Anda di halaman 1dari 4

KEJUTAN SPESIAL DI HARI ULANG TAHUN IBU

BY BESSE AYU

Namaku Zulfa Turrohmah, usiaku 13 tahun. Aku anak kedua dari 3 bersaudara. Aku memiliki ayah
dan ibu yang selalu sayang sama aku. Aku juga mempunyai kakak yang sekarang ini kuliah. Ia
bernama Khoiriyatun Nisa (Nisa). Dia berumur 19 tahun. Dan aku juga memiliki adik yang masih
duduk di bangku sekolah dasar (SD). Dia bernama Achmad Zidane Yasqi Akbar, usianya 9 tahun.

Suatu ketika di pagi hari aku dan Zidane yang masih tidur tiba-tiba dibangunkan oleh ibu.
“Sayang, ayo bangun kita salat subuh berjamaah.” ucap ibu.
“Aduh ibu, aku masih ngantuk nih.” Jawab adikku, Zidane.
“Iya, nanti aja deh aku salat sendiri.” jawabku sambil nada malas.
“Hmm.. beneran nih gak mau salat subuh berjamaah? Pahalanya dapat 27 loh. Dari pada salat sendiri
cuma dapat 1.” Goda ibu

Akhirnya aku dan adik langsung bangun dan kemudian cepat-cepat mengambil air wudhu. Ibu yang
melihat tingkahku dan adik hanya tersenyum. Setelah selesai berwudhu kami pun salat subuh
berjamaah dengan di imami oleh ayah.

Selesainya salat, kami pun melakukan kegiatan seperti biasa. Dan seperti biasa, Ibu selalu
menyiapkan sarapan pagi untuk kami. Dan aku yang selesai salat langsung pergi mandi. Tetapi saat
aku mau mandi, kakak menyorobot masuk ke kamar mandi.
“Kakak, kan aku duluan yang mau masuk. Aku mau sekolah.” Omelku sambil mengetuk-ngetuk pintu
kamar mandi.
Ayah yang mendengar kemudian menghampiriku. Penasaran dengan apa yang terjadi.
“Ada apa ini kok ramai-ramai?” Tanya ayah.
“Ini nih yah, aku mau mandi eh malah diserobot sama kakak.” Jawabku sambil cemberut
“Emm.. gara-gara itu. Ya sudah kamu tunggu saja kakak kamu sampai selesai mandi. Kan dia juga
mau kuliah.”
Kakak yang mendengar percakapan kami, kemudian menyauti pertanyaan ayah.
“Nah iya, kakak juga mau kuliah pagi. Kan sekolahmu juga deket tuh, sedangkan kakak.” Jawabnya
sambil meringis.
“Udah deh kak, jangan bicara mulu, buruan mandinya aku juga mau sekolah.” Sambil nggedor-gedor
pintu kamar mandi
“iya.” Teriak kak Nisa
“Duh anak ayah ini ada-ada saja. Ya sudah ayah mau keluar baca Koran dulu. Kamu yang sabar ya
nunggu kakak kamu mandi.” jawab ayah
“Hmm.. iya.” Sambil tekuk muka
“Kok ditekuk gitu sih mukanya, senyum dong biar cantik.” Rayu ayah
Kemudian aku tersenyum tulus ke ayah
“Nah gitu dong, kan cantik. Ya sudah ayah keluar dulu ya.”
“Iya yah.”

Aku pun menunggu kakak sampai selesai mandi. setelah 15 menit kakak mandi, kakak pun selesai
dan keluar dari kamar mandi.
“Nih udah buruan masuk.” Ucap kak Nisa
“Duh lama bener.” Jawabku sambil marah
“Masih untung aku keluar dari pada aku bersemedi di kamar mandi. Udah sana masuk nanti kamu
telat lagi.” Tukas kak Nisa
“hhh.. iya iya bawel.”

Setelah itu, aku pun langsung masuk ke kamar mandi. selesai mandi aku pun langsung siap-siap.
“Bu, anterin sekolah dong.” Mintaku dengan manja
“Iya sebentar sayang.” Jawab ibu sambil tersenyum
Kemudian kak Nisa keluar dari kamar.
“Udah bareng aku aja.” Sahut Kak Nisa
“Beneran nih?” jawabku senang
“Iya buruan. Tapi nanti aku gak bisa anter kamu sampai sekolah ya.”
“Iya deh tidak apa-apa. Ayah, ibu aku berangkat dulu Assalamu’alaikum.”
“Wa’alaikumsalam.” Jawab ayah dan ibu hampir bersamaan

Di sekolah, aku melakukan kegiatan seperti biasa. Saat bel sudah berbunyi, aku pun bergegas masuk
ke kelas. Dan disaat jam pertama yaitu pelajaran IPA. Saya senang sekali karena saya ingin menjadi
dokter sehingga harus memahami tentang pelajaran IPA. Saat pelajaran IPA saya sangat konsentrasi
mengikuti pelajaran. Setelah pelajaran IPA selesai dilanjutkan pelajaran berikutnya dan sampai pada
jam terakhir yaitu pelajaran Bahasa Indonesia.

“Assalamu’alaikum.” Salam Bu Sri guru bahasa Indonesia


“Wa’alaikumsalam.” Jawab kami serempak
“Hari ini, Bu Sri mau ada rapat sebentar. Dan kalian saya beri tugas untuk membuat deskripsi atau
puisi tentang ibu. Setelah saya selesai, dan kembali ke kelas kalian harus siap membacakan di depan
kelas.” Perintah Bu Sri
“Yeyy.. baik bu.” Jawab kami dengan senang
“Ya sudah. Bu Sri tinggal kalian jangan ramai ya. Ketua kelas, kalau nanti ada anak yang keluar
bangku atau ramai kamu catat ya!”
“Siap bu.” Jawab ketua kelas dengan semangat

Setelah Bu Sri meninggalkan kelas. Kelas menjadi hening. Semuanya sibuk dengan tugas yang
diberikan oleh Bu Sri. Setelah kurang lebih 30 menit Bu Sri rapat, kemudian Bu Sri kembali ke kelas.
“Assalamu’alaikum. Bagaimana anak-anak apakah sudah selesai tugas dari bu Sri?” Tanya bu Sri
“Sudah bu.” Jawab anak-anak serentak dengan bersemangat
“Ya sudah bu Sri panggil satu-satu ya.”
Setelah itu bu Sri memanggil satu per satu teman saya. Dan kemudian nama saya pun di panggil
untuk membacakan puisi tentang seorang ibu. Dengan penuh percaya diri saya maju ke depan kelas
untuk membaca puisi.
“Saya akan membaca puisi untuk seseorang yang paling aku sayang yaitu IBU.”

“Ibu…
Selama 9 bulan kau mengandungku
Memberi kasih sayang yang tulus kepada ku
Ibu…
Engkau adalah orang yang selalu ada untukku
Selalu ada disaat suka dan duka
Selalu memberi semangat disaat aku sedang terpuruk
Selalu memberi nasihat terbaik disaat aku membutuhkannya
Ibu.. maafkan aku
Maafkan aku jika aku sering meyakitimu
Maafkan aku jika aku sering
membantah
Maafkan aku jika aku belum bisa membahagiakanmu
Maafkan aku, maafkan aku ibu
Ibu…
Aku berjanji, aku berjanji
akan membahagiakanmu dengan kerja kerasku
Ibu…
Kau segalanya untukku.”

Saat membaca puisi tersebut tak terasa air mata mengalir di pipiku. Selesai aku membaca puisi
tersebut kelas menjadi hening. Kemudian bu Sri memberi tepuk tangan sambil menghampiriku dan
memberi selamat untukku dan akhirnya semua kelas tepuk tangan. Aku yang mendengar merasa
terharu. Kemudian bel sekolah berbunyi, pertanda pelajaran sudah selesai dan boleh pulang.
Seperti biasa, selesai pulang sekolah aku langsung pulang ke rumah. Tapi di perjalanan aku teringat
sesuatu. Lusa adalah hari ulang tahun ibuku. Aku hampir lupa akan hari itu. Dengan semangat aku
percepat mengayuh sepeda.
“Assalamu’alaikum” salam ku.
“Wa’alaikumsalam.” Jawab mbak Ayu. Dia adalah karyawan ayahku yang bekerja sebagai sekretaris
ayahku.
“Mbak, ibu kemana?” tanyaku
“Ibu, lagi keluar mbak.” Jawab mbak Ayu
“Emm.. kalau kak Nisa apa sudah pulang?” tanyaku lagi
“Sudah mbak, lagi di kamar mungkin.”
“Ya sudah terima kasih.”
“Sama-sama.” Jawab mbak Ayu sambil tersenyum

Kemudian aku langsung ganti pakaian dan menghampiri kak Nisa yang lagi di kamar.
“Kak.” Sapaku
“Hmm. Ada apa?” jawab kak Nisa
“Gini, lusa kan ibu ulang tahun tuh kita bikin kejutan yuk.”
“Loh iya, ibu kan lusa ulang tahun. Aduh hampir lupa aku. Makasih ya dik, sudah ingetin kakak.”
Jawab kak Nisa sambil kaget
“Duh nggak usah lebay deh. Terus gimana nih kita kasih kejutan ya untuk ibu.” Pintaku
“Hmm.. iya deh. Ya sudah habis ini kita pesan kue untuk ibu dan paginya kita langsung kasih surprise
untuk ibu, gimana?” jawab kak Nisa
“Ide bagus.” Sahut ayah yang tiba-tiba masuk ke kamar kak Nisa
“Ayah setuju juga?” jawabku kaget
“Iya dong, kan untuk ibu.” Jawab ayah semangat
“Yeay. Ok deh kakak mau ganti baju dulu mau pesen kue.” Jawab kak Nisa sambil berdiri dari tempat
tidur
“Aku ikut ya.”
“Iya deh buruan ya.”
“Iya, ini sudah siap. Aku tunggu diluar ya.”
“Iya.”

Setelah itu, aku dan kakak membeli kue untuk ibu dan sekalian membeli kado. Lusa kemudian ibuku
ulang tahun. Dan hari itu juga aku, kakak, dan adik libur sekolah. Aku tidak sabar memberi kejutan
special untuk ibu. Sebelum kami memberi kejutan, kami bagi tugas untuk membersihkan seisi rumah.
Sehingga saat ibu bangun ia senang melihat seisi rumah sudah bersih dan diberi kejutan oleh kami.

Selesai membersihkan seisi rumah, kami mempersiapkan kue dan kado ulang tahun untuk ibu. Kami
pun menunggu di depan pintu kamar ibu. Kemudian “jegrek” begitulah bunyi pintu saat di buka. Dan…
surprise. Kami pun menyanyikan lagu ulang tahun untuk ibu. Setelah itu kami memberi selamat untuk
ibu. Yang pertama adalah ayah, kakak, adik, dan yang terakhir aku.
“Happy birthday istriku sayang. Semoga engkau menjadi istri yang sholehah, diberi kesehatan oleh
Allah, tambah cantik, tambah sayang sama ayah dan anak-anak.” Ucap ayah sambil mencium kening
ibu
“Happy birthday ibuku sayang. Semoga ibu selalu diberi kesehatan oleh Allah, diberi kesabaran saat
memberi nasihat untuk anak-anakmu yang terkadang masih bandel, selalu menjadi ibu yang sholehah
yang baik hati, selalu sayang kepada kami. Maafkan aku bu, jika aku sering membuat ibu marah. Tapi
kali ini aku janji tidak akan nakal lagi. Selalu nurut sama omongan ayah dan ibu. Aku sayang kalian.”
Ucapku sambil memeluk ayah dan ibu dan mencium pipi mereka.

Ibu yang mendapatkan kejutan special tersebut tak kuasa menahan tangis karena terharu.
“Terima kasih sayang, terima kasih. Semoga allah mengabulkan doa kalian. Untuk zulfa, ibu sudah
memaafkanmu nak. Sebelum kamu minta maaf kepada ibu, ibu sudah memaafkanmu. Dan semoga
niatmu untuk menjadi anak baik di kabulkan oleh allah. Aamiin.” Ucap ibu sambil memeluk kami.

Dan kemudian hari itu menjadi hari yang special untukku. Hari yang tidak terlupakan. Karena aku dan
keluarga memberi kejutan special untuk ibu.

Anda mungkin juga menyukai