Anda di halaman 1dari 11

MATA KULIAH

KEPERAWATAN BENCANA

ROLE PLAY PERAWATAN BENCANA UNTUK POPULASI RENTAN

(LANSIA, WANITA HAMIL, DAN ANAK-ANAK)

“HAFALAN SHOLAT MEYRA”

Oleh :

Adinda Malicha Putri 11161002

Ayu Putri Ani 11161007

Diah Restu Setiawati 11161011

Indah Tri Setyowati 11161019

Lutfiana 11161022

Saskia Putri Maharani 11161035

Tika Wulandari Dwi M 11161041

Tria Ayu Ningtyas 11161042

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN (REGULER 9A)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
TAHUN 2019
“HAFALAN SHOLAT MEYRA”

Pemeran

Adinda Malicha Putri : Perawat Lita

Ayu Putri Ani : Perawat Vera

Diah Restu Setiawati : Meyra

Indah Tri Setyowati : Ustadzah Aisyah

Lutfiana : Perawat Rika

Saskia Putri Maharani : Umi Mahira

Tika Wulandari Dwi M : Kakak Mela

Tria Ayu Ningtyas : Nenek Mutia

Meyra, seorang gadis kecil yang periang tinggal di Lhok Nga desa kecil peisir pantai
Aceh. Meyra tinggal bersama umi yang sedang mengandung 7 bulan dan kakak
kandungnya. Dua bulan yang lalu mereka baru saja tertimpa musibah, ayah Meyra
yang bertugas sebagai abdi negara harus tewas di medan perang. Meyra gadis kecil
yang masih berusia 7 tahun berusaha menghafalkan bacaan sholatnya dengan benar,
setiap hari ia selalu menghafalkan bacaan-bacaan tersebut karena 3 hari lagi akan ada
lomba bacaan sholat.

Meyra : “Allahuakbar kabiro walhamdulillahi..” (terlihat lupa saat melafalkan bacaan


sholat di atas ayunan di depan rumah)

Mela : “Ahh kamu, begitu saja tidak hafal, umiii lihat meyra belum hafal doa iftitah.” (sambil
meledek ke arah diah).

Umi menjawab nya dari teras rumah : “kakak, kamu tidak boleh seperti itu pada adik mu,
ajari dan bantu dia agar cepat hafal .“ (kata umi dengan lembut)

Meyra: (menjulurkan lidahnya ke arah Mela,sambil masuk ke dalam rumah)

Jarak usia mereka yang hanya terpaut 2 tahun membuat mereka sering sekali
bertengkar.

Waktu sholat magrib pun tiba, sudah menjadi kebiasaan umi, Mela , dan Meyra sholat
berjaamaah. Setelah selesai sholat.

Umi : “Meyra, hafalkan dengan baik ya nak, hafalan sholat mu. Nanti umi beri hadiah kalau
Meyra mampu menghafkannya dengan benar.”

Meyra :” Wahh.. hadiah apaa umi? Meyra mau kalung seperti kakak Mela.”
Mela : “ Ya kamu harus bisa hafal semua bacaan sholat dulu meyra, baru nanti umi akan
kasih kamu hadiah kalung, ya kan umi? Seperti kakak dulu dapat kalung ini karena kakak
bisa hafal semua bacaan sholat.”

Umi : “ iyaa betul sekali nak, dulu umi berikan kakak Mela hadiah kalung ini karena
kakakmu bisa menghafalkan bacaan sholat dengan baik. Besok kita pergi ke rumah nenek
yaa, lalu ke pasar untuk beli kalung emas.”

Meyra: “ Hore... Baik umi”

Keesokan harinya umi, Mela, dan Meyra pergi kerumah nenek yang ada di desa
sebelah lalu di lanjutkan pergi ke pasar untuk beli kalung emas untuk diah.

Umi : “Assalamulaikum nenek..” (sambil mengetuk pintu)

Nenek : “Waalaikumsalamm” (teriak nenek dari dalam)

Meyra dan Mela : (Seketika langsung memeluk dan mencium tangan nenek ketika pintu
terbuka)

Nenek : “Wahh cucu cucu nenek yang cantikk, rindu yaa sama nenek?”

Meyra dan Mela: “Iyaa nenekk, kami rindu sekalii.”

Nenek : “Kalian akan pergi kemana ko rapih sekali?”

Mela: “Ini loh nek, besok Meyra ada lomba hafalan sholat, Meyra minta dibelikan kalung
jika dia bisa menghafalkan bacaan sholat dengan baik.”

Nenek : “Wahh,, cucu nenek hafalkan dengan baik ya sayang, nenek doakan semoga lancar
dan Meyra bisa hafal semuanya.”

Meyra : “Aamiin terimakasih doanya ya nek.”

Umi : “Ibu mau ikut ke pasar?”

Nenek : “Tidak nak, ibu ada pengajian nanti pukul 8 pagi.”

Umi : “Yasudah bu, sekarang kami pamit ya.” (sambil mencium tangan nenek)

Nenek :” Iya nak, hati hati yaa kalian.”

Umi Meyra dan Mela:” Assalamualaikum”

Nenek : “Waalaikumsalam”

Seseampainya di pasar, umi mengajak Meyra dan Mela ke toko emas langganan umi,
disana Meyra langsung menunjuk kalung yang paling cantik.

Meyra : “Umiiiii aku mau yang ini sajaa, cantik sekali kalungnya umi.”
Mela : “Iyaa umi, yang itu baguss.”

Umi : “Iyaa sayaang, akan umi belikan yang itu untuk kamu yaa.” (umi membayar kalung
tersebut)

Umi : “Umi simpan dulu yaa meyra sayang, besok selesai lomba, akan umi berikan untuk
meyra.”

Meyra : “Siap umii”

Mela: “Ayo kita pulang umi, sore nanti aku dan meyra harus ngaji dengan ustazah Aisyah.”

Umi : “Ayo nak kita pulangg.”

Sore harinya pukul 3 sore, Meyra dan Mela berangkat ke saung, tempat mereka
mengaji bersama ustazah Aisyah dan teman teman lainnya.

Mela dan Meyra : “Assalamualaikum, ustazah”

Ustazah : “Waalaikumsalaam anak anak, ayo sini duduk.”

Mela dan Meyra segera duduk, disana sudah banyak teman-teman mereka, yang
menanti giliran mengulang hafalan mereka di depan ustazah Aisyah.

Ustazah : “Sekarang giliran kamu ya Mela, lafalkan surah hafalan kamu dengan baik dan
benar.” (sambil tersenyum)

Mela : “Baik ustazah aku akan mulai membacanya.” (membaca surat Al Insyirah)

Ustazah : (mendengarkan mela saat melafalkan surat)

Mela : “Sodaqallahuladzim”

Ustazah : “Alhamdulillah, kamu selalu ada peningkatan dalam melafalkannya. Terus berlatih
lagi ya Mela”

Mela : “Terimakasih bu ustazah.” (sambil beranjak dari depan ustazah indah)

Ustazah : “Iya Mela, sekarang giliran meyra untuk hafalan sholat, sini meyra maju kedepan.”

Meyra : “Baik Ustazah, meyra mulai ya ustazah” (sambil melafalkan bacaan-bacaan


sholat)

Ustazah : “Nah meyra, hafalan mu sudah bagus, besok saat lomba hafalan sholat harus fokus
ya sayang, dan bacaannya harus jelas, nanti malam berlatih lagi ya sayang.“

Meyra : “Baik ustazah, nanti malem meyra akan berltih bersama umi, besok ustazah datang
tidak di acara lomba?”

Ustazah : “datang sayang, besok ustazah akan menjadi jurinya.”


Meyra: “baik ustazah, aku akan terus berlatih.”

Keesokan harinya saat Meyra dan umi bersiap untuk berangkat lomba, tiba tiba saja
ada guncangan gempa. Umi, Mela dan Meyra lari keluar rumah untuk menyelamatkan
diri.

Mela dan Meyra :” Umi..Umi...Kami takut sekali umi” (sambil memeluk umi)

Umi :” Iya sayang tidak apa-apa ada umi disini” (sambil memeluk anak-anak)

Mela : “Umi bagaimana ya umi keadaan nenek?”

Meyra : “Coba umi tolong telfon nenek”

Umi : (umi menelfon nenek). “Tidak bisa tersambung nak. Yasudah ayo kita berangkat ke
acara lomba kamu nak”

Meyra :” Iyaa umi ayo. Kak mela ikut kan mi?”

Umi : “Iyaa ikut nak, ayoo”

Saat tiba diacara perlombaan, Meyra menanti giliran untuk mengikuti lomba hafalan
sholat sambil menghafal dan membaca buku tuntunan sholat.

Tiba giliran Meyra untuk maju, sebelum nya dia menengok ke arah umi .

Ustadzah : “Sekarang giliran kamu ya meyra. Fokus yaa sayang”

Meyra : “Baik bu ustadzah.”

Umi : “Semangat sayang, fokus (sambil menunjukkan kalung di balik jendela).”

Meyra : (tersenyum dan memberi jempol tangan)

Ustadzah : “Silahkan mulai Meyra.”

Meyra : “iyaa ustazah.” (Meyra mulai sholat dan melafalkan bacaannya)

Tiba tiba saja Angin kencang dan goncangan gempa datang kembali. Banyak
reruntuhan bangunan. Orang-orang yang berada di sana berlari keluar dari aula, Mela
yang awalnya ada di sebelah umi, sekarang terpisah. Umi terus memanggil Meyra.
namun meyra tetap melakukan sholatnya. Dan akhirnya tsunami pun melanda Lhok
Nga desa kecil peisir pantai Aceh. Umi ,Meyra dan Mela pun tenggelam dan terpisah.

Meyra:” Umi..kak mela..”(terkapar di pesisir pantai)

Umi : “Dimana ya anak-anaku “(tersadar sambil memegangi perut)

Mela :”Dimana umi dan meyra, aku harus mencarinya.” (bangun berjalan tertatih mencari
umi dan Meyra sambil memegangi kepala yang terluka)
Keadaan nenek di desa sebelah juga memprihatinkan namun nenek hanya mengalami
luka dibagian tangan yang tidak terlalu parah. Nenek berusaha untuk berjalan mencari
anak dan cucu nya.

Mela : (ketika mencari umi dan Meyra, Mela bertemu dengan nenek)” itu seperti nenek.
Nenek.... “ ( Berusaha memanggil sekencang mungkin)

Nenek : “Mela.... alhamdulillah kamu selamat nak.”

Mela: “Iya nek... tapi aku terpisah dari umi dan mela” (sambil menangis)

Nenek : “Sabar sayang, nanti kita akan mencari umi dan meyra ya” (sambil menitihkan air
mata karena sedih terpisah dari anak dan cucunya)

Saat mereka berjalan, mereka bertemu dengan tim medis, dan akhirnya luka luka
mereka di tangani.

Perawat Vera : “Nenek,adek, alhamdulillah kalian korban selamatt. Mari saya bantu untuk
mengobati luka kalian, ikut saya ke posko 1 bencana”

Nenek:” iya suster, tolong obati luka cucu saya terlebih dahulu.”

Perawat Vera :” iya nek, saya dan rekan saya akan mengobati luka nenek dan cucu nenek.”

Nenek : “iya suster”

Perawat mengobati luka Mela

Perawat Vera : “Agak sedikit sakit ya sayang. Tahan sebentar” (sambil mengobati luka
yang ada di kepala Mela)

Mela : “Aduhh sakittt sekali suster.“ (sambil meringis)

Perawat Vera : “sudah sayang, sekarang adik duduk dulu ya di sana, istirahat”

Mela : “Tapi saya ingin bertemu umi dan adik saya suster.”

Perawat Vera: “Nanti ya sayang. Sekarang suster mengobati nenek kamu dulu ya, mari nek
saya obati luka nenek.”

Nenek : “iya suster”.

Vera : “ Tahan sedikit ya nek, luka di tangan nenek tidak terlalu parah kok, memang agak
perih namun saya akan bersihkan dulu luka nenek, lalu saya balut dengan kassa.” (sambil
mengobati luka nenek)

Nenek :” Iya suster. Setelah ini saya ingin mencari anak dan cucu saya, saya sedih sekali
karena belum bertemu dengan anak dan cucu saya.”

Vera : “Iya nek, setelah saya obati luka nenek. Kami akan membantu mencari keluarga
nenek.”
Nenek : “Terimakasih ya suster”

Perawat Rika : “Coba tolong sebutkan ciri-ciri keluarga ibu yang belum di temukan.”

Nenek : “Seorang ibu hami berusia sekitar 33 tahun suster, dan anak kecil usia sekitar 7
tahun”

Mela : “Saat itu terakhir umi memakai kerudung hitam dan baju warna biru ada bunga
dibajunya, adik saya memakai kerudung coklat dan baju biru juga suster.

Nenek :”Tolong bantu kami menemukan mereka suster.”

Perawat Lita: “ Baik bu, kami akan berusaha dengan semaksimal mungkin untuk menemukan
keluarga ibu”

Perawat Rika : “Sekarang kami dan tim sar lainnya akan mencari korban yang belum
ditemukan, nenek dan adik, harap menunggu sambil istirahat di posko bencana ini ya. Nanti
kalau ada informasi mengenai keluarga ibu, saya akan segera memberi kabar.”

Nenek : “Terimakasih suster” (mengangguk dengan wajah sedih)

Tim Sar dengan cara memencar membantu mencari keluarga nenek, saat sedang
mecari-cari mereka bertemu dengan ibu hamil yang tergeletak di pesisir pantai.

Perawat Lita; “Vera, Rika monitor monitor! Di temukan wanita hamil di pesisir pantai ,
dengan keadaan lemas , terluka di bagian tangan dengan kondisi wajah pasien sedikit lebam
dalam keadaan terlentang. “

Perawat Rika:” Lita monitor! Saya dan vera segera kesana untuk membantu proses evakuasi.”

Perawat Lita : “Siap tolong segera ya rekan.”

Perawat Rika dan Perawat Vera segera menghampiri Perawat Lita untuk membantu
proses evakuasi wanita hamil tersebut. Sambil menunggu tim medis yang lain, Perawat
Lita mengobati luka dibagian tangan ibu hamil tersebut.

Perawat Lita : “Ibu, luka di tangan ibu akan saya bersihkan terlebih dahulu lalu akan saya
balut dengan kasaa, luka ini tidak terlalu parah, namun agak sedikit perih ya bu, tahan
sebentar ya ibu, saya akan melakukannya dengan cepat untuk menghentikan perdarahan.”

Umi : “Iya terimakasih suster.”

Perawat Lita: “Luka nya sudah saya atasi, mari kita bawa ibu ini ke tempat yang lebih aman
di posko 2 bencana. Pasien terlihat syok, tolong segera berikan oksigen sesampainya di
posko.”

Posko 2 leboh dekat dari lokasi ditemukannya ibu hami tersebut.

Perawat Vera: “Ayo segera. Kita bopong ibu ini.”


Perawat Rika : “Tolong hubungi nenek dan anak yang sedang mencari ibu hamil, siapa tau ini
adalah keluarga mereka.”

Perawat Lita : “iya aku akan menghubungi dan mencari mereka.”

Perawat Lita mencari nenek dan anak yang tadi sedang beristirahat di posko 1 .

Perawat Lita : “Nenek, tadi tim medis kami menemukan korban ibu hamil. Mari kita ke
posko 2 untuk melihat apakah ibu tersebut adalah keluarga nenek.”

Sesampainya di posko bencana. Perawat segera menangani ibu hamil dengan


memberikan infus dan oksigen karena ibu hamil tersebut terlihat lemas dan syok

Perawat Rika : “Saya pasangkan selang oksigen ini ya bu, ini akan membantu melancarkan
pernafasan ibu, saya juga akan memberikan ibu terapi cairan, karena ibu terlihat sangat
lemah” (sambil memasangkan oksigen dan infus di tangan umi)

Umi : “ Iya suster silahkan.“

Perawat Rika: “Ibu saya sudah mamasang okisgen dan infus di tangan ibu, semoga setelah
ini keadaan ibu akan membaik.”

Umi : “Iya suster, terimakasih, suster kedua anak dan ibu saya masih belum ketemu, sayaa
sangat khawatir dengan mereka.” (dengan wajah cemas)

Perawat Rika : “Sebentar ibu, rekan kami sedang berusaha mengabari seorang nenek dan
anak kecil yang mencari keluarganya. Semoga saja itu adalah keluarga ibu ya.”

Umi: “iya suster aamiin, semoga saja itu adalah ibu dan anak saya.”

Berselang 15 menit, Perawat Lita, nenek dan Mela tiba di lokasi posko 2 bencana.

Nenek : “Alhamdulillahhhh.... benarrr suster itu anak saya”(kata nenek saat pertama tiba di
posko)

Perawat Lita : “Alhamdulillah nek, ayo kita kesana”

Mela : “Umiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii” (teriaknya sambil menangis)

Umi : “Alhamdulillahh yaa allah, ibu dan satu anak ku selamaat. Ibu, apakah ibu baik-baik
saja?” (sambil berpelukan)

Nenek : “Alhamdulillah nak, ibu hanya sedikit terluka di bagian tangan. Bagiamana dengan
kehamilanmu?”

Umi : “Tidak apa-apa bu, hanya saja sedikit sakit mungkin karena terbentur oleh benda saat
tadi saya terbawa arus.”

Nenek: “Bagaimana dengan meyra, apakah dia selamat? Dan apakah sudah ada informasi
mengenai dia?”
Umi : “Belum ada bu.. bagaimana ini? Kita hanya mampu berdoaa semoga saja meyra dalam
selamat dan dalam keadaan baik- baik saja.”

Sementara itu tim medis kembali mencari korban korban yang selamat dengan cara
berpencar. Saat sedang mencari Perawat Lita menemukan seorang anak kecil usia
sekitar 7 tahun yang tergeletak di pesisir pantai dengan kondisi kaki kiri tertimpa
potongan balok kayu yang cuku besar.

Perawat Lita: “Vera, rika kembali monitor, saya menemukan anak kecil perempuan sekitar
usia 7 tahun dengan ciri-ciri persis seperti yang tadi nenek mutia jelaskan. Posisi saya dekat
dengan posko 2.”

Perawat Rika : “Lita monitor. Saya juga baru saja menemukan korban dan sudah saya bawa
ke posko 1. Saya akan segera ke posko 2 untuk menyiapkan peralatan yang di butuhkan.”

Perawat Vera : “Lita monitor! Posisi saya sekarang dekat dengan posko 2. Saya akan segera
membantu kamu mengevakuasi korban tersebut.”

Sementara menunggu bantuan tim medis yang lain, Perawat Lita berusaha
memberikan minum kepada Meyra yang saat itu berkata “air - air”

Perawat Lita : “Ini adek, minum ini.”( sambil membantu memberikan minum)

Meyra :” Aduhh...Sakit sekali kaki saya suster.”

Perawat Lita : “Sabar sayang, sebentar lagi tim medis yang lain akan segera datang menolong
adik.”

Tim medis lainnya pun datang... mereka segera membantu mengangkat potongan balok
kayu tersebut. Dan segera membawa meyra ke posko 2. Sesampainya di posko 2,
Perawat Rika sudah standby menunggu kedatangan mereka. Kemudian tim medis
membaringkan meyra diatas bed dan langsung melakukan tindakan.

Perawat Vera: ”Rika tolong monitoring keadaan adik ini ya. Saya dan Lita akan memasang
infus dan membersihkan luka serta membalut dan membidai kaki adik ini karena tampakya
adik ini mengalami cidera”

Perawat Rika : “Baik saya akan monitor”

Perawat Vera dan Perawat Lita Langsung memasang infus di tangan meyra karena
meyra sangat lemas dan mengeluarkan banyak darah di kakinya. Perawat Vera dan
Perawat Lita juga segera membidai dan melakukan balut tekan pada area kaki diah
yang terluka.

Seketika Nenek, Mela, dan umi melihat anak kecil sedang dilakukan tindakan, Tanpa
disadari anak tersebut adalah Meyra

Umi : “Itu Seperti Meyra anakku. Betulkah bu itu meyra?”


Nenek: “ iya betul itu meyra”

Umi: “ Meyra..”

Nenek :”alhamdulillah ya allah Engkau selamatkan semua anggota keluarga ku.

Mereka berpelukan dan bersyukur bersama, karena setelah bencana alam yang terjadi
keluarga mereka selamat dan dalam keadaan baik-baik saja..

Setelah beberapi hari kejadian pasca tsunami, tim medis melakukan trauma healing
pada orang dewasa berupa terapi hipnotis 5 jari.

Perawat Rika : “ selamat sore semuanya, saya disini ingin mengajarkan cara untuk
mengurangi stress atau rasa rasa trauma yang ibu-ibu rasakan.”

Umi : “baik suster”

Perawat Rika : “kita mulai ya buu” (perawat mulai melakukan terapi hipnotis 5 jari)

Perawat Lita : “nah kita sudah selesai ya ibu-ibu, bagaimana perasaan nyaa setelah dilakukan
terapi tadi?”

Nenek : “sudah lebih tenang dan nyaman sus, sekarang jadi lebih bisa menerima keadaan saat
ini.”

Perawat Lita : “alhamdulillah ya ibu-ibu, jika ibu merasa stress ibu bisa melakukan terapi ini
sendiri ya buu”

Umi : “baik sus terimakasih”

Perawat Lita : “sama-sama ya bu”

1 minggu berlalu pasca kejadian bencana tsunami, Meyra dan Mela beserta anak-
anaak lain korban bencana mendapatkan terapi bermain dari team medis untuk
mengurangi trauma pasca bencana.

Perawat Lita: “Kenapa kalian ko tampaknya kalian murung. Gimana kalau kita bermain?”

Meyra : “ Boleh suster, Bermain apa suster ? tapikan suster kaki saya masih sakit.”

Perawat Vera: “Suster punya ide, gimana kalau kita bermain tebak tebakan sambil bernyanyi.
Siapa yang tau permainan Polisi- Polisi numpang nanya?”

Meyra dan Mela : “Kami suster”

Perawat Lisa : “Berarti nanti dimulai dari Meyra ya.”

Meyra : “ Yeaayy aku duluu, Ayo mulai suster..” (sambil mulai bernyanyi)

Kemudian hari pun sudah mulai gelap. Perawat mengahiri permainan tersebut
Perawat Lita : “ anak anak sudah dulu ya mainannya, hari sudah mau gelap. Kalian bisa
bermain besok lagi.”

Meyra dan mela : “Baik suster”

Tiba saat semua tim medis harus pulang. Kemudian Meyra dan keluarga menghampiri
perawat Lita , Rika dan Vera. Mereka berspisah secara haru. Mereka semua
berpelukan dan berfoto bersama.

Umi : “Terimakasih suster sudah membantu kami”

Perawat Vera: “ Sama sama ibu, senang bisa membantu ibu dan keluarga. Ibu jaga kesehatan
semoga lahirannya lancar. Nenek juga jaga kesehatannya ya nek. Kamu juga meyra perlancar
hafalannya.

Meyra dan Mela : “iya suster, Jangan lupakan kami ya suster”(sambil berpelukan)

6 bulan berlalu,masyarakat kota Banda Aceh mulai menata kembali kehidupan


mereka. Mulai dari segi perekonomian dan infrastruktur.

Kini nenek, umi, Mela, dan Meyra mulai kembali menata hidup mereka, adik laki-laki
diah sekarang berusia 5 bulan. Mela, dan Meyra semakin kembali giat belajar dan
menjadi anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya. Sekian... terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai