Anda di halaman 1dari 8

Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

Dengan Penerapan Alat Pelindung Diri Di RSUD Buol


Related Knowledge Of Nurse With Health And Safety Application Protective Equipment
In RSUD Buol

Yuhana Damantalm1, Juwita Meldasari Tebisi2, Alfrianto Tombokan3


email: yuhanadamantalm@gmail.com
1. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu
2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu
3. Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu
ABSTRAK
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan salah satu upaya perlindungan yang ditunjukkan kepada
semua potensi yang dapat menimbulkan bahaya, banyak pekerja belum menyadari bahwa pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja dalam melaksanakan pekerjaan. WHO pada tahun 2004 mengumpulkan
angka-angka penelitian rumah sakit di berbagai negara : Amerika, Inggris, Denmark, dan Australia ditemukan
KTD dengan rentang 3.2-16,6%, sehinga berbagai negara melakukan penelitian dan mengembangkan sistem
keselamatan pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan perawat tentang
kesehatan dan keselamatan kerja dengan penerapan alat pelindung diri di RSUD Buol. Jenis penelitian ini
Kuantitatif dengan metode analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional, jumlah populasi dalam
penelitian ini sebanyak 43 orang perawat dan pengambian sampel menggunakan tehnik total populasi, yaitu
semua perawat diruangan penyakit dalam dan perawatan bedah RSUD Buol. Hasil penelitian menunjukkan
sebagian besar (54,8%) responden sudah menerapka alat pelindung diri. Hasil analisis bivariat dengan Chi-
Square diperoleh tidak ada hubungan pengetahuan perawat tentang kesehatan dan keselamatan kerja dengan
penerapan alat pelindung diri di RSUD Buol p=0,313 (p≥0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak
ada hubungan pengetahuan perawat tentang kesehatan dan keselamatan kerja dengan penerapan alat pelindung
diri di RSUD Buol. Saran pada penelitian ini adalah RSUD Buol dapat meningkatkan penerapan penggunaan
alat pelindung diri sesuai dengan SPO sehingga tidak terjadi kejadian tidak diharapkan dan kejadian nyaris
cedera pada perawat maupun pasien yang dirawat di rumah sakit.

Kata kunci : Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Alat Pelindung Diri

ABSTRACT
Health and work safety became one of protection way to all member who in potensial of danger,
eventhough many worker do not reliase that health and work safety very important in duty. On 2004, WHO
collected the data of Hospital researches in various of country, such as : USA, England, Denmark, and
Australia found that KTD with 3.2-16,6 %, until some of countries do research and modified of patient safety
system. The aim of this research to know the correlation between nurses knowledge about health and work
safety by assembling of self protection devices in Buol General Hospital. This was quantitative research with
analyses method by using cross sectional approaching. Total population 43 staff nurses and sample taken by
total population in medical and surgical ward of Buol General Hospital. Data analysed by Chi-Square test
with nurses knowledge about healthty and work safety as independent variable and assembling of self
protection devices in Buol Hospital as dependent variable. Result of research shown majority of respondents
(54,8 %) have assembling of self protection devices in Buol General Hospital (p ≥ α) 0,313 ≥ 0,05.
Conclusion of this research that there was no correlation of nurses knowledge about health and work safety
by assembling of self protection devices in Buol General Hospital. Sugestion to Hospital administration to
increase the assembling of self protection devices appropriate based on operational standar to prevent the
injury among staff nurses and patients during hospitalization.

Keyword : Health, work safety, self protection devices


PENDAHULUAN diri merupakan upaya untuk menciptakan
Rumah sakit merupakan industri pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja yang optimal 6.
jasa yang penting perannya dalam pembangunan di WHO pada tahun 2004 mengumpulkan
Indonesia. Rumah sakit bertanggung jawab angka-angka penelitian rumah sakit di berbagai
terhadap pengelolaan jasa pelayanan kesehatan. Negara : Amerika, Inggris, Denmark, dan
Masalah kesehatan merupakan masalah yang Australia ditemukan KTD dengan rentang 3.2-
penting, karena dapat mempengaruhi sektor 16,6%. Data – data tersebut menjadikan pemicu
lainnya seperti perekonomian. Oleh karena itu berbagai Negara segera melakukan penelitian dan
industri rumah sakit harus bisa memberikan mengembangkan system keselamatan7.
pelayanan yang maksimal kepada masyarakat 1. Dari hasil wawancara dengan perawat yang
Rumah sakit perlu meningkatkan mutu ada di ruangan penyakit dalam dan perawatan
pelayanan untuk mengembalikan kepercayaan bedah didapatkan data mengenai pengetahuan
masyarakat diantaranya melalui program perawat tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
keselamatan pasien dimana World Health (K3) belum terlalu paham, hal lain yang
Organization (WHO) telah memulainya pada dinyatakan belum adanya komite K3 Di RSUD
tahun 2004. Di Indonesia Gerakan Keselamatan Buol. RSUD Buol baru menerapkan komite
Pasien Rumah Sakit (GKPRS) dicanangkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), tidak
menteri kesehatan Republik Indonesia pada 21 ada pencatatan dan pelaporan yang akurat
Agustus 2005. Setiap rumah sakit membentuk tim mengenai Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dan
keselamatan pasien rumah sakit. Gerakan Kejadian Nyaris Cedera (KNC), mereka juga
Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah suatu menyatakan kurangnya komitmen dari pihak
sistem yang mencegah terjadinya cedera yang Rumah sakit untuk melakukan penerapan alat
disebabkan kesalahan akibat melaksanakan suatu pelindung diri.
tindakan (commission) atau tidak mengambil Hasil observasi peneliti lakukan terhadap
tindakan yang seharusnya diambil (omission)2. perawat yang ada diruangan mengenai perilaku
Besarnya angka kecelakaan kerja maka harus mereka dalam memberikan pelayanan yang
diselenggarakan pengendalian risiko berupa beresiko terjadinya KTD dan KNC, ditemukan
eliminasi, substitusi, teknik, administratif dan bahwa kesadaran perawat dalam menggunakan
penggunaan alat pelindung diri. Berbagai upaya Alat Pelindung Diri (APD) misalnya hand schoen,
untuk mencegah kecelakaan kerja dan melindungi masker dan celemek jarang digunakan pada saat
tenaga kerja dengan penggunaan alat pelindung melakukan tindakan kepada pasien terutama pada
diri namun masih seringkali ditemukan tenaga saat melakukan pemasangan infus. Tentunya ini
kerja yang tidak patuh dalam menggunakan alat menjadi salah satu resiko keselamatan kerja yang
pelindung diri. Menurut Sari menyebutkan dalam harus ditangani.
penelitiannya bahwa 26,3 % tenaga kerja yang Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
jarang menggunakan alat pelindung diri pernah hubungan pengetahuan perawat tentang kesehatan
mengalami kecelakaan kerja saat bekerja 3. Hal ini dan keselamatan kerja dengan penerapan alat
berarti kepatuhan dalam menggunakan alat pelindung diri Di RSUD Buol.
pelindung diri juga memiliki hubungan untuk
terjadinya kecelakaan kerja4. METODE
Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat Penelitian ini merupakan penelitian
yang mempunyai kemampuan untuk melindungi Kuantitatif, dengan metode Analitik dengan
seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya menggunakan pendekatan Cross Sectional.
mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Buol pada
tempat kerja. Alat pelindung diri dipakai setelah tanggal 14 mei sampai 16 juni 2016 Populasi
usaha rekayasa (engineering) dan cara kerja yang dalam penelitian ini adalah semua perawat
aman (work practices) telah maksimum5. diruangan penyakit dalam dan perawatan bedah
Universal precaution merupakan upaya yaitu, sebanyak 43 orang. Sampel dalam penelitian
pencegahan penularan penyakit dari tenaga ini adalah semua populasi yang ada dijadikan
kesehatan dan sebaliknya, hal ini didasari sampel dengan tehnik total populasi, yaitu semua
penyebaran penyakit infeksius melalui medium perawat diruangan penyakit dalam dan perawatan
cairan tubuh dan darah. Pemakaian alat pelindung bedah RSUD Buol, tahun 2016 yang berjumlah 43
orang. Tehnik pengumpulan data diperoleh dari
data primer dan data sekunder.

