KARAKTER :
LATAR BELAKANG
Di sebuah sekolah SMP ada siswi yang suka menindas dan membully siswa lain, mereka
bernama Mauren dan Vera. Beberapa tahun yang lalu Mauren dan Vera memiliki satu teman
bernama Indri, Indri memutuskan untuk pindah sekolah setelah pembullyan yang menimpa
mereka. Mereka adalah murid yang pintar, rajin, dan baik, mereka juga suka menolong teman
dan membela kebenaran. Karena sifat mereka itu, banyak orang yang suka dengan mereka dan
tidak lama nama mereka pun populer.
Karena kepopuleran mereka itu, ada orang yang iri dan berujung membully mereka. Orang
tersebut adalah kakak kelas mereka sendiri. Mauren, Vera, dan indri selalu membela dirinya dan
berusaha kuat saat di bully. Pembully-an itu terus berlanjut dan berhasil membuat mental
mereka turun secara perlahan. Hingga tiba waktu kelulusan yang akan menjadi akhir dari
pembully-an mereka, akan tetapi para pembully itu kembali dan mengancam mereka. Para
pembully itu mengancam akan terus membully Mauren dan teman-temannya, apabila tidak
meneruskan pembully-an pada adik kelas.
Karena takut, akhirnya meraka memutuskan untuk meneruskan pembully-an kepada adik
kelas. Namun , berbeda dengan Indri yang memilih untuk pindah ke sekolah lain untuk
menghindari kejadian yang tidak baik tersebut. Mauren dan Vera terus melakukan pembully-an
dan akhirnya menjadi kebiasaan. Kebiasaan buruk itu terbawa sampai lulus dari Jenjang Sekolah
dasar.
Vera : “ Eh Ren, Gua denger-denger ada anak baru pindahan dari sekolah lain. ”
Mauren : “ Kita bakal kasih pelajaran berharga buat dia, biar dia gak
Mauren dan Vera pun menyusun rencana untuk memberikan pelajaran kepada anak baru
itu. Beberapa saat kemudian, bel tanda masuk pun berbunyi, semua siswa sudah masuk ke
dalam kelas kecuali Amalia dan dan Vera.
(Suara bel)
Syifa : “ Heh! Mauren, Vera udah aku peringatin beberapa kali, kalau buka pintu tuh gak usah
ngedobrak. Kalau rusak, mau gantiin ? “ (Memukul meja, kesal)
Mauren : “ Oh, tentang properti. Maaf-maaf ! Besok aku gak akan ngulangin lagi. "
Laudya : “ Serah deh! aku ngasih tau serius, bukan bercanda. " (Kesal)
Beberapa saat kemudian bu Diana masuk dan dengan seorang murid di belakangnya.
Bu Diana : “ Seperti yang kalian ketahui sekarang, kita sudah kedatangan murid baru. Tolong
perhatiannya untuk dia memperkenalkan diri ! “
Amalia : “ Assalamu’alaikum wr.wb. perkenalkan nama saya Amalia pindahan dari SMP
Negeri. Mohon bantuannya agar saya bisa menyesuaikan diri di lingkungan ini ! “
Kegiatan pembelajaran pun berlanjut, hingga jam istirahat pun tiba.
Vera : “ Nggak ah, gua gak nafsu, mending kita gangguin anak baru itu. “
Vera : “ Gasss. “
(Mendorong Amalia)
Laudya : “ Iya bener kata Andini, meskipun dia temen baru, dia juga temen kita. “
Mauren : “ Diem aja deh gak usah banyak ngemeng. Gua gak perlu ceramah lo ! “
Andini : “ Jangan gitu dong, kita berdua kan cuma ngingetin aja. “
Andini : “ Ayo ! “
Laudya dan Andini pun pergi meninggalkan Amalia sendiri di dalam kelas. Tiba-tiba Mauren
dan Vera kembali ke kelas dan menghampiri Amalia.
Bu Ningsih yang tak sengaja lewat di depan kelas, melihat seluruh kejadian pembully-an
yang di lakukan oleh Mauren dan vera.
Bu Diana : “ Apa kalian membully Amalia ? Mauren, Vera temui ibu di bawah ! "
Bel akhir sekolah telah berbunyi, Mauren dan Vera segera menghampiri dan menemui bu
Ningsih.
(Suara bel)
Mereka berdua tak hanya melihat bu Ningsih dan pak Rahman, tetapi ada Andini dan
Amalia.
Pak Rahman : " Mauren, Vera, bapak akan bertanya, tapi sebelumnya bapak harap
kalian bisa menjawabnya dengan jujur dan tak ada kebohongan. “
Mauren : " Iya pak kami akan menjawabnya dengan jujur. "
Pak Rahman : " Kenapa kalian membully Amalia, apakah dia mempunyai masalah
dengan kalian ? “
Laudya : " Cuma bercanda ? Kalian pernah mendorongnya sampai terjatuh. "
Bu Ningsih : " Apa, sampai terjatuh ? Kalian ini sangat keterlaluan. "
Pak Rahman : " Mauren, Vera mengapa kalian melakukan itu ? "
Pak Rahman : " Amalia bapak harap kamu bisa memaafkan semua perbuatan temanmu
ini. "
Vera : " Iya, maaf kan kami karena sudah kasar padamu. Lain kali aku akan
berbuat baik padamu."
Andini : " Nah gitu dong, pertemanan itu kan indah. "
Mauren dan Vera cepat menyadari kesalahannya karena, mereka dulu nya adalah korban
bully yang menjadi pembully karena diselimuti ketakutan oleh suatu ancaman. Setelah masalah
selesai Amalia, Andini, Mauren, dan Vera pamit pulang kepada para guru.
Amalia dan Mauren memutuskan untuk pulang bersama karena kebetulan jalan ke rumah
mereka searah.
TAMAT
PESAN MORAL
Dari cerita tersebut kita dapat memetik pelajaran :
Bertemanlah secara sehat tanpa ada pembully-an, karena pertemanan itu indah :)
SEKIAN DAN TERIMA KASIH