Pemeran
Diah, seorang gadis kecil yang periang tinggal di Lhok Nga desa kecil peisir pantai
Aceh. Diah tinggal bersama umi yang sedang mengandung 7 bulan dan kakak
kandungnya. Dua bulan yang lalu mereka baru saja tertimpa musibah, ayah Diah yang
bertugas sebagai abdi negara harus tewas di medan perang. Diah gadis kecil yang
masih berusia 7 tahun berusaha menghafalkan bacaan sholatnya dengan benar, setiap
hari ia selalu menghafalkan bacaan-bacaan tersebut karena 3 hari lagi akan ada lomba
bacaan sholat.
Diah :allahuakbar kabiro walhamdulillahi.. (terlihat lupa saat melafalkan bacaan sholat di atas
ayunan di depan rumah)
Tika: ahh kamu, begitu saja tidak hafal hafal, umiii lihat ni anak umi belum hafal doa iftitah
(sambil meledek ke arah diah)
Umi menjawab nya dari teras rumah : kakak, kamu tidak boleh seperti itu pada adik mu, ajari
dan bantu dia agar cepat hafal (kata umi dengan lembut)
Jarak usia mereka yang hanya terpaut 2 tahun membuat mereka sering sekali
bertengkar.
Waktu sholat magrib pun tiba, sudah menjadi kebiasaan umi, kakak , dan diah sholat
berjaamaah. Setelah selesai sholat.
Umi : diah, hafalkan dengan baik nak hafalan sholat mu, nanti umi beri hadiah kalau diah
mampu menghafkannya dengan benar.
Diah : wahh.. hadiah apaa umi? Diah mau kalung seperti kakak tika
Tika : ya kamu harus bisa hafal semua bacaan doa sholat dulu, baru nanti umi akan kasih
kamu hadiah kalung, kakak juga dulu dapat kalung ini karena kakak bisa hafal semua bacaan
sholat, ya kan umi?
Umi : iyaa betul sekali nak, dulu umi berikan kakak tika hadiah kalung ini karena kakak bisa
menghafalkan bacaan sholat dengan baik. Besok kita pergi ke rumah nenek yaa, lalu ke pasar
untuk beli kalung emas.
Keesokan harinya umi, tika, dan diah pergi kerumah nenek yang ada di desa sebelah
lalu di lanjutkan pergi ke pasar untuk beli kalung emas untuk diah.
Diah dan tika langsung memeluk dan mencium tangan nenek ketika pintu terbuka.
Nenek : wahh cucu cucu nenek yang cantikk, rindu yaa sama nenek?
Tika: ini loh nek, besok diah ada lomba hafalan sholat, diah minta dibelikan kalung jika bisa
menghafal nya dengan baik.
Nenek : wahh,, cucu nenek hafalkan dengan baik ya sayang, nenek doakan semoga lancar dan
diah bisa hafal semuanya.
Umi : yasudah nek, sekarang kami pamit ya. (sambil mencium tangan nenek)
Nenek : waalaikumsalam
Seseampainya di pasar, umi mengajak tika dan diah ke toko emas langganan umi, disana diah
langsung menunjuk kalung yang paling cantik.
Diah : umiiiii aku mau yang ini sajaa, cantik sekali kalungnya umii
Umi : umi simpan dulu yaa diah sayang, besok selesai lomba, akan umi berikan untuk diah.
Tika : ayo kita pulang umi, sore nanti aku dan diah harus ngaji bersama ustazah Indah
Sore harinya pukul 3 sore, diah dan tika berangkat ke saung, tempat mereka mengaji
bersama ustazah indah dan teman teman lainnya.
Tika dan diah segera duduk, disana sudah banyak teman-teman mereka, yang menanti
giliran mengulang hafalan mereka di depan ustazah indah.
Ustazah : sekarang giliran kamu ya tika, lafalkan surah hafalan kamu dengan baik dan benar
(sambil tersenyum)
Tika : baik ustazah aku akan mulai membaca yaa. (membaca surat Al Insyirah)
Tika : sodaqallahuladzim
Ustazah : alhamdulillah, kamu sudah ada peningkatan dalam melafalkannya. Terus berlatih
lagi ya tika.
Tika : iya bu ustazah terimakasih (sambil beranjak dari depan ustazah indah)
Ustazah : iya tika, sekarang giliran Diah untuk hafalan sholat, sini diah maju kedepan ibu.
Ustazah : nah diah, hafalan mu sudah bagus, besok saat lomba hafalan sholat harus fokus ya
sayang, dan bacaannya harus jelas, nanti malam berlatih lagi ya sayang.
Diah : baik ustazah, nanti malem diah akan berltih bersama umi, besok ustazah datang tidak
di acara lomba?
Keesokan harinya saat diah dan umi bersiap untuk berangkat lomba, tiba tiba saja ada
guncangan gempa. Umi Tika dan Diah lari keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Tika dan diah : Umi..Umi...Kami takut sekali umi (sambil memeluk umi)
Umi : iya sayang tidak apa-apa ada umi disini (sambil memeluk anak-anak)
Umi : (umi menelfon nenek). Tidak bisa tersambung nak. Yasudah ayo kita berangkat ke
acara lomba kamu nak
Saat tiba diacara perlombaan, diah menanti giliran untuk mengikuti lomba hafalan
sholat sambil menghafal dan membaca buku tuntunan sholat.
Tiba giliran diah untuk maju, sebelum nya dia menengok ke arah umi .
Angin kencang dan goncangan gempa datang kembali. Banyak reruntuhan bangunan.
Orang-orang yang berada di aung berlari keluar dari aula, namun diah tetap
melakukan sholatnya. Umi terus memanggil diah. Dan akhirnya tsunami pun melanda
Lhok Nga desa kecil peisir pantai Aceh. Umi diah dan tika pun tenggelam dan terpisah.
Tika : (bangun berjalan tertatih mencari umi dan diah sambil memegangi kepala yang
terluka)
Keadaan nenek di desa sebelah juga memprihatinkan namun nenek mengalami luka
dibagian tangan
Tika : (ketika mencari umi dan diah, tika bertemu dengan nenek) nenek...
Tika : iya nek... tapi aku terpisah dari umi dan diah (sambil menangis)
Nenek : sabar sayang, nanti kita akan mencari umi dan diah ya,
Saat mereka berjalan, mereka bertemu dengan tim medis, dan akhirnya luka luka mereka di
tangani.
Nenek`; iya suster, tolong obati luka cucu saya terlebih dahulu.
Ayu : iya nek, setelah saya mengoati luka cucu nenek, akan saya obati juga luka nenek.
Ayu : agak sedikit sakit ya sayang. Tahan sebentar (sambil mengobati luka yang ada di
kepala tika)
Tika : tapi saya ingin bertemu umi dan adik saya suster
Ayu: nanti ya sayang. Sekarang suster mengobati nenek kamu dulu ya, mari nek saya obati
luka nenek.
Ayu : tahan sedikit ya nek, luka di tangan nenek tidak terlalu parah kok, memang agak perih
namun saya akan bersihkan dulu luka nenek, lalu saya balut dengan kassa.(sambil mengobati
luka nenek)
Nenek : iya suster. Setelah ini saya ingin mencari anak dan cucu saya, saya sedih sekali
karena belum bertemu dengan anak dan cucu saya.
Ayu : iya nek, setelah saya obati luka nenek. Kami akan membantu mencari keluarga nenek.
Tim medis dengan cara memencar membantu mencari keluarga nenek, saat sedang mecari-
cari mereka bertemu dengan umi.
Adinda ; vera, rika monitor monitor! Di temukan wanita hamil di pesisir pantai , dengan
keadaan lemas ,terluka di bagian pelipis dengan kondisi wajah pasien lebam dalam keadaan
terlentang.
Upi : Lita monitor! Saya dan vera segera kesana untuk membantu proses evakuasi.
Adinda: mari kita amankan terlebih dahulu ibu ini. Mari kita bawa ke posko bencana.
Upi : tolong hubungi nenek dan anak yang sedang mencari ibu hamil, siapa tau ini adalah
keluarga mereka.
Adinda mencari nenek dan anak yang sedang mencari ibu hamil. Dan akhirnya mereka
bertemu.
Adinda : nenek, tadi tim medis kami menemukan korban ibu hamil. Mari kita ke posko untuk
melihat apakah ibu tersebut adalah keluarga nenek.
Sesampainya di posko bencana. Perawat segera menangani ibu hamil dengan memberikan
infus dan mengobati luka ibu tersebut
Umi : suster, kedua anak dan ibu saya masih belum ketemu, sayaa sangat khawatir dengan
mereka.