HASIL
Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden
Karakteristik Responden f %
Umur responden
Masa remaja akhir (17-25 tahun) 11 26,2
Masa dewasa awal (26 - 35 tahun) 27 64,3
Masa dewasa akhir (36 – 45 tahun) 4 9,5
Jenis Kelamin
Laki-laki 12 28,6
Perempuan 30 71,4
Lama Kerja
Baru (< 6 tahun) 23 54,8
Sedang (6-10 tahun) 19 45,2
Pendidikan Terakhir
DIII keperawatan 37 88,2
S1 keperawatan 5 11,8
Tabel 1 distribusi karakteristik menunjukkan 64,3%, berjenis kelamin perempuan sebanyak
bahwa dari 39 responden dalam penelitian ini, 71,4%, dengan lama kerja baru (< 6 tahun)
sebagian besar responden berada pada kategori sebanyak 54.8%, dan berpendidikan terakhir DIII
umur masa dewasa awal (26-35 Tahun) sebanyak keperawatan sebanyak 88,2%.

Tabel 2 Distribusi pengetahuan perawat tentang kesehatan dan keselamatan kerja dan penerapan alat
pelindung diri
Variabel yang diteliti f %
Pengetahuan Perawat
Baik 38 90,5
Kurang Baik 4 9,5
Penerapan Alat Pelindung Diri
Diterapkan 23 54,8
Kurang Diterapkan 19 45,2
Tabel 2 distribusi pengetahuan perawat memiliki pengetahuan yang baik yaitu 90,5%, dan
menunjukkan bahwa 42 responden sebagian besar menerapkan alat pelindung diri sebanyak 54,8%.

Tabel 3 Distribusi Pengetahuan perawat tentang kesehatan dan keselamatan kerja dengan penerapan alat
pelindung diri di RSUD Buol Tahun 2016
Pengetahuan perawat tentang Penerapan alat pelindung diri
kesehatan dan keselamatan Kurang Total P Value
kerja Diterapkan
diterapkan
Baik 22 (57,9%) 16 (42,1%) 38
0,313
Kurang Baik 1 (25,0%) 3(75,0%) 4
Total 23 (54,8%) 19 (45,2%) 42
Tabel 3 distribusi Pengetahuan perawat tentang
kesehatan dan keselamatan kerja dengan
penerapan alat pelindung diri menunjukkan bahwa
hasil uji statistik, diperoleh nilai p value = 0,313 >
α 0,05, artinya tidak terdapat hubungan yang PEMBAHASAN
signifikan antara Pengetahuan perawat tentang 1. Pengetahuan Perawat Tentang Kesehatan
kesehatan dan keselamatan kerja denganpenerapan Dan Keselamatan Kerja di RSUD Buol
alat pelindung diri di RSUD Buol Tahun 2016.
Tabel 2 distribusi responden berdasarkan merupakan penginderaan manusia, hasil tau
pengetahuan perawat tentang kesehatan dan seseorang terhadap objek melalui indera yang
keselamatan kerja di RSUD Buol menunjukkan dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan lain
bahwa sebagian besar responden berpengetahuan sebagainya)11. Menurut Hidayat, pengetahuan
baik sebanyak 38 orang (90,5%) dan responden (knowledge) adalah suatu proses dengan
yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 4 menggunakan panca indera yang dilakukan
orang (9,5%). seseorang terhadap objek tertentu dapat
Hasil analisis univariat, menurut peneliti menghasilkan pengetahuan dan keterampilan12.
bahwa pengetahuan perawat baik dikarenakan Istari, pengetahuan seseorang biasanya diperoleh
sebagain besar responden berpendidikan DIII dari pengalaman yang berasal dari berbagai
Keperawatan (78,6%). Semakin tinggi tingkat macam sumber seperti kerabat dekat, media massa,
pendidikan maka seseorang akan lebih mudah media elektronik, petugas kesehatan dan
menerima dan mengelolah pesan atau komunikasi sebagainya. Pengetahuan dapat membentuk
dengan baik, tingkat pendidikan seseorang akan keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku
berpengaruh terhadap gaya hidup dan pola pikir sesuai dengan keyakinannya tersebut13.
dalam mempertimbangkan sesuatu. Pendidikan 2. Penerapan Alat Pelindung Diri di RSUD
merupakan faktor yang sangat penting dalam Buol
bekerja. Hal ini disebabkan karena latar belakang Berdasarkan data tabel 2 distribusi responden
pendidikan mencerminkan kecerdasan dan tentang penerapan alat pelindung diri
keterampilan tertentu sehingga kesuksesan menunjukkan bahwa dari 42 responden sebagian
seseorang yang akan berpengaruh pada besar responden sudah menerapkan alat pelindung
penampilan kerja. Semakin tinggi tingkat diri sebanyak 45,2% dan yang tidak menerapkan
pendidikan maka akan semakin cenderung sukses alat pelindung diri sebanyak 54,8%.
dalam bekerja8. Hasil analisis univariat, peneliti berpendapat
Selain itu faktor umur juga berpengaruh, bahwa perawat sudah menerapkan penggunaan
sebagian besar responden relatif memiliki umur alat pelindung diri hal ini dipengaruhi oleh
sekitar dewasa awal (26-35 Tahun) yaitu sebanyak karakteristik dari responden. Hasil penelitian
27 orang responden (64.3%). Hal ini sesuai dengan menunjukkan bahwa sebagian besar responden
pendapat Effendy, bahwa usia yang lebih matang berada pada usia dewasa awal (26-35 Tahun) yaitu
dan lebih efektif dalam penyerapan guna sebanyak 27 orang responden (64.3%). Menurut
menambah pengetahuan sehingga menambah Potter & Perry, menjelaskan pada tahap dewasa
pengalaman dan dapat dijadikan dalam mempunyai tingkat perkembangan kognitif yang
pengetahuan dan bersikap. Umur seseorang baik terutama dalam kemampuan berpikir kritis
menentukan produktivitas kinerja yang lebih baik dan kreatif serta sikap yang bertanggung jawab
karena umur akan mempengaruhi kondisi fisik, terhadap tindakan yang dilakukan dalam
mental kemampuan kerja dan tanggung jawab mengambil keputusan. Selain dengan tingkat
seseorang9. perkembangan umur pada tahap dewasa, perawat
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan dengan rata-rata berlatar belakang pendidikan
pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan tinggi setingkat diploma III semakin menunjang
pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan terhadap pola pikir dan kemampuan analisis
semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu perawat saat melaksanakan intervensi keperawatan
ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan sehingga penerapan penggunaan alat pelindung
rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah diri cenderung akan mematuhinya14.
pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak Tingkat pendidikan responden sebagai perawat
diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga di RSUD Buol sebagian besar adalah tingkat D3
dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Keperawatan sebanyak 33 orang responden
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek juga (78,6%) dan tingkat S1 Keperawatan sebanyak 5
mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan orang responden (11.9%). Apabila dilihat dari
negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan kualifikasi pendidikan perawat sudah sesuai
menentukan sikap seseorang terhadap objek dengan ketentuan menurut Undang-Undang
tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek Keperawatan bahwa minimal pendidikan dalam
yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin bidang keperawatan adalah diploma III sehingga
positif terhadap objek tersebut10. RSUD Buol mempunyai sejumlah tenaga
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori kesehatan khususnya tenaga keperawatan dengan
Taufik, yang mengatakan bahwa pengetahuan
tingkat pendidikan dari setingkat diploma III kesehatan dan keselamatan kerja dengan
sampai strata I keperawatan. penerapan alat pelindung diri di RSUD Buol hal
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian ini dikarenakan walaupun pengetahuan perawat
sebelumnya yang menyatakan lebih dari 60% baik tidak menutup kemungkinan perawat
perawat masih berpendidikan DIII di Indonesia 15. melakukan penerapan alat pelindung diri dengan
Seorang perawat dengan kualifikasi tingkat benar dan sebaliknya meskipun pengetahuan
pendidikan keperawatan diploma III yang perawat kurang baik belum tentu perawat tidak
merupakan tingkatan dalam pendidikan tinggi menerapkan alat pelindung diri dengan benar.
maka secara diharapkan mampu untuk melakukan Pengetahuan merupakan faktor penting dalam
tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan seseorang mengambil keputusan namun tidak
pelayanan keperawatan kepada pasien sesuai selamanya pengetahuan seseorang bisa
dengan standar operasional prosedur yang berlaku menghindarkan dirinya dari kejadian yang tidak
pada lingkungan kerja setempat termasuk diinginkannya, misalnya perawat yang tingkat
penerapan penggunaan alat pelindung diri. pengetahuannya baik tidak selamanya
Selain itu faktor lama kerja juga berpengaruh melaksanakan keselamatan pasien dengan baik
dimana sebagian besar responden berada pada karena segala tindakan yang akan dilakukan
kategori lama kerja baru (< 6 tahun) yaitu beresiko untuk terjadi kesalahan.
sebanyak 23 orang responden, perawat yang baru Dari hasil analisis peneliti berasumsi bahwa
biasanya belum mengatahui dan mengenal masih adanya responden yang kurang baik dalam
lingkungan kerja tempat mereka bekerja. Hal ini menerapkan pengguanaan alat pelindung diri
sesuai dengan penelitian Hatta bahwa pekerja yang dikarenakan responden kurang mengetahui
mengalami kecelakaan kerja tertinggi pada masa penyebab dan resiko dari kecelakaan kerja hal ini
kerja < 5 tahun yaitu 31 orang, sedangkan dapat dilihat dari jawaban responden yang
responden yang paling sedikit mengalami terendah pada kuesioner. Pengetahuan merupakan
kecelakaan kerja pada masa kerja ≥ 5 tahun hanya hasil “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang
29 orang16. melakukan penginderaan terhadap suatu objek
Masa kerja merupakan keseluruhan pelajaran tertentu. Pengetahuan ini merupakan hal yang
yang dipetik oleh seseorang dari peristiwa- dominan yang sangat penting untuk terbentuknya
peristiwa yang dilalui dalam perjalanan hidupnya. tindakan seseorang, dari pengalaman beberapa
Makin lama tenaga kerja bekerja, makin banyak penelitian ternyata tindakan yang tidak didasari
pengalaman yang dimiliki tenaga kerja yang pengetahuan yang baik, tidak akan menghasilkan
bersangkutan. Sebaliknya makin singkat masa hasil yang baik18.
kerja, maka makin sedikit pengalaman yang Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
diperoleh. Pengalaman bekerja banyak tidak sejalan dengan penelitian Bawelle, analisis
memberikan keahlian dan keterampilan kerja, statistik menunjukan hasil bahwa ada hubungan
sebaliknya terbatasnya pengalaman kerja pengetahuan perawat dengan pelaksanaan
mengakibatkan tingkat keahlian dan keterampilan keselamatan pasien (patient safety) di Ruang
yang dimiliki makin rendah. Tenaga kerja baru Rawat Inap RSUD Liun Kendage Tahuna, p=0,014
biasanya belum mengetahui secara mendalam (α<0,05)7.
seluk beluk pekerjaan dan keselamatannya. Selain Menurut Situru, penyusunan prosedur tetap
itu, mereka sering mementingkan dahulu atau standar operasional prosedur yang mengatur
selesainya sejumlah pekerjaan tertentu yang tentang APD di rumah sakit, akan mengurangi
diberikan kepada mereka, sehingga keselamatan risiko seorang perawat tertular oleh penyakit
tidak cukup mendapatkan perhatian17. sehingga keselamatan kerja perawat akan lebih
3. Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang terjamin dan pemberian asuhan keperawatan akan
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dengan lebih bermutu karena dilakukan sesuai standar
Penerapan Alat Pelindung Diri Di RSUD operasional yang ada selain itu juga dapat
Buol memberikan sanksi tegas bagi perawat yang tidak
Berdasarkan hasil analisis bivariat didapatkan patuh terhadap kebijakan yang ditetapkan 19.
bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan Tingkat penggunaan alat pelindung diri sangat
perawat tentang kesehatan dan keselamatan kerja berpengaruh pada tingkat keselamatan kerja.
dengan penerapan alat pelindung diri di RSUD Semakin rendah frekuensi penggunaan alat
Buol. pelindung diri maka semakin besar kesempatan
Menurut peneliti, bahwa tidak adanya terjadinya kecelakaan kerja.
hubungan antara pengetahuan perawat tentang
KESIMPULAN 9. Effendy, 2009. Keperawatan Kesehatan
Kesimpulan pada penelitian ini adalah tidak Komunitas Teori Dan Praktik,
terdapat hubungan yang signifikan antara Jakarta:Salemba Medika
pengetahuan perawat tentang kesehatan dan 10. Notoadmojo, 2010. Metode Penelitian
keselamatan kerja dengan penerapan alat Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
pelindung diri Di RSUD Buol. 11. Taufik. 2009. Inovasi pendidikan melalui
Problem Based Leraning.
Jakarta: Kencana.
12. Hidayat, A.A., 2010. Metode Penelitian
Kesehatan Paradigma Kuantitatif, Jakarta :
SARAN Heath Books
Diharapkan hasil penelitian ini perawat lebih 13. Istarani, 2011. 58 Pembelajaran Inovatif
meningkatkan penerapan penggunaan alat (Refrensi Guru dalam Menentukan
pelindung diri yang sesuai dengan SPO agar Model Pembelajaran). Medan: Media Persada.
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dan Kejadian 14. Potter & Perry, (2005). Buku Ajar
Nyaris Cedera (KNC) tidak terjadi pada perawat Fundamental Keperawatan Konsep, Proses,
maupun pasien yang dirawat di rumah sakit. dan Praktik. Edisi 4 volume 1.EGC. Jakarta
15. Soeroso, S (2005). Manajemen Sumber Daya
DAFTAR PUSTAKA Manusia Di Rumah Sakit Suatu Pendekatan
1. Rizal, A., 2013. Analisis Hubungan Sistem. EGC. Jakarta.
Pengetahuan Perawat dan Fungsi Manajemen 16. Hatta, Z., 2008. Penggunaan Alat Pelindung
Terhadap Penerapan Patient Safety di RSU Diri dan Frekuensi Kecelakaan Kerja Pada
Arifin Nu’mang Rappang Kabupaten Petugas Penanganan Sampah Medis Di
Sidenreng Rappang. Beberapa Rumah Sakit Sumatra Barat. Tesis,
2. Mulyani, D.S., 2013. Analisis Penyebab Program Pascasarjana Universitas Gadjah
Insiden Keselamatan Pasien Oleh Perawat di Mada, Yogyakarta.
Unit Rawat Inap Rumah Sakit X JAKARTA 17. Irwanto, (2012). Psikologi Umum. Jakarta: PT.
3. Sari PCD. 2012. Pemakain Alat Pelindung Prenhallindo
Diri (APD) Sebagai Upaya Perlindungan 18. Notoatmodjo, 2007. Ilmu Perilaku dan
Bagi Tenaga Kerja Di Instalasi Gizi RSO Kesehatan. Jakarta : EGC
Prof. DR. R. Soeharso Surakarta. [Skripsi]. 19. Situru, R., 2008. Pengukuran Tingkat
Surakarta: Progam D III Hiperkes dan Implementasi dan Peningkatan Penggunaan
Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Alat Pelindung Diri pada Level Produksi
Univesitas Sebelas Maret. Dalam Menunjang Keselamatan Kerja
4. Putri, K.D.S., 2014. Analisis Faktor Yang Yogyakarta.
Berhubungn Dengan Kepatuhan Menggunakan
Alat Pelindung Diri.
5. Barbara, B., (2001), Recomending calcium to
reduce lead toxicity in children: A critical
review, Nutrition Reviews, vol l59, no 3:71-
79.
6. Chrismadani, E.P., 2011. Analisis Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kepatuhan Perawat
Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri Dasar
(Handscoon Dan Masker) Di Rumah Sakit
Grha Husada Gersik.
7. Bawelle, S.C., 2013. Hubungan Pengetahuan
dan Sikap Perawat dengan Pelaaaksanaan
Keselamatan Pasien (Patient Safety) di Ruang
Rawat Inap RSUD Liun Kendage Tahuna.
8. Jantriana, R., 2008. Hubungan Karakteristik
Karyawan Dengan Kecelakaan Kerja Di
Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS)
PTPN VII Unit Usaha Talo – Pino (TAPI)
Propinsi Bengkulu, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai