Anda di halaman 1dari 7

HANCURNYA SEBUAH PERSAHABATAN

Usman sebulan lalu sudah tamat SMP yaitu di SMPN 4 Bolo dan ia akan melanjutkan ke jenjang
berikutnya yaitu SMA iya akan bersekolah di SMAN 4 Bima. Sesampainya di sekolah barunya ia
dikagetkan dengan seseorang yang menepuk pundaknya. Ia langsung melihat dan ternyata yang
menepuk pundaknya itu adalah sahabatnya waktu SMP yaitu Syamsiah sontak Usman langsung
bertanya. "Kamu ada di sini juga syamsiah" Namun Syamsiah tidak menjawab dan hanya tersenyum dan
di belakang Syamsiah juga ada dua sahabat Usman yang lain yaitu Hermawan dan Nabila. Usman sangat
senang karena ketiga sahabatnya masuk ke sekolah yang sama dengannya. "Eh Usman kita bertemu lagi
di sini hahaha......."Kata Hermawan dengan teriakan histeris sampai tertawa karena gembira bisa
bertemu lagi dengan sahabat lamanya itu. "Akhirnya kita bertemu bersama kembali, seperti masa-masa
SMP dulu" sambung Nabila Mereka pun akhirnya berbicara panjang lebar tentang masa-masa mereka
waktu SMP yang sangat Indah itu. Pada hari pertama mereka menjalankan Masa Orientasi Siswa (MOS)
dan mereka disuruh berbaris sesuai kelas masing-masing Usman,Syamsiah dan Hermawan sekelas yaitu
X MIPA2 sedangkan Nabila berada di kelas berbeda, yaitu X IPS2. Namun hal itu tidak membuat mereka
terpisah. "Sesudah ini, kalian akan dibimbing oleh kakak kelas kalian" Kata seorang guru.

Akhirnya semua siswa baru pun bubar barisan dan duduk membuat lingkaran, sambil menunggu kakak
kelas datang Usman, Syamsiah dan Hermawan mengobrol sebentar. "Syamsiah, Hermawan kira-kira
kakak kelas yang membimbing kita siapa ya" tanya Usman. "Usman gimanasih, kita ini murid baru alias
Junior, jadi kita nggak tahu dong siapa kakak kelas yang akan membimbing kita, tapi Usman aku nggak
takut kalau nanti kakak kelas kita galak gimana? Seram kayak pocong" ujar Hermawan "Hahaha
Hermawan kamu lebay" ujar Syamsiah, dan mereka pun ketawa bersama. Sampai akhirnya datanglah
kakak kelas yang ditunggu-tunggu "Hai ada yang Adek-adek, perkenalkan nama Kakak, Kak Sinta biasa
dipanggil Sinta, kakak akan bertugas untuk membimbing kalian dalam mengenal sekolah ini"sapa Kakak
Sinta. "Tapi pertama-tama Kakak Kepengen tahu siapa nama adik-adik sekalian, yang pertama mmmmm
ah, adek yang cantik maju depan" sambung Kak Sinta menunjuk ke arah Syamsiah. Syamsiah pun maju
dan memperkenalkan dirinya."Hai semuanya perkenalkan namaku Syamsiah" sapa Syamsiah "Aku dari
SMPN 4 Bolo" jawabnya lagi. "Kenapa adek memilih sekolah ini sebagai tempat belajar Adik?"tanya Kak
Sinta, "Ya karena sekolah ini sangat bersih aman dan nyaman sebagai tempat belajar" jawab Syamsiah
"Oke Adek terima kasih, boleh tepuk tangan buat Syamsiah" kata Kak Sinta, dan semua siswa dalam
lingkaran bertepuk tangan termasuk juga Usman dan Hermawan. Setelah 3 hari sesudah menjalankan
MOS usman, Syamsiah, Hermawan, dan Nabila masuk sekolah.

pada hari pertama, Seperti biasa waktu mereka masih SMP mereka selalu jajan di kantin bersama-sama.
Dan ketika salah satu diantara mereka ada yang sulit mengerjakan PR, ketiganya selalu membantu
mengerjakan PR tersebut sampai selesai. Kebersamaan yang mereka jalani membuat iri semua orang,
termasuk Kak Sinta yang sangat iri akan kebersamaan mereka berempat, Kak Sinta pun berencana untuk
menghancurkan persahabatan mereka. Pada jam istirahat, Kak Sinta menemui syamsiah di kelas. Namun
Kak Sinta tidak bertemu dengan Syamsiah dikelas. Sampai akhirnya Kak Sinta bertemu Syamsiah saat ia
dan para sahabatnya sudah jajan di kantin. "Dek Syamsiah Kakak boleh minta tolong nggak?" Kak Sinta
bertanya kepada Syamsiah. "Minta tolong apa Kak?" Syamsiah berbalik bertanya. "Ini nih, Kakak nggak
tahu gimana caranya Rumus nomor 7 ajarin dong dek Bisa kan adek ngerjainnya" keluh Kak Sinta dan
menyodorkan buku ke Syamsiah. "Ya udah nanti mungkin Syamsiah bisa ngerjainnya" ujarnya, "Benar
bisa nih" Kak Sinta sedikit tak percaya, "iya Kak semoga saja Kak" jawabnya. "Ya sudah, makasih ya Dek
Syamsiah" ujar Kak Sinta, "Iya kah sama-sama" kata Syamsiah. Semenjak saat itu apapun yang dianggap
Kak Sinta soal yang susah, Kak Sinta selalu minta bantuan sama Syamsiah dan Kak Sinta terus
bergantung sama Syamsiah, dan inilah yang membuat Usman geram sampai akhirnya Usman pun
berbicara pada Syamsiah. "Syamsiah Kamu kok gitu? mau aja disuruh sama Kak Sinta, ngerjain inilah,
ngerjain itulah, kita jangan terlalu nurut sama kakak kelas, Syamsiah. Kamu itu sudah dimanfaatkan oleh
kak Sinta" katanya. "Sudahlah Usman kamu jangan berprasangka buruk sama Kak Sinta, lagi pula Kak
Sinta Nggak manfaatin aku kok" kata Syamsiah. "Syamsiah.....Syamsiah, kamu ini polos banget sih, sadar
Syamsiah kamu itu udah dimanfaatin" ujarnya seperti mengejek. "Sudahlah Usman aku tahu kamu
sangat khawatir padaku, sebagai seorang sahabat tapi jangan terlalu khawatir Usman aku bisa kok
menjaga diri sendiri. Ya udah sekarang kita masuk kelas, ayo!" Syamsiah meyakinkan Usman dan
mengajaknya untuk masuk ke kelas. "Ya udah, ayo" akhirnya Usman dan Syamsiah pun masuk ke kelas
dan belajar seperti biasa.

Pada hari berikutnya, Syamsiah sudah merasa nyaman dengan Kak Sinta. Kak Sinta pun memanfaatkan
kesempatan itu untuk menghancurkan persahabatan antara Syamsiah, Usman, Hermawan, dan Nabila.
Kak Sinta yang dulunya adalah ketua OSIS, kini telah digantikan oleh Hermawan karena suaranya yang
paling banyak yaitu 25 orang, yang memilihnya sebagai ketua OSIS selanjutnya. Tapi Kak Sinta tidak
setuju, ia menilai bahwa yang pantas menjadi ketua OSIS itu adalah Syamsiah, maka dari itu Kak Sinta
berinisiatif untuk menghancurkan nama baik Hermawan sebagai ketua Osis yang baru, Dan inilah
rencana Kak Sinta. Kak Sinta menemui Syamsiah dalam kelasnya waktu jam istirahat, "Dek Syamsiah
boleh pinjam bukunya sebentar nggak?" Tanya Kak Sinta "Oh boleh Kak" jawab syamsiah kemudian
memberikan sebuah buku kepada Kak Sinta. "Thanks ya, Dek?" "Sama-sama Kak" setelah Syamsiah
pergi, barulah Kak Sinta memulai rencananya dengan mengambil handphone di dalam tas Syamsiah, dan
memasukkannya ke dalam tas Hermawan. Dan setelah Syamsiah kembali Kak Sinta pun langsung pergi,
lalu saat jam pelajaran baru dimulai, Syamsiah kehilangan handphonenya dan ia pun mengadu kepada
guru yang sedang mengajar di dalam kelasnya. "Bu Guru handphone saya hilang!" mendengar hal itu ibu
Guru pun mendekat ke meja Syamsiah. "Apa HP kamu hilang? emangnya kamu simpan di mana?" tanya
ibu Guru "Tadi di dalam tas, tapi sekarang hilang" jawab Syamsiah. "Siapa yang telah mencuri HP
Syamsiah di kelas ini?" tanya ibu guru kepada seluruh siswa, namun semuanya menggelengkan kepala.
"Tidak ada yang mau mengaku? baik, untuk seluruh siswa berdiri dan letakkan tasnya di atas meja!"

Akhirnya seluruh siswa yang berada di dalam kelas tersebut diperiksa tasnya satu persatu. Saat
semuanya sudah diperiksa termasuk Usman, kini giliran tas Hermawan yang diperiksa. Waktu ibu Guru
memeriksa tas Hermawan, ibu Guru terkejut ketika ia telah menemukan HP Syamsiah di dalam tas
Hermawan, sontak Usman terkejut karena Ia tidak menyangka bahwa Hermawan lah yang mencuri
handphone Syamsiah. "Ibu ini cuma salah paham saya nggak tahu kenapa HP Syamsiah ada di dalam tas
saya, saya nggak mencuri HP Syamsiah bu" bantah Hermawan. "Tapi ini buktinya sudah ada Hermawan,
salah paham bagaimana?" ujar Ibu Guru "Ini benar-benar salah paham bu saya nggak tahu kenapa HP
Syamsiah bisa ada di dalam tas saya" banta Hermawan kembali. "Cukup Hermawan ibu nggak mau lagi
mendengar alasan kamu, sekarang kamu ikut ibu ke ruangan BK!" perintah ibu Guru "Tapi bu......"

"Ayo ikut ibu ke ruangan BK!" bu Guru dan hermawan pun pergi ke ruangan BK. Sesampai Hermawan
dan ibu Guru di ruangan BK, "Hermawan kenapa Kamu mencuri HP Syamsiah" tanya ibu Guru "Saya
berani bersumpah bu saya benar-benar tidak tahu bagaimana bisa HP Syamsiah ada di dalam tas saya"
Hermawan terus saja membantah. "Hermawan jelas-jelas HP syamsiah ada di dalam tasmu, begini saja
sebagai hukuman kamu, ibu akan mencabut jabatanmu sebagai ketua OSIS Dan ibu akan memanggil
orang tuamu untuk datang kemari!" kata ibu Guru "Tapi bu" tidak ada tapi-tapi" Mendengar hal itu pun
Hermawan sangat sedih dan marah terhadap siapa yang telah menjebaknya pada saat istirahat. Sahabat
Hermawan pun datang menemuinya, "Hermawan apa ibu guru katakan padamu?" tanya Usman "Aku
diberi hukuman" jawab Hermawan dengan murung. "Hukuman apa?" Usman kembali bertanya "Ibu
Guru mencabut jabatanku sebagai ketua OSIS, dan orang tuaku dipanggil untuk datang ke sekolah" ujar
Hermawan yang semakin murung. "Sudahkah Hermawan kau harus tetap sabar dalam menghadapi
cobaan ini, dan aku masih percaya kok kalau kamu bukan orang yang mencuri HP Syamsiah, kamu yang
sabar ya" Usman mencoba menegarkan Hermawan. "Ya Usman terima kasih sahabatku" Hermawan
Punn sedikit tersenyum. Usman menganggukan kepala sambil tersenyum. Setelah itu datanglah Nabila,
"Hermawan kata orang-orang kamu sedang terkena kasus?" tanya Nabila "Iya Nabila, Hermawan sedang
terkena kasus" namun Usman yang menjawab. "Kata orang-orang juga Kamu mencuri handphonenya
Syamsiah?" Hermawan Kenapa kamu lakukan itu? kenapa kamu sampai tega mencuri handphone
sahabat kita sendiri?" Nabila kembali bertanya "Ini semua hanya salah paham aku nggak berniat
mencuri hp-nya Syamsiah, Nabila aku Jadi curiga pasti ada seseorang yang menjebakku supaya nama
baikku tercemar, sampai ke seluruh kelas dan anggota OSIS lainnya. Aku penasaran kira-kira siapa orang
yang telah memasukkan HP Syamsiah ke dalam tasku" Hermawan penasaran.

Tiba-tiba datanglah Syamsiah dan kasinta sambil marah-marah kepada Hermawan "Hermawan, kenapa
Kamu mencuri HP adikku?" tanya Kak Sinta sambil marah-marah. "Adik, jadi Kak Sinta menjadikan
Syamsiah sebagai adik Kakak" Nabila kaget. "Ya, dan Syamsiah menganggap kakak sebagai kakaknya"
Kata Kak sinta "Syamsiah maafkan aku, aku tidak mencuri HP mu.Dan aku juga tidak tahu bahwa HP-mu
ada di dalam tasku" Ujar Hermawan sambil memohon kepada Syamsiah agar dia memaafkannya. "Kamu
bohong Hermawan, jelas-jelas hp-ku ada di dalam tasmu" Kata Syamsiah sedikit marah "Sumpah, aku
tidak mencuri Handphone mu Syamsiah, dan aku yakin pasti ada seseorang yang sedang menjebakku"
Katanya. "Sudah Hermawan kakak tidak mau mendengar lagi alasanmu, tapi Kakak kecewa sama kamu
Hermawan. Ayo Syamsiah kita ke kantin! ayo" Kak Sinta lalu pergi bersama dengan Syamsiah.
"Syamsiah...... dengarkan dulu penjelasanku" Teriak Hermawan. "Sudah Hermawan biarkanlah dia, kamu
dan Nabila ikut aku!" Usman menahan Hermawan yang ingin menyusul Syamsiah "kemana Usman?"
Tanya Nabila "Kalian ikut saja, ayo!"

"Permisi" Kata mereka bertiga dengan kompak "Iya Silakan masuk" jawab ibu Guru, dan mereka pun
bersalaman. "Maaf bu, kalau kedatangan kami mengganggu pekerjaan ibu" kata Usman. "Nggak Usman,
nggak kamu nggak ganggu kok, memangnya ada apa? katakan saja! " Tanya ibu Guru. "Begini bu saya
mengajukan keberatan terhadap hukuman yang ibu berikan kepada Hermawan, saya mohon bu
Hermawan dari SMP ingin sekali menjadi ketua OSIS, ibu boleh saja memberikan hukuman yang lain
kepadanya tapi mohon bu jangan cabut jabatannya" Mohon Usman. "Tidak Usman, keputusan ibu sudah
bulat Hermawan sudah pantas menerima hukuman itu" Ibu Guru dengan tegas dan tetap dengan
pendiriannya." Jadi ibu tidak mau mengubah keputusan ibu?" Tanya Usman "Ya Usman". "Baiklah kalau
ibu tetap dengan keputusan ibu, saya juga akan mengambil keputusan ibu, saya akan mundur menjadi
ketua kelas kalau Hermawan tidak menjadi ketua OSIS kembali dan ibu silakan cabut jabatan saya
sebagai ketua kelas 10 IPA 2 saya pamit ke kelas, bu permisi" Jelas usman yang ingin pergi. "Usman
tunggu" Ibu Guru menghentikan Usman. "Baiklah ibu akan mengubah keputusan ibu, tapi tolong kamu
kasih pendapatmu! Hukuman apa yang pantas untuk Hermawan?" ujarnya. "Baiklah bu, tapi pendapat
saya bukan hukuman, tapi perjanjian" Saran Usman, "Perjanjian? Maksudmu? Ibu Guru sedikit bingung.
"Jadi kita harus membuat perjanjian, ketika Hermawan mengulangi perbuatannya lagi maka hukumlah
Hermawan dengan setimpal, bagaimana bu? Apa ide saya bisa diterima?" Jelasnya. "Baik ibu setuju,
Hermawan mulai besok jangan pernah ulangi perbuatanmu lagi! Dan ibu juga tidak jadi memanggil
orang tuamu dan tidak akan mencabut jabatanmu sebagai ketua OSIS, tapi apabila kamu mengulangi
perbuatanmu, Ibu tidak akan segan-segan menghukummu" Kata ibu Guru. akhirnya Hermawan tidak jadi
dicabut jabatannya sebagai ketua OSIS, ia juga tidak akan dipanggil orang tuanya ke sekolah, ini semua
berkat Usman yang sudah mengambil keputusan yang sangat bijak.

"Usman, aku tidak tahu harus berterima kasih padamu dengan cara apa? Tapi aku "kata Hermawan,
"Udah nggak usah dipikirin."Oh ya, begini saja bagaimana kalau aku traktir kamu makan saja" saran
Hermawan. "Udah nggak usah, aku ikhlas kok tolong kamu" tolaknya, "ayolah Usman kita kan sudah
lama bersahabat, jadi sebagai rasa terima kasih aku sama kamu akan traktir makan di Cafe mau ya"
Paksanya. "ya udah deh" Akhirnya Usman pun setuju. "Nah gitu dong, itu baru namanya teman" katanya
sambil tersenyum, "Tapi ajak juga Nabila dan Syamsiah juga ya?" "Pasti dong" dan akhirnya, mereka
sepakat untuk makan di Cafe karena kebetulan Hermawan adalah anak yang kaya jadi ia mengajak
sahabatnya untuk makan di Cafe. Keesokan harinya, saat berada di kantin Usman menemui Syamsiah
dan ingin mengajaknya untuk makan di Cafe bersama dengan Hermawan dan Nabila. "Syamsiah, kamu
sudah pulang sibuk nggak?"tanya Usman "Nggak sibuk, di rumah saja, emangnya kenapa? Kamu mau ke
rumahku?" jawabnya dan bertanya kembali. "Nggak, si Hermawan traktir kita makan di Cafe, tapi dia
bilang cuma kita berempat aja yang lain nggak usah ikut" ujar Usman." Cuma kita berempat saja? Hah
nggak ya kalau Hermawan mau ngajak aku ajak Kak Sinta juga dong" Tolak Syamsiah. "kok ajak Kak Sinta,
kan yang bersahabat dari SMP cuma kita berempat, jadi Hermawan ingin kita berempat saja yang makan
di Cafe" Usman heran. Tidak, bilang sama si maling itu aku tidak mau datang kalau dia tidak mengajak
Kak Sinta" Kata Syamsiah. Di sinilah Aditya mulai merasa sifat Syamsiah sudah berubah semenjak dia
dekat dengan Kak Sinta dan Usman pun pergi menemui Hermawan. "Hermawan Syamsiah tidak mau
ikut dengan kita" Kata Usman "what? kenapa dia tidak mau ikut?" Hermawan kaget dan heran. "Dia
tidak mau ikut kalau kamu tidak mengajak Kak Sinta" Ujar Usman"."What ngajak si nenek lampir itu, hah
maaf ya aku nggak ngajak si Alien itu" Tolak Hermawan. "Kenapa?" Tanyanya. "karena si alien itu yang
sudah menjebak aku" Kata Hermawan "Maksudmu" sedikit kaget. Aku tadi bertemu Robi katanya dia
melihat si alien memasukan HP Syamsiah ke dalam Tasku, awalnya aku tidak percaya tapi aku melihat
bukti fotonya aku langsung percaya" Jelas Hermawan. "Terrnyata dugaanku selama ini benar, Kak Sinta
ingin memanfaatkan Syamsiah saja, aku harus berbicara sama Syamsiah" Kata Usman Lalu ingin pergi,
"Tunggu Usman jangan sekarang percuma saja kau pergi, Syamsiah tidak akan percaya denganmu
karena dia sudah dipengaruhi oleh si alien" Cegah Hermawan. "Ia kamu benar Hermawan Syamsiah
sekarang sudah banyak berubah" kata Usman. Bel waktu istirahat berakhir, sepulang sekolah Usman
Hermawan dan Nabila berkumpul bersama di sebuah Cafe tanpa Syamsiah, namun Hermawan mengajak
temannya yang lain untuk menggantikan Syamsiah yaitu Anya teman baru sebulan dikenal oleh Usman,
Hermawan dan Nabila di sekolah.

Semenjak Syamsiah dianggap oleh kak Sinta sebagai adiknya, di sinilah Syamsiah mulai berubahbsikap
dan perilakunya. Kak Sinta yang selalu mengajaknya jalan-jalan terus membuat Syamsiah lupa akan ke-3
sahabatnya. Lalu Syamsiah mulai bersikap kasar terhadap teman-temannya sendiri, hal inilah yang
membuat Hermawan dan Nabila merasa Syamsiah melupakan mereka, bahkan Syamsiah tidak mau
dekat dengan Usman dan Hermawan dengan alasan karena mereka laki-laki, Usman yang heran melihat
sikap Syamsiah berubah. Nabila pun bertanya sama Syamsiah saat ia di dalam kelas "Syamsiah, aku ingin
bertanya kepadamu" Kata Nabila, "Kenapa kamu di sini" Ucapnya sedikit nada tinggi "Syamsiah kamu
nggak usah ngotot gitu dong, biasa aja kali aku tanya baik-baik kok, Syamsiah Kenapa semenjak kamu
berteman dengan Kak Sinta kamu tidak mau memperdulikan kami lagi? Ingat Syamsiah kita sudah 4
tahun bersahabat. Tapi aku kecewa sama kamu, kamu sekarang sudah berubah kamu bukan Syamsiah
yang kami kenal" Kata Nabila mulai kesal. Kemudian Syamsiah berdiri dan marah-marah "Nabila kamu
nggak usah ikut campur urusanku dengan Kak Sinta, kalau kamu nggak setuju aku berteman dengan Kak
Sinta, mulai sekarang persahabatan kita putus!! Minggir aku mau ke kantin dengan Kak Sinta" perkataan
itu membuat hati Nabila seakan-akan tersambar petir, ia tidak menyangka kalau Syamsiah akan
mengucapkan kata-kata itu. Namun saat Syamsiah ingin pergi ke kantin, tiba-tiba di depannya ada
Usman sambil membawa coklat untuk Syamsiah, dan ternyata hari ini adalah hari unniversary
persahabatan mereka. Setiap tahun mereka selalu mengadakan anniversary persahabatan mereka
"Syamsiah ini untuk kamu, ini kan hari anniversary persahabatan kita yang ke-4 tahun, ini ambillah
hadiah dariku untukmu" Kata Usman. Namun Syamsiah malah bertambah marah "Aku tidak butuh ini
kalian bertiga itu adalah pecundang dan sahabat yang bodoh dan mulai sekarang persahabatan kita
bubar!! Minggir!! kata Syamsiah kemudian menjatuhkan coklat di tangan Usman dan mendorongnya
hingga jatuh. "Usman kamu tidakapa-apa" Kata Nabila sambil membangunkan Usman, "Aku tidak apa-
apa kok" Kata Usman. Setelah melihat kejadian itu Usman langsung kecewa sama sikap Syamsiah,
mungkin kalau Hermawan ada di kejadian itu mungkin rasa sakit hati mereka pun akan lengkap, dengan
ucapan pedih yang keluar dari mulut Syamsiah. Iya tidak mengira bahwa persahabatan mereka akan jadi
seperti ini, kini ia pun merasa sedih karena persahabatannya telah hancur bagaikan kaca yang retak dan
tidak bisa diperbaiki. Semenjak saat itu Usman, Hermawan dan Nabila tidak berhubungan lagi dengan
Syamsiah, bahkan saat bertemu di sekolah mereka tidak saling menyapa bagaikan orang yang tidak
saling kenal sama sekali.

Di suatu malam Hermawan yang sedang jalan-jalan malam sambil main game di dalam HP nya melihat
Kak Sinta dan Syamsiah sedang menuju ke tempat penginapan, awalnya Hermawan hanya melihat
namun karena penasaran apa yang mereka perbuat akhirnya Hermawan pun mengikuti mereka. Setelah
sampai di sana Hermawan langsung menguping di balik pintu kamar penginapan itu, "Dek kamu mau
uang gak"Tanya Kak Sinta kepada Syamsiah "Iya Kak siapa yang tidak mau uang, aku mau" Kata
Syamsiah. "Ya udah kamu tunggu di sini ya Kakak mau ambil uangnya dulu" kata Kak Sinta, Syamsiah
tidak sadar kalau iya sedang dijebak oleh Kak Sinta, saat ini setelah Kak Sinta keluar, Kak sinta pun
didatangi oleh seorang pria, ternyata Syamsiah sudah dijual oleh Kak Sinta untuk dijualkan, untuk
diperjualkan di penjualan anak. "Bagaimana? Kita jadi deal kan." "Iya dong Pak, orangnya ada di dalam
kamar" kata Kak Sinta "Oke ini uang kamu dan untuk gadis itu biar saya yang urus" Kata pria tersebut.
"Oke terima kasih Pak saya pergi dulu" Ucap Kak Sinta. Mendengar hal itu Hermawan pun buru-buru
menelpon Usman dan polisi "Usman.......Halo Usman" kata Hermawan, "Halo Usman, Usman cepat
kamu ke sini!! Syamsiah sekarang dalam bahaya!!" Kata Hermawan "Apa? Syamsiah dalam bahaya? Apa
maksud mu" Tanya Usman terkejut. "Sekarang kamu cepat ke sini nanti aku jelaskan" Jelas Hermawan,
"Baiklah aku akan segera ke sana." Mendengar hal tersebut Usman langsung pergi dengan motornya ke
tempat yang Hermawan katakan, dengan kecepatan penuh. Sedangkan Hermawan yang mulai panik
karena mendengar teriakan Syamsiah yang sangat kencang dari dalam kamar, berusaha tetap tenang
sampai Usman datang. Sampai akhirnya datanglah Usman dan Nabila, "Hermawan mana Syamsiah"
Tanya Usman. "Usman di dalam kamar ini, Usman cepat Usman Tolong dia!!" Jawab Hermawan. Usman
dan Hermawan mencoba untuk mendobrak pintu kamar itu, namun sudah dua kali tidak terbuka,
sampai tiga kali gubrak...... pintu pun terbuka.Setelah pintu terbuka mereka melihat Syamsiah yang ingin
dibawa oleh pria tersebut, Usman dan Hermawan menghajar pria itu habis-habisan, dan Nabila
memeluk Syamsiah yang sedang ketakutan. Usman yang kalah dari pertarungan dan Hermawan yang
dihajar habis-habisan oleh pria tersebut, melihat kedua sahabatnya yang terluka Syamsiah yang melihat
gelas kaca di sampingnya lalu mengambilnya, kemudian memukul gelas itu di kepala pria tersebut
sampai berdarah. "Kurang ajar" kata pria itu sambil mengambil pisau di balik punggungnya. Usman yang
melihat pria tersebut ingin mencelakai Syamsiah dan Nabila Usman pun langsung berlari dan
melindungi Syamsiah dan Nabila. Namun dia terlambat untuk menangkis pisau itu, sehingga membuat
perutnya tertusuk. "Crrrrraaatt...........arrrrrrrggh" Usman terjatuh berlumuran darah, "Usman......."
Teriak Syamsiah. Syamsiah Hermawan dan Nabila pun menghampiri Usman yang sedang terkampar,
sedangkan lelaki itu kabur tetapi di depan ia langsung dikagetkan oleh tiga orang polisi yang
menodongkan pistol ke arahnya. "Diam di tempat!! Jangan bergerak!! Ayo borgol dia!"perintah seorang
polisi, "baik" Kata salah satu seorang polisi lagi. Lelaki itu pun ditangkap, "Cepat bawa dia ke rumah
sakit" Kata salah satu polisi lagi "Iya Pak" Jawab Hermawan lalu membawa Usman ke rumah sakit
terdekat.

Sementara itu Nabila menyuruh Syamsiah untuk ganti pakaian dan membawa Syamsiah ke rumahnya,
karena rumah Syamsiah sangat jauh. Sesampainya di rumah Nabila Syamsiah menangis tersedu-sedu,
karena tidak percaya apa yang telah terjadi padanya di dalam hatinya ya merasa menyesal karena terlalu
percaya dengan Kak Sinta dibandingkan dengan sahabat karibnya sendiri. Tak lama setelah itu datanglah
Hermawan dari rumah sakit "Permisi" "Iya" jawab Nabila "Bagaimana keadaan usman Hermawan apa
dia baik-baik saja? " tanya Nabila namun Hermawan tiba-tiba menangis "Kau puas Syamsiah hah! apa
kau sekarang puas?"tiba-tiba Hermawan membentak Syamsiah dan membuatnya menangis. "Hermawan
ini bukan salah Syamsiah ini semua Salahkah Kak Sinta" ujar Nabila "Ini juga salahnya Nabila karena dia
lebih percaya dengan Kak Sinta dibandingkan kita sahabatnya sendiri" ujar Hermawan sambil menangis.
kemudian Syamsiah menunduk kepada Hermawan sambil menangis "Maafkan aku Hermawan maafkan
aku karena aku percaya sama Kak sinta dari pada kalian dia ingin menjual diriku. Aku sangat menyesal
Hermawan, Nabila maafkan aku" ujar Syamsiah sambil menangis "Untuk apa minta maaf, sekarang nasi
sudah menjadi bubur, Syamsiah gara-gara kamu Usman sekarang kritis di rumah sakit. Aku tidak akan
memaafkanmu jika Usman sampai kenapa-napa" teriak Hermawan sambil menangis lalu mendorong
Syamsiah dan pergi. "Hermawan...."Maafkan aku!!......."Ujar Syamsiah, "Sudah Syamsiah, Hermawan
mungkin sedang emosi biarkan dia menenangkan dirinya dulu" Nabila menenangkan Syamsiah.

Keesokan harinya Syamsiah dan Nabila menjenguk Usman di rumah sakit "Permisi suster, pasien atas
nama Usman ada di rumah sakit ini?" Tanya Nabila kepada suster. "Sebentar ya Saya cek dulu" Jawab
Suster tersebut "oh ya benar Mbak pasien yang bernama Usman ada di lantai nomor 3 silakan ke sana!
nanti ada dokternya" Jelas Suster itu. "Terima kasih Suster" kata Nabila. Saat sampai di lantai 3 Mereka
melihat seorang wanita yang sedang menangis, ternyata wanita itu adalah ibunya Usman yang sedang
tertunduk lesu dan menangis di kursi tunggu dekat ruangan jenazah. "Bu? Saya Nabila dan Syamsiah"
katanya, "Iya nak" kata ibunya Usman sambil sedih. "Ibu kenapa tunggu di ruangan jenazah? Usman
nggak apa-apa kan? Tanya Syamsiah khawatir. "Ubu hanya bisa bersabar atas yang sudah ditakdirkan
oleh tuhan, terutama kalian, jangan sedih ya" Kata ibunya Usman sambil menangis. "Maksud ibu apa?
Kami nggak ngerti, apa yang terjadi dengan Usman bu? Kata Nabila. "Usman..... Usman sudah
meninggal" Kata ibunya Usman sambil menangis, "apa......" Nabila kaget dan menangis, "Nggak, nggak
mungkin usman meninggal, nggak mungkin pasti ibu berbohongkan pasti dokternya salah, Usman itu
sahabat aku yang kuat dia nggak mungkin meninggal" kata Syamsiah yang tidak percaya bahwa Usman
sudah meninggal. "Kita harus sabar Syamsiah, kita harus menerima takdir" ucap Nabila, "Nggak mungkin
Nabila ibu nggak salah dengarkan, ini anak kandung ibu sendiri jangan main-main dengan maut bu"
Syamsiah masih tidak percaya. "Untuk apa ibu berbohong nak" kata ibunya Usman. Akhirnya Syamsiah
tubuhnya melemah dan menangis, "Usman.........." Teriak Syamsiah yang bersedih bahwa sahabatnya
itu akan meninggal secepat ini. Keesokan harinya Hermawan yang mendengar kabar tersebut dari Nabila
pun langsung pergi ke rumah duka, untuk menemui sahabatnya itu untuk yang terakhir kalinya. Usman
akhirnya dimakamkan dan sebelum meninggal Usman menitipkan pesan bahwa ia ingin dikuburkan di
sebelah kuburan kakek dan ayahnya Kalau iya sudah meninggal nanti, ibunya Usman juga memberikan
sebuah surat yang telah ditulis oleh Usman Untuk sahabatnya yang terakhir.

Pesan moral

Terkadang persahabatan itu akan dihadapkan pada halangan dan rintangan, yang kita alami demi teman
terkadang melelahkan dan menjengkelkan, namun itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai
keindahan, dengan satu kekuatan seorang sahabat yang setia maka halangan dan rintangan tersebut
bisa kita lewati dengan mudah.

Anda mungkin juga menyukai