BULUKUMBA
PROPOSAL
OLEH:
INDRIANI
NIM: A.18.10.026
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keselamatn pasien telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah
sakit. Keselamatan pasien sudah menjadi hal yang sangat memperhatikan bagi
setiap rumah sakit dalam mencapai suatu akreditasi atau pengakuan dan
kesehatan pasien juga dapat menjadi tolak ukur menentukan kualitas dari rumah
sakit itu sendiri, ada 6 hal yang akan menjadi sasaran keselamatan pasien di
yang bertujuan membuat layanan pada pasien menjadi lebih aman.proses tersebut
dan analisa insiden, dan kemampuan belajar dari suatu keadaan atau kejadian,
Patient safety merupakan suatu system dimana rumah sakit membuat pasien
menjadi lebih aman, system ini mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan
jalankan oleh organisasi yang bertujuan membuat layanan kepada pasien menjadi
lebih aman. Proses tersebut mencakup pengkajian resiko, identifikasi dan
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisa insiden, dan kemampuan belajar
dari suatu keadaan atau kejadian, menindaklanjuti suatu kejadian, dan menetapkan
solusi yang tepat untuk mengurangi risiko tersebut terjadi kembali (Ernawati,
2020).
akreditasi rumah sakit mengacu pada JCI serta (Perkemkes) nomor 1691 tahun
2011 tentang patient safety di rumah sakit pada pasal 8 ayat 2 menyebutkan
bahwa sasaran keselamatan pasien terdiri enam poin tersebut adalah ketetapan
kepastian tepat lokasi, tepat pasien operasi pengurangan risiko infeksi terkait
lapor dan budaya belajar,dalam proses ini diperlukan upaya transformasional yang
menyangkut intervensi multi tingkat dan multi dimensional yang terfokus pada
salah satu pelayanan yang sangat penting dan berorientasi pada tujuan yang
resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, dan tindak lanjutnya serta
merupakan salah satu tempat yang memberikan pelayanan kesehatan pada pasien,
dengan berbagai macam jenis tenaga kesehatan disentaranya adalah perawat dan
dokter. Tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit bertanggung jawab dalam
Hasil pengamatan singkat yang dilakukan oleh peneliti masih ada perawat
yang tidak memakai alat pelindung diri (APD) yaitu sarung tangaan dan masker
saat melakukan perawatan luka pada pasien. Saat ditanya kepada perawat
pelaksana, hal ini bisa di lakukan karena perawat lupa memakai alat pelindung
Pasien ruang inap merupakan pasien pasca bedah yang sangat berisiko
B. Rumusan masalah
masalah yaitu belum diketahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum, tujuan penelitian ini adalah pengetahuan factor- factor yang
patient safety di ruang rawat inap bedah RSUD H.A Sultan Daeng Radja
Bulukumba.
safety di ruang rawat inap bedah RSUD H.A Sultan Daeng Radja
Bulukumba.
patient safety di rruang rawat inap bedah RSUD H.A Sultan Daeng Radja
Bulukumba.
D. Manfaat peneliti
1. Bagi RSUD H.A Sultan Daeng radja, sebagai bahan masukan untuk
TINJUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori
1. Patient safety
rumah sakit yang aman dan tidak merugikan pasien semua komponen pelayanan
Hak pasien. Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan
kebutuhan pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas, dan legalitas (Priyoto dan
Widyastuti, 2014). Menurutu Permenkes RI No. 11 Tahun 2017 pasal 6 ayat (1)
hak pasien merupakan hak pasien dan keluarga untuk mendapatkan informasi
tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk terjadinya insiden yang akan
mungkin terjadi.
Kriteria standar hak pasien menurut Permenkes RI No.11 Tahun 2017 pasal
6 ayat (2) adalah harus ada dokter yang akan menjadi penanggung jawab terhadap
memberikan penjelasan yang benar dan jelas kepada pasien dan keluarganya
insiden pada pasien. Pendidikan bagi pasien dan keluarga. Pendidikan bagi
pasien dan keluarga adalah pengetahuan yang diperlukan oleh pasien dan keluarga
selama proses asuhan ( Priyoto dan Tri Widyastuti, 2014). Menurut Simamora
(2018), rumah , sakit harus mendidik pasien dan keluarganya mengenai kewajiban
Tahun 2017 pasal 8 ayat (1) menyatakan bahwa keselamatan pasien dalam
untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan dari pasien itu sendiri. Kriteria
yang baik.
kinerja.
kejadian dan secara proaktif melakukan evaluasi 1 proses kasus risiko tinggi
setiap tahunnya.
pasien.
keselamatan pasiennya.
5. Mengukur dan mengkaji daya guna konstribusi setiap unsur dalam
pasien.
1. Gaya autokratik yaitu pemimpin yang berfokus pada pencapaian tugas dan
tujuan.
2. Gaya demokrasi yaitu pemimpin yang berfokus pada paham pendekatan yang
2017 pasal 11 ayat (1) menyatakan pendidikan bagi staf tentang keselamatan
pasien. Mendidik staf tentang keselamatan pasien merupakan aspek yang sangat
berkualitas terhadap para pasien (Priyoto dan Tri Widyastuti, 2014). Kriteria
pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi eksternal dan internal yang akurat.
untuk memperoleh data dan informasi mengenai hal yang terkait dengan
keselamatan pasien.
Informasi yang tepat yang diberikan oleh pasien kepada perawat akan membantu
informasi yang benar yang diberikan perawat pada pasien akan membuat rasa
kepercayaan pasien terhadap perawat semakin tinggi (Priyoto dan Tri Widyastuti,
2014).
No. 11 Tahun 2017 pasal 5 ayat (5) sasaran keselamatan pasien dapat tercapainya
hal-hal:
Tujuh langkah menuju patient safety. Permenkes RI No.11 Tahun 2017 pasal 5
ayat (6) menyatakan untuk tercapainya keselamatan pasien ada tujuh langkah
2. Rumah Sakit
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai dengan kebutuhan
medis.
Hak rumah sakit. Hak rumah sakit sudah diatur dalam UU RI No. 44 Tahun
perundangundangan.
kesehatan.
perundangundangan.
kesehatan.
7. Mempromosikan pelayanan kesehatan yang terdapat di rumah sakit.
8. Mendapatkan insentif pajak bagi rumah sakit publik dan rumah sakit
pasien yang tidak mampu, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka,
ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti
11. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan
etika.
12. Memberikan informasi yang jelas, benar, dan jujur tentang hak dan kewajiban
pasien.
19. Memberikan perlindungan dan bantuan hukum bagi semua petugas rumah
rokok.
3. Perawat
(2) menyatakan bahwa perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan
tinggi keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh
Harlley Cit ANA yang dikutip oleh Iskandar (2013), mendefinisikan perawat
diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu
sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar
dan bersifat stabil. Peran perawat adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan
dari sesorang pada situasi tertentu. Perawat mempunyai peran sebagai berikut:
yang terjadi.
terjadinya kecelakaan serta melindungi klien dari efek yang tidak diinginkan
yang terdiri dari tenaga kesehatan seperti dokter, fisioterapis, ahli gizi, dan
oleh pasien.
kebutuhan klien.
pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan
tugas yang diberikan, seperti tugas yang biasa dilakukan oleh perawat
bersifat saling bergantung diantara tim satu dengan tim lainnya. Fungsi ini
sebagai berikut:
3. Fungsi kolaboratif perawat yaitu sebagai anggota dari tim kesehatan, perawat
rehabilitasi.
keamanan.
psikososiospiritual.
(KTD) yang sering terjadi pada pasien selama dirawat di rumah sakit sehingga
sangat merugikan baik pasien itu sendiri maupun pihak rumah sakit. Menurut
Vincent yang dikutip dari Cecep (2013) beberapa faktor yang berpengaruh
supervisi.
pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi lewat proses sensoris,
khususnya mata dan telinga terhadap suatu objek. Ada 6 tingkatan pengetahuan
1. Tahu artinya dapat mengingat atau mengingat kembali suatu hal yang telah
rendah.
bagian-bagian yang lebih kecil dan masih ada kaitannya satu sama lain.
pengetahuannya.
yang telah diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada masa
memberikan pengetahuan.
6. Usia. Usia dapat mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang daya tangkap dan pola
pengertian patient safety, unsur-unsur yang ada dalam patient safety, tujuan
patient safety, upaya patient safety serta perlindungan diri selama bekerja.
membuat asuhan pasien lebih aman. Di dalam sistem tersebut meliputi penilaian
risiko seperti risiko jatuh, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden atau kejadian tidak
oleh Sunaryo (2015) sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup
dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Gerungan yang
seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif tetap, yang disertai adanya
perasaann tertentu, dan memberikan dasar pada orang tersebut untuk membuat
respons atau berperilaku dengan cara tertentu yang dipilihnya. Sunaryo (2015)
yang diberikan.
tugasnya secara aman dan nyaman. Sikap positif yang dilakukan oleh perawat
akan menunjang perawat dalam meminimalisir risiko yang akan terjadi. Sikap
perawat terhadap pelaksanaan pastient safety ini dapat berupa mencuci tangan
saat akan bersentuhan dengan pasien, pemakaian sarung tangan dan masker agar
Beban kerja perawat terhadap patient safety. Beban kerja adalah besaran
pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan
hasil kali antara jumlah pekerjaan dengan waktu. Setiap pekerja dapat bekerja
beban kerja dan lingkungan kerja agar, sehingga diperoleh produktivitas kerja
Beban Kerja merupakan sesuatu yang muncul dari interaksi antara tuntutan
keterampilan, perilaku dan presepsi dari kerja itu sendiri. Beban kerja juga
diartikan sebagai faktor seperti tuntutan tugas atau upaya yang dilakukan untuk
kegiatan kerja pada waktu tertentu, yang terdiri dari beban kerja fisik, beban
1. Aspek fisik terdiri dari tugas pokok dan fungsi (tupoksi), jumlah merawat
harinya.
Menurut Munandar (2001), beban kerja adalah suatu kondisi dari pekerjaan
dengan uraian tugasnya yang harus diselesaikan pada batas waktu tertentu. Beban
kerja dapat dibedakan lebih lanjut ke dalam beban kerja berlebihan atau terlalu
sedikit kuantitatif, yang timbul sebagai akibat dari tugastugas yang terlalu banyak
atau sedikit diberikan kepada tenaga kerja untuk diselesaikan dalam waktu
tertentu, dan beban kerja berlebihan atau terlalu sedikit kualitatif, yaitu jika orang
merasa tidak mampu untuk melakukan suatu tugas, atau tugas tidak
menggunakan ketrampilan dan atau potensi dari tenaga kerja. Ada 4 jenis beban
kerja, yaitu :
1. Beban Berlebih Kuantitatif. Beban berlebih secara fisik ataupun mental akibat
2. Beban Terlalu Sedikit Kuantitatif. Beban kerja terlalu sedikit kuantitatif juga
yang sederhana, dimana banyak terjadi pengulangan gerak akan timbul rasa
bosan, rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari, sebagai hasil
besar pekerjaan yang selama ini dikerjakan secara manual oleh manusia atau
tenaga kerja diambil alih oleh mesin-mesin atau robot, sehingga pekerjaan
manusia beralih titik beratnya pada pekerjaan otak. Pekerjaan makin menjadi
kerja. Tenaga kerja akan merasa bahwa ia “tidak maju-maju”, dan merasa
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap beban kerja (Tarwaka, 2004) yaitu :
1. Faktor internal, yaitu pengaruh dari tubuh sendiri terdiri dari faktor biologis
seperti umur, jenis kelamin, berat dan tinggi badan, gizi, kesehatan diri, serta
keinginan.
kegiatan di institusi tempat kerja, tugas pokok dan fungsi di kantor, serta
selama shift tertentu. Beban kerja keperawatan dipengaruhi juga oleh jumlah
pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang
dilakukan oleh bawahan dan kemudian bila ditemukan suatu masalah dapat
segera diberikan bantuan yang bersifat langsung untuk mengatasinya. Manfaat
semakin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang harmonis antara atasan
dan bawahannya.
bawahan.
sekali hal itu merupakan bukan supervisi yang baik, karena organisasi atau
baik.
B. Landasan Teori
dikembangkan oleh Prof James Reason pada 1990 yang kemudian terus
potongan keju membentuk satu garis dengan potensi insiden (hazard), maka
sebuah hazard akan menjadi insiden keselamatan pasien. Sebuah hazard akan
menimbulkan dampak dari insiden ketika berbagai lapisan dalam sistem baik
kondisi laten organisasi maupun tindakan individu yang tidak aman bersinergi dan
C. Kerangka Teori
A. prestasi
B. penghargaan
c. Sikap perawat
d. lingkungan kerja
e. kebijakan dan administrasi
f. supervise dan pengawasan
g. keamanan
A. Kerangka Konsep
Pelaksanaan patien
safety Sikap perawat
1. Pengetahuan perawat
2. Beban kerja perawat
3. Supervise kepala
B. Variabel penelitian
1. Variabel independen.
safety.
tertentu.
perawat.
D. Hipotesis Penelitian
Ho = tidak ada hubungan antara pengetahuan perawat, sikap perawat, beban kerja
perawat, dan supervisi kepala ruangan dengan pelaksanaan patient safety pada
perawat rawat inap bedah di RSUD H.A Sultan Daeng Radja Bulukumba tahun
2022.
perawat, dan supervisi kepala ruangan dengan pelaksanaan patient safety pada
perawat rawat inap bedah di RSUD H.A Sultan Daeng Radja Bulukumba tahun
2021
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
pendekatan cross sectional. Hal ini dikarenakan peneliti ingin melihat hubungan
kepala ruangan dengan pelaksanaan patient safety di ruangan rawat inap bedah,
Bulukumba yang beralamat di Jalan Serikaya no.17 Caile, Ujung Bulu Kab.
Bedah.
Waktu penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2022 sampai dengan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat bagian unit rawat inap
bedah di RSUD Sulthan Daeng Radja Bulukumba tahun 2022 yang berjumlah
populasi(sugiono, 2017)
ƛ2 . N . P .Q
n=
d 2 ( N−1 ) + ƛ2 . P .Q
2
1 .26.0,5 .0,5
n= 2 2
0,05 ( 26−1 ) +1 .0,5 .0,5
26. 0,25
n=
0,0625+ 0,25
6,5
n=
0,3125
n=20
Keterangan:
n = besar sampel
P = 0,5
N = besar populasi
Q =0,5
ƛ2 = dengan dk = 1 (nilai 1)
Jadi sampel yang digunakan pada penelitian ini 20 perawat di ruang melati
D. Instrumen penelitian
Pada penelitian ini, instrument utamanya adalah si peneliti sendiri sehingga
peneliti harus divalidasi untuk mengetahui kesiapan peneliti untuk terjun di lapangan
(sugiyono,2020). Pada penelitian ini dibantu dengan alat perekam untuk merekam
membantu peneliti mengajukan pertanyaan,buku catatan dan alat tulis untuk mencatat
situasi seperti ekspresi noverbal yang di perhatikan oleh partisipan saat wawancara, dan
E. Alur Penelitian
sss
Pengambilan sampel
Wawancara
Evaluasi Akhir
Hasil observasi
1. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data
a. Editing
b. Coding
c. Processing
Processing adalah suatu proses untuk memproses data agar data yang
d. Cleaning
e. Mengeluarkan informasi
G. Etika Penelitian
1. Prinsip kejujuran
kepada responden serta memberikan hasil data yang sebenarnya dalam penelitian.
2. Prinsip otonomi
Prinsip otonomi adalah hak kebebasan dari responden untuk menentukan
3. Prinsip kerahasiaan
dari responden dan hanya peneliti yang mengetahuinya. Dalam penelitian ini,
peneliti menjaga identitas dan data dari responden yang bersedia berpartisipasi
pengembangan ilmu
4. Prinsip keadilan
Pada prinsip keadilan, peneliti bersikap adil baik sebelum, selama, dan
setelah responden ikut serta dalam penelitian tanpa ada sebuah diskriminasi
(Nursalam, 2016). Dalam penelitian ini, peneliti bersikap adil dengan tidak
responden
5. Prinsip Kemanfaatan
responden serta dihindarkan dari dari keadaan yang tidak menguntungkan. Selain
itu, peneliti diharuskan memikirkan keuntungan dan risiko yang didapatkan.
Dalam penelitian ini, tidak terdapat penderitaan atau kerugian yang ditimbulkan
H. Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei tahun 2022.
Bulan
Keterangan Januari Februari Maret April Mei juni
Pengajuan
judul dan
ACC judul
Bimbingan
penyusun
proposal
Ujian
proposal
Revisi
Penelitian
Bimbingan
hasil
Ujian hasil