Anda di halaman 1dari 2

Oleh : Hariyati

“ ISMAN,, DURHAKA “

Di sebuah desa, tinggalah seorang ibu dengan 2 orang anaknya, Isman dan Isna. Mereka tinggal di sebuah gubuk
yang kumuh, yang mungkin tak begitu layak untuk ditempat tinggali. Dari kedua anak tersebut, masing-masing
memiliki watak yang begitu berbeda jauh. Isman wataknya angkuh, pemalas, ingin menang sendiri, tak mau
kalah dan sok kaya, sedangkan Isna adiknya, begitu rajin, selalu mengalah demi kakaknya Isman, dan semenjak
ayahnya meninggal Isna sangat rajin membantu ibunya di kebun dan membantu ibunya mencucikan pakaian
orang.Padahal Isna adalah seorang anak perempuan yang baru berumur 12 tahun.

Suatu hari, ketika Isman ingin makan, ternyata di atas meja makan tidak ada tersedia apa-apa, hanya singkong
matang saja yang ada di atas meja, Isman langsung marah-marah dengan ibunya, “ Ibu,,ibu,, kok diatas meja
tidak ada makanan sih, cuman singkong terus yang ada,, aku lapar bu.. !! “, teriak Isman, sambil menghentakkan
kakinya. Ibunya segera berlari menghampiri Isman yang teriak-teriak dan Isna juga menghampiri kakaknya itu.
“ Nak, persediaan makan kita sudah habis, dan ibu tidak punya uang untuk membeli beras dan lauk pauk yang
lain untuk di masak, kamu bisa makan singkong itu saja ya nak, untuk sementara, ibu pasti berusaha untuk
membeli beras dan lainnya. “ pinta sang ibu. “ Tidak bu,, aku mau makanan yang enak itu sekarang, bukan nanti
,,” bentak Isman kepada ibunya. Kemudian Isna membela ibunya, “ kakak,,, kakak jangan bentak-bentak ibu,
ibu lagi sakit kak, kakak lihat saja keadaan ibu sekarang bagaimana, nanti aku yang sediain makanannya,,,” . “
ok lah kalau kata kamu begitu, aku mau tidur dulu , “ kata Isman sambil menyenggol bahu Isna dan berjalan
menuju kekamar. Kemudian Isna membawa ibunya menuju kekamar, “ Bu, ibu istirahat dulu yaa, pekerjaan ibu
biar Isna yang kerjain,” kata Isna, “ Nak, jangan,,itu bukan pekerjaan kamu, seharusnya kakak kamu yang
mengerjakannya, karena kakak kamu lebih kuat dari kamu, kamu itu perempuan nak,, “ jawab ibunya. “ Tidak
apa-apa bu,, ibu istirahat dulu yaa sekarang “, pinta Isna. “ Baiklah kalau itu yang kamu mau nak, kamu hati-hati
yaa nak, “ kata ibunya, “ iya ibu, ibu tenang saja Isna pasti berhati-hati, Isna pergi dulu ya bu, assalamualaikum
“, jawab Isna. “ Iyaaa naak,,,hati-hati,,walaikumsalam “.

Keesokan harinya, ketika Isna pergi mengantarkan pakaian yang sudah dicuci ketempat bu Lia, ternyata kakak
nya dikejar oleh segerombolan preman yang mana ternyata Isman telah mengambil dompet yang seharusnya itu
adalah sasaran si preman, “ Awas Na, kamu,,minggir-minggir, “ ucap Isman saat berlari melewati Isna saat
dikejar preman itu. Setelah Isna sampai mengantarkan pakaian itu, Isna segera pulang kerumah, dan Isna
menceritakan apa yang telah dilakukan kakaknya Isman kepada ibunya, ibunya terkejut dengan kelakuan Isman
seperti itu. Setelah beberapa menit, Isman datang sambil nada terengah-engah, “ Sial tu preman, jatah aku mau
diambil “ kata Isman dengan kesal. “ Isman,, apa yang telah kamu lakukan nak ?? Apa benar yang diceritakan
adikmu kalau kamu mencuri ? “ tanya ibunya, “ Apaan sih bu, ikut campur urusan aku saja, kalau benar
emangnya kenapa bu, ibu marah??!! “ Bentak Isman. “ Astagfirullahhalazim, kakak kenapa ngomong kaya gitu
kak ?, ini ibu kak, kakak jangan ngomong kayak gitu sama ibu, nanti durhaka kak, kakak selalu kasar sama ibu,
nggak pernah lembut sama ibu, ibu tambah sakit kaa,, “ jawab Isna membela ibunya. “ Biarin, siapa suruh sih
mau terus jadi orang miskin, capek tau nggak miskin terus, kapan kayanya,,” Isman menjawab dengan
kasarnya.” Ibu, kita masuk kamar yaa,, tidak usah dengarin apa kata kak Isman “, pinta Isna kepada ibunya.
Kemudian Isna mengantar ibunya yang dari tadi batuk-batuk yang tak berhenti dan meninggalkan kakaknya
yang dari tadi berbicara kasar dengan ibunya.

Selang beberapa hari, ibunya sakit parah dan Isna tidak mempunyai uang untuk membawa ibunya kepuskesmas,
padahal kakaknya Isman mempunyai uang hasil Isman menjual ayam-ayamnya. “ Kak,, kita bawa yuk ibu
puskesmas, kakak kan punya uang hasil penjualan ayam-ayamnya kakak. “ Pinta Isna. “ Apa ,,, ?? Membawa
ibu kepuskesman, nggak ah, nanti habis uang aku mengobati ibu, “ jawab Isman, “ Astagfirullahhalazim, ya
allah,, kenapa kakak ngomong kayak gitu, ingat-ingat kak, demi kesembuhan ibu, ibu sakit parah sekarang, nanti
aku ganti kak uangnya, “ Kata Isna,” Pokoknya tidak, aku tidak mau nanti uang aku habis. Kamu cari saja
sendiri uang mengobatin ibu kepuskesmas, udah, sekarang aku mau pergi dulu sama teman-temanku “. Isman
begitu saja pergi tanpa sedikitpun memberi uang kepada Isna untuk membawa ibunya kepuskesmas.

Sudah satu minggu Isman pergi dari rumah, semenjak dia pergi tak ada kabar tentangnya, dan kini ibunya sudah
sembuh sakit karena bantuan dari Pak RT yang telah membiayai biaya ke puskesmas, semenjak itu, ibunya
selalu merindukan Isman dan berdoa kepada sang kuasa setiap shalat dilakukannya, “ Ya Allah,, tunjukkanlah
dimana anakku, selamatkanlah dia dari bahaya Ya Allah, semoga dia selalu sehat, dan selalu Enkau lindungi,
amin ya robbal alamin. “. Setelah shalat selesai, dari luar terdengar suara Isna memanggil Ibunya,, “ Ibu,,,Ibu,,,
ada kabar tentang kak Isman “, “ yang benar nak,,,? Tanya ibunya. “ Benar bu, katanya kak Isman ada di
seberang jalan sana, “ Jawab Isna, “ Yaa sudah sekarang kita menuju kesana, tapi ibu mau menjemur pakaian
dulu, “ Pinta ibunya, “ Iyaa bu Isna ikut bu, bantu ibu, “ Jawab Isna. Setelah selesai menjemur pakaian, Isna dan
ibunya segera menuju dimana kakaknya ditemukan, dan ternyata benar, Isman dengan pakaian combang-
cambing, duduk dipinggir jembatan sambil minta kasihan dari orang lain, maka Isna dan ibunya segera
menghampiri Isman, seketika itu isman melihat ibunya dan bersimpuh dikaki ibunya, “ Ibu,, ma’afkan Isman
selama ini, Isman selalu kasar dengan ibu, isman tidak memperdulikan ibu, isman durhaka dengan ibu, ma’afkan
Isman bu, Isman sekarang sudah menyadarinya, kalau ibu tak pernah marah dengan Isman dan ibu selalu sayang
dengan Isman, ma’afkan Isman buu, ma’afkan Isman “, Isman minta ampun dengan ibunya sambil menangis,
tak memperdulikan orang yang lewat melihat disekitarnya. “ Nak,, ibu sudah mema’afkan semua kesalahan
kamu,sekarang kamu jangan menangis lagi, dan syukurlah kamu sekarang sudah menyadarinya.” Kata ibunya, “
terimakasih bu,,ibu telah mema’afkan Isman, Isman janji, Isman tidak akan jadi anak nakal lagi, dan Isman akan
selalu bantu ibu, “ Janji Isman. “ Iyaaaa nak, sekarang kamu bangun dan kita pulang, “ pinta ibunya. “ Na,,
kakak juga minta ma’af dengan kamu, kakak juga banyak salah dengan kamu ma’afin kakak yaa Na ? “ Pinta
ma’af Isman dengan adiknya Isna. “ Iyaa kak, Isna juga sudah ma’afin kakak, tapi kakak jangan lagi yaa kasar
sama ibu, “ Pinta Isna. “ Iyaa Na,, kakak janji. “, jawab Isman, “ Sekarang kita pulang yaa Nak, ayo kita pulang,
sekarang kita sudah punya rumah yang nyaman, pak RT yang telah membantu kita “ kata ibu.

Setelah itu, akhirnya mereka pulang bersama dan Isman telah menyadari semua kesalahannya, terutama dengan
ibunya, dan selang beberapa hari kemajuan Isman begitu cepat dia menjadi anak yang rajin dan wataknya tak
seperti dulu lagi.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai