Anda di halaman 1dari 15

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

HALUSINASI PENDENGARAN

A. TOPIK
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulus yang terkait dengan pengalaman masa lalu atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok khususnya tentang halusinasi pendengaran.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Klien mampu mengenali halusinasinya yang dialaminya
b. Klien mampu mengontrol halusinasinya
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi
b. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
c. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

C. LANDASAN TEORI
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi sensori atau suatu objek tanpa
adanya rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh panca indra.
Halusinasi merupakan suatu gejala gangguan jiwa yang seorang mengalami perubahan
sensori persepsi, serta merupakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, perubaan dan
penciuman. Seseorang merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada (Yusuf, Rizki & Hanik,
2015).

Ada beberapa jenis halusinasi menurut stuart dan Laraia (1998), terdapat beberapa jenis
halusinasi meliputi halusinasi penglihatan, halusinasi pendengaran, halusinasi penghidupan,
halusinasi pengecapan, halusinasi perabaan dan halusinasi kinestetik. Halusinasi pendengaran
adalah mendengar suara atau bunyi yang berkisar dari suara sederhana sampai suara yang
berbicara mengenai klien sehingga klien berespon terhadap suara dan bunyi tersebut (Stuart,
2007).

Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulus yang terkait dengan pengalaman masa lalu atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok. Terapi aktivitas kelompok (TAK) juga merupakan salah satu
terapi modalitas yang dilakukan oleh perawat pada sekelompok yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi ,dan kelompok digunakan
sebagai target asuhan. Hasil diskusi dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif
penyelesaian masalah.didalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang ketergantungan,
saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang
adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.klien dilatih mengekspresikan
perasaannya terhadap stimulus yang disediakan.kemampuan klien dievaluasi dan di
tingkatkan pada tiap sesi.

Terapi aktifitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan
dalam kelompok.

D. KLIEN
1. Karakteristik / kriteria
a. Klien yang mengalami halusinasi
b. Klien halusinasi yang sudah terkontrol
c. Klien yang dapat diajak kerjasama
d. Klien dapat mengidentifikasi halusinasinya

2. Proses seleksi
a. Berdasarkan observasi dan wawancara
b. Menindak lanjuti asuhan keperawatan
c. Informasi dan keterangan dari klien sendiri dan perawatan
d. Penyelesaian masalah berdasarkan masalah keperawatan
e. Klien cukup kooperatif dan dapat memahami pertanyaan yang diberikan
f. Mengadakan kontrak dengan klien

3. Jumlah klien : 7 Orang


a. Tn. S
b. Tn. F
c. Tn. S
d. Tn. R
e. Tn. W
f. Tn. A
g. Tn. M

E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
a. Hari /tanggal : Kamis, 22 November 2018
b. Waktu : Pukul 10.00 s/d 10.30 WIB ( fase orientasi 10 menit,
Fase kerja 20 menit,fase terminasi 10 menit ) 40 menit
c. Tempat : Ruang Merak
2. Tim Leader
a. Setting tempat : Peserta dan Leader duduk bersama dalam lingkaran

L CL

K
K
K

K K

F
K K
K
K

O
Keterangan:
L O
Leader : Observer :

K
Co.Leader : CL Fasilitator F
:

Klien : K

b. Tim Leader dan uraian tugas:


Leader : Nur Suci Ramadhan
Uraian Tugas :
1) Menjelaskan tujuan pelaksanaan TAK
2) Memperkenalkan diri dan memperkenalkan anggotanya untuk saling mengenal
3) Menjelaskan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai
4) Menjelaskan permainan
5) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok
6) Mampu memimpin TAK dengan baik

Co.Leader : Diah Ayu Permatasari


Uraian Tugas :
1) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke pemimpin tentang aktivitas klien
2) Mengambil alih posisi leader jika kegiatan menyimpang
3) Mengingatkan leader tentang waktu
4) Bersama leader menjadi contoh bentuk kerjasama yang baik
5) Membantu leader mengorganisir klien
6) Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan tape recorder)

Fasilitator : Yosavina Adriana Banamtuan


Uraian Tugas :
1) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
2) Berperan sebagai rolemodel bagi klien selama kegiatan berlangsung
3) Memperhatikan kehadiran
4) Mempertahankan dan meningkatkan motivasi anggota.
5) Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari dalam kelompok
maupun dari luar kelompok.
6) Memfasilitasi kegiatan TAK

Observer : Dian Permana


Uraian Tugas :
1) Mengobservasi jalannya atau proses kegiatan
2) Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung
a. Mencatat dan mengamati
- Jumlah anggota yang hadir
- Daftar hadir
- Anggota yang hadir
- Topik diskusi
- Anggota yang terlambat hadir
- Anggota yang aktif
- Anggota yang memberi pendapat/ide
b. Mengidentifikasi hal kecil dalam proses.
c. Mencatat, memotivasi strategi untuk kelompok yang akan datang.
d. Memprediksi respon anggota kelompok pada session berikutnya.

3. Metode dan Media


a. Metode
1) Dinamika kelompok
2) Diskusi dan tanya jawab
3) Bermain peran/ stimulasi
b. Media
1) Jadwal kegiatan harian
2) Whiteboard
3) Pulpen
4) Spidol

F. RENCANA EVALUASI
1. Struktur
Meliputi rencana TAK, proposal TAK, konsul proposal TAK, izin kepala ruangan,
mempersiapkan tempat.
2. Proses
a. Meliputi proses kegiatan dari awal sampai akhir
b. Klien dapat menyebutkan isi, waktu terjadi halusinasi, situasi terjadinya halusinasi,
perasaan saat terjadi halusinasi.
c. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah mengikuti TAK
d. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
e. Leader dan Co. Leader dapat mengarahkan peserta untuk aktif melaksanakan
kegiatan TAK

3. Hasil
a. Diharapkan 100% pasien dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
b. Klien dapat melakukan percakapan (90%).
c. Klien dapat menyusun jadwal percakapan (90%)
d. Klien dapat menyebutkan tiga cara mengontrol dan mencegah halusinasi (100%).

G. PROSES PELAKSANAAN
1. Orientasi
a. Salam trapeutik
1) Salam dari Leader kepada kien
2) Leader dan klien pakai papan nama

b. Evaluasi / validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan pengalaman klien tentang mengenali halusinasi
c. Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik
- Menjelaskan aturan main berikut:
 Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus meminta izin
kepada Leader/leader
 Lama kegiatan 40 menit
-Orientasi : 10 menit
-Kerja : 20 menit
-Terminasi : 10 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
d. Tujuan
Untuk mengendalikan dan mencegah halusinasi

2. Fase Kerja
a. Leader meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami
halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran
b. Berikan pujian setiap klien setelah bercerita
c. Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi saat
halusinasi muncul
d. Leader memperagakan cara menghardik halusinasi
e. Leader meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik halusinasi
dimulai dari klien di sebelah kanan leader berurutan berlawanan arah jarum jam
sampai semua klien mendapatkan giliran
f. Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat setiap
klien selesai memperagakan menghardik halusinasi.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon subyektif klien
- Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
- Leader menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih.
- Leader memberikan pujian dan penghargaan atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
- Leader menganjurkan klien untuk menggunakan cara mengontrol halusinasi, yaitu
dengan menghardik
- Memasukan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien
c. Kontrak yang akan datang
- Leadermembuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang berikutnya, yaitu
belajar cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
- Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya

H. ANTISIPASI
1. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau
klien yang lain
2. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit :
a. Panggil nama klien
b. Tanya alasan klien meninggalkan permainan
c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada klien
bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh kembali
lagi
3. Bila ada klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah dipilih
b. Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti
oleh klien tersebut
c. Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran
pada permainan tersebut
Format Evaluasi

Kemampuan menghardik halusinasi

Nama Klien
No Aspek yang dinilai
Tn. S Tn. F Tn. S Tn. R Tn. W Tn. A Tn.M
1. Menyebutkan cara
yang selama ini
digunakan
mengatasi
halusinasi
2. Menyebutkan
efektivitas cara
3. Menyebutkan cara
mengatasi
halusinasi dengan
menghardik
4. Memperagakan
menghardik
halusinasi

Keterangan :
a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom klien dengan inisial
b. Untuk setiap klien, beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan harian yang
biasa dilakukan, memperagakan salah satu kegiatan, menyusun jadwal kegiatan harian.
Menyebutkan dua cara mencegah halusinasi. Beri tanda (√) jika mampu dan tanda (X) jika
klien tidak mampu.

DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Rizky Fitryasari PK, dan Hanik Endang nihayati, 2015, Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa, Salemba Medika, Jakarta.
Carpenito, L. J, 2000, Buku saku diagnosa keperawatan Edisi Delapan, (Penerjemah Ester,
M), Phildephia : Lippincott.
Stuart dan sundeen. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. EGC. Jakarta.
Maramis, W. F, 2005, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Jakarta ; EGC
Keliat, Budu Anna. 2004. Keperawatan Jiwa : Katalog dalam terbitan. Jakarta : EGC
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP HALUSINASI

Tanggal : kamis, 22 November 2018

Pertemuan : Ke-2

Hari/ Tanggal : kamis, 22 November 2018

Nama klien (Inisial) : Bapak-bapak

Ruangan : Merak

1. Proses Kondisi klien

Klienmengatakan suara halusisnasi yang mengganggu tidak muncul, klien mengajarkan


cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan sensori persepsi : Halusinasi pendengaran

3. Tujuan Khusus

a. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi
b. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
c. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

4. Tindakan Keperawatan

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

b. Mengevaluasi kembali mengenali halusinasinya yang dialaminya

c. Mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

d. Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian klien


A. Strategi Komunikasi

1. Orientasi

a. Salam teraupeutik

Leader

Assalamualaikum Wr.Wb. Selamat pagi, perkenalkan nama saya suster Suci. Saya
mahasiswa STIKES pertemedika yang akan memimpin jalanya permainan sampai
dengan selesai, dan tak lupa rekan disamping saya ada Diah, Vina dan Dian

b. Evaluasi / Validasi

Leader

Bagaimana Perasaan Bapak Pagi ini ?

Sebelum masuk kesesi selanjutnya coba kita mengulas kembali tentang mengenal
halusinasi yang di alami

Leader

Pagi ini kita akan melakukan suatu kegiatan, tujuannya agar bapak semuanya dapat
mengontrol halusinasi

Leader

Saya akan menjelaskan peraturan kegiatan pada hari ini, yaitu:

1. Apabila bapak ingin meninggalkan kelompok, bapak harus memberi tahu saya

2. Lamanya kegiatan kita ini adalah 40 menit

3. Bapak harus mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.

2. Fase kerja
Bagaimana perasaan bapak-bapak hari ini ? apakah bapak mendengar suara tanpa ada
wujudnya? Apakah bapak mendengar terus-menerus atau sewaktu-waktu? Kapan paling
sering bapak mendengar suara itu? Berapa kali dalam sehari bapak mendengarnya? Pada
keadaan apa, apakah waktu sendiri? Apakah yang bapak rasakan pada saat mendengar
suara itu? Apakah yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara
itu,suara tersebut akan hilang? Bagaimana kalu kita belajar cara untuk mencegah suara-
suara itu muncul? Ada empat cara untuk mencegah suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara mengobrol dengan orang lain. Ketiga,
melakukan kegiatan yang sudah di jadwalkan. Keempat, minum obat dengan teratur

Bagaimana kalau kita latihan cara yang pertama dahulu, yaitu dengan menghardik.
Apakah bapak bersedia? Bagaimana kalau kita mulai ya……baiklah saya akan
mempraktekkan dahulu baru bapak mempraktekkan kembali apa yang telah saya lakukan.
Begini ya pak juka suara itu muncul katakana dengan keras “pergi-pergi saya tidak mau
mendengar,, kamu suara palsu” sambil menutup kedua telinga bapak. Seperti ini ya pak,
coba sekarang bapa ulangi seperti yang saya lakukan tadi. Bagus sekali bapak, coba
sekali lagi bapak, wah bagus sekali pak.

3. Terminasi

a. Evaluasi subjektif

suster senang bapak-bapak dapat mengingat cara menghardik halusinasi dan mau
belajar bagaimana cara mengendalikan halusinasi dengan cara menghardik, bagaimana
perasaan bapak-bapak sekarang?

b. Evaluasi objektif

Coba bapak-bapak praktekkan kembali cara menghardik

c. Rencana tindak lanjut


Suster berharap bapak-bapak dapat mengenal saya , jika bapak-bapak mendengar
suara halusinasi lagi bapak-bapak dapat melakukan cara menghardik dan jangan
lupa untuk memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian.

d. Kontrak yang akan datang

Topik : baik bagaimana kalau selanjutnya kita mengevaluasi kembali yang sudah
saya ajarkan tadi .

Waktu : bagaimana kalau waktunya setelah saya selesai menyampaikan

Tempat : kita akan mengevaluasi kembali di meja belakang.

Anda mungkin juga menyukai