moral,
keadaan pasien yang dikenal dengan - misalnya : perkosaan atau tindakan
kejadian sentinel Contoh Kejadian kekerasaan.
sentinel antara lain Tindakan
5.3. Tersedia mekanisme kerja untuk
invasif/pembedahan pada pasien yang
menjamin bahwa semua komponen dari
salah, Tindakan invasif/ pembedahan
fasilitas pelayanan kesehatan
pada bagian tubuh yang keliru,
terintegrasi dan berpartisipasi dalam
Ketinggalan instrumen/alat/ benda-
program keselamatan pasien.
benda lain di dalam tubuh pasien
sesudah tindakan pembedahan, Bunuh 5.4. Tersedia prosedur “cepat-tanggap”
diri pada pasien rawat inap, Embolisme terhadap insiden, termasuk asuhan
gas intravaskuler yang mengakibatkan kepada pasien yang terkena musibah,
kematian/kerusakan neurologis, Reaksi membatasi risiko pada orang lain dan
Haemolitis transfusi darah akibat penyampaian informasi yang benar dan
inkompatibilitas ABO, Kematian ibu jelas untuk keperluan analisis.
melahirkan, Kematian bayi “Full-Term”
5.5. Tersedia mekanisme pelaporan
yang tidak di antipasi, Penculikan bayi,
internal dan eksternal berkaitan dengan
Bayi tertukar, Perkosaan /tindakan
insiden termasuk penyediaan informasi
kekerasan terhadap pasien, staf, maupun
yang benar dan jelas tentang Analisis
pengunjung. Selain contoh kejadian
Akar Masalah “Kejadian Nyaris
sentinel diatas terdapat kejadian sentinel
Cedera” (KNC/Near miss) dan
yang berdampak luas/nasional
“Kejadian Sentinel’ pada saat program
diantaranya berupa Kejadian yang
keselamatan pasien mulai dilaksanakan.
5.6. Tersedia mekanisme untuk 1. Fasilitas pelayanan kesehatan
menangani berbagai jenis insiden, terutama rumah sakit memiliki proses
misalnya menangani “Kejadian pendidikan, pelatihan dan orientasi
Sentinel” (Sentinel Event) atau kegiatan untuk setiap jabatan mencakup
proaktif untuk memperkecil risiko, keterkaitan jabatan dengan keselamatan
termasuk mekanisme untuk mendukung pasien secara jelas.
staf dalam kaitan dengan “Kejadian
2. Fasilitas pelayanan kesehatan
Sentinel”.
terutama rumah sakit
5.7. Terdapat kolaborasi dan menyelenggarakan pendidikan dan
komunikasi terbuka secara sukarela pelatihan yang berkelanjutan untuk
antar unit dan antar pengelola pelayanan meningkatkan dan memelihara
di dalam fasilitas pelayanan kesehatan kompetensi staf serta mendukung
dengan pendekatan antar disiplin. pendekatan interdisipliner dalam
pelayanan pasien.
5.8. Tersedia sumber daya dan sistem
informasi yang dibutuhkan dalam Kriteria:
kegiatan perbaikan kinerja fasilitas
6.1. Setiap fasilitas pelayanan
pelayanan kesehatan dan perbaikan
kesehatan terutama rumah sakit harus
keselamatan pasien, termasuk evaluasi
memiliki program pendidikan, pelatihan
berkala terhadap kecukupan sumber
dan orientasi bagi staf baru yang
daya tersebut.
memuat topik keselamatan pasien sesuai
5.9. Tersedia sasaran terukur, dan dengan tugasnya masing-masing.
pengumpulan informasi menggunakan
6.2. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan
kriteria objektif untuk mengevaluasi
terutama rumah sakit harus
efektivitas perbaikan kinerja fasilitas
mengintegrasikan topik keselamatan
pelayanan kesehatan dan keselamatan
pasien dalam setiap kegiatan inservice
pasien, termasuk rencana tindak lanjut
training dan memberi pedoman yang
dan implementasinya.
jelas tentang pelaporan insiden.
6. mendidik staf tentang keselamatan
6.3. Setiap fasilitas pelayanan
pasien.
kesehatan harus menyelenggarakan
Standar: pelatihan tentang kerjasama kelompok
(teamwork) guna mendukung Pelayanan kesehatan di rumah sakit
pendekatan interdisipliner dan merupakan pemenuhan dan tuntutan
kolaboratif dalam rangka melayani dari pemakai jasa pelayanan pasien
pasien. yang mengaharapkan penyembuhan
yang berkualitas dan penyediaan
7. komunikasi merupakan kunci bagi
pelayanan kesehatan yang nyaman dan
staf untuk mencapai keselamatan
aman sesuai dengan standar
pasien.
keselamatan pasien. Standar
Standar: 1. Fasilitas pelayanan keselamatan pasien merupakana cuan
kesehatan merencanakan dan mendesain bagi pelayan kesehatan dalam
proses manajemen informasi melakukan tugasnya untuk memberikan
keselamatan pasien untuk memenuhi pelayanan kesehatan dengan baik agar
kebutuhan informasi internal dan terhindar dari masalah dan kejadian
eksternal. yang tidak diinginkan dalam
melakaukan pelayanan kesehatan .
2. Transmisi data dan informasi harus
tepat waktu dan akurat.

Kriteria:

7.1. Perlu disediakan anggaran untuk


merencanakan dan mendesain proses
REFERENSI
manajemen untuk memperoleh data dan
informasi tentang halhal terkait dengan
keselamatan pasien.
Depkes RI. (2008). Panduan
7.2. Tersedia mekanisme identifikasi Nasional Keselamatan
masalah dan kendala komunikasi untuk
Pasien Rumah Sakit
merevisi manajemen informasi yang
ada. (Patient Safety):

Utamakan Keselamatan

Pasien. Jakarta: Depkes


PENUTUP
RI.
Dermawan. (2013). Pengantar Reserch and Theory for

Keperawatan Profesional. Nursing Practice: An

Jakarta : Gosyen Internastional Journal, 53-

Publising. 65.

Djasri & Utarini. (2012). Hidayat, A. Aziz. (2009).

Keselamatan Pasien Dan Pengantar Konsep Dasar

Mutu Pelayanan Keperawatan. Buku 1.

Kesehatan: Menuju Jakarta: Selamba Medika.

kemana?. Jurnal Kemenkes RI (2017).

Manajemen Pelayanan Permenkes RI No. 11.

Kesehatan. Vol. 15 No. 4. Tentang Keselamatan

Pasien.

Hariyati, T. Sri. (2014). Kozier, Barbara. (2010). Buku

Perencaan, Ajar Fundamental

Pengembangan Dan Keperawatan: Konsep,

Utilisasi Tenaga Proses, dan Praktik. Edisi

Keperawatan. Jakarta: 7. Jakarta : EGC.

Rajawali Pers. Mulyono, M. Hadi dkk. (2012).

Hawkins, C. T., & Flynn, L. Faktor Yang Berpengaruh

(2015). Patient Safety Terhadap Kinerja Perawat

Culture and Nurse- di RS Tingkat III. 16. 06.

Reported Adverse Events 01. Jurnal AKK. Vol 2, No.

in Outpatient 1.

Hemodialysis Units.
Nasir, A. Muhith, A. dkk. Pelaksana Program

(2009). Komunikasi Keselamatan Paisen Di

Dalam Keperawatan Teori RSUD Solok. Jurnal

dan Aplikasi. Jakarta: Kesehatan Masyarakat.

Salemba Medika. Vol 6, No. 2.

Nurmalia, Devi. (2012). Simamora, R. H. (2018). Buku

Pengaruh Program Ajar Keselamatan Pasien

Mentoring Keperawatan Melalui Timbang Terima

terhadap Penerapan Pasien Berbasis

Budaya Keselamatan Komunikasi Efektif: SBAR.

Pasien di Ruang Rawat Medan: USUpress.

Inap Rs.

Sultan Angung Semarang.

Tesis. FKM UI. Lombogia A. Rottie, J. &

Permadhi, A. (2013). Hubungan Karundeng, M. (2016).

Budaya Keselamatan Hubungan Perilaku

Pasien Dalam Pelayanan Dengan Kemampuan

Keperawatan dan Insiden Perawatan Dalam

Keselamatan Pasien di Melaksanakan

Instalasi Rawat Inap RSD Keselamatan Pasien

dr. Soebandi. Skripsi. (Patien Safety) Di Ruang

Jember. Akut Instalasi Gawat

Putra, A. Setia. Firawati dan Darurat RSUP Prof. DR. R.

Pabuty, Aumas (2012). D. Kandou Manado. E-


journal Keperawatan (e-

kep). Vol. 4 No. 2.

Simamora R. H (2018)

Documentation of Patients

Identification into the Electronic

System to Improve the Quality of

Nursing service. International

Journal Of Scientific &

Technology Research. Vol. 8

NO. 09. Hal 1884-1886.

Simamora R. H (2018).

Pengaruh Penyuluhan

Identifikasi Pasien

dengan Menggunakan

Media Audiovisual

Terhadap Pengetahuan

Pasien Rawat Inap. Jurnal

Keperawatan Silampari.

Vol. 3. No. 1 Hal 342-351

Simamora. R.H (2019). Buku Ajar


Pelaksanaan Identifikasi Pasien.
Ponorogo Jawa Timur : Uwals
Inspirasi Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai