Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN AKHIR

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN MASALAH

“ISOLASI SOSIAL”

OLEH

SRI SARTINI, S.KEP

A.19.07.020

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


LAPORAN PENDAHULUAN
“KEPERAWATAN JIWA”
A. Konsep Dasar Isolasi Sosial
1. Pengertian
Isolasi social adalah keadaan di mana seseorang individu mengalami penurunan
atau bahkan sema sekali tidak mampu berinteraksidengan orang lain di sekitarnya
(Damaiyanti, 2008)
Isolasi social juga merupakan kesepian yang di alami oleh individu dan dirasakan
saat didorong oleh keberadaan orang lain dana sebagi penyataan negative atau
mengancam (Nanda-1 2012).
2. Rentang Respon Hubungan social
Berdasarkan buku keperawatan jiwa dari Stuart (2006) menyatakan bahwa
manusia merupakan mahkluk soasial, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan,mereka
harus membina hubungan interpersonal yang positif, individu juga harus membina saling
tergantung yang merupakan keseimbangan antra ketergantungan dan kemandirian dalam
suatu hubungan.

Respon Adaptif Respon Maladaptif


Menyendiri Kesepian Manipulasi
Otonom Menarik Diri impulsive
Kebersamaan Ketergantunga Narkisme
Saling Ketergantungan
a. Menyendiri (Solitude) : Merupakan respon yang dibutuhkanseseorang untuk
merenungkan apa yang telah dilakukan di lingkungan sosialnya dan suatu cara
mengevaluasi diri untuk menentukan langkah selanjutnya. Solutide umumnya
dilakukan setelah melakukan kegiatan.
b. Otonomi : merupakan kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan
ide-ide pikiran, perasaan dalam hubungan social.
c. Kebersamaa (Mutualisme) : merupakan suatu kondisi dalam hubungan
interpersonal dimana individu tersebut mampu untuk saling member dan menerima.
d. Saling Ketergantungan (unterdependen) : merupakan kondisi saling ketrgantungan
antata individu dengan orang lain dalam membina hubungan unterpersonal.
e. Kesepian :merupakan kondisi dimana individu merasa sendiri dang terasing dari
lingkungannya.
f. Isolasi social :merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan
dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.
g. Ketergantungan (Dependen) : dependen terjadi bilaseseorang gagal
mengembangkan rasa percaya diri atau kemampuannya untuk berfungsi secara
sukses. Pada gangguan hubungan social jenis ini orang lain diperlakukansebagai
objek, hubungan terpusat pada masalah pengendalian orang lain, dan individu
cenderung berorientasi pada diri sendiri atau tujuan,bukan pada orang lain.
h. Manipulasi : merupakan gangguan hubungan sosialyang terdapat pada individu
yang mengnggap orang lain sebagai objek. Individu tersebut tidak dapat membina
hubungan social secra mendalam.
i. Impulsif : individu impulsive tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu
belajat daripengalama, tidak dapat diandalkan, dan penilain yang buruk.
j. Narsisisme : pada individu narsisme terdapat harga diri yang rapuh, secara terus
menrus berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian, sikap egosentrik,
pencemburuan, marah jika otang lain tidak mendukung.
3. Perkembangan Hubungan Sosial
Menurut Stuart dan Sunddent (1998) dikembangkan oleh Mustika sari (2002). Untuk
mengembangkan hubungan social yang positif, setiap tugas perkembangan sepanjang
daur kehidupan di harapkandilalui dnegan sukses sehingga kemampuan membisa
hubungan social dapat menghasilkan kepuasan bagi individu.
a. Bayi : bayi sangat tergantung pada orang lain dalampemenuhan kebutuhan
biologisnya. Bayiumumnya menggunakan komunikasi yang sangat sederhana dalam
menyampaikan kebutuhannya. Konsistensi ibu dan anak seperti simulasi sentuhan,
kontak mata, komunikasi yang hangat merupakan aspek penting yang harus di bina
sejak diri karena akan menghasilkan rasa aman dan arasa percaya yang mendasar.
Kegagalan pemenuhan kebutuhan bayi melalui ketergantungan pada orang lain akan
mengakibatkan rasa tidak percaya diri sendiri dan orang lain,serta manarik diri.
b. Pra Sekolah : Meterson menamakan masa antara 18 bulan samapi 3 tahunadalah
tarafpemisahan pribadi. Anak pra sekolah mulai memperluas hubungan sosialnya di
luar keluarga khususnya ibu. Anak menggunakan kemampuan hubungan yang telah
dimiliki untuk berhubungan dengan lingkungan diluar keluarga. Dalam hal ini anak
membutuhkan dukungan dan bantuan dari keluarga. Khususnya pemberian
pengakuan positif terhadap perilaku anak yang adaptfi. Hal ini merupakan dasar
ototomi anak yang berguna untuk mengembangkan kemampuan hubungan
interependen. Kegagalan dalam membina hubungan dengan teman sekolah, kurngnya
dukungan guru dan pembatasan serta dukungan yang tidak konsisten dari orang tua
mengakibatkan frustasi terhadap kemampuannya, putus asa, merasa tidak mampu dan
menarik diri dari lingkunga.
c. Anak-anak : anak mulai mengembangkan dirinya sebagai individu yang mandiri dan
mulai menganl lingkungan lebih luas, dimana anak mulai membina hubungan
denganteman-temannya.pada usiaini anak mulai mengenal bekerja sama, konpetisi,
kompromi. Konflik sering terjadi dengan orang tua karena pembatasan dan dukungan
yang tidak konsisten. Teman dengan orang dewasa di luar keluarga (guru,orang tua,
teman ) merupakan sumber pendukung yang penting bagi anak.
d. Remaja : pada usia ini anak mengembangkan hubungan intim dengan teman sebaya
dan sejenis dan umumnya mempunyai sahabatkarib. Hubungan dnegan teman sangta
tergantungsedangkan hubungan dengan orng tua mulai interdependen. Kegagalan
hubungan dengan teman dan keluarganya dukungan orang tua akan mengakibatkan
keraguan identitas, ketidakmampuan mengidentifikasi karir danrasa percaya diri yang
kurang.
e. Dewasa Muda : pada usia ini individu mempertahankan hubungan interdependen
dengan orang tua dan teman sebaya. Individu belajar mengambil keputusan dengan
memperhatikan saran dan pendapatan orang lain, seperti :memilih pekerjaan, meilih
karir, melangsungkan pernikahan. Kegagalan individu dalam melanjutkan
sekolah,pekerjaan, pernikahan akan mengakibatkan individu menghindari hubungan
intim, menjauhiorang lain, putus asa akan karir.
f. Dewasa Tengah :individu pada usia dewa tengah umumnya telah terpisah tenpat
tinggal dengan orang tua, khususnya individu yang telah menikah. Jika ia menikah
maka peran menjadi orang dan mempunyai hubungan antar orang dewasa merupakan
situasi tempat menguji kemampuan hubungan interdependen.kegagalan pisah tempat
tinggal dengan orang tua, membina hubungan yang baru, dan mendapatkan dukungan
dariorang dewasa lain akan mengakibatkan perhatian hanya tertuju pada diri sendiri,
prduktivitas dan kreativitas berkurang, perhatian pada orang lain berkurang.
g. Dewasa Lanjut : pada masa individu akan mengalami kehilangan , baik itu kehilang
fisik, kegiatan,pekerjaan, teman hidup, ( teman sebaya dan pasangan ). Anggota
keluarga (kematian orang tua). Individu tetap memerlukan hubungan yang
memuaskan dengan orang lain. Individu yang mempunyai perkembangan yang baik
dalam menerima kehilangan yang terjadi dalam kehidupannya dan mengakui bahwa
dukungan orang lain dapat membantu dalam menghadapi kehilangannya. Kegagalan
pada masa ini dapatmenyebabkan individu merasa tidak bergun, tidak berharga dan
halini dapat meneyababkan individu menarik diri dan rendah diri.
4. Etiologi
Berbagai faktor dapat menimbulkan respon yang maladaptive. Menurut Stuart dan
Sunddent (2007), belum ada suatu kesimpulan yang spesifik tentang penyebab gangguan
yang mempengaruhi hubungan interpersonal. Faktor yangmemungkinkan mempengaruhi
antara lain :
a. Faktir Predisposisi
Beberaoa faktir yang dapat menyebabkan isolasi social adalah :
1) Faktor perkembangan : setiap tahap kembang memiliki tugas yang harus di lalui
individu engan sukse,Karena apabila tugas perkembangan ini tidak dapat di
penuhi, akan mengalami masa perkembangan selanjutnya. Keluarga adalah
tempatpertama yang memberikan pengalaman bagi individu dalam menjalin
hubungan dengan orang lain. Kurangnya stimulasi, kasih sayang, perhatian dana
kehangatan dari ibu/pengasuh pada bayi akan memberikan rasa tidak aman yang
dapat menghambat terbentuknyarasa percaya diri. Rasa ketidakpercayaan tersebut
dapat mengembangkan tingkah laku curigapada orang lain maupun lingkungan di
kemudian hari. Komunikasi yang sangat penting dalam masa ini, agar anak tidak
merasa diperlakukan seperti objek.
2) Faktor bilogis : genetic merupakan salah satu faktor pendukung ganggauang
jiwa,insiden tertinggi skizofrenia di temukan pada keluarga yang anggota
keluarganyaada yang menderita skizofrenia.
3) Faktor Sosial budaya : isolasi social atau mengaingkan diri dari lingkungan
merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan berhubungan. Dapat juga
disebabkan oleh karena norma-norma yang salah yang di anut oleh satu keluarga
seperti anggota tidak produktif diasingkan dari lingkungan social. Kelainan pada
struktur otak seperti atropi, pembesaran ventikel, penurunan berat dan volume
otak serta perubahan struktur limbic, diduga dapat menyebabkan skizofrenia.
4) Faktor Presipitasi
Stressor presipitasi terjadinya isolasi social dapat ditimbulkan oleh faktor internal
maupun eksternal, meliputi :
a) Stressor social budaya : stressor social budaya dapat memicu kesulitan dalam
berhubungan, terjadinya penurunan stabilitas keluarga seperti perceraian,
perpisahan dengan orang yang dicintai, kehilangan pasangan pada usia tua,
kesepian karena ditinggal jauh, dirawat dirumah sakit atau dipenjara.semuaini
dapat menimbulkan isolasi social.
b) Stressor bikimis :
(1) Teori Depomine : kelebihan dopamine pada mesokotikol dan mesolimbik
serta tractus saraf dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia
(2) Menurunnya MAO (Mono amino oksidasi) didalm darah akan
mengakibatkan dopamindalam otak. Karena salah satu kegiatan
MAOadalah sebagai enzim yang menurunkan dopamine, maka
menurunyya MAO juga dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia.
(3) Faktor endkorin : jumlah FSH dan LH yang rendah ditemukan pada klien
skizofrenia. Demikian pula pada prolaktin mengalami penurunan karena
dihambat.
5. Tanda Dan Gejala
Menurut Murtika Sari (2002) , tanda dan gejala klien dengan isolasi social antara lain:
a. Kurang spontan
b. Apatis (kurang acuh terhadap linkunga)
c. Ekspresi wajah kurang berseri (ekspresi sedih)
d. Afek tumpul
e. Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri
f. Komunikasi verbal menurun atau tidak, klien tidak bercakp-cakap dengan klien lain
atau perawat.
g. Mengisolasi diri (menyendiri)
h. Klien nampak memisahkan diri dari orang lain
i. Tidak atau kurang dasar terhadap lingkungan sekitar.
j. Pemasukan makanan dan minuman terganggu
k. Retensi urine danfeses
l. Aktivitas menurun kurang energy (tenaga)
m. Hrga diri rendah
n. Posisi janin saat tidur
o. Menolak hubungan dengan orang lain. Klien memutuskan percakapan atau pergi jika
diajak bercakap-cakap.
6. Batasan Karakteristik isolasi Sosial.
Batasan karakteristik klien dengan isolasi social menurut Nanda-1 (2012), dibagi menjadi
dua,yaitu onjektif dan subjektif :
a. Objektif
1) Tidak ada dukungan orang yang dianggap penting
2) Perilaku yang tidak sesuai dengan perkembangan
3) Afek tumpul
4) Bukti kecacatan
5) Ada di dalam subkultur
6) Sakit
7) Tindakan tidak berarti
8) Tidak ada kontak mata
9) Dipenuhi dengan pikiran sendiri
10) Menunjukkan permusuhan
11) Tindakan berulang
12) Afek sedih
13) Ingin sendirian
14) Tidak komunikatif
15) Menarik diri.
b. Subjektif
1) Minat yang tidak sesuai dengan perkembangan
2) Mengalami perasaan berbdea dari orang lain.
3) Ketidakmampuan memenuhi harapan orang lain.
4) Tidak percaya diri saat berhadapan dengan public.
5) Mengungkapkan perasaan yang di dorong oleh orang lain.
6) Mengungkapkan perasaan penolakan.
7) Mengungkapkan tujuan hidup yang tidak adekuat.
8) Mengungkapkan nilai yang tidak dapat diterima oleh kelompok cultural yang
dominan.
7. Akibat isolasi soaial
a. Gangguan Sensori Persepsi :Halusinasi
b. ResikoPerilaku Kekerasan (pada diri sendiri, orang lain, lingkungan dan verbal)
c. Deficit perawatan diri
8. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Faktor Predisposisi
Faktor-faktor predisposisi gangguan hubungan social, adalah :
(a) Faktor perkembangan : pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada
tugas perkembangan yang harus di lalui individu dengan sukses agar tidak
terjadi gangguan dalam hubungan social. Tugas perkembangan pada masing-
masing tahap tumbuh kembang ini memilikji karakteristik tersendiri. Apabila
tugas ini tidak terpenuhi, akan mencetuskan seseorang sehingga mempunyai
maslah respon social maladaptive. System keluarga yang terganggu dapat
menunjang perkembangan respon social maladaptive. Beberapa orang percaya
bahwa individu yang mempunyai masalah ini adalah orang tidak berhasil
memisahkan dirinya dan orang tua. Norma keluarga yang tidak mendukung
hubungan keluarga dengan pihak lain di luarkeluarga.
(b) Faktor biologis : genetic merupakan salah satu faktor pendukung gangguang
jiwa. Berdasarkan hasilpenelitian, pada penderita skizofrenia 8% kelainan
pada struktur otak, seperti atrofi,pembesaran ventrikel, penurunan berat dan
volume otak serta perubahan struktur limbuk diduga dapat menyebabkan
skizofrenia.
(c) Faktor komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung untuk
terjadinya gangguan dalam hubungan social. Teori in termasuk masalah
komunikasi yang tidak jelas yaitu suatu keadaan dimana seseorang anggota
keluarga menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu bersamaan,
ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang menghambat untuk
berhubungan dengan lingkungan di luarkeluarga.
2) Stressor Presipitasi
Stressor presipitasi pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang penuh
stress seperti kehilangan, yang mempengaruhikemampuan individu untuk
berhubungan dengan orang lain dan meneyebabkan ansietas. Stressor presipitasi
dapat di kelompokkan dalam kategori :
(a) Stressor social budaya : stress dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor antara
lain dan faktor keluarga seperti menurunnya stabilitas unit keluarga dan
berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupannya, misalnya di rawat di
rumah sakit.
(b) Stressor psikologis : tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan
menurunyya kemampuan individu untuk berhubungan dnegan orang lain.
Internsitas kecemasan yang ekstrim dan memanjang diserta terbatasnya
kemampuan indiviudu mengatasi masalah diyakini akan menimbulkan a
berbagai maslah gangguan berhubungan (isolasi social).
3) Perilaku : adapun perilaku yang bisa muncul pada isolasi social berupa : kurang
spohta, apatis (kurang acuh terhadap lingkunagn ), ekspresi wajah kurang berseri
(ekspresi sedih), afek tumpul. Tidak merawat dan memperhatikan keberdihan diri,
berkomunikasi verbal menurun atau tidak ada. Klien tidak bercakap-cakp dengan
klien lainatau perawat, mengisolasi diri(menyendiri). Klien nampak memisahkan
diri dari orang lain, tidak atau kurang sadarterhadap lingkungan sekitar.
Pemasukan makanan dan minuman terganggu, retensi urinedan feses, aktivitas
menurun, kurng energy (tenaga), harga diri rendah, posisi janin saat tidur,
menolak hubunga dnegn orang lain.klien memutuskan percakapan atau pergi jika
di ajakbercakap-cakap.
4) Sumber Koping : sumber koping yang berhubungan dengan respon social
maladaptive termasuk keterlibatan dalam hubungan luas di dalam keluarga
maupun teman, menggunakn kreativitas untuk mengekspresikan stress
interpersonal seperti kesenianj, music atau tulisan.
5) Mekanisme Defensif : mekanisme yang di gunakan klien sebagai usaha mengatasi
kecemasan untuk merupakansuatu kesepian yang nyata mengancam dirinya.
Mekanismeyang sering di gunakan pada isolasi social adalah regresi, represi dan
isolasi.
(a) Regresi adalah mundur kemasa perkembangan yang telah lalu.
(b) Represi adalah perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran yang tidak dapat
diterima, secra dasar di bending supaya jangan tiba di kesadaran.
(c) Isolasi adalah mekanisme mental tidak sadar yang mengakibatkan timbulnya
keggalan defensive dalam menghubungkan peilaku dengan motivasi atau
pertentangan antara sikap dan perilaku.
6) Masalah Keperawatan
(a) Resiko gangguan persepsi sensori : Halusinasi
(b) Isolasi social
(c) Harga diri rendah
7) Pohon Masalah

Resiko gangguan persepsi Isolasi Sosial Harga Diri Rendah


sensori : Halusinasi :Kronik
Core Problem
Affect Cuasa

8) Diganosa Keperawatan
(a) Isolasi social
(b) Harga Diri Rendah Kronik
(c) Resiko Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
PENGKAJIAN KESEHATAN
KEPERAWATAN JIWA
Tempat Rawat : Rumah Sendiri Tanggal Pengkajian : 7 Juli 2020
A. Identitas Klien
1. Nama Inisial : Ny “K”
2. Umur : 32 Thn
3. Status Perkawinan : Belum Nikah
4. Perkerjaan : Tidak Ada
5. Jumlah Anak : Tidak Ada
6. Informan : Pasien Dan Keluarga
B. Alasan Masuk Rumah Sakit
Klien Mulai Mengonsumsi Obat dan Di rawat Di rumah Karena sejak 5 tahun yang
lalu mengalami sakit kepala berat, selalu mengantuk dan mulai menarik diri dari lingkungan
atau isolasi social (mulai menyendiri/mulai menjadi pendiam).
C. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?
Ya
Tidak
2. Pengobatan Sebelumnya
Berhasil
Kurang Berhasil
Tidak Berhasil
3. Pelaku/Usia Korba/Usia Saksi/Usia
a. Aniaya Fisik :
b. Aniaya Seksual :
c. Penolakan :
d. Kekerasan Dalam Keluarga :
e. Tindakan Kriminal :
Keterangan : Klien Tidak Pernah mengalami gangguan kejiwaan sebelumnya, dan
tidak pernah melakukan pengobatan sebelumnya yang terkait dengan masalah kejiwaan.
Klien juga tidak pernah menjadi korban, pelaku maupun saksi dalam penganiyaan, baik
secara fisik maupun seksual dan juga dalam tindakan criminal.
4. Anggota Keluarga Yang Gangguan Jiwa : Ya Tidak
a. Hubungan Keluarga : Saudara Kandung/Kakak Kandung
b. Gejala : Berhalusinasi, Dan Megalami Perilaku Kekerasan
Terhadap Orang Lain Serta Verbal
c. Riwayat Pengobatan : Sauadara Klien Pernah Dirawat Di Rumah Sakit
Jiwa Sebelumnya, Tepatnya Di Rumah Sakit Jiawa Dadi Makassar Selama8
Bulang Dengan 2 Kali Perawatan Yang Masing-masing Selama 4 Bulan serta
mengonsumsi obat secara teratur/berlanjut sampai sekarang.
d. Masalah Keperawatan : Mengalami Gangguan Kejiwaan Perilaku
Kekerasan, Halusinasi, Defisit Perawatan Diri.
5. Pengalaman Masa Lalu Yang Tidak Menyenangkan
Pengalaman Masa Lalu Yang Tidak Menyenangkan : Tidak Ada

Masalah Kesehatan : Nyeri Pada Bagian Kepala, Sakit Pada Bagian Tulang Belakang
Dan Nyeri Pada Ulu Hati serta Klien Mengalami Isolasi Sosial/Menjadi
Pendiam/Menyendiri.
D. Pemeriksaan Fisik
1. TTV :
a) Tekanan Darah :120/80 mmHg
b) Nadi : 82 Kali/Menit
c) Suhu : 36,7 OC
d) Pernafasan : 22 Kali/Menit
2. Ukur
a) Berat Badan : 56 Kg
b) Tinggi Badan :154 cm
3. Keluhan Fisik : Ya Tidak
Masalah Keperawatan : Klien mengalami gangguan Fisik dengan adanya nyeri
pada bagian kepala, nyeri pada bagian tulang belakang, dan kadang nyeri pada bagian ulu
hati. Keluhan Psikis : Mengalami Isolasi Sosial (menyendiri/Pendiam).
E. Psikososial
1. Genogram

Keterangan :
a) Klien Berada Digenerasi Ketiga, Dengan Keluhan Masalah Kesehatan Adalah
Isolasi Sosial Yang Dialami Sejak 5 Tahun Yang Lalu.
b) Dalam Keluarga klien baik dari nenek dan orang tuanya tidak ada keluarga
yang mengalami masalah kesehatan seperti dengan yang mengalami gangguan
jiwa, tetapi dalam keluarga klien yang mengami masalahkesehatan dengan
gangguan psikis ialah saudara kandung dari klien dengan gangguan mental :
perilaku kekerasa, halusinasi dan Waham.
2. Konsep Diri
a) Citra Tubuh : Klien mengatakan tidak mengalami masalah pada
penampilannya, dank lien menyukai berdandan dan berhias diri, hal ini terlihat
dari cara klien berpakaian dan menjaga keberseihan diri.
b) Identitas : Klien mengatakan bahwa ia bersyukur berasal dari keluarga yang
sederhana namun sangat menyayanginya dan memperhatikan kesehatannya. Dan
ia mengetahui bahwa dirinya berasal dari keluarga dengan suku bugis yang
terkenal dengan adat istiadatnya.
c) Peran : Klien mengatkan bahwa selama ia sakit, ia tidak dapat
menjalankan perannya sebagaiseorang mahasiswa, dan tidak bisa melakukan
pekerjaan rumah dengan baik seperti memasak dan membersihkan rumah,
sehingga ia tidak mampu berperan penuh dalam kegiatan di dalam rumah
tangga/keluarganya.
d) Ideal Diri : Klien mengatakan seharsunya ia mampu berkomunikasi,
berkenalan dan berinteraksi dengan orang lain, tetapi selam ini ini dirinya lebih
menyukai menyendiri di dalam rumah dan melakukan aktivitasnya sendiri tanpa
bantuan dan arahan dari orang lain.
e) Harga Diri : Klien mengatakan sedikit mengalami harga diri yang rendah
karena mengalami masalah pada pendidikannya yang tidak selesai akibat sakit
yang di alaminya sehingga hal inilah yang menyebabkan klien merasa sedih dan
tidak ingin bersosialisasi dengan orang banyak karena merasa malu terhadap diri
sendiri.
Masalah Keperawatan : Mengalami Harga Diri Rendah Ringan
3. Hubungan Sosial
a) Orang Yang Berarti : Hbungan Klien Dengan Orang Berarti Dalam Hidupnya
(orang Tua, Khususnya Bapaknya Sangat Baik).
b) Peran Serta Dalam Kegiatan Kelempok/Masayarakat : Klien Tidak Pernah
Ikut Serta Dalam Kegiatan Di lingkungan Dengan orang Lain/Masyarakat, Klien
Hanya berdiamdiri di rumah dan sibuk dengan dunianya sendiri.
c) Hambatan Dalam Berhubungan Dengan Orang Lain : Klien Mengatakan Malas
Berkomunikasi/berbicara dengan orang lain dan tidak mau berbicara terlalu
banyak dengan orang lain. Dan kadang klien jika ditanya sesuatu tidak menjawab.
Masalah Keperawatan : klien mengalamig angguan untuk berkomunikasi dengan
orang lain yang di sebabkan karena ketidakmauan bersosialisasi atau berinteraksi
dengan orang lain atau mengalami Isolasi Sosial.
F. Spiritual
1) Nilai Dan Keyakinan : Klien Mengatakan Bahwa Ia Sadar bahwa segala sesuatu
yang terjadi di dalam hidupnya adalah segala kehendah Tuhan Yang Maha Kuasa, Dan
Klien berharap bahwa Tuhan segera memberikan kesembuhan bagi dirinya.
2) Kegiatan Beribadah : Klien mengatakan masih sering melaksanakan sholat 5
waktu jika kepalanya tidak sakit, dan selalu berdoa kepada Tuhan untuk meminta
kesembuhan serta selalu berdoasebelum tidur.
Masalah Keperawatan : Klien tidak mengalami gangguan pada hubungannya
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mengingat sepenuhnya bahwa Tuhan-lah yang
mengatur segala takdir manusia termasuk dirinya.
G. Status Mental
1. Penampilan
Tidak Rapi
Penggunaan Pakaian Tidak Sesuai
Cara Berpakaian Tidak Seperti Biasanya
Jelaskan : Klien Tidak Megalami Masalah Pada Cara Berpenapilan atau
Merawat Diri, Klien nampak berpenampilandengan rapi, dapat berhias diri dan
menjaga kebersihan diri.
Masalah Keperawatan : klien tidak mengalamimasalah keperawatanpada
bagian penampilannya.
2. Pembicaraan
Cepat
Keras
Gagap
Inkoherensi
Lambat
Membisu
Tidak Mampu Mulai Pembicaraan
 Jelaskan : Klien mengalami ganbgguan pada proses bicara,
pada saat klien ditanya klien menjawab dengan sangat lambat, bahkan klien
kadang tidak menjawab dengan hanya mampu membisu. Klien juga tidak mampu
memulai pembicaraan.
 Masalah Kesehatan : Ganggguan dalam memulai berinteraksi dengan
orang lain/tidak mampu memulai pembicaraan.
3. Aktivitas Motorik
Lesu
Tegang
Gelisah
Agitasi
Tik
Grimasem
Tremor
Kompulsif
 Jelaskan : pada saat klien di kunjungi atau dio kaji klien
nampak lesu saat di ajak berkomunikasi.
 Masalah Keperawatan : kurangnnya semangat klien dalam melakukan
kegiatan. Menurut klien hal yang menyenangkan ada;lah Isolasi
sosial/menyendiri
4. Alam Perasaan
Sedih
Ketakutan
Purtus Asa
Khawatir
Gembira Berlebihan
 Jelaskan : saat klien di kunjungi,klien nampak sedih dan
diam, nampakmenunduk dan kontak mata dengan perawat kurang. Klien
nampak putus asa dan tidak bersemangat dalam menjalani hidupnya.
 Masalah Keperawatan : mengalami putus asa dan pasrah dengan
kondisinya.
5. Afek
Datar
Tumpul
Labil
Tidak Sesuai
 Jelaskan : saat melakukan pengkajian saat kunjungan pada
klien, ekspresi klien tidak pernah berubah pada setiap kondisi, baik itu
suasa bahagia maupun sedih. Ekspresiklien selama di lakukan pengkajian
hanya datar.
 Masalah Keperawatan: mengalami gangguan perasaan pada setiap kondisi
atau Susana.
6. Interaksi Selama Wawancara
Bermusuhan
TidakKooperatif
Mudah Tersinggung
Defensive
Curiga
 Jelaskan : Selama melakukan wawancara dan berinteraksi dnegan
klainklien tidak menunjukka sikap yang menolak terhadap perawatan yang
di berikan dan klien sangat kooperarif menerima kedatangan perawat, dan
berusah untuk terbuka dengan perawat.
 Masalah Keperawatan: Klien tidak memiliki masalah keperawatan terkait
dengan cara klien berinteraksi dengan perawat selama dilakukan
perawatan atau wawancara.
7. Persepsi
Halusinasi :
Pendengaran

Penglihatan

Perabaan

Pengecapan

Penghidu/Penciuman
 Jelaskan : Klien tidak mengalami halusinasi baik itu halusinasi
pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan, penghudu/penciuman.
 Masalah Keperawatan : Klien tidak mengalami gangguan keperawatan :
Halusinasi
8. Isi Pikir
Obsesi

Phobia

Hipokondria

Depersonalisasi

Ide yang terkait

Pikiran magis
 Jelaskan : Klien tidak memiliki gangguan pikiran sepertiyang di sebutkan di
atas, dan meyakini sepenuhnya bahwa sakityang di alami sekarang adalah
takdir dari Tuhan dan penyebabkan adalah sakitkepala yang berlebihan.
 Masalah Keperawatan : Klien tidak mengalami gangguan / masalah
keperawatan.
Waham
Agama

Somatik

Kebesaran

Curiga

Nihilistic

Sisi pikir

Siar pikir

Kontrol pikir
 Jelaskan : Klien Tidak mengalami waham baik itu waham terhadap agama,
somatic, kebesaran, curiga, nihilistic, dan lain-lain.
 Masalah Keperawatan : Klien tidak mengalami gangguan / masalah
keperawatan terkait dnegan waham.
9. Proses Pikir
Sirkum Stansial
Tangesial
Kehilangan Asosiasi
Fight Of Idea
Blocking
Pengulangan Bicara/Perseverasi
 Jelaskan : selamaberinteraksi denganklie, klien memiliki
ketidakmampuan untuk memulai pembicaraan atau mencari ide-ide topic
pembicaraan dank lie hanya mampu terdian dan menjawab saat di tanya
 Masalah Keperawatan: ketidakmampuan menentukan topic pembicaraan
dan ketidakmampuan memulai pembicaraan.
10. Tingkat Kesadaran
Bingung
Sedasi
Stupor
Disorientasi Waktu
Didorientasi Orang
Disorientasi tempat
 Jelaskan : Klien mengalami gangguan pada tingkat kedaraan disorientasi
orang, tidak mengingat atau tidak mengenal orang-orang di sekitarnya yang
pernah berinteraksi dengannya sebelum sakit.
 Masalah Keperawatan : Disorientasi Orang
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang

Gangguan daya ingat jangka pendek

Gangguan daya ingat saat ini

Konfabulasi
 Jelaskan : Klien nmengalami gangguan memori dengan gangguan daya
ingat jangka panjang, sehingga hala iniyang mengganggu klien untuk dapat
berinteraksi dengan orang-orang yang ia kenal diwaktu yang lalu karena
menganggap bahwa orang tersebut tidak pernah ia kenal.
 Masalah Keperawatan : Mengalmai gangguan daya ingat jangka panjang
12. Tingkat Konsentrasi Dan Berhitung
Mudah beralih

Tidak mampu berkonsentrasi

Tidak mampu berhitung sederhana


 Jelaskan : Klien tidak mengalami gangguan pada tingkat kosentrasinya, dan
dapat fokus pada topic yang di tanyakan saat wawancara / kunjungan, dan klien
mampu berhitung secara sederhana, hal ini terlihat saat klien mampu menghitung
dan mengatur jadwal minum obat klien secra mandiri.
 Masalah Keperawatan : Klien Tidak Memiliki masalah keperawatan terkait
dengan tingkat kosentrasi dan kemampuan berhitung secara sederhana.
13. Kemampuan Penilaian
Gangguan ringan

Gangguan bermakna
 Jealaskan : Klien mengatakan memiliki penilaian terhadap diri sendiri
tidak mampu melakukan hal-halyang seharunya ia bisa lakukan
dalamkehidupan sehari-harinya.
 MAsalah Keperawatan : Gangguan Ringan Terhapa Ketidakmampuan
secara mandiri yang membuat klien merasa tidak percaya diri (Harga Diri
Rendah)
14. Daya Tilik Diri
Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
 Jelaskan : Klien tidak pernah menyalahakan siapapun terkait dengan sakit
yang dideritanya selama ini, klien berkeyakinan bahawa sakit dan
kesembuhan adalah segala ketentuan Tuhan Yang Maha Esa.
 Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan Pada Tilik Diri
Klien.
H. Kebutuhan PErencenaan Pulang
1. Makan
Mandiri
Bantuan Minimal
Bantuan Total
2. BAB/BAK
Mandiri
Bantuan Minimal
BantuanTotal
 Jelaskan : Klien mampu melakukan dengan sendiri/mandiri terkait dengan
BAB dan BAK
 MAsalah Keperawatan : Klientidak memiliki masalah keperawatan terkait
dnegan BAB/BAK
3. Mandi
Mandiri
BantualMinimal
Bantuan Total
4. Berpakaian
Mandiri
Bantuan Minimal
Bantuan Total
5. Berhias
Mandiri
Bantuan Minimal
Bantual Total
6. Istirahat Dan Tidur
Tidur Siang, Lama : 1 jam Sampai Dengan 2 Jam
Tidur Malam, Lama : 7 Jam Sampai Dengan 9 Jam
Kegiatan Sebelum Tidur : Berdoa dan membersihkan tempat tidur
7. Penggunaan Obat
Mandiri
Bantuan Minimal
Bantuan Total
8. Pemeliharaan Kesehatan Ya Tidak
Perawatan Lanjutan
Sistem Pendukung

9. Kegiatan Dalam Rumah Ya Tidak


Mempersiapkan Makanan
Menjaga Kerapian Rumah
Mencuci Pakaian
Mengatur Keuangan

10. Kegiatan Diluar Rumah Ya Tidak


Belanja
Transportasi
Lain-Lain : Klien Hanya Keluar Rumah Jika Ingin Berobat atau mengambil Obat Di
rumah Sakit
 Jelaskan : Klien Tidak Pernah Berinteraksi atau Keluar Melakukan
Perjalanan DI Tempat Umum Kecuali Klien Keluar MengambilObat /Periksa
Setiap Bulannya Di Rumah Sakit Umum Bersama Bapaknya.
 Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

I. Aspek Medik
Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial (menarik Diri/Menyendiri)
Terapi Medik : Clozapine, Tablet 25 mg, 1x 1/ Hari
: Risperidone, Tablet Salut Selaput 2 mg, 2 x 1/Hari
: Merlopam, Tablet, 2 x ½ /Hari
ANALISIS DATA

No Data Fokus Masalah


1. DS : Isolasi Sosial : Menyendiri
a. Klien mengatakan lebih menyukai
menyendiri
b. Klien mengatakan malas berinteraksi
dengan orang lain.
c. Klien Mengatakan Malas Berbicara
dengan Orang Jika Tidak Penting
d. Keluarga/Orang Tua Klien
Mengatakan Anaknya Selalu
Meyendiri Dan Menjadi Sangat
Pendiam.
e. Keluarga Klien Mengatakan Sejak
Klien Sakit, Klien Sudah Tidak Pernah
Bersosialisasi Dengan Orang Lain.
DO :
a. Klien Nampak Klien Nampak Diam
b. Ekspresi Wajah Klien Nampak Datar
dan tumpul
c. Klien Nampak Tidak Mau Bercakap-
Cakap Dengan Orang Lain.
2. DS : Harga Diri Rendah : Kronik
a) Klien mengatakan masih malu
berkenalan atau berinteraksi dengan
orang lain
b) Klien mengatakan masih sedikit malas
berbincang-bincang dengan orang lain
c) Keluarga Klien mengatakan malu dan
menghindar saat banyak orang.
DO :
a) Klien nampak sudah mulai duduk-
duduk di teras rumah
b) Klien belum mampu melakukan
aktivitas dengan orang lain atau
kegiatan di dalam rumah tangga.

POHON MASALAH
Resiko Gangguan Persepsi
Sensori : Halusinsi

Effect

Isolasi Sosial

Core Problem

Harga Diri Rendah Kronik

Causa

DIGNOSA KEPERAWATAN
Adapun Diagnosa Keperawatan Yang Diangkat Ialah :
a. Isolasi Sosial
b. Harga Diri Rendah : Kronik
FORMAT PERENCANAAN KEPERAWATAN
(NURSING CARE PLAN)
Nama : Ny. “K”
Alamat : Manjalling, Ujung Loe
Tangga Diagnosa
No Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
l Keperawatan
1. Rabu, Isolasi Sosial : Klien dapat membina Ekspresi wajah Bina hubungan saling Hubungan saling
08 juli Menarik hubungan saling percaya bersahabat menunjukkan percaya dengan percaya merupakan
2020 Diri/Menyendir rasa senang, ada kontak mengungkapkan prinsip dasar untuk
i mata, mau berjabat komunikasi terapeutik : kelancaran
tangan, mau menjawab a. Sapa klien dengan hubungan interaksi
salam, klien mau dduduk ramahbaik verbal selanjutnya.
berdampingan dengan maupun nonverbal
perawat, mau b. Perkenalkan diri
mengutaran masalah dengan sopan.
yang di hadapi. c. Tanyakan nama
lengkap klien dan
nama panggilan klien
yang di sukai
d. Jelaskan tujuan
peretemuan
e. Jujur dan menepati
janji
f. Tunjukkan sifat
empati dari menerima
klien apa adanya.
g. Beri perhatian
kebutuhan dasar klien
Sabtu, SP 1 P
11 juli a. Mengidentifikasi 1) Klien dapat a) Beri kesempatakan  Memberikan
2020 penyebab isolasi mengungkapkan untuk kesempatan untuk
sosial klien perasaanya. mengungkakpkan mengungkapkan
2) Klien dapat perasaanya perasaannya dapat
mengungkapkan b) Bantu klien membantu
penyebab isolasi mengungkapkan mengurangi stress
sosial : menarik diri penyebab isolasi
1) Di harapkan klien sosial
b. Mengidentifikasi mampu menyebutkan  Klien mampu
keuntungan dan keuntungan menyebutkan
kerugian berinteraksi berhubungan sosial keuntungan
dengan orang lain. dan kerugian a) Klien mampu berhubungan
menarikdiri. menyebutkan sosial dan
 Banyak teman keuntungan kerugian menarik
 Tidak kesepian berhubungan sosial diri.
 Berdiskusi dan kerugian menarik
diri. Tanyakan pada
 Saling menolong klien tentang :
Kerugian menarik diri :  Manfaat hubungan
 Sendiri sosial
 Kesepian  kerugian menarik
 Tidak bisa diskusi diri

1) Klien memperagakan
cara berkenalan
c. Melatih klien dengan 1 orang
berkenalan dengan
satu orang  Klien dapat
melaksanakan

1) Klien mau hubungan sosial

memasukkan kegiatan secara bertahap.


d. Membimbing klien yang telah dilakukan
memasukkan kedalam jadwal
kedalam jadwal harian.
hariannya. a) Beri reinforcement  Beri kesempatan
positif klien untuk dapat
ataskeberhasilan dan memasukkan
usaha klien dalam kedalam jadwal
berkenalan dengan 1 harian
orang.
b) Motivasi klien untuk
SP 2 P 1) Klien dapat lebih banyak lagi
a. Memvalidasi menyebutkan dan berkenalan dengan
masalah dan latihan mendemostrasikan orang lain.
sebelumnya latihan yang di ajarkan a) Motivasi klien
sebelumnya untukmemasukkan
kegiatan yang telah  Beri kesempatan
dilakukan kedalam untuk
b. Melatih berkenalan 1) Klien dapat jadwal harian. mengungkapkan
dengan 2 orang atau mendemonstrasikan b) Beri reinforcemen perasaannya.
lebih cara berkenalan positif pada klien
dengan 2 orang atau setelah memasukkan
lebih kegiatan yang telah di
2) Klien merasa senang. lakukan kedalam  Klien dapat
jadwal harian. melaksanakan
hubungan sosial
a) Motivasi klien untuk secara bertahap.
menyebutkan dan
c. Membimbing klien 1) Klien bersedia mendemonstrasikan
memasukkan memasukkan kegiatan latihan sebelumnya
kedalam jadwal yang telah dilakukan b) Berikan pujian atas
hariannya. kedalamkegiatan jawaban yang benar
jadwal harian.
a. Motivasi klien untuk
berkenalan dengan  Klien dapat
orang lain memasukkan
SP 3 P b. Anjurkan klien untuk kegiatan kedalam
a. Memvalidasi masalah a. Klien dapat mengikuti lalu jadwal harian
dan latihan mengungkapkan apa mempraktekkan dengan baik.
sebelumnya. yang dirasakan berkenalan dengan
b. Klien dapat lebih banyak orang
menyebutkan dan c. Beri reinforcemen
memperagakan positif atas tindakan
kembali latihan benar yang di
b. Melatih klien sebelumnya lakukan klien.  Klien mampu
berinteraksi dengan a. Klien mampu a. Motivasi klien mengungkapkan
kelompok mengikuti dan untukmemasukkan perasaannya
mempraktekkan apa kegiatan yang telkah setelah
yang telah di ajarkan dilakukan kedalam berhubungan
b. Klien merasa jadwal kegiatan sosial.
senang harian.
b. Beri
reinforcemenpositif  Klien mampu
atas tindakan benar berinteraksi
yang dilakukan klien. dengan kelompok.

c. Membimbing klien a. Klien bersedia untuk


memasukkan kedalam memasukkan kegiatan a) Memotivasi klien
jadwal kegiatan yang telah di lakukan untuk
harian. ke dalam jadwal mengungkapkan
kegiatan harian. masalah dan
mendemostrasikan
kembali latihan
sebelumnya.
b) Beri reinforcemen  Klien mampu
positif dan tindakan memasukkan
yang di lakukan kegiatan kedalam
a) Memotivasi klien jadwal hariannya.
untuk mengikuti apa
yang telah di ajarkan.
b) Beri contoh cara
berkenalan dengan
berkelompok
“selamat pagi, kak,
bapak” perkenalkan
nama saya perawat
sri sartini.
c) Beri reinforcemen
positif atas tindakan
klien yang benar.
a) Memotivasi klien
untuk memasukkan
kegiatanyang akan di
lakukan kedalam
jadwal harian.
b) Beri reinforcemen
positif atas tindakan
klien yang benar.
2 Selasa Harga Diri SP 1 P
14, juli Rendah : a. Klien dapat a. Klien dapat a. Diskusikan Klien dapat mengali
Kronik menyebutkan mengidentifikasi aspek kemampuan dan kemampuan yang
2020
 Aspek positif positif dan aspek positif yang masih dapat
dan kemampuan dimiliki klien
kemampuan yang di dilakukan
yang di miliki b. Setiap pertemuan
miliki Diskusikan hidari nilai negative
klien dengan klien tentang : c. Utamakan pemberian
 Aspek positif  Aspek positif pujian yang realities.
keluarga yang dimiliki
 Aspek positif klien, kluarga,
lingkungan klien. lingkungan.
 Kemampuan yang
dimiliki klien
Memberikan
b. Membantu klien 1) Klien dapat menilai kesempatan klien
kemampuan yang di a. Diskusikan dengan
menilai kemampuan untuk memilih
miliki untuk klien kemampuan
klien yang masih kemampuannya
dilaksanakan yang masih dapat
dapat di gunakan sendiri
2) klien dapat digunakan selama
merencanakan sakit.
kegiatan yang sesuai
b. Diskusikan
kemampuan yang
dimiliki rencana kemampuan yang
bersama dapat di lanjutkan.
klien aktifitas yang c. Tingkatkan kegiatan
dapat dilakukan yang sesua dengan
setiap hari sesuai toleransi dan kondisi
kemampuan klien d. Beri contoh kegiatan
 Kegiatan mandiri yang boleh
 Kegiatan dengan
digunakan
bantuan
 Klien dapat e. Berikan kesempatan
melakukan pada klien untuk
kegiatan sesuai mencoba kegiatan
kondisi dan yang direncanakan
kemampuannya f. Beri pujian atas
keberhasilan klien.
g. Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan
c. Membantu klien
dirumah. Beri kesempatan
memilih kegiatan
yang akan di latih untuk memilih
sesuai dengan kegiatan yang akan
kemampuan klien. dipakai latihan.

Berikan motivasi
d. Melatih klien
dengan baik sesuai
kegiatan
kegiatan yang
yang dipilih sesuai
dipilih.
kemapuan.

SP 2 P  Beri kesempatan
a. Memvalidasi masalah klien
1) Klien dapat
ari latihan
menyebutkan dan
sebelumnya a) Memotivasi klien
mendemosntrasikan
latihan yang di untuk menyebutkan
ajarkan sebelumnya. dan
a) Klien mendemostrasikan
mendemonstrasik sikap latihan  mengungkapkan
an cara menata sebelumnya perasaanya.
ruangan
b. Melatih kegiatan b) Beri pujian atas
b) Klien merasa
selanjutnya yang jawaban yang benar
senang
dipilih sesuai 1) Motivasi klien
c) Klien bersedia  Beri
kmampuan
untuk untuk lebih bisa reinforencemen
c. Membimbing klien
memasukkan menata ruangan dengan baik
memasukkan ke
kegiatan yang lebih baik  Klien dapat
dalam jadwal
telah dilakukan 2) Anjurkan klien memasukkan
kegiatan harian
kedalam kegiatan kedalam jadwal
untuk mengikuti
jadwal harian. kegiatan harian
lalu
dengan baik.
mempraktekkan
membersihkan
lebih luas lagi
ruangan yang ada
3) Beri
reinfirencemen
positifatas
tindakan yang di
lakukan klien.

IMPLEMENTASI DAN EALUASI KEPERAWATAN


No Diagnosa Keperawatan Hari/Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi
1 Isolasi Sosial Rabu, 08 juli 2020 Melakukan SP 1 P isolasi sosial : S : Waalaikum salam, baik,
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi kasmawati, kasma, sering sakit
sosial kepala, lebih suka sendri dan di
2. Berdiskusi dengan klien tentang kamar. Banyak teman mungkin,
keuntungan bila berhubungan dengan tidak ada teman
orang lain “melihat kearah perawat,
3. Berdiskusi dengan klien tentang mengucapkan salam, menyebutkan
kerugian bila tidak berhubungan nama lengkapo, nama panggilan,
dengan orang lain. hobi dan asal klien”
4. Mengajarkan klien cara berkenalan Memasukkan kedalam jadwal harian
5. Mengajarkan klien memasukkan klien.
kegiatan latihan berkenalan kedalam O : klien mampu menyebutkan
kegiatan harian. nama lengkap, nama panggilan ,
hobi dan asalnya.
Klien mampu mengungkapkan
perasaannya secara perlahan namun
belum terbuka secara penuh, klien
mampu menyebutkan keuntungan
dan kerugian bersosialisasi dengan
orang lain, bicara klien lambat,
kontak mata kurang, perhatian tidak
focus, dan afek tumpul.
A : SP 1P Tercapai
P:
Perawat : melanjutkan SP 2 P isolasi
sosial pada pertemuan ke-2 pada hari
sabtu 11 juli 2020 jam 13.00 di
ruang tamu di rumah klien.
Klien : memotivasi klien latihan
berkenalan dengan sesuai jadwal
yang dibuat.
2 Isolasi Sosial Sabtu 11 juli 2020 Melakukan SP 2 P Isolasi Sosial : S : waalaikum salam, iyye, sudah
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian saya latihan bersama dnegan sepupu
klien saya, “ assalamu alaikum
2. Memberikan kesempatan pada klien perkenalkan nama saya kasmawati,
mempraktekkan cara berkenalan bisa di panggil kasma, hobi saya
Mengajarkan klien berkenalan dengan duduk-dudk dan alamat saya
orang pertama (seorang Perawat) manjalling”
3. Menganjurkan klien memasukkan “assalamu alaikum perkenalkan
kedalam jadwal kegiatan harian. nama saya kasmawati, bisa di
panggil kasma, hobi saya duduk-
dudk dan alamat saya manjalling,
nama suster siapa, nama
panggilannya siapa, hobi suster apa
dan suster dari mana?”
O:
 Klien menyebutkan cara
berkenalan.
 Klien mempraktekkan cara
berkenalan
 Kontak mata sudah mulai focus
 Bicara klien sudah lancar tetapi
suaranya masih kecil
 Afek datar
 Klien dapat memsukkan latihan
berkenalan dengan satu orang
kedalam jadwal hariannya.
A : SP 2 P Tercapai
P:
Perawat :
Lanjutkan SP 3 P isolasi sosial pada
pertemuan ke 3 pada hari selasa
tanggal 21 juli 2020. Di ruang tamu
di rumah klien jam 13.00
Klien :
Memotivasi klien latihan berkenalan
dengan perawat lain sesuai jadwal
yang telah di buat.
3 Isolasi Sosial Selasa, 21 Juli Melakukan SP 3 P Isolasi Sosial : S : “Waalaikum salam, saya tadik
2020 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian latihan berkenalan dengan adek
klien sepupu saya, dan bapak saya”
2. Memberikan kesempatan pada klien “ Assalamu Alaikum, perkenalkan
mempraktekkan cara orang berkenalan nama saya kasmawati biasa di
dengan orang pertama. panggil kasma, hobi saya duduk-
3. Melatih kjlien berinteraksi secara duduk sore dan saya tinggal di
bertahap (berkenalan dengan orang manjallling, kalau nama kami siapa,
kedua-seorang klien) biasanya dipanggil siapa, alamatnya
4. Menganjurkan klien memasukkan dimana dan hobi kamu apa ?”
kedalam jadwal kegiatan harian. O:
 Klien mempraktekkan
berkenalan dengan
teman/orang disekitarnya yang
lebih dari satu orang
 Kontakmata sudah baik
 Afek sudah mulaimembaik
 Bicar klien sudah lancar tetapi
masih suara kecil
 Klien dapat memasukkan
latihan berkenalan dengan
orang ke dua ke dalam jadwal
hariannya.
A : SP 3P Tercapai
P:
Perawat :
Perawat melakukan terminasi akhir
karena jadwal praktek telah selesai
dan perawat berpamitan kepada
klien.
Klien :
Memotovasi klien untuk
melanjutkan latihan berkenalan
dengan orang lain secara mandiri
dan memberikan motivasi agar klien
teratur minum obat, menjaga
kesehatan dan semoga segera
sembuh.
4 Harga Diri Rendah : Sabtu 11 juli 2020 Melakukan SP 1P Harga Diri S :
Kronik Rendah :Kronik : “Walaikum salam, saya bisa
1. Mengidentifikasi kemampun dari menyapu, melaksana ibadah dan
aspek positif yang dimiliki klien pekerjaan rumah lainnya”
2. Membantu klien menilai kemampuan Saya saya akan melakukan latihan
klien yang masih dapat di gunakan menyapu di ruanmg tamu. “ pertama
3. Membantu klien memilih menetapkan di siapakan sapu, skop sampah dan
kegiatan yang akan di latih sesuai tempat sampahnya, ambil sapu, llau
dengan kemampuan klien lantai di sapu setelah itu di
masukkan kedalam skop sampah dan
di buang di tempat sampah lalu di
bakar “
Dan saya melakukan perkjaan
menyapu ini setiap hari di pagi hari
sekitar jam 8/9 pagi.
O:
 Klien melakukan latihan
menyapu
 Kontakmatya klien mulai
membaik
 Klien kooperatif
A : SP 1 P tercapai
P:
Perawat :
Tindakan ini di lanjutkann secara
mandiri oleh klien, dan perawat
memberikan motivasi agar mampu
di lakukan secara mandiri
kdepannya karena jadawal praktek
perawat selesai dan perawat
melakukan terminasi akhir.

DAFTAR PRIOSITAS
MASALAH KEPERAWATAN JIWA
Nama Klien : Ny “K”
ALamat : Manjalling, Ujung Loe
No DIagnosa Keperawatan Hari/Tanggal/Bulan/Tahun
Ditemukan Teratasi
1 Isolasi Sosial Rabu, 08 juli 2020 Selasa, 21 Juli 2020
2 Harga Diri Rendah Kronik Rabu, 08 juli 2020 Selasa, 21 Juli 2020

Anda mungkin juga menyukai