Anda di halaman 1dari 7

PERSAHABATAN

Usman sebulan lalu sudah tamat SMP yaitu di SMPN 4 Bolo dan ia akan melanjutkan ke
jenjang berikutnya yaitu SMA iya akan bersekolah di SMAN 4 Bima. Sesampainya di
sekolah barunya ia dikagetkan dengan seseorang yang menepuk pundaknya. Ia langsung
melihat dan ternyata yang menepuk pundaknya itu adalah sahabatnya waktu SMP yaitu
Syamsiah sontak Usman langsung bertanya. "Kamu ada di sini juga syamsiah" Namun
Syamsiah tidak menjawab dan hanya tersenyum dan di belakang Syamsiah juga ada dua
sahabat Usman yang lain yaitu Hermawan dan Nabila. Usman sangat senang karena ketiga
sahabatnya masuk ke sekolah yang sama dengannya. "Eh Usman kita bertemu lagi di sini
hahaha......."Kata Hermawan dengan teriakan histeris sampai tertawa karena gembira bisa
bertemu lagi dengan sahabat lamanya itu. "Akhirnya kita bertemu kembali, seperti masa-
masa SMP dulu" sambung Nabila. Mereka pun akhirnya berbicara panjang lebar tentang
masa-masa mereka waktu SMP yang sangat Indah itu. Pada hari pertama mereka
menjalankan Masa Orientasi Siswa (MOS) dan mereka disuruh berbaris sesuai kelas masing-
masing Usman,Syamsiah dan Hermawan sekelas yaitu X MIPA2 sedangkan Nabila berada di
kelas berbeda, yaitu X IPS2. Namun hal itu tidak membuat mereka terpisah. "Sesudah ini,
kalian akan dibimbing oleh kakak kelas kalian" Kata seorang guru.
Akhirnya semua siswa baru pun bubar barisan dan duduk membuat lingkaran, sambil
menunggu kakak kelas datang Usman, Syamsiah dan Hermawan mengobrol sebentar.
"Syamsiah, Hermawan kira-kira kakak kelas yang membimbing kita siapa ya" tanya Usman.
"Usman gimanasih, kita ini murid baru alias Junior, jadi kita nggak tahu dong siapa kakak
kelas yang akan membimbing kita, tapi Usman aku nggak takut kalau nanti kakak kelas kita
galak gimana? Seram kayak pocong" ujar Hermawan. "Hahaha Hermawan kamu lebay" ujar
Syamsiah, dan mereka pun ketawa bersama. Sampai akhirnya datanglah kakak kelas yang
ditunggu-tunggu "Hai Adek-adek, perkenalkan nama Kakak, Kak Sinta biasa dipanggil Sinta,
kakak akan bertugas untuk membimbing kalian dalam mengenal sekolah ini"sapa Kakak
Sinta. "Tapi pertama-tama Kakak Kepengen tahu siapa nama adik-adik sekalian, yang
pertama mmmmm ah, adek yang cantik maju depan" sambung Kak Sinta menunjuk ke arah
Syamsiah. Syamsiah pun maju dan memperkenalkan dirinya."Hai semuanya perkenalkan
namaku Syamsiah" sapa Syamsiah "Aku dari SMPN 4 Bolo" jawabnya lagi. "Kenapa adek
memilih sekolah ini sebagai tempat belajar Adik?"tanya Kak Sinta, "Ya karena sekolah ini
sangat bersih aman dan nyaman sebagai tempat belajar" jawab Syamsiah "Oke Adek terima
kasih, boleh tepuk tangan buat Syamsiah" kata Kak Sinta, dan semua siswa dalam lingkaran
bertepuk tangan termasuk juga Usman dan Hermawan.
Setelah 3 hari menjalankan MOS usman, Syamsiah, Hermawan, dan Nabila masuk
sekolah. Pada hari pertama, Seperti biasa waktu mereka masih SMP mereka selalu jajan di
kantin bersama-sama. Dan ketika salah satu diantara mereka ada yang sulit mengerjakan PR,
ketiganya selalu membantu mengerjakan PR tersebut sampai selesai. Kebersamaan yang
mereka jalani membuat iri semua orang, termasuk Kak Sinta yang sangat iri akan
kebersamaan mereka berempat, Kak Sinta pun berencana untuk menghancurkan persahabatan
mereka. Pada jam istirahat, Kak Sinta menemui syamsiah di kelas. Namun Kak Sinta tidak
bertemu dengan Syamsiah. Sampai akhirnya Kak Sinta bertemu Syamsiah saat ia dan para
sahabatnya sudah jajan di kantin. "Dek Syamsiah Kakak boleh minta tolong nggak?" Kak
Sinta bertanya kepada Syamsiah. "Minta tolong apa Kak?" Syamsiah berbalik bertanya. "Ini
nih, Kakak nggak tahu gimana caranya Rumus nomor 7 ajarin dong dek Bisa kan adek
ngerjainnya" keluh Kak Sinta dan menyodorkan buku ke Syamsiah. "Ya udah nanti mungkin
Syamsiah bisa ngerjainnya" ujarnya, "Benar bisa nih..?!" Kak Sinta sedikit tak percaya, "iya
Kak semoga saja Kak" jawabnya. "Ya sudah, makasih ya Dek Syamsiah" ujar Kak Sinta, "Iya
kah sama-sama" kata Syamsiah. Semenjak saat itu apapun yang dianggap Kak Sinta soal
yang susah, Kak Sinta selalu minta bantuan sama Syamsiah dan Kak Sinta terus bergantung
sama Syamsiah, dan inilah yang membuat Usman geram sampai akhirnya Usman pun
berbicara pada Syamsiah. "Syamsiah Kamu kok gitu? mau aja disuruh sama Kak Sinta,
ngerjain inilah, ngerjain itulah, kita jangan terlalu nurut sama kakak kelas, Syamsiah. Kamu
itu sudah dimanfaatkan oleh kak Sinta" katanya. "Sudahlah Usman kamu jangan
berprasangka buruk sama Kak Sinta, lagi pula Kak Sinta Nggak manfaatin aku kok" kata
Syamsiah. "Syamsiah.....Syamsiah, kamu ini polos banget sih, sadar Syamsiah kamu itu udah
dimanfaatin" ujarnya seperti mengejek. "Sudahlah Usman aku tahu kamu sangat khawatir
padaku, sebagai seorang sahabat tapi jangan terlalu khawatir Usman aku bisa kok menjaga
diri sendiri. Ya udah sekarang kita masuk kelas, ayo!" Syamsiah meyakinkan Usman dan
mengajaknya untuk masuk ke kelas. "Ya udah, ayo" akhirnya Usman dan Syamsiah pun
masuk ke kelas dan belajar seperti biasa.
Pada hari berikutnya, Syamsiah sudah merasa nyaman dengan Kak Sinta. Kak Sinta pun
memanfaatkan kesempatan itu untuk menghancurkan persahabatan antara Syamsiah, Usman,
Hermawan, dan Nabila. Kak Sinta yang dulunya adalah ketua OSIS, kini telah digantikan
oleh Hermawan karena suaranya yang paling banyak yaitu 25 orang, yang memilihnya
sebagai ketua OSIS selanjutnya. Tapi Kak Sinta tidak setuju, ia menilai bahwa yang pantas
menjadi ketua OSIS itu adalah Syamsiah, maka dari itu Kak Sinta berinisiatif untuk
menghancurkan nama baik Hermawan sebagai ketua Osis yang baru. Kak Sinta menemui
Syamsiah dikelasnya waktu jam istirahat, "Dek Syamsiah boleh pinjam bukunya sebentar
nggak?" Tanya Kak Sinta "Oh boleh Kak" jawab syamsiah kemudian memberikan sebuah
buku kepada Kak Sinta. "Thanks ya, Dek?" "Sama-sama Kak" setelah Syamsiah pergi,
barulah Kak Sinta memulai rencananya dengan mengambil handphone di dalam tas
Syamsiah, dan memasukkannya ke dalam tas Hermawan. Dan setelah Syamsiah kembali Kak
Sinta pun langsung pergi, lalu saat jam pelajaran baru dimulai, Syamsiah kehilangan
handphonenya dan ia pun mengadu kepada guru yang sedang mengajar di dalam kelasnya.
"Bu Guru handphone saya hilang!" mendengar hal itu ibu Guru pun mendekat ke meja
Syamsiah. "Apa HP kamu hilang? emangnya kamu simpan di mana?" tanya ibu Guru "Tadi
didalam tas, tapi sekarang hilang" jawab Syamsiah. "Siapa yang telah mencuri HP Syamsiah
di kelas ini?" tanya ibu guru kepada seluruh siswa, namun semuanya menggelengkan kepala.
"Tidak ada yang mau mengaku? baik, untuk seluruh siswa berdiri dan letakkan tasnya di atas
meja!"
Akhirnya seluruh siswa yang berada didalam kelas tersebut diperiksa tasnya satu
persatu. Saat semuanya sudah diperiksa termasuk Usman, kini giliran tas Hermawan yang
diperiksa. Waktu ibu Guru memeriksa tas Hermawan, ibu Guru terkejut ketika ia telah
menemukan HP Syamsiah di dalam tas Hermawan, sontak Usman terkejut karena Ia tidak
menyangka bahwa Hermawan lah yang mencuri handphone Syamsiah. "Ibu ini cuma salah
paham saya nggak tahu kenapa HP Syamsiah ada didalam tas saya, saya nggak mencuri HP
Syamsiah bu" bantah Hermawan. "Tapi ini buktinya sudah ada Hermawan, salah paham
bagaimana?" ujar Ibu Guru "Ini benar-benar salah paham bu saya nggak tahu kenapa HP
Syamsiah bisa ada di dalam tas saya" banta Hermawan kembali. "Cukup Hermawan ibu
nggak mau lagi mendengar alasan kamu, sekarang kamu ikut ibu ke ruangan BK!" perintah
ibu Guru "Tapi bu......"
"Ayo ikut ibu ke ruangan BK!" bu Guru dan hermawan pun pergi ke ruangan BK.
Sesampai Hermawan dan ibu Guru di ruangan BK, "Hermawan kenapa Kamu mencuri HP
Syamsiah" tanya ibu Guru "Saya berani bersumpah bu saya benar-benar tidak tahu
bagaimana bisa HP Syamsiah ada didalam tas saya" Hermawan terus saja membantah.
"Hermawan jelas-jelas HP syamsiah ada didalam tasmu, begini saja sebagai hukuman kamu,
ibu akan mencabut jabatanmu sebagai ketua OSIS Dan ibu akan memanggil orang tuamu
untuk datang kemari!" kata ibu Guru "Tapi bu" tidak ada tapi-tapi" Mendengar hal itu pun
Hermawan sangat sedih dan marah terhadap siapa yang telah menjebaknya. Sahabat
Hermawan pun datang menemuinya, "Hermawan apa yang ibu katakan padamu?" tanya
Usman "Aku diberi hukuman" jawab Hermawan dengan murung dan menceritakan semua
yang menimpanya pada Usman. "Tega sekali orang itu, Tapi kamu tenang saja Hermawan
kita akan menemukan solusi untuk ini dan berusaha menemukan siapa pelaku sebenarnya”
Usman mencoba menegarkan Hermawan. "Ya Usman terima kasih sahabatku" Hermawan
Punn sedikit tersenyum. Setelah itu datanglah Nabila, "Hermawan aku dengar dari orang-
orang kamu mencuri HP Syamsiah, apakah itu benar?" tanya Nabila "Iya Nabila, tapi kamu
kenal Hermawan dia tidak mungkin mencuri apalagi ini Hp Syamsiah sahabatnya sendiri"
jawab Usman. "iya aku juga tau, tapi hp itu ditemukan ditas Hermawan!" ucap Nabila. "Ini
semua hanya salah paham aku tidak pernah mencuri hp-nya Syamsiah, aku jadi curiga pasti
ada seseorang yang menjebakku supaya nama baikku tercemar sehingga aku dipecat jadi
ketua OSIS" ucap Hermawan.
Tiba-tiba datanglah Syamsiah dan Kak Sinta sambil marah-marah kepada Hermawan
"Hermawan, kenapa Kamu mencuri HP adikku?" tanya Kak Sinta sambil marah-marah.
"Adik, jadi Kak Sinta menjadikan Syamsiah sebagai adik Kakak" Nabila kaget. "Ya, dan
Syamsiah menganggap kakak sebagai kakaknya" Kata Kak sinta "Syamsiah maafkan aku,
aku tidak mencuri HP mu, dan aku juga tidak tahu bahwa HP-mu ada di dalam tasku" Ujar
Hermawan sambil memohon kepada Syamsiah agar dia memaafkannya. "Kamu bohong
Hermawan, jelas-jelas hp-ku ada di dalam tasmu" Kata Syamsiah sedikit marah "Sumpah,
aku tidak mencuri Handphone mu Syamsiah, dan aku yakin pasti ada seseorang yang sedang
menjebakku" Katanya. "Sudah Hermawan kakak tidak mau mendengar lagi alasanmu, tapi
Kakak kecewa sama kamu Hermawan. Ayo Syamsiah kita ke kantin!" Kak Sinta lalu pergi
bersama dengan Syamsiah. "Syamsiah dengarkan dulu penjelasanku" Teriak Hermawan.
"Sudah Hermawan biarkanlah dia, kamu dan Nabila ikut aku!" Usman menahan Hermawan
yang ingin menyusul Syamsiah "kemana Usman?" Tanya Nabila "Kalian ikut saja, ayo!"
"Permisi" Kata mereka bertiga dengan kompak "Iya Silakan masuk" jawab ibu Guru,
dan mereka pun bersalaman. "Maaf bu, kalau kedatangan kami mengganggu pekerjaan ibu"
kata Usman. "Nggak Usman, nggak kamu nggak ganggu kok, memangnya ada apa? katakan
saja! " Tanya ibu Guru. "Begini bu saya mengajukan keberatan terhadap hukuman yang ibu
berikan kepada Hermawan, saya mohon bu Hermawan dari SMP ingin sekali menjadi ketua
OSIS, ibu boleh saja memberikan hukuman yang lain kepadanya tapi mohon bu jangan cabut
jabatannya" Mohon Usman. "Tidak Usman, keputusan ibu sudah bulat Hermawan sudah
pantas menerima hukuman itu" Ibu Guru dengan tegas dan tetap dengan pendiriannya." Jadi
ibu tidak mau mengubah keputusan ibu?" Tanya Usman "Ya Usman". "Baiklah kalau ibu
tetap dengan keputusan ibu, saya juga akan mengambil keputusan ibu, saya akan mundur
menjadi ketua kelas kalau Hermawan tidak menjadi ketua OSIS kembali dan ibu silakan
cabut jabatan saya sebagai ketua kelas 10 IPA 2 saya pamit ke kelas, bu permisi" Jelas usman
yang ingin pergi. "Usman tunggu" Ibu Guru menghentikan Usman. "Baiklah ibu akan
mengubah keputusan ibu, tapi tolong kamu kasih pendapatmu! Hukuman apa yang pantas
untuk Hermawan?" ujarnya. "Baiklah bu, tapi pendapat saya bukan hukuman, tapi
perjanjian" Saran Usman, "Perjanjian? Maksudmu? Ibu Guru sedikit bingung. "Jadi kita
harus membuat perjanjian, ketika Hermawan mengulangi perbuatannya lagi maka hukumlah
Hermawan dengan setimpal, bagaimana bu? Apa ide saya bisa diterima?" Jelasnya. "Baik ibu
setuju, Hermawan mulai besok jangan pernah ulangi perbuatanmu lagi! Dan ibu juga tidak
jadi memanggil orang tuamu dan tidak akan mencabut jabatanmu sebagai ketua OSIS, tapi
apabila kamu mengulangi perbuatanmu, Ibu tidak akan segan-segan menghukummu" Kata
ibu Guru. akhirnya Hermawan tidak jadi dicabut jabatannya sebagai ketua OSIS, ia juga tidak
akan dipanggil orang tuanya ke sekolah, ini semua berkat Usman yang sudah mengambil
keputusan yang sangat bijak.
"Usman, aku tidak tahu harus berterima kasih padamu dengan cara apa? Tapi aku "kata
Hermawan, "Udah nggak usah dipikirin."Oh ya, begini saja bagaimana kalau aku traktir
kamu makan saja" saran Hermawan. "Udah nggak usah, aku ikhlas kok tolong kamu"
tolaknya, "ayolah Usman kita kan sudah lama bersahabat, jadi sebagai rasa terima kasih aku
sama kamu akan traktir makan di Cafe mau ya" Paksanya. "ya udah deh" Akhirnya Usman
pun setuju. "Nah gitu dong, itu baru namanya teman" katanya sambil tersenyum, "Tapi ajak
juga Nabila dan Syamsiah juga ya?" "Pasti dong" dan akhirnya, mereka sepakat untuk makan
di Cafe karena kebetulan Hermawan adalah anak yang kaya jadi ia mengajak sahabatnya
untuk makan di Cafe. Keesokan harinya, saat berada di kantin Usman menemui Syamsiah
dan ingin mengajaknya untuk makan di Cafe bersama dengan Hermawan dan Nabila.
"Syamsiah, kamu sudah pulang sibuk nggak?"tanya Usman "Nggak sibuk, di rumah saja,
emangnya kenapa? Kamu mau ke rumahku?" jawabnya dan bertanya kembali. "Nggak, si
Hermawan traktir kita makan di Cafe, tapi dia bilang cuma kita berempat aja yang lain nggak
usah ikut" ujar Usman." Cuma kita berempat saja? Hah nggak ya kalau Hermawan mau
ngajak aku ajak Kak Sinta juga dong" Tolak Syamsiah. "kok ajak Kak Sinta, kan yang
bersahabat dari SMP cuma kita berempat, jadi Hermawan ingin kita berempat saja yang
makan di Cafe" Usman heran. Tidak, bilang sama si maling itu aku tidak mau datang kalau
dia tidak mengajak Kak Sinta" Kata Syamsiah. Di sinilah Usman mulai merasa sifat
Syamsiah sudah berubah semenjak dia dekat dengan Kak Sinta dan Usman pun pergi
menemui Hermawan. "Hermawan Syamsiah tidak mau ikut dengan kita" Kata Usman
"what? kenapa dia tidak mau ikut?" Hermawan kaget dan heran. "Dia tidak mau ikut kalau
kamu tidak mengajak Kak Sinta" Ujar Usman"."What ngajak si nenek lampir itu, hah maaf ya
aku nggak ngajak si Alien itu" Tolak Hermawan. "Kenapa?" Tanyanya. "karena si alien itu
yang sudah menjebak aku" Kata Hermawan "Maksudmu" sedikit kaget. Aku tadi bertemu
Robi katanya dia melihat si alien memasukan HP Syamsiah ke dalam Tasku, awalnya aku
tidak percaya tapi aku melihat bukti fotonya aku langsung percaya" Jelas Hermawan.
"Terrnyata dugaanku selama ini benar, Kak Sinta ingin memanfaatkan Syamsiah saja, aku
harus berbicara sama Syamsiah" Kata Usman Lalu ingin pergi, "Tunggu Usman jangan
sekarang percuma saja kau pergi, Syamsiah tidak akan percaya denganmu karena dia sudah
dipengaruhi oleh si alien" Cegah Hermawan. "Ia kamu benar Hermawan Syamsiah sekarang
sudah banyak berubah" kata Usman. Bel waktu istirahat berakhir, sepulang sekolah Usman
Hermawan dan Nabila berkumpul bersama di sebuah Cafe tanpa Syamsiah, namun
Hermawan mengajak temannya yang lain untuk menggantikan Syamsiah yaitu Anya teman
baru sebulan dikenal oleh Usman, Hermawan dan Nabila di sekolah.
Semenjak Syamsiah dianggap oleh kak Sinta sebagai adiknya, di sinilah Syamsiah
mulai berubahbsikap dan perilakunya. Kak Sinta yang selalu mengajaknya jalan-jalan terus
membuat Syamsiah lupa akan ke-3 sahabatnya. Lalu Syamsiah mulai bersikap kasar terhadap
teman-temannya sendiri, hal inilah yang membuat Hermawan dan Nabila merasa Syamsiah
melupakan mereka, bahkan Syamsiah tidak mau dekat dengan Usman dan Hermawan dengan
alasan karena mereka laki-laki, Usman yang heran melihat sikap Syamsiah berubah. Nabila
pun bertanya sama Syamsiah saat ia di dalam kelas "Syamsiah, aku ingin bertanya
kepadamu" Kata Nabila, "Kenapa kamu di sini" Ucapnya sedikit nada tinggi "Syamsiah kamu
nggak usah ngotot gitu dong, biasa aja kali aku tanya baik-baik kok, Syamsiah Kenapa
semenjak kamu berteman dengan Kak Sinta kamu tidak mau memperdulikan kami lagi? Ingat
Syamsiah kita sudah 4 tahun bersahabat. Tapi aku kecewa sama kamu, kamu sekarang sudah
berubah kamu bukan Syamsiah yang kami kenal" Kata Nabila mulai kesal. Kemudian
Syamsiah berdiri dan marah-marah "Nabila kamu nggak usah ikut campur urusanku dengan
Kak Sinta, kalau kamu nggak setuju aku berteman dengan Kak Sinta, mulai sekarang
persahabatan kita putus!! Minggir aku mau ke kantin dengan Kak Sinta" perkataan itu
membuat hati Nabila seakan-akan tersambar petir, ia tidak menyangka kalau Syamsiah akan
mengucapkan kata-kata itu. Namun saat Syamsiah ingin pergi ke kantin, tiba-tiba di
depannya ada Usman sambil membawa coklat untuk Syamsiah, dan ternyata hari ini adalah
hari unniversary persahabatan mereka. Setiap tahun mereka selalu mengadakan anniversary
persahabatan mereka "Syamsiah ini untuk kamu, ini kan hari anniversary persahabatan kita
yang ke-4 tahun, ini ambillah hadiah dariku untukmu" Kata Usman. Namun Syamsiah malah
bertambah marah "Aku tidak butuh ini kalian bertiga itu adalah pecundang dan sahabat yang
bodoh dan mulai sekarang persahabatan kita bubar!! Minggir!! kata Syamsiah kemudian
menjatuhkan coklat di tangan Usman dan mendorongnya hingga jatuh. "Usman kamu
tidakapa-apa" Kata Nabila sambil membangunkan Usman, "Aku tidak apa-apa kok" Kata
Usman. Setelah melihat kejadian itu Usman langsung kecewa sama sikap Syamsiah, mungkin
kalau Hermawan ada di kejadian itu mungkin rasa sakit hati mereka pun akan lengkap,
dengan ucapan pedih yang keluar dari mulut Syamsiah. Iya tidak mengira bahwa
persahabatan mereka akan jadi seperti ini, kini ia pun merasa sedih karena persahabatannya
telah hancur bagaikan kaca yang retak dan tidak bisa diperbaiki. Semenjak saat itu Usman,
Hermawan dan Nabila tidak berhubungan lagi dengan Syamsiah, bahkan saat bertemu di
sekolah mereka tidak saling menyapa bagaikan orang yang tidak saling kenal sama sekali.
Sementara itu, Syamsiah yang pergi ke kelas kak Sinta untuk mengajaknya pergi ke
kantin berhenti didepan kelasnya dan tidak sengaja mendengar percakapan mereka. “Sinta
bagaimana dengan anak itu?” kata teman kak Sinta. “Dia anak yang bodoh mau saja
dibohongi, sebenarnya aku yang menjebak Hermawan supaya nama baiknya rusak, karena
aku tidak suka dia menjadi ketua OSIS” kata kak Sinta. Syamsiah yang mendengar itupun
pergi dengan lari sambil menangis dan tak sengaja menabrak seseorang “maaf” katanya.
“Syamsiah kamu kenapa?” kata orang tersebut. Rupanya orang itu adalah Hermawan
“Hermawan maafkan aku” kata Syamsiah sambil menangis. Merekapun pergi ke kelas
didalam kelas tersebut rupannya ada Usman dan Nabila. Merekapun langsung menghampiri
Usaman dan Nabila yang sedang duduk. Syamsiah duduk didekat Usman dan Nabila. “Ada
yang ingin Syamsiah katakan pada kalian” ucap Hermawan. “Usman, Nabila maafkan aku,
aku sudah tau semuanya rupannya Hermawan tidak bersalah maafkan aku” ucap Syamsiah.
“untuk apa kamu minta maaf? Dari awal kamu tidak percaya pada teman mu sendiri dan lebih
percaya pada si Alien itu” ucap Usman sarkas. Akhirnya Syamsiah menceritakan semua yang
telah didengarnya dan meminta maaf kepada sahabatnya itu. Awalnya Usman dan Nabila
mau memaafkan Syamsiah,tetapi dengan bujukan Hermawan mereka akhirnya mau
memaafkan Syamsiah, akhirnya mereka pun kembali berasahabat seperti dulu.

Anda mungkin juga menyukai