Capaian Pembelajaran:
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan gerontik.
Indikator Pembelajaran:
1. Mahasiswa mampu membuat laporan pengkajian keperawatan gerontik.
2. Mahasiswa mampu kesimpulan pengkajian keperawatan gerontik.
3. Mahasiswa mampu mempresentasikan hasil pengkajian keperawatan gerontik.
Umum Ya Tidak
Kelelahan ........... .........
Perubahan berat badan
setahuan yang lalu .......... ..........
Perubahan nafsu makan ........... .........
Demam ........... .........
Keringat malam ........... .........
Kesulitan tidur ........... .........
Sering pilek, infeksi ........... .........
Penilaian diri terhadap status kesehatan
......................................................................................................
......................................................................................................
Kemampuan untuk melakukan AKS
................................................................................................................................................
............................................................
Integumen Ya Tidak
Lesi/luka ........... .........
Pruritus ........... .........
Perubahan pigmentasi ........... .........
Perubahan tekstur ........... .........
Sering memar ........... .........
Perubahan rambut ........... .........
Perubahan kuku ........... .........
Pemajanan lama terhadap matahari ........... .........
Pola penyembuhan lesi, memar
......................................................................................................
Skor Norton ......................................................................................................
Hemopoietik Ya Tidak
Perdarahan/memar abnormal .......... .........
Pembengkakan kelenjar limfa ........... .........
Anemia ........... .........
Riwayat tranfusi darah ........... .........
Kepala Ya Tidak
Sakit kepala ........... .........
Trauma berarti pada masa lalu ........... .........
Pusing ........... .........
Gatal kulit kepala
Telinga Ya Tidak
Perubahan pendengaran ........... .........
Tinitus ........... .........
Vertigo ........... .........
Sensitivitas pendengaran ........... .........
Alat-alat protesa ........... .........
Riwayat infeksi ........... .........
Tanggal pemeriksaan paling akhir ........... .........
Kebiasaan perawatan telinga ........... .........
Dampak pada penampilan AKS ........... .........
Payudara
Benjolan/massa
Nyeri/nyeri tekan
Bengkak
Keluar cairaan dari puting susu
Perubahan pada puting susu
Pernafasan
Batuk
Sesak nafas
Hemopteses
Sputum
Mengi
Asma/alergi pernafasan
Kardiovaskuler
Nyeri/ketidaknyamanan dada
Palpitasi
Sesak nafas
Dispnea pada aktivitas
Dispnea noktural paroksimal
Ortopnea
Murmur
Edema
Varises
Kaki timpang
Parestesia
Perubahan warna kaki
Gastro Intestinal
Disfagia
Tak dapat mencerna
Nyeri ulu hati
Mual/muntah
Hematemesis
Perubahan nafsu makan
Intoleran makanan
Ulkus
Nyeri
Ikterik
Benjolan/massa
Perubahan kebiasaan defekasi
Diare
Konstipasi
Melena
Hemoroid
Perdarahan rektum
Pola defekasi biasanya
Perkemihan
Disuria
Menetes
Ragu-ragu
Dorongan
Hematuria
Poliuria
Oliguria
Nokturia
Inkontinensia
Nyeri saat berkemihan
Batu
Infeksi
Muskuloskeletal
Nyeri persendian
Kekakuan
Pembengkakan sendi
Deformitas
Spasme
Kram
Kelemahan otot
Masalah cara berjalan
Nyeri punggung
Protesa
Pola kebiasaan latihan/olah raga
Dampak pada penampilan AKS
Sistem Syaraf Pusat
Sakit kepala
Kejang
Serangan jatuh
Paralisis
Paresis
Masalah koordinasi
Tic/tremor/spasme
Parastesia
Cedera kepala
Masalah memori
Sistem Endokrin
Intoleran panas
Intoleran dingin
Goiter
Pigmentasi kulit/tekstur
Perubahan rambut
INDEKS KATZ
SKORE KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
beipakaian dan mandi
B Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari
fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan
satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut
Lain- Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat
lain diklasifikasikan sebagai C, D, E, F dan G
Penilaian SPMSQ
(1) Kesalahan 0-2 fungsi intelektual utuh
(2) Kesalahan 3-4 fungsi intelektual ringan
(3) Kesalahan 5-7 fungsi intelektual sedang
(4) Kesalahan 8-10 fungsi intelektual berat
Ikuti perintah 3-langkah: "ambil kertas di tangan kanan anda, lipat dua, dan taruh di lantai" (3
poin)
Baca dan turuti hal berikut: "tutup mata Anda" (1 poin)
Tulis satu kalimat (1 poin)
Menyalin gambar (1 poin)
I. Keragu-raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan Gambaran Diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanent dalam
penampilan saya dan ini membuat saya tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada sebelumnya
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Ini memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya lelah lebih dari yang biasanya
0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya
Penilaian:
0-4 depresi tidak ada atau minimal
5-7 depresi ringan
8-15 depresi sedang
> 16 depresi berat
Skala Depresi Geriatrik Yesavage dengan penilaian jika jawaban pertanyaan sesuai indikasi
dinilai poin 1 (nilai 1 poin untuk setiap respons yang cocok dengan jawaban ya atau tidak
setelah perta
nyaan). Nilai 5 atau lebih dapat menandakan depresi.
APGAR Keluarga
No Fungsi Uraian Skore
1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga (teman-teman) saya untuk membantu pada
waktu sesuatu menyusahkan saya
2. Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya
3. Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya menerima
dan mendukung keinginan saya untuk melakukan
aktivitas atau arah baru
4. Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan berespons terhadap
emosi-emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai
Instrumen Penilaian
Nama Mahasiswa:
Nomor Induk :
No Indikator Penilaian Skore
Rubrik Penilaian
1. Rubrik penilaian membuat laporan pengkajian keperawatan gerontik
Skore Karakteristik
0 Gagal membuat laporan atau laporan mengungkap kemampuan mahasiswa terendah dalam tugas
portofolio, misalnya pekerjaan mahasiswa tidak kreatif, dan hanya menunjukkan data-data yang
diperoleh dari hasil observasi, dan tindakan yang dilakukan, tanpa ada analisis mahasiswa terhadap
data hasil observasi untuk mengatasi masalah (tindakan) dengan menunjukkan bukti-bukti yang
mendukung. Pada level ini tidak ditemukannya kemampuan analisis mahasiswa yang cukup
mendalam terhadap permasalahan yang dihadapi
1 Skor 1 ini di bawah skor 2, misalkan mahasiswa kurang mampu menunjukkan bukti-bukti
bagaimana alternatif pemecahan masalah diambil, dan solusi yang diperoleh baik secara diagram,
2 Mengungkap kemampuan mahasiswa tinggi dalam tugas portofolio, dengan indikator ......
3 Mengungkap kemampuan mahasiswa tertinggi dalam tugas portofolio, dengan indikator .......
Skore Karakteristik
3 Membuat kesimpulan dengan dukungan data yang memadai dan memberikan bukti-bukti
pendukung untuk kesimpulan tersebut, namun tidak ada analisa yang diintegrasikan dengan
teori-teori yang mendasarinya.
4 Membuat kesimpulan dengan dukungan data yang memadai dan memberikan bukti-bukti
pendukung untuk kesimpulan tersebut, serta diintegrasikan dengan teori-teori yang
mendasarinya.
Petunjuk:
Untuk setiap kemampuan berilah lingkaran pada nomor yang dianggap paling tepat:
1. Bila mahasiswa tidak pernah melakukan
2. Bila mahasiswa jarang melakukan
3. Bila mahasiswa kadang-kadang melakukan
4. Bila mahasiswa selalu melakukan
Perilaku yang Diinilai Skor
Gerontologi
adalah cabang ilmu yang membahas / menangani ttg proses penuaan &
masalah yang timbul pd orang yg berusia lanjut.
Geriatrik
berkaitan dengan penyakit atau kecacatan yang terjadi pada
orang yang berusia lanjut
Keperawatan Gerontik
adalah suatu pelayanan profesional yang berdasarkan ilmu &
kiat/tehnik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosial-spritual
& kultural yang holistic yang di tujukan pd klien lanjut usia baik
sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat.
Istilah Lanjut Usia
◼ Senescence = menjadi tua karena aspek
fisiologis atau faali
◼ Senility = orang tua yang tampak agak
bingung / kacau / confused.
◼ Istilah Lanjut usia sering disebut dengan
manula (=Manusia usia lanjut) atau juga
disebut Glamur (=Golongan lanjut umur)
sebenarnya kurang tepat kayta-kata atau
kalimat tersebut, karena sering dihubungkan
dengan orang tua yang bungkuk, pakai
tongkat, menggunakan syal, suaranya lemah /
gemetar bahkan duduk dikursi roda.
BATASAN LANSIA
Aspek Spiritual
Aspek Biologis
◼ Perubahan-perubahan makro yang sangat
menonjol adalah :
Menipisnya discus Presbyopi
intervertebralis Presbyacusis
Erosi facies articularis Predementia senilis
sendi-sendi Hilangnya pigmen
Mengecilnya kulit dan kulit menjadi
mandibula keriput.
Osteoporosis Memutihnya ramnbut.
Atrofi otot-otot Gigi mulai copot /
Emphysema pulmonal tanggal
Aspek Psikologis
Sindroma kehilangan salah satu fungsi
keinginan seperti :
◼ ingin panjang umurnya
◼ ingin menghemat tenaga
◼ ingin tetap berperan sosial
◼ ingin mempertahankan hak dan
hartanya
◼ ingin tetap berwibawa.
◼ Ingin meninggal secara terhormat
◼ Ingin masuk surga
Aspek
Sosial
◼ Dalam perannya tertentu dalam masyarakat
merupakan suatu citra tersendiri bagi lansia
◼ Perubahan status sosial pasti membawa
akibat bagi individu.
◼ Pada keadaan lanjut usia wajar dengan
sendirinya akan mengalami perubahan status
sosial.
◼ Misalnya peran menjadi Kakek / nenek,
menjadi sesepuh, ketua RT atau status baru
yang justru sesuai dengan lanjut usia.
◼ Post Power Syndrome
Aspek Ekonomi
1) Permasalahan umum
a) Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan.
b) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga
yang berusia lanjut kurang diperhatikan , dihargai dan dihormati.
c) Lahirnya kelompok masyarakat industri.
d) Masih rendahnya kuantitas dan kulaitas tenaga profesional
pelayanan lanjut usia.
e) Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan
kesejahteraan lansia.
2) Permasalahan khusus :
a) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah
baik fisik, mental maupun sosial.
b) Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.
c) Rendahnya produktifitas kerja lansia.
d) Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.
e) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan
masyarakat individualistik.
f) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat
mengganggu kesehatan fisik lansia
Developmental Tasks
(Utami Munandar, 1997)
◼ Menyesuaikan diri terhadap penurunan kekuatan fisik
dan kesehatan.
◼ Menyesuaikan diri terhadap pensiun dan penghasilan
yang berkurang.
◼ Menyesuaikan diri terhadap pasangan hidup yang
meninggal
◼ Membentuk afilasi dengan kelompok sebaya.
◼ Menerima dan menyesuaikan diri terhadap peran-
peran social dengan cara yang fleksibel (keluarga,
hobi dan kegiatan)
◼ Membentuk tatanan hidup fisik yang memuaskan
Territoriality vs Privacy
(Munandar, 1996)
(Constantinides,1994)
SEJARAH
Zaman dulu → kelompok anti lanjut
usia bertentangan dengan kelompok
yang menghargai orang lanjut usia.
EPIDEMIOLOGICAL SHIFT
DEMOGRAPHICAL SHIFT
GERONTOLOGICAL SHIFT
EPIDEMIOLOGICAL SHIFT
Setelah Ilmu Kesehatan Masyarakat
dikembangkan, maka penyakit-penyakit
(infeksi, kekurangan gizi, dll) dapat ditekan
DEMOGRAPHICAL SHIFT
Peledakan jumlah penduduk pasca perang
dunia kedua → Family planning program
GERONTOLOGICAL SHIFT
Jumlah lansia dan permasalahannya akan jauh
lebih besar
DEMOGRAFI LANJUT USIA
TRANSISI DEMOGRAFI DI INDONESIA
Pada tahun
2000 piramida
penduduk
Indonesia
berbentuk basis
lebar (fertilitas
tinggi)
DEMOGRAFI LANJUT USIA
TRANSISI DEMOGRAFI DI INDONESIA
Dari data tersebut, jumlah lanjut usia terlantar di Indonesia pada tahun
2008 sebanyak 1.644.002 jiwa, tahun 2009 sebanyak 2.994.330 jiwa dan
tahun 2010 sebanyak 2.851.606 jiwa.
Hal-Hal Yang Menyebabkan Bertambahnya
Usia Harapan Hidup
1. Turunnya angka kematian bayi dan anak
2. Metode persalinan/kebidanan yang lebih baik.
3. Turunnya kematian karena penyakit infeksi
dengan ditemukannya obat/antibiotika baru.
4. Kemajuan teknologi bidang diagnostik dan
terapi.
5. Kemajuan pengetahuan dalam bidang gizi.
6. Kemajuan pengetahuan bidang imunisasi.
7. Kemajuan iptek dalam bidang prevensi lainnya.
8. Kemajuan iptek bidang rehabilitasi penyakit.
PERKEMBANGAN GERONTOLOGI DI
INDONESIA
Setelah PBB mengelar WAA (World Assembly on
Ageing) tahun 1982, pada tahun 1984 Indonesia
mendirikan Perhimpunan Gerontologi Indonesia
(PERGERI).
Tema :
”Towards A Society Of All Ages”
PERKEMBANGAN GERONTOLOGI
Penetapan Hari Kebangkitan Lansia RI (2000)
→ 20 Mei 2000
Keperawatan Kesehatan
3 level prevensi
Lingkungan
(bio,psiko,sosial,kultural, spiritual)
Primary Prevention for Health Promotion
Health Education
Adequate Nutrition
Individual Development
Adequate working environment and recreation,
resting
counseling and education
Genetic Counseling
Regular Physical Examination
Primary Prevention for Health Protection
Individual hygiene
Improve environment sanitary
Occupational Safety
Prevent Accident in all ages
Adequate nutrition
Avoid cancer cause agents
Avoid allergic
Secondary Prevention
Identify cases in the community
Screen and test
Conduct special physical examination
Treat and prevent the progress of illness
Avoid the spreading of disease
Reduce the disability time
Tertiary Prevention
Treat and stop the disease progress and avoid
complication and side effect
Limit the chance for disability
Provide rehabilitation for physical and psychological
well-being, occupational therapy, availability of long-
term care
LINGKUP KEP. GERONTIK
- peningkatan mutu kesehatan
(promotion)
- pencegahan penyakit (preventive)
- pengobatan penyakit (curative)
- pemulihan kesehatan
(rehabilitation)
Peran & Fungsi Perawat Gerontik
care giver
motivator dan inovator lansia
pendidik lansia keluarga dan masyarakat
advokat klien
konselor
Tanggung Jawab Perawat Gerontik
Membantu klien memperoleh kesehatan
yang optimal.
Membantu klien memelihara kesehatannya.
Membantu klien menerima kondisinya.
Membantu klien menghadapi ajal dengan
diperlakukan secara manusiawi sampai
meninggal.
SIFAT PELAYANAN
Independen (mandiri)
Interdependen (kolaborsi)
Humanistik
Holistik
Altruistik
Program Pelembagaan Lanjut Usia Dalam
Kehidupan Bangsa
Program-program pokok yang dilaksanakan
Kesejahteraan Sosial
Jaminan Sosial
Kesehatan
Peningkatan Sumber Daya Manusia Lanjut Usia
Kesempatan Kerja
Pembinaan Kerohanian dan Keagamaan
Program Pelembagaan Lanjut Usia
Dalam Kehidupan Bangsa
Program-program pokok yang
dilaksanakan
Bina Keluarga Lanjut Usia.
Peningkatan Sarana dan Fasilitas Khusus bagi
Lanjut Usia.
Peningkatan Peranserta Keluarga, Masyarakat,
Organisasi Sosial dan Sektor Swasta.
Pembinaan Antar Generasi.
Penyelenggaraan hari Lanjut Usia Nasional.
Program Penunjang
Jaminan Sosial
Tujuan
Memelihara, memberi perlindungan dan
meningkatkan taraf kesejahteraan para lansia
(dengan mengembangkan dan menyelenggarakan
kegiatan)
Jaminan Sosial
Kegiatannya meliputi:
Jaminan sosial hari tua.
Bantuan sosial bagi lansia yang
terlantar.
Asuransi sosial kesehatan bagi lansia.
Asuransi sosial tenaga kerja lansia.
Asuransi kesejahteraan sosial lansia.
Perlindungan kesejahteraan sosial bagi
lansia dari penganiayaan dan perlakuan
salah, dan atau korban kekerasan dan
kejahatan.
KONSEP LANJUT USIA
(LANSIA)
PENGERTIAN
PROSES MENUA
merupakan proses alamiah yang berarti seseorang
telah melalui tiga tahap kehidupan yakni anak,
dewasa, dan tua (Nugroho, 2006)
BATASAN LANSIA
MASALAH
SPIRITUAL
MASALAH FISIK PADA LANSIA
Melemahnya fisik
Sulit
bersosialisasi
Melemahnya
dengan
daya ingat
masyarakat di
sekitar
MASALAH EMOSIONAL PADA LANSIA
MORSE
INDEKS KATZ
INDEKS BARTHEL CARI DEFINISI,
GDS INDIKASI DAN
MMSE
PRAKTIKKAN
SPMSQ
APGAR
NORTON
2017
Keperawatan Gerontik 1 | 1
Handout
Asuhan Keperawatan pada Lanjut Usia
Penyusun:
R Endro Sulistyono
Arista Maisyaroh
Keperawatan Gerontik 1 | 2
Handout
Asuhan Keperawatan Pada Lanjut Usia
Penyusun :
R Endro Sulistyono
Arista Maisyaroh
@ 2017
ISBN 978-602-73361-9-3
SILABUS
A. Standar Kompetensi
Setelah mengikuti cabang ilmu ini peserta didik akan dapat melaksanakan
pada tingkat prosedural asuhan keperawatan gerontik secara profesional.
B. Kompetensi Dasar
Peserta didik mampu :
1. Memahami perspektif lanjut usia
2. Memahami konsep lanjut usia
3. Memahami konsep keperawatan kesehatan lanjut usia.
4. Memahami konsep penuaan
5. Melaksanakan pengkajian pada lanjut usia
6. Merumuskan diagnosa keperawatn pada lanjut usia
7. Membuat perencanaan asuhan keperawatan pada lanjut usia
8. Melakukan pelatihan tentang latihan kognitif
9. Membantu mempertahankan ADL pada lansia
10. Membantu memelihara dan memulihkan kesehatan lanjut usia baik fisik,
mental maupun sosial
Keperawatan Gerontik 1 | 4
C. Indikator Kompetensi
1. Perspektif keperawatan lanjut usia ;
Menjelaskan perkembangan keperawatan gerontik
Menjelaskan fenomena yang terjadi pada lansia
Menjelaskan lansia dan kependudukan
Menjelaskan kecenderungan keperawatan gerontik
4. Konsep penuaan;
Menjelaskan Teori Biologikal
Menjelaskan Teori Psikologikal
Menjelaskan Teori Lingkungan
Menjelaskan Andropause dan Menopause
Menjelaskan Post Power Syndrom
D. Deskripsi Materi
Mata ajaran ini membahas konsep gerontologi yang meliputi proses penuaan
dan permasalahannya, konsep asuhan keperawatan gerontik dengan
pendekatan bio-psiko-sosial-kultural-spiritual sebagai respon individu dan
keluarganya sehubungan dengan proses penuaan. Lingkup asuhan
keperawatan meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemeliharaan kesehatan gerontik serta peran keluarga dan komunitas.
Keperawatan Gerontik 1 | 6
PETA KOMPETENSI
STANDAR KOMPETENSI
ADL pada lansia (KD9) Perencanaan asuhan keperawatan Latihan kognitif (KD8)
pada lanjut usia (KD7)
DAFTAR ISI
Silabus ............................................................................................. 2
KATA PENGANTAR
Penyusun
Keperawatan Gerontik 1 | 9
markas PBB di New York, juga diselenggarakan pertemuan satu hari penuh
yang diprakarsai oleh NGO Comittee on Ageing dan bekerjasama dengan UN
programme on Ageing serta UN Departement of Public Information.
2000 - Penetapan Hari Kebangkitan Lansia RI
Di Indonesia telah ditetapkan hari Kebangkitan Lansia RI yaitu pada 20
Mei 2000. Kemudian adanya usaha dari UN-ESCAP yaitu pengajuan
proposal kepada PBB agar memiliki organisasi di bawah sekjen untuk Lansia
dan tiap negara diharapkan mengembangkan pengamanan sosial bagi lansia.
Permasalahan Khusus
1. Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik
fisik,mental maupun sosial.
2. Berkurangnya integrasi sosial usila.
3. Rendahnya produktifitas kerja lansia.
4. Banyaknya lansia yang miskin,terlantar dan cacat.
5. Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan
masyarakat individualistic.
6. Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu
kesehatan fisik lansia.
Keperawatan Gerontik 1 | 16
Masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang dewasa,
yang menurut Kane dan Ouslander sering disebut dengan istilah 14 I, yaitu
Dampak yang paling sering dari terjatuh pada lansia adalah kerusakan bagian
tertentu dari tubuh yang mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera pada
kepala, luka bakar karena air panas akibat terjatuh ke dalam tempat mandi.
Selain itu, terjatuh menyebabkan lansia tersebut sangat membatasi
pergerakannya. Terjatuh pada lansia juga dapat menyebabkan gangguan
psikologik berupa hilangnya harga diri dan perasaan takut akan terjatuh lagi,
sehingga untuk selanjutnya lansia tersebut menjadi takut berjalan untuk
melindungi dirinya dari bahaya terjatuh.
3. Incontinence (beser buang air kecil dan atau buang air besar)
Beser yaitu keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan intensitas
yang cukup mengakibatkan masalah kesehatan atau sosial yang kesemuanya
akan memperburuk kualitas hidup lansia tersebut. Lansia dengan beser BAK
sering mengurangi minum dengan harapan untuk mengurangi keluhan tersebut
menyebabkan lansia kekurangan cairan dan juga berkurangnya kemampuan
kandung kemih. Beser BAK sering pula disertai dengan beser buang air besar
yang justru akan memperberat keluhan beser BAK tadi.
5. Infection (infeksi)
Beberapa faktor risiko yang menyebabkan lansia mudah terkena infeksi adalah
karena kekurangan gizi, kekebalan tubuh:yang menurun, berkurangnya fungsi
berbagai organ tubuh, terdapatnya beberapa penyakit sekaligus (komorbiditas)
yang menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Selain itu, faktor lingkungan,
jumlah dan keganasan kuman akan mempermudah tubuh mengalami infeksi.
8. Isolation (depresi)
Perubahan status sosial, bertambahnya penyakit dan berkurangnya
kemandirian sosial serta perubahan akibat proses menua menjadi salah satu
pemicu munculnya depresi pada lansia. Gejala-gejala depresi dapat berupa
perasaan sedih, sering menangis, merasa kesepian, tidak selera makan, daya
ingat berkurang, sulit memusatkan pikiran/ perhatian, HDR, merasa bersalah
& tak berguna, tidak ingin hidup lagi/mau bunuh diri, dan gejala fisik lainnya.
oleh sebab itu sejak 60 tahun yang lalu ada paradigma kesehatan baru
yang disebut dengan epidemiological shift.
DEMOGRAPHICAL SHIFT
Maka kira-kira 30 tahun lalu terjadi suatu pergeseran baru dalam kesehatan
yang disebut dengan demographical shift
GERONTOLOGICAL SHIFT
Pada saat itulah WHO mengatakan bahwa millenium ini ditandai dengan apa
yang disebut dengan gerontological shift,
Keperawatan Gerontik 1 | 21
Tahap I
Timbul kesenjangan antar generasi (generation gap), karena kaum muda secara
lebih dinamis mengikuti kemajuan teknologi canggih, sedangkan kaum lansia
acuh, tetap tertinggal dan membiarkan kaum muda berjalan terus. Keadaan ini
belum berbahaya.
Tahap II
Karena makin tebalnya lapisan lansia dan makin meningkatnya tingkat
kesehatan,mereka pun masih mampu mengimbangi kaum muda dan menghendaki
tetap pada jabatannya, sehingga tidak mau digeser. Pada saat inilah timbul tekanan
pada generasi muda (generation pressure) yang lebih berbahaya dari keadaan
tahap I. Tahapan Indonesia saat ini adalah tahap I dan mulai memasuki tahap II
dengan timbulnya isu peningkatan usia pensiun.
Tahap III
Adalah yang paling berbahaya, ditandai dengan timbulnya konflik antar generasi
(generation conflict). Dalam keadaan ini para lansia yang jumlahnya makin
banyak merasa makin kuat dan terus-menerus menekan generasi di bawahnya,
sedangkan generasi muda bereaksi dan melawan tekanan-tekanan tersebut
sehingga timbul konflik yang berkepanjangan dan sulit diatasi dengan segera. Ini
merupakan keadaan yang berbahaya.
Untuk mencegah proses regenerasi menuju keadaan yang berbahaya, maka antara
lain harus dilaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1. menyelenggarakan program pensiun secara terpadu dan merata
2. menciptakan lapangan kerja/kegiatan bagi lanjut usia yang tidak
bertentangan dengan kebutuhan kaum muda.
masih mempunyai persentase orang-orang usia lanjut sebesar 5,3%, pada tahun
1975 telah meningkat menjadi 8,6% dan menjadi 14,3% pada tahun 2000.
Dengan kata lain, bahwa dengan adanya industrialisasi maka penggunaan
teknologi modern dapat lebih dimanfaatkan demi peningkatan derajat hidup.
Tetapi perkembangan industri membawa serta pula kontaminasi lingkungan dan
gangguan kelestarian lingkungan hidup, sehingga memerlukan pengaturan dan
pengawasan yang baik. Bila tidak, maka polusi ini akan berpengaruh buruk pada
lingkungannya dan terutama yang akan terkena lebih dahulu dampaknya ialah
anak-anak dan orang lanjut usia (WHO, 1974).
Dengan adanya industrialisasi, urbanisasi juga terjadi, sehingga menambah
kepadatan penduduk kota dan segala macam problemanya, yang secara langsung
atau tak langsung akan mempengaruhi perkembangan geriatri (gerontologi) pada
umumnya.
Selain itu industrialisasi juga membawa pikiran-pikiran yang lebih
materialistik dan dapat mendesak budaya tradisional yang baik. Jadi
perkembangan industri disini bisa berpengaruh positif, tetapi bila tidak diawasi
dengan baik juga dapat memberi dampak negatif terhadap golongan penduduk
berusia lanjut.
Pada era industrialisasi,baik suami maupun istri harus bekerja, sedangkan
anak-anak harus bersekolah. Seorang nenek atau kakek haruslah sendirian di
rumah. Masalah akan timbul bila mereka sudah lemah dan sakit-sakitan, maka
justru disini perlu adanya apa yang disebut “day care center” atau “day hospital”
untuk pengawasan, rehabilitasi dan lain sebagainya. Para lansia tersebut pada sore
/malam hari dapat dijemput pulang ke rumah kembali. Di Indonesia hal ini praktis
belum dikembangkan.
Lansia di Indonesia
Tidak hanya menghadapi angka kelahiran yang semakin meningkat,
Indonesia juga menghadapi beban ganda (double burden) dengan kenaikan jumlah
penduduk lanjut usia (60 tahun ke atas) karena usia harapan hidup yang makin
panjang bisa mencapai 77 tahun.
Peningkatan jumlah lansia hampir terjadi di berbagai negara, baik negara
maju maupun negara berkembang. Peningkatan jumlah lansia di negara maju
relatif lebih cepat dibandingkan dengan di negara-negara berkembang, namun
secara absolut jumlah lansia di negara berkembang jauh lebih banyak
dibandingkan dengan negara maju.
Seiring dengan bertambahnya usia harapan hidup, jumlah lansia di
Indonesia cenderung meningkat. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa
penduduk lanjut usia di Indonesia
tahun 2000 sebanyak 14.439.967 jiwa (7,18 %)
tahun 2010 meningkat menjadi 23.992.553 jiwa (9,77 %)
tahun 2020 diprediksi mencapai 28.822.879 jiwa (11,34 %)
1. Sel
Jumlah sel menurun/lebih sedikit
Ukuran sel lebih membesar
Jumlah cairan tubuh dan cairan intraseluler berkurang
Proporsi protein di otak atau ginjal, darah, dan hati menurun
Jumlah sel otak menurun
2. Sistem Pernafasan
Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, shg volume paru
berkurang
Penurunan aktivitas silia
Alveoli melebar dan jumlahnya berkurang
Keperawatan Gerontik 1 | 30
3. Sistem Persyarafan
Lambat dalam merespon
Perubahan panca indera (penglihatan, pendengaran, pengecapan,
perabaan)
Mengecilnya syaraf indera
Sering terjadi neuritis dan hilangnya sensasi
4. Sistem Kardiovaskular
Katub jantung menebal dan kaku
Kemampuan pompa menurun 1% stlh umur 20 th
Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh
darah perifer
5. Sistem Genitourinaria
Ginjal mengecil dan nefron atrofi
Blood flow ke ginjal menurun sampai 50%
Vesika urinaria, kapasitasnya menurun sampai 200 ml
Frekwensi BAK meningkat
Pembesaran prostat + 75% pd usia 65th
Atrovi vulva
Selaput vagina menjadi kering, elastisitas jaringan menurun, sekresi
menjadi berkurang, keasaman vagina lebih alkalis basa
Permukaan menjadi halus
6. Sistem Endokrin
Produksi hampir semua hormon menurun defisiensi hormonal
Keperawatan Gerontik 1 | 31
7. Sistem Pencernaan
Kehilangan gigi
Indera pengecapan menurun sampai 80%
Esofagus melebar
Rasa lapar menurun
Asam lambung menurun dan sering terjadi korosif
Peristaltik melemah, biasanya timbul konstipasi
Fungsi absorbsi melemah
Liver (hati), makin mengecil & menurunnya kemampuan metabolisme
karena blood flow menurun
8. Sistem muskuloskleletal
Tulang kehilangan densitas, shg rapuh
Resiko terjadi fraktur, Lansia wanita > resiko fraktur
Kyphosis
Persendian besar dan menjadi kaku
Pinggang, lutut dan jari pergelangan tangan terbatas
Diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek, sehingga :
Gerakan volunter menurun
Gerakan reflektonik sebagai reaksi terhadap rangsangan lobus
Gerakan involunter perangsangan terhadap lobus
9. Sistem Integumen
Kulit menjadi keriput dan kehilangan jaringan lemak
Kuliut kering dan elastisitas menurun
Kelenjar keringat mulai tidak bekerja
Keperawatan Gerontik 1 | 32
Perubahan Mental
Perubahan dapat berupa sikap yang semakin egosentris, mudah curiga,
bertambah pelit atau tamak bila memiliki sesuatu. Yang perlu dimengerti
adalah sikap umum yang ditemukan pada hampir setiap lanjut usia yakni
keinginan berumur panjang, ingin menghemat tenaga, ingin tetap berperan
sosial, ingin mempertahankan hak dan hartanya, ingin tetap berwibawa, Ingin
meninggal secara terhormat, ingin masuk surga.
Faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah perubahan fisik,
kesehatan umum, kesehatan (hereditas), tingkat pendidikan, lingkungan
Perubahan Psikososial
Dalam perannya tertentu dalam masyarakat merupakan suatu citra tersendiri
bagi lansia, perubahan status sosial pasti membawa akibat bagi individu. Pada
keadaan lanjut usia wajar dengan sendirinya akan mengalami perubahan
status sosial. Misalnya peran menjadi Kakek / nenek, menjadi sesepuh, ketua
RT atau status baru yang justru sesuai dengan lanjut usia. Bila mengalami
pensiun (purna tugas) seseorang akan mengalami kehilangan.
Perubahan spiritual
Umumnya terjadi golden age yaitu lebih sering beribadah, lebih khusuk/ tidak
mblusuk. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya , hal ini terlihat
dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zentner, 1970)
namun tidak jarang terdengar berita yang bertolak belakang seperti : Kakek
menghamili cucu, kakek hadir di tempat pelacuran, dan pemerkosaan
Perubahan Ekonomi
Keadaan lanjut usia mengakibatkan kemunduran kemampuan mencari nafkah
dan kebutuhan untuk biaya hidup semakin tinggi karena kesehatannya yang
sering terganggu sehingga menjadi beban keluarga dari aspek perekonomian.
Keperawatan Gerontik 1 | 35
dan kultural yang holistik, ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat maupun
sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Falsafah Keperawatan Gerontik
Falsafah
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai - nilai yang menjadi pedoman untuk
mencapai suatu tujuan atau sebagai pandangan hidup. Falsafah keperawatan
gerontik merupakan pandangan dasar mengenai hakikat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan.
Falsafah yang melandasi keperawatan gerontik mengacu pada paradigma
keperawatan secara umum yaitu manusia yang merupakan titik sentral dari setiap
upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
dan bertolak dari pandangan ini disusunlah paradigma keperawatan yang terdiri
dari 4 komponen dasar yaitu manusia, kesehatan, keperawatan, lingkungan.
(Logan & Dawkins, 1987).
Manusia
Keperawatan Kesehatan
Lingkungan
Independen (mandiri)
Interdependen (kolaborsi)
Humanistik, dalam melakukan askep memandang lansia sebagai
mahluk yang perlu untuk diberikan perawatan secara layak dan
manusiawi
Holistik, dimana lansia memiliki kebutuhan yang utuh baik bio-
psiko-sosial dan spiritual yang mempunyai karakteristik berbeda
antara lansia yang satu dengan yang lainnya
Altruistik
CARING
PERILAKU SEHAT
Ketimpangan
Kasus mallpraktik
meningkat
Keperawatan Gerontik 1 | 40
Hal - hal yang harus diperhatikan oleh perawat berkaitan dengan kode etik
Perawat harus memberikan rasa hormat kepada klien tanpa memperhatikan
suku, ras, golongan, pangkat, jabatan, status social, maslah kesehatan.
Menjaga rahasia klien
Melindungi klien dari campur tangan pihak yang tidak kompeten, tidak etis,
praktek illegal.
Perawat berhak menerima jasa dari hasil konsultasi dan pekerjaannya
Perawat menjaga kompetensi keperawatan
Perawat memberikan pendapat dan menggunakannya. Kompetensi individu
serta kualifikasi daalm memberikan konsultasi
Berpartisipasi aktif dalam kelanjutanya perkembangannya body of knowledge
Berpartipitasi aktif dalam meningkatan standar professional
Berpatisipasi dalam usaha mencegah masyarakat, dari informasi yang salah
dan misinterpretasi dan menjaga integritas perawat
Perawat melakukan kolaborasi dengan profesi kesehatannya yang lain atau
ahli dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh
masyarakat termasuk pada lansia.
Pekerjaan Sosial
Peksos
Keperawatan Gerontik 1 | 44
5. Emphaty (empati)
Kemampuan memahami apa yang dirasakan orang lain / klien
6. Genuiness (ketulusan /kesungguhan)
Ketulusan dalam komunikasi verbal
7. Impartiality (kejujuran)
Tidak menghadiahi ataupun tidak merendahkan sesorang dan kelompok (tidak
menganak-emaskan atau menganak-tirikan)
8. Confidentiality (kerahasiaan)
Pekerja sosial harus menjaga kerahasiaan data klien kepada orang lain
9. Self-awareness (mawas diri)
Pekerja sosial harus sadar akan potensinya dan keterbatasan kemampuannya.
Program
Dalam mewujudkan pelayanan kesejahteraan sosial,maka program pokok yang
dilaksakan antara lain:
1. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dalam Panti
2. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Luar Panti
3. Kelembagaan Sosial Lanjut Usia
4. Perlindungan Sosial dan Aksesibilitas Lanjut Usia.
Keperawatan Gerontik 1 | 46
Sasaran
1. Lanjut Usia
2. Keluarga
3.ORSOS /LSM
4. Masyarakat.
Tujuan
a. Lansia dapat menikmati hari tuanya dengan aman tenteram dan sejahtera
b. Terpenuhinya kebutuhan lanjut usia baik jasmani maupun rohani
c. Terciptanya jaringan kerja pelayanan lanjut usia
d. Terwujudnya kwalitas pelayanan
Sifat Pelayanan
Setiap jenis pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia baik yang dilaksanakan
oleh pemerintah maupun maupun masyarakat mengandung sifat preventif , kuratif
dan rehabilitatif.
1. Preventif
Pelayanan sosial yang diarahkan untuk pencegahan timbulnya masalah baru
dan meluasnya permasalahan lanjut usia, maka dilakukan melalui upaya
pemberdayaan keluarga, kesatuan kelompok –kelompok di dalam masyarakat
dan lembaga atau organisasi yang peduli terhadap peningkatan kesejahteraan
lanjut usia, seperti keluarga terdekat, kelompok pengajian, kelompok arisan
karang werdha, PUSAKA, PERGERI
2. Kuratif
Pelayanan sosial lanjut usia yang diarahkan untuk penyembuhan atas
gangguan yang dialami lanjut usia, baik secara fisik, psikis maupun sosial.
3. Rehabilitatif
Proses pemulihan kembali fungsi-fungsi sosial setelah individu mengalami
berbagai gangguan dalam melaksanakan fungsi-fungsi sosialnya.
Prisip Pelayanan
Prinsip kesejahteraan sosial sosial lanjut usia didasarkan pada resolusi PBB NO.
46/1991 tentang principles for Older Person ( Prinsip-prinsip bagi lanjut usia)
Keperawatan Gerontik 1 | 47
yang pada dasarnya berisi himbauan tentang hak dan kewajiban lanjut usia yang
meliputi kemandirian, partisipasi, pelayanan, pemenuhan diri dan martabat.
Memberikan pelayanan yang menjujung tinggi harkat dan martabat lansia
Melaksanakan, mewujutkan hak azasi lanjut usia
Memperoleh hak menentukan pilihan bagi dirinya sendiri
Pelayanan didasarkan pada kebutuhan yang sesungguhnya
Mengupayakan kehidupan lansia lebih bermakna bagi diri, keluarga dan
masyarakat
Menjamin terlaksananya pelayanan bagi lanjut usia yang disesuaikan dengan
perkembangan pelayanan lanjut usia secara terus menerus serta meningkatkan
kemitraan dengan berbagai pihak.
Memasyarakatkan informasi tentang aksesbilitas bagi lanjut usia agar dapat
memperoleh kemudahan dalam penggunaan sarana dan prasarana serta
perlindungan sosial dan hukum.
Mengupayakan lanjut usia memperoleh kemudahan dalam penggunaan sarana
dan prasarana dalam kehidupan keluarga, serta perlindungan sosial & hukum
Memberikan kesempatan kepada lanjut usia untuk menggunakan sarana
pendidikan, budaya spriritual dan rekreasi yang tersedia di masyarakat
Memberikan kesempatan bekerja pada lansia sesuai minat dan kemampuan
Memberdayakan lembaga kesejahteraan sosial dalam masyarakat untuk
berpartisipasi aktif dalam penanganan lanjut usia dilingkungannya
Khusus untuk panti, menciptakan suasana kehidupan yang bersifat
kekeluargaan
Proses Pelayanan
1. Persiapan
1) Sosialisasi program dan kegiatan Panti/Orsos bagi lanjut usia penerima
pelayanan, keluarga dan masyarakat.
2) Kontak (Pertemuan pertama antara pihak panti/orsos dengan lanjut usia
dan keluarganya/yang mewakili).
3) Kontak (kesepakatan pelayanan atau bantuan secara tertulis antara klien
dengan pihak panti/pekerja sosial/orsos.
Keperawatan Gerontik 1 | 48
Fungsi rehabilitatif
Fungsi suportif
Fungsi pengganti
Pendekatan mikro
pendekatan berbasis pada masalah yang dihadapi oleh orang per orang. Atau
secara metodologis disebut dengan case work.
Pendekatan Mezzo
Pendekatan berbasis kelompok, yaitu pembentukan kelompok secara
terencanakan untuk berbagai kepentingan.
Pendekatan Makro
Planing, adminstration, evaluation and community organizing
LU Potensial
mampu melakukan pekerjaan/kegiatan yg menghasilkan barang atau jasa.
LU tidak potensial
tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidup tergantung pd bantuan orla.
Keperawatan Gerontik 1 | 50
4. PROSES MENUA
kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan
lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal. Konsep ini didukung
kenyataan bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa
species terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata.
DNA repair
DNA sel selalu mengalami kerusakan oleh Oxigen radikal, sinar ultraviolet
dan bahan toxic lain, sedangkan kemampuan untuk perbaikan menurun.
Genome instability theory
Perubahan genome dengan hilangnya sebagian serentetan DNA menimbulkan
gangguan pengaturan mitosis.
Teori Autoimun
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus.
Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga
jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
Stress theory
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan
internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
Error castasprophe theory
Penuaan terjadi akibat kesalahan sepanjang kehidupan manusia. Kesalahan
metabolisme dapat mengakibatkan kerusakan sel & fungsi sel secara perlahan.
Adaptation theory
Calorie restriction
Behavioural factors
Replicative senescence theory
Waste product theory
Colagen theory
Disposable soma theory
Membrane hypothesis of aging
Asam lemak poliunsaturated bagian membran rusak akibat radikal bebas.
Keperawatan Gerontik 1 | 54
Teori Sosiopsikologikal
Activity theory
Penurunan aktivitas, menimbulkan penurunan blood flow dan atrofi sehingga
terjadi proses penuaan yang lebih cepat.
Personal meaning and purpose theory
Ketidakbahagiaan, depresi, dan kehilangan menimbulkan respon emosional
yang dpt mempercepat penuaan.
Social exchange theory
Perubahan sosial dapat menimbulkan stress bagi lansia sehingga mempercepat
proses menjadi tua
Disengagement theory / Teori Pembebasan
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara
berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas
maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda (triple loss),
yakni:
1. kehilangan PERan
2. berkurangnya kontak KOmitmen
3. hambatan kontak SOsial
Environment/lingkungan
Exposure theory
Orang yang terpapar sinar matahari terlalu lama akan cepat terjadi penuaan
Teori Radiasi
Radiasi sinar , sinar X dan ultraviolet akan memudahkan mengalami
denaturasi protein dan mutasi DNA
Polution theory
Udara, air &tanah yang telah kena polusi dan menimpa seseorang maka akan
mempengaruhi kondisi epigenetik dan dapat menimbulkan penuaan lebih
cepat
Stress theory
Mekanisme otak berespon terhadap stresor adalah melalui aktivasi sumbu
Hipotalamus-Pituitari-Adrenal (HPA aksis). Proses ini mengakibatkan
pelepasan glukokortikoid dan corticotrophin-releasing hormone dan sitokin
pro-inflamatori. Sitokin proinflamatori akan menghilangkan sensitivitas
reseptor kortikosteroid, mengakibatkan gangguan pengaturan umpan balik.
Pada keadaan peningkatan glukokortikoid yang terus menerus, saat terjadi
stres berkepanjangan atau depresi, neuron
hipokampus menjadi rusak dan terjadi
penurunan neurogenesis serta terganggunya
plastisitas sinap (Maletic et al., 2007).
(disampaikan Oleh Margarita M maramis saat
acara Dies Natalis Akper Lumajang, 2011)
Keperawatan Gerontik 1 | 56
Menopause MENOPAUSE
Menopause adalah tidak terjadinya periode menstruasi selama 12 bulan akibat dari
tidak aktifnya folikel sel telur. Periode transisi menopause dihitung dari periode
menstruasi terakhir diikuti dengan 12 bulan periode amenorea (tidak mendapatkan
siklus haid). Menopause adalah bagian dari periode transisi perubahan masa
reproduktif ke masa tidak reproduktif. Usia rata-rata menopause berkisar 43 – 57
tahun namun tidak ada cara yang pasti untuk memprediksi kapan seorang wanita
akan memasuki masa menopause. Selain itu, faktor keturunan juga berperan
disini, seorang wanita akan mengalami menopause pada usia tidak jauh berbeda
dari ibunya.
Stadium Menopause
2. Perimenopause
Perimenopause adalah masa dimana kondisi tubuh menyesuaikan diri dengan
masa menopause yang berkisar antara 2 – 8 tahun. Ditambah dengan 1 tahun
setelah periode terakhir menstruasi. Tidak ada cara untuk mengukur berapa
lama perimenopause ini akan terjadi. Stadium ini merupakan bagian dari
kehidupan seorang wanita yang menandakan akhir dari masa reproduksi.
Penurunan fungsi indung telur selama masa perimenopause berkaitan dengan
penurunan hormon estradiol dan produksi hormon androgen. Apabila seorang
wanita masih mengalami periode menstruasi pada masa perimenopause,
meskipun tidak teratur, dia dapat tetap hamil.
3. Menopause
Menopause adalah perubahan yang normal terjadi pada kehidupan seorang
wanita ketika periode menstruasinya berhenti. Seorang wanita sudah
mencapai menopause apabila dia tidak mendapatkan menstruasi selama 12
bulan secara berurutan, dan tidak ada penyebab lain untuk perubahan yang
terjadi. Selama menopause tubuh seorang wanita secara perlahan mengurangi
produksi hormon estrogen dan progesterone sehingga terjadi berbagai gejala
4. Postmenopause
Postmenopause adalah masa dimana seorang wanita sudah mencapai
menopause. Pada tahapan ini seorang wanita akan rentan terhadap
osteoporosis dan penyakit jantung
Efek samping dari terapi hormonal adalah perdarahan vagina, rasa penuh
di perut, nyeri, pembesaran pada payudara, sakit kepala, perubahan mood,
mual
Andropause ANDROPAUSE
Istilah andropause berasal dari bahasa Yunani, andro artinya pria sedangkan
pause artinya penghentian, jadi secara harfiah andropause adalah berhentinya
fungsi fisiologis pada pria. Berbeda dengan wanita yang mengalami menopause,
dimana produksi ovum, produksi hormon estrogen dan siklus haid yang akan
berhenti dengan cara yang relatif tiba-tiba, pada pria penurunan produksi
spermatozoa, hormon testosteron dan hormon-hormon lainnya terjadi secara
perlahan dan bertahap (Setiawan, 2006).
Fisiologi Andropause
Walaupun istilah andropause ditujukan untuk pria usia lanjut, tetapi gejala
yang sama juga terjadi pada pria berusia lebih muda yang mengalami kekurangan
hormon androgen. Jadi masalahnya bukan pada usia, melainkan menurunnya
kadar hormon androgen (testosteron) (Pangkahila, 2007).
Keperawatan Gerontik 1 | 63
muda, pria berusia lanjut membutuhkan kadar testosteron lebih tinggi untuk
mencapai fungsi seksual yang normal.
Selain mengakibatkan disfungsi seksual, testosteron yang kurang juga
mengakibatkan spermatogenesis terganggu, kelelahan, ganguan mood, perasaan
bingung, rasa panas (hot flush), keringat malam hari, serta perubahan komposisi
tubuh berupa timbunan lemak visceral (Pangkahila,2007).
Khusus mengenai fungsi seksual, terjadi keluhan dan gejala sebagai berikut:
1) Menurunnya dorongan seksual
2) Memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai ereksi penis
3) Memerlukan rangsangan langsung pada penis untuk mencapai ereksi
penis
4) Berkurangnya rigiditas (kekakuan) ereksi penis
Keperawatan Gerontik 1 | 65
Diagnosis Andropause
Diagnosis andropause secara sederhana dapat ditegakkan dengan
menggunakan ADAM Questionnaire. Kuesioner ini menunjukkan sensitivitas
88% dan spesifitas 60% untuk mendeteksi hypogonadism pada pria diatas 40
tahun, akan tetapi kuesioner ini tidak mengklasifikasikan penyebab dari
hypogonadism yang terjadi. Selain itu terdapat juga instrumen lain yang dapat
digunakan, yaitu AMS (Aging Male’s Symptoms) Scale (Pangkahila, 2007).
Pemeriksaan screening ini sebaiknya dilanjutkan dengan pemeriksaan kadar
hormon untuk mendapatkan diagnosis pasti andropause, hormon yang diperiksa
antara lain kadar testosteron serum, total testosteron, testosteron bebas, SHBG,
DHEA dan DHEAS (Tancredi, 2004).
Pengobatan
Dahulu penurunan kadar testosteron terkait usia dianggap tidak bisa diobati,
tetapi paradigma ini sekarang telah berubah (Zen, 2009). Saat ini terapi sulih
hormon adalah yang paling direkomendasikan untuk penanganan andropause.
Pemberian testosteron adalah pilihan paling baik saat ini (Tancredi, 2004).
Prinsip penatalaksanaan kadar testosteron adalah mempertahankan kadar
testosteron pada nilai normal, terapi diberikan jika kadar testosteron cenderung
turun, tanpa menunggu kadar testosteron tersebut berada di bawah nilai normal.
Tujuan terapi adalah mempertahankan kadar testosteron tetap pada rentang nilai
normal (Richard, 2002).
Dalam terapi testosteron yang perlu diperhatikan adalah efek samping
pemberian yang dapat muncul, baik itu yang ringan: jerawat dan kulit berminyak,
Keperawatan Gerontik 1 | 66
Etiologi
1. Pensiun dini dan PHK
Bila orang yang mendapatkan pensiun dini tidak bisa menerima
keadaan bahwa tenaganya sudah tidak dipakai lagi, walaupun menurutnya
dirinya masih bisa memberi kontribusi yang signifikan kepada perusahaan,
post-power syndrome akan dengan mudah menyerang. Apalagi bila ternyata
usianya sudah termasuk usia kurang produktif dan ditolak ketika melamar di
perusahaan lain, post-power syndrome yang menyerangnya akan semakin
parah.
Keperawatan Gerontik 1 | 67
2. Kejadian traumatik
Misalnya kecelakaan yang dialami oleh seorang pelari, yang
menyebabkan kakinya harus diamputasi. Bila dia tidak mampu menerima
keadaan yang dialaminya, dia akan mengalami post-power syndrome. Dan
jika terus berlarut-larut, tidak mustahil gangguan jiwa yang lebih berat akan
dideritanya.
3. Pada kasus-kasus tertentu, dimana seseorang tidak mampu menerima
kenyataan yang ada, ditambah dengan tuntutan hidup yang terus mendesak,
dan dirinya adalah satu-satunya penopang hidup keluarga, resiko terjadinya
post power syndrome yang berat semakin besar.
Gejala
1. Gejala fisik : kelihatan menjadi jauh lebih cepat tua dibandingkan
waktu dia menjabat. Rambutnya menjadi putih semua,
berkeriput, dan menjadi pemurung, sakit-sakitan,
tubuhnya menjadi lemah.
2. Gejala emosi : cepat tersinggung kemudian merasa tidak berharga, ingin
menarik diri dari lingkungan pergaulan, ingin
bersembunyi dsb.
3. Gejala perilaku : malu bertemu orang lain, lebih mudah melakukan pola-
pola kekerasan atau menunjukkan kemarahan baik di
rumah atau di tempat yang lain.
Penatalaksanaan
1. Pencegahan primer
Tindakan antisipasi untuk orang yang pensiun
- Merencanakan ke depan untuk memastikan pendapatan yang adekuat
- Mencari teman yang tidak berhubungan dengan pekerjaan
- Mengurangi waktu di tempat kerja pada tahun terakhir sebelum
pensiun dengan mengambil cuti besar, bekerja setengah hari, atau
bekerja paruh waktu.
- Membuat rutinitas untuk mengganti struktur hari kerja.
- Bersandar pada orang-orang atau kelompok selain pada pasangan
untuk mengisi waktu luang.
- Menyusun waktu aktivitas waktu luang yang realistis dalam hal energi
dan biaya sebelum pensiun.
- Mempersiapkan kegembiraan yang diikuti dengan ambivalensi
sebelum terbentuk kepuasan terhadap gaya hidup seseorang.
- Mengakaji pengaruh hidup dan jika relokasi diperlukan, menghabiskan
waktu dalam membentuk jaringan sosial yang baru.
- Memperkirakan terjadinya kehilangankehilangan peran yang memiliki
dampak jangka pendek pada harga diri dan hubungan pernikahan
seseorang.
2. Pencegahan sekunder
Jika kepala keluarga masuk ke masa pensiun tanpa mempertimbangkan
faktor-faktor tersebut, atau mempertimbangkannya tetapi dengan harapan dan
tujuan yang tidak realistis, bahkan mungkin tidak mendiskusikannya dengan
Keperawatan Gerontik 1 | 69
keluarga yang lain, maka akan muncul kesulitan-kesulitan yang mungkin perlu
dihadapi dan ditangani oleh profesional layanan kesehatan. Diagnosis
keperawatan yang ditetapkan pada masalah-masalah yang berhubungan dengan
pensiun adalah ansietas, konflik keputusan, perubahan proses keluarga, takut,
defisit pengetahuan, gangguan identitas pribadi, gangguan harga diri, dan isolasi
sosial.
Dari semua itu, masalah yang paling banyak terjadi berkaitan dengan orang yang
pensiun adalah ganggguan harga diri. Harga diri adalah pengkajian manfaat diri
seseorang, interpretasi positif atau negatif dari seseorang yang memandang
dirinya sendiri mampu, berharga, dan bermakna.
Proses Menua
aktifitas menurun
Banyak Kelainan
Kemauan
memelihara diri
menurun
Gangguan psikologis
(mengisolasi diri)
Keperawatan Gerontik 1 | 70
B kemandirian dalam semua hal kecuali mandi & satu fungsi tersebut
C kemandirian dalam semua hal kecuali mandi & satu fungsi tambahan
kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, kekamar
D
kecil dan satu fungsi tambahan
kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, kekamar
E
kecil dan satu fungsi tambahan
kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, kekamar
F
kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
Ini didasarkan pada status aktual dan bukan pada kemampuan. Seorang klien
yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap sebagai tidak
melakukan fungsi meskipun ia dianggap mampu.
Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan pribadi aktif,
kecuali seperti secara spesifik diperlihatkan di bawah ini.
Mandi
Mandiri : bantuan hanya pada satu bagian mandi (seperti punggung atau
ekstremitas yang tidak mampu) atau mandi sendiri
sepenuhnya.
Keperawatan Gerontik 1 | 72
Tergantung : bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan masuk
dan keluar dari bak mandi, tidak mandi sendiri.
Berpakaian
Mandiri : mengambil maju dari kloset dan laci; berpakaian, melepaskan
pakaian, mengikat; mengatur pengikat, melepas ikatan sepatu.
Tergantung : tidak memakai baju sendiri sebagian masih tidak menggunakan
pakaian.
Ke Kamar Kecil
Mandiri : ke kamar kecil; masuk keluar dari kamar kecil; merapikan
baju; membersihkan organ – organ eksresi (dapat mengatur
bedpan sendiri yang digunakan hanya malam hari dan dapat
atau tidak dapat menggunakan dukungan mekanis).
Tergantung : menggunakan bedpan atau pispot atau menerima bantuan
dalam masuk dan menggunakan toilet.
Berpindah
Mandiri : berpindah ke dan dari tempat tidur secara mandiri, berpindah
duduk dan bangkit dari kursi secara mandiri (dapat/tidak dapat
menggunakan dukungan mekanis).
Tergantung : bantuan dalam berpindah naik/turun dari tempat tidur dan atau
kursi; tidak melakukan satu atau lebih perpindahan.
Kontinen
Mandiri : berkemih dan defekasi seluruhnya dikontrol sendiri.
Tergantung : inkontinensia parsial atau total pada perkemihan atau defekasi;
kontrol total atau parsial dengan enema, kateter, atau
penggunaan urinal dan/atau bedpan teratur
Makan
Mandiri : mengambil makanan dari piring atau keseksamaan
memasukannya ke mulut, (memotong daging, menyiapkan
makanan seperti mengolesi roti dengan mentega, tidak
dimasukkan kedalam evaluasi).
Tergantung : bantuan dalam hal makan (lihat diatas); tidak makan sama
sekali atau makan berparenteral.
Keperawatan Gerontik 1 | 73
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1 sampai 10 pada daftar ini, dan catat semua jawaban
Ajukan pertanyaan 4A hanya jika klien tidak mempunyai telepon
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan
Semua respon yang dinilai benar harus diberikan oleh subjek tanpa referensi
kalender, surat kabar, sertifikat kelahiran, atau bantuan lain untuk mengingat.
Nama pewawancara :
Pertanyaan 1 : hanya dinilai benar hanya pada waktu bulan yang tepat,
tanggal yang tepat, tahun yang diberikan secara benar.
Pertanyaan 2 : penjelasan sendiri
Pertanyaan 3 : hal dinilai sebagai benar bila diberikan gambaran yang benar
dari lokasi, “rumah saya” nama yang benar dari kota atau
daerah tempat tinggal, atau nama rumah sakit atau institusi
bila subjek yang diinstitualisasi semua dapat diterima.
Pertanyaan 4 : harus dinilai sebagai benar bila nomor telepon benar dapat
dipastikan, atau bila subjek dapat mengulang nomor yang
sama pada bentuk pertanyaan yang lain.
Pertanyaan 5 : harus dinilai sebagai benar bila pernyataan usia koresponden
pada tanggal lahir
Pertanyaan 6 : harus dinilai benar hanya bila bulan tanggal pasti dan tahun
semua diberikan.
Pertanyaan 7 : memerlukan hanya nama terakhir dari nama presiden
Pertanyaan 8 : memerlukan hanya nama terakhir presiden sebelumnya
Pertanyaan 9 : tidak perlu diperiksa. Ini dinilai sebagai benar, jika diberikan
pertama wanita ditambah dengan nama akhir dari pada nama
aktif subjek.
Pertanyaan 10 : memerlukan seluruh seri yang harus dilakukan dengan benar
supaya dinilai sebagai benar. Adanya kesalahan pada seri/
ketidakinginan untuk mengupayakan seri dinilai sebagai
benar.
Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 kesalahan bila subjek hanya berpendidikan
sekolah dasar.
Bisa dimaklumi bila kurang dari 1 kesalahan bila subjek mempunyai pendidikan
di atas sekolah menengah atas.
Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 kesalahan untuk subjek kulit hitam, dengan
menggunakan kriteria pendidikan yang sama.
Depresi umum terjadi pada lansia dan sering dihubungkan dengan kekacauan
mental dan disorientasi, sehingga seorang lansia depresi sering disalahartikan
dengan demensia. Pemeriksaan status mental tidak dengan jelas membedakan
antara depresi dengan demensia, sehingga pengkajian afektif adalah alat tambahan
yang penting.
dengan benar.
Instruksi-instruksi:
Silahkan baca seluruh kelompok pernyataan dalam setiap kategori.
Kemudian pilih satu pernyataan dalam kelompok tersebut. Yang mana paling
baik menggambarkan bagaimana anda merasakan, yaitu, sekarang juga!
Lingkari angka disamping pernyataan yang telah anda pilih. Jika beberapa
pernyataan dalam kelompok tampak sama baiknya, lingkari masing-masing
satu. Yakinkan untuk membaca semua pernyataan pada setiap kelompok
sebelum membuat pilihan anda.
Skore Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih /tidak bahagia dimana saya takdapat menghadapinya.
2 Saya galau / sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar
darinya.
1 Saya merasa sedih atau galau.
0 Saya tidak merasa sedih.
Keperawatan Gerontik 1 | 79
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat
membaik.
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang kedepan.
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan.
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan.
C. Rasa Kegagalan
3 Saya merasa benar-benar gagal sebagai sebagai orang tua.(suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan.
1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya.
0 Saya tidak merasa gagal.
D. Ketidak Puasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya.
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun.
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan.
0 Saya tidak merasa tidak puas.
E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tak berharga.
2 Saya merasa sangat bersalah.
1 Saya merasa buruk / tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik.
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah.
I. Keragu-raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali.
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan.
1 Saya berusaha mengambil keputusan.
0 Saya membuat keputusan yang baik.
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
sesuatu.
1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk mulai melakukan sesuatu.
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya.
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu.
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu.
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya.
0 Saya tidak merasa lebih lelah dari biasanya.
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai napsu makan sama sekali.
2 Napsu makan saya sangat memburuk sekarang.
1 Napsu makan saya tidak sebaik sebelumnya.
0 Napsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya.
Dari Beck AT, Beck RW : Screening depresed patients in family practice (1972)
Penilaian
0-4 5-7 8-15 16+
Depresi tidak ada atau minimal Depresi ringan Depresi sedang Depresi berat
Pengkajian Sosial
Pengkajian
Sosial Hubungan lansia dengan keluarga memerankan peran sentral pada seluruh
tingkat kesehatan dan kesejahteraan pengalaman lansia. Pengkajian aspek sistem
sosial ini dapat menghasilkan informasi penting tentang suatu bagian penting dari
jaringan kerja pendukung total. Meskipun kepercayaan umum, keluarga
memberikan bantuan besar terhadap anggota lansianya. Sebagai akibatnya, tingkat
keterlibatan dan dukungan keluarga tidak dapat diabaikan pada pengumpulan
data.
Keperawatan Gerontik 1 | 82
APGAR Keluarga
No Uraian Fungsi Skore
1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga (teman-teman) saya untuk membantu Adaptation 1
pada waktu sesuatu menyusahkan saya.
2. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan Partnership 2
mengungkapkan masalah dengan saya.
3. Saya puas bahwa keluarga (teman-teman ) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk Growth 2
melakukan aktivitas atau arah baru.
4. Saya puas dengan cara keluarga ( teman-teman )
saya mengekspresikan afek dan berespons Affection
2
terhadap emosi-emosi saya, seperti marah, sedih
atau mencintai.
5. Saya puas dengan cara teman – teman saya dan
2
saya menyediakan waktu bersama-sama. Resolve
Penilaian :
Pertanyaan – pertanyaan yang dijawab ;
Selalu : skore 2 9
Kadang – kadang : skore 1 Total
Hampir tidak pernah : skore 0
Komunitas Diagnosa pada Lanjut Usia dalam Konteks Komunitas (Kelompok khusus)
Diagnosa menggunakan klasifikasi OMAHA yang terdiri dari 40 komponen
KLASIFIKASI
KOMPONEN
MASALAH
Pemilikan Lingkungan 1. Pendapatan
2. Sanitasi
3. Pemukiman
4. Keamanan pemukiman atau tempat kerja
Pemilikan Psikososial 1. Komunikasi dengan sumber masyarakat
2. Kontak sosial
3. Perubahan peran
4. Hubungan antar anak
5. Kegelisaan agama
6. Kesedihan
Keperawatan Gerontik 1 | 85
7. Stabilitas emosi
8. Seksualitas manusiawi
9. Memelihara keorang tuaan
10. Anak / dewasa diterlantarkan
11. Perlakuan salah terhadap anak / orang
dewasa
12. Pertumbuhan dan perkembangan
Pemilikan Fisiologis 1. Pendengaran
2. Penglihatan
3. Berbicara dan bahasa
4. Geligi
5. Pengamatan
6. Nyeri
7. Kesadaran
8. Bungkus / kulit
9. Fungsi neuromuskuloskletal
10. Respirasi
11. Sirkulasi
12. Digesti – hidrasi
13. Fungsi perut
14. Fungsi genitourinaria
15. Ante partum / postpartum
Pemilikan Prilaku yang 1. Nutrisi
Berhubungan dengan 2. pola istirahat dan tidur
Kesehatan 3. Aktifitas fisik
4. Kebersihan perorangan
5. Penyalah gunaan obat
6. Keluarga berencana
7. Penyediaan pelayanan kesehatan
8. Peraturan penulisan resep
9. teknis prosedur
Keperawatan Gerontik 1 | 86
Demensia
Demensia
Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang
secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan
kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran
kepribadian. Pada usia muda, demensia bisa terjadi secara mendadak jika cedera
hebat, penyakit atau zat-zat racun (misalnya karbon monoksida) menyebabkan
hancurnya sel-sel otak.
Kondisi Demensia
Kondisi gangguan kognitif pada lanjut usia dengan berbagai jenis gangguan
seperti mudah lupa yang konsisten, disorientasi terutama dalam hal waktu,
gangguan pada kemampuan pendapat dan pemecahan masalah, gangguan dalam
hubungan dengan masyarakat, gangguan dalam aktivitas di rumah dan minat
intelektual serta gangguan dalam pemeliharaan diri.
o Pelupa
o Sering mengulang kata-kata
o Tidak mengenal dimensi waktu, misalnya tidur di ruang makan
o Cepat marah dan sulit di atur.
o Kehilangan daya ingat
o Kesulitan belajar dan mengingat informasi baru
o Kurang konsentrasi
o Kurang kebersihan diri
o Rentan terhadap kecelakaan: jatuh
o Mudah terangsang
o Tremor
o Kurang koordinasi gerakan
Terapi Kognitif
o Latihan kemampuan sosial meliputi : menanyakan pertanyaan, memberikan
salam, berbicara dengan suara jelas, menghindari kiritik diri atau orang lain
o Aversion therapy : therapy ini menolong menurunkan perilaku yang tidak
diinginkan tapi terus dilakukan. Terapi ini memberikan stimulasi yang
membuat cemas atau penolakan pada saat tingkah laku maladaptive dilakukan
klien.
o Contingency therapy: Meliputi kontrak formal antara klien dan terapis tentang
apa definisi perilaku yang akan dirubah atau konsekuensi terhadap perilaku itu
jika dilakukan. Meliputi konsekuensi positif untuk perilaku yang diinginkan
dan konsekuensi negatif untuk perilaku yang tidak diinginkan.
Keperawatan Gerontik 1 | 92
Indeks Barthel
Indeks Barthel adalah suatu alat yang cukup sederhana untuk menilai perawatan
diri, dan mengukur harian seseorang berfungsi secara khusus aktivitas sehari-hari
Keperawatan Gerontik 1 | 93
dan mobilitas (Lueckenotte, 2000). Indeks Barthel terdiri dari 10 item yaitu,
transfer (tidur ke duduk, bergerak dari kursi roda ke tempat tidur dan kembali),
mobilisasi (berjalan), penggunaan toilet (pergi ke/dari toilet), membersihkan diri,
mengontorl BAB, BAK, mandi, berpakaian, makan, naik turun tangga
DAFTAR PUSTAKA
.
Ali Djumhana.1997.Penyakit Pada Lansia. SMF Ilmu Penyakit dalam, FK
UNPAD-RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung.
Depkes RI. Program Pemerintah Tentang Kesehatan Gerontik.
Edmund H Duthie.2001.Practice of Geriatric. W.B. Saunders Company.
Philadelphia.
Hidayat A.2002. Andropause dan Menopause, Antara Keprihatinan. Tantangan
dan Harapan. PERMI, Malang.
Sahar, Juniati. 2001. Keperawatan Gerontik. Koordinator Keperawatan
Komunitas, Fakultas Ilmu Keperawatan UI, Jakarta
Utami Munandar.2002. Kemandirian Pada usia Lanjut. Makalah Seminar,
Jakarta.
Keperawatan Gerontik 1 | 98
SOAL – SOAL
(peringatan : soal ini hanya untuk menguji kedalaman pemahaman Anda terhadap meteri di buku
ini, tidak ada jaminan 100% masuk dalam ujian semester)
1. Seseorang yang telah mencapai 60 tahun merupakan batasan lansia menurut ...
a. Prof. Dr. Koesmanto Setyonegoro d. UU No. 4 tahun 1965 pasal 1
b. Depatemen Kesehatan e. WHO
c. UU N0. 13 tahun 1998
4. Terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan
terjadinya penurunan kemampuan fungsi sel merupakan teori proses penuaan
menurut teori.....
a. Auto imun c. Radikal Bebas e. rantai silang
b. error catastrophe d. Genetik Clock
7. Triple loss yang terjadi pada lansia menurut teori pembebasan adalah ….
a. kehilangan peran , hambatan kontak sosial, berkurangnya kemampuan fisik
b. kehilangan peran , hambatan komunikasi , berkurangnya kontak komitmen
c. kehilangan anggota keluarga, hambatan kontak sosial ,berkurangnya kontak komitmen
d. kehilangan peran , hambatan kontak sosial ,berkurangnya kontak komitmen
e. kehilangan anggota keluarga, hambatan komunikasi , berkurangnya kemampuan fisik
10. Prinsip yang harus diperhatikan saat mengkaji pasien lansia adalah....
1. gunakan tehnik diam 3. posisi duduk nyaman
2. waspada terhadap kelelahan 4. minimalkan suara bising
14. Tujuan intervensi keperawatan untuk pencegahan sekunder pada lansia adalah
1. melindungi struktur dasar lansia 3. mencapai stabilitas lansia
Semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut membran plasma dan daerah
di dalam sel disebut sitoplasma. Setiap sel, pada tahap tertentu dalam hidupnya,
mengandung DNA sebagai materi yang dapat diwariskan dan mengarahkan
aktivitas sel tersebut. Selain itu, semua sel memiliki struktur disebut ribosom
yang berfungsi dalam pembuatan protein yang akan digunakan sebagai katalis
banyak reaksi kimia dalam sel tersebut.
Metabolisme
Keseluruhan reaksi kimia yang membuat makhluk hidup mampu melakukan
aktivitasnya disebut metabolisme, dan sebagian besar reaksi kimia tersebut terjadi
di dalam sel. Metabolisme yang terjadi di dalam sel dapat berupa reaksi katabolik,
yaitu perombakan senyawa kimia untuk menghasilkan energi maupun untuk
dijadikan bahan pembentukan senyawa lain, dan reaksi anabolik, yaitu reaksi
penyusunan komponen sel.
Keperawatan Gerontik 1 | 101
Komunikasi sel
Kemampuan sel untuk berkomunikasi, yaitu menerima dan mengirimkan 'sinyal'
dari dan kepada sel lain, menentukan interaksi antarorganisme uniselular serta
mengatur fungsi dan perkembangan tubuh organisme multiselular.
Komunikasi sel terdiri dari proses transfer sinyal antarsel dalam bentuk molekul
(misalnya hormon) atau aktivitas listrik, dan transduksi sinyal di dalam sel target
ke molekul yang menghasilkan respons sel. transduksi sinyal dapat dilakukan oleh
sejumlah jenis protein yang pada akhirnya dapat memengaruhi metabolisme,
fungsi, atau perkembangan sel.
Siklus sel
Setiap sel berasal dari pembelahan sel sebelumnya, dan tahap-tahap kehidupan sel
antara pembelahan sel ke pembelahan sel berikutnya disebut sebagai siklus sel.
Siklus ini pada kebanyakan sel terdiri dari empat proses terkoordinasi, yaitu
pertumbuhan sel, replikasi DNA, pemisahan DNA yang sudah digandakan kedua
calon sel anakan, dan pembelahan sel.
Peralihan antartahap siklus sel dikendalikan oleh suatu perlengkapan pengaturan
yang tidak hanya mengkoordinasi berbagai kejadian dalam siklus sel namun juga
menghubungkan siklus sel dengan sinyal ekstrasel yang mengendalikan
perbanyakan sel. Jika pengaturan siklus sel terganggu, misalnya karena mutasi,
risiko pembentukan tumor—yaitu perbanyakan sel yang tidak normal—meningkat
dan dapat berpengaruh pada pembentukan kanker.
Diferensiasi sel
Diferensiasi sel menciptakan keberagaman jenis sel yang muncul selama
perkembangan suatu organisme multiselular dari sebuah sel telur yang sudah
dibuahi. Misalnya, mamalia yang berasal dari sebuah sel berkembang menjadi
suatu organisme dengan ratusan jenis sel berbeda seperti otot, saraf, dan kulit. Sel-
sel dalam embrio yang sedang berkembang melakukan pensinyalan sel yang
memengaruhi ekspresi gen sel dan menyebabkan diferensiasi tersebut.
Keperawatan Gerontik 1 | 102
ALUR PEMBELAJARAN
Pertemuan Ke-2
Belajar mandiri (mahasiswa menggabungkan informasi dari berbagai macam
sumber yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Buku teks, jurnal, artikel,
internet, dll)
'Group sharing' (mahasiswa mengidentifikasi semua referensi yang dimiliki
dan berbagi hasil dengan anggota kelompok lainnya, tutor mengevaluasi
proses pembelajaran baik perorangan maupun kelompok)
2. Sekretaris, bertugas:
a. Berpartisipasi dalam diskusi
b. Mencatat sumber-sumber belajar pada kelompok
c. Mencatat hasil diskusi kelompok
3. Anggota, bertugas:
a. Mengikuti dan berpartisipasi proses diskusi
b. Mendengar aktif dan menghormati anggota lain yang mengutarakan
pendapat
c. Menanyakan pertanyaan terbuka
d. Mencari semua tujuan pembelajaran
e. Berbagi informasi dengan anggota kelompok yang lain
Laporan tugas
Laporan diketik dengan Ms. Word (ukuran kertas A4 margin Left: 3; Right:
Top: 2.5; Bottom 2, 5).
Susunan penulisan : Halaman depan/cover: Judul, logo akper, nama kelas dan
kelompok, daftar nama dan NIM anggota kelompok).
Isi:
A. Kasus
B. Kata-kata sulit dari kasus.
C. Dapat menetapkan Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosa
c. Intervensi
d. Implementasi
e. evaluasi
D. Definisikan masalah
E. Daftar pertanyaan jawaban dari hasil reference
F. Daftar pustaka
G. Membuat 10 soal multiple choice dan jawabanya dari laporan yang telah
dikerjakan.
• Tugas dikumpulkan paling lambat 3 hari setelah diskusi.
Keperawatan Gerontik 1 | 105
EVALUASI
1. Penilaian Formatif
Penilaian ini terdiri dari:
a. Nilai pelaksanaan diskusi tutorial
Pada diskusi tutorial mahasiswa akan dinilai berdasarkan kehadiran, aktifitas
dan kreativitas, sikap dan interaksi serta relevansi.
b. Nilai laporan Laporan hasil diskusi
c. Nilai UTS/UAS
2. Penilaian Sumatif
Prosentase penilaian adalah sebagai berikut:
a. Diskusi (keaktifan dan kecakapan) 20 %
b. Laporan 20 %
c. Formatif 10 %
d. UTS dan UAS 50 %
TRIGGER CASE 1
Perawat S bekerja di Puskesamas X. Perawat S memegang program untuk
kesehatan kelompok usia di masyarakat, termasuk di dalamnya kelompok lanjut
usia. Sebelum menyusun program perawat S harus membuat POA (plan of actian)
dalam jangka pendek (1 tahun) dan jangka panjang (5 tahun). Di dalam POA yang
akan disusun terlebih dahulu perawat S harus mempunya dasar-dasar teoritis dan
data akurat dari kelompok khusus lanjut usia, yaitu perawat S harus mengetahui
terlebih dahulu tentang fenomena permasalahan yang terjadi pada kelompok lanjut
usia, karakteristik penyakit pada lansia, masalah kesehatan pada lansia, demograsi
kependudukan lansia di masyarakat, issue dan trend terbaru tentang kesehatan
khususnya keperawatan pada lansia. Sehingga apabila semua dasar dan data
terkumpul perawat S dapat merumuskan permasalahan yang terjadi pada
kelompok lansia yang nantinya dapat dijadikan dasar penusunan program kerja
tahunan dan lima tahunan.
Keperawatan Gerontik 1 | 106
TUGAS MAHASISWA
1. MENCARI KATA -KATA YANG SULIT
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
SUMBER BELAJAR
Ali Djumhana.1997.PenyakitPada Lansia. SMF Ilmu Penyakit dalam, FK
UNPAD-RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung.
Depkes RI. Program Pemerintah Tentang Kesehatan Gerontik.
Edmund H Duthie.2001. Practice ofGeriatric. W.B. Saunders Company.
Philadelphia.
Hidayat A.2002. Andropause dan Menopause, Antara Keprihatinan. Tantangan
dan Harapan. PERMI, Malang.
Sahar, Juniati. 2001. Keperawatan Gerontik. Koordinator Keperawatan
Komunitas, Fakultas Ilmu Keperawatan UI, Jakarta
Utami Munandar.2002. Kemandirian Pada usia Lanjut. Makalah Seminar, Jakarta.
Keperawatan Gerontik 1 | 108
Trigger Case 2
Ny. T usia 68 tahun datang ke Puskesmas W untuk memeriksakan kesehatannya.
Ny. T mengeluh banyak sekali permasalahan kesehatan yang dialaminya terutama
setelah pensiun sebagai guru. Ny. T mengeluh sering sakit pada persendian,
pandangan kabur, susah BAB susah untuk tidur, dan masih banyak lagi keluhan
kesehatan yang lain. Ny. T ingin mengetahui lebih banyak tetang kesehatan
terutama yang muncul setelah usianya semakin tua terutama perubahan yang
terjadi di dalam dirinya akibat proses menua pada perawat yang bertugas di
Puskesamas tersebut.
TUGAS MAHASISWA
1. MENCARI KATA -KATA YANG SULIT
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
SUMBER BELAJAR
Ali Djumhana.1997.PenyakitPada Lansia. SMF Ilmu Penyakit dalam, FK
UNPAD-RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung.
Depkes RI. Program Pemerintah Tentang Kesehatan Gerontik.
Edmund H Duthie.2001. Practice ofGeriatric. W.B. Saunders Company.
Philadelphia.
Hidayat A.2002. Andropause dan Menopause, Antara Keprihatinan. Tantangan
dan Harapan. PERMI, Malang.
Keperawatan Gerontik 1 | 110
Trigger Case 3
Perawat Y bekerja di Panti Wreda Trisna Sehat, sebagai perawat di panti tersebut
perawat Y mempunyai peran dan fungsi dalam melakukan asuhan keperawatan
terhadap para lansia, dan dia sangat bertanggungjawab terhadap fungsi dan
perannya tersebut. Dan sebagai pekerja sosial perawat Y juga harus mematuhi
kode etik yang berlaku dalam memberikan pelayanan di kepada para lansia,
karena bentuk pelayanan yang diberikan berdasar pada hukum yang berlaku yang
mengatur tentang kesejahteraan para lansia.
TUGAS MAHASISWA
1. MENCARI KATA -KATA YANG SULIT
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
SUMBER BELAJAR
Ali Djumhana.1997.PenyakitPada Lansia. SMF Ilmu Penyakit dalam, FK
UNPAD-RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung.
Depkes RI. Program Pemerintah Tentang Kesehatan Gerontik.
Edmund H Duthie.2001. Practice ofGeriatric. W.B. Saunders Company.
Philadelphia.
Hidayat A.2002. Andropause dan Menopause, Antara Keprihatinan. Tantangan
dan Harapan. PERMI, Malang.
Sahar, Juniati. 2001. Keperawatan Gerontik. Koordinator Keperawatan
Komunitas, Fakultas Ilmu Keperawatan UI, Jakarta
Utami Munandar.2002. Kemandirian Pada usia Lanjut. Makalah Seminar, Jakarta.
Keperawatan Gerontik 1 | 112
Trigger Case 3
Ny. M usia 69 tahun datang ke poli geriatri di RS H untuk melakukan kontrol
kesehatan. Ny. M banyak mengalami masalah kesehatan dan benbagai penyakit
setelah menginjak usia lanjut, maka Ny M sangat ingin tahu kenapa setelah menua
banyak sekali organ-organ tubuhnya yang mengalami penurunan fungsi, Ny. M
bertanyak kepada perawat di poli geriatri tersebut kenapa manusia itu bisa
menjadi tua dan kenapa dirinya mengalami menopause.
TUGAS MAHASISWA
1. MENCARI KATA -KATA YANG SULIT
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
2. Diskusi kelompok untuk mengidentifikasi pertanyaan teori, sumber belajar dan
pertanyaan praktek
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Keperawatan Gerontik 1 | 113
SUMBER BELAJAR
Ali Djumhana.1997.PenyakitPada Lansia. SMF Ilmu Penyakit dalam, FK
UNPAD-RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung.
Depkes RI. Program Pemerintah Tentang Kesehatan Gerontik.
Edmund H Duthie.2001. Practice ofGeriatric. W.B. Saunders Company.
Philadelphia.
Hidayat A.2002. Andropause dan Menopause, Antara Keprihatinan. Tantangan
dan Harapan. PERMI, Malang.
Sahar, Juniati. 2001. Keperawatan Gerontik. Koordinator Keperawatan
Komunitas, Fakultas Ilmu Keperawatan UI, Jakarta
Utami Munandar.2002. Kemandirian Pada usia Lanjut. Makalah Seminar, Jakarta.
Keperawatan Gerontik 1 | 114
Trigger Case 4
Tn. S usia 75 tahun penghuni PSLU " sejahtera " sejak 5 tahun yang lalu, klien
tidak memiliki anak dan telah ditinggal mati oleh istrinya, serta tidak memiliki
saudara satupun yang masih hidup, sekarang berada di ruang isolasi; dari hasil
pengkajian didapatkan BB 45 kg, TB : 170 cm, kulit keriput, sudah 2 tahun
menderita stroke serta tidak dapat melakukan aktivitas apapun karena hanya bisa
berbaring di tempat tidur, sehingga semua aktivitasnnya dibantu. terkait tingkat
kemampuan fungsional dan kognitif diperoleh data : Tn. Kn sejak 2 bulan, dia
dapat menyebutkan nama, hari, tanggal dan tempat dimana dia dirawat, serta
pandai berhitung karena klien saat mudanya sebagai pengepul besi tua.
TUGAS MAHASISWA
1. MENCARI KATA -KATA YANG SULIT
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
2. MEMBUAT SEBANYAK MUNGKIN DAFTAR PERTANYAAN YANG
MUNCUL SETELAH MEMBACA KASUS DIATAS
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Keperawatan Gerontik 1 | 115
c. INTERVENSI
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
d. IMPLEMENTASI
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Keperawatan Gerontik 1 | 116
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
e. EVALUASI
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Cara Belajar
1. Diskusi kelompok untuk mengidentifikasi pertanyaan teori, sumber belajar
dan pertanyaan praktek
2. Diskusi kelompok dengan tutor untuk mengkonfirmasikan sumber belajar dan
alternatif jawaban.
3. Konsultasi untuk memperdalam pemahaman mahasiswa
4. Hand out / kuliah
SUMBER BELAJAR
Ali Djumhana.1997.PenyakitPada Lansia. SMF Ilmu Penyakit dalam, FK
UNPAD-RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung.
Depkes RI. Program Pemerintah Tentang Kesehatan Gerontik.
Keperawatan Gerontik 1 | 117
Trigger Case 5
Ny. L usia 67 tahun, tinggal bersama anaknya, menantu dan 3 orang cucunya.
Keluarga Ny. L tinggal daerah perkotaan sehingga jarak antar rumah sangat dekat,
tipe rumahnya permanen dengan 4 kamar, kamar mandi dan wc jadi satu, lantai
rumah licin, kamar Ny. L berada di lantai 2, sudah 2 bulan ini Ny. L mengeluh
nyeri pada persendiaannya, dan terdiagnosa remathoid artritis
TUGAS MAHASISWA
1. MENCARI KATA -KATA YANG SULIT
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
2. MEMBUAT SEBANYAK MUNGKIN DAFTAR PERTANYAAN YANG
MUNCUL SETELAH MEMBACA KASUS DIATAS
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
c. INTERVENSI
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
d. IMPLEMENTASI
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Keperawatan Gerontik 1 | 119
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
e. EVALUASI
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
CARA BELAJAR
1. Diskusi kelompok untuk mengidentifikasi pertanyaan teori, sumber belajar
dan pertanyaan praktek
2. Diskusi kelompok dengan tutor untuk mengkonfirmasikan sumber belajar dan
alternatif jawaban.
3. Konsultasi untuk memperdalam pemahaman mahasiswa
4. Hand out / kuliah
SUMBER BELAJAR
Ali Djumhana.1997.PenyakitPada Lansia. SMF Ilmu Penyakit dalam, FK
UNPAD-RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung.
Depkes RI. Program Pemerintah Tentang Kesehatan Gerontik.
Edmund H Duthie.2001. Practice ofGeriatric. W.B. Saunders Company.
Philadelphia.
Keperawatan Gerontik 1 | 120
Trigger Case 6
Dari hasil pengkajian yang dilakukan di panti wredha "sehat sejahtera" didapatkan
data penghuni panti sejumlah 40 orang yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 62% dan laki-laki sebanyak 38%. Berdasarkan pengkajian dengan
tingkat kemandirian didapatkan hasil 38% score A, 20%, score B, 10°% score C,
10°% score D, 12% score E, 10 % score F. Dari hasil data pengkajian penyakit
didapatkan 45% menderita asam urat, 20% menderita hipertensi dan 30%
mengalami kontraktur sendi. Kamar mandi terdapat pada hampir di semua kamar
tidur, tetapi masih belum dilengkapi dengan peganggan dan lantai kamar mandi
jarang diberseihkan
TUGAS MAHASISWA
1. MENCARI KATA -KATA YANG SULIT
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
2. MEMBUAT SEBANYAK MUNGKIN DAFTAR PERTANYAAN YANG
MUNCUL SETELAH MEMBACA KASUS DIATAS
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Keperawatan Gerontik 1 | 121
c. INTERVENSI
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
d. IMPLEMENTASI
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Keperawatan Gerontik 1 | 122
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
e. EVALUASI
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
CARA BELAJAR
1. Diskusi kelompok untuk mengidentifikasi pertanyaan teori, sumber belajar
dan pertanyaan praktek
2. Diskusi kelompok dengan tutor untuk mengkonfirmasikan sumber belajar dan
alternatif jawaban.
3. Konsultasi untuk memperdalam pemahaman mahasiswa
4. Hand out / kuliah
SUMBER BELAJAR
Hidayat A.2002. Andropause dan Menopause, Antara Keprihatinan. Tantangan
dan Harapan. PERMI, Malang.
Sahar, Juniati. 2001. Keperawatan Gerontik. Koordinator Keperawatan
Komunitas, Fakultas Ilmu Keperawatan UI, Jakarta
Utami Munandar.2002. Kemandirian Pada usia Lanjut. Makalah Seminar, Jakarta
Keperawatan Gerontik 1 | 123
Trigger Case 7
Pada kota A terdapat pemukiman warga yang di dalamnya ada beberapa keluarga
yang ada lansia di dalamnya .dari hasil pengkajian di dapatkan masalah kesehatan
lansia antara lain penyakit kulit 38% dan seringnya timbul batuk,pilek,dan diare
sebanyak 55%, ISPA 23% . hal ini di karena akan lingkungan sekitar yang kumuh,
berbau dan tidak layak untuk di buat pemukiman warga . kebanyakan warga
mempunyai rumah kardus dan tidak permanen .Sebagian besar warga bekerja
sebagai pemulung sampah. Di daerah tersebut di dapatkan data bahwa warga
kesulitan dalam menemukan air bersih , kebanyakan warga MCK di sungai yang
terlihat sangat kotor dan terlihat tercemar hal ini ditandai dengan air sungai
berbau.keruh,dan tampak tidak terawat.
TUGAS MAHASISWA
1. MENCARI KATA -KATA YANG SULIT
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
a. PENGAJIAN
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
b. DIAGNOSA
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
c. INTERVENSI
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
e. EVALUASI
…………………………………………………………………………………..
Keperawatan Gerontik 1 | 125
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
CARA BELAJAR
1. Diskusi kelompok untuk mengidentifikasi pertanyaan teori, sumber belajar
dan pertanyaan praktek
2. Diskusi kelompok dengan tutor untuk mengkonfirmasikan sumber belajar dan
alternatif jawaban.
3. Konsultasi untuk memperdalam pemahaman mahasiswa
4. Hand out / kuliah
SUMBER BELAJAR
Ali Djumhana.1997.PenyakitPada Lansia. SMF Ilmu Penyakit dalam, FK
UNPAD-RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung.
Depkes RI. Program Pemerintah Tentang Kesehatan Gerontik.
Edmund H Duthie.2001. Practice ofGeriatric. W.B. Saunders Company.
Philadelphia.
Hidayat A.2002. Andropause dan Menopause, Antara Keprihatinan. Tantangan
dan Harapan. PERMI, Malang.
Sahar, Juniati. 2001. Keperawatan Gerontik. Koordinator Keperawatan
Komunitas, Fakultas Ilmu Keperawatan UI, Jakarta
Utami Munandar.2002. Kemandirian Pada usia Lanjut. Makalah Seminar, Jakarta
Keperawatan Gerontik 1 | 126
Keperawatan Gerontik 1 | 127
Keperawatan Gerontik 1 | 128
Keperawatan Gerontik 1 | 129
Keperawatan Gerontik 1 | 130
Keperawatan Gerontik 1 | 131
Keperawatan Gerontik 1 | 132
Keperawatan Gerontik 1 | 133
618.97
Ind
b
CATATAN KESEHATAN
PRA LANSIA/LANSIA
618.97
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal
b Kesehatan Masyarakat
Buku Kesehatan Lanjut Usia.
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2016
ISBN 978-602-416-086-9
I. Judul
II. GERIATRIC
III. HEALTH SERVICES
FOTO
4X6
Nama :
Alamat :
No. Register :
Tgl kunjungan
pertama :
Puskesmas :
Posyandu Lansia/ :
Posbindu
Pencipta lagu:
dr. Hardywinoto, SKM
0 3 4 5 6 5 4 / 5.3. / 0 1 7 6 5 4 3 / 2 . . . /
Ka mi pa ra u sia lan jut selu ruh In do ne sia
0 2 3 4 5 4 3 / 4.2. / 0 7 6 5 4 3 4 / 5 . . . /
Mau tetap berdaya gu na ba gi di ri dan kluar ga
0 3 4 5 6 5 4 / 5.3. / 0 5 5 5 3 4 5 / 6 . . . /
Tingkat kan hubungan so sial di da lam masya ra kat
0 6 7 2 1 7 6 / 6.5. / 0 2 3 5 4 3 2 / 1 . . . /
Bertaqwa ke pada Tu han yg melimpahkanRah mat
Ref.
/ / 0 1 1 1 / 1.7 .6. / 0 6 7 2 1 7 6 / 6.5. /
Prik sa ke se ha tan mence gah penyakit da tang
0 1 1 1 / 1.7. 6. / 0 6 7 1 6 7 1 / 2 . . . /
Dan kembang kan ho by se su ai ke mampu an
0 3 4 5 6 5 4 / 5.3. / 0 1 7 6 5 4 3 / 4.2. /
Ba dan se hat jiwa kuat sambut masa yg kan datang
0 2 3 4 5 4 3 / 4.2. / 0 7 6 5 4 3 2 / 1 . . . / /
Mutu hidup pun me ning kat ma sa tu a ba ha gia
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Buku Kesehatan Lanjut Usia (Lansia) ini dapat
diselesaikan. Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan dan revisi buku ini.
Buku Kesehatan Lansia ini merupakan revisi dari Buku Pemantauan Pribadi Kesehatan
Lansia yang telah dikembangkan sejak tahun 2005. Buku Kesehatan Lansia merupakan
alat untuk pencatatan dalam rangka memantau dan mendeteksi secara dini adanya
gangguan atau masalah kesehatan pada Pra Lansia/Lansia sekaligus sebagai media
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) bagi Pra Lansia/Lansia, pengasuh, keluarga
maupun masyarakat mengenai kesehatan Pra Lansia/Lansia.
Akhir kata harapan kami mudah-mudahan Buku Kesehatan Lansia ini dapat bermanfaat
bagi kita semua, khususnya bagi Pra Lansia/Lansia sehingga menghasilkan Lansia yang
sehat, aktif, mandiri dan produktif.
Buku Kesehatan Lanjut Usia adalah buku bagi Pra Lanjut Usia (Pra Lansia) usia 45-59
tahun dan Lanjut Usia (Lansia) usia 60 tahun ke atas yang berisi catatan kesehatan
serta berbagai informasi cara memelihara kesehatan Pra Lansia/Lansia, sehingga
kesehatan Pra Lansia/Lansia dapat terpantau dengan baik.
Setiap Pra Lansia/Lansia mendapat 1 (satu) Buku Kesehatan Lanjut Usia. Buku
Kesehatan Lanjut Usia tersedia di Kelompok Lansia/Posyandu Lansia/Posbindu,
Puskesmas dan Rumah Sakit.
MENJELAS-
KAN BUKU Tenaga kesehatan menjelaskan kegunaan buku ini kepada
KESEHATAN Pra Lansia/Lansia dan keluarga untuk diterapkan.
LANJUT USIA
DAFTAR ISI
PENJELASAN UMUM 5
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI 6
BAB 1 IDENTITAS 8
BAB 2 RIWAYAT KESEHATAN 10
A. Riwayat keluarga 10
B. Riwayat pekerjaan 10
C. Riwayat penyakit keluarga 10
D. Riwayat alergi 11
E. Analisis tempat tinggal 12
F. Imunisasi 12
G. Penyakit/masalah kesehatan yang pernah atau
sedang diderita 13
H. Jenis operasi yang pernah dialami 15
I. Rawat inap di Puskesmas, rumah sakit, dll 15
J. Perawatan di rumah (home care)/panti/nursing care 15
K. Obat-obatan yang sedang digunakan atau digunakan
dalam jangka waktu lama 16
L. Kebiasaan sehari-hari 16
M. Aktivitas sosial yang dilakukan 20
N. Keluhan saat ini 20
O. Keadaan fisik 21
P. Pemeriksaan mental (lihat hasil instrumen penilaian) 25
Q. Tingkat kebugaran (lihat hasil instrumen penilaian) 25
R. Penilaian risiko jatuh 25
S. Pemeriksaan status gizi 26
T. Penilaian tingkat kemandirian 26
U. Pemeriksaan penunjang 26
V. Kesimpulan 27
W. Saran dan tindak lanjut 27
DAFTAR ISI
4
BAB CATATAN PERKEMBANGAN KESEHATAN
PRA LANSIA/LANSIA 36
Diisi oleh Pra Lansia/Lansia/Keluarga/Kader Beri tanda R pada kotak yang dipilih
Nama :
Nama panggilan :
Jenis kelamin : L P
Tempat/tanggal lahir : / /(umur: Th)
Pekerjaan :
Status perkawinan : Nikah Tidak menikah
Janda Duda
Alamat :
Kode Pos :
Telpon/Fax/HP :
Hobi :
Jaminan kesehatan : BPJS
Nomor :
Asuransi lain (sebutkan) :
Nomor :
Sumber dana (biaya hidup) :
Kode pos :
Telepon/Fax/HP :
A. RIWAYAT KELUARGA
1. Nama suami/istri :
2. Jumlah anak : orang
3. Jumlah cucu : orang
4. Jumlah cicit : orang
5. Jumlah anak /keluarga yang tinggal serumah atau terdekat : orang
B. RIWAYAT PEKERJAAN
D. RIWAYAT ALERGI
1. OBAT-OBATAN
a. Penisilin : Ya/Tidak
b. Streptomycin : Ya/Tidak
c. Sulfa : Ya/Tidak
d. Aspirin : Ya/Tidak
e. Antalgin : Ya/Tidak
f. Lain-lain (sebutkan) :
2. MAKANAN -MINUMAN
Udang : Ikan laut :
Ya/Tidak Ya/Tidak
Kepiting : Telur:
Ya/Tidak Ya/Tidak
Cumi-cumi : Susu :
Ya/Tidak Ya/Tidak
Lain-lain (sebutkan) :
3. PENYEBAB LAIN
a. Debu : Ya/Tidak
b. Dingin : Ya/Tidak
c. Lain-lain (sebutkan) :
F. IMUNISASI
Jenis Imunisasi Tgl/Tahun Keterangan
Influensa
Meningitis
Pneumonia
Lain-lain (sebutkan) :
14
RIWAYAT KESEHATAN
L. KEBIASAAN SEHARI-HARI
1. KEBIASAAN UMUM
Makanan selingan
% AKG
Keterangan : URT = Ukuran rumah tangga : Gelas (gls), sendok makan (sdm), sendok teh (sdt), potong (ptng),
Besar (bsr), Sedang (sdg), Kecil (kcl), dll
1 -2 kali seminggu
1 2 3 4 5 6 7
Makanan Pokok
Beras, mie/bihun,
makaroni, singkong,
ubi, jagung,
kentang, roti,
biskuit, krakers
Lauk Pauk
(Sumber protein
hewani)
Ikan segar, ikan
dikalengkan (sardin,
tuna, dll) udang
segar, daging sapi,
daging diawetkan
(kornet), sosis,
ayam, hati, telur,
bakso, jerohan dll
Tidak Pernah
1 -2 kali seminggu
Lauk Pauk
(Sumber protein
nabati) Serat
Tempe, tahu,
oncom, kacang-
kacangan (kedelai,
kacang polong,
kacang merah dll)
Sayuran hijau,
tauge, wortel,
tomat, terong, dll
Buah
Susu dan
olahannya
Susu skim, susu full
cream, susu skim,
yogurt, keju,
ice cream dll
Minyak/
pengganti,
makanan digoreng,
Kelapa
gajih hewan,
Minyak
santan
Tidak Pernah
1 -2 kali seminggu
Suplemen yang
sedang diminum
Keterangan: Kolom 2- 6 diisi jenis dan frekuensi bahan makanannya. Kolom 7 diisi simpulkan
bahan makanan dan suplemen yang dikonsumsi Lansia dalam seminggu:
• Tidak pernah
• Kurang 1 kali seminggu = Jarang
• 1-2 kali seminggu = Jarang
• 3-6 kali seminggu = Sering
• Lebih dari 6 kali seminggu = Sering
O. KEADAAN FISIK
1. STATUS GIZI
a. Berat badan : kg
b. Tinggi badan : cm
c. Tinggi Lutut : cm
d. Tinggi duduk : cm
e. Panjang depa : cm
*Pilih Salah Satu
Penentuan IMT berdasarkan Tinggi Lutut, Panjang Depa dan
Tinggi Duduk lihat pada tabel Indeks Masa Tubuh (IMT) pada
Juknis
f. Lingkar perut
Pria : cm (rekomendasi: < 90 cm)
Wanita : cm (rekomendasi: < 80 cm)
Kesimpulan :
2. TANDA VITAL
a. Nadi : x/menit
b. Tensi : Posisi duduk : mmHg
Posisi tidur : mmHg
c. Pernapasan : x/menit
d. Suhu : 0
C
e. Kesadaran :
f. Nyeri : Ada Tidak ada
Tgl
Dokter pemeriksa
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. KEPALA
1). Mata
o Gangguan penglihatan
- Kanan : +/- ( )
- Kiri : +/- ( )
2). Telinga
o Gangguan pendengaran
- Kanan : +/- ( )
- Kiri : +/- ( )
3). Hidung :
4). Tenggorokan :
5). Rongga mulut
- Gigi :
- Lidah :
- Gusi :
- Gigi palsu :g
6). Lain-lain (sebutkan):
b. LEHER
c. DADA
1). Jantung :
2). Paru-paru :
3). Payudara :
d. TULANG PUNGGUNG
Bungkuk/Bengkok/
Benjolan dll :
e. PERUT
1). Lambung :
2). Hati :
3). Limpa :
4). Lain-lain (sebutkan):
f. GENITALIA
g. ANUS
h. ANGGOTA GERAK
U. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Radiologi :
b. Laboratorium :
c. EKG :
d. Lain-lain :
V. KESIMPULAN
a. Status Fungsional:
Mandiri (A)
Ketergantungan sebagian (B)
Ketergantungan berat (C)
b. Status Gizi : Normal Lebih Kurang
Risiko Malnutrisi : Ya Tidak
c. Status Mental : Normal Depresi Curiga demensia
d. Daftar masalah :
Bulan ke 1 2 3 4 5
Tanggal
Keluhan
Tanda vital
• Tekanan darah
- Tinggi
- Normal
- Rendah
• Nadi
Tingkat Kemandirian
• AKS/ ADL dengan
Barthel indeks
• IADL dengan Lawton
Risiko jatuh
Status gizi
• BB/TB/TL/TD/PD*
• IMT
- Lebih
- Normal
- Kurang
• MNA
(Diagnosa berdasarkan keluhan serta tindakan termasuk konseling yang dilakukan dan saran
tindak lanjut)
Diisi oleh Petugas Kesehatan
6 7 8 9 10 11 12
Bulan ke 1 2 3 4 5
Status Mental**
• GDS
• Mini Cog/MMSE/AMT*
Tingkat kebugaran
Laboratorium
• HB
• Kolesterol
• Gula darah
• Asam urat
• Lain-lain
Catatan petugas/diagnosis
Tatalaksana
6 7 8 9 10 11 12
(Diagnosa berdasarkan keluhan serta tindakan termasuk konseling yang dilakukan dan saran
tindak lanjut)
Diisi oleh Petugas Kesehatan
Bulan ke 1 2 3 4 5
Tanggal
Keluhan
Tanda vital
• Tekanan darah
- Tinggi
- Normal
- Rendah
• Nadi
Tingkat Kemandirian
• AKS/ ADL dengan
Barthel indeks
• IADL dengan Lawton
Risiko jatuh
Status gizi
• BB/TB/TL/TD/PD*
• IMT
- Lebih
- Normal
- Kurang
• MNA
6 7 8 9 10 11 12
Bulan ke 1 2 3 4 5
Status Mental**
• GDS
• Mini Cog/MMSE/AMT*
Tingkat kebugaran
Laboratorium
• HB
• Kolesterol
• Gula darah
• Asam urat
• Lain-lain
Catatan petugas/diagnosis
Tatalaksana
6 7 8 9 10 11 12
(Diagnosa berdasarkan keluhan serta tindakan termasuk konseling yang dilakukan dan saran
tindak lanjut)
Diisi oleh Petugas Kesehatan
Bulan ke 1 2 3 4 5
Tanggal
Keluhan
Tanda vital
• Tekanan darah
- Tinggi
- Normal
- Rendah
• Nadi
Tingkat Kemandirian
• AKS/ ADL dengan
Barthel indeks
• IADL dengan Lawton
Risiko jatuh
Status gizi
• BB/TB/TL/TD/PD*
• IMT
- Lebih
- Normal
- Kurang
• MNA
6 7 8 9 10 11 12
Bulan ke 1 2 3 4 5
Status Mental**
• GDS
• Mini Cog/MMSE/AMT*
Tingkat kebugaran
Laboratorium
• HB
• Kolesterol
• Gula darah
• Asam urat
• Lain-lain
Catatan petugas/diagnosis
Tatalaksana
6 7 8 9 10 11 12
(Diagnosa berdasarkan keluhan serta tindakan termasuk konseling yang dilakukan dan saran
tindak lanjut)
Diisi oleh Petugas Kesehatan
Bulan ke 1 2 3 4 5
Tanggal
Keluhan
Tanda vital
• Tekanan darah
- Tinggi
- Normal
- Rendah
• Nadi
Tingkat Kemandirian
• AKS/ ADL dengan
Barthel indeks
• IADL dengan Lawton
Risiko jatuh
Status gizi
• BB/TB/TL/TD/PD*
• IMT
- Lebih
- Normal
- Kurang
• MNA
6 7 8 9 10 11 12
Bulan ke 1 2 3 4 5
Status Mental**
• GDS
• Mini Cog/MMSE/AMT*
Tingkat kebugaran
Laboratorium
• HB
• Kolesterol
• Gula darah
• Asam urat
• Lain-lain
Catatan petugas/diagnosis
Tatalaksana
6 7 8 9 10 11 12
Waktu
Nama Cara Jumlah Waktu Ket
Tgl Obat Pakai Pagi Siang Sore Malam obat kontrol
Waktu
Nama Cara Jumlah Waktu Ket
Tgl Obat Pakai Pagi Siang Sore Malam obat kontrol
Waktu
Nama Cara Jumlah Waktu Ket
Tgl Obat Pakai Pagi Siang Sore Malam obat kontrol
Waktu
Nama Cara Jumlah Waktu Ket
Tgl Obat Pakai Pagi Siang Sore Malam obat kontrol
Waktu
Nama Cara Jumlah Waktu Ket
Tgl Obat Pakai Pagi Siang Sore Malam obat kontrol
c. Pendengaran/ d. Gangguan
penglihatan keseimbangan
berkurang Contoh : Mudah
jatuh
b. Meningkatkan
kesabaran, berfikir
positif dan optimis,
a. Menerima serta meningkatkan
sebagai rasa percaya diri
proses dengan melakukan
alamiah kegiatan /pekerjaan
yang sesuai dengan
kemampuan
3. Pengaturan gizi/diet
seimbang
- Makanlah beraneka ragam
makanan
- Diet sesuai kebutuhan gizi
yang dianjurkan sesuai kondisi
kesehatan meliputi sumber
karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral
- Banyak makan sayur dan 4. Memelihara kebersihan tubuh secara
buah guna kebutuhan teratur (mandi 2x sehari dengan
vitamin, mineral dan serat sabun mandi), dan gunakan pakaian,
- Banyak sumber makanan serta alas kaki yang nyaman dan aman
kalsium : ikan segar, ikan teri
segar, sayuran hijau (bayam,
brokoli, sawi hijau, daun
singkong, daun pakis/paku
dll), buah (jeruk, pisang,
jambu biji, pepaya, mangga,
alpukat, apel merah,
strawberry, buah naga dll),
kacang kedelai dan susu
tinggi kalsium 5. Memelihara kebersihan gigi dan
- Minum air putih yang cukup mulut (menggosok gigi sehari 2x),
minimal 2 liter (8 gelas) apabila menggunakan gigi palsu
per hari. dilepas dan dibersihkan setiap hari.
2
1 Mudah jatuh dan
patah tulang
3
Gangguan buang air
Berkurangnya kecil dan buang air
kemampuan gerak: besar: mengompol,
keterbatasan gerak, buang air kecil tidak
nyeri pinggang, lancar, sembelit,
nyeri sendi buang air besar tidak
terkontrol, dan
lain-lain
6
Gangguan gigi
dan mulut
5
Gangguan
penglihatan, gangguan
pendengaran, dan
7
lain-lain
4 Gangguan gizi: tidak
Infeksi: Batuk lebih
dari 2 minggu atau nafsu makan, berat
berulang, demam badan kurang atau
berlebih
8
Gangguan tidur
62 Buku Kesehatan Lansia
INFORMASI KESEHATAN/KIE
10
Kesepian dan
menyendiri
9 11
Sering lupa, Gangguan fungsi
kebingungan seksual
12
Besar: mengompol,
Tanda anemia :
14
Buang Air Kecil tidak
lancar, sembelit,
Buang
Waspadai 5 L : KakiAirbengkak,
Besar tidak
terkontrol,
kesemutan, dan
Lemah, Letih, Lesu, lain-lain
Lelah, Lunglai sering haus
13
Sesak nafas,
nyeri dada
17
15 Keluar darah atau
cairan dari jalan lahir
Sakit kepala hebat, secara terus-menerus
pusing berputar
16
Benjolan
tidak normal Buku Kesehatan Lansia 63
INFORMASI KESEHATAN/KIE
adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau
tekanan diastolik ≥ 90 mmHg. Seringkali hipertensi terjadi tanpa gejala,
sehingga pasien tidak merasa sakit.
CARA PENCEGAHAN
.......
.............
.....
KOMPLIKASI APABILA TIDAK TERKONTROL
a. Kelainan mata : gangguan penglihatan dan mudah terjadi katarak
b. Kelainan kulit : gatal, bisul, luka yang sukar mengalami sembuh
hingga kerusakan jaringan (dapat mengakibatkan
amputasi)
c. Kelainan syaraf : kesemutan, rasa baal
d. Kelainan ginjal : bengkak seluruh tubuh
e. Kelainan jantung : nyeri dada, susah nafas, bengkak seluruh tubuh
f. Kelainan pada gigi : gigi goyang
CARA PENCEGAHAN
Pola makan sesuai gizi seimbang:
a. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
b. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
c. Biasakan sarapan
d. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal
e. Istirahat yang cukup
WASPADA !!
Jangan sampai kadar gula darah terlalu rendah
4. STROKE
a. Sakit kepala
b. Anggota tubuh satu sisi melemah atau tidak dapat digerakkan secara
tiba-tiba
c. Bibir tidak simetris
d. Gangguan berbicara (pelo)
e. Keseimbangan dan kesadaran terganggu
f. Bisa terjadi penurunan kesadaran
g. Rabun atau gangguan penglihatan tiba-tiba
h. Gangguan/kesulitan menelan
CARA PENCEGAHAN
PERHATIAN!!
1. Apabila ditemukan salah satu gejala di atas
“SEGERA LANGSUNG KE RUMAH SAKIT”
(usahakan dalam 3 jam pertama).
2. periode pertolongan pertama yang diperoleh
sangat menentukan harapan kesembuhan pasien.
3. Hindari serangan stroke berulang karena akan
menyebabkan tingkat kecacatan yang lebih berat.
5. ASMA BRONKIAL
a. Batuk berdahak
b. Sesak nafas dan nafas berbunyi (mengi)
c. Ditemukan riwayat keluarga dengan asma atau alergi
a. Nyeri dada kiri, bahu kiri, lengan kiri, punggung atas, leher dan rahang
bawah, terkadang di ulu hati
b. Sesak nafas
c. Keringat dingin, rasa lemah, berdebar, terkadang sampai pingsan
CARA PENCEGAHAN
adalah peradangan pada satu atau lebih persendian. Jenis penyakit sendi yang
sering dialami oleh Lansia adalah Osteoarthritis dan Gout Arthritis (penyakit
asam urat).
TANDA DAN GEJALA
a. Kaku atau nyeri pada persendian
b. Dapat disertai bengkak kemerahan pada persendian
c. Penurunan/keterbatasan pergerakan sendi
CARA PENCEGAHAN
a. Kurangi berat badan
b. Kurangi makanan berlemak termasuk gorengan
c. Hindari konsumsi jeroan
d. Kurangi kacang-kacangan, makanan kaleng, makanan dan minuman yang
difermentasi (tape, tuak, dll), hasil laut kecuali ikan.
e. Latihan fisik secara teratur
9. DEPRESI
Adalah perasaan sedih dan tertekan yang menetap lebih dari 2 minggu.
Adalah kondisi kemerosotan mental yang terus menerus, makin lama makin
buruk meliputi penurunan daya ingat yang baru saja terjadi, kemunduran
kemahiran berbahasa, kemunduran intelektual, perubahan perilaku dan
fungsi otak lainnya sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari.
11. MENOPAUSE
12. ANDROPAUSE
batasi gula,
garam dan minyak
mencuci
tangan
memantau
berat badan
menyapu
bermain bersepeda
sepak bola
berjalan senam
9
makan sayuran
dan cukup Cuci tangan
buah-buahan pakai sabun
GIZI dengan air
3Biasakan
konsumsi SEIMBANG
BANGSA SEHAT 8
lauk pauk yang
mengandung
bersih mengalir
Biasakan
membaca
label pada
BERPRESTASI
protein tinggi
kemasan
4 Biasakan pangan
7
mengkonsumsi Biasakan minum
aneka ragam air putih dan
makanan pokok yang cukup
5 6
dan aman
Batasi Konsumsi Biasakan
pangan manis, asin sarapan
dan berlemak
G.G.L
Gula.Garam.Lemak
Pantau 4.1.5
Berat Badan
INFORMASI KESEHATAN/KIE
1. Konsumsi Gula, Garam dan Lemak (GGL) dalam pengolahan makanan sehari
adalah sesuai dengan anjuran (G4G1L5), yang artinya:
a. Konsumsi Gula maksimum 4 sendok makan (50 gram/hari)
b. Konsumsi Garam maksimum 1 sendok teh (2 gram/hari )
c. Konsumsi Lemak maksimum 5 sendok makan minyak sayur (67 gram/hari)
Ukuran
Waktu Menu rumah tangga Berat (gram)
(URT)
Nilai gizi : energi + 1528 kkal, protein 62 gram (16%), lemak 46 gram (26%), karbohidrat 226 gram
(58%), vitamin A 1817 mg, zat besi 9.5 mg, kalsium 500 mg, fosfor 1235 mg.
Lansia sebaiknya melakukan aktivitas fisik harian dan latihan fisik untuk menjaga
kesehatan dan kebugaran tubuhnya.
b. Latihan fisik adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana, terstruktur,
dan berkesinambungan dengan gerakan tubuh yang berulang-ulang serta
ditujukan untuk meningkatan kebugarn jasmani.
Contoh: Senam, jalan cepat, jogging, bersepeda, berenang, dll
Dengan melakukan latihan fisik yang baik, benar, terukur, teratur sesuai kaidah
kesehatan akan mendapat manfaat sebagai berikut :
a. Meningkatkan kelenturan dan keseimbangan tubuh sehingga dapat mengurangi
risiko terjadinya jatuh dan cedera
b. Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mempertahankan berat badan
ideal dan mencegah kegemukan
c. Memperkuat massa tulang, menurunkan nyeri sendi kronis pada pinggang,
punggung dan lutut serta mencegah
osteoporosis
d. Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru serta pembuluh darah
e. Meningkatkan aktivitas kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui peningkatan
pengaturan kekebalan tubuh
f. Meningkatkan kesejahteraan psikologis dan percaya diri
g. Mengendalikan stres, kecemasan, dan depresi
3. LATIHAN FISIK
A. CONTOH LATIHAN PEREGANGAN
Gambar 2
Tangan kanan memegang bahu kiri, dan siku kanan diangkat
dengan tangan kiri dan didorong ke arah belakang, sehingga
otot lengan kanan belakang terasa teregang. Tahan selama 2
8 hitungan dalam 10 detik. Lakukan pada lengan kiri.
Gambar 3
Lengan kanan ditekuk ke atas, tangan kanan memegang
punggung di belakang kepala. Tangan kiri memegang siku
kanan, ditarik ke arah kiri sehingga otot sayap lengan kanan
terasa teregang. Tahan selama 8 hitungan dalam 10 detik. 3
Lakukan pada lengan kiri.
Gambar 4
Kedua tangan dirapatkan di depan dada, dorong ke arah 4
depan sampai lurus dan otot-otot lengan samping terasa
teregang. Tahan selama 8 hitungan dalam 10 detik.
Gambar 5
Kedua tangan dirapatkan di atas kepala, dorong ke atas
sampai lurus dan otot lengan samping terasa teregang. 5
Tahan selama 8 hitungan dalam 10 menit.
Gambar 6
Kedua lengan dilipat diletakkan di dinding, tempelkan dahi 6
pada kedua telapak tangan, ujung jari kaki kanan menempel
di dinding, tungkai kanan ditekuk, tungkai kiri lurus ke
belakang, sehingga otot-otot belakang tungkai kiri teregang.
Tahan selama 8 hitungan dalam 10 detik. Lakukan pada kaki
sebaliknya
Gambar 1.
Latihan kekuatan otot kaki, lutut, pinggul, dan
punggung. Posisi awal duduk di kursi (lihat
gambar), kedua lengan di pinggang. Angkat
badan ke posisi berdiri, kemudian duduk
kembali. Lakukan gerakan ini 8 kali.
Gambar 2.
Latihan kekuatan otot lengan dan bahu. Posisi
awal duduk di kursi (lihat gambar). Kedua lengan
diletakkan lurus di samping tubuh dengan
mengepal kedua tangan atau menggenggam
botol air mineral 330 atau 600 ml. Angkat kedua
lengan lurus ke samping sampai setinggi
pinggang, kemudian kembali ke posisi semula.
Lakukan gerakan ini 8 kali.
Gambar 3.
Posisi awal berdiri tegak dengan satu tangan
memegang kursi, pandangan lurus ke depan.
Angkat kaki kanan lurus ke samping, kemudian
kembali ke posisi semula. Ulangi gerakan ini 8
kali dan lakukan pada kaki kiri
Gambar 4.
Posisi awal berdiri tegak dengan satu tangan
memegang kursi, pandangan lurus ke depan.
Angkat kaki kanan lurus ke belakang,
kemudian kembali ke posisi semula. Ulangi
gerakan ini 8 kali dan lakukan pada kaki kiri
Gambar 5.
Posisi awal berdiri tegak dengan satu tangan
memegang kursi, pandangan lurus ke depan.
Tekuk kaki kanan ke belakang, kemudian
kembali ke posisi semula. Ulangi gerakan ini
8 kali dan lakukan pada kaki kiri
Gambar 6.
Posisi awal berdiri tegak dengan satu tangan
memegang kursi, pandangan lurus ke depan.
Tekuk kaki kanan ke depan sampai paha
sejajar pinggang, kemudian kembali ke posisi
semula. Ulangi gerakan ini 8 kali dan
lakukan pada kaki kiri.
8. Mendapatkan munisasi
Imunisasi diperlukan sebelum berkunjung ke daerah endemis penyakit
menular tertentu (contoh imunisasi meningitis untuk berkunjung ke daerah
Arab Saudi, dll).
Kesehatan Lanjut Usia), dr. Arya Govinda, Sp.PD-KGER (K) (Divisi Geriatri, Departemen Penyakit
Dalam RSCM-FKUI), Dr. dr. Martina Wiwie SpKJ(K) (Divisi Psikiatri Geriatri Dept Psikiatri
RSCM-FKUI), dr. Wanarani Alwin, Sp.KFR-K (Divisi Geriatri Departemen Rehabilitasi Medik
RSCM-FKUI), dr. Nurul Ratna Mutu Manikam M.Gizi, Sp.GK (K) (Departemen Gizi FKUI-RSCM),
dr. Edi Rizal Wahyudi, SpPD, K.Ger (K) (Divisi Geriatri Departemen Penyakit Dalam RSCM-FKUI),
dr. Eni Riangwati, Sp.KO (Direktorat Kesehatan Kerja dan Olah Raga), Sri Nurhayati SKM
(Direktorat Gizi Masyarakat), dr. Upik Rukmini, MKM (Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer),
Fa
Roesli (Pusat Analisis Determinan Kesehatan), dr. Ari Setyaningrum (Direktorat Kesehatan Kerja
dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA), dr. Milwiyandia, MARS (Subdit Balita
dan Pra Sekolah), dr. M. Sari Dewi (Direktorat P2PTM), dr. Yenni Yuliana (Subdit Balita dan
Anak Pra sekolah), Yussiana Elza, SKM, M.Si (Pusat Analisis Determinan Kesehatan), dr. Tini
Pemberdayaan Masyarakat), Ribka Ivana Sebayang. SKM.MKM (Subdit Kesehatan Lanjut Usia),
dr. Hadiyah Melanie (Subdit Kesehatan Lanjut Usia), dr. Melda Gloria Manurung (Subdit Kesehatan
Lanjut Usia), Ingrat Padmosari, SKM. M.Epid (Subdit Kesehatan Lanjut Usia), dr. Savaart
Hutagalung, MARS (Subdit Kesehatan Lanjut Usia), dr. Windyanti (Subdit Kesehatan Lanjut
(Dinkes Provinsi DIY), Diah Dwiningsih, ST, M.Farm (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat),
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta), dr. Desliana Wulansari (Sudinkes Jakarta Pusat), drg. Melia
Feria (Sudinkes Jakarta Timur), dr. Ari Mufisdah Sari (Puskesmas Gondosuman, Kota
Yogyakarta), Hj. Khaeriyah, S.Kep (Puskesmas Krengkeng Kabupaten Indramayu), Elly S
(Puskesmas Kecamatan Cipayung), Della Rosa, SKM, MKM, dr. Ima Nuraena (Subdit
Kesehatan Lanjut Usia).
TIM SEKRETARIAT
Irvan Danu Arifianto, Amd (Subdit Kesehatan Lanjut Usia), Midyawati Ahmad, Amd.Kep
(Subdit Kesehatan Lanjut Usia), Suhendi (Subdit Kesehatan Lanjut Usia), Abdul Muis Soeharto,
Amd (Subdit Kesehatan Lanjut Usia), Retno Wulan Handayani, SKM (Subdit Kesehatan
Lanjut Usia).
H
indari faktor-faktor risiko Penyakit
Tidak Menular (PTM) : tekanan
darah tinggi, penyakit kencing manis,
penyakit jantung koroner, dll
A
gar terus berguna, lakukan
kegiatan/hobi yang bermanfaat
sesuai kemampuan
• ketenangan mental
• cek lagi, isi semua (gambling)
• doa
TOPIK gerontik YANG SERING KELUAR
• ETIKA KEPERAWATAN
• Definisi lansia dan perubahannya (fisik, psikososial)
• Peran dan tanggung jawab perawat gerontik
• PENGKAJIAN KHUSUS (MMSE, KATZ, SPMSQ, GDS)
• PENGKAJIAN UMUM
• DIAGNOSA --> d3
• INTERVENSI
• IMPLEMENTASI
individu kelompok
keluarga masyarakat
Data pengkajian komunitas disuatu desa, didapatkan jumlah lansia
10% dari jumlah total penduduk. Rata- rata lansia masih bekerja
disawah sebagai petani. Perawat komunitas mengadakan senam
lansia satu minggu sekali dan penyuluhan kesehatan pada saat
posyandu lansia.
SPMSQ
MFS
KATZ
GDS
BARTHEL BBS
APGAR
NORTON
BECK
INDIVIDU
KELMPOK
Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada lansia
• adalah suatu tindakan peninjauan situasi lansia untuk memperoleh
data dengan maksud menegaskan situasi penyakit, diagnosis
masalah, penetapan kekuatan dan kebutuhan promosi kesehatan
lansia. Data yang dikumpulkan mencakup data subyektif dan data
obyektif meliputi data bio, psiko, sosial, dan spiritual, data yang
berhubungan dengan masalah lansia serta data tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi atau yang berhubungan dengan masalah
kesehatan lansia seperti data tentang keluarga dan lingkungan yang
ada
• Interelasi (saling keterkaitan) antara
aspek fisik dan psikososial: terjadi
penurunan kemampuan mekanisme
terhadap stres, masalah psikis
meningkat dan terjadi perubahan
pada fisik lansia.
• Adanya penyakit dan
ketidakmampuan status fungsional.
• Hal-hal yang perlu diperhatikan saat
pengkajian, yaitu: ruang yang
adekuat, kebisingan minimal, suhu
cukup hangat, hindari cahaya
langsung, posisi duduk yang nyaman,
dekat dengan kamar mandi, privasi
yang mutlak, bersikap sabar, relaks,
tidak tergesagesa, Beri kesempatan
pada lansia untuk berpikir, waspada
tanda-tanda keletihan
APGAR
TUJUAN
Maryam, Ekasari, & Rosidawati (2008),
• Mengetahui tingkat intelektual klien, tingkat
pengetahuan klien, dan pendidikan klien.
• Mengetahui seberapa besar tingkat hubungan
Alat Skrining Singkat Yang dapat digunakan untuk
klien dengan keluarga/teman-temannya. mengkaji Fungsi Sosial lansia. Kata APGAR
• Mengukur level kepuasan hubungan dalam merupakan singkatan dari atas (5) lima parameter
keluarga.
• Menghasilkan informasi tentang jaringan
pendukung.
• Mengkaji persepsi pemberi perawatan
kecukupan dukungan emosional dan sosial yang
A DAPTATION
tersedia sebagai penyerta dari hal-hal tertentu.
Gunakan kata “keluarga“ apabila
saudara mengkaji hubungan
klien dengan keluarga dan
P ARTNERSHIP
gunakan kata
G ROWTH
“teman-teman“ untuk
menyatakan hubungan
klien dengan
teman-temanya
A FFECTION
R ESOLVE
APGAR KELUARGA BUKANLAH
APGAR newborn (MENILAI ASFIKSI)
APGAR
• Hampir
selalu
mendapat
nilai 2
• Kadang-
kadang
mendapat
nilai 1
• Tidak
pernah
mendapat
nilai 0
Nilai untuk
setiap ITEM
pertanyaan
kemudian
dijumlahkan
(5 ITEM)
(Stanhope, 2007)
Klien yang memiliki peningkatan risiko jatuh :
• Agitasi/delirium: infeksi, toksik/metabolik, perubahan kardiopulmonal, SSP,
dehidrasi/kehilangan darah, gangguan tidur.
• Obat-obatan (dosis/waktu): psikotropika, obat-obat kardiovaskuler (khususnya
digoksin), antikoagulan (meningkatkan risiko cedera), antikolinergik, sediaan
untuk usus besar
• Hipotensi ortostatik, kegagalan otonom
• Sering ke kamar mandi
• Mobilitas terganggu
• Gangguan penglihatan, penggunaan alat bantu/alas kaki yang tidak sesuai
• Riwayat jatuh (kardiovaskuler/pusing/sempoyongan, kehilangan keseimbangan
tanpa kelainan sensasi gerakan, vestibular/vertigo, kelemahan/muskuloskeletal
• Antihistamin/benxodiazepin
30 15 5
1,4, 10,12,17
1,2,3,4,7,8,9,10,12,14,15,17,21,22, 23
terdiri dari 5 pertanyaan di 15
item GDS (1, 4, 8, 9 dan 12):
1) Apakah anda sebenarnya
puas dengan kehidupan anda?
2) Apakah anda sering merasa
bosan?
3) Apakah anda merasa sering
tidak berdaya?
4) Apakah anda lebih sering
dirumah daripada pergi keluar
dan mengerjakan sesuatu hal
yang baru?
5) Apakah anda merasa tidak
berharga seperti perasaan anda
saat ini?
A. D
B. C
C. B
D. A
E. E
A= All/apik
B=
C=
D=
E=
F=
G=6
3. Menurut teori proses penuaan Perubahan biologik yang berasalah dari luar/ekstrinsik
(Teori Non Genetika) adalah
a. Teori Mutasi (somatic mutatie theory)
b. The Error Theory, "Pemakaian dan rusak"
c. Teori menua yang terprogram
d. Teori jam biologi (Biological clock theory)
e. Teori imunologi
8. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia yang benar adalah
a. lanjut usia tua (old) antara 85-100 tahun
b. Usia dewasa tua
c. Lanjut usia (elderly) antara 70 - S4 tahun
d. Usia sangat tua (very old) di atas 100 tahun
e. Usia pertengahan (middle age) antara 45 - 59 tahun
10. Seorang Perempuan berusia 70 tahun datang ke puskesmas diantar oleh keluarga dengan
keluhan sering terbangun saat tidur dimalam hari, kesulitan saat akan mulai tidur
kembali, badan lemas dan sering merasa ngantuk dipagi hari. Apakah pengkajian
selanjutnya pada kasus diatas
a. Bartel indeks
b. Katz indeks
c. Status mental
d. Kognitif
e. Daya Ingat
11. Seorang perempuan berusia 67 tahun datang ke poli geriatri diantar oleh keluarganya
Klien mengeluh sulit mengingat sesuatu, merasa bingung dan konsentrasinya menurun.
Keluarga klien mengatakan klien sulit diajak berinteraksi dan tidak mampu
menggambarkan sesuatu secara akurat. Apakah masalah keperawatan yang tepat untuk
kasus diatas
a. Resiko jatuh
b. Sindrome stress relokasi
c. Kerusakan interaksi sosial
d. Risiko terhadap cidera
e. Perubahan proses pikir
12. Seorang lak-laki berusia 65 tahun tinggal disebuah panti menanyakan bahwa kedua
pergelangan kakinya terasa sakit. Hasil pemeriksaan menunjukan TD 140/80 mmHg nadi
68 kali/menit tidak ada tanda tanda pembekakan pada pergelangan kaki dan kadar asam
urat 7.2 mg/dL. Apakah untuk mengurangi nyeri pada klien tersebut...
a. Mengmpres kaki dengan air hangat minimal 15 menit
b. Mengompres kaki dengan air dingin pada area pergelangan kaki dan betis
c. Menganjurkan agar tidak menggerakkan pergelangan kakinya saat berjalan
d. Menganjurkan klien melatih pergelangan kaki dengan gerakan rotasi
e. Memasang bebat pada kaki secara longgar
13. Untuk mengkaji fungsi sosial pada lansia dapat digunakan pengkajian dengan
menggunakan pengkajian khusus
a. MMSE (KOGNITIF)
b. Katz Indeks (KEMANDIRIAN)
c. Screening faal
d. Skala Norton
e. APGAR keluarga (FUNGSI SOSIAL)
14. Seorang perempuan berusia 65 tahun tinggal di panti x jatuh dari kursi. Hasil
pemeriksaan terdapat luka diameter 5cm dengan perdarahan dan nyeri serta bengkak
pada lutut dan tidak ada tanda cedera kepala TD 140/80 mmHg, nadi 68% menit. Apakah
tindakan yang tepat untuk mengurangi nyeri
a. Melakukan kompres kering pada lutut
b. Melakukan kompres hangat kering pada lutut
c. Melakukan kompres dingin kering pada lutut
d. Melakukan penghangatan pada lampu
e. Melakukan kompres basah pada lutut
15. Seorang Perempuan berusia 70 tahun datang ke puskesmas diantar oleh keluarga dengan
keluhan sering terbangun saat tidur dimalam hari, kesulitan saat akan mulai tidur
kembali, badan lemas dan sering merasa ngantuk dipagi hari. Apakah pengkajian
selanjutnya pada kasus diatas?
a. Kognitif
b. Dava ingat
c. Katz indeks
d. Gangguan memori
e. Status mental
16. Perawat sedang memberikan penyuluhan tentang diet pada seorang lansia yang
menderita diabetes. Dari hasil pengkajian diketahui bahwa klien mengalami penurunan
fungsi pendengaran Strategi pendekatan yang harus dilakukan perawat selama
memberikan penyuluhan?
a. Berbicara dengan volume normal
b. Berbicara dengan keras
c. Berbicara pada telinga yang terganggu
d. Berbicara sambil menggerakkan tangan
e. Berbicara disamping klien
17. Seorang laki-laki usia 75 tahun dirawat di ruang Geriatrik dengan keluhan sejak
seminggu tidak mau makan, minum sedikit. Pasien tampak lemas, pucat, turgor kulit
menurun, mukosa mulut kering Pasien dipasang infuse Dextrose 5%, 20 tetes/mnt.
Pasien mengeluh malas makan, minum karena anak kesayangannya tidak pernah
menjenguknya. Apa tindakan keperawatan utama terhadap pasien diatas
a. Pendampingan pasien saat makan
b. Asupan gizi dan minum yang memadai
c. Penyajian makanan yang aromatis
d. Menyusun jadwal makan
e. Pemberian makanan yang bervariasi
18. Seorang perempuan usia 65 tahun dirawat di ruang perawatan geriatri sebuah RS dengan
acute miocard infarction. Pasien mampu melakukan ADL, mampu mandi, makan dan
minum sendiri, ambulasi dengan pengawasan, pemantauan tanda-tanda vital setiap
pergantian shift. Apakah tingkat ketergantungan perawatan pada pasien tersebut menurut
Douglass
a. Minimal care
b. Mediate care
c. Humanistic care
d. Partial care
e. Total care
19. Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2005 Lansia pada usia 45-59 tahun disebut...
a. Lanjut Usia Pertengahan
b. Usia Lanjut Presenilis
c. Usia Lanjut Beresiko
d. Lanjut Usia Elderly
e. Usia Lanjut
20. Berikut salah satu peran dan fungsi perawat gerontik adalah...
a. Sebagai advokator
b. Sebagai contoh baik dalam menentukan tindakan yang tepat
c. Sebagai sistem pendukung
d. Sebagai keluarga klien
e. Sebagai pemberi motivasi pada klien
21. Penyuluhan kesehatan, bimbingan rohani pada lansia, lomba antar lansia, serta kegiatan-
kegiatan rekreatif yang dapat meningkatkan semangat hidup dan derajat kesehatan lansia
tergolong dalam upaya kesehatan yang bersifat
a. Rehabilitatif
b. preventif (mencegah)
c. promotif
d. kuratif
e. sosialisasi
22. Seorang laki-laki usia 82 tahun mengalami gangguan ingatan jangka pendek makin
memburuk sehingga klien hidup dalam kehidupan dan pikiran waktu muda atau masih
kecil, klien juga tidak mempedulikan terhadap pakaian dan penampilannya. Apakah
masalah kesehatan yang tepat dari kasus diatas?
a. Delirum
b. Dimensia
c. Deliusi
d. Depresi
e. Dipersonulisasi
23. Lansia mengalami sel-sel tubuh tidak dapat regenerasi, teori yang mendasari perubahan
tersebut adalah
a. Teori pemakaian dan rusak
b. Teori genetik
c. Teori reaksi kekebalan sendin
d. Teori stres
e. Teori radikal bebas
24. Perubahan sistem kardiovaskuler yang perlu dikaji pada lansia adalah
a. Sirkulasi perifer
b. Bising usus
c. Frekuensi nafas
d. Persendian
e. Turgor kulit
25. Di bawah ini yang merupakan tanggung jawab perawat gerontik adalah
a. Mengajak lansia untuk kerja bakti
b. Menunjang lansia untuk melakukan aktivitas
c. Memotivasi lansia untuk merokok
d. Membantu klien lanjut usia untuk memperoleh kesehatan yang optimal
e. Mengarahkan lansia untuk mengikuti senam lansia
26. Kemunduran sistem lansia sangat disignifikan dan akan mempengaruhi aktivitas
kesehatannya. Contohnya pada saat di kamar mandi. Perubahan tersebut berupa fungsi
motorik, fungsi sensorik dan fungsi sensomotorik. Maka apa yang harus dibedakan
dalam mengatasi penurunan fungsi sensomotoriknya
a. Permukaan lantai harus rata dan permukaan tinggi lantai tidak boleh pada
tempat yang dapat diduga
b. Menyamakan warna lantai dan dinding
c. Materi lantai tidak harus mempunyai daya tahan setiap air, minyak
d. Lantai memantulkan cahaya
e. Hendel pintu memakai yg sulit di pegang
27. Seorang perempuan dengan usia 55 tahun datang ke puskesmas karena hipertensi. Hasil
pemeriksaan antropometri menunjukkan BB 80 kg dan TB 160 cm. Dari hasil pengkajian
klien mengatakan tidak menyukai masakan yang bersantan dan asin, ia juga tidak
merokok, tidak suka begadang, tidak meminum alkohol dan tidak minum kopi. Apakah
faktor resiko yang tidak dapat diubah pada kasus di atas
a. Suku
b. Obesitas
c. Umur
d. Diet tinggi garam dan lemak
e. Genetik
28. Kesejahteraan lansia yang berbunyi sebagai berikut: lansia adalah seseorang yang
mencapai usia 60 tahun. Kesejahteraan lansia tersebut dijelaskan pada...
a. UU No. 13 tahun 1993
b. UU No. 18 tahun 2013
c. UU No. 13 tahun 2003
d. UU No. 13 tahun 1998
e. UU No. 13 tahun 1999
29. Seorang laki-laki usia 70 tahun tinggal di Panti Tresna Wreda sejak 1 tahun yang lalu.
Klien memerlukan bantuan sebagian dalam tindakan keperawatan dan pengobatan
tertentu, misalnya pemberian obat intravena dan mengatur posisi. Apakah kategori
keperawatan klien menurut Swanburg dari kasus diatas
a. Self-care
b. Intensive care
c. Mothfied intensive care
d. Minimal care
e. Intermediate care
30. Seorang perempuan berusia 60 tahun tinggal di panti mengeluh sering lupa. Hasil
pengkajian menemukan tidak mengalami kesulitan menghitung mundur, lupa presiden
lupa alamat, rumahnya dahulu, lupa sebagian saudara kandung. Apakah kegiatan yang
paling tepat yang dilakukan secara rutin untuk mencegah gangguan lebih buruk pada
lansia tersebut
a. Mengajak perempuan mengisi teka teki silang
b. Belajar menggingat kegiatan yang dilakukan 1 sampai 2 jam sebelumnya
c. Menyebutkan nama teman-teman yang dalam panti
d. Menyanyikan lagu perjuangan
e. Melakukan latihan perhitungan
31. Laki-laki berusia 65 tahun dirawat di ruang isolasi Panti Tresna Wreda sejak satu minggu
yang lalu. Dari hasil pengkajian klien terlihat lemah, bau FC feses, kulit perianal
kemerahan, dan terdapat rembesan feses lunak, klien mengatakan tidak ada keinginan
BAB. Apa diagnosa keperawatan yang tepat pada kasus diatas?
a. gangguan pola tidur
b. Disfungsi motilitas gastrointestinal
c. Persepsi konstipasi
d. Risiko konstipasi
e. Inkontinensia defekasi
32. Berikut ini perubahan system genitourinaria yang terjadi pada lansia adalah
a. Pembesaran prostat 75% pada usia 65 tahun
b. Ginjal mengecil dan nefton metrofi
c. Kapasitas vesika urinania menurun 300 ml
d. Frekuensi bak menurun
e. Keasaman vagina menjadi alkalis asam
34. Seorang pria usia 66 tahun, pada 6 bulan lalu istrinya meninggal dunia dikarenakan sakit,
ia tinggal bersama anak laki"nya. Selama wawancara ekspresi lansia tersebut tampak
sedih, banyak menunduk, pandangan kosong dan menangis disaat di tanya tentang
mendiang istrinya. Ia merasa gagal merawat istrinya. Klien mengeluh nafsu makan
menurun, susah tidur pada malam hari dan malas bergaul dengan para tentangganya. Apa
masalah yang dialami lansia tersebut?
a. Depresi
b. Pikun
c. Gangguan jiwa
d. Demensia
e. Alzhaimer
35. Mbah A sangat senang bermain dengan cucunya, di tengah-tengah bercanda dengan
cucunya terkadang beliau saat diajak berinteraksi mengalami tidak respon saat dipanggil
cucunya, tidak kuat menggendong cucunya, tidak bisa melihat dengan jelas. Hal tersebut
maka Mbah A mengalami perubahan...
a. Perubahan psikologi
b. Perubahan keadaan
c. Perubahan fisik
d. Perubahan spiritual
e. Perubahan sosial
36. Seorang laki-laki usia 60 tahun, datang ke posyandu lansia, klien mengeluh kakinya
bengkak sejak seminggu yang lalu. Dari pengkajian didapatkan bahwa klien mengalami
demam berulang selama 3 hari keluhan muncul setelah bekerja di sawah terasa panas dan
nyeri pada daerah pangkal kaki. Skala nyeri 7, TD 150/90 mmHg, nadi 78 x/menit, suhu
37,6°C Apakah masalah keperawatan utama yang tepat?
a. Nyeri
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
c. Risiko penurunan curah jantung
d. Peningkatan suhu tubuh
e. Immobilisasi fisik
37. Kakek usia 71 tahun pada 2 hari lalu jatuh di kamar mandi, akibat kejadian tersebut klien
mengeluh tidak mampu menahan urine sampai ke WC lagi. Hasil pemeriksaan tidak
ditemukan gangguan sistem perkemahan pada kakek tersebut. Manakah kelainan
eliminasi urine vane dialami kakek
a. Inkontinensi urgensi
b. Inkontinensi overflow
c. Inkontinensi campuran
d. Inkontinensi stres
e. Inkontinensi fungsional
38. Seorang laki-laki usia 60 tahun tinggal di UPT PSTW Jember, klien merupakan mantan
anggota DPR yang selalu berpakaian rapi dan sering memerintah sesama penghuni panti.
Klien sulit diatur dan mau menang sendiri. Kumpulan gejala psikologis pada kasus diatas
disebut
a. Post Power Sindrom
b. Halusinasi
c. Depresi
d. Waham Kebesaran
e. Ekolalia
39. Seorang perawat sedang merawat klien lansia di sebuah Panti Werdha. Tindakan apakah
yang dapat membantu mendorong otonomi klien disana
a. Membantu klien membuat perencanaan makanan
b. Membantu klien membuat hiburan
c. Membantu klien mendekorasi kamarnya
d. Memfasilitasi klien untuk memilih kegiatan sosial
e. Membantu klien membuat perencanaan obat
40. Seorang laki-laki usia 60 tahun tinggal di Panti Tresna Wreda sejak 2 tahun yang lalu
klien memerlukan bantuan minimal dalam tindakan keperawatan dan pengobatan. Klien
mampu melakukan aktivitas perawatan diri sendiri secara mandiri, hanya sesekali
memerlukan bantuan petugas kesehatan. Apakah Kategori keperawatan klien menurut
Swanburg dari kasus diatas
a. Self-care
b. Intermediate care
c. Intensive care
d. Mothfied intensive care
e. Minimal care
41. Seorang perempuan berumur 70 tahun berada di Panti Wreda. Saat berjalan ia butuh
bantuan. Demikian juga untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Bagaimana upaya
rehabilitasi lansia dengan imobilitas
a. Ingatkan hari tanggal dan tahun
b. Menggunakan pispot
c. Menghafal bacaan
d. Memperkenalkan keluarga kembali dan ajak komunikasi
e. Melatih keterampilan tangan seperti menyulam
42. Mbah F tinggal pada suatu panti sosial dengan alasan keluarganya memiliki
perekonomian yang rendah. Saat pertama berada di panti sosial tersebut Mbah F
mengalami waktu lebih lama untuk menyimak keadaan sekelilingnya, masih teringat
kebiasaan sebelumnya terutama masa lalunya, memerlukan waktu lebih lama untuk dapat
mengintegrasikan jawaban. Pada lansia dapat terjadi perubahan-perubahan tertentu,
perubahan yang terjadi sesuai kasus di atas adalah
a. Perubahan spiritual
b. Perubahan sosial
c. Perubahan keadaan
d. Perubahan fisik
e. Perubahan psikologi
47. Kesepian pada lansia dapat terjadi karena pasangan hidup yang meninggal. Kondisi ini
termasuk pada perubahan
a. Psikologis
b. Psikososial
c. Konsep diri
d. Kepribadian
e. Sosial
50. Lansia mengalami kehilangan ganda (triple loss), pernyataan di bawah ini termasuk salah
satu kondisi kehilangan ganda adalah
a. Kehilangan kontak sosial
b. Kehilangan kesempatan
c. Kehilangan fungsi tubuh
d. Kehilangan harga diri
e. Kehilangan masa depan
Douglass
a. Perawatan minimal
Perawatan ini memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam. Kriteria klien pada
klasifikasi ini adalah klien masih dapat melakukan sendiri kebersihan diri,
mandi, dan ganti pakaian, termasuk minum. Meskipun demikian klien perlu
diawasi ketika melakukan ambulasi atau gerakan. Ciri-ciri lain pada klien
dengan klasifikasi ini adalah observasi tanda vital dilakukan setiap shift,
pengobatan minimal, status psikologis stabil, dan persiapan pprosedur
memerlukan pengobatan.
b. Perawatan intermediate
Perawatan ini memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam. Kriteria klien pada
klasifikasi ini adalah klien masih perlu bantuan dalam memenuhi kebersihan
diri, makan dan minum. Ambulasi serta perlunya observasi tanda vital setiap 4
jam. Disamping itu klien dalam klasifikasi ini memerlukan pengobatan lebih
dan sekali. Kateter Foley atau asupan haluarannya dicatat. Dan klien dengan
pemasangan infus serta persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
.
c. Perawatan maksimal atau total
Perawat ini memerlukan waktu 5-6jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi
ini adalah klien harus dipantu tentang segala sesuatunya. Posisi yang diatur,
observasi tanda vital setiap 2 jam, makan memerlukan selang NGT (Naso
Gastrik Tube), menggunakan terapi intravena, pemakaian alat penghisap
(suction), dan kadang klien dalam kondisi gelisah/disorientasi.
Swanburg
a. Self-care
Klien memerlukan bantuan minimal dalam melakukan tindak keperawatan dan
pengobatan. Klien melakukan aktivitas perawatan diri sendiri secara mandiri.
Biasanya dibutuhkan waktu 1-2 jam dengan waktu rata-rata efektif 1,5 jam/24
jam.
b. Minimal care
Klien memerlukan bantuan sebagian dalam tindak keperawatan dan
pengobatan tertentu, misalnya pemberian obat intravena, dan mengatur posisi.
Biasanya dibutuhkan waktu 3-4 jam dengan waktu rata-rata efektif 3,5 jam/24
jam.
c. Intermediate care
Klien biasanya membutuhkan waktu 5-6 jam dengan waktu rata-rata efektif
5,5 jam/24 jam.
INKONTENSIA
a. Inkontinensia Stres
Urine yang bocor saat kamu menekan kandung kemih dengan batuk, bersin, tertawa,
berolahraga, atau mengangkat sesuatu yang berat.
d. Inkontinensia Fungsional
Gangguan fisik atau mental membuat kamu tidak bisa ke toilet tepat waktu.
Misalnya, jika kamu menderita radang sendi parah, kamu mungkin tidak dapat
membuka kancing celana dengan cukup cepat.
e. Inkontinensia Campuran
Kondisi saat kamu mengalami lebih dari satu jenis inkontinensia urine