Anda di halaman 1dari 7

NASKAH DRAMA

JUDUL : SAY NO TO BULLY !

NARATOR : KALILA KHAWARIYYUL JANNAH

KARAKTER :

 Amalia {Korban Bully} : FINA AULA FIRDAUSIAH


 Mauren {Pemimpin Genk} : AULIA MA’RIFATULLAH
 Vera {Anggota Genk} : IMRO’ATTUL AZIZAH
 Andini {Pembela} : MUTIARA AMALIA WAHIDIA
 Laudya {Pembela} : ANIDA RAYNA AULIYA ELMADINA
 Bu Diana {Wali Kelas} : SULIS TIANENGSEH
 Pak Rahman {Kepala Sekolah} : MUSTHOFA GAMAL HERWANTO
 Bu Ningsih {Guru BK} : DENNA NURMALITASARI
 Syifa {Pemain Tambahan} : LILLAH ANGGRAINI PUTRI SUSANTO

LATAR BELAKANG

Di sebuah sekolah SMP ada siswi yang suka menindas dan membully siswa lain, mereka
bernama Mauren dan Vera. Beberapa tahun yang lalu Mauren dan Vera memiliki satu teman
bernama Indri, Indri memutuskan untuk pindah sekolah setelah pembullyan yang menimpa
mereka. Mereka adalah murid yang pintar, rajin, dan baik, mereka juga suka menolong teman
dan membela kebenaran. Karena sifat mereka itu, banyak orang yang suka dengan mereka dan
tidak lama nama mereka pun populer.

Karena kepopuleran mereka itu, ada orang yang iri dan berujung membully mereka. Orang
tersebut adalah kakak kelas mereka sendiri. Mauren, Vera, dan indri selalu membela dirinya dan
berusaha kuat saat di bully. Pembully-an itu terus berlanjut dan berhasil membuat mental
mereka turun secara perlahan. Hingga tiba waktu kelulusan yang akan menjadi akhir dari
pembully-an mereka, akan tetapi para pembully itu kembali dan mengancam mereka. Para
pembully itu mengancam akan terus membully Mauren dan teman-temannya, apabila tidak
meneruskan pembully-an pada adik kelas.

Karena takut, akhirnya meraka memutuskan untuk meneruskan pembully-an kepada adik
kelas. Namun , berbeda dengan Indri yang memilih untuk pindah ke sekolah lain untuk
menghindari kejadian yang tidak baik tersebut. Mauren dan Vera terus melakukan pembully-an
dan akhirnya menjadi kebiasaan. Kebiasaan buruk itu terbawa sampai lulus dari Jenjang Sekolah
dasar.

Hingga pada suatu hari……

Vera : “ Eh Ren, Gua denger-denger ada anak baru pindahan dari sekolah lain. ”

Mauren : “ Trus apa masalahnya sama gua ? “

Vera : “ Ya nggak, kali aja lo kudet gitu. “

Mauren : “ Kita bakal kasih pelajaran berharga buat dia, biar dia gak

macem-macem sama kita ke depannya. “

Mauren dan Vera pun menyusun rencana untuk memberikan pelajaran kepada anak baru
itu. Beberapa saat kemudian, bel tanda masuk pun berbunyi, semua siswa sudah masuk ke
dalam kelas kecuali Amalia dan dan Vera.

(Suara bel)

Mauren : “…” (Membanting pintu)

Syifa : “ Heh! Mauren, Vera udah aku peringatin beberapa kali, kalau buka pintu tuh gak usah
ngedobrak. Kalau rusak, mau gantiin ? “ (Memukul meja, kesal)

Mauren : “ Oh, tentang properti. Maaf-maaf ! Besok aku gak akan ngulangin lagi. "

(Menjawab dengan santai seperti tak peduli)

Laudya : “ Serah deh! aku ngasih tau serius, bukan bercanda. " (Kesal)

Beberapa saat kemudian bu Diana masuk dan dengan seorang murid di belakangnya.

Bu Diana : “ Seperti yang kalian ketahui sekarang, kita sudah kedatangan murid baru. Tolong
perhatiannya untuk dia memperkenalkan diri ! “

Amalia : “ Assalamu’alaikum wr.wb. perkenalkan nama saya Amalia pindahan dari SMP
Negeri. Mohon bantuannya agar saya bisa menyesuaikan diri di lingkungan ini ! “
Kegiatan pembelajaran pun berlanjut, hingga jam istirahat pun tiba.

(Suara bel istirahat)

Mauren : “ ke kantin yuk ! “

Vera : “ Nggak ah, gua gak nafsu, mending kita gangguin anak baru itu. “

Mauren : “ Oke ayuk ! “

Vera : “ Gasss. “

Mereka pun melakukan rencana yang mereka buat.

Vera : “ Heh! Bagi duit dong. “ (Menghampiri Amalia, memukul meja)

Amalia : “ Nggak punya uang. “ (Agak ketakutan)

Mauren : “ Mana mungkin lo ga punya duit. “

Vera : “ Dasar kampungan ! “

Mauren : “ Cepet serahin duit lo ! “

(Mendorong Amalia)

(Andini dan Laudya menghampiri dan membantu Amalia)

Laudya : “Heh ! Ada apa ini ? “

Andini : “ Eh, kalian gak boleh gitu ! “ (Membantu Amalia berdiri)

Vera : “ Heh! Lo diem aja ya ini bukan masalah lo ! "

Andini : “ Kalian gak bisa gitu dong, bentak dia seenaknya. “

Laudya : “ Iya bener kata Andini, meskipun dia temen baru, dia juga temen kita. “
Mauren : “ Diem aja deh gak usah banyak ngemeng. Gua gak perlu ceramah lo ! “

Vera : “ Lagi pula kan bukan urusan lo juga. “

Andini : “ Jangan gitu dong, kita berdua kan cuma ngingetin aja. “

Mauren : “ Udah-udah mending kita cabut aja, males ngeladenin mereka. “

(Pergi dengan agak kesal)

Andini : “ Mereka berdua memang udah keterlaluan. “

Laudya : “ Dari pada kita di sini mending kita ke perpus yuk ! “

Andini : “ Amalia mau ikut nggak ? “

Amalia : “ Nggak, aku di kelas aja. “

Laudya : “ Yaudah kita duluan aja ya. “ (Berjalan meninggalkan Amalia)

Andini : “ Ayo ! “

Laudya dan Andini pun pergi meninggalkan Amalia sendiri di dalam kelas. Tiba-tiba Mauren
dan Vera kembali ke kelas dan menghampiri Amalia.

Vera : " Lo udah berani ngebantah kita. “

Amalia : " tapi…. " (Ketakutan)

Vera : " Lo ini yah. " (Menampar Amalia)

Mauren : " Rasain lo. " (Tertawa)

(Bu Ningsih lewat)

Bu Ningsih yang tak sengaja lewat di depan kelas, melihat seluruh kejadian pembully-an
yang di lakukan oleh Mauren dan vera.

Bu Diana : “ Apa kalian membully Amalia ? Mauren, Vera temui ibu di bawah ! "
Bel akhir sekolah telah berbunyi, Mauren dan Vera segera menghampiri dan menemui bu
Ningsih.

(Suara bel)

Mauren dan Vera : " Assalamualaikum. "

Semua orang : " Waalaikumsalam. "

Bu Ningsih : " Akhirnya kalian datang, silakan duduk. “

Mereka berdua tak hanya melihat bu Ningsih dan pak Rahman, tetapi ada Andini dan
Amalia.

Pak Rahman : " Mauren, Vera, bapak akan bertanya, tapi sebelumnya bapak harap
kalian bisa menjawabnya dengan jujur dan tak ada kebohongan. “

Mauren : " Iya pak kami akan menjawabnya dengan jujur. "

Pak Rahman : " Kenapa kalian membully Amalia, apakah dia mempunyai masalah
dengan kalian ? “

Vera : " Kami cuma bercanda pak. " (Membela)

Laudya : " Cuma bercanda ? Kalian pernah mendorongnya sampai terjatuh. "

Bu Ningsih : " Apa, sampai terjatuh ? Kalian ini sangat keterlaluan. "

Pak Rahman : " Mauren, Vera mengapa kalian melakukan itu ? "

Bu Ningsih : " Kalian harus meminta maaf kepada Amalia. "

Mauren dan Vera : " Iya bu. "

Pak Rahman : " Amalia bapak harap kamu bisa memaafkan semua perbuatan temanmu
ini. "

Vera : " Iya, maaf kan kami karena sudah kasar padamu. Lain kali aku akan
berbuat baik padamu."

Mauren : “ Aku juga minta maaf kepadamu Amalia. “


Amalia : " Iya aku maafin kalian berdua. "

Mauren : “ Makasih ya Amalia udah maafin kita. “

Andini : " Nah gitu dong, pertemanan itu kan indah. "

Mauren dan Vera cepat menyadari kesalahannya karena, mereka dulu nya adalah korban
bully yang menjadi pembully karena diselimuti ketakutan oleh suatu ancaman. Setelah masalah
selesai Amalia, Andini, Mauren, dan Vera pamit pulang kepada para guru.

Amalia dan Mauren memutuskan untuk pulang bersama karena kebetulan jalan ke rumah
mereka searah.

Amalia dan Mauren : “ … ” (Berjalan bersama)

TAMAT

PESAN MORAL
Dari cerita tersebut kita dapat memetik pelajaran :

o Pembully bisa berasal dari orang yang terbully


o Apabila di bully, kita harus berusaha kuat untuk membela diri terlebih dahulu
o Bersikap baiklah kepada siapa saja, pada orang yang berbuat jahat kepadamu
sekalipun
o Jadilah pemaaf dan berikanlah kesempatan ke dua pada orang yang telah bersikap
jahat padamu, karena tidak semua orang sepenuhnya jahat

Bertemanlah secara sehat tanpa ada pembully-an, karena pertemanan itu indah :)
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai